Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN INDIVIDUAL

PELAKSANAAN PLP-KKN INTEGRATIF

Disusun Oleh :
Nama : Dhevi NurSafitri
NIM : 18104030055
Prodi : PIAUD
Lokasi : TK MASYITHOH KARANGMOJO
Alamat Lokasi : Karangmojo , Trirenggo , Bantul
DPL : Eko Suhendro,M.Pd

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2021

i
PENGESAHAN
Bismillahirrahmanirrahim

Setelah diadakan pengarahan, koreksi dan perbaikan seperlunya terhadap


Laporan Individual Pelaksanaan PLP-KKN Inegratif Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Tahun 2021 yang disusun oleh :

Nama : Dhevi NurSafitri


NIM : 18104030055
Prodi : PIAUD
Lokasi : TK MASYITHOH KARANGMOJO
Alamat Lokasi : Karangmojo , Trirenggo , Bantul

Maka dipandang telah memenuhi persayaratan untuk diajukan kepada


Panitia PLP-KKN Inegratif

Demikian pengesahan ini kami berikan agar dapat dipergunakan


sebagaimana mestinya

Yogyakarta, 2021

Dosen Pembimbing Lapangan

Eko Suhendro,M.Pd

ii
DAFTAR ISI
LAPORAN PLP KKN JENIS KUALITATIF

LAPORAN INDIVIDUAL............................................................................i
PELAKSANAAN PLP-KKN INTEGRATIF.............................................i
PENGESAHAN............................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................- 4 -
Pendahuluan.............................................................................................- 4 -
A. Latar Belakang Masalah..............................................................- 4 -
B. Rumusan Masalah...........................................................................- 7 -
BAB II.......................................................................................................- 8 -
Pembahasan..............................................................................................- 8 -
A. Kerangka Teori.............................................................................- 8 -
1. Pembelajaran PAI Anak Usia Dini dan Tujuannya..............- 8 -
2. Perkembangan Kognitif Anak Usia 4-5 Tahun....................- 10 -
B. Metode Laporan..........................................................................- 14 -
1. Jenis Laporan..........................................................................- 14 -
2. Tempat dan Waktu Laporan.................................................- 14 -
3. Subjek Laporan.......................................................................- 14 -
4. Teknik Pengumpulan Data.....................................................- 16 -
5. Teknik Analisis Data...............................................................- 17 -
6. Teknik Keabsahan Data.........................................................- 18 -
7. Pembahasan dan Kesimpulan................................................- 19 -
BAB III....................................................................................................- 20 -
Penutup...................................................................................................- 20 -
A. Kesimpulan..................................................................................- 20 -
LAMPIRAN – LAMPIRAN..................................................................- 21 -
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................- 25 -

iii
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PAI MELALUI GURU
KHUSUS TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF
ANAK UNTUK KELOMPOK A DI TK MASYITHOH
KARANGMOJO

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah


Sebuah lembaga pendidikan TK diberbagai daerah memiliki
keunikan dan ciri khasnya yang berbeda- beda , terutama TK
Masyithoh Karangmojo. TK yang berdiri sejak tahun 1990, dibawah
naungan Yayasan Muslimat ranting Trirenggo. Tokoh yang paling
berjasa dalam membidangi lahirnya TK Masyithoh Karangmojo
adalah Almh Ibu Hj. Chamdani . Awal berdirinya sekolah belum
memiliki fasilitas yang memadai dan layak untuk bisa dikatakan
sekolah , sehingga belum mendapatkan ijin . Dimana pada awal
pembagunan mempunyai 10 siswa dalam 1 kelas , dengan lambat
tahun mengalami banyak perubahan yang pesat karena adanya
donatur , bantuan untuk keberlangsungan pembangunan TK. Sampai
saat ini TK Masyithoh Karangmojo yang terletak di pinggir jalan
raya dengan bangunan menghadap ke arah barat. Telah memiliki
pendopo , 4 ruang kelas , kantor , 2 kamar mandi , dapur , ruang
parkir , perpustakaan , taman bermain dsb. Saat ini terdapat 4 guru
dan 1 kepala sekolah yang bernama W.,S.Pd.AUD , dengan model
pembelajaran sudut serta mempunyai 1 guru khusus pendamping
pembelajaran pendidikan islam untuk anak usia dini.
Anak usia dini dikatakan sebagai masa emas atau golden age
dimana semua potensi dapat gali ,dikerahkan dan dikembangkan

