3 - Bab Ii
3 - Bab Ii
LANDASAN TEORI
A. Kebijakan Fiskal
pengeluaran pemerintah.20
19
Ayief Fathurrahman, “Kebijakan Fiskal Indonesia dalam Perspektif
Ekonomi islam : Studi Kasus dalam Mengentaskan kemiskinan”, Jurnal Ekonomi dan
Studi Pembangunan, Vol. 13 No. 1, 2012, hlm. 73.
20
Telisa Aulia Falianty, Teori Ekonomi Makro dan penerapannya di
Indonesia, (Depok: Rajawali Pers, 2019), hlm. 107.
17
menyebarkan pesan dan ajaran Islam dalam jangkauan seluas
mungkin.21
Khulafaurasyiddin.22
pengeluaran pemerintah.23
21
M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-dasar Ekonomi Islam, (Solo: PT Era
Adicitra Intermedia, 2011), hlm. 54.
22
M. Nazori Majid, Op. Cit., hlm. 221.
23
Marius Masri, Tesis: “Analisis Pengaruh Kebijakan Fiskal Regional
Terhadap Inflasi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (Periode 2001-2008)”,
(Semarang: Universitas Diponegoro, 2010), hlm. 21.
18
pengeluaran perpajakan.24 Menurut Eko Suprayitno, kebijakan
perekonomian.26
24
Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam, (Jakarta:
Kencana, 2006), hlm. 203.
25
Eko Suprayitno, Ekonomi Islam Pendekatan Ekonomi Makro Islam dan
Konvensional, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005), hlm. 159.
26
M. Nur Rianto Al Arif, Op. Cit., hlm. 215.
19
a. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
27
Abdul halim, Manajemen Keuangan Daerah, (Yogyakarta : UPP AMP
YKPN, 2004), hlm. 94.
28
Ni Putu dan Nyoman, “Analisis Potensi Sumber Pendapatan Asli Daerah
(PAD) pada Kabupaten di Bali di luar wilayah SARBAGITA, E-jurnal Manajemen
Unud, Vol.7 No.8, 2018, hlm. 4269.
20
kebutuhan daerah.29
daerah di Indonesia.30
29
Deddi Nordiawan, dkk, Akuntansi Pemerintahan, (Jakarta: Salemba
Empat, 2008), hlm. 56.
30
Mudrajat Kuncoro, Otonomi dan Pembangunan Daerah, (Jakarta:
Erlangga, 2004), hlm. 30.
31
Mardiasmo, Otonomi dan Manajemen keungan Daerah, (Yogyakarta:
Penerbit Andi, 2002), hlm.142
21
tujuan yang telah ditentukan. Oleh karena itu, dana yang
lain.33
32
Mudrajat Kuncoro, Op. Cit., hlm. 34.
33
Kementerian Keuangan, Direktorat Jenderal Pembangunan Keuangan,
Jenis-Jenis Dana Perimbangan, (diakses pada September 2020 di laman
http://www.djpk.kemenkeu.go.id/?ufaq=apa-saja-jenis-jenis-dana-perimbangan).
22
alokasi khusus (DAK) harus menyediakan dana
sedang berjalan.34
d. Belanja Daerah
periode tertentu.
34
Resi Intan Penatari, Skripsi : “Pengaruh Dana Alokasi Umum, Dana
Alokasi Khusus, Dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah, (Surakarta
: Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2015), hlm. 4.
35
Nurlan Darise, Pengelolaan Keuangan Daerah Edisi ke-2, (Jakarta: PT.
Indeks, 2009), hlm. 131.
23
Indonesia, peraturan ini dianggap sebagai pengurang nilai
undang-undang.
bagian:39
a. Fungsi otorisasi
36
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah.
37
Alexander Handy, dkk, Mudah Memahami dan Mengimplementasikan
Ekonomi Makro, (Yogyakarta : Penerbit Andi, 2019), hlm 151.
38
Soediyono Reksoprayitno, Ekonomi Makro Penganta Analisa Pendapatan
Nasional, (Yogyakarta: Liberty, 1992), hlm. 89.
39
Handy, dkk, Loc. Cit..
