Anda di halaman 1dari 118

[08:23, 27/01/2021] +60 11-1157 2545: Allah yg mengenalkan bukan kamu yg mengenalNya

An-Nisa' 4:113

‫ضلُّونَ ِإٓاَّل أَنفُ َسهُ ۖ ْم‬ ِ ‫َولَوْ اَل فَضْ ُل ٱهَّلل ِ َعلَ ْيكَ َو َرحْ َمتُهۥُ لَهَ َّمت طَّٓائِفَةٌ ِّم ْنهُ ْم أَن ي‬
َ ‫ُضلُّو‬
ِ ُ‫ك َو َما ي‬

‫َى ۚ ٍء‬
ْ ‫َو َما يَضُرُّ ونَكَ ِمن ش‬

ِ ‫ك َما لَ ْم تَ ُكن تَ ْعلَ ۚ ُم َو َكانَ فَضْ ُل ٱهَّلل ِ َعلَ ْيكَ ع‬


‫َظي ًما‬ َ َ‫َوأَن َز َل ٱهَّلل ُ َعلَ ْيكَ ْٱل ِك ٰت‬
َ ‫ب َو ْٱل ِح ْك َمةَ> َو َعلَّ َم‬

Dan kalau bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu , tentulah segolongan dari mereka
berkeinginan keras untuk menyesatkanmu.

Tetapi mereka hanya menyesatkan dirinya sendiri, dan tidak membahayakanmu sedikit pun.

Dan Allah telah menurunkan Kitab dan Hikmah kepadamu, dan telah mengajarkan kepadamu apa
yang belum engkau ketahui. Karunia Allah yang dilimpahkan kepadamu itu sangat besar.

Al-An'am 6:91

‫َو ُعلِّ ْمتُم َّما لَ ْم تَ ْعلَ ُم ٓو ۟ا أَنتُ ْم َوٓاَل َءابَٓا ُؤ ُك ۖ ْم‬


ِ ْ‫قُ ِل ٱهَّلل ۖ ُ ثُ َّم َذرْ هُ ْم فِى خَ و‬
َ‫ض ِه ْم يَ ْل َعبُون‬

Dan telah diajarkan kepadamu apa yang belum/tidak diketahui olehmu maupun oleh nenek
moyangmu.”

Katakanlah, “Allah-lah (yang mengajarjan),” kemudian (setelah itu), biarkanlah mereka bermain-
main dalam kesesatannya.

Allah yg menperkenalkanmu tentang diriNya dengan ilmunya, dengan kehendaknya, ....

Dia mengajarkan hamba hamba nya dengan terlebih dahulu diliputi hambanya/segala sesuatu
dengan ilmu Nya, dengan kehendakNya dan dengan KuasaNya

Diri zahir, diri bathin , aql ruh jiwa , nafs, qalb, atau segala sesuatu tiada satupun yg tiada di liputi
ilmu allah

Jika kamu mengatakan, kamu saja yg di liputi ilmu tidak pada sesuatu.

Mustahil kamu dapat mengetahui sesuatu yg tiada ada / pengetahuan/ hikmah pada sesuatu

Allah yg memperkenalkanmu atau diri yg mengenal Allah

[07:56, 29/01/2021] +60 13-712 7606: Tidak ada seorang manusia pun yang akan memasuki surga,
kecuali terlebih dulu akan diperlihatkan kepadanya tempatnya di neraka seandainya dahulu ia
termasuk orang yang berbuat keburukan, agar semakin bertambah rasa syukurnya.

Dan tidak ada seorang manusia pun yang akan memasuki neraka, kecuali terlebih dulu akan
diperlihatkan kepadanya tempatnya di surga seandainya dahulu ia termasuk orang yang berbuat
kebaikan, agar semakin bertambah rasa penyesalannya.

- Rasulullah Muhammad saw -

(HR. Bukhari)

[08:49, 29/01/2021] +60 13-712 7606: Setiap orang diilhamkan dengan kebajikan dan impaknya juga
kekufuran dengan impaknya sekali.

Seorang pencuri memang sudah sedia maklum akan perbuatannya yang jelas salah, sebab itu
dikerjakan dengan sembunyi sembunyi.
Dan dia telah maklum akibat dari perbuatannya itu, namun ia tetap berbuat meskipun telah
diperlihatkan akibat dari perbuatannya itu.

[09:47, 01/02/2021] +60 19-715 1594: Renungan Syari'at Hakiki

"Yang paling banyak orang munafiknya dari umatku adalah dari kalangan yang pandai bacaannya".

- Rasulullah Muhammad saw -

(HR. Bukhari)

Sabda Nabi saw untuk kita renungkan ...

[16:06, 02/02/2021] +60 13-712 7606: Apabila kaedah rawatan berhasil....

[08:39, 03/02/2021] +60 11-1157 2545: Kaedah dia terima lah apa yang di tentukan Allah

[08:39, 03/02/2021] +60 11-1157 2545: Tak sakit lah

[08:39, 03/02/2021] +60 11-1157 2545: Sembuh lah

[08:39, 03/02/2021] +60 11-1157 2545: Bila tak terima itu yang rasa sakit

[08:40, 03/02/2021] +60 11-1157 2545: Lalu saja semua dah di atur Allah

[08:40, 03/02/2021] +60 11-1157 2545: Jampi lah banyak mana sekalipon kalau tak boleh terima
tetap rasa sakit

[08:41, 03/02/2021] +60 11-1157 2545: Komen lah

[08:41, 03/02/2021] +60 11-1157 2545: Biar jadi ilmu

[08:44, 03/02/2021] +60 11-1157 2545: Mana lebih sakit yang takmau terima atau yang sedang
positif kovid

[10:21, 03/02/2021] +60 14-385 7363: Yg tkmahu terima kebenaran itulh yg sakit dan berpenyakit

[10:21, 03/02/2021] +60 14-385 7363: Menerima kebenaran itulh nikmat

[10:25, 03/02/2021] +60 14-385 7363: Usaha dan ikhtiar kite dgn kaedah2 yg tk bertentangan dgn
syariat itu jg adalah kebenaran dlm menjaga diri dari kemudaratan..

[10:27, 03/02/2021] +60 14-385 7363: Bknlh ubat2tan atau jampi serapah yg mberi kesembuhan
bahkan Allahlh yg memberi sembuh

[10:29, 03/02/2021] +60 14-385 7363: Klu ada yg silap bgtau ye..kite sama2 bljr lg😁😁

[10:49, 03/02/2021] +60 13-712 7606: Betul tu pak ali...

Siapa yang cakap salah.

Kita pukul isa...


[17:57, 05/02/2021] +60 11-1157 2545: SIFAT WUJUD (ADA) WAJIB BAGI AQAL

JANGAN GAGAL FAHAM

Wajib bagi aqal menyatakan Allah itu "ADA" mustahil tiada diterima oleh aqal jika dikatakan Allah itu
tiada ,jika Allah itu tiada sudah pasti tiada perubahan pada alam ini.

Alam ini bisa jadi statis dan tiada diterima ‘aqal jika (perubahan) terjadi dengan sendirinya.

Allahu kholiqu kullu syai’in

Allah Ta’ala jualah yang menjadikan tiap-tiap sesuatu.

Wujud itu sifat "NAFSIAH

Sedangkan "ADA"

itulah dirinya hak allah

(jgn di tafsir lg)

Karna ta’rif sifat nafsiyah itu:

Hiya huwa wala hiya ghoiruku,

artinya, sifat inilah dzat hak Ta’ala,

Tiada kata lain sifat pada

lafadz dzat pada makna

Wajib bagi aqal itu memahami Hakikat

sifat nafsiyah yg di jelaskan allah atas ilmunya untuk di fahami bagi makhluk bahwa :

Hiya lhalul wajibatu lizzati maadaamati azzatu ghoiru mu’alalahi bi’illati,

selama ada dzat, adanya sesuatu itu tidak karena sesuatu dan tidak juga terjadi dengan sendirinya
apalagi Ia menjadikan dirinya sendiri dan tidak pula Ia berjadi-jadian.
[00:01, 07/02/2021] +60 13-712 7606: Jika engkau mengharapkan pemberian-pemberian karunia-
Nya datang, maka hendaklah engkau menjadi orang yang betul-betul faqir dan kekurangan di
hadapan-Nya. Sesungguhnya shadaqah-shadaqah itu hanyalah untuk orang-orang yang faqir.

- Ibnu 'Athaillah -

[07:34, 07/02/2021] +60 11-1157 2545: Fakir macam mana sifu

[07:34, 07/02/2021] +60 11-1157 2545: Fakir dari sudut apa sifu

[07:34, 07/02/2021] +60 11-1157 2545: Kupas sikit sifu

[07:49, 07/02/2021] +60 13-712 7606: Seorang yang faqir adalah seorang yang berkeperluan atau
sangat memerlukan, bukan orang yang sangat berkeinginan.

Suatu keperluan itu adalah apa apa yang mesti ada untuk melaksanakan tugas khusus yang hendak
diselesaikan.

Dan bukan pula perkara yang dikehendaki untuk melakukan hal hal yang tidak perlu dalam hidup.

Contohnya....

Seorang yang telah diberi misi hidup menjadi peniaga untuk mengalirkan nikmat Allah kepada orang
lain, maka adalah perlu baginya memahami selok belok perniagaan patuh syariah.

Atau seorang yang telah disematkan tugas untuk membaiki kenderaan bagi kemaslahatan ummat,
maka adalah perlu baginya untuk mahir dalam bidang kejuruteraan mekanikal dan elektrikal.

[08:45, 07/02/2021] +60 13-554 3725: Jadi hakikat hidup adalah menjalankan misi yg dgn sebaiknya.

[12:28, 07/02/2021] +60 14-824 7891: Lagi dan lagi untuk lebih memahami lebih mendalami nya

[12:30, 07/02/2021] +60 13-712 7606: Bagus....

Nanti kita bahas lebih lanjut.

[20:06, 08/02/2021] +60 17-224 8460: SULUK ARTINYA MENEMPUH

‫إِ َّن هَ ٰـ ِذ ِه ت َْذ ِك َ‌رةٌ ۖ فَ َمن شَا َء اتَّخَ َذ إِلَ ٰى َ‌ربِّ ِه َسبِياًل‬

‫َو َما تَشَاءُونَ إِاَّل أَن يَشَا َء اللَّـهُ ۚ إِ َّن اللَّـهَ َكانَ َعلِي ًما َح ِكي ًما‬
Sesungguhnya ini adalah sebuah peringatan: Barangsiapa yang menghendaki, biarlah ia mengambil
jalan menuju Rabb-nya. Dan tiadalah kamu akan berkehendak (menempuh jalan itu), kecuali jika itu
dikehendaki oleh Allah. Sungguh, Allah itu Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. – Q.S. Al-Insaan
[76]: 29-30

Suluk artinya menempuh. ..

Menempuh jalan

Jadi, orang yang melaksanakannya dipanggil penempuh atau pejalan, dalam bahasa arabnya SALIK.

Jalan apa yang ditempuh?

Jalan kenabian atau syariat nabi.

Dalam bahasa arab jalan itu disebut thariqah, sebab jalan itu abstrak atau bersifat kerohanian.

Syariat pun jalan juga, tetapi berlaku pada fizikal.

Sabil pun jalan juga, tetapi lebih tertumpu kepada keseluruhan dalam beragama. Tetapi thariqah
adalah perjalanan kerohanian.

Suluk itu menempuh perjalanan rohani, maka yang menjadi pejalannya ialah jiwa kita atau diri batin
kita meskipun fizikal kita ini melaksanakan aktiviti rutin seperti biasa namun Qalb kita ini sentiasa
mengingati Allah.

Thariqah itu jalan ke mana?

Thariqah itu suatu jalan kembali kepada Allah. Iaitu kembali berserah diri untuk mentaati segala titah
perintah Allah secara total dalam sebuah tatacara hidup yang dinamakan syari'at Islam.

Apa yang dilakukan dalam thariqah?

Berusaha untuk menyucikan jiwa daripada dikotori oleh segala macam perbuatan zahir dan batin
yang disebabkan oleh kegagalan diri daripada melawan hawa diri yang melampaui batas.

Hentikan segala perbuatan yang keji dan mungkar, digantikan dengan sikap dan perbuatan yang
terpuji.

Hentikan sikap buruk dan digantikan dengan sikap yang terpuji.


Di manakah penghujung Thariqah itu?

Thariqah itu tiada penghujung sehingga kita menemui shirath al-Mustaqim. Kerana setelah kita
menemui shirath al-Mustaqim itu, barulah kita akan mengenal diri kita yang sebenar atau diri
sebenar diri atau menurut al Qur’an ialah FITRAH DIRI, KADAR DIRI, QUDRAH DIRI.

Apakah yang akan dapat kita capai di shirath al-Mustaqim?

Setelah kita ditunjukkan kepada shirath al-Mustaqim itu maka kita akan mengenal tujuan penciptaan
diri kita ini untuk apa sebenarnya.

Dengan mengenal karakter atau watak khas untuk diri kita sendiri, lalu kemudian boleh dikatakan
bahwa kita telah arif akan diri sendiri ,maka ariflah kita akan Rabb.

Dalam bahasa arabnya....

MAN ARAFA NAFSAHU, FAQAD ARAFA RABBAHU.

( SYARI'AT HAKIKI )

[10:18, 09/02/2021] +60 17-224 8460: Luruskan niat

Orang yang hatinya suci bersih akan menerima pancaran Nur Iman dan mata hatinya akan melihat
kepada hakikat bahawa Allah s.w.t, Tuhan Yang Maha Mulia, Maha Suci dan Maha Tinggi tidak
mungkin ditemui dan dikenali kecuali jika Dia mahu ditemui dan dikenali.

Sebenar-benar nya tidak ada ilmu dan amal yang mampu menyampaikan seseorang kepada Allah
s.w.t. kecuali dengan Rahmat Allah swt sendiri.

Tidak ada jalan untuk mengenal Allah swt. Allah swt hanya dikenali apabila Dia ingin
memperkenalkan Diri-Nya pada insan yang terpilih.

Penemuan kepada hakikat bahawa tidak ada jalan yang terhulur kepada gerbang makrifat
merupakan puncak yang dapat dicapai oleh ilmu. Ilmu tidak mampu pergi lebih jauh dari itu.

Apabila akal sudah mengetahui dan mengakui bahawa tidak ada jalan atau tangga yang dapat
mencapai Allah swt maka seseorang itu tidak akan lagi bersandar kepada ilmu dan amalnya, apa lagi
kepada ilmu dan amal orang lain. Dia mulai mengharap Dzat yang ESA dan melepaskan
kebergantungan hatinya kepada segala alat-alat yang menjadi hijab-hijab yang menutupi Allah dari
dirinya.
Bila sampai di suatu ketika seseorang itu tidak ada pilihan lagi melainkan menyerahkan sepenuhnya
kepada Allah swt. Maka di saat itu Allah memudahkan baginya jalan menuju hadiratNya. Di mana
jalan itu tidak lain dan tidak bukan adalah dengan menyucikan qalb dari selain Allah.

“Ruhul-Qudus menurunkan itu dari Rabb-mu dengan Al-Haqq, untuk mengokohkan orang-orang
beriman, lagi menjadi petunjuk dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri”.– Q. S. An-
Nahl [16] : 102

#PERBAIKI WUDHU DAN SHALAT

By Syariat Hakiki...

[13:12, 10/02/2021] +60 17-224 8460: TAUHID SEBAGAI ASAS DALAM BERIBADAH.

Allah SWT berfirman:

‫هّٰللا‬
َ ِ‫ۙ ُحنَفَٓا َء َويُقِ ْي ُموا الص َّٰلوةَ َوي ُْؤتُوا ال َّز ٰكوةَ َو ٰذل‬
‫ك ِديْنُ ْالقَيِّ َم ِة‬ ِ ِ‫َو َم ۤا اُ ِمر ُۤوْ ا اِاَّل لِيَ ْعبُدُوا َ ُم ْخل‬
َ‫ص ْينَ لَـهُ ال ِّد ْين‬
wa maaa umiruuu illaa liya'budulloha mukhlishiina lahud-diina hunafaaaa wa yuqiimush-sholaata wa
yutuz-zakaata wa zaalika diinul-qoyyimah

"Pada hal mereka tidak diperintahkan melainkan supaya menyembah Allah dengan mengikhlaskan
ibadat kepadaNya, lagi tetap teguh di atas tauhid; dan supaya mereka mendirikan solat serta
memberi zakat. Dan yang demikian itulah Ugama yang benar."

(QS. Al-Bayyinah 98: Ayat 5)

Amalan atau praktikal bagi ilmu tauhid ialah meletakkan segala sesuatu pada tempatnya.

Pegangan atau fahaman atau iktikad atau keyakinan atau iman itu bertempat atau bermaqam di
alam qalb yang dengannya seseorang itu tiada was was dalam memahami batas ketuhanan dan
kehambaan.

13 tahun lamanya Rasulullah mengajarkan tauhid kepada para sahabat dan kaum kerabat baginda
barulah selepas itu didatangkan ritual pengabdian atau cara beribadah secara berperingkat.
Alhamdulillah, kita sebagai umat akhir zaman telah tahu dan mengerjakan ibadah terlebih dahulu
dengan cara yang telah disusun atur oleh para ulama berprestij dalam bentuk perukunan yang asas.

Namun disebabkan apa yang digubal oleh para ulama tersebut adalah merupakan asas beragama
dalam syariat islam atau juga dinamakan syariat zahir, maka adalah sangat perlu bagi kita memahami
syariat yang disampaikan oleh Rasulullah ini secara kaffah iaitu mencakupi aspek zahir dan natin
syariat islam.

Teruskanlah dengan amalan yang telah kita fahami selama ini yang berlandaskan mazhab imam asy
syafe'i dan aliran ahlussunnah wal jamaah.

Apa yang ditekankan pada penyampaian dari para admin di syariat hakiki ini ialah beramal dengan
amalan yang shaleh. Iaitu amalan yang benar menurut definisi al Qur'an dan ajaran Rasulullah.

Kita harus faham dan tahu bahwa amal atau ibadah yang kita laksanakan selama ini sampai kepada
Allah. Kerana ia sangat penting dan itulah yang diperintahkan oleh Allah sebagaimana yang
dijelaskan dalam al Qur'an.

Sia sia beramal jika tak sampai.

Sia sia beramal jika tidak mengenal penciptanya.

Sia sia beramal jika tidak ikhlas.

(SYARI'AT HAKIKI)

[08:02, 12/02/2021] +60 11-1157 2545: Asalamualaikum warohmatullah

[08:02, 12/02/2021] +60 11-1157 2545: Apa tajuk kita Harini


۟ ‫ى أَنَّمٓا إ ٰلَهُ ُك ْم إ ٰلَهٌ ٰ َو ِح ٌد ۖ فَمن َكانَ يَرْ ج‬ َ ‫قُلْ إِنَّ َمٓا أَن َ۠ا بَ َش ٌر ِّم ْثلُ ُك ْم ي‬
[17:03, 12/02/2021] +60 11-1157 2545: ‫ُوا لِقَٓا َء َربِّ ِهۦ‬ َ ِ ِ َ َّ َ‫ُوح ٰ ٓى إِل‬
ۢ
١١٠﴿ ‫صلِحًا َواَل يُ ْش ِر ْك بِ ِعبَا َد ِة َربِّ ِٓۦه أَ َح ًدا‬
َ ٰ ‫﴾فَ ْليَ ْع َملْ َع َماًل‬

"Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa
sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan
Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan
seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya"."

(Q.S.18:110)
via Al-Qur'an

[17:11, 12/02/2021] +60 11-1157 2545: Allah pagil jumpa dia tu👆

[17:11, 12/02/2021] +60 11-1157 2545: Dah jumpa ke

[17:35, 12/02/2021] +60 13-993 1959:

[17:45, 12/02/2021] +60 17-224 8460: Prolog sebuah thariqah

@Setiap permasalahan tentu ada jalan penyelesaiannya.

@Setiap riwayat tentu ada jalan penceritaannya.

Setiap tujuan tentu ada jalan yang harus dilalui.

Perjalanan hidup ini meskipun singkat pada hakikatnya namun pada sangkaan manusia terasa lama
sehingga manusia terleka dari tujuan penciptaannya sejak awal lagi.

Begitulah sikap manusia yang sememangnya tidak lepas dari dosa dan dosa yang paling kerap
dilakukan adalah dosa yang dapatkan dengan tidak mengerjakannya yaitu dosa yang paling besar
atau dinamakan syirik.

Justeru itu kita diperintahkan untuk sentiasa memperbaharui syahadah berserta dengan shalat
fardhu 5 waktu sehari. Namun dosa dosa lain yang kita perbuat itu mengakibatkan titik titk hitam di
hati.

Hati kita yang kotor harus dibersihkan, jika tidak, maka Allah tidak sudi memandang. Lalu apakah
jalannya?

Apakah jalan untuk mengatasi masalah hati yang kotor ini? Adakah jalannya? Apa itu jalan?

Jalan itu maksudnya cara atau kaedah yang di dalam bahasa arab di sebut sebagai THARIQAH
( dalilnya nanti ustaz fizi bawakan)

Ketahuilah bahwa satu satunya jalan bagi menyucikan hati kita yang telah dikotor disebabkan
banyaknya dosa yang kita telah lakukan kerana ingkar kepada perintah Allah agar kita
mengesakanNya akibat daripada menurut hawa nafsu dengan menyangka jalan hidup ini masih
panjang. Satu satunya jalan untuk menuju kepada Allah adalah TAUBAT
Taubat itu bermaksud KEMBALI. Jadi... jalan untuk bertaqarrub adalah kembali ke hadirat Allah.

Thariqah = jalan. Taubat = kembali.

Firman Allah SWT yang artinya : “Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah
kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).” (QS. Az
Zumar: 53-54).

Taubat itu adalah suatu perjalanan bukan sekadar ritual pada suatu masa tertentu sahaja. Taubat itu
lalui atau ditempuhi perjalanannya sepanjang hayat. Taubat itu dimulakan dengan berserah diri
sebagaimana disebut pada ayat di atas dan di bawah ini.

Firman Allah SWT yang artinya : “Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah
kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).” (QS. Az
Zumar: 53-54).

Thariqah pertaubatan atau jalan penyucian jiwa atau jalan kembali kepada diri yang fitrah ini
dinamakan suluk. Di mana hendak bersuluk?

Di mana kamu berada maka di situlah ada jalan suluk.

(By syariat hakiki)

Bahan Tafakur

[08:43, 14/02/2021] +60 13-712 7606: Siapa yang tidak menundukkan dirinya ke dalam sebuah
penyerahan diri kepada amr Ilahiyyah, maka sudah nyata bahwa ia mengikuti langkah syaithan.

- Ibnu 'Arabi -

[11:03, 15/02/2021] +60 13-712 7606: Amr ilahiyah = urusan ketuhanan.

Diberikan kepada kita urusan ilahiyah untuk kita melaksanakan tugas kehidupan ini dengan
berpandukan amr itu.

Amr ilahiyah ini merupakan buku panduan atau manual book bagi setiap individu untuk dia berfungsi
sebagaimana tujuan ia diciptakan.

[11:03, 15/02/2021] +60 13-712 7606: 22.67

ُ ‫لِّ ُك ِّل أُ َّم ٍة َج َع ْلنَا َمن َس ًكا هُ ْم نَا ِس ُكوهُ ۖ فَاَل يُ ٰنَ ِز ُعنَّكَ فِى ٱأْل َ ْم ِر ۚ َوٱ ْد‬
[11:11, 15/02/2021] +60 19-934 9505: ‫ع إِلَ ٰى َربِّكَ ۖ إِنَّكَ لَ َعلَ ٰى‬
٦٧﴿ ‫﴾هُدًى ُّم ْستَقِ ٍيم‬
"Bagi tiap-tiap umat telah Kami tetapkan syari'at tertentu yang mereka lakukan, maka janganlah
sekali-kali mereka membantah kamu dalam urusan (syari'at) ini dan serulah kepada (agama)
Tuhanmu. Sesungguhnya kamu benar-benar berada pada jalan yang lurus."

(Q.S.22:67)

via Al-Qur'an Al-Hadi

Download di sini : http://bit.ly/download-alhadi-android

[11:24, 15/02/2021] +60 13-712 7606: Nampak tak?

[11:32, 15/02/2021] +60 13-712 7606: 76.30

[11:33, 15/02/2021] +60 13-712 7606: Al mukminun 80

[11:34, 15/02/2021] +60 13-993 1959: ٨٠﴿ َ‫ار ۚ أَفَاَل تَ ْعقِلُون‬ ٰ ْ ُ‫يت ولَه‬
ِ َ‫ٱختِلَفُ ٱلَّ ْي ِل َوٱلنَّه‬ َ ُ ‫﴾ َوهُ َو ٱلَّ ِذى يُحْ ِىۦ َويُ ِم‬

"Dan Dialah yang menghidupkan dan mematikan, dan Dialah yang (mengatur) pertukaran malam
dan siang. Maka apakah kamu tidak memahaminya?"

(Q.S.23:80)

via Al-Qur'an Al-Hadi

Download di sini : http://bit.ly/download-alhadi-android

[11:34, 15/02/2021] +60 13-993 1959: ٣٠﴿ ‫﴾ َو َما تَشَٓاءُونَ إِٓاَّل أَن يَشَٓا َء ٱهَّلل ُ ۚ إِ َّن ٱهَّلل َ َكانَ َعلِي ًما َح ِكي ًما‬

"Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah. Sesungguhnya Allah
adalah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."

(Q.S.76:30)

via Al-Qur'an Al-Hadi


Download di sini : http://bit.ly/download-alhadi-android

[12:17, 15/02/2021] +60 13-712 7606: Kamu tidak akan mampu....

Kecuali dengan jalan yang dikehendaki Allah.

Apakah yang dikehendaki oleh Allah ke atas manusia itu telah pun disematkan atau disertakan sedari
awal kelahiran mereka masing-masing.

Ia dinamakan sebagai fitrah diri, amanah ilahiyah, arm ilahiyah, kitab diri dan banyak lagi nama dan
istilah terjemahan dari Al Quran.

Dan di dalam Al Qur'an sendiri ia disebut sebagai SYARIAT yang mana merupakan shirathal
mustaqiim.

Kerana syariat itu sendiri adalah merupakan petunjuk ke jalan yang yang lurus (hudammustaqim).

[21:01, 15/02/2021] +60 13-712 7606: Soalan.....?

[21:02, 15/02/2021] +60 13-712 7606: Biar manfaat...

[21:02, 15/02/2021] +60 13-712 7606: Isu semasa ke...

[21:14, 15/02/2021] +60 19-715 1594: Yer2...

Ringan2 dulu..

Kemam2 mana tak ada gigi tu baru kunyah guna gusi lalu d telan dan hadamkan

[21:14, 15/02/2021] +60 19-715 1594: Apakah maksud Agama dan maksud Syariat.

[21:14, 15/02/2021] +60 19-715 1594: Boleh x soalan ni

[21:15, 15/02/2021] +60 19-715 1594: Ada bangkangan?..silakan

[21:15, 15/02/2021] +60 10-927 9855: Boleh aja dong

[21:15, 15/02/2021] +60 19-715 1594: Yang difahami Agama itu satu anutan.

[21:16, 15/02/2021] +60 19-715 1594: Silakan Mok muqaddimahnya

[21:16, 15/02/2021] +60 13-712 7606: Teruskan.....

[21:17, 15/02/2021] +60 10-927 9855: Ada urusan ni sifu lanjut dulu ah

[21:19, 15/02/2021] +60 19-715 1594: Saya soal je mok😁

[21:22, 15/02/2021] +60 10-927 9855: Macam mana nak muqadimmah nya sifu kemuncak nya pon x
kelihatan ni😅
[21:24, 15/02/2021] +60 10-927 9855: Tu sifu ngah ada tuuu mana jemaah sila laah lontarkan soalan
yg terbuku di hati

[21:42, 15/02/2021] +60 13-712 7606: Jalan dulu...

[06:52, 16/02/2021] +60 13-554 3725: Agama tu adalah peraturan² yang ditetapkan oleh Allah yang
wajib kita ikuti dalam menjalani kehidupan seharian.

[06:54, 16/02/2021] +60 13-554 3725: Agama dan syariat tu pada pemahaman saya sama saja..tlg
betulkan sifu

[12:49, 16/02/2021] +60 17-224 8460: TAZKIYATUN-NAFS

(penyucian 'Jiwa')

Hindarilah dari ghibah atau mengumpat atau menggunjing...

Kalau itu masih ada...

Jangan harap akan dapat ke hadrat ilahi. ..

'Lepaskan sandalmu wahai musa'......!

Kalau kita berharap akan pertemuan dengan Allah.

Jangan bawa apa yang tidak disukai Allah.

Orang yang beriman tidak akan mengumpat...

Tak mungkin orang beriman mahu 'makan daging saudaranya sendiri'.

Dan jangan beranggapan duduk dalam gua sendirian itu dapat menghindarkan diri dari
mengumpat...

Belum tentu...

Apa syarat sah mengumpat?

Hal yang dinamakan mengumpat itu ialah dengan.

1. Pencerita

2. Orang yang diceritakan.


3. Pendengar

Kalau sendirian dalam gua, bagaimanakah umpatan itu berlaku?

Terlintas di hatimu tentang keburukan saudaramu dan membuat hati kesal adalah sejenis umpatan.

Cukup syarat sah mengumpat tak tu?

Lintasan hati

lintasan hati dtg dari mana?

Lintasan hati itu bertempat di shudur kerana shudur merupakan penyimpan data. Ia akan muncul
apabila adanya suasana yang dapat diimbas oleh deria sebagaimana yang pernah terjadi suatu masa
dulu.

Siapa pendengar di sini?

Contoh:-

Kalau hati saya berkata kata tentang betapa kedekutnya fizi, ada karipap besar makan sorang sorang.
..

Contoh:-

Nampak kawan sekerja bawa kereta baru...

"Ceh.... berlagak"...

Siapakah yang mendengar?

Siapa dengar kalau bukan Allah?

Jiwamu itulah yang mengumpat.

Tentang saudaramu. ..
Dan Allah pendengarnya.

Begitulah pengertian mengumpat secara hakiki yang dihindari oleh orang yang beriman.

Bagi orang awam bukan mengumpat. ..

Tapi bagi orang beriman itulah mengumpat.

Sebab itu, wajib laksanakan tazkiyatun-nafs

(Penyucian jiwa).

Bukan penyucian hati atau qalb.

Asy-Syams 91:9

‫قَ ْد أَ ْفلَ َح َمن زَ َّك ٰىهَا‬

sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu)

Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan mereka kecuali bisikan-bisikan dari orang yang
menyuruh (manusia) untuk memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf atau mendamaikan sesama
manusia.” (QS Al-Nisa: 114).

١٦﴿ ‫﴾ َولَقَ ْد خَ لَ ْقنَا ٱإْل ِ ن ٰ َسنَ َونَ ْعلَ ُم َما تُ َوس ِْوسُ بِ ِهۦ نَ ْف ُسهۥُ ۖ َونَحْ نُ أَ ْق َربُ إِلَ ْي ِه ِم ْن َح ْب ِل ْٱل َو ِري ِد‬

"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh
hatinya , dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya,"

(Q.S.Qaaf:16)

ٰ
ِ ‫﴾أَلَ ْم يَ ْعلَ ُم ٓو ۟ا أَ َّن ٱهَّلل َ يَ ْعلَ ُم ِس َّرهُ ْم َونَجْ َو ٰىهُ ْم َوأَ َّن ٱهَّلل َ عَلَّ ُم ْٱل ُغيُو‬
٧٨﴿ ‫ب‬

"Tidaklah mereka tahu bahwasanya Allah mengetahui rahasia dan bisikan mereka, dan bahwasanya
Allah amat mengetahui segala yang ghaib."

(Q.S.At Taubah:78)

٨٠﴿ َ‫﴾أَ ْم يَحْ َسبُونَ أَنَّا اَل نَ ْس َم ُع ِس َّرهُ ْم َونَجْ َو ٰىهُم ۚ بَلَ ٰى َو ُر ُسلُنَا لَ َد ْي ِه ْم يَ ْكتُبُون‬

"Apakah mereka mengira, bahwa Kami tidak mendengar rahasia dan bisikan-bisikan mereka?
Sebenarnya (Kami mendengar), dan utusan-utusan (malaikat-malaikat) Kami selalu mencatat di sisi
mereka."
(Q.S.Az Zukhruf:80)

SYARIAT HAKIKI🕹️

[12:24, 19/02/2021] +60 19-715 1594: ‫ْــــــــــــــــــم ﷲ الرَّحْ َم ِن ال َّر ِحيم‬


ِ ‫بِس‬

ُ‫ال َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ هللاِ َوبَ َركَاتُه‬

INTISARI KHUTBAH JUMAAT JDT

TARIKH : 19 hb Februari 2021

07 Rejab 1442

TAJUK : Menghindari Fitnah Dajal

1) Beriman kpd hari qiamat- salah satu dpd rukun iman; disusuli dgn tanda2 kecil kmudian dgn
tanda2 besar; kluarnya dajal adalh tanda besar qiamat; fitnah terbesar akhir zaman.

2) Firman Allah Surah Al-i'raf/187 bermaksud: "Mreka bertanya kpd mu (wahai Muhammad) ttng
hari qiamat: bilakah masa datangnya? Katakn lah: Sesungguhnya pengetahuan mengenainya
hanyalah ada di sisi Tuhanku, tidak ada sesiapa pun dpat menerangkn kedatangannya pd waktunya
melainkn Dia.................................... ".

3) Dajal- manusia biasa yg telah ujud sekian lamanya; dicipta oleh Allah sbgai ujian keimanan kpd
umat manusia; matanya yg rosak dan tertulis di dahinya perkataan

'kafir'

4) Rasulullah SAW bersabda bermaksud: "Dajal matanya buta, diantara kedua matanya tertulis
kafir............... Setiap muslim boleh membacanya".

(HR: Imam Muslim)

5) Dajal si pendusta- Allah tangguhkn ajalnya; akn muncul utk menguji keimanan manusia; Dajal akn
menjelajahi seluruh pelusuk bumi ini dlm masa 40 hari; Mekah dan Madinah tidak dpat dimasuki
kerana ada Malaikat yg menjaganya.
6) Rasulullah SAW bersabda bermaksud: "Al-masihuddajal yg di takuti tidak akn dapat memasuki
kota Madinah. Pda hari itu Madinah memiliki 7 pintu yg setiap pintunya akn ada 2 Malaikat (yg
menjaganya)".

(HR: Imam Bokhari)

7) Pendusta Dajal- akn menyesatkn & merosakn aqidah manusia; mengaku dirinya sbgai penguasa
alam; Allah memberinya bnyak keistimewaan luar biasa utk uji keimanan manusia; (antaranya) boleh
hidupkn orng mati; boleh perlihatkn syurga & neraka; boleh menurunkn hujan & memberi
kesuburan jika mengaku beriman kpdnya.

8) Rasulullah SAW bersabda bermaksud: "Dajal buta mata sblah kanan, berambut ekal, bersamanya
ada syurga dan neraka, nerakanya adalah syurga dan syurganya adalah neraka."

(HR: Imam Muslim)

9) Persiapan hadapi fitnah dajal- berpegang kpd petunjuk Al-quran & Hadith; perbanyakn amal
ibadat; lakukn amalan soleh zikrullah & mohon keampunanNya; berdoa dijauhkn dpd fitnah dajal.

10) Rasulullah SAW bersabda bermaksud: "Sesungguhnya 3 thn sblm munculnya dajal adalah waktu
yg sngat sulit di mana manusia akn ditimpa oleh kelaparan yg sngat, kmudian para sahabat bertanya:
Dgn apakah manusia akn hidup pd saat itu? Beliau menjawab: Tahlil takbir dan tahmid akn sama
ertinya bagi mreka dgn makanan".