4
semaksimal mungkin.Baik dari segi Agama dan moral , Sosial dan
emosional ,Fisik-motorik,Kognitif,Bahasa dan Seni.Terutama
Pendidikan Agama selayaknya diajarkan sejak dini mulai dari
pembiasaan yang sederhana dan kecil. Kegiatan pendidikan tersebut
dimulai dalam keluarga,sejak anak dalam kandungan (prenatal)
sampai telah lahir (postnatal). Keluarga merupakan bagian
terpenting bagi anak dan termasuk lingkungan pertama anak untuk
mendapatkan pendidikan agama,karena orang tua merupakan guru
pertama dan utama anak usia dini.Selain keluarga pendidikan agama
juga didapatkan dalam masyarakat dan sekolah.1
Sekolah sebagai tempat pendidikan formal berkewajiban
untuk mengajarkan dalam pendidikan agama sejak anak menempuh
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman Kanak-Kanak
(TK).Pendidikan agama untuk anak usia dini dapat diarahkan guna
menstimulasi,membimbing,mengasuh dan menawarkan aktivitas
pembelajaran yang mampu menghasilkan pemahaman pada
anak.Kemampuan dan keterampilan sebagai pondasi bagi keimanan
mereka agar kelak tumbuh menjadi pribadi yang utuh.Dengan kata
lain,pendidikan agama juga menargetkan 3 aspek perkembangan
anak berupa: kognitif,afektif dan psikomotorik.Artinya pendidikan
agama didapat anak harus mencakup unsur pemberian
edukasi,pengetahuan,kemampuan mempraktekkan dan kecakapan
yang tumbuh sebagai kebiasaan positif anak.
Tidak ada keraguan bahwa pendidikan agama yang diperoleh
sejak usia dini akan memberikan pengaruh terhadap perkembangan
agama anak di jenjang sekolah selanjutnya. Sehingga pentingya
pengetahuan dan pengenalan pendidikan islam anak usia dini
dilaksanakan supaya anak saat sudah beranjak dewasa dapat
mengamalkan , menerapkan ajaran islam dengan baik. Dalam
pengenalan ajaran islam di sekolah sebagai pendidik mempunyai
peranan yang sangat urgent,keberhasilan pembelajaran tergantung
1
Mahdi M Ali, ‘PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI ANAK USIA DINI Mahdi
M. Ali Dinas Sosial (Panti Asuhan Nirmala) Kota Banda Aceh’, 1.July (2015), 190–215.

5
pada sosok seorang guru. Karena guru adalah agen of change
disamping itu sebagai guru mampu menciptakan suasana belajar
yang nyaman,menyenangkan dan juga tidak membosankan. Guru
dapat menjadi media yang dapat membawa anak didik untuk aktif,
dalam kegiatan proses belajar mengajar. seorang guru akan selalu
mengahadapi tantangan dalam pembelajaran pendidikan islam
khususnya terhadap anak usia dini. 2
Hambatan yang dialami guru dalam pembelajaran pendidikan
islam anak usia dini adalah adanya tuntutan ke ranah kognitif, jadi
guru lebih fokus pada pengetahuan (kognitif) atau hasil akhir.Tanpa
mementingkan proses keterlibatan siswa dalam belajar.Selain itu di
era jaman modern saat ini guru diharapkan dapat memiliki ide yang
kreatif agar pembelajaran dapat berkesan untuk anak , melalui media
– media pembelajaran seperti alat peraga , media tempel ,gambar
lambang keNuan,iqra,juzama,media gambar hadits-
hadits,penyampaian cerita kisah para nabi , nyanyian/lagu dsb.
Semua itu adalah cara dan proses penyampaian materi keagamaan
islam pada anak supaya sedikit demi sedikit materi dapat
tersampaikan walaupun anak belum mengetahui maknanya.

Dalam menanamkan nilai ajaran Islam dapat tersampaikan


dan diamalkan anak usia dini tidaklah mudah. Apalagi dalam
merealisasikannya harus menggunakan strategi yang tepat

Sehingga berdasarkan hasil pengamatan terhadap kegiatan


perkembangan untuk menunjang kognitif anak usia dini d TK
Masyithoh Karangmojo ditemukan beberapa problematika yaitu
ditemukan beberapa peserta didik yang belum mampu menangkap ,
mengolah , menghafalkan ,apa yang disampaikan guru menegenai
pendidikan islam karena cara yang digunakan pengajar terbilang
masih kuno atau menggunakan pembelajaran yang berpusat pada
guru.

2
Jamiluddin Yacub, Nur Indahsari, and Ermanita Permatasari, ‘PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
( PAI ) PADA ANAK USIA DINI DI RAUDHATUL ATHFAL ( RA ) DARUL HUDA’, 2021, 109–28.

6
Dari hasil pengamatan dilakukan di TK Masyithoh
Karangmojo selama pelaksanaan Praktek Pengalaman Lapangan
(PPL) tersebut diatas,sehingga peneliti merasa perlu melakukan
penelitian mengenai Hambatan pembelajaran PAI yang
menggunakan guru pendamping khusus / guru PAI anak usia dini.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana media yang digunakan guru dalam pendidikan islam
di TK Masyithoh Karangmojo ?
2. Bagaimana hambatan dari pembelajaran PAI yang memiliki guru
khusus terhadap perkembangan Kognitif anak ?

7
BAB II
Pembahasan

A. Kerangka Teori
1. Pembelajaran PAI Anak Usia Dini dan Tujuannya

Pembelajaran merupakan inti dari proses belajar dan proses


pendidikan tercapai. Dalam proses pembelajaran dapat terjadi
dengan adanya interaksi atau hubungan antara guru ,siswa dan
materi yang akan disampaikan. Interaksi dari ketiga komponen
tersebut melibatkan berbagai aspek lain, seperti ; media
belajar,lingkungan ,metode pembelajaran dan sebagainya , sehingga
mampu melahirkan proses pembelajaran guna mencapai suatu tujuan
yang telah dirumuskan sebelumnya. Ini dapat bermakna bahwa
proses dari pembelajaran membutuhkan komunikasi efektif dan baik
anatara guru dengan siswa yang memunculkan dua kegiatan
sekaligus : kegiata mengajar dan kegiatan belajar.

