Anda di halaman 1dari 21

TUGAS TUTORIAL III

ANALISIS KEGIATAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


(PAUD4504)

ANALISIS DI SPS BKB KEMAS Kartini

TUTOR : Nunung Nurhasanah, S.Pd., M.Pd

Disusun oleh :
Nama : NURMAYA
NIM : 857425534
Semester : IX (Sembilan)

PROGRAM STUDI S1 PG PAUD


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UPBJJ - UNIVERSITAS TERBUKA BANDUNG
2023.1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang

SPS BKB KEMAS Kartini didirikan pada tahun 2016 dibawah naungan Yayasan As –
Syafi’i yang di pimpin oleh Bapak Saeful Imam pada tahun 2016. Bahwa pendirian SPS BKB
KEMAS Kartini dalam rangka mendukung pelaksanaan pendidikan serta memberi kesempatan
belajar kepada anak usia dini di desa cangkingan rt 12 rw 05 kec. Kedokan bunder. Pada saat
itu pengelola / pengasuh merasa prihatin melihat banyak anak-anak usia 3 - 6 tahun yang
berkerumunan di sebuah lembaga Taman Pendidikan Al - Qur'an tidak ada pembelajaran yang
maksimal untuk anak usia tersebut. Dari situlah, pengelola / pengurus menyampaikan
kegundahannya kepada para pengurus yayasan dan para ustad dan ustazah TPQ. Yang
kemudian disepakati untuk membuat Satuan Paud Sejenis untuk mengelola kegiatan bermain
anak hingga lebih terprogram. Kegiatan awalnya dilaksanakan di gedung TPQ As - Syafi’i
dengan menggunakan alat permainan seadanya yang dipakai bongkar pasang. Ternyata
sambutan masyarakat sangat antusias apalagi diterapkannya metode dari TPQ yaitu sambil
mengaji. Tanggal 3 mei 2016 pendidikan anak usia dini ini diberi nama SPS BKB KEMAS
Kartini . Dengan diresmikan oleh ibu Kepala Desa Cangkingan dan di hadiri oleh Bapak Penilik
(Bpk.Ahmad Saroni,SPd.) dan ibu Siti Hartanti dari Pengasuh TPQ As - Syafi’i / penasehat
TPQ As - Syafi’i. Dan telah ditunjuk sebagai kepala sekolah yaitu ibu Daenah,S.Pd. Dan
dibantu oleh ibu Apriliyani,S.pd. serta ibu Erna sebagai guru.

Selanjutnya SPS BKB KEMAS Kartini terus berbenah dan mengembangkan diri dengan
mengikuti pelatihan dan belajar mandiri. Perubahan telah dilakukan dari menggunakan
pembelajaran klasikal ke kelompok hingga kini menerapkan model sentra.

SPS BKB KEMAS Kartini mempunyai Visi “Membentuk anak yang cerdas, baik dan terampil
berakhlak mulia, sholeh/sholihah sehingga terwujud anak yang kreatif dan mandiri”

Misi SPS BKB KEMAS Kartini


Melaksanakan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan inovatif.
Mendidik anak secara optimal sesuai dengan kemampuan anak.
Menyiapkan anak didik ke jenjang pendidikan dasar dengan ketercapaian kompetensi dasar
sesuai tahapan perkembangan anak.
Program S1 PG PAUD Universitas Terbuka menargetkan lulusan menjadi tenaga
pendidik PAUD professional yaitu yang dapat mengembangkan program PAUD dan membuat
inovasi-inovasi. Salah satu mata kuliah yang harus ditempuh mahasiswa adalah Analisis
Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini. Dalam rangka memenuhi tugas-tugas dalam mata
kuliah tersebut maka telah dilakukan penelitian di SPS BKB KEMAS Kartini Karangampel
yang bertujuan mengumpulkan data mengenai kegiatan-kegiatan anak yang dianggap perlu
diteliti lebih lanjut untuk selanjutnya dianalisis secara kritis

1. Fokus Peneltian
Setelah diadakan observasi disalah satu ruang kelas SPS BKB KEMAS Kartini Desa
Cangkingan, maka penelitian ini difokuskan pada salah satu kegiatan anak yaitu
“Outing Class disekitar lingkungan sekolah SPS BKB KEMAS Kartini ”
2. Tujuan Penelitian
Penelitian in bertujuan mengumpulkan data mengenai :
1) Alasan pendidik melakukan kegiatan “Outing Class untuk Meningkatkan
Kemampuan Kognitif anak”
2) Tujuan pendidik melakukan kegiatan tersebut.
3) Kebijakan yang mendukung pendidik melakukan kegiatan tersebut
4) Membuat analisis kritis (critical analysis) mengenai kegiatan tersebut.
3. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk :
1) Memberi masukan terhadap kegiatan pengembangan anak di SPS BKB KEMAS
Kartini Desa Cangkingan
2) Melatih mahasiswa melakukan tindakan kelas.

3) Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis suatu kegiatan anak


di lembaga SPS.
BAB II
LANDASAN TEORI

a. Pengertian SPS
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan salah satu program prioritas pembangunan
pendidikan nasional. Kualitas layanan PAUD untuk mendukung optimalisasi pertumbuhan
dan perkembangan anak usia 0-6 tahun yang perlu pengasuhan dan bimbingan dari seorang
guru yang professional. Sehingga anak akan menjadi anak yang berkualitas dan kreatif.
PAUD pada jalur informal berbentuk pendidikan keluarga atau lingkungan masyarakat
dimana ia tinggal, yakni satuan PAUD sejenis (SPS).
Satuan PAUD Sejenis (SPS) adalah lembaga yang menyelenggarakan pendidikan diluar
TK yang penyelenggaraannya dapat diintegrasikan dengan layanan anak usia dini yang ada di
masyarakat seperti pos pelayanan terpadu (Posyandu), bina keluarga balita (BKB), taman
pendidikan Alqur’an dan semua layanan anak usia dini yang berada dibawah binaan agama
lainnya, atau semua kelompok layanan anak usia dini yang berada dibawah binaan organisasi
wanita/organisasi kemasyarakatan. (Noorlaila, 2010:14) Hal ini dilakukan agar anak usia 0-4
tahun mendapatkan asuhan dan bimbingan sesuai dengan perkembangannya. Untuk itu perlu
adanya lembaga PAUD informal yakni Satuan PAUD Sejenis (SPS) yang dapat membimbing
anak-anak dibawah usia kelompok bermain. Sehingga pendidik harus lebih teliti dalam
melaksanakan program PAUD menjadi bermanfaat untuk anak. Pendidik adalah orang yang
memikul tanggung jawab untuk mendidik anak-anak kelak. Pendidik memiliki tanggung
jawab yang besar terhadap perkembangan anak-anak hingga mereka dewasa. Pendidik bukan
hanya guru tetapi orang dewasa atau orang tua maupun pemimpin masyarakat. Pendidikan
akan berkembang jika kita dapat menyelenggarakan suatu tempat untuk anak-anak didik yang
layak seperti penyelenggaraan satuan PAUD Sejenis atau SPS, agar anak usia 0-4 tahun dapat
menerima pendidikan sesuai dengan kondisi yang ada dilapangan. Anak-anak akan merasa
senang jika kita menyediakan tempat untuk mereka bermain dan belajar, karena anak usia
dini dapat mengekspresikan kemampuannya melalui bermain. Dengan adanya
penyelenggaraan Satuan PAUD Sejenis ini, kita dapat menerima anak-anak yang usianya 0-4
tahun. Anak didik adalah setiap orang yang menerima pengaruh dari seseorang atau
sekelompok orang yang menjalankan kegiatan pendidikan. Sedang dalam arti sempit anak
didik ialah anak (pribadi yang belum dewasa) yang diserahkan kepada tanggung jawab
pendidik. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah
laku dalam dirinya. Dengan demikian, pendidikan berusaha untuk membawa anak yang
semula serba tidak berdaya, yang hampir keseluruhan hidupnya menggantungkan diri pada
orang lain, ke tingkat dewasa yaitu keadaan di mana anak sanggup berdiri sendiri dan
bertanggung jawab terhadap dirinya, baik secara individual, secara sosial maupun secara
susila. Sehingga dapat dikatakan bahwa anak usia 0-4 tahun dapat dikategorikan pada SPS di