(HR: Imam Ibn Majah)

11) Amalkn bacaan surah Al-kahfi- pemabaca surah ini akn terhindar dpd fitnah dajal; Jbtn Islam Ng
Johor tlah kluarkn pekeliling kpd seluruh msjid surau utk amal surah ini slpas solat subuh setiap
Jmaat.

12) Rasulullah SAW bersabda bermaksud: "Barangsiapa yg menghafaz 10 ayat awal dpd surah Al-
kahfi maka dia akn dijaga dari fitnah dajal".

(HR: Imam Muslim)

13) Peringatan mimbar- sesungguhnya di akhir zaman akn berlaku pelbagai fitnah di muka bumi ini;
persiapkn diri; smga Allah pelihara iman kita & slmatkn kita dpd fitnah dajal.

14) Firman Allah Surah Al-an'am/158 bermaksud: "....... pd hari datangnya sbhagian dari tanda2
Tuhan mu itu, tidak berfaedah lagi iman seseorang yg tidak beriman sblm itu atau yg tidak berusaha
nengerjakn kebaikn mengenai imannya. Katakanlah: Tunggulah kamu (akn apa yg kamu berhak
mendapatnya) dan kami pun sebenarnya menunggu (akn apa yg telah dijanjikn oleh Tuhan kpd
kami)".

‫ بارك هللا لي ولكم‬....

[12:24, 19/02/2021] +60 19-715 1594: Ada soalan ☝🏻

[17:16, 19/02/2021] +60 13-554 3725: Ada sifu..

Bagaimana memahami dajjal dan fitnah² yg dibawanya melalui SH.

[18:41, 19/02/2021] +60 13-712 7606: Selama ini, apa yang kita fahami berkenaan dajjal?

[19:23, 19/02/2021] +60 13-554 3725: Yang saya faham dajjal tu satu manusia yg d berikan umur
panjang.yg akan menjadi ujian pd akhir zaman.x silap saya ada sirah mengatakan para sahabat nabi
menyangka sosok dajjal sudah wujud pd zaman mereka

[20:18, 19/02/2021] +60 11-2106 6102: Hadis tamim ad dari

[20:19, 19/02/2021] +60 13-712 7606: Dia seorang lelaki....

Betul tak?

[20:21, 19/02/2021] +60 13-712 7606: Apa maksud lelaki?

[20:28, 19/02/2021] +60 10-235 6034: Sinonim sbgai pemimpin,ketua,atau yang diutama dalam
sesuatu tujuan.

[20:28, 19/02/2021] +60 10-235 6034: Jelasnya dajjal ini kepala atau ketua yg bisa menggugah iman
umat

[20:29, 19/02/2021] +60 10-235 6034: Mana yg duk ats pagar ni yg akan ditariknya

[20:43, 19/02/2021] +60 13-712 7606: Dajjal itu yang dikhuatiri adalah ujian yang terhasil dari
ulahnya, serangan psychology, ekonomi dan teknologi yang mana pada masa ini setiap orang seakan
bergantung hidup kepada device yang berupa kemudahan untuk survival.

Dajjal hanya melihat ke satu arah iaitu menguasai dunia. Hatinya buta dari melihat keperimanusiaan
namun begitu dia mampu berinteraksi dengan sesama manusia secara professional sehingga semua
orang akan terpukau dengan cara bicaranya.

[20:50, 19/02/2021] +60 13-712 7606: Dajjal itu bersama dalam sebuah organisasi yang terancang,
semua orang yang berada di bawahnya adalah golongan cerdik pandai.

Dia pada zahirnya membantu manusia namun hakikatnya dia menguasai manusia dengan
manipulasi. Dia menjadi sumber komoditi yang tunggal dan berkuku besi.
Dajjal ialah sebuah sisitem yang direka untuk menguasai dunia. Kalau saya sendiri mahu menguasai
dunia... itulah cara saya.

Hari ini hampir setiap orang memerlukan data internet dalam kehidupan seharian.

[21:24, 19/02/2021] +60 10-235 6034: Jadi bagai mana cara mnguasai dajjal yang dimaksudkan ini
sifu?

[21:43, 19/02/2021] +60 13-712 7606: Kita tak mampu menguasai dajjal. Kita hanya perlu
mempertahankan keimanan, akidah, keyakinan, bahwa hanya Allah yang memberi manfaat dan
mudarat.

Suatu masa nanti mungkin ada vaksin yang jelas haram... namun kita RASA memerlukannya. Itulah
fitnah (ujian) dajjal.

Hanya nabi isa yang dapat mengalahkan dajjal kerana nabi isa merupakan ciptaan langsung dan
dikurniakan ruh Al-Quds dari awal.

[08:07, 20/02/2021] +60 13-712 7606: Lalu kita fahami pula fitnah dajjal di akhir usia kita. Pada setia
zaman beredar, ada sahaja perkembangan dan kemajuan yang berlaku di muka bumi.

Kehidupan akan semakin dipermudahkan dengan pencapaian dari inovasi manusia sehingga semua
itu membuatkan manusia ingin hidup selamanya.

Sesungguhnya keinginan untuk hidup lama itu merupakan cinta dunia dan ujian terbesar.

[08:09, 20/02/2021] +60 13-712 7606: Tanda tanda qiamat akan berlaku pada diri ialah keinginan
kita semakin subur walaupun jasmani kita semakin lemah.

[11:00, 20/02/2021] +60 19-715 1594: Dajjal sebelum Dajjal

[16:11, 20/02/2021] +60 14-824 7891: Mahu cakap dajjal bukan dajjal tetapi dajjal

[11:04, 21/02/2021] +60 17-941 4305: Cahaya Ikhlas

ِ َ‫ َوأَرْ َواحُـهَا ُوجُوْ ُد ِس ِّر ْا ِإل ْخال‬،ٌ‫ص َو ٌر قَائِ َمة‬


‫ص فِيهَا‬ ُ ‫اَأْل َ ْع َما ُل‬

“Amal-amal itu semata bentuk-bentuk yang tampil, adapun ruh-ruh yang menghidupkannya adalah
hadirnya sirr ikhlas (cahaya ikhlas) padanya”

Kupasan:
“Aku pernah bertanya kepada Jibril tentang ikhlas. Lalu Jibril berkata, ‘Aku telah menanyakan hal itu
kepada Allah’, lalu Allah berfirman, ‘(Ikhlas) adalah salah satu dari rahasiaku, yang Aku berikan ke
dalam hati orang-orang yang kucintai dari kalangan hamba-hamba-Ku” –Hadits Qudsi

Sirr secara bahasa ertinya adalah “rahsia”. Secara hakikat sirr adalah cahaya khusus yang Allah
berikan kepada seorang hamba yang Dia cintai, sebagaimana diungkap dalam hadits diatas.

Amal ialah, geraknya badan lahir atau hati. amal itu digambarkan sebagai tubuh/jasad. sedangkan
ikhlas itu sebagai ruhnya. yakni., badan tanpa ruh berarti mati. amal lahir atau amal hati itu bisa
hidup hanya dengan adanya ikhlas.

Allah berfirma, “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan (ikhlas)kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus” albayyinah 5.
“Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan (ikhlas)kepada-Nya.” Az-zumar 2.

(Al Hikam)

[08:02, 24/02/2021] +60 11-1157 2545: Setiap muslim wajib bershadaqah!

Jika ia tidak memiliki sesuatu, maka hendaknya ia bekerja dengan tangannya, agar ia dapat memberi
manfaat bagi dirinya sendiri dan agar ia dapat bershadaqah.

Bila ia tidak mampu, maka hendaknya ia menolong orang yang memerlukan pertolongan.

Apabila ia tidak dapat melakukannya, maka hendaknya ia mengajak orang kepada kebaikan.

Dan apabila ia tetap tidak sanggup, maka hendaknya ia menahan diri dari berbuat jahat, karena
sesungguhnya hal ini baginya adalah suatu shadaqah.

- Rasulullah Muhammad saw -

(HR. Ahmad, Asy-Syaikhan, dan An-Nasai')

[12:19, 24/02/2021] +60 17-224 8460: Istilah “mengenal diri” sesungguhnya sama dengan mengenal
fithrah diri , dan memahami kembali untuk apa kita diciptakan.
Pengetahuan tentang fithrah diri ini tersimpan di dalam jiwa kita masing-masing. Inilah maksudnya
bahwa kita ini akan berbahagia hanya apabila kita telah mengenal diri sendiri atau orang sering
bilang diri sebenar diri atau mengenal jiwa.

Sebenarnya jiwa/nafs itulah kita, jangan dipersulitkan dengan istilah diri terperi, sebenar diri, diri
berdiri dan macam macam yang akhirnya dalam diri ada Allah.

Karut semua tu, itulah akibat memahami ayat menurut hawa nafs bukan petunjuk.

Fithrah diri insan ini dapat dikenali kembali, yaitu, manusia dapat mengenali semula siapakah dirinya
yang sesungguhnya, melalui sebuah per-taubat-an kepada Allah, dengan kembali kepada Allah
(“taubat” berasal dari kata “taaba” yang artinya kembali), dengan bertakwa kepada Allah, dengan
menegakkan shalat, dan dengan tidak mempersekutukan Allah dengan apa pun.

Kita hanya perlu tunduk taat kepada Allah, tidak kepada apa pun selain Allah—termasuk pada hawa
nafsunya, syahwat dan kehendak kita sendiri.

Tetapi sayangnya, sangat sedikit insan yang memahami hubungan yang saling terkait antara
kekuatan dan kelemahan diri, fithrah diri, Ad-Diin, shirath al-Mustaqim, taubat, misi hidup, shalat,
tidak mempersekutukan Allah (tidak tunduk pada hawa nafsu dan syahwat), ketakwaan dan
kebahagiaan hakiki. Semua yang berkaitan hal ini tergambar dalam Q.S. Ar-Ruum [30]: 30–31 berikut
ini.

َ‫اس اَل يَ ْعلَ ُمون‬ َ ِ‫ق اللَّـ ِه ۚ ٰ َذل‬


ِ َّ‫ك الدِّينُ ْالقَيِّ ُم َولَ ٰـ ِك َّن أَ ْكثَ َ‌ر الن‬ ِ ‫يل لِ َخ ْل‬ ْ ِ‫ِّين َحنِيفًا ۚ ف‬
َ َّ‫ط َر‌تَ اللَّـ ِه الَّتِي فَطَ َ‌ر الن‬
َ ‫اس َعلَ ْيهَا ۚ اَل تَ ْب ِد‬ ِ ‫فَأَقِ ْم َوجْ هَكَ لِلد‬

َ‫صاَل ةَ َواَل تَ ُكونُوا ِمنَ ْال ُم ْش ِ‌ر ِكين‬


َّ ‫ُمنِيبِينَ إِلَ ْي ِه َواتَّقُوهُ َوأَقِي ُموا ال‬

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Agama (Allah); (Itu adalah) fitrah Allah yang Dia
telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah)
Agama yang kukuh, tetapi sebagian besar manusia tidak mengetahuinya. Dengan kembali bertaubat
kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya, serta dirikanlah shalat, dan janganlah kamu termasuk
orang-orang yang mempersekutukan Allah.” – Q.S. Ar-Ruum [30]: 30–31

Demikianlah bahwa sesungguhnya, berfungsi dan hidup sesuai dengan fithrah diri adalah
menjalankan misi hidup masing-masing, sebagaimana sabda Rasulullah tadi: (menemukan dan)
melaksanakan apa yang dimudahkan baginya, sesuai dengan untuk apa ia diciptakan.

Tentu kita pernah tertanya di dalam hati, "Untuk apa aku di sini? Apakah tujuan aku dihidupkan?"
Temuilah dirimu....

BY SYARIAT HAKIKI

[10:03, 26/02/2021] +60 19-715 1594: MENGINGATI ALLAH DENGAN SHALAT ZAHIR BATIN

Allah SWT berfirman:

َ‫ض َوا ْبتَ ُغوْ ا ِم ْن فَضْ ِل هّٰللا ِ َو ْاذ ُكرُوا هّٰللا َ َكثِ ْيرًا لَّ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُوْ ن‬ ٰ
ِ ْ‫ت الصَّلوةُ فَا ْنت َِشرُوْ ا فِى ااْل َر‬ ِ ُ‫فَاِ َذا ق‬
ِ َ ‫ضي‬
"Kemudian setelah selesai solat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi (untuk menjalankan
urusan masing-masing), dan carilah apa yang kamu hajati dari limpah kurnia Allah, serta ingatlah
akan Allah banyak-banyak (dalam segala keadaan), supaya kamu berjaya (di dunia dan di akhirat)."

(QS. Al-Jumu'ah 62: Ayat 10)

Ingat Allah itu rahsia untuk mendapat akhlak dari sifat-sifat terpuji... yakni akhlak Allah swt yang
ditunjuk melalui akhlak Nabi saw... untuk mengenali Allah swt.

Ketahuilah hai saudara-saudaraku, untuk mendapat akhlak yang terpuji maka jalan permulaannya
ada dengan bertaubat bersungguh-sungguh.

Bahawa Nabi SAW bersabda, “Taubat itu wajib sebelumnya (ada kegiatan apapun).” Mereka (ulama
suluk) berkata bahawa taubat menjadi dasar penting bagi Islam, menjadi kaedah- kaedah agama dan
pekerjaan awal bagi orang orang suluk.

Barangsiapa yang telah ditajalli al Tawwab yakni diberi sifat bertaubat maka dia beruntung
dengannya, maka telah ditunjuk baginya jalan keluar dari api neraka, maka wajiblah dia menjaganya.

Maka mintalah dari Allah permintaan akan perlindungan dan pertolongan-Nya.

Yang paling penting perlu mendapatkan Tajalli al Wadud, yakni tentang cinta pada Allah, dan tidak
akan mendapat maqam ini kecuali mencintai Rasulullah saw dan mengikuti jejak Rasulullah saw
darihal syari'at dan hakikatnya (cinta), zahir dan batin.

Sempurnanya manusia itu dengan jasad dan rohnya. Sempurnanya amal itu dengan aturan syariat
dengan ritual ibadah dijasad yang diajari oleh Rasulullah saw dan amal batin yakni akal dan hati serta
bathin hati (hakikat) yang menyaksi hakikat keesaan dalam hak-Nya.
Solat dengan taqwa dan keimanan yakni Tauhid!

Allah SWT berfirman:

َ‫َواَ ْن اَقِ ْي ُموا الص َّٰلوةَ َو اتَّقُوْ هُ ۗ َوهُ َو الَّ ِذ ۤيْ اِلَ ْي ِه تُحْ َشرُوْ ن‬
"Dan (diperintahkan): Hendaklah kamu mengerjakan solat dan bertaqwa kepadaNya, dan Dia lah
Tuhan yang kepadaNya kamu akan dihimpunkan (pada hari akhirat kelak)."

(QS. Al-An'am 6: Ayat 72)

#TAUHIDFIRST

Syariat Hakiki ..🕹️

[15:43, 05/03/2021] +60 11-6102 5241: AMANAH DALAM ILMU

Ketika di hujung kelas bersama Dr Suweish Mahamid ada seorang student arab bertanya
permasaalahan Akidah berkenaan pertembungan antara Asy'ari dan salafi

Saya menjangkakan jawapan yang panjang akan diberi tetapi hanya ringkas,padat dan penuh
amanah.

Kata Al-fadhil Dr :

"Itu lebih kepada permasaalahan furu' akidah dan aku bukan ahli dalam bidangnya kamu boleh
bertanya kepada Dr Ali Fawwaz (pensyarah akidah)dia adalah ahlinya

" >‫من تكلم بغير فنه أتى بالعجائب‬

Walaupun Dr tidak menjawab tetapi itu adalah jawapan sebenar ulama' kita dalam berhadapan
dengan soalan yang kurang pasti dan di luar bidang.Dan jawapan itu sangat membuat saya ta'ajub
dan memberi kesan.Kalaulah saya di tempat Dr mungkin saya akan malu jika tidak menjawab tetapi
Dr jauh lebih mulia dari saya.

Ini adalah contoh adab yang makin kurang di kalangan thullab ibarat bawang yg dihiris sedikit demi
sedikit.
Sekarang kesemua berebut untuk kehadapan,berebut untuk berkata-kata,memberi pendapat serta
berdebat. Malah pendapat2 ini jauh lebih parah kesannya kini, kerana wujud medium penyampaian
luas seperti media sosial.

Sudah diberi peringatan oleh Syeikh Zarnuji didalam Ta'alim Muta'alim :

( ‫وإياك أن تشتغل بهذا الجدل الذي ظهر بعد انقراض االكابر من العلماء فإنه يبعد الطالب عن الفقه ويضيع العمر ويورث الوحشة‬
‫)والعداوة وهو من اشراط الساعة وارتفاع العلم والفقه‬

Berbeza dengan akhlak warisan salafussoleh.

Kita lihat bagaimana Imam Malik bin Anas berkata

"Aku tidak tahu",

Syeikh soleh uthaimin tidak ingin memberi komentar selepas tahu soalan itu sudah pun dijawab oleh
Syeikh Bin baz, Ulama Thariqah yang menyampaikan hanya apa yg mereka sudah hafal dan
masyayikh yg hanya akan membuka mulut selepas diizinkan oleh gurunya.

‫رحمهم هللا جميعا‬

Inilah sifat para ulama2 terdahulu kita yang patut kita contohi, lebih utama kita ambil adab mereka
dahulu sebelum ilmu mereka.

Elakkanlah diri kita:

1)Berkata sebelum pada waktunya

2)Berkata pada bukan takhasus

3)Berkata di luar bidang contoh nak komentar pada bidang perubatan

4)Berkata sedangkan ada ramai yang jauh lebih berautoriti untuk menjawab

Akhirnya marilah kita hayati kedua hadis ini

•‫حامل فق ٍه ليس بفقي ٍه‬


ِ َّ‫حامل فق ٍه إلى من هو أفقهُ منه ورُب‬
ِ َّ‫فرُب‬

•‫فضلوا وأضلوا‬,‫فسئلوا فأفتوا بغير علم‬

‫هدانا هللا‬,‫وهللا أعلم‬

Fb : Ammar Hakimi

[18:07, 10/03/2021] +60 11-6102 5241: Tuan tnya macam mana nak kenal org berilmu ..saya jawab
mudah zaman skrg adalah sijil..kerana itu adalah bukti..(semua org boleh mendakwa apa sahaja
kalau tiada bukti-hadis)..tetapi tidak kesemua org yg tidak bersijil tidak berilmu ..ramai ulama dari
kalangan pondok/madrasah yg alim2

[03:19, 11/03/2021] +60 13-712 7606: Berobatlah kalian dengan mengucapkan kalimat yang
dijadikan pujian oleh Allah Ta'ala terhadap Diri-Nya sebelum segenap ciptaan memuji-Nya.
Dan di antara ucapan yang Allah Ta'ala jadikan pujian terhadap Diri-Nya adalah kalimat
"Alhamdulillah" dan "Qul Huwa-Allahu Ahad".

Barang siapa tidak dapat disembuhkan oleh Al-Qur'an, maka tidak ada seorang pun dapat
menyembuhkannya!

- Rasulullah Muhammad saw -

[03:20, 11/03/2021] +60 13-712 7606: Barangsiapa yang tidak beroleh ilmu dari Al Quran yang
dibacanya, betapa hatinya itu sedang sakit yang tiada ubatnya.

[12:37, 11/03/2021] +60 19-268 1566: ١﴿ ‫﴾قُلْ هُ َو ٱهَّلل ُ أَ َح ٌد‬

"Katakanlah: "Dialah Allah, Yang Maha Esa."

(Q.S.112:1)

via Al-Qur'an Al-Hadi

Download di sini : http://bit.ly/download-alhadi-android

ِ ‫ك فِى ْٱل ُم ْل‬


[12:38, 11/03/2021] +60 19-268 1566: َ‫ك َولَ ْم يَ ُكن لَّهۥُ َولِ ٌّى ِّمن‬ ِ ‫َوقُ ِل ْٱل َح ْم ُد هَّلِل ِ ٱلَّ ِذى لَ ْم يَتَّ ِخ ْذ َولَدًا َولَ ْم يَ ُكن لَّهۥُ ش‬
ٌ ‫َري‬
١١١﴿ ‫﴾ٱل ُّذ ِّل ۖ َو َكبِّرْ هُ تَ ْكبِي ۢ ًرا‬

"Dan katakanlah: "Segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu
dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia
dengan pengagungan yang sebesar-besarnya."

(Q.S.17:111)

via Al-Qur'an Al-Hadi

Download di sini : http://bit.ly/download-alhadi-android

[18:29, 11/03/2021] +60 17-952 6354: Surah Hud (‫)هود‬, Ayat: 123
َ‫ض َوإِلَ ْي ِه يُرْ َج ُع ٱأْل َ ْم ُر ُكلُّهۥُ فَٱ ْعبُ ْدهُ َوتَ َو َّكلْ َعلَ ْي ِه َو َما َربُّكَ بِ ٰ َغفِ ٍل َع َّما تَ ْع َملُون‬
ِ ْ‫ت َوٱأْل َر‬
ِ ‫َوهَّلِل ِ َغيْبُ ٱل َّس ٰ َم ٰ َو‬

Dan Allah jualah yang mengetahui rahsia langit dan bumi dan kepadaNyalah dikembalikan segala
urusan. Oleh itu, sembahlah akan Dia serta berserahlah kepadaNya. Dan (ingatlah), Tuhanmu tidak
sekali-kali lalai akan apa yang kamu lakukan.

[23:17, 11/03/2021] +60 17-224 8460: Bagaimanakah Kita Mengetahui Bahawa Kita Diredhai?

ِ ‫ْــــــــــــــــــــــم اﷲِالرَّحْ َم ِن الر‬


‫َّحيم‬ ِ ‫بِس‬

ْ ‫﴾ ٰيَٓأَيَّتُهَا ٱلنَّ ْفسُ ْٱل ُم‬


٢٧﴿ ُ‫ط َمئِنَّة‬

"Hai jiwa yang tenang."

(Q.S.89:27)

٢٨﴿ ً‫ضيَّة‬
ِ ْ‫ضيَةً َّمر‬ ِ ِّ‫﴾ٱرْ ِج ِع ٓى إِلَ ٰى َرب‬
ِ ‫ك َرا‬

"Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diredhai-Nya."

(Q.S.89:28)

٢٩﴿ ‫﴾فَٱ ْد ُخلِى فِى ِع ٰبَ ِدى‬

"Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku,"

(Q.S.89:29)

٣٠﴿ ‫﴾ َوٱ ْد ُخلِى َجنَّتِى‬

"masuklah ke dalam surga-Ku."

(Q.S.89:30)

...............................................................

Setiap manusia hendaklah sentiasa berusaha untuk mendapatkan keredaan Allah kerana keredaan
Allah itu adalah kemuncak pengharapan manusia yang hidup di muka bumi. Ini boleh dicapai dngan
melakukan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya.

Abi Abbas r.a telah berkata: Rasulullah s.a.w telah bersabda: Sesiapa yang menyebabkan kemurkaan
Allah kerana hndak mencari keredaan manusia, Allah akan memurkainya dan Allah akan menjadikan
setiap yang diredainya itu benci terhadapnya. Dan orang yang mencari keredhaan Allah, walaupun
dibenci oleh manusia nescaya Allah akan meredainya dan menjadikan setiap yang membencinya itu
redha terhadapnya sehingga keredaan Allah itu menghiasi dirinya, percakapannya dan amalannya,
nescaya ia mendapat perhatian Allah.

(Diriwayatkan oleh al-Tabrani)

..................................................................

Bagaimana untuk meraih redha Allah?

ٌ ۢ ‫ت ٱهَّلل ِ ۗ َوٱهَّلل ُ َر ُء‬


٢٠٧﴿ ‫وف بِ ْٱل ِعبَا ِد‬ َ ْ‫اس َمن يَ ْش ِرى نَ ْف َسهُ ٱ ْبتِغَٓا َء َمر‬
ِ ‫ضا‬ ِ َّ‫﴾ َو ِمنَ ٱلن‬

"Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keredhaan Allah; dan
Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya."

(Q.S.Al Baqarah:207)

ِ ‫َت أُ ُكلَهَا‬
ِ ُ‫ض ْعفَ ْي ِن فَإِن لَّ ْم ي‬
‫ص ْبهَا َوابِ ٌل‬ َ َ‫ت ٱهَّلل ِ َوت َْثبِيتًا ِّم ْن أَنفُ ِس ِه ْم َك َمثَ ِل َجنَّ ۭ ٍة بِ َر ْب َو ٍة أ‬
ْ ‫صابَهَا َوابِ ٌل فَٔـََٔ>ات‬ َ ْ‫َو َمثَ ُل ٱلَّ ِذينَ يُنفِقُونَ أَ ْم ٰ َولَهُ ُم ٱ ْبتِغَٓا َء َمر‬
ِ ‫ضا‬
٢٦٥﴿ ‫صي ٌر‬ ُ ‫هَّلل‬
ِ َ‫﴾فط ٌّل ۗ َوٱ ُ بِ َما تَ ْع َملونَ ب‬َ َ

"Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keredhaan Allah
dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram
oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak
menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu
perbuat."

(Q.S.Al Baqarah:265)

۞ ‫ت ٱهَّلل ِ فَسَوْ فَ نُ ْؤتِي ِه‬ َ ِ‫اس ۚ َو َمن يَ ْف َعلْ ٰ َذل‬


َ ْ‫ك ٱ ْبتِغَٓا َء َمر‬
ِ ‫ضا‬ ِ َّ‫ح بَ ْينَ ٱلن‬
ٰ
ٍ ۭ َ‫ُوف أَوْ إِصْ ل‬
ٍ ‫ص َدقَ ٍة أَوْ َم ْعر‬
َ ِ‫ير ِّمن نَّجْ َو ٰىهُ ْم إِاَّل َم ْن أَ َم َر ب‬
ٍ ِ‫اَّل َخ ْي َر فِى َكث‬
١١٤﴿ ‫﴾أَجْ رًا َع ِظي ًما‬

"Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang
yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan perdamaian di
antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keredhaan Allah, maka
kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar."

(Q.S.An Nisaa:114)

ِ ‫ور بِإِ ْذنِ ِهۦ َويَ ْه ِدي ِه ْم ِإلَ ٰى‬


١٦﴿ ‫ص ٰ َر ٍط ُّم ْستَقِ ٍيم‬ ُّ َ‫﴾يَ ْه ِدى بِ ِه ٱهَّلل ُ َم ِن ٱتَّبَ َع ِرضْ ٰ َونَهۥُ ُسب َُل ٱل َّس ٰلَ ِم َوي ُْخ ِر ُجهُم ِّمن‬
ِ ‫ٱلظلُ ٰ َم‬
ِ ُّ‫ت إِلَى ٱلن‬
"Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan
keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita
kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang
lurus."

(Q.S.Al Maidah:16)

۟ ُ‫ُوا مٓا َءات َٰىهُ ُم ٱهَّلل ُ َو َرسُولُهۥُ َوقَال‬


۟
٥٩﴿ َ‫وا َح ْسبُنَا ٱهَّلل ُ َسي ُْؤتِينَا ٱهَّلل ُ ِمن فَضْ لِ ِهۦ َو َرسُولُ ٓۥهُ إِنَّٓا إِلَى ٱهَّلل ِ ٰ َر ِغبُون‬ َ ‫﴾ َولَوْ أَنَّهُ ْم َرض‬

"Jikalau mereka sungguh-sungguh redha dengan apa yang diberikan Allah dan Rasul-Nya kepada
mereka, dan berkata: "Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan memberikan sebagian dari karunia-Nya
dan demikian (pula) Rasul-Nya, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berharap kepada
Allah," (tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka)."

(Q.S.At Taubah:59)

Untuk meraih keredhaan Allah itu kita sangat memerlukan petunjuk dari Dia Ta'ala.

..................................................................

Dan bagaimana kita tahu bahwa kita telah diredhai?

1. Apabila kita telah menerima dan redha dengan keadaan tubuh sendiri, itulah tanda Allah redha
kepada kita.

2. Bilamana kita redha dengan keadaan rumah tangga sendiri, itulah tanda Allah redha kepada kita.

3. Ketika kita redha dengan pekerjaan yang kita miliki pada saat ini, itulah tanda Allah redha kepada
kita.

4. Pada saat kita redha menghadapi kemelut hidup sehari-hari dan menanggung beban mencari
nafkah, itu tanda Allah redha kepada kita.

5. Manakala kita redha dengan warna kehidupan yang Allah tetapkan untuk diri masing-masing, itu
tanda Allah redha kepada kita.

6. Pada ketika kita redha dengan permasalahan yang Allah kirimkan ke tangan kita, itu tanda Allah
redha kepada kita.
Kesimpulannya, setelah kita redha kepada Allah itulah petanda bahwa Allah redha kepada kita.

Allahu a'lam. ..

(Syari'at Hakiki)

[08:24, 12/03/2021] +60 17-224 8460: sesuatu yg diberikan Allah kepadamu itu bersesuaian dengan
mksudNya bukan sesuai maksudmu

Dan bukan karna maksudmu

kalau Allah tidak ada maksud dan tujuan ketika Dia memberikan, sudah pasti ia tidak akan
memberikan kepada siapapun termasuk engkau

Dan jikalau kamu tidak bisa di manfaat kan tidak lah Allah memanfaatkan engkau.

sesungguhnya Allah menujukan kemanfaatan dirinya dengan kemanfaatan engkau.

Dan tidaklah ia memberi nikmat kepada engkau. Akan tetapi, ia membuat engkau menjadi jalan
kepada nikmat yang lain

[08:38, 12/03/2021] +60 17-224 8460: Wahai, Umar! Tahukah engkau, siapa yang bertanya tadi?”
Aku menjawab, ”Allah dan RasulNya lebih mengetahui,” Dia bersabda, ”Dia adalah Jibril yang
mengajarkan kalian tentang agama kalian.”

( HR. Muslim)

Agama itu bukan tentang , tentang pengikut Daud as, musa as, isa as, atau muhammad saw

Tapi agama itu tentang

Kamu Tunduk, menyerah dan menjadi saksi pencipta dan utusannya

Kamu menegakan sholat

Kamu berzakat

Kamu berpuasa
Dan

Kamu berhaji

Dan kamu membenarkan atas hatimu meyakini tentang

keberadaan Tuhan

Keberadaan malaikat

Kebaradaan kitab kitab

Keberadaan rasul rasul

Keberadaan hukum dan ketetapanNya

Dan kamu memperhatikan segala perbuatan ibadahmu itu tiada luput dari pengawasanNya

Agama tidak perduli engkau muslim, engkau nasrani, engkau yahudi, atau engkau mezusi

Sesungguhnya sepeninggalku nanti akan datang kepada kalian suatu zaman yang di dalamnya tidak
ada sesuatu yang lebih tersembunyi selain dari kebenaran, tidak ada yang lebih tampak selain dari
kebathilan, dan tidak ada yang lebih banyak selain dari orang yang berdusta terhadap Allah dan
Rasul-Nya.

- Ali bin Abi Thalib ra -

Pelajarilah ilmu! Sesungguhnya mempelajarinya karena Allah itu adalah taqwa. Menuntutnya adalah
ibadah. Mengulang-ulanginya adalah tasbih. Membahasnya adalah jihad. Mengajarkannya kepada
orang yang tidak tahu adalah sedekah. Memberikannya kepada ahlinya adalah taqarrub kepada
Allah.

Ilmu itu adalah teman di waktu sendirian dan kawan di waktu kesepian, penunjuk jalan kepada
agama, pemberi nasihat bersabar di kala suka dan duka, seorang menteri di tengah-tengah teman
sejawat, seorang keluarga di tengah-tengah orang asing, dan cahaya yang menunjukkan jalan ke
sorga.

Dengan ilmu, diangkatlah beberapa kaum oleh Allah Ta'ala, lalu dijadikan-Nya mereka para
pemimpin, penghulu dan penunjuk jalan kepada kebajikan. Menjadi ikutan dan penunjuk jalan bagi
manusia kepada kebajikan.
Jejak mereka diikuti, perbuatan mereka diperhatikan. Para malaikat menyukai tingkah laku mereka.
Disapunya mereka dengan sayapnya. Seluruh yang basah dan yang kering memintakan ampunan
Allah atas dosa mereka, hingga ikan-ikan dan binatang laut, binatang buas dan jinak di daratan, di
lelangit beserta bintang-bintangnya.

- Muadz bin Jabal ra -

Renungan Pagi Syari'at Hakiki

Setiap insan yang lahir ke dunia ini, pada awalnya dalam keadaan fitrah, suci tidak terkotori waham
dunia.

Jiwa mereka telah mengenal qudrah dirinya, misi hidupnya membawa benih yang harus dia tanam
menjadi pokok dan buah sebagai (rahmatan lil alamamin)

Namun saat tumbuh dan berkembang seiring itu ada dosa yang mulai menutupi sang jiwa, sehingga
lumpuh segala kemampuan jiwa, buta matanya, tuli telinganya, hingga tidak mampu mengenal
petunjuk Tuhan yang bertebaran dalam kehidupan hingga lupa pada Tujuan utamanya..

“Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk langsung kepada
qalbunya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(Q. S. 64:11)_

[07:36, 24/03/2021] +60 11-1157 2545: Lanjut sifu iman yang macam mana yang dapat petunjuk tu

[07:37, 24/03/2021] +60 11-1157 2545: Yakin dulu ka iman dulu sifu

[08:00, 24/03/2021] +60 17-224 8460: Numpang ✒️✒️✒️✒️

[08:06, 24/03/2021] +60 11-1157 2545: Yakin?

[08:06, 24/03/2021] +60 11-1157 2545: Percaya?

[08:06, 24/03/2021] +60 11-1157 2545: Iman?

[08:34, 24/03/2021] +60 11-1157 2545: Iman yang bercahaya iaitu Nur Iman ataupun iman billah

[08:35, 24/03/2021] +60 11-1157 2545: Jadi

[08:35, 24/03/2021] +60 11-1157 2545: Jadi

[08:35, 24/03/2021] +60 11-1157 2545: Apa syarat nak capai iman cahaya
[08:35, 24/03/2021] +60 11-1157 2545: ????