Pengertian pembelajaran dapat dipahami dari segi etimologi


(bahasa) dan terminologis (istilah). Secara Etimologi “Pembelajaran
adalah terjemahan dari kata intruction yang berarti upaya untuk
membelajarkan seseorang atau kelompok orang melalui berbagai
upaya (effort) dan berbagai strategi,metode dan pendekatan ke arah
pencapaian tujuan yang ditetapkan. Sedangkan dalam bahasa Arab
pembelajaran berasal dari kata darrasa-yudarrisu-tadri’s bermakna
3
pembelajaran. Menurut istilah “Pembelajaran interaksi antara
murid dan guru dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan.Dari kutipan diatas dapat dipahami
bahwa Pembelajaran atau tadri’s adanya interaksi secara individu
atau kelompok dalam prosesnya melalui berbagai strategi,metode

3
Heri Gunawan, Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung:
Alfabeta, 2012), h. 108.

8
dan pendekatan serta untuk meningkatkan skill atau kemampuan
siswa dan perbaikan moral guna mencapai tujuan pendidikan.

Pembelajaran dapat juga menjadi motivasi bagi peserta didik


untuk melakukan aktivitas belajar secara mandiri yang bersifat
eksternal di luar kelas. Proses pembelajaran sesungguhnya berusaha
menumbuh kembangkan anak untuk menjadi manusia seutuhnya
agar bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. Perkembangan dan
pertumbuhan anak ini dapat dilihat dari tiga dimensi pendewasaan
mencakup: Aspek kognitif (kemampuan siswa), aspek afektif
(berhubungan dengan perasaan, emosi, sistem nilai dan sikap hati
attitude), aspek psikomotor (penerapan) Dimensi psikomotor
merupakan realisasi dari hasil pengetahuan (kognitif) dan sikap atau
pengalaman (afektif) yang diperoleh peserta didik selama proses
pembelajaran.

Aspek ini berkaitan dengan kecakapan (skill) yang didapat


murid melalui proses panjang pembelajaran sehingga membutuhkan
kesabaran tinggi peserta didik dalam mengembangkan
kemampuannya. Ia merupakan penerapan keterampilan yang didapat
dari kegiatan belajar, misalnya keterampilan dalam menggunakan
bermacam alat bengkel, keterampilan berbicara di depan umum,
kecakapan melaksanakan salat, keterampilan kaligrafi dan
kecakapan bermain bola kaki. Pengetahuan tentang materi PAI
berkaitan dengan tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam
karena materi itu merupakan penjabaran tujuan pembelajaran
termasuk bagi anak usia dini. Karena itu setiap guru harus
memahami dan menghayati tujuan PAI agar ia dapat menjalankan
tugas dan fungsinya demi pencapaian hasil. Kalau tidak ia akan
mengalami kegagalan

Maka pembelajaran PAI urgent diajarkan pada anak. Melalui


pembelajaran PAI , Kepribadian anak dibentuk untuk melakukan
perbuatan terpuji dan berakhlak mulia. Hal ini didasari materi-materi

9
keagamaan yang terdapat dalam materi PAI kontekstual terhadap
perkembangan moral dan agama anak usia dasar. Keadaan pandemi
akibat Virus corona yang mewabah dunia saat ini, menyebabkan
pembelajaran formal ditutup bagi anak usia dini, meskipun beberapa
sekolah menerapkan kebijakan pergantian hari belajar antarjenis
kelamin dan mengundang anak belajar ke rumah guru. Akan tetapi
secara umum pembelajaran formal tidak berjalan dengan kondusif
seperti masa normal.

Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa materi


PAI berfungsi sebagai sarana dalam membina kesadaran bagi anak
didik dalam mengenal dirinya sehingga ia dapat mengenal
Tuhannya. Wujud dari kesadaran diimplementasikan dalam bentuk
beribadah kepada Allah SWT dalam usaha mencapai kebahagiaan
hidup di dunia dan di akhirat. PAI juga berfungsi untuk
mendekatkan jiwa anak dengan hukum-hukum Islam yakni melalui
pembiasaanpembiasaan yang dapat dipraktekkan anak baik di
sekolah maupun dalam keluarga dan kehidup bermasyarakat4

2. Perkembangan Kognitif Anak Usia 4-5 Tahun

Perkembangan kognitif pada setiap tahapan usia memiliki


perubahan yang berbeda pada anak. Banyak orang menganggap
bahwa perkembangan dan pertumbuhan itu memiliki makna yang
sama , namun itu tidak benar. Dalam buku yang berjudul Child
Development,Elizabeth Bergner Hurlock mengatakan bahwa :

“Growth refers to quantitative changes increases in size and


structure. Not only does the child become larger physically, but the
size and structure of the internal organs and the brain increase. As a
result of the growth of the brain, the child has a greater capacity for
learning, for remembering, and for reasoning. Development refers
to qualitative and quantitative change”5
4
Ibid hal.194-195
5
Elizabeth Bergner Hurlock, Child Development (Japan: McGraw-Hill, 1983), 22-23.