mana anak dengan kreatvitasnya dapat menyalurkan melalui bermain yang bermakna.
Undang-Undang (UU) Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyebutkan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah “suatu upaya pembinaan
yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”
Depdiknas (2001: 14) bahwa : “Pelaksanaan pembelajaran bagi anak pada Satuan PAUD
Sejenis difokuskan pada bermain. Bermain adalah kegiatan yang sangat penting bagi anak.
Bermain pada anak berarti belajar atau lebih populernya adalah bermain sambil belajar.
Bermain sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, sama kebutuhannya
terhadap makanan yang bergizi dan kesehatan yang baik akan berpengaruh terhadap tumbuh
kembang anak. Bermain adalah sesuatu kegiatan atas inisiatif anak dan atas keputusan anak
itu sendiri.” Berkenaan dengan hal tersebut di atas, pengelola mempunyai peranan penting
dalam upaya mencapai tujuan pendidikan anak usia dini pada kelompok bermain, karena
pengelolalah yang menentukan sampai atau tidaknya harapan dan tujuan pendidikan anak
usia dini pada penyelenggaraan Satuan PAUD Sejenis yang ingin dicapai tersebut, karena
pengelola harus mampu mengelola dan mengembangkan lembaga dalam pelayanan
pendidikan, pengasuhan dan perlindungan; mengkoordinasi pendidik dan tenaga
kependidikan dalam lembaga dan mengelola sarana prasarana sebagai aset lembaga. PAUD
sebagai pendidikan yang diselenggarakan sebelum pendidikan dasar, memiliki kelompok
sasaran anak usia 0-6 Tahun yang sering disebut sebagai masa emas perkembangan.
Disamping itu pada usia anak-anak masih sangat rentan apabila penanganannya tidak tepat
justru dapat merugikan anak itu sendiri. Oleh karena itu penyelenggaraan PAUD harus
memperhatikan dan sesuai dengan tahap-tahap perkembangan anak. Program PAUD tidak
dimaksudkan untuk mencuri start apa-apa yang seharusnya diperoleh pada jenjang pendidikan
dasar, melainkan untuk memberikan informasi pendidikan yang sesuai bagi anak, agar anak
pada saatnya memiliki kesiapan baik secara fisik, mental, maupun sosial / emosionalnya
dalam rangka memasuki pendidikan lebih lanjut. Kenyataan dilapangan, dalam pengelolaan
PAUD masih belum mengacu betul dengan tahapan-tahapan perkembangan anak. Pada
umumnya penyelenggaraannya difokuskan pada peningkatan kemampuan akademik,baik
dalam hal hafalan-hafalan maupun kemampuan baca-tulis-hitung yang prosesnya sering kali
mengabaikan tahapan perkembangan anak.
Adapun permasalahannya terhadap orang tua yang tidak ada kemauan untuk menitipkan
anak di SPS (Satuan PAUD Sejenis) untuk mendapatkan pengasuhan dan bimbingan dari
pendidik khususnya pada penyelenggaraan, TAAM, BAAM, dan Posyandu. Jumlah peserta
didik dengan usia 0-4 tahun 16 0rang anak. Oleh karenanya dalam rangka untuk memperbaiki
praktek penyelenggaraan PAUD perlu didukung dengan suatu metode yang tepat agar tidak
terjadi salah kaprah. Disamping hal tersebut diatas mengingat pentingnya PAUD dalam
mengembangkan kecerdasan jamak anak secara cepat dan pesat yang mempengaruhi
kemampuan anak ditahap kehidupan selanjutnya.