[08:38, 24/03/2021] +60 10-927 9855: IMAN, ISLAM, IHSAN & TANDA KIAMAT

Dari Abu Hurairah dia berkata:

‫ال يَا َرسُو َل هَّللا ِ َما اإْل ِ ي َمانُ قَا َل أَ ْن تُ ْؤ ِمنَ بِاهَّلل ِ َو َماَل ئِ َكتِ ِه َو ِكتَابِ ِه َولِقَائِ ِه‬ َ َ‫اس فَأَتَاهُ َر ُج ٌل فَق‬ ِ َّ‫ار ًزا لِلن‬ ِ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَوْ ًما ب‬ َ ِ ‫َكانَ َرسُو ُل هَّللا‬
‫ي‬ َ ‫صاَل ةَ ال َم ْكتُوبَةَ َوتُؤَ ِّد‬ْ َّ ‫ك بِ ِه َش ْيئًا َوتُقِي َم ال‬ ‫هَّللا‬
َ ‫ال اإْل ِ سْاَل ُم أ ْن تَ ْعبُ َد َ َواَل تُ ْش ِر‬ َ َ َ‫ُول ِ َما اإْل ِ سْاَل ُم ق‬ ‫هَّللا‬ َ ‫ث اآْل ِخ ِر قَا َل يَا َرس‬ ْ
ِ ‫َو ُر ُسلِ ِه َوتُ ْؤ ِمنَ بِالبَ ْع‬
‫هَّللا‬ ‫ل‬ ‫ُو‬ ‫س‬
ِ َ َ َ َ َ ََ ِ ُ َ ‫ر‬ ‫ا‬ ‫ي‬ ‫ال‬ َ ‫ق‬ ‫ك‬ ‫ا‬ ‫ر‬ ‫ي‬ ُ ‫ه‬ َّ ‫ن‬ ‫إ‬َ ‫ف‬ ‫ه‬ ‫ا‬‫ر‬َ ‫ت‬ ‫اَل‬ ‫ن‬ ْ ‫إ‬ ‫ك‬ َّ ‫ن‬ ‫إ‬
ِ َ ِ ُ َ َ‫َ َ ك‬ َ ‫ف‬ ‫ه‬ ‫ا‬ ‫ر‬ َ ‫ت‬ َّ ‫ن‬ َ ‫َأ‬
‫ك‬ ‫هَّللا‬ ‫د‬ ُ ‫ب‬ ْ
‫ع‬ َ ‫ت‬ ‫ن‬ْ َ ‫أ‬ ‫ل‬ َ ‫ا‬َ ‫ق‬ ُ‫ان‬‫س‬ ْ‫ح‬ ‫إْل‬ ‫ا‬ ‫ا‬‫م‬ ‫هَّللا‬
َ ِ َ ِ َ َ َ َ َ‫ضةَ َوتَصُو َم َ َ َان‬
‫ُول‬ ‫س‬ ‫ر‬ ‫ا‬‫ي‬ ‫ال‬ َ ‫ق‬ ‫ض‬ ‫م‬ ‫ر‬ َ ‫ال َّزكَاةَ ْال َم ْفرُو‬
ْ‫ك ِم ْن أَ ْش َرا ِطهَا َوإِ َذا كَانَت‬ ُ َ ‫أْل‬ ْ ْ َ ُ
َ ‫ال َما ال َم ْسئُو ُل َعنهَا بِأ ْعلَ َم ِم ْن السَّائِ ِل َولَ ِك ْن َسأ َح ِّدثكَ ع َْن أش َرا ِطهَا إِ َذا َولَدَت ا َمة َربَّهَا فَ َذا‬ ُ َ ْ ْ ُ
َ َ‫َمتَى السَّا َعة ق‬
‫س اَل يَ ْعلَ ُمه َُّن ِإاَّل هَّللا ُ ثُ َّم تَاَل‬ ٍ ‫م‬ْ َ
‫خ‬ ‫ي‬ ِ ‫ف‬ ‫ا‬ َ ‫ه‬ ‫ط‬
ِ ‫ا‬ ‫ر‬َ ‫ش‬ ْ َ ‫أ‬ ْ
‫ن‬ ‫م‬ِ َ‫اك‬ َ
‫ذ‬ َ ‫ف‬ ‫ن‬
ِ ‫ا‬ َ ‫ي‬‫ن‬ْ ُ ‫ب‬ ْ
‫ال‬ ‫ي‬ ِ ‫ف‬ ‫ْم‬
ِ ‫ه‬ َ ‫ب‬ ْ
‫ال‬ ‫ء‬ُ ‫َا‬‫ع‬ ‫ر‬
ِ َ ‫ل‬
َ ‫و‬ ‫ا‬َ ‫ط‬ َ ‫ت‬ ‫ا‬ َ
‫ذ‬ ‫إ‬
َِ‫و‬ ‫ا‬ َ ‫ه‬‫ط‬ِ ‫ا‬ ‫ر‬
َ ‫ش‬ ْ َ ‫أ‬ ْ
‫ن‬ ‫م‬
ِ َ‫اك‬ َ
‫ذ‬ َ ‫ف‬ ‫اس‬
ِ َّ ‫ن‬ ‫ال‬ ‫وس‬
َ ‫ْالع َُراةُ ْال ُحفَاةُ ُر ُء‬
َِّ‫ْث َويَ ْعلَ ُم َما فِي اأْل َرْ َح ِام َو َما تَ ْد ِري نَ ْفسٌ َما َذا تَ ْك ِسبُ َغدًا َو َما تَ ْد ِري نَ ْفسٌ بِأي‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم { إِ َّن هَّللا َ ِع ْن َدهُ ِع ْل ُم السَّا َع ِة َويُن َِّز ُل ْال َغي‬ َ
‫ي ال َّرج َُل فَأ َ َخ ُذوا لِيَ ُر ُّدوهُ فَلَ ْم يَ َروْ ا َش ْيئًا‬ َّ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ُر ُّدوا َعل‬ َ ِ ‫ال َرسُو ُل هَّللا‬ َ َ‫وت إِ َّن هَّللا َ َعلِي ٌم خَ بِي ٌر } قَا َل ثُ َّم أَ ْدبَ َر ال َّر ُج ُل فَق‬ ُ ‫ض تَ ُم‬ ٍ ْ‫أَر‬
‫اس ِدينَهُ ْم‬ َ َّ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َه َذا ِجب ِْري ُل َجا َء لِيُ َعلِّ َم الن‬ َ ِ ‫ال َرسُو ُل هَّللا‬ َ َ‫فَق‬
Rasulullah ‫ ﷺ‬pada suatu hari berada di hadapan manusia, lalu seorang lelaki
mendatanginya dan berkata: "Wahai Rasulullah, apakah iman itu?" Baginda menjawab: "Kamu
beriman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-Nya, beriman kepada kejadian pertemuan dengan-Nya,
beriman kepada para Rasul-Nya, dan kamu beriman kepada hari kebangkitan yang akhir". Dia
bertanya:,"Wahai Rasulullah, apakah Islam itu?" Baginda menjawab: "Islam adalah kamu
menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun, mendirikan solat yang
wajib, membayar zakat yang difardukan, dan berpuasa Ramadan." Dia bertanya lagi: "Wahai
Rasulullah, apakah ihsan itu?" Baginda menjawab: "Kamu menyembah Allah seakan-akan kamu
melihat-Nya, maka jika kamu tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu." Dia bertanya
lagi: "Wahai Rasulullah, bilakah hari kiamat itu?" Baginda menjawab: "Tidaklah orang yang bertanya
tentangnya lebih mengetahui jawapannya daripada orang yang ditanya, tetapi aku akan
menceritakan kepadamu tentang tanda-tandanya; iaitu (Pertama) bila hamba wanita melahirkan
tuannya. Itulah salah satu tanda-tandanya; (Kedua) bila orang yang telanjang tanpa alas kaki menjadi
pemimpin manusia. Itulah salah satu tanda-tandanya. (Ketiga) apabila penggembala kambing saling
berlumpa meninggikan bangunan. Itulah salah satu tanda-tandanya dalam lima tanda-tanda, tidak
ada yang mengetahuinya kecuali Allah," kemudian Baginda ‫ ﷺ‬membaca:
"(Sesungguhnya di sisi Allah pengetahuan yang tepat tentang hari kiamat. Dan Dia lah jua yang
menurunkan hujan, dan yang mengetahui dengan sebenar-benarnya tentang apa yang ada dalam
rahim (ibu yang mengandung). Dan tiada seseorang pun yang betul mengetahui apa yang akan
diusahakannya esok (sama ada baik atau jahat); dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di
bumi negeri manakah ia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, lagi Amat Meliputi
pengetahuanNya." (Luqman 31:34). Kemudian lelaki tersebut kembali pergi. Maka Rasulullah
‫ ﷺ‬bersabda: "Panggil kembali lelaki tersebut menghadapku". Maka mereka mulai
memanggilnya lagi, namun mereka tidak melihat sesuatu pun. Maka Rasulullah ‫ﷺ‬
bersabda: "Ini Jibril, dia datang untuk mengajarkan manusia tentang agama mereka"

[Sahih Muslim no.10]

[11:27, 24/03/2021] +60 11-1157 2545: 👆👆

[11:27, 24/03/2021] +60 11-1157 2545: Ada yang berani bongkar

[11:28, 24/03/2021] +60 11-1157 2545: Ke nak baca telan bulat bulat macam tu

[11:28, 24/03/2021] +60 11-1157 2545: Ke takda orang grup ni


[11:28, 24/03/2021] +60 11-1157 2545: Pakat hijrah habis dah ka

[11:36, 24/03/2021] +60 19-990 0958: Ok lah sifu ..

Antara 3 perkara di atas mana yg didahulukan ya?

[11:37, 24/03/2021] +60 11-1157 2545: Ni bukan jawapan ini mentiadakan bakat Allah

[11:45, 24/03/2021] +60 17-952 6354: 2. Aspek Iman yakni berkaitan aqidah dan tauhid. Rasulullah
SAW menjelaskan bahwa "Iman adalah engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-
kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang
buruk."

[11:46, 24/03/2021] +60 17-952 6354: Taubat

[11:47, 24/03/2021] +60 11-1157 2545: Ya ya tuan guru

[11:47, 24/03/2021] +60 11-1157 2545: Lanjut lagi

[11:47, 24/03/2021] +60 11-1157 2545: Seronok baca ni

[11:48, 24/03/2021] +60 17-952 6354: Belum belajar

[11:48, 24/03/2021] +60 11-1157 2545: Kalau saya betul lah takpadai

[11:49, 24/03/2021] +60 11-1157 2545: Ok lanjut

[11:51, 24/03/2021] +60 17-952 6354: Kalau.nak nur iman kne ISLAM dulu

[11:51, 24/03/2021] +60 17-952 6354: Jika diperkenan Allah barulah dilimpah Nur Iman

[11:52, 24/03/2021] +60 11-1157 2545: Ya betul

[11:52, 24/03/2021] +60 11-1157 2545: Good good

[11:52, 24/03/2021] +60 17-952 6354: Ke dalam qalb yg disucikan

[11:56, 24/03/2021] +60 17-952 6354: Nur iman itu tanda bahawa taubat benar2 telah diterima
Allah

[11:57, 24/03/2021] +60 17-952 6354: Kemudian baru dilimpah iman cahaya supaya dpt dituntun ke
arah shirat mustaqim

[16:08, 24/03/2021] +60 17-952 6354: Tgh buat haji ni

[16:10, 24/03/2021] +60 17-952 6354: Menunaikan haji di baitullah

[16:10, 24/03/2021] +60 17-952 6354: Ada nak ikut

[16:12, 24/03/2021] +60 17-952 6354: Pakai pakaian ikhram

[07:51, 26/03/2021] +60 11-1157 2545: Dah sampai ke tuan guru di baitullah

[07:52, 26/03/2021] +60 11-1157 2545: Berapa ramai yang sampai kat batu ja

[07:52, 26/03/2021] +60 11-1157 2545: Buka sikit tuan guru apa itu Baitullah

[08:25, 26/03/2021] +60 17-952 6354: Batu itam 🕋


[09:08, 26/03/2021] +60 17-952 6354: [ Apa itu masjid?

[ Orang arab kata baitullah

[: Masjid yang menjadi baitullah itu cuma masjidil haram.

[: Apa itu masjidil haram?

[: Qalb yang menjadi baitullah itu cuma masjidil haram.

[: Ya kolbun mukmin

[ Syarat mukmin

[ Masjidil haram = suatu tempat untuk berserah diri yang telah dibersihkan oleh Allah.

: Qalb itu telah layak untuk dilimpahi nur iman maka dengan itu ia layak untuk menerima kurniaan
sebagai baitullah.

[ Sifu Sakyan: Maka kita harus berjemaah di situ...

Kita sebagai imam dan rakyat kita sebagai makmum.

Siapa rakyat kita?

[: Anggota zahir batin

[: Itulah maksud.... Rasulullah SAW tidak pernah shalat bersendirian di rumahnya.

[09:12, 26/03/2021] +60 11-1611 9985: Apa yg ada kat Nur Iman Ustad

[09:13, 26/03/2021] +60 11-1611 9985: Sekadar percaya rukun iman kita sudah di anggap
beriman ??😃

[09:25, 26/03/2021] +60 10-536 3769: Dulu dulu aku sembahyang 5 waktu sehari semalam. Aku
belum tahu membedakan di antara solat dengan sembahyang. Aku ingat sama jelah solat itu
sembahyang, sembahyang itu solat meskipun mengerjakan rukunnya 13.

Aku jadikan solat sebagai cara menyembah Tuhan kerana hendak meraih pahala masuk syurga dan
takut masuk neraka. Aku tidak mengerti rahsia-rahsia solat seperti berdiri, rukuk, sujud, duduk dan
lain-lain. Asal masuk waktu aku mengerjakan sembahyang. Aku tidak peduli sama ada khusyuk atau
tidak. Sembahyangku ikhlas atau tidak. Bak kata dalam filem P.Ramlee, “Hentam sajalah labu!”

Tapi begitulah aku diajarkan oleh ustaz-ustaz syariat semasa aku remaja dahulu. Mereka hanya
mengajarkan yang kulit sahaja tetapi tidak mengajarkan yang isinya. Kemudian aku bersyukur
kepada Allah yang telah mempertemukan aku dengan seorang guru ulama sufi. Aku telah bay’at dan
menerima ijazah ilmu keruhanian dari guruku itu ketika aku berusia 23 tahun.

Melalui pengajian guru sufiku itu barulah aku sedar. Rupa-rupanya ibadahku sebelum ini masih lagi
ada syirik. Syirik lebih teruk daripada berbuat maksiat yang hukumnya berdosa kerana syirik tidak
ada keampunanNya kecuali keluar dari syirik itu. Lantaran aku jadikan solat sebagai sembahyang
bahwa tak kusedari adanya dua wujud. Satu wujudku dan satu lagi wujud Tuhan. Tuhan adalah
Tuhan, aku adalah aku. Aku si penyembah dan Tuhan yang disembah. Aku menyangkakan
menghadap Wajah Tuhan itu hanya menghala ke Kaabah. Padahal Kaabah adalah kiblat buatan
tangan manusia yang sementara. Kaabah sebenar dan yang kekal ialah hati mukmin. Hati mukmin
inilah yang Allah sendiri menciptakan sebagai Baitullah atau Kiblat yang haqiqi.

Aku juga berburuk sangka bahwa Tuhan hanya berada di atas angkasa langit yang tinggi dan tidak
pernah turun ke bumi. Sedangkan aku berada di bumi sebagai makhluk yang hina-dina dan tak
pernah melihat Wajah Tuhan. Bila selesai sembahyang, aku mengangkat tangan setinggi-tinggi
tengadah ke langit. Aku berdoa dengan suara yang lantang. Padahal Tuhan yang kusangkakan berada
jauh di atas langit itu lebih dekat lagi dari urat leherku dan amat mengetahui serta mendengar suara
isi hatiku. Tapi begitulah aku pernah diperbodohkan oleh ustaz-ustaz syariat yang pernah
mengajarku dahulu.

Alhamdulillah wa syukurillah. Aku sudah dapat membedakan pengertian antara solat dengan
sembahyang. Keduanya sangat jauh berbeda dari sudut hakikat dan definisinya walau pun perbuatan
lahiriyahnya tampak sama dan serupa.

Solat adalah Penyatuan. Makna Penyatuan di sini ialah bukan seperti contohnya kepingan-kepingan
kain perca yang dijahit bersambung-sambung lalu menjadi satu wadah. Maksud Penyatuan ialah
mengEsakan Allah Yang Satu di dalam Yang Satu. MengEsakan tidak bermakna pula menambahkan
bilangan Allah Yang Satu menjadi yang banyak. Yang banyak itu seperti kita ini hakikatnya tidak ada
walaupun nampak ada. Maka yang banyak ini sebenarnya dari Allah jua pada sisi penampakan yang
lain. Allah itu tetap Yang Satu lagi Esa, Maha Tunggal tanpa ketunggalan. Tanpa ketunggalan
maknanya tidak ada sesuatu pun atau unsur-unsur lain yang menyebabkan DIA sebagai Maha
Tunggal yang Wujud dan Berdiri dengan SendiriNya.

Kita bukan mengerjakan solat sebagaimana orang yang mengerjakan sembahyang. Kita sebenarnya
mendirikan solat. Ketika kita mendirikan solat, sebenarnya kita ini memang tidak ada. Bukan juga
sebelumnya kita ada kemudian menjadi tidak ada. Kita sememangnya tidak wujud atau tidak ada.
Maka pelaku sebenar yang mendirikan solat itu adalah Allah jua. Gerak dan diam itu adalah Allah
juga.

Mendirikan solat itu jelasnya ialah kita menyatukan diri kita dengan Allah. Kita dan Allah itu bukan
dua sosok peribadi. Kita dan Allah itu Esa. Kita bukan sebagai kita lagi. Sebab itu semua sifat
kemanusiaan kita tidak ada dalam solat. Seperti lumrahnya kita bercakap, makan, minum dan
sebagainya. Dalam solat kita adalah Haq Allah semata-mata pada kesempurnaanNya. Kita tidak perlu
memfanakan diri kerana sememang kita ini fana. Hanya Allah yang wujud dan kekal. Maka kita
sebenarnya adalah gambaran atau bayangan yang dibentuk oleh Allah itu sendiri demi menyatakan
Sifat dan Diri Allah Yang Haqiqi. Allah itulah Batin dan kitalah ZahirNya.
Manakala wuduk bukanlah sekadar hendak membasuh anggota-anggota badan. Kalaulah begitu,
alang-alang basah biar mandi sekali. Wuduk ertinya Perpisahan. Perpisahan yang dimaksudkan di sini
ialah berpisah dari sifat kemanusiaan kepada SifatNya untuk masuk ke dalam Majlis Allah sebagai
HaqNya.

Tempat mendirikan solat bukan seperti sebidang tikar sembahyang bagi orang yang mengerjakan
sembahyang. Meskipun orang yang mendirikan solat itu berdiri di atas permaidani yang bernama
sejadah, namun pada hakikatnya sedang berdiri di Singgahsana Allah atau namanya Arasy. Solat juga
bagi orang yang mendirikan solat adalah mikraj. Mikraj itu ertinya naik pada Allah menuju ke puncak
Sidrahtul Muntaha. Sidrahtul Muntaha ini adalah puncak perbatasan antara Allah dengan
kemaklukan. Sidrahtul Muntaha ini ada di dalam batin manusia yang paling terdalam. Namun tidak
semua manusia yang mampu sampai ke tahap yang tertinggi ini kecuali dia adalah seorang mukmin.
Mukmin itu adalah diri batin manusia yang disebut sebagai Ruh Idafi.

Orang yang mengerjakan sembahyang tidak boleh mikraj. Dia hanya berada di tempat tikar
sembahyangnya kerana tujuannya hendakkan balasan berupa ganjaran pahala sahaja. Justru itu
Tuhan itu bagi mereka disembah dengan sesembah-sembahnya.

Semenjak aku mengerti bahwa solat itu bukanlah sembahyang, aku terus bertaubat daripada
mengerjakan sembahyang. Malah perkataan sembahyang itu membuat aku cukup merasa benci dan
mual dan aku tidak lagi memakainya sampai bila-bila.

Kini aku hanya mendirikan solat sahaja dalam beribadahku kepada Allah. Solat-solat Subuh, Zuhur,
Asar, Maghrib dan Isyak. Solat Daim yaitu solat batin yang tidak pernah putus, tidak berwaktu dan
bertempat. Solat itu tujuan sebenarnya ialah mencapai Tauhid Syuhudiyah. Maksudnya Tauhid yang
disaksikan dan menyaksikan hanya Allah. Tidak ada wujud yang lain melainkan Allah.

"Sembahyang", tentu saja berlainan erti pemahamannya yakni dalam ertikata "sembah-
menyembah". Sedangkan "sholat", ertinya; "menyatu dengan Allah" (menurut definasi Sufisme).
Inilah yang dipanggil roh kita "Mikraj". Tapi maknanya bukan dua hal menjadi satu, bahkan hanya
satu dan "ESA".

Kita wajib menyingkirkan makna "sembah" dalam pengertian yang sudah melekat di tempurung
kepala kita sejak zaman nenek-moyang lagi. Kerana menurut panduan orang Islam, perkara sholat
mestilah selaras dengan Tauhid. Kita tidak boleh "menduakan" Allah. Seperti FirmanNya;

"QUL HU ALLAH HU AHAD"

Ertinya;
"KATAKANLAH ALLAH ITU AHAD".

(QS : Al-Ikhlas)

Harus dimengertikan dengan benar, Allah tidak akan bertukar menjadi miskin meskipun tidak
"disembah". Allah adalah Tuhan Yang Maha Kaya Lagi Maha Suci. Allah juga tidak akan berubah
menjadi "Ultraman" sekalipun seumur hidup orang menyembahnya.

Sebelum kita pergi sedikit jauh mengembara, ada baiknya kita selesaikan perkara yang bermain di
dalam minda kita sekarang ini, yang mana lebih dianggap "kritikal" dalam lungsur waktu yang
pendek. Masalahnya ialah tentang apa dan bagaimanakah untuk menyingkir kesyirikkan?

Rasakan di kedalaman;

"TIADA YANG ADA HANYA ALLAH".

Sebagai manusia yang normal, di peringkat syariat, cukuplah jika kita tidak melihat Allah, bahawa
Allah itu sentiasa melihat kita. Allah sentiasa bersama kita di mana jua kita berada. Dia Maha Dekat,
sedekat urat leher kita meliputi zahir dan batin.

Ambillah pengertian pada maqam "Ihsan". Sungguhpun derajat kita tak sama dengan Wali Allah, tapi
percayalah Allah Maha Mengetahui segala perbuatan kita. Dia Maha Melihat atas segala sesuatu dan
apa yang tertanam di lubuk hati sanubari manusia.

Janganlah bersedih kalau kita hanya dikurniakan pemahaman yang cetek dan dangkal mengenai ilmu
sholat asalkan "cinta" terhadap sholat tetap berbunga.

Perkara yang perlu diingat ialah kesyirikkan. Maksudnya jangan sekali pun menyekutukan Allah.
Kerana ini sering berlaku atau sering terjadi di dalam mendirikan sholat. Sedangkan sholat
seharusnya menafikan segala bentuk penyembahan berhala-berhala yang berwujud secara lahir
mahupun batin.

Berhala rohaniah yang dimaksudkan ialah; sifat-sifat Mazmumah. Contohnya riak, ujub, takabbur
dan lain-lain sebagainya. Lebih bersangkutan dengan perasaan angkuh yang lahir di hati manusia.
Dan yang terpenting ialah jangan merasakan bahawa diri kita "wujud". Seperti pepatah sufi, inilah
salib "keAkuan" bagi diri seseorang.

Justeru, sholat sudah sepatutnya ditukar definasinya kepada "menyatu dengan Allah". Inilah
"Mikraj" di peringkat rendah bahawa merasakan hanya Allah Yang Maha Wujud (Ada) dan Maha
Meliputi.

Kita ini sebenarnya "Tiada". Pendakian ilmu memuncak, menghening dan akhirnya melorongi hal-hal
ke destinasi ketandusan. Kosong. Sepi. Sesungguhnya di dalam sholat, kita sedang bersama Allah dan
sedang "menyatakan Wujud Allah".

Seorang hamba sedang tertip melukiskan huruf-huruf "ALLAH" di atas sejadah dalam makna
menghilangkan wujud dirinya dengan ilmu dan segera menafian keber"ADA"an mutlak dan
mengitsbatkan;

"LAA MAUJUDA ILL ALLAH"

Ertinya;

"TIADA YANG WUJUD HANYA ALLAH"

Akhirkata, kita ini hidup dan bergerak kerana Sifat Ma'ani yang dipinjamkan oleh Allah. Dan apabila
seorang hamba itu telah menyerahkan kembali 7 Sifat Ma'ani yang dipinjamkan, maka menjadilah ia
insan yang "Fakir". Buta. Pekak. Tuli. Bisu, Jahil dan Mati. Tiada berdaya dan berupaya selaras makna
kalimah;

"LAA HAULA WALA QUWATA ILLA BILLA".

Perkara wujud sebagai "diri hamba" pun dirasakan hilang dan lenyap dalam kesedaran Tauhid;

"LAA ILAHA ILLA ALLAH".

Ertinya;
"TIADA YANG WUJUD SELAIN ALLAH".

Di kemuncak penglafasan ini, tanyakanlah siapa sebenarnya yang ada, dan siapakah sebenarnya
yang sedang sholat?

Segala perilakuan sholat, pengucapan dan hakikat melaksanakan sholat akhirnya terhimpun dalam
"Takbiratul Ihram";

"ALLAH HU AKBAR!"

SEMBAHYANG VS SHOLAT VS MIKRAJ

Saya repost balik berkenaan dgn solat... mungkin agak kontroversi pada sudut pandangan syariat
tapi bukan pada sudut pandangan hakikat...

Al kisahNya...

Seorang bertanya kpd Abu Yazid Bustami, “aku hairan mengapakah orang yg telah mencapai
makrifat tidak sembahyang?”

Lantas Abu Yazid Bustami pun menjawab, “aku lagi hairan. Mengapakah orang yg menganggap
dirinya ahli makrifat, tetapi masih lagi sembahyang?”

(Bagi kaum sufi bahwa di antara sholat dgn sembahyang itu berbeda sekali hakikat dan
pengertiannya. MENGERJAKAN sembahyang itu syirik, sedangkan MENDIRIKAN sholat itulah
mengESAkan Allah pada hakikat tauhid yg sebenar2nya. Walaupun bentuk atau gambaran lahirnya
ada persamaan tetapi dari segi hakikatnya berbeda.)

Adapun menyembah atau sembah itu adalah sinonim kepada ajaran hindu. Dari asal perkataan
sembah itu maka jadilah perkataan sembahyang. Sembah ertinya sesuatu yang disembah oleh
manusia kerana menganggap sesuatu itu lebih berkuasa dan gagah berbanding dirinya yang bersifat
rendah atau lemah, maka sesuatu itupun dianggap sebagai tuhan yang memerlukan kepada
penyembahan. Kemudian dibuatlah oleh si penyembah itu akan peraturan-peraturan dan ajaran-
ajaran tertentu atas nama ‘sembahyang’. Umpamanya, jika ia telah melihat sekawanan monyet yang
pandai meloncat-loncat dari atas sebatang pokok ke atas pokok-pokok lainnya, sedangkan pada
pemikirannya tidak ada manusia yang mempunyai kepandaian seperti monyet-monyet itu, maka
sang monyet itupun disembah lalu dianggap sebagai tuhan. Dan jika ia telah melihat sekawanan
gajah yang besar dan gagah, boleh mengangkut kayu-kayan balak dengan kekuatan belalainya,
sedangkan pada pemikirannya bahwa manusia tidak mempunyai kekuatan seperti gajah itu, maka
sang gajah itupun disembah lalu dianggap sebagai tuhan. Begitu juga jika ia ternampak matahari
yang menyinari bumi dan planet-planet lain dengan kehangatan cahaya, sedangkan manusia tidak
mampu mempunyai kuasa seperti matahari itu, maka sang matahari itupun disembah lalu dianggap
sebagai tuhan. Dan begitulah pula, jika ada seorang manusia yang melihat ada manusia lain yang
mempunyai kuasa seperti seorang raja atau pemimpin, sedangkan dirinya hanya semata-mata
hamba rakyat yang hina-dina, maka sang raja manusia itupun dianggap berdarjat seperti tuhan lalu
dimuliakan, disembah dan dipertuhankan.

Sembah-menyembah itu hanyalah dilakukan oleh tabiat perbuatan manusia dan jin telah berkurun-
kurun lamanya semenjak zaman kaum Nabi Nuh a.s. lagi sehinggalah sekarang. Manakala makhluk
haiwan tidak pernah menyembah sesama haiwan atau sesuatu yang dianggap tuhan. Adakah semut
menyembah gajah? Adakah kijang menyembah singa? Adakah ikan menyembah burung? Adakah
kambing menyembah rumput? Adakah katak menyembah hujan? Makhluk haiwan walaupun tidak
sebijak dan berakal seperti manusia, tetapi makhluk haiwan tidak pernah meniru perbuatan manusia
yang suka menyembah kepada sesuatu. Makhluk haiwan telah dijadikan Allah sebagai hamba-
hambaNya yang senantiasa sujud dan bertasbih kepada Allah dan patuh kepada segala perintahNya,
tetapi tasbih dan sujud makhluk haiwan kepada Allah itu adalah masing-masingnya dengan cara
tersendiri dan tidak diketahui akan tindakan, bunyian dan ucapannya oleh manusia selain Allah jua
yang Maha Mengetahui. Justeru itu, sifat makhluk haiwan itu adakalanya dinilai lebih baik dan mulia
daripada sifat manusia dan jin yang telah mereka-reka atau membuat pelbagai jenis ajaran dan
upacara sembahyang di muka bumi ini yang bertentangan dengan sunnah dan ajaran sekalian para
Nabi dan Rasul di kalangan umat masing-masing sezamannya. Dan justeru itu juga, adalah suatu
kesilapan dan kesalahan yang amat besar apabila dikatakan oleh sesetengah pihak bahwa hadiah
sholat yang diterima oleh Junjungan Besar Nabi Muhammad s.a.w. sewaktu mikraj daripada Allah
Subhanallahu Wa Ta’ala, diistilahkan sama dengan perkataan atau makna sembahyang! Begitu pun
salah pengertiannya apabila Islam itu dikaitkan dengan istilah-istilah seperti agama, ugama dan
igama yang sebenarnya lebih sinonim kepada kepercayaan hindu di serata kepulauan nusantara ini
menurut berbagai loghat sesuatu bangsa dan budaya.

Dari zaman Nabi Adam a.s. sehinggalah Nabi Muhamad s.a.w., istilah-istilah seperti agama, ugama
dan igama tidaklah pernah digunapakaikan di dalam kitab suci al-Quran. Apakah itu agama, ugama
dan igama? Agama, ugama atau igama sebenarnya lebih merupakan aspek-aspek ajaran akan
sesuatu kepercayaan terhadap konsep ketuhanan dan cerita kedewaan yang direka-rekakan oleh
manusia sendiri pada kesimpulannya diistilahkan sebagai ‘agama bumi’. Maka apakah kemurnian
Islam itu wajar diistilahkan sejajar pengertiannya dengan agama, ugama atau igama?

Para Nabi dan Rasul yang menyampaikan seruan Allah kepada umat manusia di muka bumi ini tidak
pernah sekali pun menyebutkannya sebagai agama, ugama atau igama. Sebaliknya seruan Allah itu
telah disebutkan di dalam kitab suci al-Quran dengan ungkapan yang begitu indah dan sungguh luas
bermakna iaitu Addinul Islam. Maka dengan jelasnya Islam itu adalah Ad-Din dan bukan agama,
ugama atau igama kerana Islam itu datangnya langsung dari Allah dan bukanlah berdasarkan sesuatu
ideologi ciptaan oleh akal fikiran manusia baik apa pun taraf dan pangkatnya.
Sholat bukan sembahyang. Telah bersepakat kata para ulama sufi yang arifbillah, bahwa sesiapa
yang menyembah Allah adalah syirik! Allah tidak menuntut DiriNya untuk disembah kerana Allah
bukanlah seperti sesuatu yang mendambakan kepada penyembahan demi menggelarNya sebagai
Tuhan. Allah adalah Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagiNya. KeEsaan Allah itu bukanlah
terpaut pada huruf dan nama. Allah itu Zat Wajibal Wujud, tidak ada yang wujud melainkan Allah.
Sesiapa yang menyembah Allah tetapi tidak mengenal Allah, termasuk di dalam golongan musyrikin
kerana penyembahannya itu sekadar tertuju kepada kehebatan nama yang bersandarkan kepada
majazi huruf dan suara, sedangkan ia belum lagi mengenal akan Allah sebagaimana Allah patut
dikenal.

Orang-orang sufi yang mengenal Allah, telah menyatakan bahwa kalimat “tiada tuhan yang
kusembah melainkan Allah” adalah kalimat di peringkat iman kaum awam, tetapi masih belum lagi
terlepas dari bendungan syirik yang halus. Maka itu kaum sufi telah bertaubat daripada bunyi
kalimat penyaksian yang sedemikian. Mereka telah mengistbatkan di dalam kalimah penyaksian
bahwa “tiada yang wujud melainkan Allah”. Perkataan ‘tuhan’ pun sengaja dihapuskan oleh kaum
sufi di dalam kalimah tersebut kerana selama sebutan ‘tuhan’ itu digunapakai, maka seseorang itu
belum benar-benar musyahadah kepada Allah Yang Maha Esa. Selagi masih ada tanggapan bahwa
dirinya wujud sebagai penyembah, maka itulah suatu tanda besar ghairullah (selain Allah) yang
berupa berhala halangan untuk mencapai maqam tauhid. Orang-orang sufi lebih mengutamakan
pencapaian tauhid dalam beribadahnya kepada Allah daripada beriya-iya sangat mengejarkan pahala
untuk masuk syurga seperti ibadahnya kaum awam. Dan bagi mereka, sholat itu adalah merupakan
ibadah hakiki kepunyaan Yang Haqq dan bukan sembahyang. Ada ulama yang berpendapat
perkataan ‘sembah-yang’ itu berasal dari makna sembah hantu. Justeru itulah dalam beribadah,
kaum sufi telah terlebih dahulu menafikan apa pun yang dianggap sebagai ghairullah dan akwan,
yakni gambaran-gambaran di dalam batin tentang hal-hal keduniaan yang tak sepatutnya dibawa
bersama sholat, lalu mereka hanya mengistbatkan tauhid KeEsaan Allah dalam erti tauhid zat, tauhid
sifat dan tauhid af’al dan beristiqamah di Maqam Muhammad s.a.w., sebagaimana sabda Nabi
s.a.w., “Sholatlah kalian sebagaimana kalian lihat aku sholat!”

Justeru itu bagi kaum sufi, sholat sebagai suatu perintah ibadah yang wajib dilaksanakan dan
bertujuan hanya sujud kepada Allah, tidak menyekutukan Allah dengan yang lain di dalam sujudnya,
sekalipun dengan keberadaan dirinya sebagai orang yang sholat, dan hendaklah semata-mata
mempunyai kesedaran akan Allah itu Maha Esa dalam sholatnya, bahkan dalam setiap jenis ibadah
lain yang dilakukannya sebagaimana firman Allah, “sesiapa yang percaya dan berharap dapat
bertemu dengan Tuhannya, hendaklah ia mengerjakan amal sholeh dan janganlah ia
mempersekutukan sesiapa pun di dalam ibadahnya kepada Tuhannya.” – Q.S. Al Kahfi: 110.

Sujud di dalam pengertian kesufian bukan erti sembah. Sembah itu memerlukan kepada dua sosok
peribadi; yang disembah dan yang menyembah. Sedangkan sujud pada tanggapan ahli sufi yang
makrikat, ialah semata-mata hanya ada Allah Yang Maha Esa, tatkala seorang sufi itu sujud kepada
Allah bererti si sufi itu telah mengalami fana (terhapus tumpuannya terhadap makhluk saat
matahatinya sedang asyik bermusyahadah kepada Allah) lalu fana fil fana (pengetahuannya tentang
fana akhirnya dilenyapkan oleh Allah atau seluruh batinnya dalam keadaan telah mati maknawi -
mati sebelum mati) dan seterusnya baqa bersama Allah (yakni jadilah ia bekas dan semata-mata alat
bagi Allah untuk mengabdi kepada Allah dan yang paling layak bergelar sebagai hamba Allah di
maqam ubudiyyah) dan hidup di dalam Allah (dihidupkan setelah mati dan tidak ada lagi kematian,
sedangkan mati hissi atau jasad hanyalah perpindahan dari alam nasut ke alam malakut),
sebagaimana sabda Nabi s.a.w. “Beribadahlah kepada Allah, seolah-olah kalian melihatNya, dan jika
kalian tidak melihatNya, bahwa Allah itu Maha Melihat.”