10
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kognitif adalah kegiatan
atau proses memperoleh pengetahuan (termasuk kesadaran, perasaan
dan sebagainya) atau usaha mengenali sesuatu melalui pengalaman
sendiri. Sementara itu, menurut Chaplin dalam Dictionary of
Psychology, “Kognitif adalah konsep umum yang mencakup semua
bentuk pengenal, termasuk di dalamnya mengamati, melihat,
memperhatikan, memberikan, menyangka, membayangkan,
memperkirakan, menduga, mengingat dan menilai.”6

Dalam perkembangan selanjutnya,istilah dari kognitif menjadi


populer sebagai salah satu domain atau ranah psikologis manusia
yang meliputi setiap kejadian , perilaku mental yang berhubungan
dengan pemahaman,pertimbangan,pengolahan informasi,pemecahan
masalah,kesengajaan,keyakinan dan ingatan. Selanjutnya,kognitif
sering kali diartikan sebagai kecerdasaan daya nalar atau berpikir.
Kognitif adalah pengertian yang luas mengenai pola berpikir dan
mengamati sehingga akan muncul tingkah laku yang mengakibatkan
orang memperoleh pengetahuan atau yang dibutuhkan untuk
menggunakan pengetahuan (Patmodewo,2003:27).

Sujiono (dalam Khadijah, 2013) mengungkapkan bahwa anak


usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun. Usia
dini merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan
karakter dan kepribadian anak. Sebagaimana yang dikemukakan
oleh Plato seorang ahli filsafat dalam Jamaris bahwa waktu yang
paling tepat mendidik anak adalah sebelum usia 6 tahun. Hal ini
diperkuat dengan pendapat yang dikemukakan oleh Cekoslavia yang
bernama Jhon Amus Comenius dalam Jamaris bahwa pendidikan
telah dimulai sejak anak berada dalam pangkuan ibunya (Jamaris,
2005: 1). Lebih rinci Montessori dalam Hainstock (1999:10-11).
mengungkapkan bahwa masa ini merupakan periode sensitif
(sensitive periods), selama masa inilah anak secara khusus mudah
menerima stimulus-stimulus dari lingkungannya.
6
Mendiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2000), 579.

11
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perkembangan
kognitif anak usia dini adalah kemampuan cara berpikir anak usia
dni dalam memahami lingkungan disekitar. Sehingga pengetahuan ,
pengalaman anak akan bertambah. Artinya dengan kemampuan
berpikir tersebut anak dapat mengeksplorasikan dirinya sendiri,orang
lain, hewan , dan tumbuhan,serta berbagai benda yang ada
disekitarnya serta mereka dapat memperoleh berbagai pengetahuan
tersebut.

Tahapan perkembangan otak jika dlihat perusia anak yang


tentunya setiap menginjak usianya semakin tumbuh dan berkembang
pasti mengalami perubahan Karena telah dibicarakan pada awal
bahwa seluruh potensi anak dapat dikembangkan, dikerahkan
semaksimal anak dari berbagai aspek.

Usia anak Perkembangan otak


0-2 tahun - Usia ini masa anak masih
sangat bergantung pada
orang dewasa
- Harus banyaknya
stimulasi , jaringan ,
koneksi dari orang
terdekat anak
- Indera pertma kali yang
berfungsi dengan baik
adalah pendengaran. Dan
diikuti peraba,perasa dan
indera penglihatan
berproses cukup lama
2-3 tahun - Dapat dkatakan otaknya
melakukan lompatan
kognitif yang luar biasa
- Anak mulai berpikir
tentang semua yang

12
diperolehnya
- Mulai banyak pertanyaan
yang diajukan oleh anak
- Anak dapat berpikir
simbolik
- Dapat mengurutkan ,
menghitung ,
mengelompokkan
- Kemampuan mengingat

Usia 3-4 tahun - Anak sudah mampu


berpikir lebih halus dan
luas
- Mampu berpikir simbolik
dengan menggunakan
konsep-konsep yang
abstrak
- Dapat mengingat
kejadian/ peristiwa yang
terjadi
Usia 4-6 tahun - Susunan koneksi
syarafnya sudah berfungsi
dengan baik dapat
mengkoordinasikan otak
dengan gerak

Dari perkembangan otak tersebut tentu ada hal yang


mempengaruhi perkembangan pada anak yaitu :

1. Faktor Hereditas
2. Fator Lingkungan

B. Metode Laporan

13
1. Jenis Laporan
Dari permasalahan diatas sehingga peneliti
menggunakan Jenis penelitian pada laporan ini adalah
menggunakan pendekatan Kualitatif , dengan desain metode
deskriptif.
Menurut Williams (2008) penelitian kualitatif
berbeda dengan penelitian lainnya dalam beberapa hal.
Dalam hubungan ini, Williams menyebutkan dalam tiga hal
pokok yaitu (1) pandangan-pandangan dasar (axioms)
tentang sifat realitas, hubungan peneliti dengan yang diteliti,
posibilitas penarikan generalisasi, posibilitas dalam
membangun jalinan hubungan kausal, serta peranan nilai
dalam penelitian. (2) karakteristik pendekatan penelitian
kualitatif itu sendiri, dan (3) proses yang diikuti untuk
melaksanakan penelitian kualitatif7

2. Tempat dan Waktu Laporan


Lokasi penelitian ialah tempat yang digunakan
peneliti untuk memperoleh pokok permasalahan yang
terjadi , data dan informasi Di TK Masyithoh Karangmojo
yang berada d Desa Karangmojo ,Trirenggo , Bantul , Daerah
Istimewa Yogyakarta. Waktu dilakukannya Selama 2 bulan
mulai tanggal 27 september – 09 Oktober 2021 dengan
kurang lebih 6 kali praktek mengajar di kelas.