24
pengeluaran pada tahun yang bersangkutan.
b. Fungsi perencanaan
perencanaan tahunan.
c. Fungsi pengawasan
d. Fungsi distribusi
e. Fungsi distribusi
kewajaran.
f. Fungsi stabilitas
25
merupakan alat untuk memelihara dan mengupayakan
a. Penerimaan Pemerintah
40
Alexander Handy, dkk, Op. Cit., hlm.149.
41
Kementerian Keuangan Republik Indonesia, informasi APBN 2019,
.https://www.kemkeu.go.id/apbn2019.
26
b. Pengeluaran (expenditure policy)
42
Ibid.
43
Sadono Sukirno, Makroekonomi Modern, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016),
hlm. 518.
44
Ibid.
45
Alexander Handy, dkk, Op. Cit hlm.150.
27
kondisi perekonomian.46 Kebijakan fiskal merupakan
yang dihadapi.47
yaitu:48
46
Ibid., hlm.150.
47
Sadono Sukirno, Loc. Cit.
48
Ani Sri Rahayu, Pengantar Kebijkan Fiskal, (Jakarta: Bumi Aksara,
2014), hlm, 7.
28
2) Jika tingkat inflasi terlalu tinggi, dan biasanya
Budget Approach)
ini.
29
mengatur pengeluaran pemerintah dengan melihat biaya
Budget Approach)
30
anggaran berimbang menekankan pada kebutuhan neraca
yaitu :
49
Kamil Iskandar Hasyimah, Al-Munjid Al Wasith, (Beirut : Daar al-
Masyriq, 2003), hlm. 855 dalam Moh. Toriquddin, “Teori Maqashid Syari‟ah
Perspektif Al-Syatibi”, Jurnal Syariah dan Hukum, Vol. 6 No. 1, 2014, hlm. 33.
50
Jaser Auda, Fiqh al-Maqasid Ina tat al-Ahkam bi Maqasidha, (Herndon:
IIIT, 2007), hlm. 15 dalam Ibid., hlm. 34
31
1. Qashdu al-syari’ (tujuan Tuhan)
51
Abu Ishaq al-Syatibi, al-Muwafalatfi ushli al-Syariah, (Beirut: Dar Al-
Kotob Al Ilmiyah, 2004), hlm. 219 dalam Nabila Zatadini dan Syamsuri, “Konsep
Maqashid Syariah Menurut Al-Syatibi dan Kontribusinya dalam Kebijakan Fiskal”,
Jurnal Masharif al-Syariah Vol.4 No.1, 2019, hlm. 116.
32
1) Syariat diturunkan dalam Bahasa Arab. Untuk bisa
dahulu.”
33
niatnya batil maka amal tersebut menjadi batil juga. Tujuan
termasuk batil.52
Islam.
52
Ibid., hlm. 118.
53
Ibid., hlm. 116.
34
mengancam eksistensi salah satu dari lima pokok diatas dan
perspektif dan filter moral pada pondasi yang benar. Hal itu
54
M Umer Chapra, Islam dan Tantangan Ekonomi, (Jakarta: Tazkia
Institute, 2000), hlm. 7-10.
35
dapat dilindungi .Segala sesuatu yang digunakan untuk
55
Hammadi al-Ubaidi, al-syatibi wa Maqashid al-Syari‟aj, (Beirut : Dar al-
Qutaibah, 1992), hlm. 241 dalam Nabila dan Syamsuri, Op. Cit., hlm. 120.
56
Abu Hanifah, al-Dar al-Mukhtar, jilid 4 (Beirut : Daar al-Fikr, 1386), hlm.
193 dalam Nabila dan Syamsuri, Op. Cit., hlm. 121.
36
perdagangan dan tanah, kebijakan fiskal, pendirian ad-diwan,
57
Nasitotul Janah dan Abdul Ghofur, “Maqashid Asy-Syari‟ah sebagai
Dasar Pengembangan Ekonomi Islam”, International Journal Ihya‟Ulum Al-Din, Vol.
20. No.2, 2018, .hlm. 185.
58
Ihda Aini, Kebijakan Fiskal dalam Ekonomi Islam Vol.17, No.2, (Padang
Sidempuan: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, IAIN Padangsidempuan, 2019), hlm.
44.
37
1. Kebijakan Anggaran Penerimaan Pemerintah
yaitu :59
a. Zakat
b. Usyr
59
Ibid., Hlm. 45.