Apabila seorang sufi telah melihat Allah di dalam sholat, maka pandangannya tidak lagi beralih
kepada yang lain kecuali Allah. Maka jadilah pandangan si sufi di dalam sholat itu bashar Allah,
hadirnya si sufi di dalam sholat itu qidam Allah, nafas si sufi yang keluar-masuk di dalam sholat itu
ilmu Allah, nyawa si sufi di dalam sholat itu hayat Allah, gerak-geri si sufi di dalam sholat itu qudrat
Allah, pendengaran si sufi di dalam sholat itu sama’ Allah, bacaan-bacaan si sufi di dalam sholat itu
kalam Allah, munajat si sufi di dalam sholat itu iradat Allah, salawat si sufi di dalam sholat itu salawat
Allah kepada RasulNya, salam si sufi di akhir sholat itu salam Allah “Salamun qaulam mirrobbir
rahim” kepada penghuni syurga.

Kaum sufi berpendapat sholat itu sebenarnya adalah pilihan Allah dan bukan pilihan manusia.
Justeru itulah mengapa kaum sufi tidak memandang dan berbangga kepada amalnya, kerana setiap
amal yang ikhlas itu pada hakikatnya datang dari petunjuk dan bimbingan Allah. Orang yang sholat
dan menganggap sholat itu dari titik usaha dan ikhtiarnya sendiri adalah orang yang bersikap
sombong terhadap Allah dan beribadah hanya untuk memenuhi kepentingan dan kemahuan
nafsunya sendiri dan lupa kepada segala kurniaan Allah termasuk dirinya yang dipinjamkan
sementara sifat-sifat Allah. Justeru itulah, sholat yang nilainya dipandang dan diterima oleh Allah
ialah orang-orang yang berhati ikhlas dan khusyuk di dalam sholatnya. Khusyuk dalam kamus
kesufian bukanlah sekadar dapat memahami makna-makna lafaziah bacaan di dalam sholat, tetapi
khusyuk itu bererti terhapus segala akwan dan telah berserah diri sebulat-bulatnya kepada Allah
dengan tidak lagi bergantung kepada makhluk seperti mengharapkan pujian serta pemerhatian dan
menuntut bayaran gaji selaku mengimamkan sholat kerana ini telah mencemarkan tauhidnya yang
bersertakan iktiqad syirik dan sholatnya tidak diredhai Allah.

*Apakah ada perbedaan di antara definisi mengerjakan sholat dengan mendirikan sholat? Tentu saja
definisinya amat berbeda sekali.

• Mengerjakan sholat ialah mengerjakan perintah sholat menurut ketetapan waktu, syarat dan
rukunnya seperti mengerjakan sholat fardhu lima waktu.

• Mendirikan sholat ialah sudah mengenali apakah hakikat dan tujuan sholat itu. Tidak tertakluk
kepada ketetapan waktu serta tidak dikenakan syarat dan rukun, seperti peraturan berwuduk,
jumlah rakaat, berdiri menghadap ke Kaabah, tiada rukuk, sujud dan duduk. Mendirikan sholat
dilakukan pada bila-bila masa, tanpa putus dan sentiasa kekal dalam keadaan sholat.

Contohnya begini.
Orang yang mengerjakan sholat umpama orang yang tidak tahu-menahu tentang menubuhkan
sesebuah perusahaan serta tidak berkebolehan menerajuinya. Maka dia layak menjadi pekerja
sahaja di dalam perusahaan itu. Sebagai pekerja, tentulah dia harus mematuhi semua peraturan
yang telah ditetapkan oleh majikannya. Dia tidak boleh bekerja selama 24 jam. Maka jadual waktu
pekerjaannya telah ditentukan dan kewajibannya tidak melebihi batas. Apa yang disuruh oleh
majikannya, itulah yang dia patut lakukan. Pekerjaannya dibayar gaji menurut keupayaannya. Dan
jika dia melanggar peraturan, dia akan dihukum atas undang-undang majikannya. Begitulah
difahamkan contoh bagi kategori orang yang mengerjakan sholat, bahwa mereka sekadar
menjalankan perintah Allah tanpa memahami apakah hakikat dan tujuan sholat itu. Mereka
mendambakan pahala diatas keupayaan usaha dan amal yang mereka lakukan dengan harapan
diberikan Allah akan ganjaran syurga di akhirat. Kewajiban mereka untuk mengerjakan sholat
terbatas kepada lima waktu sahaja, namun jika mereka mahu melipat-gandakan ganjaran pahala
boleh ditambahi dengan amalan sholat-sholat sunnat atau amalan-amalan lainnya.

Manakala orang yang mendirikan sholat seumpama orang yang sudah faham dan arif mengenai
penubuhan sesebuah perusahan dan dapat mentadbir atau menerajui sendiri perusahaan yang
didirikannya itu. Dialah Khalifah. Tugasnya tidak lagi terikat dengan ketetapan waktu seperti
pekerjaannya, bebas dari peraturan dan arahan di bawah kuasa sesiapa pun. Mendirikan sholat
inilah dikatakan mendirikan atau meneguhkan tiang-tiang agama. Tiang-tiang agama itu harus berdiri
dengan keutuhan yang berdaya kuat dan kekal selama-lamanya. Namun sokongan ke atas keutuhan
itu asasnya adalah pada niat dan bukan membacakan lafaz niat sebagaimana yang dilafazkan oleh
orang-orang yang mengerjakan sholat. Jika niat itu bercanggah dengan tujuan dan hakikat sholat,
pastilah akan runtuh tiang-tiang agama itu. Niat itu haruslah sejajar dengan berdirinya sholat, maka
barulah dikatakan orang-orang yang mendirikan sholat dengan sebenar-sebenarnya. Sebelum
diketahui apakah maksud niat itu, maka harus terlebih dahulu diketahui apakah pula makna sholat
menurut hakikat dan tujuannya.

Sholat dengan maksud dan tujuannya yang sebenar ialah mengingat Allah. Sebagaimana firmanNya
di dalam Surah At-Taha : 14 bermaksud;

“Sesungguhnya AKU inilah Allah, tiada yang ujud selain AKU, maka mengabdilah kepadaKu dan
dirikanlah sholat untuk mengingati AKU!”

Mengingat pada definisi di sini ialah kesedaran ruhani terhadap Allah Yang Maha Esa, bukan maksud
menghadirkan Allah seperti menghadirkan sesuatu untuk disembah kerana Allah bukanlah sesuatu.
Maka sholat dalam hubungannya mengesakan Allah adalah menggapai tauhid yang murni bahwa
sesungguhnya Allah itu adalah Zat Mutlak Wajibal Wujud.

Bersandarkan kepada sebuah hadis yang telah dimaklumkan sebagai hadis Jibril, yakni ketika
datangnya malaikat Jibril kepada Nabi s.a.w. akan bertanyakan tiga perkara iaitu apakah Iman,
apakah Islam dan terakhir sekali apakah Ihsan? Tentang Ihsan, Nabi s.a.w. menjawab bahwa Ihsan
itu adalah ketika kau mendirikan sholat seolah-olah kau melihatNya. Dan jika kau tidak melihatNya,
ingatlah bahwa Allah melihatmu.

Dengan demikian, makna sholat secara haqiqi ialah Ihsan. Ihsan ini terdiri adanya dua martabat:

1. Syuhud Musyahadah – beribadah kepada Allah seolah-olah melihatNya. Dan menyaksikan bahwa
sebenarnya Allah itu jua yang berkuasa melakukan sholat sedangkan bagi hambaNya tidak
mempunyai kekuatan dan keupayaan kecuali sebagai alat yang menurut segala perintah gerak dan
perbuatan atas qudrat dan iradatNya.

2. Syuhud Muraqabah – beribadah kepada Allah tetapi tidak dapat melihat Allah. Hanya mengingat
bahwa Allah sentiasa melihat gerak dan perbuatannya.

Melihat Allah itulah hakikat mendirikan sholat. Bukan maksudnya melihat dengan mata kasar. Orang
yang mendirikan sholat adalah orang yang telah dibukakan Allah akan mata batinnya untuk langsung
memandang Allah. “seolah-olah kau melihat Allah” yang dimaksudkan oleh Nabi s.a.w. bukanlah
suatu perbuatan yang olok-olok, berpura-pura atau kononnya melihat tapi sebenarnya tak melihat,
tetapi “seolah-olah” itu membawa kita yakin dengan sesungguhnya merasakan diri kita telah
sehampir-hampirnya dengan Allah. Melihat Allah termasuk dalam ilmu rasa. Rasa itulah yang
menyingkap Rahsia Allah. Dan ‘rasa’ itulah yang dikatakan sebenarnya niat sholat. Kata sesetengah
arifbillah bahwa sesiapa yang tidak merasa tidak mengenal. Justeru antara lafaz dan rasa tidaklah
sama pengertiannya. Jika seseorang itu tidak dapat merasakan melihat Allah dalam sholat, samalah
ertinya telah lalai atau terkeluar dari niatnya, maka dengan itu tiada nilai sholatnya di sisi Allah. Dan
untuk itu Allah telah menyediakan neraka bernama Wail bagi mereka yang lalai daripada sholatnya.

Di martabat syuhud musyahadah ini, semua penglihatan selain Allah akan luput. Sehingga ‘rasa
dalam sholat’ itupun sirna setelah menaiki tahapnya tidak lagi merasa mendirikan sholat, walaupun
tampak jasad dan nafasnya masih tinggal di bumi, namun dia telah menjadi bekas bagi Allah
sekaligus sebagai Haq Allah yang menyaksikan Allah dengan Allah jua. Dengan lain perkataan dirinya
telah menjadi hamba Allah semata-mata yang bergelar Ubdah dalam mencapai martabat Ubudiyyah.
Bukan lagi bergelar Abid. Ubdah adalah arif yang terbang menuju Allah tanpa bergantung kepada
amal dan usahanya selain kepada rahmat dan kasih-sayang Allah dengan dikurniakan darjat makrifat,
sedangkan Abid ialah hamba yang masih mencari Allah dengan perjalanan jauh serta meletakan
pengharapan di atas amal dan usahanya sendiri. Maka sholat bagi orang yang mendirikan sholat itu
adalah penyatuan antara hamba dan Allah. Apabila penyatuan ini telah sempurna, maka tiada lagi
dikatakan dalam sholat itu perhubungan hamba dan Allah, hanya Allah Yang Maha Esa. Tiada zatnya
melainkan Zat Allah, tiada sifatnya melainkan sifat Allah, tiada perbuatannya melainkan perbuatan
Allah. Bagi sang arif yang sampai ke peringkat ini, sholat bukanlah lagi ertiya menyembah kepada
yang disembah. Istilah ‘sembah-menyembah’ tidak terkait di dalam pengertian sholat selain hanya
Allah yang memuji DiriNya sendiri.
Pada martabat kedua, syuhud muraqabah, walaupun hamba merasakan dirinya adalah Haq Allah
dan hampir kepada Allah, tetapi kesedaran terhadap wujud dirinya itu masih tetap ada dan belum
lagi terbuka hijab agar seolah-olah dapat melihat Allah. Bagi mereka yang melalui keadaan ini
sentiasa bertaqwa kepada Allah. Juga dikatakan sebagai tahap bagi orang yang berjaga-jaga kerana
sentiasa sedar dirinya dalam pengawasan dan pandangan Allah.

Kesimpulannya, kedua-dua martabat Ihsan yang tersebut tadi bagi orang yang mendirikan sholat,
itulah yang dinamakan sholat daim atau sholat wustha. Sholat wustha bermaksud sholat yang
dilaksanakan dengan qalbu, ruh, nur dan sirrulLah atau juga disebut qalbu, fu’ad, syagaf dan lubb.
Maka itulah dikatakan sholat wustha ini tidak ada syaratnya seperti berwuduk, rukun rakaatnya dan
tanpa tertakluk dengan ketentuan waktu.

Persoalannya pula, apakah bagi mereka yang mendirikan sholat daim atau sholat wustha, tidak wajar
lagi mengerjakan rukun sholat fardhu lima waktu dan sholat-sholat sunnat? Jawapannya tidaklah
sedemikian, kerana sholat fardhu lima waktu itu tetap sebagai perintah Allah yang wajib ditunaikan.
Barangsiapa yang meninggalkan hukum sholat fardhu lima waktu, bererti telah terkeluar dari
golongan sunnah Rasulullah s.a.w. kerana Rasulullah s.a.w. sendiri tidak pernah meninggalkan sholat
fardhu lima waktu dan sholat-sholat sunnat yang lainnya.

Namun sholat fardhu lima waktu bagi orang yang telah mencapai martabat Ihsan, menjadi benteng
kepada sholat daim atau sholat wustha. Sholat wustha dan sholat daim diibaratkan seperti rumah
yang sudah didirikan, maka sholat fardhu lima waktu dan sholat-sholat sunnat lainnya menjadi
taman besar yang di sekitarnya subur dengan pelbagai hiasan tumbuh-tumbuhan yang
menambahkan lagi seri keindahan rumah tersebut.

Wallahuaklam

BAHAGIAN-BAHAGIAN SHOLAT AHLI SUFI

Ahli Sufi mendefinasikan sholat kepada beberapa bahagian:

1. Sholat Syariat: Sholat 5 waktu & sholat sunnat yang dikerjakan menurut rukun dan syarat dan
berkiblat ke Baitullah Ka'abah.

2. Sholat Tarekat: Diperjalankan untuk menuju Allah dengan zikir nafas “Allah Hu”. Sebutan "Hu"
ketika masuknya nafas dan "Allah" ketika keluarnya nafas.
3. Sholat Hakikat: Sholat yang berkekalan atau disebut Sholat Daim. Tanpa rukun dan syarat serta
tidak ada apa-apa bacaan selain ingat kepada Allah semata-mata di dalam keadaan berjalan, duduk,
berbaring atau sedang berada di mana-mana sahaja. Ingat kepada Allah itu adalah di dalam qalbu,
ruh dan rahsia sehingga tidak ingat lagi kepada Allah yang bererti fana kecuali ia diingati Allah atau
Allah yang mengingatinya yang bererti "Baqa Billah".

4. Sholat Makrifat: atau disebut Sholat Wusta yakni sholat yang di tengah-tengah sebagaimana
firmanNya, “Ke mana sahaja kamu menghadapkan wajahmu di situ adanya Wajah Allah.” Sholat
Wusta ini adalah di sudut relung matahati yang paling terdalam dan tersangat hampir dengan Wajah
Allah. Umpama seorang yang sedang berdiri di tengah-tengah lengkaran padang sebuah stadium
besar, ke mana pun ia berpaling, ia dapat melihat sesiapa sahaja di sekelilingnya. Sholat Wusta ini
juga ialah menyaksikan Allah dalam segala sesuatu dan Allah menyaksikannya pula dalam segala
sesuatu. Pendek kata, Sholat Wusta adalah Penyaksian, Penyatuan dan PengEsaan antara
hubungannya dengan Allah dan bukan merupakan bentuk penyembahan.

5. Sholat Mikrajul Mukmin: Sholat inilah naiknya hamba kepada Dzat Rabbul Jalal – Kekasih dan
turunnya pula kepada hamba sebagai Dzat Rabbul Jamal – Yang DiKasihi. Sholat Mikrajul Mukmin ini
menghimpunkan dan menyempurnakan semua bahagian sholat yang tersebut di atas.Dulu dulu aku
sembahyang 5 waktu sehari semalam. Aku belum tahu membedakan di antara solat dengan
sembahyang. Aku ingat sama jelah solat itu sembahyang, sembahyang itu solat meskipun
mengerjakan rukunnya 13.

Aku jadikan solat sebagai cara menyembah Tuhan kerana hendak meraih pahala masuk syurga dan
takut masuk neraka. Aku tidak mengerti rahsia-rahsia solat seperti berdiri, rukuk, sujud, duduk dan
lain-lain. Asal masuk waktu aku mengerjakan sembahyang. Aku tidak peduli sama ada khusyuk atau
tidak. Sembahyangku ikhlas atau tidak. Bak kata dalam filem P.Ramlee, “Hentam sajalah labu!”

Tapi begitulah aku diajarkan oleh ustaz-ustaz syariat semasa aku remaja dahulu. Mereka hanya
mengajarkan yang kulit sahaja tetapi tidak mengajarkan yang isinya. Kemudian aku bersyukur
kepada Allah yang telah mempertemukan aku dengan seorang guru ulama sufi. Aku telah bay’at dan
menerima ijazah ilmu keruhanian dari guruku itu ketika aku berusia 23 tahun.

Melalui pengajian guru sufiku itu barulah aku sedar. Rupa-rupanya ibadahku sebelum ini masih lagi
ada syirik. Syirik lebih teruk daripada berbuat maksiat yang hukumnya berdosa kerana syirik tidak
ada keampunanNya kecuali keluar dari syirik itu. Lantaran aku jadikan solat sebagai sembahyang
bahwa tak kusedari adanya dua wujud. Satu wujudku dan satu lagi wujud Tuhan. Tuhan adalah
Tuhan, aku adalah aku. Aku si penyembah dan Tuhan yang disembah. Aku menyangkakan
menghadap Wajah Tuhan itu hanya menghala ke Kaabah. Padahal Kaabah adalah kiblat buatan
tangan manusia yang sementara. Kaabah sebenar dan yang kekal ialah hati mukmin. Hati mukmin
inilah yang Allah sendiri menciptakan sebagai Baitullah atau Kiblat yang haqiqi.
Aku juga berburuk sangka bahwa Tuhan hanya berada di atas angkasa langit yang tinggi dan tidak
pernah turun ke bumi. Sedangkan aku berada di bumi sebagai makhluk yang hina-dina dan tak
pernah melihat Wajah Tuhan. Bila selesai sembahyang, aku mengangkat tangan setinggi-tinggi
tengadah ke langit. Aku berdoa dengan suara yang lantang. Padahal Tuhan yang kusangkakan berada
jauh di atas langit itu lebih dekat lagi dari urat leherku dan amat mengetahui serta mendengar suara
isi hatiku. Tapi begitulah aku pernah diperbodohkan oleh ustaz-ustaz syariat yang pernah
mengajarku dahulu.

Alhamdulillah wa syukurillah. Aku sudah dapat membedakan pengertian antara solat dengan
sembahyang. Keduanya sangat jauh berbeda dari sudut hakikat dan definisinya walau pun perbuatan
lahiriyahnya tampak sama dan serupa.

Solat adalah Penyatuan. Makna Penyatuan di sini ialah bukan seperti contohnya kepingan-kepingan
kain perca yang dijahit bersambung-sambung lalu menjadi satu wadah. Maksud Penyatuan ialah
mengEsakan Allah Yang Satu di dalam Yang Satu. MengEsakan tidak bermakna pula menambahkan
bilangan Allah Yang Satu menjadi yang banyak. Yang banyak itu seperti kita ini hakikatnya tidak ada
walaupun nampak ada. Maka yang banyak ini sebenarnya dari Allah jua pada sisi penampakan yang
lain. Allah itu tetap Yang Satu lagi Esa, Maha Tunggal tanpa ketunggalan. Tanpa ketunggalan
maknanya tidak ada sesuatu pun atau unsur-unsur lain yang menyebabkan DIA sebagai Maha
Tunggal yang Wujud dan Berdiri dengan SendiriNya.

Kita bukan mengerjakan solat sebagaimana orang yang mengerjakan sembahyang. Kita sebenarnya
mendirikan solat. Ketika kita mendirikan solat, sebenarnya kita ini memang tidak ada. Bukan juga
sebelumnya kita ada kemudian menjadi tidak ada. Kita sememangnya tidak wujud atau tidak ada.
Maka pelaku sebenar yang mendirikan solat itu adalah Allah jua. Gerak dan diam itu adalah Allah
juga.

Mendirikan solat itu jelasnya ialah kita menyatukan diri kita dengan Allah. Kita dan Allah itu bukan
dua sosok peribadi. Kita dan Allah itu Esa. Kita bukan sebagai kita lagi. Sebab itu semua sifat
kemanusiaan kita tidak ada dalam solat. Seperti lumrahnya kita bercakap, makan, minum dan
sebagainya. Dalam solat kita adalah Haq Allah semata-mata pada kesempurnaanNya. Kita tidak perlu
memfanakan diri kerana sememang kita ini fana. Hanya Allah yang wujud dan kekal. Maka kita
sebenarnya adalah gambaran atau bayangan yang dibentuk oleh Allah itu sendiri demi menyatakan
Sifat dan Diri Allah Yang Haqiqi. Allah itulah Batin dan kitalah ZahirNya.

Manakala wuduk bukanlah sekadar hendak membasuh anggota-anggota badan. Kalaulah begitu,
alang-alang basah biar mandi sekali. Wuduk ertinya Perpisahan. Perpisahan yang dimaksudkan di sini
ialah berpisah dari sifat kemanusiaan kepada SifatNya untuk masuk ke dalam Majlis Allah sebagai
HaqNya.
Tempat mendirikan solat bukan seperti sebidang tikar sembahyang bagi orang yang mengerjakan
sembahyang. Meskipun orang yang mendirikan solat itu berdiri di atas permaidani yang bernama
sejadah, namun pada hakikatnya sedang berdiri di Singgahsana Allah atau namanya Arasy. Solat juga
bagi orang yang mendirikan solat adalah mikraj. Mikraj itu ertinya naik pada Allah menuju ke puncak
Sidrahtul Muntaha. Sidrahtul Muntaha ini adalah puncak perbatasan antara Allah dengan
kemaklukan. Sidrahtul Muntaha ini ada di dalam batin manusia yang paling terdalam. Namun tidak
semua manusia yang mampu sampai ke tahap yang tertinggi ini kecuali dia adalah seorang mukmin.
Mukmin itu adalah diri batin manusia yang disebut sebagai Ruh Idafi.

Orang yang mengerjakan sembahyang tidak boleh mikraj. Dia hanya berada di tempat tikar
sembahyangnya kerana tujuannya hendakkan balasan berupa ganjaran pahala sahaja. Justru itu
Tuhan itu bagi mereka disembah dengan sesembah-sembahnya.

Semenjak aku mengerti bahwa solat itu bukanlah sembahyang, aku terus bertaubat daripada
mengerjakan sembahyang. Malah perkataan sembahyang itu membuat aku cukup merasa benci dan
mual dan aku tidak lagi memakainya sampai bila-bila.

Kini aku hanya mendirikan solat sahaja dalam beribadahku kepada Allah. Solat-solat Subuh, Zuhur,
Asar, Maghrib dan Isyak. Solat Daim yaitu solat batin yang tidak pernah putus, tidak berwaktu dan
bertempat. Solat itu tujuan sebenarnya ialah mencapai Tauhid Syuhudiyah. Maksudnya Tauhid yang
disaksikan dan menyaksikan hanya Allah. Tidak ada wujud yang lain melainkan Allah.

"Sembahyang", tentu saja berlainan erti pemahamannya yakni dalam ertikata "sembah-
menyembah". Sedangkan "sholat", ertinya; "menyatu dengan Allah" (menurut definasi Sufisme).
Inilah yang dipanggil roh kita "Mikraj". Tapi maknanya bukan dua hal menjadi satu, bahkan hanya
satu dan "ESA".

Kita wajib menyingkirkan makna "sembah" dalam pengertian yang sudah melekat di tempurung
kepala kita sejak zaman nenek-moyang lagi. Kerana menurut panduan orang Islam, perkara sholat
mestilah selaras dengan Tauhid. Kita tidak boleh "menduakan" Allah. Seperti FirmanNya;

"QUL HU ALLAH HU AHAD"

Ertinya;

"KATAKANLAH ALLAH ITU AHAD".

(QS : Al-Ikhlas)
Harus dimengertikan dengan benar, Allah tidak akan bertukar menjadi miskin meskipun tidak
"disembah". Allah adalah Tuhan Yang Maha Kaya Lagi Maha Suci. Allah juga tidak akan berubah
menjadi "Ultraman" sekalipun seumur hidup orang menyembahnya.

Sebelum kita pergi sedikit jauh mengembara, ada baiknya kita selesaikan perkara yang bermain di
dalam minda kita sekarang ini, yang mana lebih dianggap "kritikal" dalam lungsur waktu yang
pendek. Masalahnya ialah tentang apa dan bagaimanakah untuk menyingkir kesyirikkan?

Rasakan di kedalaman;

"TIADA YANG ADA HANYA ALLAH".

Sebagai manusia yang normal, di peringkat syariat, cukuplah jika kita tidak melihat Allah, bahawa
Allah itu sentiasa melihat kita. Allah sentiasa bersama kita di mana jua kita berada. Dia Maha Dekat,
sedekat urat leher kita meliputi zahir dan batin.

Ambillah pengertian pada maqam "Ihsan". Sungguhpun derajat kita tak sama dengan Wali Allah, tapi
percayalah Allah Maha Mengetahui segala perbuatan kita. Dia Maha Melihat atas segala sesuatu dan
apa yang tertanam di lubuk hati sanubari manusia.

Janganlah bersedih kalau kita hanya dikurniakan pemahaman yang cetek dan dangkal mengenai ilmu
sholat asalkan "cinta" terhadap sholat tetap berbunga.

Perkara yang perlu diingat ialah kesyirikkan. Maksudnya jangan sekali pun menyekutukan Allah.
Kerana ini sering berlaku atau sering terjadi di dalam mendirikan sholat. Sedangkan sholat
seharusnya menafikan segala bentuk penyembahan berhala-berhala yang berwujud secara lahir
mahupun batin.

Berhala rohaniah yang dimaksudkan ialah; sifat-sifat Mazmumah. Contohnya riak, ujub, takabbur
dan lain-lain sebagainya. Lebih bersangkutan dengan perasaan angkuh yang lahir di hati manusia.
Dan yang terpenting ialah jangan merasakan bahawa diri kita "wujud". Seperti pepatah sufi, inilah
salib "keAkuan" bagi diri seseorang.

Justeru, sholat sudah sepatutnya ditukar definasinya kepada "menyatu dengan Allah". Inilah
"Mikraj" di peringkat rendah bahawa merasakan hanya Allah Yang Maha Wujud (Ada) dan Maha
Meliputi.
Kita ini sebenarnya "Tiada". Pendakian ilmu memuncak, menghening dan akhirnya melorongi hal-hal
ke destinasi ketandusan. Kosong. Sepi. Sesungguhnya di dalam sholat, kita sedang bersama Allah dan
sedang "menyatakan Wujud Allah".

Seorang hamba sedang tertip melukiskan huruf-huruf "ALLAH" di atas sejadah dalam makna
menghilangkan wujud dirinya dengan ilmu dan segera menafian keber"ADA"an mutlak dan
mengitsbatkan;

"LAA MAUJUDA ILL ALLAH"

Ertinya;

"TIADA YANG WUJUD HANYA ALLAH"

Akhirkata, kita ini hidup dan bergerak kerana Sifat Ma'ani yang dipinjamkan oleh Allah. Dan apabila
seorang hamba itu telah menyerahkan kembali 7 Sifat Ma'ani yang dipinjamkan, maka menjadilah ia
insan yang "Fakir". Buta. Pekak. Tuli. Bisu, Jahil dan Mati. Tiada berdaya dan berupaya selaras makna
kalimah;

"LAA HAULA WALA QUWATA ILLA BILLA".

Perkara wujud sebagai "diri hamba" pun dirasakan hilang dan lenyap dalam kesedaran Tauhid;

"LAA ILAHA ILLA ALLAH".

Ertinya;

"TIADA YANG WUJUD SELAIN ALLAH".

Di kemuncak penglafasan ini, tanyakanlah siapa sebenarnya yang ada, dan siapakah sebenarnya
yang sedang sholat?
Segala perilakuan sholat, pengucapan dan hakikat melaksanakan sholat akhirnya terhimpun dalam
"Takbiratul Ihram";

"ALLAH HU AKBAR!"

SEMBAHYANG VS SHOLAT VS MIKRAJ

Saya repost balik berkenaan dgn solat... mungkin agak kontroversi pada sudut pandangan syariat
tapi bukan pada sudut pandangan hakikat...

Al kisahNya...

Seorang bertanya kpd Abu Yazid Bustami, “aku hairan mengapakah orang yg telah mencapai
makrifat tidak sembahyang?”

Lantas Abu Yazid Bustami pun menjawab, “aku lagi hairan. Mengapakah orang yg menganggap
dirinya ahli makrifat, tetapi masih lagi sembahyang?”

(Bagi kaum sufi bahwa di antara sholat dgn sembahyang itu berbeda sekali hakikat dan
pengertiannya. MENGERJAKAN sembahyang itu syirik, sedangkan MENDIRIKAN sholat itulah
mengESAkan Allah pada hakikat tauhid yg sebenar2nya. Walaupun bentuk atau gambaran lahirnya
ada persamaan tetapi dari segi hakikatnya berbeda.)

Adapun menyembah atau sembah itu adalah sinonim kepada ajaran hindu. Dari asal perkataan
sembah itu maka jadilah perkataan sembahyang. Sembah ertinya sesuatu yang disembah oleh
manusia kerana menganggap sesuatu itu lebih berkuasa dan gagah berbanding dirinya yang bersifat
rendah atau lemah, maka sesuatu itupun dianggap sebagai tuhan yang memerlukan kepada
penyembahan. Kemudian dibuatlah oleh si penyembah itu akan peraturan-peraturan dan ajaran-
ajaran tertentu atas nama ‘sembahyang’. Umpamanya, jika ia telah melihat sekawanan monyet yang
pandai meloncat-loncat dari atas sebatang pokok ke atas pokok-pokok lainnya, sedangkan pada
pemikirannya tidak ada manusia yang mempunyai kepandaian seperti monyet-monyet itu, maka
sang monyet itupun disembah lalu dianggap sebagai tuhan. Dan jika ia telah melihat sekawanan
gajah yang besar dan gagah, boleh mengangkut kayu-kayan balak dengan kekuatan belalainya,
sedangkan pada pemikirannya bahwa manusia tidak mempunyai kekuatan seperti gajah itu, maka
sang gajah itupun disembah lalu dianggap sebagai tuhan. Begitu juga jika ia ternampak matahari
yang menyinari bumi dan planet-planet lain dengan kehangatan cahaya, sedangkan manusia tidak
mampu mempunyai kuasa seperti matahari itu, maka sang matahari itupun disembah lalu dianggap
sebagai tuhan. Dan begitulah pula, jika ada seorang manusia yang melihat ada manusia lain yang
mempunyai kuasa seperti seorang raja atau pemimpin, sedangkan dirinya hanya semata-mata
hamba rakyat yang hina-dina, maka sang raja manusia itupun dianggap berdarjat seperti tuhan lalu
dimuliakan, disembah dan dipertuhankan.

Sembah-menyembah itu hanyalah dilakukan oleh tabiat perbuatan manusia dan jin telah berkurun-
kurun lamanya semenjak zaman kaum Nabi Nuh a.s. lagi sehinggalah sekarang. Manakala makhluk
haiwan tidak pernah menyembah sesama haiwan atau sesuatu yang dianggap tuhan. Adakah semut
menyembah gajah? Adakah kijang menyembah singa? Adakah ikan menyembah burung? Adakah
kambing menyembah rumput? Adakah katak menyembah hujan? Makhluk haiwan walaupun tidak
sebijak dan berakal seperti manusia, tetapi makhluk haiwan tidak pernah meniru perbuatan manusia
yang suka menyembah kepada sesuatu. Makhluk haiwan telah dijadikan Allah sebagai hamba-
hambaNya yang senantiasa sujud dan bertasbih kepada Allah dan patuh kepada segala perintahNya,
tetapi tasbih dan sujud makhluk haiwan kepada Allah itu adalah masing-masingnya dengan cara
tersendiri dan tidak diketahui akan tindakan, bunyian dan ucapannya oleh manusia selain Allah jua
yang Maha Mengetahui. Justeru itu, sifat makhluk haiwan itu adakalanya dinilai lebih baik dan mulia
daripada sifat manusia dan jin yang telah mereka-reka atau membuat pelbagai jenis ajaran dan
upacara sembahyang di muka bumi ini yang bertentangan dengan sunnah dan ajaran sekalian para
Nabi dan Rasul di kalangan umat masing-masing sezamannya. Dan justeru itu juga, adalah suatu
kesilapan dan kesalahan yang amat besar apabila dikatakan oleh sesetengah pihak bahwa hadiah
sholat yang diterima oleh Junjungan Besar Nabi Muhammad s.a.w. sewaktu mikraj daripada Allah
Subhanallahu Wa Ta’ala, diistilahkan sama dengan perkataan atau makna sembahyang! Begitu pun
salah pengertiannya apabila Islam itu dikaitkan dengan istilah-istilah seperti agama, ugama dan
igama yang sebenarnya lebih sinonim kepada kepercayaan hindu di serata kepulauan nusantara ini
menurut berbagai loghat sesuatu bangsa dan budaya.

Dari zaman Nabi Adam a.s. sehinggalah Nabi Muhamad s.a.w., istilah-istilah seperti agama, ugama
dan igama tidaklah pernah digunapakaikan di dalam kitab suci al-Quran. Apakah itu agama, ugama
dan igama? Agama, ugama atau igama sebenarnya lebih merupakan aspek-aspek ajaran akan
sesuatu kepercayaan terhadap konsep ketuhanan dan cerita kedewaan yang direka-rekakan oleh
manusia sendiri pada kesimpulannya diistilahkan sebagai ‘agama bumi’. Maka apakah kemurnian
Islam itu wajar diistilahkan sejajar pengertiannya dengan agama, ugama atau igama?

Para Nabi dan Rasul yang menyampaikan seruan Allah kepada umat manusia di muka bumi ini tidak
pernah sekali pun menyebutkannya sebagai agama, ugama atau igama. Sebaliknya seruan Allah itu
telah disebutkan di dalam kitab suci al-Quran dengan ungkapan yang begitu indah dan sungguh luas
bermakna iaitu Addinul Islam. Maka dengan jelasnya Islam itu adalah Ad-Din dan bukan agama,
ugama atau igama kerana Islam itu datangnya langsung dari Allah dan bukanlah berdasarkan sesuatu
ideologi ciptaan oleh akal fikiran manusia baik apa pun taraf dan pangkatnya.

Sholat bukan sembahyang. Telah bersepakat kata para ulama sufi yang arifbillah, bahwa sesiapa
yang menyembah Allah adalah syirik! Allah tidak menuntut DiriNya untuk disembah kerana Allah
bukanlah seperti sesuatu yang mendambakan kepada penyembahan demi menggelarNya sebagai
Tuhan. Allah adalah Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagiNya. KeEsaan Allah itu bukanlah
terpaut pada huruf dan nama. Allah itu Zat Wajibal Wujud, tidak ada yang wujud melainkan Allah.
Sesiapa yang menyembah Allah tetapi tidak mengenal Allah, termasuk di dalam golongan musyrikin
kerana penyembahannya itu sekadar tertuju kepada kehebatan nama yang bersandarkan kepada
majazi huruf dan suara, sedangkan ia belum lagi mengenal akan Allah sebagaimana Allah patut
dikenal.

Orang-orang sufi yang mengenal Allah, telah menyatakan bahwa kalimat “tiada tuhan yang
kusembah melainkan Allah” adalah kalimat di peringkat iman kaum awam, tetapi masih belum lagi
terlepas dari bendungan syirik yang halus. Maka itu kaum sufi telah bertaubat daripada bunyi
kalimat penyaksian yang sedemikian. Mereka telah mengistbatkan di dalam kalimah penyaksian
bahwa “tiada yang wujud melainkan Allah”. Perkataan ‘tuhan’ pun sengaja dihapuskan oleh kaum
sufi di dalam kalimah tersebut kerana selama sebutan ‘tuhan’ itu digunapakai, maka seseorang itu
belum benar-benar musyahadah kepada Allah Yang Maha Esa. Selagi masih ada tanggapan bahwa
dirinya wujud sebagai penyembah, maka itulah suatu tanda besar ghairullah (selain Allah) yang
berupa berhala halangan untuk mencapai maqam tauhid. Orang-orang sufi lebih mengutamakan
pencapaian tauhid dalam beribadahnya kepada Allah daripada beriya-iya sangat mengejarkan pahala
untuk masuk syurga seperti ibadahnya kaum awam. Dan bagi mereka, sholat itu adalah merupakan
ibadah hakiki kepunyaan Yang Haqq dan bukan sembahyang. Ada ulama yang berpendapat
perkataan ‘sembah-yang’ itu berasal dari makna sembah hantu. Justeru itulah dalam beribadah,
kaum sufi telah terlebih dahulu menafikan apa pun yang dianggap sebagai ghairullah dan akwan,
yakni gambaran-gambaran di dalam batin tentang hal-hal keduniaan yang tak sepatutnya dibawa
bersama sholat, lalu mereka hanya mengistbatkan tauhid KeEsaan Allah dalam erti tauhid zat, tauhid
sifat dan tauhid af’al dan beristiqamah di Maqam Muhammad s.a.w., sebagaimana sabda Nabi
s.a.w., “Sholatlah kalian sebagaimana kalian lihat aku sholat!”