3. Subjek Laporan
Subjek penelitian yaitu sumber subjek dari tempat mana data
bisa didapatkan yaitu :

No Subjek
a. W.,S.Pd.AUD ( Kepala Sekolah )
b. S.A,S.Pd.I ( Guru PAI )

7
Hardani Hardani and others, Buku Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif, 2020.

14
c. 4 Peserta Didik ( Kelas A )
d. Walimurid

a. Kepala Sekolah

Kepala sekolah adalah seorang yang memimpin ,


mengayomi suatu sekolah tersebut dan mengetahui
banyak informasi berkaitan dengan sekolah, terlebih
dengan program mengembangkan terkait profil
lembaga, visi, dan misi Lembaga di TK Masyithoh
Karangmojo. Oleh karena itu, kepala sekolah adalah
seorang yang tepat untuk dijadikan sebagai informan
dalam penelitian.

b. Guru pendamping PAI


Guru pendamping khusus PAI adalah
informan yang menjadi sumber dari pokok terkait
permasalahan yang terjadi guna untuk memeproleh
informasi dan data , mengenai proses pembelajaran
PAI anak usia dini.
c. Wali murid
Wali murid dapat dijadikan informan
penelitian untuk memperoleh informasi mengenai
proses mengingat dan menghafal yang diperoleh dari
pembelajaran disekolah dan juga aspek
perkembangan anak khususnya pada perkembangan
kognitif .
d. Peserta didik kelompok A
Untuk mengetahui perkembangan kemampuan
perkembangan Kognitif pada anak kelompok A.

4. Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini
adalah:

15
a. Observasi
Metode observasi adalah metode yang
menggunakan suatu teknik dengan cara
mengumpulkan data dengan mengadakan pengamatan
terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.8 Dengan
melakukan observasi peneliti dapat mengetahui dan
mendapatkan informasi secara langsung dengan
pengamatan sendiri. Kemudian peneliti dapat
menyimpulkan hasil dari pengamatan tersebut.
b. Wawancara
Wawancara atau interview merupakan pertemuan dua
orang atau lebih untuk bertukar ide dan informasi melalui
tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna
dalam suatu topik tertentu. Wawancara digunakan untuk
teknik pengambilan data apabila peneliti ingin melakukan
studi pendahuluan dalam mengemukakan permasalahan
yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden lebih mendalam.9
c. Dokumentasi
Sejumlah besar data dan fakta tersimpan dalam bahan
yang berbentuk dokumentasi. Dokumentasi merupakan
suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun
sumber-sumber dilapangan yang berkaitan dengan
masalah yang sedang diteliti, baik berupa dokumen
tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen-dokumen
dipilih berdasarkan tujuan dan fokus masalah penelitian.
Sugiyono mengemukakan bahwa dokumentasi adalah

8
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Cet. VIII, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2012), hal. 220.

9
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Cet. XXIII, Bandung:
ALFABETA CV, 2016), hal. 231.

16
catatan peristiwa yang sudah berlalu dalam bentuk
tulisan, gambar, atau karya monumental dari seseorang.10

5. Teknik Analisis Data


Menurut Mathew B. Miles, psikologi perkembangan dan
Michael Huberman ahli pendidikan dari University of
Geneva, Switzerland, (Miles dan Huberman, 1992) analisis
kualitatif, data yang muncul berwujud kata-kata dan bukan
rangkaian angka. Analisis menurut Miles dan Huberman
(1992) dibagi dalam tiga alur kegiatan yang terjadi secara
bersamaan. Ketiga alur tersebut adalah (1) reduksi data (data
reduction); (2) penyajian data (data display); dan (3)
penarikan simpulan.Analisis data kualitatif memiliki sifat
induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh
dan selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis. Proses
analisis data ini dilakukan sebelum memasuki lapangan,
selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Namun
pada kenyataannya, analisis data kualitatif ini berlangsung
selama proses pengumpulan data dari pada setelah selesai
pengumpulan data.11
a. Reduksi Data
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup
banyak, oleh sebab itu perlu dicatat secara teliti dan rinci.
Mereduksi data adalah kegiatan merangkum, memilih
hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting dan
mencari tema dan polanya. Data yang telah direduksi
akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan
memudahkan untuk melakukan pengumpulan data.
b. Penyajian Data

10
Ibid,hal.240
11
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Cet.XXIII, Bandung:
ALFABETA CV, 2016), hal. 245

17
Pemaparan data dapat dilakukan dalam bentuk table,
grafik, phie chard, pictogram dan sejenisnya. Melalui
penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan,
tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin
mudah dipahami. Miles dan Huberman menyatakan
bahwa dalam penelitian kualitatif yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian
adalah dengan teks yang bersifat naratif.
c. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan hasil penelitian
yang menjawab fokus penelitian berdasarkan hasil
analisis data. Simpulan ini disajikan dalam bentuk
deskriptif objek penelitian dengan berpedoman pada
kajian penelitian.