Menurut Asmawati, (2008: 19) bahwa satuan PAUD sejenis merupakan sebuah program
layanan pendidikan yang diintegrasikan dengan program Bina Keluarga Balita (BKB dan
Posyandu), sedangkan TAAM adalah Taman Pendidikan Al Qur’an, lembaga yang bertujuan
memberikan pendidikan baca tulis Al Qur’an serta pendidikan agama lainnya. Dalam
menyelenggarakan sebuah lembaga pendidikan khususnya pada satuan PAUD sejenis tidak
hanya sekedar memiliki tempat atau wadah bermain dan memiliki peserta didik tetapi harus
mengacu pada sebuah aturan atau petunjuk teknis penyelenggaraan agar lembaga pendidikan
dapat memberikan pendidikan yang baik dan sesuai dengan perkembangan anak usia dini.
Penyelenggaraan satuan PAUD sejenis harus memperhatikan prinsip-prinsip pendidikan anak
usia dini dan komponen dalam penyelenggaraan lainnya seperti kurikulum, peserta didik,
tenaga pendidik dan kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan administrasi,
pembiayaan, kemitraan dan penilaian.

b. Pengertian Outing Class

Pembelajaran outing class adalah pembelajaran di luar kelas ataupun di luar sekolah dan
merupakan salah satu program pembelajaran yang bertujuan memberikan keterampilan
dan keahlian dasar tertentu sebagai sarana menumbuhkan kreaktivitas anak. Tujuan dari
pembelajaran outing class yaitu meningkatkan semangat belajar anak dan juga
memperluas pengetahuan anak selain itu pembelajaran outing class merupakan suatu
kegiatan yang melibatkan alam secara langsung untuk dijadikan sebagai sumber belajar.
Mengajar diluar kelas secara khusus adalah kegiatan belajar mengajar antara guru dan
murid, namun tidak dilakukan didalam kelas, tetapi dilakukan diluar kelas atau
lingkungan sekolah sebagai kegiatan belajar siswa. Mengajar diluar kelas juga dipahami
sebagai sebuah pendekatan metode pembelajaran yang menggunakan suasana luar kelas
sebagai situasi pembelajaran terhadap berbagai permainan, sebagai media transformasi
atau konsep-konsep yang disampaikan dalam pelajaran. Dengan demikian,mengajar
diluar kelas bisa pahami sebagai suatu pelajaran diluar kelas, sehingga kegiatan atau
aktivitas belajar mengajar berlangsung di luar kelas atau di lingkungan sekitarnya. Di
sisi lain, mengajar di luar kelas merupakan aktivitas yang bisa membawakan mereka
pada perubahan perilaku terhadap lingkungan sekitar.

Jadi mengajar diluar kelas lebih melibatkan siswa secara langsung dengan sekitar
mereka, sesuai dengan materi yang diajarkan, sehingga pendidikan di luar kelas lebih
mengacu pada pengalaman dan pendidikan lingkungan yang sangat berpegaruh pada
kecerdasaan para siswa. Menurut Keosdyantho (2017:20) pembelajaran ini dapat
dilakukan di halaman sekolah atau tempat terbuka. Pembelajaran Outing class dapat
dilakukan dengan cara berikut: 1. Mengajak perserta didik untuk melakukan kegiatan di
luar kelas,misalnya: merawat tanaman di halaman sekolah, mengamati benda-benda
yang ada di sekitar sekolah, bercerita ditanam sekolah. 2. Mengajak perserta didik dan
memberikan tugas pada siswa untuk mengamati apa yang dilihatnya. 3. Mengadakan
outbond di alam terbuka. Outing class selalu melahirkan pengalaman baru yang akan
membentuk pengembangan perserta didik dan dikemudian hari akan membentuk
karakter yang menyenangkan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain
itu,menurut Dina Indriani (2011: 82) metode outing class sangat penting untuk
mengembangkan tiga kompenen pendidikan anak yaitu afektif, kognitif, dan
psikomotorik. Sebab ketiga aspek ini digunakan secara integral dan berkesinambungan
dalam metode outing class.

c. Tujuan Outing Class

1) Memperluas Wawasan dan Pengetahuan


Outing class memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar di luar
lingkungan kelas. Nantinya mereka akan mendapatkan pengalaman langsung terkait
dengan mata pelajaran yang mereka pelajari. Dengan mengunjungi tempat-tempat
seperti museum, laboratorium, perusahaan, atau lokasi sejarah, kamu dapat
memperdalam pemahaman mereka tentang kegiatan pembelajaran yang sedang
dipelajari melalui pengalaman praktis.
2) Meningkatkan Keterampilan Sosial
Dalam kegiatan ini, kamu akan berinteraksi dengan teman sekelas dan guru di
luar lingkungan sekolah yang formal. Hal ini bisa membantu kamu memperkuat
ikatan persahabatan, meningkatkan kemampuan komunikasi, dan membangun
kerjasama dalam lingkungan yang lebih santai dan bebas.
3) Mengembangkan Kepribadian dan Kepercayaan Diri
Kegiatan belajar di luar kelas seringkali melibatkan tantangan dan situasi baru
yang membutuhkan kamu untuk keluar dari zona nyaman kamu. Melalui pengalaman
ini, kamu bisa mengasah keterampilan adaptasi, menghadapi ketidakpastian, dan
membangun rasa percaya diri dalam menghadapi situasi yang baru dan tidak biasa.
4) Menghidupkan Pembelajaran
Pembelajaran luar kelas dapat membuat pembelajaran menjadi lebih hidup dan
menarik. Dengan melihat secara langsung objek, tempat, atau fenomena yang terkait
dengan pelajaran, kamu dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam dan
relevan.
5) Mengaplikasikan Pengetahuan Secara Praktis
Pembelajaran di luar kelas, memberikan kesempatan untuk menerapkan
pengetahuan dan keterampilan yang kamu pelajari di sekolah ke dalam kehidupan
nyata. Dengan berinteraksi langsung dengan dunia di luar sekolah, kamu dapat
melihat bagaimana pengetahuan dan keterampilan yang kamu miliki dapat digunakan
dalam konteks yang nyata dan bermanfaat.
6) Memperkuat Hubungan Siswa-Guru
Outing class juga memberikan kesempatan untuk kamu dan guru kamu di
sekolah untuk saling berinteraksi di luar lingkungan akademik yang kaku. Hal ini
dapat memperkuat hubungan antara kamu dan gurumu, membantu membangun rasa
saling percaya, dan menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih positif dan
kolaboratif.