Justeru itu bagi kaum sufi, sholat sebagai suatu perintah ibadah yang wajib dilaksanakan dan
bertujuan hanya sujud kepada Allah, tidak menyekutukan Allah dengan yang lain di dalam sujudnya,
sekalipun dengan keberadaan dirinya sebagai orang yang sholat, dan hendaklah semata-mata
mempunyai kesedaran akan Allah itu Maha Esa dalam sholatnya, bahkan dalam setiap jenis ibadah
lain yang dilakukannya sebagaimana firman Allah, “sesiapa yang percaya dan berharap dapat
bertemu dengan Tuhannya, hendaklah ia mengerjakan amal sholeh dan janganlah ia
mempersekutukan sesiapa pun di dalam ibadahnya kepada Tuhannya.” – Q.S. Al Kahfi: 110.

Sujud di dalam pengertian kesufian bukan erti sembah. Sembah itu memerlukan kepada dua sosok
peribadi; yang disembah dan yang menyembah. Sedangkan sujud pada tanggapan ahli sufi yang
makrikat, ialah semata-mata hanya ada Allah Yang Maha Esa, tatkala seorang sufi itu sujud kepada
Allah bererti si sufi itu telah mengalami fana (terhapus tumpuannya terhadap makhluk saat
matahatinya sedang asyik bermusyahadah kepada Allah) lalu fana fil fana (pengetahuannya tentang
fana akhirnya dilenyapkan oleh Allah atau seluruh batinnya dalam keadaan telah mati maknawi -
mati sebelum mati) dan seterusnya baqa bersama Allah (yakni jadilah ia bekas dan semata-mata alat
bagi Allah untuk mengabdi kepada Allah dan yang paling layak bergelar sebagai hamba Allah di
maqam ubudiyyah) dan hidup di dalam Allah (dihidupkan setelah mati dan tidak ada lagi kematian,
sedangkan mati hissi atau jasad hanyalah perpindahan dari alam nasut ke alam malakut),
sebagaimana sabda Nabi s.a.w. “Beribadahlah kepada Allah, seolah-olah kalian melihatNya, dan jika
kalian tidak melihatNya, bahwa Allah itu Maha Melihat.”
Apabila seorang sufi telah melihat Allah di dalam sholat, maka pandangannya tidak lagi beralih
kepada yang lain kecuali Allah. Maka jadilah pandangan si sufi di dalam sholat itu bashar Allah,
hadirnya si sufi di dalam sholat itu qidam Allah, nafas si sufi yang keluar-masuk di dalam sholat itu
ilmu Allah, nyawa si sufi di dalam sholat itu hayat Allah, gerak-geri si sufi di dalam sholat itu qudrat
Allah, pendengaran si sufi di dalam sholat itu sama’ Allah, bacaan-bacaan si sufi di dalam sholat itu
kalam Allah, munajat si sufi di dalam sholat itu iradat Allah, salawat si sufi di dalam sholat itu salawat
Allah kepada RasulNya, salam si sufi di akhir sholat itu salam Allah “Salamun qaulam mirrobbir
rahim” kepada penghuni syurga.

Kaum sufi berpendapat sholat itu sebenarnya adalah pilihan Allah dan bukan pilihan manusia.
Justeru itulah mengapa kaum sufi tidak memandang dan berbangga kepada amalnya, kerana setiap
amal yang ikhlas itu pada hakikatnya datang dari petunjuk dan bimbingan Allah. Orang yang sholat
dan menganggap sholat itu dari titik usaha dan ikhtiarnya sendiri adalah orang yang bersikap
sombong terhadap Allah dan beribadah hanya untuk memenuhi kepentingan dan kemahuan
nafsunya sendiri dan lupa kepada segala kurniaan Allah termasuk dirinya yang dipinjamkan
sementara sifat-sifat Allah. Justeru itulah, sholat yang nilainya dipandang dan diterima oleh Allah
ialah orang-orang yang berhati ikhlas dan khusyuk di dalam sholatnya. Khusyuk dalam kamus
kesufian bukanlah sekadar dapat memahami makna-makna lafaziah bacaan di dalam sholat, tetapi
khusyuk itu bererti terhapus segala akwan dan telah berserah diri sebulat-bulatnya kepada Allah
dengan tidak lagi bergantung kepada makhluk seperti mengharapkan pujian serta pemerhatian dan
menuntut bayaran gaji selaku mengimamkan sholat kerana ini telah mencemarkan tauhidnya yang
bersertakan iktiqad syirik dan sholatnya tidak diredhai Allah.

*Apakah ada perbedaan di antara definisi mengerjakan sholat dengan mendirikan sholat? Tentu saja
definisinya amat berbeda sekali.

• Mengerjakan sholat ialah mengerjakan perintah sholat menurut ketetapan waktu, syarat dan
rukunnya seperti mengerjakan sholat fardhu lima waktu.

• Mendirikan sholat ialah sudah mengenali apakah hakikat dan tujuan sholat itu. Tidak tertakluk
kepada ketetapan waktu serta tidak dikenakan syarat dan rukun, seperti peraturan berwuduk,
jumlah rakaat, berdiri menghadap ke Kaabah, tiada rukuk, sujud dan duduk. Mendirikan sholat
dilakukan pada bila-bila masa, tanpa putus dan sentiasa kekal dalam keadaan sholat.

Contohnya begini.

Orang yang mengerjakan sholat umpama orang yang tidak tahu-menahu tentang menubuhkan
sesebuah perusahaan serta tidak berkebolehan menerajuinya. Maka dia layak menjadi pekerja
sahaja di dalam perusahaan itu. Sebagai pekerja, tentulah dia harus mematuhi semua peraturan
yang telah ditetapkan oleh majikannya. Dia tidak boleh bekerja selama 24 jam. Maka jadual waktu
pekerjaannya telah ditentukan dan kewajibannya tidak melebihi batas. Apa yang disuruh oleh
majikannya, itulah yang dia patut lakukan. Pekerjaannya dibayar gaji menurut keupayaannya. Dan
jika dia melanggar peraturan, dia akan dihukum atas undang-undang majikannya. Begitulah
difahamkan contoh bagi kategori orang yang mengerjakan sholat, bahwa mereka sekadar
menjalankan perintah Allah tanpa memahami apakah hakikat dan tujuan sholat itu. Mereka
mendambakan pahala diatas keupayaan usaha dan amal yang mereka lakukan dengan harapan
diberikan Allah akan ganjaran syurga di akhirat. Kewajiban mereka untuk mengerjakan sholat
terbatas kepada lima waktu sahaja, namun jika mereka mahu melipat-gandakan ganjaran pahala
boleh ditambahi dengan amalan sholat-sholat sunnat atau amalan-amalan lainnya.

Manakala orang yang mendirikan sholat seumpama orang yang sudah faham dan arif mengenai
penubuhan sesebuah perusahan dan dapat mentadbir atau menerajui sendiri perusahaan yang
didirikannya itu. Dialah Khalifah. Tugasnya tidak lagi terikat dengan ketetapan waktu seperti
pekerjaannya, bebas dari peraturan dan arahan di bawah kuasa sesiapa pun. Mendirikan sholat
inilah dikatakan mendirikan atau meneguhkan tiang-tiang agama. Tiang-tiang agama itu harus berdiri
dengan keutuhan yang berdaya kuat dan kekal selama-lamanya. Namun sokongan ke atas keutuhan
itu asasnya adalah pada niat dan bukan membacakan lafaz niat sebagaimana yang dilafazkan oleh
orang-orang yang mengerjakan sholat. Jika niat itu bercanggah dengan tujuan dan hakikat sholat,
pastilah akan runtuh tiang-tiang agama itu. Niat itu haruslah sejajar dengan berdirinya sholat, maka
barulah dikatakan orang-orang yang mendirikan sholat dengan sebenar-sebenarnya. Sebelum
diketahui apakah maksud niat itu, maka harus terlebih dahulu diketahui apakah pula makna sholat
menurut hakikat dan tujuannya.

Sholat dengan maksud dan tujuannya yang sebenar ialah mengingat Allah. Sebagaimana firmanNya
di dalam Surah At-Taha : 14 bermaksud;

“Sesungguhnya AKU inilah Allah, tiada yang ujud selain AKU, maka mengabdilah kepadaKu dan
dirikanlah sholat untuk mengingati AKU!”

Mengingat pada definisi di sini ialah kesedaran ruhani terhadap Allah Yang Maha Esa, bukan maksud
menghadirkan Allah seperti menghadirkan sesuatu untuk disembah kerana Allah bukanlah sesuatu.
Maka sholat dalam hubungannya mengesakan Allah adalah menggapai tauhid yang murni bahwa
sesungguhnya Allah itu adalah Zat Mutlak Wajibal Wujud.

Bersandarkan kepada sebuah hadis yang telah dimaklumkan sebagai hadis Jibril, yakni ketika
datangnya malaikat Jibril kepada Nabi s.a.w. akan bertanyakan tiga perkara iaitu apakah Iman,
apakah Islam dan terakhir sekali apakah Ihsan? Tentang Ihsan, Nabi s.a.w. menjawab bahwa Ihsan
itu adalah ketika kau mendirikan sholat seolah-olah kau melihatNya. Dan jika kau tidak melihatNya,
ingatlah bahwa Allah melihatmu.

Dengan demikian, makna sholat secara haqiqi ialah Ihsan. Ihsan ini terdiri adanya dua martabat:
1. Syuhud Musyahadah – beribadah kepada Allah seolah-olah melihatNya. Dan menyaksikan bahwa
sebenarnya Allah itu jua yang berkuasa melakukan sholat sedangkan bagi hambaNya tidak
mempunyai kekuatan dan keupayaan kecuali sebagai alat yang menurut segala perintah gerak dan
perbuatan atas qudrat dan iradatNya.

2. Syuhud Muraqabah – beribadah kepada Allah tetapi tidak dapat melihat Allah. Hanya mengingat
bahwa Allah sentiasa melihat gerak dan perbuatannya.

Melihat Allah itulah hakikat mendirikan sholat. Bukan maksudnya melihat dengan mata kasar. Orang
yang mendirikan sholat adalah orang yang telah dibukakan Allah akan mata batinnya untuk langsung
memandang Allah. “seolah-olah kau melihat Allah” yang dimaksudkan oleh Nabi s.a.w. bukanlah
suatu perbuatan yang olok-olok, berpura-pura atau kononnya melihat tapi sebenarnya tak melihat,
tetapi “seolah-olah” itu membawa kita yakin dengan sesungguhnya merasakan diri kita telah
sehampir-hampirnya dengan Allah. Melihat Allah termasuk dalam ilmu rasa. Rasa itulah yang
menyingkap Rahsia Allah. Dan ‘rasa’ itulah yang dikatakan sebenarnya niat sholat. Kata sesetengah
arifbillah bahwa sesiapa yang tidak merasa tidak mengenal. Justeru antara lafaz dan rasa tidaklah
sama pengertiannya. Jika seseorang itu tidak dapat merasakan melihat Allah dalam sholat, samalah
ertinya telah lalai atau terkeluar dari niatnya, maka dengan itu tiada nilai sholatnya di sisi Allah. Dan
untuk itu Allah telah menyediakan neraka bernama Wail bagi mereka yang lalai daripada sholatnya.

Di martabat syuhud musyahadah ini, semua penglihatan selain Allah akan luput. Sehingga ‘rasa
dalam sholat’ itupun sirna setelah menaiki tahapnya tidak lagi merasa mendirikan sholat, walaupun
tampak jasad dan nafasnya masih tinggal di bumi, namun dia telah menjadi bekas bagi Allah
sekaligus sebagai Haq Allah yang menyaksikan Allah dengan Allah jua. Dengan lain perkataan dirinya
telah menjadi hamba Allah semata-mata yang bergelar Ubdah dalam mencapai martabat Ubudiyyah.
Bukan lagi bergelar Abid. Ubdah adalah arif yang terbang menuju Allah tanpa bergantung kepada
amal dan usahanya selain kepada rahmat dan kasih-sayang Allah dengan dikurniakan darjat makrifat,
sedangkan Abid ialah hamba yang masih mencari Allah dengan perjalanan jauh serta meletakan
pengharapan di atas amal dan usahanya sendiri. Maka sholat bagi orang yang mendirikan sholat itu
adalah penyatuan antara hamba dan Allah. Apabila penyatuan ini telah sempurna, maka tiada lagi
dikatakan dalam sholat itu perhubungan hamba dan Allah, hanya Allah Yang Maha Esa. Tiada zatnya
melainkan Zat Allah, tiada sifatnya melainkan sifat Allah, tiada perbuatannya melainkan perbuatan
Allah. Bagi sang arif yang sampai ke peringkat ini, sholat bukanlah lagi ertiya menyembah kepada
yang disembah. Istilah ‘sembah-menyembah’ tidak terkait di dalam pengertian sholat selain hanya
Allah yang memuji DiriNya sendiri.

Pada martabat kedua, syuhud muraqabah, walaupun hamba merasakan dirinya adalah Haq Allah
dan hampir kepada Allah, tetapi kesedaran terhadap wujud dirinya itu masih tetap ada dan belum
lagi terbuka hijab agar seolah-olah dapat melihat Allah. Bagi mereka yang melalui keadaan ini
sentiasa bertaqwa kepada Allah. Juga dikatakan sebagai tahap bagi orang yang berjaga-jaga kerana
sentiasa sedar dirinya dalam pengawasan dan pandangan Allah.
Kesimpulannya, kedua-dua martabat Ihsan yang tersebut tadi bagi orang yang mendirikan sholat,
itulah yang dinamakan sholat daim atau sholat wustha. Sholat wustha bermaksud sholat yang
dilaksanakan dengan qalbu, ruh, nur dan sirrulLah atau juga disebut qalbu, fu’ad, syagaf dan lubb.
Maka itulah dikatakan sholat wustha ini tidak ada syaratnya seperti berwuduk, rukun rakaatnya dan
tanpa tertakluk dengan ketentuan waktu.

Persoalannya pula, apakah bagi mereka yang mendirikan sholat daim atau sholat wustha, tidak wajar
lagi mengerjakan rukun sholat fardhu lima waktu dan sholat-sholat sunnat? Jawapannya tidaklah
sedemikian, kerana sholat fardhu lima waktu itu tetap sebagai perintah Allah yang wajib ditunaikan.
Barangsiapa yang meninggalkan hukum sholat fardhu lima waktu, bererti telah terkeluar dari
golongan sunnah Rasulullah s.a.w. kerana Rasulullah s.a.w. sendiri tidak pernah meninggalkan sholat
fardhu lima waktu dan sholat-sholat sunnat yang lainnya.

Namun sholat fardhu lima waktu bagi orang yang telah mencapai martabat Ihsan, menjadi benteng
kepada sholat daim atau sholat wustha. Sholat wustha dan sholat daim diibaratkan seperti rumah
yang sudah didirikan, maka sholat fardhu lima waktu dan sholat-sholat sunnat lainnya menjadi
taman besar yang di sekitarnya subur dengan pelbagai hiasan tumbuh-tumbuhan yang
menambahkan lagi seri keindahan rumah tersebut.

Wallahuaklam

BAHAGIAN-BAHAGIAN SHOLAT AHLI SUFI

Ahli Sufi mendefinasikan sholat kepada beberapa bahagian:

1. Sholat Syariat: Sholat 5 waktu & sholat sunnat yang dikerjakan menurut rukun dan syarat dan
berkiblat ke Baitullah Ka'abah.

2. Sholat Tarekat: Diperjalankan untuk menuju Allah dengan zikir nafas “Allah Hu”. Sebutan "Hu"
ketika masuknya nafas dan "Allah" ketika keluarnya nafas.

3. Sholat Hakikat: Sholat yang berkekalan atau disebut Sholat Daim. Tanpa rukun dan syarat serta
tidak ada apa-apa bacaan selain ingat kepada Allah semata-mata di dalam keadaan berjalan, duduk,
berbaring atau sedang berada di mana-mana sahaja. Ingat kepada Allah itu adalah di dalam qalbu,
ruh dan rahsia sehingga tidak ingat lagi kepada Allah yang bererti fana kecuali ia diingati Allah atau
Allah yang mengingatinya yang bererti "Baqa Billah".
4. Sholat Makrifat: atau disebut Sholat Wusta yakni sholat yang di tengah-tengah sebagaimana
firmanNya, “Ke mana sahaja kamu menghadapkan wajahmu di situ adanya Wajah Allah.” Sholat
Wusta ini adalah di sudut relung matahati yang paling terdalam dan tersangat hampir dengan Wajah
Allah. Umpama seorang yang sedang berdiri di tengah-tengah lengkaran padang sebuah stadium
besar, ke mana pun ia berpaling, ia dapat melihat sesiapa sahaja di sekelilingnya. Sholat Wusta ini
juga ialah menyaksikan Allah dalam segala sesuatu dan Allah menyaksikannya pula dalam segala
sesuatu. Pendek kata, Sholat Wusta adalah Penyaksian, Penyatuan dan PengEsaan antara
hubungannya dengan Allah dan bukan merupakan bentuk penyembahan.

5. Sholat Mikrajul Mukmin: Sholat inilah naiknya hamba kepada Dzat Rabbul Jalal – Kekasih dan
turunnya pula kepada hamba sebagai Dzat Rabbul Jamal – Yang DiKasihi. Sholat Mikrajul Mukmin ini
menghimpunkan dan menyempurnakan semua bahagian sholat yang tersebut di atas.

[09:30, 26/03/2021] +60 11-1611 9985: Ustad kutip mana

[09:30, 26/03/2021] +60 16-368 0820: Apa ni?...

Menyatukan Makhluk dan Allah... dan dua2nya Esa?

[09:30, 26/03/2021] +60 16-368 0820: Merapu apa ni Haji?

[09:40, 26/03/2021] +60 13-712 7606: Ini karangan orang baru belajar..

Mari perhalusi lagi...

[09:40, 26/03/2021] +60 19-715 1594: 👍🏻✒️✒️✒️

[09:40, 26/03/2021] +60 19-715 1594: Polo

[09:41, 26/03/2021] +60 19-715 1594: Istilah/difinasi solat

[09:41, 26/03/2021] +60 19-715 1594: Ada juga yg boleh diterima pakai nukilannya.

[09:41, 26/03/2021] +60 19-715 1594: Penat baca😁

[09:48, 26/03/2021] +60 17-224 8460: sama..tu pn xhabis baca lg ni hahaha..

[09:48, 26/03/2021] +60 17-224 8460: lanjut sifu, perhalusi lg

[09:52, 26/03/2021] +60 14-385 7363: ✒️✒️✒️✒️

[09:54, 26/03/2021] +60 14-385 7363: Hanya krn nk mendefinisi kan makna solat dan sembahyang...

[09:55, 26/03/2021] +60 14-385 7363: Hingga membawa pemahaman penyatuan dgn tuhan

[09:57, 26/03/2021] +60 14-385 7363: Berkongsi dgn tuhan

[10:00, 26/03/2021] +60 14-385 7363: Nk mengesa kan Tuhan hingga tdk lg esa😇😇😇

[10:15, 26/03/2021] +60 10-536 3769: Jangan cepat menghukum .

[10:16, 26/03/2021] +60 10-536 3769: Betul kata sifu.. perhalusi lagi

[10:16, 26/03/2021] +60 10-536 3769: Kaedah penyampaian ilmu berbagai


[10:17, 26/03/2021] +60 10-536 3769: Cara puisi pun ada.. 😀

[10:19, 26/03/2021] +60 10-536 3769: Pantun jugak ada

[10:26, 26/03/2021] +60 16-368 0820: Ni yang sifu cakap alunkan azan pun dapat dosa

[10:31, 26/03/2021] +60 19-715 1594: Hahaha..ada betul tu bang haji. Sabar2. 😁

pemgoncang Tauhid je tu..

Santai2

[10:31, 26/03/2021] +60 19-715 1594: Hijrah terus...

[10:32, 26/03/2021] +60 19-715 1594: Solat Daim,

solat wustho

Berbagai fahaman ada.

Ada yg kata solat wustho tu solat lepas asar

Ada kata Lps zohor..

Ada kata maghrib..

Macam2 ada

[10:33, 26/03/2021] +60 16-368 0820: Nak kongsi x de masalah... tapi pastikan dulu tidak
mengelirukan... ok haji... sayz minta maaf kalau ada tersinggung... tapi kebenaran itu pasti... kena
tegak kan...

[10:34, 26/03/2021] +60 19-715 1594: Allah SWT berfirman:

َ‫ْطى َوقُوْ ُموْ ا هّٰلِل ِ ٰقنِتِ ْين‬


ٰ ‫ت َوالص َّٰلو ِة ْال ُوس‬ َّ ‫َحافِظُوْ ا َعلَى ال‬
ِ ‫صلَ ٰو‬
haafizhuu 'alash-sholawaati wash-sholaatil-wusthoo wa quumuu lillaahi qoonitiin

"Peliharalah kamu (kerjakanlah dengan tetap dan sempurna pada waktunya) segala solat fardu,
khasnya solat Wusta (solat Asar), dan berdirilah kerana Allah (dalam solat kamu) dengan taat dan
khusyuk."

(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 238)

[10:34, 26/03/2021] +60 19-715 1594: Apa itu shalat wusto?

[10:34, 26/03/2021] +60 19-715 1594: Kebanyakan ulama menterjemahkan wustha sebagai yang di
tengah tengah.

Apakah maksud wustha sebenarnya?

[10:36, 26/03/2021] +62 821-3530-5827: sholat wustha dengan sholat da'im tak sama ke..?

[10:42, 26/03/2021] +60 14-385 7363: Maaf bng aji...sy cuba menyelami jiwa sipenulis
[10:43, 26/03/2021] +60 14-385 7363: Nk mencari kedudukan diri ketika solat...ketika
takbirnye...rukuknye...sujudnya...

[08:13, 27/03/2021] +60 11-1157 2545: Rukun solat yang 13 tu datang dari sumber mana

[08:13, 27/03/2021] +60 11-1157 2545: Biar saya tanya pulak dah semua bijak pandai

[12:50, 27/03/2021] +60 13-712 7606: Mari kita perhalusi....

[12:52, 27/03/2021] +60 13-712 7606: Ini bukan berkenaan kaedah, tetapi kefahaman...

Pengertian shalat itu harus difahami menurut Al Qur'an dari segi zahir dan batin. Bukan hanya
mengikuti apa saja yang disampaikan sedangkan ia tidak selaras dengan apa yang hendak
disampaikan di dalam Al Qur'an.

[13:22, 27/03/2021] +60 17-952 6354: Zaman sekarang lg ikut ustaz dr Nabi dn Rasul sifuk

[13:22, 27/03/2021] +60 17-952 6354: Apa ustaz suruh dibuat

[13:23, 27/03/2021] +60 17-952 6354: Surah At-Taubah (‫)التوبة‬, Ayat: 31

َ‫ارهُ ْم َو ُر ْه ٰبَنَهُ ْم أَرْ بَابًا ِّمن دُو ِن ٱهَّلل ِ َو ْٱل َم ِسي َح ٱ ْبنَ َمرْ يَ َم َو َمٓا أُ ِمر ُٓو ۟ا إِاَّل لِيَ ْعبُد ُٓو ۟ا إِ ٰلَهًا ٰ َو ِحدًا ٓاَّل إِ ٰلَهَ إِاَّل هُ َو ُس ْب ٰ َحنَهۥُ َع َّما يُ ْش ِر ُكون‬
َ َ‫ٱتَّخَ ُذ ٓو ۟ا أَحْ ب‬

Mereka menjadikan pendita-pendita dan ahli-ahli ugama mereka sebagai pendidik-pendidik selain
dari Allah, dan juga (mereka mempertuhankan) Al-Masih ibni Maryam, padahal mereka tidak
diperintahkan melainkan untuk menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tiada Tuhan (yang berhak
disembah) melainkan Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sekutukan.

[13:23, 27/03/2021] +60 17-952 6354: Sedangkan diperintah ikut Nabi dn Rasul

[20:07, 27/03/2021] +60 11-1611 9985: Kena ikut Ustad laa,nabi,rasul melayu x ada

[20:38, 28/03/2021] +60 17-952 6354: Kita ni terlalu ikut kata2 ustaz

[20:38, 28/03/2021] +60 17-952 6354: Nak puasa perlu pd bulan

[20:39, 28/03/2021] +60 17-952 6354: Kemaafan perlu pada bulan

[20:39, 28/03/2021] +60 17-952 6354: Nak solat perlu pada jam

[20:46, 28/03/2021] +60 17-952 6354: Dari Ibnu Amr ra., ia berkata bahwasanya Rasulullah saw.
pernah bersabda, "Kebanyakan kaum munafik dari kalangan umatku kelak adalah para ahli baca al-
Qur'an di antara mereka" ... [HR. Ahmad]

Kaum munafik dr kalangan para ahli baca all Quran?

Siapa ITU..
Ahli = orang yang pandai dalam bidangnya.

Ahli baca al Qur'an ialah orang yang pandai membaca al Qur'an dengan segala tata cara tentang
pembacaan seperti kedudukan mahraj dan hukum tajwidnya.

Tetapi kenapa pula dikatakan sebagai munafik?

Kita akan dikatakan sebagai munafik bilamana dengan membaca al Qur'an, ia tidak mengubah
kehidupan dan akhlaq kita.

“Ahli membaca Al-Qur’an belum tentu ahli Al-Qur’an; seringkali Al-Qur’an hanya digunakan sebagai
alat politik semata, atau lebih buruk lagi hanya untuk meraih populariti dan keuntungan duniawi.

Bagaimana pun agar tidak salah memahami, maka Al-Qur’an harus terus dibaca serta dikaji secara
mendalam dan komprehensif dengan Al-Hadits.

Bagaimana tidak dibaca jika Al-Qur’an bagi orang-orang mu’min itu seperti nyawa.

Kita dikatakan munafik apabila al Qur'an itu tidak menjadi petunjuk dari Allah yang turun ke dalam
qalb kita.

Ok kita sambung berkenaan sang khalifah yang memikul amanah ilahiyah.

‫رْ‌ض َو ْال ِجبَا ِل فَأَبَ ْينَ أَن يَحْ ِم ْلنَهَا َوأَ ْشفَ ْقنَ ِم ْنهَا َو َح َملَهَا اإْل ِ ن َسانُ ۖ إِنَّهُ َكانَ ظَلُو ًما َجهُواًل‬
ِ َ ‫ت َواأْل‬ َ ‫نَّا َع َر‌ضْ نَا اأْل َ َمانَةَ َعلَى ال َّس َم‬
ِ ‫اوا‬

Sesungguhnya telah Kami tawarkan Al-Amanah kepada seluruh langit, bumi, dan gunung-gunung,
namun mereka enggan untuk memikulnya karena takut (untuk memikulnya). Dan dipikullah
(amanah) itu oleh Al-Insan. Sungguh ia (insan) adalah zalim dan bodoh. – Q.S. Al-Ahzab [33]: 72

Apa yang kita nak renungkan ialah penghujung ayat di atas. Sungguh insan adalah zalim dan bodoh.

Apakah maksudnya?

Tentu Allah lebih tahu itu. Jadi kenapa manusia yang di zalim dan bodoh ini dijadikan khalifah?
Mari kita membaca.....

Bukan cuma membunyikan ayat al Quran.

Baca di sebalik bunyi

Astaghfirullah,

Wa'fuanna, Waghfirlana, Warhamna. .

Saya cuma berharap agar kita semua diberi rasa ingin tahu yang kuat untuk membaca dan
memahami al Quran.

Perlu renungan mendalam. Tidak membaca dan mempelajari al-Qur'an adalah "kematian" bagi jiwa,
namun jika hanya sebagai pengetahuan saja dengan tanpa mengubah akhlaq dan kehidupan juga
menjadi bahaya besar bagi si hamba ...

Nauzubillah

Wakfuanna ya Allah

Kalau sekadar membunyikan huruf al Quran itu, burung pun boleh diajar.

Baca itu menyebut sama ada dengan lisan atau dalam hati. Pernah dengar tak ada orang membaca
dalam hati?

Yang dibaca itu bukan sekadar tulisan tetapi maksud yang hendak disampaikan.

Dalam makna ayat itu terdapat makna yang samar atau maksud tersirat.

Jgan baca mcm baca riwayat

Yang tersirat itulah yang hendak dibaca.

Yang tertulis itu hendak dibunyikan.

Yang berbunyi itu terdapat makna secara harfiah atau zahir.

Yang tersirat itu terdapat makna batin.

Tetapi tidak akan dapat disentuh selain mereka yang telah disucikan.
Allah tidak berlaku zalim terhadap hamba-Nya. Allah tak pernah buat manusia sedih.

“Sesungguhnya pembicaraan rahsia (bisikan) itu adalah daripada syaitan supaya orang-orang
mukmin berdukacita.” (al-Mujadilah: 10)

Sebuah catatan penting untuk diketahui, berbeda dengan pemahaman umum, sesungguhnya ayat
Q.S. Al-Ahzab [33]: 72 di atas itu tidaklah mengatakan bahwa manusia itu zalim dan bodoh karena
mahu memikul amanah tersebut.

Jadi, kenapa?

Ayat tersebut mengisyaratkan bahwa sesungguhnya ada amanah sangat agung yang dipikul insan,
namun sebagian besar manusia justru berada dalam keadaan zalim dan bodoh.

Zalim karena tidak mahu kembali kepada Allah, tidak mau bertaubat (“Barangsiapa tidak bertaubat,
mereka itulah orang-orang yang zalim.”

—(Q.S. Al-Hujuraat [49]: 11).

Dikatakan bodoh adalah kerana ada amanah dan anugerah yang sangat agung yang telah Allah
letakkan di dalam dadanya sendiri, namun bukan saja mereka tidak mahu melaksanakannya, mereka
bahkan tidak tahu dan melupakannya.

Bertaubatlah. .. jangan jadi zalim dan bodoh. .

Orang kata faham itu kurnia Allah.

Bagaimana kita bisa faham?

Kita bisa faham dengan adanya petunjuk.

Siapakah orang yang mendapat petunjuk?

kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati (qalb), tetapi tidak dipergunakannya
untuk memahami (yafqahuun)…

– Q.S. Al-A'raaf [7]: 179

Check dalam al Qur'an masing-masing ayat di atas.

Amanah apakah itu?


Amanah tersebut, yaitu menjadi pemegang mandat ilahiah, sebagai wakil Allah Ta’ala untuk
memakmurkan alam semesta (khalifah) sesuai dengan kehendak-Nya.

Ianya adalah hak insan sejak awal. Hanya insan yang memiliki perangkat untuk memikul amanah
agung tersebut: yaitu jiwa, qalb dan aql ,perangkat yang tidak dimiliki oleh lelangit, bumi, dan
gunung-gunung.

Mereka mengerti bahwa mereka tidak akan mampu menunaikan amanah tersebut, sehingga tidak
mengambilnya.

Jiwa insan, karena dicipta dengan memiliki perangkat untuk memikulnya (aql), mengerti bahwa
amanah itu memang untuknya. Ia pun memikul apa yang sudah seharusnya menjadi amanahnya.

Kita cuba lebih mendekati diri kita sendiri..,,

Kita kembali kepada diri kita sendiri.

Apakah sebenarnya tujuan kita di sini..

Apakah ciri ciri yang perlu kita ketahui tentang diri kita ini agar kita akan lebih mudah menelusuri
hidup.

(TAUBAT ITU PERLAKUAN SEUMUR HIDUP.)

Orang awam selalu shalat sunat taubat.

2, 4, 6, 8 atau 10 rakaat.

Kita diciptakan-Nya menurut fitrah yang telah ditetapkan atas kadar diri kita masing-masing.

Fitrah itu apa maksudnya?

Kita cuma tahu bayar fitrah tanpa memahami pengertiannya secara hakiki.

Pengertian taubat secara hakiki.

Bukan awami.

Fitrah (f – th – r), adalah istilah bahasa Arab yang bermakna “pembawaan dasar”, “nature prototype
” atau “keadaan sebagaimana mulanya”. Senang faham semulajadi.
Dalam Al-Qur’an, kata “fithrah” dikaitkan dengan makna “nature (insan) sesuai dengan kadar-kadar
penciptaannya”. itulah makna yang disampaikan al Qur'an.

Inilah fithrah: bahwa masing-masing kita diciptakan dengan memiliki kadar-kadar tertentu. Potensi
diri secara individual.

Setiap kita diciptakan-Nya dengan dirancang untuk memiliki sekian kadar kombinasi keunggulan di
sisi tertentu, dan lemah di sisi-sisi lainnya.

Ini adalah demi kesesuaian untuk melaksanakan sebuah tugas, demi melaksanakan sebuah misi di
atas muka bumi.

Misi hidup seorang manusia, secara spesifik, merupakan manifestasi dari fitrah dirinya. Fitrah diri ini
telah tertanam di dalam jiwa (nafs) insan sejak awal penciptaannya.

Dan sesungguhnya fitrah diri setiap insan inilah yang tidak akan pernah mengalami perubahan
sedikit pun, sebagaimana tertulis dalam Q.S. Ar-Ruum [30]: 30,

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada ad-diin, fitrah Allah, yang Allah telah
menciptakan manusia berdasarkan fitrah itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah.”

Kadar diri kita ini jika telah difitrahkan sebagai seorang petani maka akan jadilah kita sebagai petani
dengan segala kemudahan dan kecenderungan kita di bidang itu.

Jika kita berkeinginan untuk membuat kerja lain maka kita akan menyusahkan diri kita sendiri kerana
keinginan kita itu muncul dari hawa nafsu.

Dari Imran r.a., saya bertanya, "Ya Rasulullah, apa dasarnya amal orang yang beramal?" Rasulullah
SAW menjawab, "Tiap-tiap diri dimudahkan mengerjakan sebagaimana dia telah diciptakan untuk
itu." – H.R. Bukhari no. 2026

Kembali fitrah.

Menemui fitrah diri, kembali ke dalam keberserah-dirian.

Kembali berislam secara hakiki bukan ikut ikutan.


Sesungguhnya manusia, karena kehendak hawa nafsunya, cenderung ingin menjadikan dirinya
sekehendak hatinya.

Manusia selalu melihat dirinya kurang dan ingin menjadi orang yang lebih sempurna. Namun,
kesempurnaan yang ia cari adalah kesempurnaan yang berdasarkan keinginan hawa nafsunya, bukan
kesempurnaan berdasarkan petunjuk dan tuntunan Allah yang sesuai dengan fithrah dirinya, yang
sesungguhnya merupakan kesempurnaan yang telah Allah fitrah-kan untuknya.

Contohnya. .. kalau semua orang mahu jadi cikgu, siapa yang nak jadi murid?

Kalau semua orang kaya raya, siapa nak jual karipap stadium?

Di sini kita memahami qada dan qadar secara tak langsung tetapi melalui konsep penerapan.