6. Teknik Keabsahan Data


Uji keabsahan data terhadap data hasil penelitian
kualitatif antara lain dilakukan dengan perpanjangan
pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian,
triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus
negatif, dan membercheck. Dalam memperoleh keabsahan
data penelitian ini menggunakan teknik triangulasi, yaitu
teknik pemeriksaan data dari berbagai sumber dengan
berbagai cara dan waktu. Peneliti menggunakan teknik
triangulasi karena peneliti mengumpulkan data yang
sekaligus menguji kredibilitas data yaitu mengecek
kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data
dan berbagai sumber data. Pada penelitian ini, peneliti
menggunakan triangulasi data.
Triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data
dengan memanfaatkan sesuatu yang lain dari luar data untuk
keperluan pengecekan data atau sebagai pembanding data12.
12
Lexy J. Moeleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004),
hal. 330.

18
Teknik triangulasi yang digunakan adalah membandingkan
data hasil pengamatan dari data hasil wawancara,
membandingkan apa yang dikatakan secara pribadi, dan
membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen
yang berkaitan.

7. Pembahasan dan Kesimpulan


Dalam pembelajaran PAI Anak usia dini di TK
Masyithoh karangmojo dalam memberikan materi pada anak
masih terpaku mengunakan cara- cara yang dibilang cukup
kuno / lama. Dengan menggunakan Bidang perkembangan
audio ( mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru )
pada saat dilakukan tatap muka . Dan media – media yang
digunakan sehingga anak dapat mengingat apa yang
disampaikan oleh guru secara berproses pun dibilang sudah
cukup baik. Tetapi pada saat bercerita mengenai Nabi dan
Rasul guru tidak memaparkan gambar atau video sehingga
anak memiliki imajinasi serta bayangan mengenai cerita
tersebut.
A. Pengertian Media – media pembelajaran PAI Anak Usia Dini
Kata dari media merupakan jamak dari medium yang artinya
pengantar atau perantara yang digunakan oleh komunikator
untuk menyampaikan pesan kepada komunikasi dalam mencapai
efek tertentu.
Kata media berasal dari bahasa latin “medio” diartikan
sebagai antara. Secara khusus kata tersebut dapat diartikan
sebagai alat komunikasi yang dgunakan untuk membawa ,
menyampaikan informasi dari satu sumber kepada penerima.
Apabila dikaitkan dengan pembejalaran media ialah sebagai alat
untuk membawa informasi berupa materi ajar drai guru kepada
murid sehingga murid menjad lebih tertarik untuk mengikuti
kegiatan pembelajaran. Menurut Ibrahim.dkk (2006) menyatakan
bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dgunakan

19
untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran) sehingga dapat
merangsang perhatian,minat,pikiran dan perasaan siswa dalam
kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Jadi , dapat dilihat bahwa pentingnya media yang digunakan
dalam pendidikan guna untuk mencapai pembelajaran yang
diharapkan. Dan perlu diingat bahwa peranan media tidak akan
efektif apabila penggunaanya tidak sejalan dengan isi dan tujuan
dari pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya. Ketika
mengacu pada ragam media yang dapat digunakan di sekolah
terutama pendidikan anak usia dini media menjadi hal yang
dinanti oleh anak. Karena media dan atau materi pengajaran dan
pembelajaran serta teknologi yang saat ini tersedia, tergantung
pada konteksnya. Tentu ada banyak jenis yang dapat digunakan
mulai dari yang paling konvensional seperti mislanya papan
tulis, gambar,buku dan jenis – jenis model samapai kepada video
VCD,DVD,Komputer,laptop yang ditayangkan melalui
proyektor. 13
Jenis – jenis media yang dapat digunakan untuk proses
penyampaian materi pada pembelajaran PAI anak usia dini.
Heinich, Molenda, Russell, dan Smaldino (2002)
mengelompokkan media pembelajaran ke dalam beberapa jenis,
yaitu (1) bahan cetak, (2) visual, (3) audio, (4) video, (5)
komputer, (6) multimedia, (7) Internet dan Intranet. Dari ke tujuh
jenis media tersebut akan beberapa saja yang dibahas dan yang
banyak digunakan di sekolah dalam pendidikan anak usia dini
yaitu :
a. Bahan Cetak : media sederhana yang mudah didapat
, relatif murah serta dapat ditemukan dimana saja dan
kapan saja seperti ; brosur , pamflet , modul , lembar
kerja siswa ,dan hanout bagian dari media cetak. Namun ,

13
U Kustiawan, PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI (Penerbit
Gunung Samudera [Grup Penerbit PT Book Mart Indonesia], 2016)
<https://books.google.co.id/books?id=gpYqDwAAQBAJ>.