d. Bentuk-bentuk kegiatan pembelajaran outing class:


1) Jelajah Alam Sekitar Manusia hidup di bumi itubergantung pada alam, jadi
tidakheranjuga jika anak-anak suka bermainyang ada kaitannya denganalam. Benda
yang sering digunakananakuntuk alat bermain adalah tanahdanpasir.
2) Perkemahan Perkemahan adalah kegiatanyangdilakukan di luar ruangan yangdapat
membantu pembentukan karakteranak-anak. Untuk melakukan kegiatanperkemahan ini
harus dilakukanperencanaan yang matang supayakegiatan dapat berjalan lancar.
3) Karyawisata Dalam KBBI karyawista bermaknakunjungan ke suatu objekdalamrangka
memperluas pengetahuandalam hubungan dengan pekerjaanseseorang atau sekelompok.
Karyawista atau yang seringdisebut field trip merupakan kegiatan yang dilaksanakan
tidak hanya sekedar jalan-jalan tetapi juga belajar dan beradaptasi dengan lingkungan.
Dalam melakukan kegiatan outing class perlu adanya persiapan dan perencanaan dalam
melakukan kegiatan tersebut.

e. langkah-langkah melakukan kegiatan outing clas


Berikut penjelasan mengenai langkah-langkah melakukan kegiatan outing class:
a. Perencanaan outing class:
1) Merumuskan tujuan outing class;
2) Menetapkan objek yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai;
3) Menetapkan durasi waktu outing class;
4) Merencanakan perlengkapan belajar yang harus disediakan;

b. Pelaksanaan outing class:

Pada tahap ini adalah pelaksanaan kegiatan belajar di tempat yang telah direncanakan dengan
bimbingan guru. Kegiatan belajar ini harus diarahkan kepada tujuan yang telah ditetapkan
pada tahap perencanaan di atas. Pelaksanaan kegiatan outing class ini juga harus
memperhatikan rencana pembelajaran dan tema kegiatan pembelajaran. Karena dengan
menyesuaikan dengan panduan kurikulum yang telah disusun oleh lembaga maka kegiatan
outing class yang dilakukan sesuai dengan capaian pembelajaran yang ingin dicapai.

c. Tindak lanjut

Pada akhir kegiatan outing class siswa diminta untuk menyampaikan secara lisan (bercerita),
mengenai apa yang telah mereka pelajari pada waktu karyawisata/outbound/studi visit.
d.Tahap evaluasi Jika siswa tidak memberikan jawaban maka guru tidak mengatakan salah
tetapi menyebutkan kata yang benar dan mengajak siswa untuk mengulangi kembali
(Abdurrahman, 1995: 11).
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah anak-anak, Pendidik, Pimpinan SPS BKB


KEMAS Kartini

2. Waktu Penelitian

No. Hari/Tanggal Kegiatan

Minggu,
1 Membuat Instrumen Penelitian
12 November 2023

Rabu,
Melaksanakan Observasi dokumentasi di
2
16 November 2023 SPS BKB KEMAS Kartini

Senin,
Mengumpulkan data-data hasil observasi yang akan
3
20 November 2023 di analisis