Kita akan lebih memahami tentang takdir pada penghujungnya nanti.

Kita akan menjadi lebih menerima ketetapan Allah. .

Kita selalu melihat kepada orang lain dan ingin menjadi seperti orang itu, bukan menjadi diri kita
sendiri, atau sekurang kurangnya mempertanyakan dalam diri sendiri: bagaimana seharusnya saya
dari sudut pandang Allah Ta’ala.

Ini karena insan gagal mengenali pengetahuan agung yang Allah letakkan dalam dada batinnya:
siapa dirinya sebenarnya.

Siapakah aku ini sebenarnya?

Allah memberi akal dan kemampuan kepada kita untuk memilih tindakan, sebagai instrumen untuk
menjalankan fungsi ke-khalifah-an di bumi.

Namun, justru dengan bekal inilah sebagian besar manusia selalu memilih untuk menjadi sesuatu
yang tidak sesuai dengan fithrah dirinya.

Kita selalu membuat pemilihan berdasarkan kepada apa yang sesuai menurut keinginan (hawa nafs)
sendiri yang pada akhirnya kita tidak menemui kebahagiaan hakiki.
Kita ingin menentukan cara hidup kita sendiri dengan berpandukan kata kata semangat dari pakar
motivasi yang memberi motivasi hanya jika dibayar untuk dia bercakap.

.dari Allah kepada Allah.

[20:52, 28/03/2021] +60 17-952 6354: ‫ْس لِى بِ ِهۦ ِع ْل ٌم ۖ َوإِاَّل تَ ْغفِرْ لِى َوتَرْ َح ْمنِ ٓى أَ ُكن‬
َ ‫ال َربِّ إِنِّ ٓى أَعُو ُذ بِكَ أَ ْن أَسْٔـََٔ>لَكَ َما لَي‬
َ َ‫ق‬
ٰ ْ
٤٧﴿ َ‫﴾ ِّمنَ ٱلخَ ِس ِرين‬

"Nuh berkata: Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada
Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakekat)nya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi
ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-
orang yang merugi"."

(Q.S.11:47)

[23:33, 28/03/2021] +60 17-952 6354: Puasa tu apa

[23:33, 28/03/2021] +60 17-952 6354: Dulu ustaz cakap xboleh makan dr terbit matahari smpai
tenggelam matahari

[00:03, 29/03/2021] +60 17-952 6354: Surah Al-Baqarah (‫)البقرة‬, Ayat: 170

۟ ُ‫ُوا مٓا أَن َز َل ٱهَّلل ُ قَال‬


َ‫وا بَلْ نَتَّبِ ُع َمٓا أَ ْلفَ ْينَا َعلَ ْي ِه َءابَٓا َءنَٓا أَ َولَوْ َكانَ َءابَٓا ُؤهُ ْم اَل يَ ْعقِلُونَ َش ْئـًًٔ>ا َواَل يَ ْهتَ ُدون‬ ۟
َ ‫َوإِ َذا قِي َل لَهُ ُم ٱتَّبِع‬

Dan apabila dikatakan kepada mereka" Turutlah akan apa yang telah diturunkan oleh Allah" mereka
menjawab: "(Tidak), bahkan kami (hanya) menurut apa yang kami dapati datuk nenek kami
melakukannya". Patutkah (mereka menurutnya) sekalipun datuk neneknya itu tidak faham sesuatu
(apa pun tentang perkara-perkara ugama), dan tidak pula mendapat petunjuk hidayah (dari Allah)?

[08:19, 31/03/2021] +60 10-927 9855: Renungan Pagi Syari'at Hakiki

Nabi Muhammad SAW bersabda, “Kalian tidak akan masuk syurga sampai kalian beriman dan saling
mencintai. Mahukah aku tunjukkan satu amalan bila dilakukan akan membuat kalian saling
mencintai ? Yaitu, sebarkanlah salam di antara kalian” (HR Muslim dari Abi Hurairah).

Assalamualaikum warroh matullahi wabarakatuh.

[ Sangat dianjurkan untuk membaca salam secara sempurna, yaitu dengan mengucapkan,
“Assalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wa barakaatuhu.” Hal ini berdasarkan hadits ‘Imran bin
Hushain Radhiyallahu anhu, ia berkata:
‫ ثُ َّم َجا َء آخَ ُر‬،ٌ‫ َع ْشر‬: ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
َ ‫س فَقَا َل النَّبِ ُّي‬ َ َ‫ فَ َر َّد َعلَ ْي ِه ثُ َّم َجل‬،‫ اَل َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم‬:‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فَقَا َل‬ َ ‫َجا َء َر ُج ٌل إِلَى النَّبِ ِّي‬
‫س‬ َ ‫ل‬ ‫ج‬َ
َ َ ِ َ َ ‫ف‬ ‫ه‬‫ي‬ْ َ ‫ل‬ ‫ع‬ َّ
‫د‬ ‫ر‬َ ‫ف‬ ،ُ ‫ه‬ُ ‫ت‬ ‫َا‬
‫ك‬ ‫ر‬ ‫ب‬‫و‬ ‫هللا‬ ُ ‫ة‬‫م‬ ْ‫ح‬
َََ ِ َ َ َ ْ َ ُ‫ر‬‫و‬ ‫م‬‫ك‬ُ ْ
‫ي‬ َ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫م‬َ ‫ال‬ َّ
‫س‬ ‫ل‬َ ‫ا‬ : ‫ال‬
َ َ ‫ق‬َ ‫ف‬ ‫ر‬ َ‫آخ‬ ‫ء‬ ‫ا‬ ‫ج‬
ُ َ َ َّ َ‫َ ِ ُوْ ن‬‫م‬ ُ ‫ث‬ ، ‫ر‬ ‫ش‬ْ ‫ع‬ : ‫ال‬ َ ‫ق‬َ ‫ف‬ ‫س‬ َ ‫ل‬ ‫ج‬َ ‫ف‬
َ َ ِ َ َ ِ ‫ه‬ ْ
‫ي‬ َ ‫ل‬ ‫ع‬ َّ
‫د‬ ‫ر‬ َ ‫ف‬ ، ‫هللا‬ ُ ‫ة‬‫م‬َ ْ‫ اَل َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرح‬:‫فَقَا َل‬
) َ‫ال ( ثَالَثُوْ ن‬ َ َ‫فَق‬.

“Seorang laki-laki datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mengucapkan,
‘Assalaamu‘alaikum.’ Maka dijawab oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian ia duduk, Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Sepuluh.’ Kemudian datang pula orang lain (yang kedua)
memberi salam, ‘Assalaamu ‘alaikum warahmatullaah.’ Setelah dijawab oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa sallam ia pun duduk, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Dua puluh.’ Kemudian datang
orang yang lain lagi (ketiga) dan mengucapkan salam: ‘Assalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wa
barakaatuh.’ Maka, dijawab oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian ia pun duduk dan Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Tiga puluh.’” [HR. Al-Bukhari dalam al-Adabul Mufrad no.
986, Abu Dawud no. 5195 dan at-Tirmidzi no. 2689

[ Dilarang mengucapkan salam dengan lafazh:

‫ َعلَ ْيكَ ال َّسالَ ُم‬. (ALAIKA SALAM )

“Semoga keselamatan senantiasa tercurah atasmu.”

Sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Tamimah al-Hujaimi dari seorang laki-laki yang berasal dari
kaumnya. Dalam riwayat yang lain dikatakan laki-laki itu bernama Abu Jura al-Hujaimi, dia berkata:

‫ضهُ ْم‬ ُ ‫ فَلَ َّما فَ َر َغ قَا َم َم َعهُ بَ ْع‬،‫ َوه َُو يُصْ لِ ُح بَ ْينَهُ ْم‬،ُ‫ فَإِ َذا نَفَ ٌر ه َُو فِ ْي ِه ْم َوالَ أَ ْع ِرفُه‬،‫ْت‬ ُ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فَلَ ْم أَ ْق ِدرْ َعلَ ْي ِه فَ َجلَس‬
َ ‫ي‬ َّ ِ‫ْت النَّب‬ َ
ُ ‫طلَب‬
‫ إِ َّن‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬،ِ‫ يَا َرسُوْ َل هللا‬،‫ك ال َّسالَ ُم‬ َ ‫ َعلَ ْي‬،ِ‫ك ال َّسالَ ُم يَا َرسُوْ َل هللا‬ َ ‫ َعلَ ْي‬،ِ‫ يَا َرسُوْ َل هللا‬،‫ك ال َّسالَ ُم‬ َ ‫ َعلَ ْي‬:‫ت‬ ْ ُ
ُ ‫ك قل‬ َ ِ‫ْت َذل‬ َ
ُ ‫ يَا َرسُوْ َل هللاِ فَلَ َّما َرأي‬:‫فَقَالُوْ ا‬
‫ إِ َذا لَقِ َي ال َّر ُج ُل أَخَاهُ ْال ُم ْسلِ َم‬:‫ي فَقَا َل‬ َّ َ‫ ثُ َّم أَ ْقبَ َل َعل‬،‫ ِإ َّن َعلَ ْيكَ ال َّسالَ ُم ت َِحيَّةُ ْال َموْ تَى‬،‫ ِإ َّن َعلَ ْيكَ ال َّسالَ ُم ت َِحيَّةُ ْال َموْ تَى‬،‫َعلَ ْيكَ ال َّسالَ ُم ت َِحيَّةُ ْال َموْ تَى‬
ُ
ِ‫ك َو َرحْ َمة هللا‬ َ ُ
َ ‫ َو َعل ْي‬،ِ‫ك َو َرحْ َمة هللا‬ َ ‫ َو َعلَ ْي‬،ِ‫ك َو َرحْ َمةُ هللا‬ َ ‫ َو َعلَ ْي‬:‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل‬
َ ‫ي النَّبِ ُّي‬ َّ َ‫ ثُ َّم َر َّد َعل‬،ِ‫فَ ْليَقُ ِل ال َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ هللا‬.

“Aku mencari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, namun aku tidak mendapatinya, kemudian aku
duduk, tiba-tiba datang sekelompok orang dan beliau ada di an-ara mereka sedang aku tidak
mengenalnya, saat itu beliau sedang mendamaikan beberapa dari mereka (yang berselisih).
Kemudian setelah selesai ada sebagian dari mereka yang berdiri bersama dengan Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian berkata, ‘Wahai Rasulullah,’ tatkala aku melihat hal tersebut,
maka aku katakan: ‘‘Alaikas salaam ya Rasulullah, ‘alaikas salaam ya Rasulullah, ‘alaikas salaam ya
Rasulullah (semoga keselamatan senantiasa tercurah atasmu, wahai Rasulullah, 3x). Kemudian
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Janganlah engkau berkata seperti itu.
Sesungguhnya ‘alaikas salaam itu adalah salam kepada orang mati, sesungguhnya ‘alaikas salaam itu
adalah salam kepada orang mati, sesungguhnya ‘alaikas salaam itu adalah salam kepada orang mati.’
Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendekatiku seraya berkata: ‘Apabila seseorang
bertemu dengan saudaranya sesama muslim, hendaklah ia mengucapkan ‘Assalaamu ‘alaikum
warahmatullaah.’ Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan jawabannya
kepadaku, seraya bersabda: ‘Wa ‘alaika warahmatullaahi (dan semoga rahmat Allah juga ter-limpah
atasmu, 3x).’” [HR. Abu Dawud no. 4084, at-Tirmidzi no. 2721, Ahmad V/63-64, dan yang lainnya.
Lafazh hadits ini berdasarkan riwayat at-Tirmidzi]

Ucapan salam itu mestilah disandarkan kepada Allah kerana hanya Allah yang memberi RAHMAT,
oleh kerana itu sertakan nama Allah di dalam ucapan salam.

Kerana apa?

Kerana salam adalah doa, dan hanya Allah sahaja yang mengabulkan doa.

Assalamualaikum = sejahtera atasmu...

Warahmatullaah = dan dengan rahmat Allah.

[18:49, 31/03/2021] +60 17-952 6354: Sungguh ciptaan hanyalah pengungkapan tentang diri sang
pencipta, manifestasi dari kehendak dan pengetahuan-Nya.

Tidak ada pencipta lain kecuali Allah SWT, dan seluruh pengungkapan di semesta ini kecuali tentang
Dia saja.

Hidup yang kita jalani ini, sebenarnya adalah hujjah bahwa Dia adalah Maha hidup, karena mustahil
sesuatu yang mati menciptakan sesuatu yang hidup. Lalu kita yang melihat, mendengar, berkata-
kata, dan seterusnya, adalah juga hujjah bagi sifat dan nama-Nya.

[18:56, 31/03/2021] +60 17-952 6354: Surah Al-Insan ( ‫)ال َّد ْه ِر‬, Ayat: 1

‫ين ِّمنَ ٱل َّد ْه ِر لَ ْم يَ ُكن َش ْئـًًٔ>ا َّم ْذ ُكورًا‬


ٌ ‫هَلْ أَت َٰى َعلَى ٱإْل ِ ن ٰ َس ِن ِح‬

Bukankah telah berlalu kepada manusia satu ketika dari masa (yang beredar), sedang ia (masih
belum wujud lagi, dan) tidak menjadi sesuatu benda yang disebut-sebut, (maka mengapa kaum
musyrik itu mengingkari hari akhirat)?

[07:59, 01/04/2021] +60 11-1157 2545: Sebaik baiknya engkau sebagai abdi Allah adalah diam
sebagai pemerhati

Dan

Sebaik baiknya pemerhati adalah memperhatikan segala goresan pena Allah pada lembaran hatimu

Dari situlah cikal bakal

amal baik dan burukmu

Sesungguhnya anggota tubuhmu hanyalah alat untuk menzahirlan apa yg terkandung di dalam hati

Jika rusak hatmu, rusak lah amal perbuatanmu. BY Fizi hensem

[19:50, 02/04/2021] +60 14-824 7891: Maaf bertanya apakah yg di maksud kan sebaik-baik nya
engkau sebagai abdi allah adalah diam sebagai pemerhati
[19:51, 02/04/2021] +60 14-824 7891: Apakah maksud dari situlah cikal bakal

[19:53, 02/04/2021] +60 14-824 7891: Maaf bertanya sebab tidak faham dan minta kupasan dengan
lebih detail

[11:07, 03/04/2021] +60 13-712 7606: Sebagai abdi atau dalam bahasa melayu disebut sebagai
hamba... sikap yang sebaiknya adalah mengambil perhatian terhadap titah perintah atau kalam
tuannya.

Menjunjung perintah adalah dengan mematuhi apa jua ucapan atau kata kata yang disampaikan
oleh tuannya sama ada melalui isyarat, watikah, utusan, pengumuman dan sebagainya.

Dengan diam tanpa mempersoalkan apapun yang terlintas. Dan diam dengan mentafakkuri spa apa
yang terguris.

Diam itu adalah berfikir....

[11:12, 03/04/2021] +60 13-712 7606: Cikal itu bermaksud tempat terbit...

Kalam itu adalah permulaan bagi terbitnya perbuatan.

Apa yang ditulis al kalam itu adalah ilmu, maka hendaklah kita diam dan iqra agar ilmu itu menjadi
hal keadaan atau hadam atau mengasimilasi di dalam jiwa.

[11:12, 03/04/2021] +60 13-712 7606: Tanyalah lagi....

[22:29, 03/04/2021] +60 19-934 9505: tak nak tanya rasa nak tanya..aaah tanyalah.Diam adalah
berfikir itu.berfikir dalam diam itu supaya apa yer sifu.bengap datang lagi.

[00:18, 04/04/2021] +60 11-1611 9985: Diam syariat makrifat mengesa, Ustad .nak masuk thorikat
makrifat pakat2 dgn ustazah herit tin 🤭🤭hakikat makrifat pakat2 terjun lombong makrifat makrifat
pakat2 melawat akhirat 😅😅

[00:19, 04/04/2021] +60 11-1611 9985: Lepas balik dr akhirat Ustad makrifat syariah 😁😁

[07:39, 04/04/2021] +60 11-1157 2545: “Bagaimana akan terang qalb(hati) seseorang yang gambar
dunia terbayang jelas dalam cermin qalbnya. Atau bagaimana akan menuju Allah, padahal ia masih
terikat (terbelenggu) oleh syahwat (cinta berlebihan pada materi). Atau bagaimana ia akan bisa
masuk hadhirat Allah, sedangkan ia belum suci dari kelalaiannya, yang di sini diibaratkan sebagai
janabat-nya. Atau bagaimana bisa berharap akan mengerti rahasia yang mendalam (daqaaiqal
asroor), sedangkan ia belum bertaubat dari kekeliruan-kekeliruannya.”

Dalam terjemahnya, Ustadz Salim Bahreisy ra mensyarah sbb:

Barkumpulnya dua hal yang berlawanan dalam satu tempat dan masa adalah mustahil, sebagaimana
berkumpulnya antara diam dengan gerak, antara terang dan gelap. Demikian pula nur iman
berlawanan dengan kegelapan yang ditimbulkan karena selalu berharap/bersandar kepada selain
Allah. Begitu pun bersuluk/berjalan menuju Allah juga harus bebas dari belenggu hawa nafsu dan
syahwat supaya sampai kepada Allah.

Allah berfirman:

“..Bertakwalah kepada Allah, dan Allah yang akan mengajarkan ilmu kepadamu..” (QS. Al-
Baqarah[2]:282)

Dan Rasulullah saw bersabda:

“Barangsiapa mengamalkan ilmu yang telah diaketahui, maka Allah akan mewariskan kepadanya
ilmu yang belum diaketahui.”

Suatu saat, Ahmad bin Hambal ra. bertemu dengan Ahmad bin Abil-Hawari, berkata Ahmad bin
Hambal ra.: Ceritakanlah kepada kami apa-apa yang pernah kau dapatkan dari gurumu Abu Sulaiman
ra.

Ibnu Abil-Hawari menjawab: Bacalah Subhanallah tetapi tanpa disertai rasa kekaguman. Setelah
Ahmad bin Hambal membaca “Subhanallah” maka berkata Ibnu Abil-Hawari:

“Aku telah mendengar Abu Sulaiman ra. berkata: “Apabila qalb(hati) manusia benar-benar berjanji
akan meninggalkan semua dosa, niscaya akan terbang ke alam malakut, kemudian kembali dengan
membawa berbagai ilmu hikmah dengan tanpa berhajat pada guru.”

Ahmad bin Hambal ra setelah mendengar keterangan itu langsung berdiri dan duduk di tempatnya
sampai tiga kali, lalu berkata: ‘Belum pernah aku mendengar keterangan seperti ini sejak aku masuk
Islam. Beliau sungguh merasa puas dan sangat gembira menerima keterangan itu, lalu beliau
membaca hadits Rasulullah saw tentang ilmu seperti di atas.

Sedangkan Syarah Syeikh Fadhlala Haeri dalam terjemahnya:

Qalb laksana cermin, yang memantulkan apa yang dihadapi dan diinginkannya. Cermin ini tertarik
pada apa-apa yang diinginkannya dan menolak apa-apa yang ingin dihindarinya. Bila qalb yang ikhlas
menghadap pada Nur Ilahi, maka ia memantulkan kebenaran yang mendalam, namun bila qalb
menghadap pada dunia yang penuh perubahan dan perselisihan, maka ia akan memantulkan
godaan-godaan dan realitas yang fana.

Qalb tidak bisa tercerahkan oleh penglihatan batin spiritual, jika ia tertutup dan ternoda oleh cinta-
dunia, nafsu dan keinginan. Qalb harus dipersembahkan semata-mata untuk tujuan awalnya, yaitu
jalan tauhid yang absolut. Allahu Ahad.

Qalb hamba-hamba Allah al-mukhlasin (yang diikhlaskan-Nya) sangat sedikit jumlahnya saat ini, itu
pun Allah sembunyikan keberadaannya di antara keramaian semu dunia ini. Marilah kita berjuang
keras dan cerdas untuk menemukan al-mukhlasin tersebut, dan setelah menemukannya, kita
bergaul santun agar kita memperoleh ilmu, hikmah, serta bimbingan dan barokah dari beliau-beliau
tersebut.

Hanya dengan mengamalkan secara kaffah (total paripurna) bimbingan al-mukhlasiin lah kita bisa
mencapai Dia Al-Ahad, insya Allah.

Laa haula wa laa quwwata illa billahi. []. BY kitab gundul syariat hakiki

[11:21, 04/04/2021] +60 13-712 7606: Memanah....

Bengap

[11:21, 04/04/2021] +60 13-712 7606: Diamkan hatimu...

[08:15, 05/04/2021] +60 11-1157 2545: Ibnu Abbas ra meriwayatkan bahwa pada suatu hari ketika ia
ada di belakang Rasulullah saw, Beliau saw bersabda:

"Nak, aku ajari engkau beberapa kalimat. Jagalah Allah, niscaya Allah menjagamu. Jagalah Allah,
niscaya engkau mendapati Allah di hadapanmu. Jika engkau meminta maka mintalah kepada Allah.
Jika engkau meminta tolong maka minta tolonglah kepada Allah. Ketahuilah, sesungguhnya jika umat
bersatu untuk memberi engkau manfaat dengan sesuatu maka tiadalah mereka dapat memberikan
manfaat kepadamu kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tuliskan untukmu. Dan seandainya
mereka bersatu untuk mencelakakan engkau dengan sesuatu maka tiadalah mereka dapat
mencelakakan engkau kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tuliskan atasmu. Sesungguhnya Pena
telah diangkat dan lembaran-lembaran itu telah kering.”

(HR. Tirmidzi, Ahmad dan Hakim).BYSyariat hakiki

[08:57, 05/04/2021] +60 17-952 6354: MUSLIM SEJATI ADALAH MUSLIM YANG SENTIASA
MENUNAIKAN HAJAT MUSLIM YANG LAIN

Dalam kehidupan ini, tidak mustahil ada di antara kita yang diminta untuk menunaikan hajat
seseorang. Seseorang itu bukan hanya tertumpu kepada ibu bapa atau ahli keluarga sahaja, malah ia
boleh jadi teman, sahabat karib, jiran mahupun masyarakat. Tidak dinafikan kadang kala permintaan
yang hendak dimakbulkan itu sangatlah sulit, tapi sebagai seorang Muslim apakah jalan yang boleh
kita usahakan? Rasulullah SAW bersabda:

“Manusia yang paling dikasihi Allah ialah orang yang memberi manfaat kepada orang lain dan
amalan yang paling disukai oleh Allah ialah menggembirakan hati orang-orang Islam atau
menghilangkan kesusahan daripadanya atau menunaikan keperluan hidupnya di dunia atau
memberi makan orang yang lapar. Perjalananku bersama saudaraku yang muslim untuk menunaikan
hajatnya, adalah lebih aku sukai daripada aku beriktikaf di dalam masjid ini selama sebulan, dan
sesiapa yang menahan kemarahannya sekalipun ia mampu untuk membalasnya nescaya Allah akan
memenuhi keredhaannya di dalam hatinya pada hari Kiamat, dan sesiapa yang berjalan bersama-
sama saudaranya yang Islam untuk menunaikan hajat saudaranya itu hinggalah selesai hajatnya
nescaya Allah akan tetapkan kakinya (ketika melalui pada hari Kiamat).” (HR At-Thabrani: 6/139)

Lihat hadis di atas, bagaimana Allah SWT memberikan seribu rahmat kepada Muslim yang
menunaikan permintaan Muslim yang lainnya. Sifat ini juga yang dimiliki oleh Rasulullah SAW apabila
Baginda membantu golongan yang memerlukan dan tidak menghampakan harapan dan permintaan
orang lain. Sifat pemurah Rasulullah SAW wajar dicontohi oleh umat Islam yang lain kerana ganjaran
Allah SWT kepada mereka yang pemurah itu sangat besar.

Malah, dalam hadis di atas juga telah diterangkan bagaimana menunaikan permintaan saudara
seagama itu adalah lebih baik daripada beriktikaf di dalam masjid selama sebulan dan Allah SWT
akan menyelamatkannya dari azab api neraka. Menjadi manusia yang lebih banyak manfaat itu
adalah lebih baik dan layak digelarkan sebagai Muslim sejati. Ini kerana seorang Muslim sejati tidak
akan sesekali menangguhkan tugas dan amanah yang diberikan.

Menunaikan hajat orang menjadi sebab Allah SWT melapangkan rezeki dalam bentuk tertunainya
hajat sendiri, seperti sabda Rasulullah S.A.W.:

"Siapa yang menunaikan hajat saudaranya maka Allah akan menunaikan hajatnya. Siapa yang
melapangkan kesusahan seorang Muslim, maka Allah akan melapangkan kesukarannya di hari
kiamat..." (HR Bukhari).

Oleh itu, tunaikanlah hajat sesama saudara Islam kita agar kita dipermudahkan urusan di dunia dan
akhirat. Memiliki sifat rahmah seperti ini seperti mencontohi sifat pemurahnya Rasulullah SAW.
Jangan sesekali mengatakan tidak, bersedialah membantu dengan kemampuan kita. Moga kita
sentiasa bersikap ramah dan rahmah terhadap orang lain, pemurah dan tidak bakhil.

Sumber: Jabatan Agama Islam Selangor (JAIS) dan Facebook Page / Cintai Hadis Rasulullah (s.a.w)

[09:04, 05/04/2021] +60 17-952 6354: “Wahai Rasulullah SAW, siapakah orang yang paling disukai
Allah? Dan amalan apa yang paling disukai Allah?”

Nabi menjawab,

“Orang yang paling disukai Allah ialah orang yang paling bermanfaat kepada orang lain. Amalan yang
paling disukai Allah ialah kegembiraan yang engkau hadirkan buat seorang muslim, atau engkau
angkat kesusahan yang menimpanya, atau engkau langsaikan hutangnya, atau engkau hilangkan
kelaparannya. Dengan aku berjalan bersama saudaraku untuk suatu urusannya lebih aku suka
daripada dapat beriktikaf di masjid ini selama sebulan.” (Hadis riwayat at-Thabrani)
[10:01, 05/04/2021] +60 13-712 7606: Baru tahu ya?

[10:04, 05/04/2021] +60 13-712 7606: Pindah la ke johor....

Di sini ada sekolah agama kerajaan negeri.

Setiap keluarga wajib menghantar anak mereka ke sekolah agama kerajaan negeri atau dibuang dari
kerajaan jajahan negeri Johor.

[10:23, 05/04/2021] +60 17-952 6354: Kenapa mmbuat kebaikan sesama manusia lg utama dr amal
kpd diri sndri seperti puasa,iktikaf di masjid

[11:31, 05/04/2021] +60 11-2106 6102: Amal sendiri untuk sendiri..kebaikan sesama manusia
manfaatnya diri sendiri pun dapat org lain pun dapat..contoh manfaatnya berkasih sayang,buang
sifat kikir dll

[11:40, 05/04/2021] +60 11-1157 2545: Tuan guru dah buka pintu tu

[12:37, 05/04/2021] +60 17-952 6354: Ada ketika Allah berkata hambaNya

Aku sedang lapar kenapa kau tdk memberiku makan

Lalu hambaNya mnjwb bagaimana aku hndk mmberiMu mkn sedangkan Engkau lah pncipta lalu
Allah mnjawab

Aku disebalik sipolan bin sipolan yg sedang lapar satu ketika kau biarkan dia lapar

[12:37, 05/04/2021] +60 17-952 6354: Pening kan

[12:38, 05/04/2021] +60 17-952 6354: Kasi mabuk lu

[12:44, 05/04/2021] +60 11-1157 2545: Aku di sebalik

[12:45, 05/04/2021] +60 11-1157 2545: Sesuatu

[12:48, 05/04/2021] +60 17-952 6354: Siapa

[12:48, 05/04/2021] +60 11-1157 2545: Kebesaran dia

[12:48, 05/04/2021] +60 11-1157 2545: Bukan Allah menyorak

[12:49, 05/04/2021] +60 11-1157 2545: Malah dia lebih terang dari sesuatu

[12:49, 05/04/2021] +60 17-952 6354: Kita ni pun tiada

[12:49, 05/04/2021] +60 17-952 6354: 🤣🤣

[12:49, 05/04/2021] +60 17-952 6354: Ayat bapak guru

[12:49, 05/04/2021] +60 17-952 6354: Kasi pening

[12:49, 05/04/2021] +60 17-952 6354: Bila kita hidup sedangkan kita ini mati

[12:49, 05/04/2021] +60 11-1157 2545: Tak ada batal semua perintah dan larangan

[12:50, 05/04/2021] +60 11-1157 2545: Gurgur lah islam


[12:50, 05/04/2021] +60 11-1157 2545: Kita bukan takada

[12:50, 05/04/2021] +60 11-1157 2545: Ada

[12:50, 05/04/2021] +60 11-1157 2545: Tapi takda bahagian kita

[12:51, 05/04/2021] +60 17-952 6354: [3/31, 6:38 PM] Muzakar Salim: Seandainya aku katakan
bahwa kita ini mati pun kalian tidak percaya

[3/31, 6:39 PM] Muzakar Salim: Masa org mati bisa whatup

[12:52, 05/04/2021] +60 11-1157 2545: Mati yang di maksudkan tu buang keakuan

[12:52, 05/04/2021] +60 11-1157 2545: Bukan mati masuk kubur tu

[12:55, 05/04/2021] +60 11-1157 2545: Tuan guru cuba bagi waras ya

[12:56, 05/04/2021] +60 11-1157 2545: Allah ciptakan makhlok

[12:56, 05/04/2021] +60 11-1157 2545: Benar atau tipu

[12:56, 05/04/2021] +60 17-952 6354: Sy suka pusing2

[12:56, 05/04/2021] +60 11-1157 2545: Kalau makhlok tak ada

[12:56, 05/04/2021] +60 11-1157 2545: Apa tak batal ayat ayat quran

[12:57, 05/04/2021] +60 11-1157 2545: Mana mungkin makrifat boleh membatal kan ayat ayat Allah

[12:57, 05/04/2021] +60 17-952 6354: Ya

[12:57, 05/04/2021] +60 17-952 6354: Selain Allah semua ciptaan@makhluk

[12:58, 05/04/2021] +60 11-1157 2545: Nah jelas

[12:58, 05/04/2021] +60 11-1157 2545: Baru tak rosak ayat ayat Allah

[15:08, 05/04/2021] +60 17-323 1619: Betul sifu saya cuma ambik isi saja.

[22:37, 05/04/2021] +60 13-712 7606: Haaa, Inilah akibat tak mahu sekolah.

Tulisan pun tiada tanda koma dan nokhtah.

[22:40, 05/04/2021] +60 13-712 7606: Ini pun tak faham...

Pergi sekolah lah....

[22:42, 05/04/2021] +60 13-712 7606: Maksud hadis ini adalah...

Sebaik baik manusia adalah orang yang berperanan sebagai khalifah di muka buminya.

[22:42, 05/04/2021] +60 13-712 7606: Faham maksud khalifah?

[22:42, 05/04/2021] +60 13-712 7606: Rahmatan lil alamin.

[09:40, 06/04/2021] +60 17-224 8460: TENTANG MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH ALLAH
Ayat Al-Qur’an berikut ini menjelaskan lebih jauh berkenaan tugas atau misi yang diemban oleh kita
manusia, sebuah peranan yang tidak dinisbatkan kepada malaikat, jin atau makhluk-makhluk
lainnya.

َ َ‫ك َونُقَدِّسُ لَكَ ۖ ق‬


‫ال‬ ُ ِ‫رْ‌ض َخلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْ َع ُل فِيهَا َمن يُ ْف ِس ُد فِيهَا َويَ ْسف‬
َ ‫ك ال ِّد َما َ>ء َونَحْ نُ نُ َسبِّ ُح بِ َح ْم ِد‬ ِ َ ‫ال َ‌ربُّكَ لِ ْل َماَل ئِ َك ِة إِنِّي َجا ِع ٌل فِي اأْل‬
َ َ‫َوإِ ْذ ق‬
َ
َ‫إِنِّي أ ْعلَ ُم َما اَل تَ ْعلَ ُمون‬

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan
seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di
bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman:
“Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”

– Q.S. Al-Baqarah [2]: 30

Istilah khalifah di dalam bahasa Arab berarti "pemimpin", atau "wakil" atau "pengganti", iaitu ia yang
mewakili atau menggantikan suatu authority kepemimpinan yang tertentu, seperti halnya duta besar
yang mewakili pemerintahan suatu negara di luar negeri.

Maka di sini, sebagai contoh, kita mengenal Khulafaur-Rasyidin, yang mengandung kata khulafa
(jamak dari kata khalifa), yakni mereka yang menggantikan atau mewakili Rasulullah SAW
sepeninggal Beliau sebagai pemimpin umat Islam.

Jadi, khalifah itu adalah seorang hamba yang telah diberi tauliah atau authorisation untuk menjadi
wakil atau naib bagi menjalankan tugas yang diamanahkan.

Insan yang telah mampu menerima petunjuk inilah yang harus berperanan sebagai khalifah Allah.

Ia bertindak sebagai seorang pelaksana mandat, wakil Allah, dalam memakmurkan alam semesta
masing-masing, dan melaksanakan tugas-tugasnya berdasarkan tuntunan dan bimbingan Allah setiap
saat. Sebagaimana yang dimudahkan bagi setiap diri masing-masing.

‫رْ‌ض‬
ِ َ ‫ۚ ه َُو الَّ ِذي َج َعلَ ُك ْم خَاَل ئِفَ فِي اأْل‬

Dialah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah di muka bumi. – Q.S. Faathir [35]: 39

[09:40, 06/04/2021] +60 17-224 8460: Insan yang telah mampu menerima petunjuk.
Maksudnya orang itu telah menemukan fitrah dirinya. Petunjuk pula hanya untuk orang yang
beriman. Beriman pula orang yang telah disucikan qalb-nya.

Seorang khalifah Allah bukan semata-mata seorang insan yang mengambil peranan tersebut sesuai
keinginan dirinya sendiri, menurut pilihan orang lain atau menurut tingkat pendidikannya.

Sebagai wakil atau pemegang mandat Allah Ta’ala, tentu saja ia harus mempunyai kapasiti yang
mampu mewakili Allah Ta’ala di alam fisik ini.

Semakin ia mewakili Allah, maka semakin mirip sifat-sifatnya dengan Allah Ta’ala, dan semakin tinggi
pula ia dalam peran ke-khalifah-annya itu. (Itulah yang dimaksudkan akhlak Allah)

Ia “dicelupkan” ke dalam sifat-sifat Allah sehingga sepenuhnya terwarnai dengan sifat-sifat-Nya.


Itulah keadaan seorang hamba Allah atau abdi Allah (Abdullah) sebelum melaksanakan
pengabdiannya yang hakiki kepada Allah. Untuk pengabdian dengan piawaian seperti inilah
sesungguhnya kita diciptakan-Nya.

[09:41, 06/04/2021] +60 17-224 8460: Nampak senang.

Cuba laksanakan. .. pedih ulu hati. Selagi belum dapat membebaskan diri dari kekangan hawa nafs
dan syahwat, berarti belum jadi Ksatria Penunggang Kuda.

ِ ‫ص ْب َغةَ اللَّـ ِه ۖ َو َم ْن أَحْ َسنُ ِمنَ اللَّـ ِه‬


َ‫ص ْب َغةً ۖ َونَحْ نُ لَهُ عَابِ ُدون‬ ِ

Shibghah Allah (celupan Allah) Dan siapakah yang lebih baik shibghah (celupan)-nya daripada Allah?
Dan hanya kepada-Nya-lah kami mengabdi.

– Q.S. Al-Baqarah [2]: 138

Insan yang menjadi khalifah Allah di muka bumi ini akan menjadi “bayangan” Allah Ta’ala di alam
fisik, sebagaimana diriwayatkan Rasulullah dalam sebuah hadits qudsi, “Sesungguhnya Allah
menciptakan Adam dalam citra Ar-Rahman.”