20
dalam konteks ini karena anak usia dini , anak akan
mengamati dan mennayakan dari apa yang dilihat pada
gambar. Gambarnya pun terutama yang cukup tampak
besar dan menarik untuk anak.
b. Visual : Media visual ini menggunakan indra
penghlihatan saja.sehingga dapat dibagi menjad dua
kompenen yaitu nonprojek dan projek. Nonprojek
mencakup gambar,tabel,grafik,poster dan kartun.
Sedangkan projek berupa kamera,OHP,gambar
digital,DVD-rom dll.
c. Audio : jenis yang hanya menggunakan indra
pendengaran saja.berupa kaset , CD , MP3/MP4. Media
yang cukup murah , fleksibel dan mudah dibawa kemana-
mana. Misalnya dimasa pandemi seperti ini guru
mengirimkan voice note berupa hafalan surat / doa / lagu
lalu dkirim digrup sehingga anak – anak dapat dengan
mudah memutar ulang rekaman tersebut.
d. Video : Berasal dari bahasa latin yang artinya “saya
melihat” , Video adalah gambar yang bergerak yang
direkam pada tape atau CD yang setiap bentuknya
berbeda ukurannya, bentuknya, kecepatannya, metode
perekaman, dan mekanisme kerjanya.Seperti; DVD
player,videodisc,internet video.
e. Multimedia : Media campuran berupa
teks,suara,video,animasi,gambar untuk menyajikan
informasinya. Dapat dicontohkan yang bermanfaat untuk
anak Film Animasi Nusa & Rara yang mengaitkan
mengenai pembelajaran PAI anak usia dini.
f. Media pameran : media ini semacam media cetak , media
ini bermacam – macam seperti benda-benda tiruan dan
benda realita ( nyata). Contoh dalam dunia pembelajaran

21
PAI anak usia dini ; tiruan tempat ibadah ,tiruan orang
gerakan sholat, tiruan ka’bah dsb. 14
B. Hambatan dalam pembelajaran PAI Anak Usia Dini
a. Konsentrasi dan kefokusan anak : Anak usia dini bukanlah
anak sekolah dasar yang diam,fokus,dan mendengarkan
materi pemebalajaran dengan waktu yang lama. Namun
mereka memiliki konsentrasi dan kefokusaanya tidak
bertahan lama bahkan hanya sekitar 15 menit lamanya.
Sehingga sebagai guru pendamping khusus PAI harus pandai
mengelola waktu agar tujuan dari materi tersampaikan pada
anak.
b. Penguasaan Teknologi yang kurang : Pembelajaran dapat
menarik minat anak melalui video-video animasi
pembelajaran yang dibuat oleh guru. Tidak semua guru dapat
mengelola dan menggunakan teknologi untuk saat ini, tetapi
dituntut harus kreatif. Seperti dalam materi pembelajaran
PAI pasti akan ada materi bercerita, dimana seorang dituntut
untuk membuat video animasi bercerita yang menarik untuk
anak.15
c. Pembiasaan : Pembiasaan tidak hanya dilakukan pada saat
anak disekolah , akan tetapi pembiasaan dilakukan sejak anak
hadir , tumbuh dan berkembang di keluarga tersebut.
C. Hasil Wawancara
1. Peserta didik
a. Ananda : Inisial anak AN
Walimurid : OK
Ananda AN anak yang lincah,suka bertanya,suka
bernyanyi,pemberani,dan suka membantu temannya. Dari hasil
pemamparan ibunya “Perkembangan anak saya dalam
pembelajaran PAI lebih mudah mengingatnya , dan
14
Muhammad Yaumi, ‘Ragam Media Pembelajaran’, 2017, 21–44.
15
‘Pendidikan Agama Islam Pada PAUD_TK Dan Tantangan Pandemi’
<https://kemenag.go.id/read/pendidikan-agama-islam-pada-paudtk-dan-tantangan-
pandemi-wk4pz>.

22
penyampaian materi serta video sudah tepat. Dan lebih suka
penyampaian dalam bentuk video karena orangtua juga dapat
belajar bersama”.
b. Ananda : Inisial anak SC
Walimurid : MG

Ananda SC merupakan anak yang aktif,suka mencoba hal


baru,rapi,teliti,menyukai kegiatan menggambar dan mewarnai
,dalam menghafal doa dan surat cukup mudah mengingatnya.
Dari pemaparan orangtua anak “Video dan audio sudah bagus ,
dapat di ulang berkali-kali . Hambatannya kalau Annda sudah
bermain dengan temannya sulit untuk menghafalnya namun juga
mudah untuk diajak belajarnya”

c. Ananda : Inisial anak AL


Walimurid : N

Ananda AL merupakan anak yang lembut,


bertanggungjawab,suka bercerita,gemar melakukan kegiatan
menggambar ,rapi,apabila ditanya ananda selalu dapat
menjawabnya. Dari pemaparan orangtua “Pemberian ilmu
agama sejak dini memang penting. Dan guru- guru di TK
Masyithoh Karangmojo menggunakan cara yang unik dan
menarik untuk anak seperti melalui ; bermain, menyanyi,tepuk.
Ananda pun suka mnegulang nyanyian tanpa dminta pada saat
di rumah , harapannya akan terus meningkatkan pengembangan
media yang digunakan dan metode ajarnya agar anak lebih
termotivasi”

d. Ananda : Inisial anak TG


Walimurid : SI

Ananda TG adalah anak yang hebat,semangat,selalu ceria ,


suka berbagi dengan temannya, kegiatan yang paling disukai adalah
menggambar mobil dan rumah. Dari pemaparan orangtua anak

23
“Setiap anak memiliki kemampuannya beda-beda baik dari segi
manapun,kalau untuk anak saya sendiri saat ini memang proses
mengingatnya cukup kurang dan perkembangan bahasanya juga
sedikit lambat. Namun , saya akan terus belajar dan membimbing
anak saya terutama dalam pembelajaran PAI yang disampaikan
oleh bu guru. Penyampaian materinya pun sudah sesuai dengan
anak didik baik dari menulis, mneyanyi,menghafal hadits ,surat
pendek sellau memberikan contoh terlebih dhaulu. Kalau ada anak
yang tidak bisa guru mendekati dan membimbing anak sampai bisa