60
El-Madani, fiqh zakat lengkap, (DIVA Perss, 2013) dalam Denil Setiawan,
“Analisis Zakat Sebagai Instrument Kebijakan Fiskal Pada Masa Khalifah Umar bin
Khattab r. a”, Al Amwal: Vol. 1 No,2, 2019, hlm. 121.
61
Anis Ibrahim dkk, Mu‟jam al-Wasit I, (Mesir: Dar al-Ma‟arif, 1972), hlm.
396 dalam Ibid.
62
Ibid..
63
Atabik Ali, Kamus al-Ashri, (Yogyakarta : Multi Karya, 1292) dalam
Sulaeman Jajuli, “Kebijakan Fiskal dalam Perspektif Islam”, (Baitul Maal Sebagai
Basis Pertama dalam Pendapatan Islam), Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, 2018,
hlm. 20.
38
melewati negaranya.64 Menurut pendapat lain dikatakan
c. Kharaj
64
Muhammad Rawwas Qal‟ahji, Ensiklopedi Fiqih Umar ibn Al-Khattab,
Terj. M. Abdul Mujib, (Jakarta: Raja Grafindo, 1999), hlm.632 dalam Sulaeman
Jajuli, hlm. 21.
65
Quthb Ibrahim Muhammad, Kebijakan Ekonomi Umar bin khattab, Terj.
Ahmad Syarifuddin Shaleh, (Jakarta; Pustaka Azzam, 2002), hlm. 33 dalam Sulaeman
jajuli, hlm. 21
66
Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: PT. Hidakarya Agung,
1989), hlm. 115 dalam Sulaeman Jajuli, hlm. 17.
67
Irfan Mahmud Ra‟ana, Economic Syistem Under Umar Greath, terj.
Mansuruddyn Djoely, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1997), hlm. 118 dalam Sulaeman
Jajuli, hlm. 17
68
Muhammad Rawwas Qal‟ahji, Op. Cit., hlm. 85 dalam Sulaeman Jajuli,
hlm. 17.
39
Jadi, Kharaj atau biasa disebut dengan pajak
tidak beriman.
d. Ghanimah
e. Jizyah
69
Attabik „Ali, Op. Cit., hlm. 1361 dalam Sulaeman Jajuli, hlm. 14.
70
Ibrahim Musthafa, dkk, al-Mu;jam al-Washith, (Qahirah: Maktabah asy-
Syuruq ad-Dauliyah), hlm. 119 dalam Sulaeman Jajuli, hlm. 14.
71
Ibid., hlm. 120 dalam Sulaeman Jajuli, hlm. 19.
72
Attabik Ali, Op. Cit., hlm. 673 dalam Sulaeman Jajuli, hlm. 19.
40
kepada orang yang berada di bawah tanggungan kaum
73
Abdul Aziz Dahlan, Op. Cit., hlm. 852 dalam Sulaeman Jajuli, hlm. 19.
41
f. Fai’
74
Atabik Ali, Op. Cit., hlm. 1413 dalam Sulaeman Jajuli, hlm. 15.
75
Deprtemen Agama R.I, Op. Cit., hlm. 61.
42
sebagainya, lalu pemerintah membelanjakan anggarannya
defisit anggaran.76
76
Rozalinda, Ekonomi Islam: Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas
Ekonomi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada), hlm. 205.
43
Undang APBN setiap tahunnya.77
77
Ihda Aini, Op. Cit., hlm. 48.
78
Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam, (Yogyakarta: Dhana
Bakti Wakaf, 1997), hlm. 235.
44
syara‟ mengikuti pendapatan dan pengeluarannya.79
45
membutuhkuan biaya yang besar. Zakat merupakan bentuk
81
Azalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, (Yogyakarta: t.p,1996), hlm.335.
46
pemenuhan kebutuhan primer ini meliputi: pertama, jaminan
82
Mustafa Edwin Nasution, dkk, Op. Cit., hlm. 225-226.
83
Mustafa Edwin Nasution, dkk, Op. Cit., hlm. 223-224.
47
menghindari mudarat dalam skala umum
menanggung kerugian).
hukumnya”.
yaitu:84
84
Ihda Aini, Op. Cit., hlm. 49.
48
a. Belanja kebutuhan operasional pemerintah yang rutin.
49