Semua kehendaknya, tindakannya, keinginannya dan perilakunya adalah atas dasar tuntunan dan
petunjuk Allah Ta’ala.

Ia telah sepenuhnya diatur oleh Allah Ta’ala. Keinginannya menjadi sangat selaras dengan kehendak
Allah Ta’ala, dan tidak lagi berasal dari pemikiran, syahwat atau hawa nafsunya sendiri.
[09:42, 06/04/2021] +60 17-224 8460: Ini, dalam agama, adalah sebuah kondisi yang dikatakan
sebagai taqwa, dimana seorang hamba telah sepenuhnya terbebas dari dominasi syahwat dan hawa
nafsunya sendiri, dan dominasi apa pun selain Allah.

Secara umumnya, inilah bentuk pengabdian (ya’bud) yang dimaksudkan: menjadi hamba Allah yang
menjadi “perpanjangan” peranan Allah untuk memakmurkan alam semesta masing-masing di alam
yang ini, berdasarkan tuntunan Allah Ta’ala dalam setiap tindakannya.

Menjadi insan yang sempurna adalah dengan ber-taqwa, yaitu menjadi seorang khalifah Allah di
bumi, menjadi bayangan Ar-Rahman , dan sepenuhnya dituntun dan terinspirasi oleh Allah Ta’ala,
berjalan di atas shirath al-mustaqim sebagai hamba-hamba yang diberi nikmat setiap saat,
sebagaimana yang selalu kita pohonkan setiap saat atau ketika shalat.

[09:42, 06/04/2021] +60 17-224 8460: ‫ا ْه ِدنَا الصِّ َر‌اطَ ْال ُم ْستَقِي َم‬

ِ ‫ْر ْال َم ْغضُو‬


َ‫ب َعلَ ْي ِه ْم َواَل الضَّالِّين‬ ‌ِ ‫ص َر‌اطَ الَّ ِذينَ أَ ْن َع ْمتَ َعلَ ْي ِه ْم َغي‬
ِ

Tunjukilah kami ke Shirath al-Mustaqim, jalan mereka yang kepadanya Engkau anugerahkan nikmat,
bukan jalan mereka yang dimurkai, dan bukan jalan mereka yang sesat.

– Q.S. Al-Faatihah [1]: 6-7

‫ض ُّلونَ عَن َسبِي ِل اللَّـ ِه‬


ِ َ‫ك عَن َسبِي ِل اللَّـ ِه ۚ ِإ َّن الَّ ِذينَ ي‬ ِ ‫ق َواَل تَتَّبِ ِع ْالهَ َو ٰى فَي‬
َ َّ‫ُضل‬ ِّ ‫اس بِ ْال َح‬
ِ َّ‫رْ‌ض فَاحْ ُكم بَ ْينَ الن‬
ِ َ ‫يَا دَا ُوو ُد إِنَّا َج َع ْلنَاكَ َخلِيفَةً فِي اأْل‬
ْ َ
ِ ‫لهُ ْم َعذابٌ َش ِدي ٌد بِ َما نَسُوا يَوْ َم ال ِح َسا‬
‫ب‬ َ

Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah di muka bumi, maka berilah keputusan
(perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan
menyesatkan kamu dari jalan Allah.

– Q.S. Shaad [38]: 26

Mari kita tilik atau renung ayat di atas dengan lebih teliti. Baca dengan qalb yang bening kemudian
berdiskusi dengan aql.

[09:43, 06/04/2021] +60 17-224 8460: Tak salah terjemahan ayat itu....

Tetapi Al Qur'an bukan buku sejarah.

Ayat itu bukan hanya menceritakan tentang Nabi Daud. (David dalam kitab injil)

Orang sering bilang 'jangan menghukum'.


Tetapi tidak memahami istilah menghukum itu bagaimana, lalu mengapa ada orang yang merasa
terhukum?

Mengapa Allah memerintahkan Nabi Daud a.s. agar "berilah keputusan (perkara) di antara manusia
dengan adil"

padahal bukankah Allah menyandang gelar Al-Hakim (salah satu dari 99 Asma al-Husna) dan Dia
telah menyebut diri-Nya sebagai "yang memberi keputusan dan Hakim yang sebaik-baiknya"?

(Q.S. Yunus [10]: 109).

Kedua ayat itu bukan bertentangan maksudnya.

Jawabnya tentu adalah karena Allah telah "menjadikan khalifah", dalam arti "mewakilkan suatu
urusan" di muka bumi kepada manusia.

Allah telah mewakilkan urusan kehakiman, urusan pemberian keputusan secara adil di kalangan Bani
Israil kala itu, waktu itu kepada Nabi Daud a.s.

Inilah kelebihan umat nabi Muhammad untuk memudahkan urusan mereka, yaitu dengan adanya Al
Qur’an sebagai petunjuk.

[09:43, 06/04/2021] +60 17-224 8460: Maka demikianlah, ketika menjadikan khalifah di muka bumi
itu, Allah mewakilkan atau mengamanahkan suatu urusan kepada wakil pengganti (khalifah)
tersebut, dan itulah yang menjadi tugas atau misi spesifik yang diemban oleh seorang manusia
sebagai khalifah.

Tetapi untuk menjadikan Al Qur’an sebagai petunjuk pula bukanlah perkara mudah. Jika semudah
yang dijangka maka ramailah orang bukan islam yang bisa memahaminya sebagai petunjuk.

(Saya sebut orang bukan islam bukan orang kafir)

Kalau mengenal diri versi falasafah memang seronok, alam ghaib, fana, baqa, jazbah, madzub,
kasyaf, karomah, wushul dan banyak lagi istilah syok sendirinya.

Mengenal diri sehingga kenal Sang Pencipta memang tak mudah tetapi ini real. Ada dalam Al Qur'an.
Jika kita perhatikan, bahwa bukan hanya kepada Daud a.s., Allah pun menjadikan Musa a.s. sebagai
khalifah bagi kaumnya di masa itu.

Allah mewakilkan kepada tiap-tiap nabi masing-masing urusannya, termasuk kepada Rasulullah SAW
sebagai manusia teragung, sebagai penutup kenabian (khatamun nabiyyin), dan uswatun hasanah,
teladan terbaik bagi umat manusia.

[10:01, 06/04/2021] +60 17-941 4305: Seandainya diulang teliti lagi teks misi hidup makin jelas ni.

[10:06, 06/04/2021] +60 17-941 4305: Setelah menjadi saksi atau setelah menjadi seseorang yang
memegang kesaksian akan benarnya ketuhanan Allah, lalu dia mengabdi kepada tuhan yang
sesungguhnya dengan mengambil peranan atau tugas kekhalifahan, barulah menjadi seorang
pegawai yang cemerlang.

Bukan suruh bertapa dalam hutan

[15:51, 06/04/2021] +60 17-224 8460: Hebat tu imam tarawih..kih3

[16:06, 06/04/2021] +60 17-224 8460: Sifu boleh tanya soalan..hakikat berpuasa..

[16:06, 06/04/2021] +60 17-224 8460: Klu menurut zahirnya,menahan lapar dan dahaga..

[16:07, 06/04/2021] +60 17-224 8460: Bagaimana dengan batinnya ya?..terima kasih

[16:59, 06/04/2021] +60 17-323 1619: Baik soalan ni tp saya rasa tahun lepas sifu dah jwb

[17:05, 06/04/2021] +60 11-1611 9985: Menjadi bayangan Allah 🤲🤲

[17:08, 06/04/2021] +60 17-224 8460: Wahai Dawud, katakanlah kepada Bani Israil, sesungguhnya
Aku tidak memandang kepada shalat dan puasamu, tetapi Aku memandang kepada orang yang ragu
akan sesuatu, lalu sesuatu itu ia tinggalkan karena Aku.

Maka itulah orang yang menjadi pusat pandang-Ku!

Akan Aku kuatkan ia dengan pertolongan-Ku, dan Aku banggakan ia di hadapan khalayak para
malaikat-Ku.

- Firman Allah SWT kepada Nabi Dawud as -

[18:28, 06/04/2021] +60 11-1157 2545: Hubbusyahawati

[ Di jadikan indah/kecintaan pada syahwat

[: Pada syahwat mu itu ada kecintaan yaitu kecendrungan terhadap sesuatu yg engkau lihat, dengar
dan rasa
Terhadap wanita, pria , anak2, harta benda, kuda pilihan sawah ladang, ....

[ Qs.3:14

َ ِ‫ث ۗ ٰ َذل‬
[: ‫ك َم ٰتَ ُع‬ ِ ْ‫ض ِة َو ْٱل َخ ْي ِل ْٱل ُم َس َّو َم ِة َوٱأْل َ ْن ٰ َع ِم َو ْٱل َحر‬
َّ ِ‫ب َو ْٱلف‬
ِ َ‫ير ْٱل ُمقَنطَ َر ِة ِمنَ ٱل َّذه‬ ٰ
ِ ‫ت ِمنَ ٱلنِّ َسٓا ِء َو ْٱلبَنِينَ َو ْٱلقَنَ ِط‬
ِ ‫اس حُبُّ ٱل َّشهَ ٰ َو‬
ِ َّ‫ُزيِّنَ لِلن‬
١٤﴿ ‫ب‬ ْ ‫هَّلل‬
ِ ‫﴾ٱل َحيَ ٰو ِة ٱل ُّد ْنيَا ۖ َوٱ ُ ِعن َدهۥُ ُحسْنُ ٱل َمٔـََٔ>ا‬ ْ

"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-
wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak
dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik
(surga)."

(Q.S.3:14)

[: Pada hakikat/ maknanya, perut itu sumber segala nafsu syahwat dan tempat tumbuh segala
penyakit dan bahaya.

syahwat perut itu, diiringi oleh syahwat kemaluan dan keinginan yg kuat kepada wanita yang
dikawini.

Kemudian keinginan kepada makanan dan perkawinan itu, diikuti oleh keinginan kuat kepada
kemegahan dan harta, yang menjadi jalan kepada meluasnya wanita yang dikawini dan makanan
yang dimakan.

Kemudian, kebanyakan harta dan kemegahan, diikuti oleh bermacam-macam sifat kebodohan,
berbagai rupa perlombaan dan kedengkian.

Kemudian, diantara keduanya itu, lahirlah bahaya ria, malapetaka kebanggaan, kebanyakkan harta
dan kesombongan. Kemudian, mengajak kepada kebusukan hati, kedengkian, permusuhan dan
kemarahan.

Lalu membawa orang yang bersifat demikian, kepada mengerjakan perbuatan durhaka, mungkar
dan keji.

[18:28, 06/04/2021] +60 11-1157 2545: by kitab gundul sh

[18:28, 06/04/2021] +60 11-1157 2545: Rujukan sifu sakyan al hensem

[20:07, 06/04/2021] +60 17-952 6354: PUASA ITU JALAN PRAKTEK DIAM SADAR
hakikatnya adalah salah satu bentuk pengosongan diri. (Insan), prakteknya adalah berpuasa,

Jika seorang hamba berusaha menentang dan mengendalikan syahwat dan hawa nafsu, dan
berupaya untuk lepas dari keinginan-keinginan diri yang tidak sesuai dengan kehendak Allah, artinya
seorang hamba sedang ‘meniadakan diri’. Ia menafikan segala keinginan yang ada dalam dirinya,
selain yang sesuai dengan kehendak Allah. Ia berupaya agar dalam dirinya tidak ada apapun selain
apa-apa yang Allah kehendaki atau Allah ridhoi. Dengan kata lain, ia sedang berupaya untuk
‘mengosongkan dirinya’ dari selain Allah.

Itulah sebabnya, hamba-hamba yang 'kosong' dan telah 'tiada' tadi, yang telah lenyap dari dirinya
sendiri dan hawa nafsunya, jadi sangat berharga di mata-Nya.

hubungan yang jelas antara puasa dengan pembentukan ke-taqwa-an. Sebab pengertian hamba
yang taqwa (Al-Muttaqin), di tataran batin adalah hamba yang sudah sepenuhnya berisi kehendak
Allah, sudah sesuai dengan kehendak Allah, dan telah sepenuhnya Allah jaga agar senantiasa ada di
atas petunjuk dan tuntunan Allah—tidak melenceng sejengkal pun. Ia sudah terlepas dari kendali
hawa nafsu dan syahwat. Dengan kata lain, hamba yang taqwa adalah hamba yang telah 'kosong'
dari selain Allah.

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-
orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (Q.S. Al-Baqarah [2]: 183)

[20:09, 06/04/2021] +60 17-952 6354: : Kita diwajibkan shiyam (puasa) Ramadhan. Shiyam artinya
menahan (imsak) atau bersemayam (istiwak).

Shiyam-nya matahari adalah diam di titik kulminasi pada tengah siang. Shiyam-nya angin atau air
adalah berhenti dan menjadi tenang.

Shiyam-nya seorang hamba adalah kekosongan dari tindakan, menahan diri dari melakukan apa yang
sebelumnya tidak dilarang.

Oleh yang demikian, shiyam bukanlah milik hamba, melainkan milik Tuhan.

[ Puasa itu ialah usaha untuk mendiamkan diri, tanpa keinginan kepada selain wajah Dia Ta'ala.

Dahulu, ketika kita berdiam di dalam rahim ibu kita, sungguh kita hidup tanpa ada keinginan apapun
bahkan bernafas pun tidak.
Tetapi setelah kita punya kesedaran diri, mengapa kita punya banyak keinginan dengan ulah
bermacam macam seperti dzikir nafas padahal dalam perut ibu dulu, kita berdzikir walaupun masih
belum bernafas?

Misi hidup seorang manusia adalah mengenal Allah SWT dan menampilkan wajah-Nya melalui
keberadaannya.

Menjadi bahagian dari tangan Tuhan dalam berkarya di dunia ini, apa pun peranan yang untuk itu
dia diciptakan.

Yang mana fitrah diri kita itu tersimpan di dalam jiwa kita masing-masing.

[ Allah Azza wa Jalla berfirman, "Setiap amal anak Adam adalah miliknya, kecuali puasa. Karena
sesungguhnya puasa itu milik-Ku dan Aku yang akan memberikan balasannya. (H.R. Bukhari)

[ Aidil Fitri adalah momentum untuk kembali kepada amal tindakan oleh seorang hamba.

Namun, kali ini orientasinya tidak lagi demi kepentingan pribadi, melainkan menjadi perpanjangan
tangan Allah SWT dalam karya-Nya.

َ‫ب َعلَى ٱلَّ ِذينَ ِمن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُون‬


َ ِ‫ب َعلَ ْي ُك ُم ٱلصِّ يَا ُم َك َما ُكت‬ ۟ ُ‫يَ ٰـٓأَيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءامن‬
َ ِ‫وا ُكت‬ َ

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-
orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.

(Q. S. Al-Baqarah ‫ٱست َۡغفِ ۡرهُ ۚ إِنَّهُ ۥ ڪَانَ تَوَّا ۢبَا‬


ۡ ‫فَ َسب ِّۡح بِ َحمۡ ِد َربِّكَ َو‬

Maka ucapkanlah tasbih dengan memuji Tuhanmu dan mintalah ampun kepadaNya, sesungguhnya
Dia amat menerima taubat.

[20:11, 06/04/2021] +60 17-952 6354: By kitab Gondol Syariat hakiki sifu sakyan al joharian

[19:52, 07/04/2021] +60 19-715 1594: SEKILAS TENTANG SHIRAATHAL MUSTAQIIM

Shiraathal mustaqiim itu bukan semata-mata suatu jembatan di akhirat nanti, yang katanya seperti
titian sehalus rambut dibelah tujuh yang tajam seperti seperti mata pedang Parsi, yang
menggambarkan betapa sukarnya menempuh jalan itu.

Shiraathal mustaqiim itu kita minta pada hari ini pada setiap hari kerana ia adalah sebuah jalan yang
membentang sejak hari ini hingga ke hari akhir nanti, ke sebuah zaman yang sangat jauh.
“Kepadamu kami mengabdi dan kepadamu kami mohon pertolongan. Tunjuki kami Shirath al-
Mustaqiim (‘jalan yang lurus’)”.

(QS Al-Fatihah [1]: 5 – 6).

Jika shiraath al mustaqiim itu berada di akhirat, untuk apa kita meminta untuk ditunjukkan kepada
kita?

Kenapa kita tidak meminta agar ditunjukkan jawapan bagi pertanyaan di dalam kubur yang akan kita
lalui sejurus selepas kita mati?

Ini bermakna kita harus bisa menemukan dalam kehidupan harian yang samar ini akan sebuah jalan
yang lurus atau dengan kata lain kita harus menemui peta kehidupan bagi diri kita masing masing.

Itulah kenapa dalam konteks thariqah/suluk harus dibuka mata hati, agar kita bisa melihat jalan yang
satu itu di antara berbagai jalan semu dan buntu yang ada. Jika tidak demikian maka perjalanan kita
akan lebih cenderung untuk mengikuti keinginan hawa nafs dan syahwat semata.

Yang dibuka adalah mata dalam (mata hati) untuk melihat apakah benar langkahku adalah dalam
kudrat Allah?

Caranya bagaimana? Semua peta dan kunci untuk membuka jalan diri masing-masing ada dalam Al
Quran, maka wajib untuk mempelajari dan mengamalkannya.

Tentu saja mempelajari Al Quran sendiri bukan perkara mudah, maka kita perlu mencari referensi ke
hadits Rasulullah, keterangan para sahabat dan waliyullah mengenai tafsir Al Quran.

Kerana tidak ada jalan lain menuju Allah Ta’ala selain melalui Shiraath al-Mustaqiim, dan satu-
satunya cara menempuhnya adalah dengan pengabdian kepada Allah Ta’ala.

Sesuai dengan QS Al-Fatihah [1] : 5), maka pengabdian harus dilakukan terlebih dahulu baru
permohonan untuk ditunjuki, diperjalankan, dan dimudahkan dalam perjalanan.

Seorang sufi berkata, ‘mustahil seseorang ingin menemukan kudrat diri tanpa shalat dan tanpa
membaca Al Quran.’

١٦١﴿ َ‫ص ٰ َر ٍط ُّم ْستَقِ ٍيم ِدينًا قِيَ ًما ِّملَّةَ ِإ ْب ٰ َر ِهي َم َحنِيفًا ۚ َو َما َكانَ ِمنَ ْٱل ُم ْش ِر ِكين‬
ِ ‫﴾قُلْ إِنَّنِى هَ َد ٰىنِى َرب ِّٓى إِلَ ٰى‬
"Katakanlah: "Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus , (yaitu)
agama (ad-diin) yang benar, agama Ibrahim yang lurus, dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-
orang musyrik"."

(Q.S.6:161)

(Syariat Hakiki)

[19:54, 07/04/2021] +60 19-715 1594: ٦﴿ ‫ص ٰ َرطَ ْٱل ُم ْستَقِي َم‬


ِّ ‫﴾ٱ ْه ِدنَا ٱل‬

"Tunjukilah kami jalan yang lurus,"

(Q.S.1:6)

[07:44, 09/04/2021] +60 17-952 6354: Blueprint.

Setiap orang mempunyai Blueprint sendiri.

Yang Dia Ta'ala ciptakan dengan Blueprint itu, tidak ada yang berubah dengan sunatullah.

Jangan minta diubah blueprint itu. Tetapi berdoalah agar diberi kemampuan untuk beramal
sebagaimana yang dimudahkan dalam blueprint itu dan menerimanya dengan redha,

Saya sebenarnya nak jadi perdana menteri.

Tetapi jika itu tidak ada pada Blueprint saya, akan jadi angan angan semata.

Tetapi jika memang ada di Blueprint begitu, maka akan dimudahkan untuk itu.

Bacalah kitab amal kalian masing-masing.

: Dan, cara untuk menemukan blueprint itu ialah dengan.....

Dengan apakah caranya?

: Mursyid itu hanya membimbing cara untuk menyucikan jiwa atau tazkiyatun-nafs.

Allah yang akan memberi petunjuk kepada pengenalan tentang siapakah diri kita ini atau fitrah diri
kita.
[07:45, 09/04/2021] +60 17-952 6354: Data itu adalah maklumat tentang keperibadian setiap insan
yang dengan itulah nanti dia akan dihidupkan semula.

[07:45, 09/04/2021] +60 17-952 6354: Tulang sulbi dari unsur mineral gabungan dari benih lelaji dan
wanita yang mengandungi DNA dan berfungsi sebagai blueprint yang mana padanya terdapat data
tentang personaliti individu yang empunya tulang sulbi tersebut.

[07:45, 09/04/2021] +60 17-952 6354: ‫ت‬ َ ‫َوه َُو ٱلَّ ِذى َي ْب َدؤ ُ۟ا ْٱلخَ ْل‬
ِ ‫ق ثُ َّم ي ُِعي ُدهۥُ َوه َُو أَ ْه َونُ َعلَ ْي ِه ۚ َولَهُ ْٱل َمثَ ُل ٱأْل َ ْعلَ ٰى فِى ٱل َّس ٰ َم ٰ َو‬
٢٧﴿ ‫ض ۚ َوهُ َو ْٱل َع ِزي ُز ْٱل َح ِكي ُم‬
ِ ْ‫﴾ َوٱأْل َر‬

"Dan Dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengembalikan


(menghidupkan)nya kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah bagi-Nya. Dan
bagi-Nya-lah sifat yang Maha Tinggi di langit dan di bumi; dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana."

(Q.S.30:27)

[07:45, 09/04/2021] +60 17-952 6354: Ulama terdahulu menggunakan perkataan memancar.

[07:45, 09/04/2021] +60 17-952 6354: Daripada Abu Hurairah RA, bahawa Nabi SAW bersabda:

ُ ‫ َو ِم ْنهُ يُ َر َّكبُ الخَ ْل‬،‫ب‬


‫ق يَوْ َم القِيَا َم ِة‬ ِ َ‫الذن‬ ْ ‫ إِاَّل ع‬،‫َي ٌء إِاَّل يَ ْبلَى‬
َّ ُ‫َظ ًما َوا ِحدًا َوه َُو َعجْ ب‬ ِ ‫اإل ْن َس‬
ْ ‫ان ش‬ َ ‫لَي‬
ِ َ‫ْس ِمن‬

Maksudnya: “Tidak ada pada manusia itu melainkan kesemuanya akan hancur melainkan satu tulang
yang dinamakan ‘Ajb al-Zanab dan daripadanya itu akan dibangkitkan manusia pada hari Kiamat”.
[Riwayat al-Bukhari (4935)]

[07:48, 09/04/2021] +60 11-1157 2545: ✍️✍️✍️✍️

[17:36, 09/04/2021] +60 16-368 0820: Blueprint dan program adalah 2 perkara berbeza... dalam
karangan ni... blueprint dan program bercampur aduk... eheheheh... sila buat pembetulan...

[17:41, 09/04/2021] +60 17-952 6354: 🤣🤣

[17:45, 09/04/2021] +60 17-224 8460: Blueprint adalah sebuah kertas kerja,dalamnya ada semua
yang berkaitan dengan struktur yg dibina itu..

Program pula adalah salah satu penambahan pada satu struktur yg telah sedia ada..

[17:49, 09/04/2021] +60 16-368 0820: Ahahahaha...

[17:49, 09/04/2021] +60 16-368 0820: Blueprint komputer

Program komputer

[17:50, 09/04/2021] +60 16-368 0820: Struktur

Keupayaan
[17:51, 09/04/2021] +60 16-368 0820: Kalau salah betulkan...

[18:22, 09/04/2021] +60 11-1157 2545: ✍️✍️✍️✍️

[18:23, 09/04/2021] +60 11-1157 2545: Tak salah dah sifu fakir

[20:07, 09/04/2021] +60 17-224 8460: Blueprint robot

Program robot

[06:47, 11/04/2021] +60 11-1157 2545: Kalau takda kuasa nak meaafkan kenapa di perintah maaf
kan orang itu lebih baik

ِ ْ‫﴾ ُخ ِذ ْٱل َع ْف َو َو ْأ ُمرْ بِ ْٱلعُر‬


[06:48, 11/04/2021] +60 13-993 1959: ١٩٩﴿ َ‫ف َوأَ ْع ِرضْ َع ِن ْٱل ٰ َج ِهلِين‬

"Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada
orang-orang yang bodoh."

(Q.S.7:199)

[00:42, 12/04/2021] +60 13-712 7606: 5027 ‫صحيح البخاري‬

"Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al Qur'an dan mengajarkannya."

(HR. Bukhari 5027 )

[08:16, 12/04/2021] +60 13-712 7606: Bagaimanakah yang dimaksudkan dengan mempelajari Al
Quran itu?

[21:50, 15/04/2021] +60 11-2106 6102: ١١٤﴿ َ‫﴾ ٰقَ َل إِن لَّبِ ْثتُ ْم إِاَّل قَلِياًل ۖ لَّوْ أَنَّ ُك ْم ُكنتُ ْم تَ ْعلَ ُمون‬

"Allah berfirman: "Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya
mengetahui""

(Q.S.23:114)

via Al-Qur'an Al-Hadi

[23:24, 17/04/2021] +60 13-554 3725: Berkata Imam Ibnu Rajab Rahimahullah:
“Dunia ini seluruhnya adalah bulan puasa bagi orang-orang yang bertakwa, sedangkan hari rayanya
adalah hari pertemuan dengan Rabb-Nya. Dan sesungguhnya sebagian besar waktu siang untuk
puasa telah lewat, sedangkan hari raya pertemuan dengan Rabb-Nya telah dekat.”

(Lathaif Al-Ma’arif)

[08:02, 21/04/2021] +60 11-2106 6102: Bismillah

[08:02, 21/04/2021] +60 11-2106 6102: Sadari, bahwa yang akan kita sebut nama Nya adalah nama
Dzat yang memberi kita

hidup.

Nama Dzat yang menciptakan langit dan bumi.

Nama Dzat Yang Maha Besar, Dzat Yang Maha Agung

Sekarang panggilah nama Dzat yang Maha Besar tanpa menghitung-hitung jumlahnya.

Panggilah dengan rendah hati dan suara lembut:

Allah…

(diam dan rasakan )

Allah…

(diam dan amati apa yang membekas di dalam hati atas goresan pena Nya)

Allah … Allah … Allah …

[08:04, 29/04/2021] +60 10-927 9855: ُ‫اإل ْن َسان‬ ِ َ‫ إ َذا َمات‬:‫ أن النبي صلى هللا عليه وسلم قال‬:‫عن أبي هريرة رضي هللا عنه‬
ُ‫ح يَ ْدعُو لَه‬ َ ْ ْ َ
َ ‫ أوْ َولَ ٍد‬،‫ أوْ ِعل ٍم يُنتَفَ ُع بِ ِه‬،‫اريَ ٍة‬
ٍ ِ‫صال‬ َ ‫ إِالَّ ِم ْن‬:‫ا ْنقَطَ َع َع َملُهُ إالَّ ِم ْن ثَالَثَ ِة‬
ِ ‫ص َدقَ ٍة َج‬

Dari Abu Hurairah RA berkata: Rasulullah bersabda: "Apabila manusia itu meninggal dunia maka
terputuslah segala amalnya kecuali tiga: yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak
sholeh yang mendoakan kepadanya." (HR Muslim).
۟ ُ‫ُوا مٓا أَنزَ َل ٱهَّلل ُ قَال‬
[08:04, 29/04/2021] +60 10-927 9855: َ‫وا بَلْ نَتَّبِ ُع َمٓا أَ ْلفَ ْينَا َعلَ ْي ِه َءابَٓا َءنَٓا ۗ أَ َولَوْ َكان‬ ۟
َ ‫يل لَهُ ُم ٱتَّبِع‬
َ ِ‫َوإِ َذا ق‬
١٧٠﴿ َ‫﴾ َءابَٓا ُؤهُ ْم اَل َي ْعقِلُونَ َش ْئـًًٔ>ا َواَل يَ ْهتَ ُدون‬

"Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah," mereka
menjawab: "(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek
moyang kami". "(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak
mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?"."
(Q.S.2:170)

Apa sahaja yang kita dapat dari nenek moyang kita adalah peringkat awal pembelajaran sebagai
bekal untuk mencari kebenaran hakiki (ajaran Rasulullah ).

Kerana apa yang disampaikan kepada kita dahulu adalah pengetahuan umum tentang syariat atau
zahir syariat atau kulit syariat. Sampai masanya perlulah kita memperdalami ilmu kerohanian kita
hingga tegak ad diin di dalam diri kita.

Tetapi malangnya, dalam pencarian kita menuju kebenaran hakiki itu terlalu banyak penemuan demi
penemuan ilmu kebatinan dan spiritual yang membicarakan tentang ketuhanan dengan bermacam
macam konsep dan doktrin bahkan mazhab sendiri.

Dan hal itu menjadi hijab bagi diri kita kepada kebenaran hakiki yang seharusnya kita fahami.

Jadilah kita ini selama ini sebagai islam ikut ikutan tanpa memahami kebenaran hakiki kerana
dihulurkan hal hal yang misteri.

[08:04, 29/04/2021] +60 10-927 9855: Segala amal terputus kecuali amal (perbuatan kita ketika
hidup) yang berupa penanaman benih.

1. Iaitu kita menyampaikan ilmu yang BERMANFAAT. Apakah ilmu yang bermanfaat itu? Ia adalah
ilmu yang mendekatkan seseorang itu kepada Allah.

2. Sedekah jariah iaitu apa apa yang kita infaqkan di jalan Allah berupa wakaf yang digunapakai oleh
orang lain di jalan Allah.

3. Doa anak kepada Allah untuk kita, tetapi dengan syarat bahwa anak itu hendaklah seorang yang
SHALEH dan SHALEHAH.

[08:04, 29/04/2021] +60 10-927 9855: Seorang yang shaleh..... apa sahaja yang diusahakan itu
adalah merupakan doa, setiap ucapannya doa, pergerakannya doa kerana seorang yang shaleh itu
adalah seorang yang positif.

Keshalehan itu pula tidak akan ada tanpa adanya pengetahuan tentang ketuhanan (tauhid).

[10:19, 29/04/2021] +60 10-235 6034: Zakat fitrah = penyucian diri.... maksudnya kita harus
menjalani kehidupan kita menurut fitrah secara murni, plain, suci dan tidak bercampur dengan
kemahuan kita sendiri.
Atau kita harus menyelaraskan kemahuan kita dengan kehendak Dia Ta'ala dalam menempuh
perjalanan hidup kita.

[10:19, 29/04/2021] +60 10-235 6034: Maka sebab itulah kita memerlukan petunjuk untuk
menempuh perjalanan hidup kita selama kita berada di dunia ini, itulah shirathal mustaqiim.

Momment turunnya petunjuk itu dinamakan sebagai LAILATULQADAR.

[08:31, 02/05/2021] +60 17-323 1619: Assalamualaikum sifu

[08:31, 02/05/2021] +60 17-323 1619: Apa tu malam lailatul qadar ?

[08:31, 02/05/2021] +60 17-323 1619: Siapa yg pernah jumpa malam lailatul qadar ?

[08:33, 02/05/2021] +60 17-323 1619: Jumpa apa sebenarnya ya ?

[11:27, 02/05/2021] +60 10-927 9855: Syariat Kenabian...

Syariat Nabi Daud a.s mengizinkan lelaki berkahwin seberapa ramai yang mereka mampu tetapi
syariat Nabi Muhammad s.a.w menghadkan setakat 4 orang isteri sahaja dalam satu masa.

Haram bagi umat Nabi Muhammad s.a.w berkahwin lebih daripada empat orang dalam satu masa,
walaupun umat Nabi Daud a.s boleh berbuat demikian. Umat Nabi Muhammad s.a.w tidak boleh
bersandar kepada syariat Nabi Daud a.s bagi berkahwin lebih daripada empat orang.

Jika diperhatikan kepada tuntutan mentaati syariat yang dibawa oleh Nabi bagi satu-satu umat,
dapatlah difahamkan bahawa dosa dan pahala yang dikatakan oleh syariat bukanlah kerana tidak
melakukan atau melakukan peraturan semata-mata.

Hukum dosa dan pahala bergantung kepada tidak mentaati atau mentaati Allah s.w.t berhubung
dengan peraturan yang Dia tetapkan. Orang munafik boleh melakukan perbuatan sembahyang
dengan sempurna, tetapi ia tidak disertakan dengan ketaatan kepada Allah s.w.t, maka
perbuatannya itu tidak mendatangkan pahala.

Darjah pahala bergantung kepada kekuatan taat dan dalam melakukan peraturan syariat itu dituntut
supaya melakukannya dengan cara yang betul, tidak boleh membuat cara sendiri yang menyalahi
peraturan syariat.

(Bersambung )
-Syariat Hakiki-

[11:27, 02/05/2021] +60 10-927 9855: Syariat Kenabian (2)

Bagi setiap umat telah Kami tetapkan upacara ibadat (syariat) yang mereka akan lalui. Maka
janganlah sekali-kali mereka membantah engkau dalam perkara ini; dan serulah kepada Tuhan
engkau. Sesungguhnya engkau adalah di atas petunjuk yang lurus. ( Ayat 67 : Surah al-Hajj )

Umat satu nabi wajib berpegang kepada syariat yang dibawa oleh nabi tersebut, tidak boleh lari
kepada syariat nabi yang lain, melainkan telah datang nabi lain yang membawa syariat yang lebih
lengkap dan sempurna. Apabila datang Nabi Muhammad s.a.w sekalian umat manusia wajib
berpegang kepada syariat yang dibawa oleh baginda s.a.w. Umat Nabi Muhammad tidak boleh
meninggalkan syariat baginda s.a.w kerana mahu mengikuti Nabi-nabi yang terdahulu. Umat Nabi
Muhammad s.a.w wajib berpegang kepada firman Allah s.w.t:

Hari ini Aku sempurnakan agama kamu bagi kamu dan Aku cukupkan atas kamu nikmat-Ku. Dan Aku
reda Islam menjadi agama (syariat) kamu. ( Ayat 3 : Surah al-Maa'idah )

Umat Nabi Muhammad s.a.w sangat bertuah kerana Allah s.w.t telah kurniakan kepada mereka
nikmat yang lengkap iaitu agama Islam, sehingga mereka tidak perlu lagi merujuk kepada apa yang
telah diturunkan terdahulu. Allah s.w.t menjamin bahawa Dia reda menerima Islam sebagai agama
bagi umat Nabi Muhammad s.a.w.

Jaminan Allah s.w.t itu sudah cukup bagi orang yang benar-benar mencari keredaan Allah s.w.t untuk
tetap berjalan di atas landasan yang telah dibina oleh Islam. Islam adalah perlembagaan yang cukup
lengkap, mencakupi perkara zahir dan juga perkara batin. Islam telah menjelaskan apa yang mesti
dibuat dan apa yang mesti tidak dibuat dan bagaimana mahu bertindak menghadapi sesuatu
perkara.

Umat Islam tidak perlu bertengkar tentang penyelesaian sesuatu masalah. Segala penyelesaian
sudah dibentangkan, hanya tegakkan iman dan rujukkan kepada Islam itu sendiri, nescaya segala
kemusykilan akan terjawab.

(Bersambung)

-Syariat Hakiki-

[23:47, 04/05/2021] +60 17-952 6354: YA RASULULLAH 😢


Saat Rasulullah‫ ﷺ‬Terluka , Gigi geraham Beliau patah, bibir bawahnya sobek, dahi dan
keningnya yang mulia juga bercucuran darah.

Rasulullah malah tak henti menadahi tetesan darah itu dan mengusapkan ke dadanya agar jangan
menetes ke tanah meski dalam keadaan genting sekalipun.

Setelah perang mereda seorang Shbt memberanikan diri bertanya perihal perilaku beliau tersebut :

Dengan lemah lembut Rasulullah pun menjawab :

Aku mendengar apa yang tidak kalian dengar,

Malaikat penjaga gunung berkata :

kalau ada setetes darahku menyentuh bumi,

maka Allah akan menurunkan adzab dari langit kepada mereka yang memerangiku.