2. Guru PAI
Guru PAI : S.A,S.Pd.I

“Pembelajaran PAI yang saya sampaikan dibuat semudah


mungkin agar anak dapat mengingatnya, walaupun anak belum
dapat memberikan pemaknaan disetiap surat,doa,hadits yang
diberikan. Namun, dapat mengetahui apabila sebelum belajar
hendaknya berdoa, sebelum makan berdoa, memberikan dorongan –
dorongan positif sehingga anak dapat menangkap apa yang
disampaikan. Selain itu tidak lupa selalu menyelipkan budaya-
budaya jawa melalui lagu”

3. Kepala sekolah
Kepala sekolah : W.,S.Pd.AUD

“Selama 2 tahun ini dimasa pandemi media pembelajaran


PAI yang digunakan oleh guru PAI di TK Masyithoh Karangmojo
menurut saya pribadi dan sebagai kepala sekolah cukup dapat
dikuasai oleh anak , walaupun dari lagu-lagu, tepuk hanya
berulang-ulang dari dulu sampai sekarang ini “

Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan KKN yang


dilaksanakan pada tanggal 2-27 November 2021 di Desa

24
Ngenep,Terong,Dlingo,Bantul, Yogyakarta. Kegiatan KKN ini
dilaksanakan dengan tema “Membangun Religius Anak dan
Meningkatkan Program Masyarakat”. Adapun beberapa program
kerja KKN sebagai berikut:

1. Penanaman Biograss dan Biovitas dari BPTP Bantul


2. Gebyar Senam Ceria
3. Mengajar di PAUD BOUGENVILE
Tentu ranah utama sebagai Guru Pendidikan Islam
Anak Usia Dini, disana sekitar 10 anak dengan 4 guru
yang berada didekat rumah kepala desa Ngenep. Untuk
pembelajaran PAI bagi anak masih melalui pembiasaan-
pembiasaan sederhana dimana guru mengajak anak untuk
menyayangi binatang karena mayoritas disana petani dan
peternak, doa sebelum dan sesudah berkegiatan.
4. KWT ( Kelompok Wanita Tani )
5. TPA
6. BIMBEL
7. dll

25
BAB III
Penutup

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa
kemampuan kognitif setiap anak memang berbeda – beda. Terutama
bagain daya ingat anak, karena dimana pembelajaran PAI yang
disamapikan oleh guru terdapat doa,surat pendek serta hadits yang
dapat dihafalkan oleh anak. Dan media-media pembelajaran PAI
melalui Guru PAI di TK Masyithoh Karangmojo banyak
menggunakan audio,visual,media gambar,media cetak guna untuk
meningkatkan daya ingat anak agar dapat menarik. Hambatan –
hambatan yang dialami memang konsentrasi dan kefokusan anak
serta daya ingat anak.

26
LAMPIRAN – LAMPIRAN

Kegiatan Pembuatan Hadiah


Pembukaan PLP KKN Kegiatan Administrasi
Juara

Pembagian PMTAS

Kerjabakti Pembagian Hadiah

Foto bersama Kepala Sekolah

Praktek Mengajar Menghias Kelas

27
Pelatihan Batik jumputan dari Praktek Mengajar Hasil belajar anak
Tisu

Wayang Ayam

28
Hasil belajar anak Senam Bersama

KKN
KKN

29
KKN

KKN

KKN
KKN

30
DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Imam. 2016. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktek.


Jakarta: PT Bumi Aksara.

Moleong, Lexy J. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.


Bandung: Alfabeta CV.

Hurlock, Elizabeth B. 1989. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2012. Metode Penelitian Pendidikan.


Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Heri Gunawan, Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,


Bandung: Alfabeta, 2012
Ali, Mahdi M, ‘PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BAGI ANAK USIA DINI Mahdi M. Ali Dinas Sosial (Panti Asuhan
Nirmala) Kota Banda Aceh’, 1.July (2015), 190–215

Dini, Anak Usia, Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini 1

Hardani, Hardani, Politeknik Medica, Farma Husada, Helmina Andriani,


Dhika Juliana Sukmana, Universitas Gadjah Mada, and others, Buku
Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif, 2020

Kustiawan, U, PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN ANAK USIA


DINI (Penerbit Gunung Samudera [Grup Penerbit PT Book Mart
Indonesia], 2016) <https://books.google.co.id/books?
id=gpYqDwAAQBAJ>

‘Pendidikan Agama Islam Pada PAUD_TK Dan Tantangan Pandemi’


<https://kemenag.go.id/read/pendidikan-agama-islam-pada-paudtk-
dan-tantangan-pandemi-wk4pz>

Yacub, Jamiluddin, Nur Indahsari, and Ermanita Permatasari,


‘PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( PAI ) PADA ANAK USIA DINI

31
DI RAUDHATUL ATHFAL ( RA ) DARUL HUDA’, 2021, 109–28

Yaumi, Muhammad, ‘Ragam Media Pembelajaran’, 2017, 21–44

32

Anda mungkin juga menyukai