Rabu,
Mengolah data yang diperoleh hasil
4
22 November 2023 observasi dan menganalisis

Senin,
Menyusun laporan analisis kegiatan di SPS BKB
5
27 November 2023 KEMAS Kartini

3. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode interpretatif yaitu menginterpretasikan


data mengenai fenomena/gejala yang diteliti di lapangan.
4. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini :

a. Observasi

Observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan untuk
mendapatkan informasi dengan cara mengamati perilaku anak dalam situasi
tertentu. Observasi dalam penelitian dilaksanakan dalam satu kali pertemuan,
selama dua jam pelajaran yaitu pada tanggal 16 November 2023. Penelitian
menggunakan teknik observasi untuk memperoleh data yang berkaitan dengan
aktifitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung melalui kegiatan Outing
Class.

b. Wawancara

Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang bisa digunakan
untuk menggali informasi lebih mendalam mengenai fokus penelitian.
Wawancara dilakukan oleh peneliti dengan mengadakan tanya jawab secara
langsung dengan pendidik dan Pimpinan Sekolah untuk memperoleh data
tentang peningkatan hasil belajar anak melalui kegiatan Outing Class.
BAB IV ANALISIS DATA
A. TABULASI DATA
Untuk memudahkan analisis data maka data hasil penelitian dibuat tabulasi sebagai
berikut:
Wawancara
Wawancara dengan Guru
Observasi dengan Pimpinan Dokumentasi
TK
- Anak-anak - SPS BKB KEMAS - Melalui kegiatan - Anak-anak
sedang Kartini Desa Outing Class bermain dan belajar
melaksanakan Cangkingan Kecamatan diharapkan dapat di pekarangan
kegiatan belajar Kedokan Bunder menambah sekolah
mengajar diluar Kabupaten Indramayu pengetahuan anak ,
kelas Bersama ibu menerima peserta didik dari kecintaan dan
guru (Tepatnya usia 3 – 6 tahun. kepedulian anak
dipekarangan terhadap
dekat halaman - SPS BKB KEMAS Kartini lingkungan..
sekolah). Desa Cangkingan Memberikan
melaksanakan kegiatan stimulus
Outing dalam Class dalam terhadap
pelaksanaan kreativitas anak
pembelajarannya agar anak- serta memotivasi
anak merasakan suasana anak untuk
yang berbeda saat belajar belajar lebih giat
dan agar anak lebih lagi tanpa ada
mengenali lingkungan rasa bosan
sekitarnya karena metode
- Dalam Outing Class
pelaksanaannya, kami berbeda dengan
memberikan berbagai metode
kegiatan kepada anak-anak, pembelajaran
seperti Mengenal jenis dan klasikal.
nama-nama tumbuhan yang
ada disekitar pekarang
sekolah, bermain lingkaran
bersama teman satu kelas
untuk melatih kekompakan
serta mengumpulkan daun-
daunan sesuai bentuk dan
jumlah yang diinginkan agar
anak mengetahui perbedaan
bentuk daun serta jumlah
daun yang mereka ambil.
Selain itu, mereka juga
mengetahui bahwa tanaman
adalah ciptaan Allah serta
mengetahui bagaimana cara
merawat tanaman dengan
baik.
- Terdapat - Saya menyiapkan - Saya - Guru dan Kepala
trik khusus ketika perencanaan yang sesuai memantau Sekolah berada
menemani anak dengan tema pembelajaran persiapan guru diluar kelas saat
belajar dengan dilakukan diluar kelas untuk kegiatan Outing Class
Metode Outing Outing Class serta berlangsung.
Class agar mendampingi
pembelajaran anak-anak saat
berjalan dengan Outing Class
kondusif berlangsung agar
guru tidak
kewalahan ketika
anak bereksplorasi
dengan lingkungan
- Bagaimana - Penyusunan - Saya mengetahui
pembuatan RPPH kegiatan kegiatan apa saja
untuk kegiatan yang akan
Outing Class tadi? dilakukan sesuai
RPPH yang telah
dibuat oleh guru
dan memberikan
masukan jika
kegiatan yang
dilakukan pada
hari itu tidak
sesuai dengan
perkembangan
anak
dibuat setiap hari sesuai
dengan tema dan mengacu
pada buku Panduan
PROTA (Program
Tahunan), PROMES
(Program Semester), RKM
(Rencana Kegiatan
Mingguan) dan RKH
(Rencana Kegiatan
Harian) serta dari sumber
lainnya untuk membantu
kelancaran pembelajaran
dan menambah
pengetahuan dan wawasan.

- Apa saja Kelebihan - Tentang program SPS - Kami mempunyai - Foto anak sedang
SPS ini dibandingkan kami, kami mempunyai guru kelas yang mengaji dan
SPS yang lain? program unggulan yaitu cukup mahir dalam menari sambal
Mengaji dan itu dilakukan bidang keagamaan nonton TV dikelas
setiap pagi sebelum masuk serta menyediakan
kelas serta diadakannya fasilitas seperti TV
gerak dan lagu dengan juga sebagai sarana
menonton TV yang tersedia mendukung belajar
dikelas setiap jam terakhir anak
sebagai Upaya hiburan dan
seni untuk anak

- - Berapa jumlah - - Ada 3, saya sendiri wali - Jumlah - - Foto mahsiswa


Pendidik dan kelas kelompok B dan dengan peserta
Pendidik dan
Tenaga jumlah muridnya 15 didik SPS BKB
Kependidikan di sedangkan kelompm A ada Tenaga Kemas Kartini
SPS BKB KEMAS 20 orang
Kependidikan di
Kartini
Cangkingan? SPS BKB
KEMAS Kartini
-
semuanya ada 3
(Tiga) orang
yaitu Saya
Kepala Sekolah
dan ada 2 guru
juga.
- Jumlah peserta
didik di SPS
kami ada 35
peserta didik.

.
B. HASIL ANALISIS
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh penulis pada saat penelitian,
maka diperoleh hasil dalam kegiatan Outing Class di SPS BKB KEMAS Kartini Desa
Cangkingan Kecamatan Kedokan Bunder Kabupaten Indramayu adalah sebagai
berikut :

Di SPS BKB KEMAS Kartini Desa Cangkingan Kecamatan Kedokan Bunder


guru melakukan kegiatan pembelajaran dengan Metode Outing Class pada anak-anak
yang diharapkan mampu menambah pengetahuan anak , kecintaan dan kepedulian anak
terhadap lingkungan..
Memberikan stimulus terhadap kreativitas anak serta memotivasi anak untuk
belajar lebih giat lagi tanpa ada rasa bosan karena metode Outing Class berbeda dengan
metode pembelajaran klasikal.
Hasil wawancara dengan pendidik SPS BKB KEMAS Kartini Desa
Cangkingan Kecamatan Kedokan Bunder Kabupaten Indramayu bahwa kegiatan
Outing Class dapat Meningkatkan motivasi belajar anak dan dapat menambah
pengetahuan anak secara langsung tentang lingkungan sekitar serta anak mempunyai
kesempatan yang lebih luas untuk mengeksplor tentang alam terbuka dan mengamati
benda-benda yang ada disekitarnya.
Hasil wawancara dengan Kepala SPS BKB KEMAS Kartini Desa
Cangkingan Kecamatan Kedokan Bunder Kabupaten Indramayu bahwa belajar
melalui Metode Outing Class pada hakekatnya sangat menyenangkan bagi peserta
didik karena pembelajaran terlihat lebih hidup, anak-anak lebih percaya diri pada
kemampuan mereka saat mengamati lingkungan sekitar serta adanya komunikasi antar
guru dan anak-anak lainnya yang membuat keterampilan social mereka tampak lebih
baik.
Jadi, analisis data diperoleh dari data yang terkumpul melalui observasi,
wawancara dengan pendidik dan pimpinan. Dan dokumentasi pada saat penulis
melakukan penelitian kemudian disusun menjadi tabulasi data.
Data yang terkumpul dianalisis secara kualitatif. Hasil data yang telah dicapai
oleh siswa melalui observasi dalam Metode Pembelajaran Outing Class dilakukan di
SPS BKB KEMAS Kartini Kecamatan Kedokan Bunder Kabupaten Indramayu.

C. ANALISIS KRITIS
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan Outing Class dapat
menambah pengetahuan anak tentang Tanaman. Hal ini disebabkan karena pada setiap

pelaksanaan treatment atau pemberian perlakuan, guru melakukan hal-hal yang


membantu mengembangkan pengetahuan anak tentang tanaan dengan mengajak anak
melihat dan mengamati secara langsung lingkungan disekitarnya yang merupakan
pekarangan.

Fakta tersebut dikuatkan dengan pendapat Wisman (2020), bahwa keterlibatan


secara langsung dalam situasi belajar akan membuat individu menjadi paham
sehingga dapat mengatasi masalah yang ada. Dengan melakukan kegiatan tersebut,
maka pengalaman dan materi yang didapat tentang tema tanaman akan lebih berkesan
bagi anak.

Wulansari (2019) mengatakan bahwa tujuan dilakukannya outing class adalah


untuk memaksimalkan proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran sesuai dengan
kompetensi (pembelajaran tematik) dan kondisi peserta didik.

Sejalan dengan pendapat diatas, dapat diketahui bahwa kegiatan outing class dapat
mengukur dan mengevaluasi pemahaman anak terhadap apa yang sudah dipelajari,
bukan hanya sebatas mengingat namun juga pengaplikasiannya dalam kehidupan
sehari-hari.

Anak dapat mengetahui jenis-jenis tanaman serta cara merawatnya dengan baik.
Secara umum SPS BKB KEMAS Kartini Desa Cangkingan Kecamatan Kedokan
Bunder Kabupaten Indramayu telah mempunyai kegiatan-kegiatan yang baik dan
terarah. Kegiatan-kegiatan tersebut telah disusun sedemikian rupa sesuai dengan tahap
perkembangan anak sehingga anak berkembang dengan optimal.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari tabulasi dan analisis data dapat disimpulkan beberapa hal yaitu sebagai
berikut :

Pelaksanaan Metode Pembelajaran Outing Class yang dilaksanakan oleh SPS


BKB KEMAS Kartini Desa Cangkingan telah membantu tercapainya Tujuan
Pembelajaran yang sudah dibuat oleh guru pada hari tersebut dan menunjukkan
bahwa pembelajaran di luar kelas (outing class) dapat memberi pengaruh
positif kepada peserta peserta didik saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Anak – anak terlihat lebih bersemangat dan antusias mengikuti KBM yang telah
disiapkan oleh guru kelas mereka.

B. Saran-Saran

Kegiatan Outing Class sangat baik manfaatnya untuk peserta didik, Maka Saran
untuk kedepannya agar kegiatan Outing Class dapat berjalan lebih baik yaitu :
1. Guru boleh mengajak anak Outing Class ke tempat lain yang lebih bervariasi
seperti Puskesmas, Warung Kelontong, Kantor Polisi, Kantor DAMKAR,
atau lainnya.
2. Guru merancang kegiatan yang ringan dan menyenangkan bagi anak dengan
memanfaatkan lingkungan yang dikunjungi sebagai sumber belajar utama
anak
3. Guru menyiapkan makan dan minum untuk anak agar kegiatan Outing Class
tidak membebani wali murid.
DAFTAR PUSTAKA
.
Denny Setiawan, dkk. 2023. Analisis Kegiatan Pengembangan Pendidikan
Anak Usia Dini. Tangerang Selatan : Universitas Terbuk

Abdul Hakim. 2023. Menciptakan proses belajar mengajar menyenangkan diluar kelas.
www.antaranews.com.https://www.antaranews.com/berita/3720822/menciptakan-proses-
belajar-mengajar-menyenangkan-di-luar-kelas. (Diakses pada 27 November 2023)

Garudaschol. 2018. Jenis-jenis layanan PAUD – Kelembagaan PAUD Indonesia.


www.garudabilingualschool.com. https://www.garudabilingualschool.com/2018/01/17/jenis-
jenis-layanan-paud-kelembagaan-paud-indonesia/ (Diakses pada 27 November 2023)
LAMPIRAN – LAMPIRAN

Foto Wawancara dengan Kepala SPS BKB KEMAS Kartini Desa Cangkingan Kecamatan
Kedokan Bunder

Foto Wawancara dengan Guru SPS BKB KEMAS Kartini Desa Cangkingan Kecamatan
Kedokan Bunder
Foto Analisis Kegiatan Pengembangan PAUD (Kegiatan Outing Class) di SPS BKB KEMAS
Kartini Desa Cangkingan Kecamatan Kedokan Bunder

Foto Bersama Kepala dan Guru-guru TK SPS BKB KEMAS Kartini Desa Cangkingan
Kecamatan Kedokan Bunder

Anda mungkin juga menyukai