Mendengar jawaban itu para Sahabat kembali bertanya, "Mengapa engkau tidak mendoakan para
musuh Allah itu supaya celaka ?" ⠀

Rasulullah kembali menjawab :

Sungguh aku tidak diutus untuk melaknat,

tetapi berdakwah dan menyebarkan rahmat

kepada semesta alam.

❤❤❤
‫ص ِّل َعلَ ٰى ُم َح َّم ٍد َو َعلَ ٰى ٰا ِل ُم َح َّمد‬
َ ‫اللهُ َّم‬
💖💖💖💖💖💖
💐💖 💐💖 💐💖 💐💖 💐💖

[07:23, 07/05/2021] +60 17-952 6354: MALAM AL-QADAR*

Aku pernah bertanya kepada Guruku;

Guru, sebenarnya bilakah Malam Al-Qadar ?

Guruku pun bertanya kepadaku;


"Malam yang mana tu ?"

Aku pun berkata;

"Malam Pengampunan"

Lalu Guruku berkata;

"Adakah ada malam yang tiada Pengampunan ?"

Aku pun katakan;

"Malam yang turunnya Para Malaikat"

Kata Guruku;

"Adakah malam yang Malaikat tidak turun ?"

Aku terdiam tanpa kata-kata, lalu Guruku pun menjelaskan setelah melihat aku menjadi bingung...

"Wahai Anakku... Bagi AHLI SUFI, setiap malamnya adalah Malam Al-Qadar, kiranya seseorang itu
tidak bertemu dengan Al-Qadar, adakah dia patut berputus harapan ???

Kiranya seseorang itu telah bertemu Al-Qadar, adakah Amalannya cukup setakat itu dan dia boleh
bermalasan ???

Wahai Anakku... Mengejar dan Beribadah pada Malam Al-Qadar itu tidaklah salah, tetapi Ibadah itu
tidak cuma Khusus untuk Bulan Ramadhan sahaja, malah lebih utama terus menerus Istiqamah
setelah Bulan Ramadhan, kerana kita bukan menyembah Ramadhan (Ramadhaniyun) tetapi kita
MENYEMBAH ALLAH swt (Rabbaniyun)."

Benar wahai Guruku...

[07:30, 07/05/2021] +60 17-323 1619: Benar ke sifu menyembah Allah ?


Bagaimanakah menyembah Allah itu ?

Allah itu nak disembah ke ?

[07:30, 07/05/2021] +60 17-952 6354: Mengabdi

[07:30, 07/05/2021] +60 17-952 6354: Org melayu suka menyembah

[07:31, 07/05/2021] +60 17-952 6354: Tulisan nya juga mnyembah

[07:31, 07/05/2021] +60 17-952 6354: Ttp pemahamannya mengabdi

[07:41, 07/05/2021] +60 13-712 7606: Bagus anak muda......

Teruskan perjuanganmu....

Syariat Hakiki tak pernah menipu.....

[07:58, 07/05/2021] +60 17-952 6354: MENGABDI

َ ِ ‫ت ْال ِج َّن َواإْل‬


ِ ‫نس إِاَّل لِيَ ْعبُد‬
‫ُون‬ ُ ‫َو َما خَ لَ ْق‬

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah mengabdi kepada-
Ku. – Q.S. Adz-Dzaariyaat [51]: 56

Menjadi abdi Allah secara keseluruhannya begini...

Hanya bersedia mengabdi kepada Allah Ta’ala’. Tidak mahu mengabdi kepada selain dari Allah
Ta’ala, termasuk di dalamnya mengabdi kepada hawa nafsu dan syahwat kita sendiri.

Melepaskan diri dari perbudakan hawa nafsu dan syahwat merupakan bahagian dari tahapan
pertaubatan yang harus dilakukan.

Contohnya seperti makna tersirat dari kisah Nabi Musa, ketika Musa A.S membebaskan Bani Israil
(juga bermakna batin nafs muthmainnah) dari perbudakaan Fir’aun (makna batin: hawa nafsu dan
syahwat), menuju tanah suci yang dijanjikan (makna batin: qalbun salim).

Menjadi abdi Allah secara khususnya pula begini...

Ketika kita mengenal jiwa (nafs), kita mendapatkan pengetahuan tentang Allah, qudrah Allah dan
qadr diri yang tersimpan dalam jiwa kita.
Dengan demikian, kita pun mengenal Allah dan juga mengenal fungsi spesifik untuk apa kita
diciptakan-Nya (mengenal diri).

Dengan melaksanakan fungsi tersebut, maka kita pun melaksanakan pengabdian yang sejati kepada
Allah sesuai tujuan-Nya menciptakan kita.

Kita mulai mengabdi (ya’bud) di atas agama-Nya (Ad-Diin) dengan hakiki. Inilah maksud perkataan
sahabat Ali r. a. yang termasyhur: “Awaluddiina Ma’rifatullah.”

(Syariat hakiki)

[09:41, 08/05/2021] +60 13-712 7606: Ya Allah, berikanlah keberkahan kepada umatku di pagi
harinya.

- Rasulullah Muhammad saw -

(HR. Ibnu Majah)

ِ ‫ب ْٱل ُم ِه‬
[21:08, 16/05/2021] +60 19-715 1594: ٣٠﴿ ‫ين‬ َ ‫﴾ َولَقَ ْد نَ َّج ْينَا بَنِ ٓى إِس ٰ َْٓر ِء‬
ِ ‫يل ِمنَ ْٱل َع َذا‬

"Dan sesungguhnya telah Kami selamatkan Bani Israil dari siksa yang menghinakan,"

(Q.S.Ad Dukhaan:30)

😊😊😊😊

[21:13, 16/05/2021] +60 10-536 3769: AlIsraa.. 4 ,5 , 6, 7

[22:52, 16/05/2021] +60 13-993 1959: ﴿ ‫ض َم َّرتَ ْي ِن َولَتَ ْعلُ َّن ُعلُ ًّوا َكبِيرًا‬ ِ َ‫ض ْينَٓا إِلَ ٰى بَنِ ٓى إِس ٰ َْٓر ِءي َل فِى ْٱل ِك ٰت‬
ِ ْ‫ب لَتُ ْف ِسد َُّن فِى ٱأْل َر‬ َ َ‫َوق‬
٤﴾

"Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu: "Sesungguhnya kamu akan membuat
kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan
kesombongan yang besar"."

(Q.S.17:4)
ٰ ۟
ٍ ْ‫فَإِ َذا َجٓا َء َو ْع ُد أُولَ ٰىهُ َما بَ َع ْثنَا َعلَ ْي ُك ْم ِعبَادًا لَّنَٓا أُ ۟ولِى بَأ‬
ِ َ‫س َش ِدي ٍد فَ َجاسُوا ِخلَ َل ٱل ِّدي‬
[22:53, 16/05/2021] +60 13-993 1959: ۚ ‫ار‬
٥﴿ ‫﴾ َو َكانَ َو ْعدًا َّم ْف ُعواًل‬

"Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, Kami
datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka
merajalela di kampung-kampung, dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana."

(Q.S.17:5)

[22:53, 16/05/2021] +60 13-993 1959: ٦﴿ ‫﴾ثُ َّم َر َد ْدنَا لَ ُك ُم ْٱل َك َّرةَ َعلَ ْي ِه ْم َوأَ ْم َد ْد ٰنَ ُكم بِأ َ ْم ٰ َو ٍل َوبَنِينَ َو َج َع ْل ٰنَ ُك ْم أَ ْكثَ َر نَفِيرًا‬

"Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali dan Kami
membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih
besar."

(Q.S.17:6)

[22:54, 16/05/2021] +60 13-993 1959: ‫ُٔوا‬ ۟ >ُ‫سُۥٔـ‬ٓ َ‫اخ َر ِة لِي‬ِ ‫إِ ْن أَحْ َسنتُ ْم أَحْ َسنتُ ْم أِل َنفُ ِس ُك ْم ۖ َوإِ ْن أَ َسأْتُ ْم فَلَهَا ۚ فَإِ َذا َجٓا َء َو ْع ُد ٱلْ َء‬
٧﴿ ‫ُوا َما َعلَوْ ۟ا تَ ْتبِيرًا‬
۟ ‫وا ْٱلمس ِْج َد َكما َدخَ لُوهُ أَو ََّل م َّر ٍة َولِيُتَبِّر‬
َ َ َ
۟ ُ‫﴾ ُوجُوهَ ُك ْم َولِيَ ْد ُخل‬

"Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat,
maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang
kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka
masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk
membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai."

(Q.S.17:7)

[02:41, 17/05/2021] +60 10-235 6034: Kami datangkan orang orang lain itu merujuk kepada siapa ya
sifu?

[07:41, 17/05/2021] +60 13-712 7606: Orang lain yang didatangkan itu merujuk kepada angkatan
tentera yang kedua (sekarang ni laaa).

Yang pertama dulu dah tua....

Yang menyerang itu bani israel dan yang diserang itu juga bani israel.

[09:04, 18/05/2021] +60 19-268 1566: Riba hidup subur😭

[09:08, 18/05/2021] +60 19-715 1594: Apa itu Riba Hakiki


۟ ُ‫ض َعفَةً ۖ َوٱتَّق‬
[09:50, 18/05/2021] +60 13-993 1959: ١٣٠﴿ َ‫وا ٱهَّلل َ لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُون‬ َ ٰ ‫وا ٱلرِّ بَ ٰ ٓو ۟ا أَضْ ٰ َعفًا ُّم‬ ۟ ُ‫﴾ ٰيَٓأَيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءامن‬
۟ ُ‫وا اَل تَأْ ُكل‬
َ
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda] dan
bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan."

(Q.S.3:130)

[09:52, 18/05/2021] +60 14-385 7363: punca utama manusia cintakan dunia

[09:55, 18/05/2021] +60 13-993 1959: ﴿ َ‫َمن َكانَ ي ُِري ُد ْٱل َحيَ ٰوةَ ٱل ُّد ْنيَا َو ِزينَتَهَا نُ َوفِّ إِلَ ْي ِه ْم أَ ْع ٰ َملَهُ ْم فِيهَا َوهُ ْم فِيهَا اَل يُبْخَ سُون‬
١٥﴾

"Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada
mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan
dirugikan."

(Q.S.11:15)
ٓ
۟ ُ‫ُوا فِيهَا َو ٰبَ ِط ٌل َّما كَان‬
[09:55, 18/05/2021] +60 13-993 1959: ‫وا‬ ۟ ‫صنَع‬
َ ‫اخ َر ِة إِاَّل ٱلنَّا ُر ۖ َو َحبِطَ َما‬ َ ِ‫أُ ۟و ٰلَئ‬
َ ‫ك ٱلَّ ِذينَ لَي‬
ِ ‫ْس لَهُ ْم فِى ٱلْ َء‬
١٦﴿ َ‫﴾يَ ْع َملُون‬

"Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu
apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan."

(Q.S.11:16)

[09:22, 27/05/2021] +60 19-715 1594: Segala apa yang kamu kumpulkan itu akan menjadi milik para
ahli waris (setelah engkau meninggal dunia).

Akhirnya, kenikmatan itu menjadi milik orang lain.،

padahal segala pertanggungjawabannya akan menjadi tanggung jawabmu.

Dan (bagianmu yang akan kamu dapat) hanyalah siksa dan penyesalan.

Sedangkan yang akan menjadi teman sejatimu di dalam kubur hanyalah amal (baik)mu

Maka, hitunglah dirimu sebelum kamu dihitung (dipertanggungjawabkan segala amalmu).

Uzlah-Syariat Hakiki
ۢ ُ ‫إِنِّى ت ََو َّك ْل‬
ِ ‫ت َعلَى ٱهَّلل ِ َربِّى َو َربِّ ُكم ۚ َّما ِمن دَٓابَّ ٍة إِاَّل ه َُو َءا ِخ ٌذ ِبن‬
[13:24, 27/05/2021] +60 17-952 6354: ‫َاصيَتِهَٓا ۚ إِ َّن َربِّى َعلَ ٰى‬
ٰ
٥٦﴿ ‫ص َر ٍط ُّم ْستَقِ ٍيم‬ِ ﴾
"Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak ada suatu binatang
melatapun melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan
yang lurus"."

[15:33, 30/05/2021] +60 17-952 6354: Surah An-Nazi’at (‫)النّزعت‬, Ayat: 19

‫ك فَت َْخش َٰى‬ َ َ‫َوأَ ْه ِدي‬


َ ِّ‫ك ِإلَ ٰى َرب‬

`Dan mahukah, aku tunjuk kepadamu jalan mengenal Tuhanmu, supaya engkau merasa takut
(melanggar perintahNya)? ' "

[15:34, 30/05/2021] +60 17-952 6354: Surah An-Nazi’at (‫)النّزعت‬, Ayat: 19

‫ك فَت َْخش َٰى‬ َ َ‫َوأَ ْه ِدي‬


َ ِّ‫ك إِلَ ٰى َرب‬

`Dan mahukah, aku tunjuk kepadamu jalan mengenal Tuhanmu, supaya engkau merasa takut
(melanggar perintahNya)? ' "

[16:45, 30/05/2021] +60 19-715 1594: aku tu siapa Tok

[16:45, 30/05/2021] +60 19-715 1594: Biasa A besar. (Aku)

[09:43, 08/06/2021] +60 17-323 1619: Ya Allah, berikanlah keberkahan kepada umatku di pagi
harinya.

- Rasulullah Muhammad saw -

(HR. Ibnu Majah)

َ ِّ‫ْس لَكَ َعلَ ْي ِه ْم س ُْل ٰطَ ٌن ۚ َو َكفَ ٰى بِ َرب‬


[16:11, 12/06/2021] +60 19-715 1594: ٦٥﴿ ‫ك َو ِكياًل‬ َ ‫﴾إِ َّن ِعبَا ِدى لَي‬

"Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, kamu tidak dapat berkuasa atas mereka. Dan cukuplah Tuhan-mu
sebagai Penjaga"."

(Q.S.17:65)

[16:45, 12/06/2021] +60 17-323 1619: Bagaimana kaedahnya ?

[16:45, 12/06/2021] +60 17-323 1619: Mengatasi hasutan iblis dlm diri tu sifu ?

[20:38, 12/06/2021] +60 13-712 7606: Sesungguhnya HAMBA HAMBAKU....

Mari kita renungkan.....


Benarkah kita sudah menjadi HAMBA DIA TA'ALA?

atau kita masih menjadi hamba kepada keinginan keinginan yang timbul dari dalam diri, yang mana
ia hanya cenderung kepada kesenangan dunia?

Itulah keingkaran yang berpunca dari hasutan iblis. Sesat dalam berfikir....

Siapa yang menyesatkan?

Itulah keinginanmu yang membungkus kemungkaran agar terlihat sebagai kebaikan.

Bagaimana iblis membungkus?

Dengan pahala....

Beribadah untuk mengumpul pahala...

Pertanyaannya.

Kita hamba Allah....

Atau hamba pahala?

Think....!

[20:39, 12/06/2021] +60 13-712 7606: 25.43

[20:40, 12/06/2021] +60 13-993 1959: ٤٣﴿ ‫﴾أَ َر َءيْتَ َم ِن ٱتَّخَ َذ إِ ٰلَهَهۥُ ه ََو ٰىهُ أَفَأَنتَ تَ ُكونُ َعلَ ْي ِه َو ِكياًل‬

"Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka
apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?,"

(Q.S.25:43)

[21:08, 12/06/2021] +60 17-319 3934: ZIKIR DAN RASA SYUKUR KEPADA ALLAH.

Melaksanakan Amalan zikir itu tanda rasa syukur kita kepada Allah swt.

Zikir merupakan inti dari sikap dan rasa syukur. Tidaklah dikatakan bersyukur pada Allah SWT orang
yang tak pernah mahu berzikir. Allah akan mengingat mereka yang sering berzikir dan menjanjikan
akan menambah nikmatnya jika kita mahu mensyukuri semua anugerah-Nya. Rasulullah SAW
bersabda pada Mu’adz,

« ‫ك‬ َ ‫صالَ ٍة تَقُو ُل اللَّهُ َّم أَ ِعنِّى َعلَى ِذ ْك ِركَ َو ُش ْك ِر‬


َ ‫ك يَا ُم َعا ُذ الَ تَ َدع ََّن فِى ُدب ُِر ُك ِّل‬ ِ ُ‫ال « أ‬
َ ‫وصي‬ َ ُّ‫ك َوهَّللا ِ ِإنِّى ألُ ِحب‬
َ َ‫ فَق‬.» ‫ك‬ َ ُّ‫يَا ُم َعا ُذ َوهَّللا ِ إِنِّى ألُ ِحب‬
َ‫» َو ُحس ِْن ِعبَا َدتِك‬

“Wahai Mu’adz, demi Allah, sungguh aku mencintaimu. Demi Allah, aku mencintaimu.” Lantas Nabi
SAW bersabda, “Aku menasehatkan kepadamu –wahai Mu’adz-, janganlah engkau tinggalkan di
setiap akhir shalat bacaan ‘Allahumma a’inni ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibadatik’ (Ya Allah
tolonglah aku untuk berzikir dan bersyukur serta beribadah yang baik pada-Mu).” (HR Abu Dawud
dan Ahmad).

Allah SWT berfirman,

‫فَ ْاذ ُكرُونِي أَ ْذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكرُوا لِي َواَل تَ ْكفُرُو ِن‬

“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-
Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS. Al Baqarah: 152).

[22:17, 12/06/2021] +60 13-712 7606: Dzikir itu bahasa arab.

Apa maknanya dalam bahasa melayu dan apakah pengertian dzikir itu?

[11:07, 13/06/2021] +60 13-712 7606: Itu perkara logik.

Semua orang cina dah tahu, melayu bebal yang cuma ikut ikutan tak mampu fikir.

[11:09, 13/06/2021] +60 13-712 7606: Karangan nenek moyang itu cuma pelajaran awal untuk orang
awam yang baru belajar.

Kalau cuma tahu menghafal sifir, maka sia sia akal tidak dipergunakan.

[11:10, 13/06/2021] +60 13-712 7606: 10. 100

َ ْ‫س أَن تُ ْؤ ِمنَ إِاَّل بِإِ ْذ ِن ٱهَّلل ِ ۚ َويَجْ َع ُل ٱلرِّج‬


[11:11, 13/06/2021] +60 19-268 1566: ١٠٠﴿ َ‫س َعلَى ٱلَّ ِذينَ اَل يَ ْعقِلُون‬ ٍ ‫﴾ َو َما َكانَ لِنَ ْف‬

"Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan
kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya."

(Q.S.10:100)
via Al-Qur'an Al-Hadi

Download di sini : http://bit.ly/download-alhadi-android

[07:06, 14/06/2021] +60 17-323 1619: Dari Ibnu Amr ra., ia berkata bahwasanya Rasulullah saw.
pernah bersabda, "Kebanyakan kaum munafik dari kalangan umatku kelak adalah para ahli baca al-
Qur'an di antara mereka" ... [HR. Ahmad]

Kaum munafik dr kalangan para ahli baca all Quran?

Siapa ITU..

Ahli = orang yang pandai dalam bidangnya.

Ahli baca al Qur'an ialah orang yang pandai membaca al Qur'an dengan segala tata cara tentang
pembacaan seperti kedudukan mahraj dan hukum tajwidnya.

Tetapi kenapa pula dikatakan sebagai munafik?

Kita akan dikatakan sebagai munafik bilamana dengan membaca al Qur'an, ia tidak mengubah
kehidupan dan akhlaq kita.

“Ahli membaca Al-Qur’an belum tentu ahli Al-Qur’an; seringkali Al-Qur’an hanya digunakan sebagai
alat politik semata, atau lebih buruk lagi hanya untuk meraih populariti dan keuntungan duniawi.

Bagaimana pun agar tidak salah memahami, maka Al-Qur’an harus terus dibaca serta dikaji secara
mendalam dan komprehensif dengan Al-Hadits.

Bagaimana tidak dibaca jika Al-Qur’an bagi orang-orang mu’min itu seperti nyawa.

Kita dikatakan munafik apabila al Qur'an itu tidak menjadi petunjuk dari Allah yang turun ke dalam
qalb kita.

Ok kita sambung berkenaan sang khalifah yang memikul amanah ilahiyah.

‫رْ‌ض َو ْال ِجبَا ِل فَأَبَ ْينَ أَن يَحْ ِم ْلنَهَا َوأَ ْشفَ ْقنَ ِم ْنهَا َو َح َملَهَا اإْل ِ ن َسانُ ۖ إِنَّهُ َكانَ ظَلُو ًما َجهُواًل‬
ِ َ ‫ت َواأْل‬ َ ‫نَّا َع َر‌ضْ نَا اأْل َ َمانَةَ َعلَى ال َّس َم‬
ِ ‫اوا‬
Sesungguhnya telah Kami tawarkan Al-Amanah kepada seluruh langit, bumi, dan gunung-gunung,
namun mereka enggan untuk memikulnya karena takut (untuk memikulnya). Dan dipikullah
(amanah) itu oleh Al-Insan. Sungguh ia (insan) adalah zalim dan bodoh. – Q.S. Al-Ahzab [33]: 72

Apa yang kita nak renungkan ialah penghujung ayat di atas. Sungguh insan adalah zalim dan bodoh.

Apakah maksudnya?

Tentu Allah lebih tahu itu. Jadi kenapa manusia yang di zalim dan bodoh ini dijadikan khalifah?

Mari kita membaca.....

Bukan cuma membunyikan ayat al Quran.

Baca di sebalik bunyi

Astaghfirullah,

Wa'fuanna, Waghfirlana, Warhamna. .

Saya cuma berharap agar kita semua diberi rasa ingin tahu yang kuat untuk membaca dan
memahami al Quran.

Perlu renungan mendalam. Tidak membaca dan mempelajari al-Qur'an adalah "kematian" bagi jiwa,
namun jika hanya sebagai pengetahuan saja dengan tanpa mengubah akhlaq dan kehidupan juga
menjadi bahaya besar bagi si hamba ...

Nauzubillah

Wakfuanna ya Allah

Kalau sekadar membunyikan huruf al Quran itu, burung pun boleh diajar.

Baca itu menyebut sama ada dengan lisan atau dalam hati. Pernah dengar tak ada orang membaca
dalam hati?

Yang dibaca itu bukan sekadar tulisan tetapi maksud yang hendak disampaikan.

Dalam makna ayat itu terdapat makna yang samar atau maksud tersirat.
Jgan baca mcm baca riwayat

Yang tersirat itulah yang hendak dibaca.

Yang tertulis itu hendak dibunyikan.

Yang berbunyi itu terdapat makna secara harfiah atau zahir.

Yang tersirat itu terdapat makna batin.

Tetapi tidak akan dapat disentuh selain mereka yang telah disucikan.

Allah tidak berlaku zalim terhadap hamba-Nya. Allah tak pernah buat manusia sedih.

“Sesungguhnya pembicaraan rahsia (bisikan) itu adalah daripada syaitan supaya orang-orang
mukmin berdukacita.” (al-Mujadilah: 10)

Sebuah catatan penting untuk diketahui, berbeda dengan pemahaman umum, sesungguhnya ayat
Q.S. Al-Ahzab [33]: 72 di atas itu tidaklah mengatakan bahwa manusia itu zalim dan bodoh karena
mahu memikul amanah tersebut.

Jadi, kenapa?

Ayat tersebut mengisyaratkan bahwa sesungguhnya ada amanah sangat agung yang dipikul insan,
namun sebagian besar manusia justru berada dalam keadaan zalim dan bodoh.

Zalim karena tidak mahu kembali kepada Allah, tidak mau bertaubat (“Barangsiapa tidak bertaubat,
mereka itulah orang-orang yang zalim.”

—(Q.S. Al-Hujuraat [49]: 11).

Dikatakan bodoh adalah kerana ada amanah dan anugerah yang sangat agung yang telah Allah
letakkan di dalam dadanya sendiri, namun bukan saja mereka tidak mahu melaksanakannya, mereka
bahkan tidak tahu dan melupakannya.

Bertaubatlah. .. jangan jadi zalim dan bodoh. .

Orang kata faham itu kurnia Allah.

Bagaimana kita bisa faham?


Kita bisa faham dengan adanya petunjuk.

Siapakah orang yang mendapat petunjuk?

kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati (qalb), tetapi tidak dipergunakannya
untuk memahami (yafqahuun)…

– Q.S. Al-A'raaf [7]: 179

Check dalam al Qur'an masing-masing ayat di atas.

Amanah apakah itu?

Amanah tersebut, yaitu menjadi pemegang mandat ilahiah, sebagai wakil Allah Ta’ala untuk
memakmurkan alam semesta (khalifah) sesuai dengan kehendak-Nya.

Ianya adalah hak insan sejak awal. Hanya insan yang memiliki perangkat untuk memikul amanah
agung tersebut: yaitu jiwa, qalb dan aql ,perangkat yang tidak dimiliki oleh lelangit, bumi, dan
gunung-gunung.

Mereka mengerti bahwa mereka tidak akan mampu menunaikan amanah tersebut, sehingga tidak
mengambilnya.

Jiwa insan, karena dicipta dengan memiliki perangkat untuk memikulnya (aql), mengerti bahwa
amanah itu memang untuknya. Ia pun memikul apa yang sudah seharusnya menjadi amanahnya.

Kita cuba lebih mendekati diri kita sendiri..,,

Kita kembali kepada diri kita sendiri.

Apakah sebenarnya tujuan kita di sini..

Apakah ciri ciri yang perlu kita ketahui tentang diri kita ini agar kita akan lebih mudah menelusuri
hidup.

(TAUBAT ITU PERLAKUAN SEUMUR HIDUP.)

Orang awam selalu shalat sunat taubat.

2, 4, 6, 8 atau 10 rakaat.

Kita diciptakan-Nya menurut fitrah yang telah ditetapkan atas kadar diri kita masing-masing.
Fitrah itu apa maksudnya?

Kita cuma tahu bayar fitrah tanpa memahami pengertiannya secara hakiki.

Pengertian taubat secara hakiki.

Bukan awami.

Fitrah (f – th – r), adalah istilah bahasa Arab yang bermakna “pembawaan dasar”, “nature prototype
” atau “keadaan sebagaimana mulanya”. Senang faham semulajadi.

Dalam Al-Qur’an, kata “fithrah” dikaitkan dengan makna “nature (insan) sesuai dengan kadar-kadar
penciptaannya”. itulah makna yang disampaikan al Qur'an.

Inilah fithrah: bahwa masing-masing kita diciptakan dengan memiliki kadar-kadar tertentu. Potensi
diri secara individual.

Setiap kita diciptakan-Nya dengan dirancang untuk memiliki sekian kadar kombinasi keunggulan di
sisi tertentu, dan lemah di sisi-sisi lainnya.

Ini adalah demi kesesuaian untuk melaksanakan sebuah tugas, demi melaksanakan sebuah misi di
atas muka bumi.

Misi hidup seorang manusia, secara spesifik, merupakan manifestasi dari fitrah dirinya. Fitrah diri ini
telah tertanam di dalam jiwa (nafs) insan sejak awal penciptaannya.

Dan sesungguhnya fitrah diri setiap insan inilah yang tidak akan pernah mengalami perubahan
sedikit pun, sebagaimana tertulis dalam Q.S. Ar-Ruum [30]: 30,

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada ad-diin, fitrah Allah, yang Allah telah
menciptakan manusia berdasarkan fitrah itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah.”

Kadar diri kita ini jika telah difitrahkan sebagai seorang petani maka akan jadilah kita sebagai petani
dengan segala kemudahan dan kecenderungan kita di bidang itu.
Jika kita berkeinginan untuk membuat kerja lain maka kita akan menyusahkan diri kita sendiri kerana
keinginan kita itu muncul dari hawa nafsu.

Dari Imran r.a., saya bertanya, "Ya Rasulullah, apa dasarnya amal orang yang beramal?" Rasulullah
SAW menjawab, "Tiap-tiap diri dimudahkan mengerjakan sebagaimana dia telah diciptakan untuk
itu." – H.R. Bukhari no. 2026

Kembali fitrah.

Menemui fitrah diri, kembali ke dalam keberserah-dirian.

Kembali berislam secara hakiki bukan ikut ikutan.

Sesungguhnya manusia, karena kehendak hawa nafsunya, cenderung ingin menjadikan dirinya
sekehendak hatinya.

Manusia selalu melihat dirinya kurang dan ingin menjadi orang yang lebih sempurna. Namun,
kesempurnaan yang ia cari adalah kesempurnaan yang berdasarkan keinginan hawa nafsunya, bukan
kesempurnaan berdasarkan petunjuk dan tuntunan Allah yang sesuai dengan fithrah dirinya, yang
sesungguhnya merupakan kesempurnaan yang telah Allah fitrah-kan untuknya.

Contohnya. .. kalau semua orang mahu jadi cikgu, siapa yang nak jadi murid?

Kalau semua orang kaya raya, siapa nak jual karipap stadium?

Di sini kita memahami qada dan qadar secara tak langsung tetapi melalui konsep penerapan.

Kita akan lebih memahami tentang takdir pada penghujungnya nanti.

Kita akan menjadi lebih menerima ketetapan Allah. .

Kita selalu melihat kepada orang lain dan ingin menjadi seperti orang itu, bukan menjadi diri kita
sendiri, atau sekurang kurangnya mempertanyakan dalam diri sendiri: bagaimana seharusnya saya
dari sudut pandang Allah Ta’ala.

Ini karena insan gagal mengenali pengetahuan agung yang Allah letakkan dalam dada batinnya:
siapa dirinya sebenarnya.
Siapakah aku ini sebenarnya?

Allah memberi akal dan kemampuan kepada kita untuk memilih tindakan, sebagai instrumen untuk
menjalankan fungsi ke-khalifah-an di bumi.

Namun, justru dengan bekal inilah sebagian besar manusia selalu memilih untuk menjadi sesuatu
yang tidak sesuai dengan fithrah dirinya.

Kita selalu membuat pemilihan berdasarkan kepada apa yang sesuai menurut keinginan (hawa nafs)
sendiri yang pada akhirnya kita tidak menemui kebahagiaan hakiki.

Kita ingin menentukan cara hidup kita sendiri dengan berpandukan kata kata semangat dari pakar
motivasi yang memberi motivasi hanya jika dibayar untuk dia bercakap.

.dari Allah kepada Allah.

[07:06, 14/06/2021] +60 17-323 1619: ‫ْس لِى بِ ِهۦ ِع ْل ٌم ۖ َوإِاَّل تَ ْغفِرْ لِى َوتَرْ َح ْمنِ ٓى أَ ُكن‬
َ ‫ال َربِّ إِنِّ ٓى أَعُو ُذ بِكَ أَ ْن أَسْٔـََٔ>لَكَ َما لَي‬
َ َ‫ق‬
ٰ ْ
٤٧﴿ َ‫﴾ ِّمنَ ٱلخَ ِس ِرين‬

"Nuh berkata: Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada
Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakekat)nya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi
ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-
orang yang merugi"."

(Q.S.11:47)

[09:31, 14/06/2021] +60 17-323 1619: SULUK ARTINYA MENEMPUH

‫إِ َّن هَ ٰـ ِذ ِه ت َْذ ِك َ‌رةٌ ۖ فَ َمن شَا َء اتَّخَ َذ إِلَ ٰى َ‌ربِّ ِه َسبِياًل‬

‫َو َما تَشَاءُونَ إِاَّل أَن يَشَا َء اللَّـهُ ۚ إِ َّن اللَّـهَ َكانَ َعلِي ًما َح ِكي ًما‬

Sesungguhnya ini adalah sebuah peringatan: Barangsiapa yang menghendaki, biarlah ia mengambil
jalan menuju Rabb-nya. Dan tiadalah kamu akan berkehendak (menempuh jalan itu), kecuali jika itu
dikehendaki oleh Allah. Sungguh, Allah itu Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. – Q.S. Al-Insaan
[76]: 29-30
Suluk artinya menempuh. ..

Menempuh jalan

Jadi, orang yang melaksanakannya dipanggil penempuh atau pejalan, dalam bahasa arabnya SALIK.

Jalan apa yang ditempuh?

Jalan kenabian atau syariat nabi.

Dalam bahasa arab jalan itu disebut thariqah, sebab jalan itu abstrak atau bersifat kerohanian.

Syariat pun jalan juga, tetapi berlaku pada fizikal.

Sabil pun jalan juga, tetapi lebih tertumpu kepada keseluruhan dalam beragama. Tetapi thariqah
adalah perjalanan kerohanian.

Suluk itu menempuh perjalanan rohani, maka yang menjadi pejalannya ialah jiwa kita atau diri batin
kita meskipun fizikal kita ini melaksanakan aktiviti rutin seperti biasa namun Qalb kita ini sentiasa
mengingati Allah.

Thariqah itu jalan ke mana?

Thariqah itu suatu jalan kembali kepada Allah. Iaitu kembali berserah diri untuk mentaati segala titah
perintah Allah secara total dalam sebuah tatacara hidup yang dinamakan syari'at Islam.

Apa yang dilakukan dalam thariqah?

Berusaha untuk menyucikan jiwa daripada dikotori oleh segala macam perbuatan zahir dan batin
yang disebabkan oleh kegagalan diri daripada melawan hawa diri yang melampaui batas.

Hentikan segala perbuatan yang keji dan mungkar, digantikan dengan sikap dan perbuatan yang
terpuji.

Hentikan sikap buruk dan digantikan dengan sikap yang terpuji.

Di manakah penghujung Thariqah itu?

Thariqah itu tiada penghujung sehingga kita menemui shirath al-Mustaqim. Kerana setelah kita
menemui shirath al-Mustaqim itu, barulah kita akan mengenal diri kita yang sebenar atau diri
sebenar diri atau menurut al Qur’an ialah FITRAH DIRI, KADAR DIRI, QUDRAH DIRI.
Apakah yang akan dapat kita capai di shirath al-Mustaqim?

Setelah kita ditunjukkan kepada shirath al-Mustaqim itu maka kita akan mengenal tujuan penciptaan
diri kita ini untuk apa sebenarnya.

Dengan mengenal karakter atau watak khas untuk diri kita sendiri, lalu kemudian boleh dikatakan
bahwa kita telah arif akan diri sendiri ,maka ariflah kita akan Rabb.

Dalam bahasa arabnya....

MAN ARAFA NAFSAHU, FAQAD ARAFA RABBAHU.

( SYARI'AT HAKIKI )

ِ ‫ك أَنَ ْبنَا َوإِلَ ْيكَ ْٱل َم‬


[11:59, 18/06/2021] +60 17-323 1619: ۖ ‫صي ُر‬ َ ‫َّربَّنَا َعلَ ْيكَ تَ َو َّك ْلنَا َوإِلَ ْي‬

"Ya Tuhan kami hanya kepada Engkaulah kami bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah kami
bertaubat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali"."

(Q.S.60:4)

via Al-Qur'an Al-Hadi

Download di sini : http://bit.ly/download-alhadi-android

[16:45, 18/06/2021] +60 17-952 6354: 🔴 Awal beragama itu mengenal Allah.

🔴 Barangsiapa mengenal diri akan mengenal Allah.

🔴 Mengenal diri itu setelah menemukan fitrah diri.

🔴 menemukan fitrah diri maka akan tahu misi hidup.

🔴 menjalankan misi hidup itu di atas Shiratim-Mustaqim.

🔴 Setelah menemui shirath al-Mustaqim barulah kita dapat menegakkan add diin.

Jadi, kita belum dinamakan beragama sebelum kita menemukan shirath al-Mustaqim. Kerana Allah
di atas shirath al-Mustaqim.

[16:56, 18/06/2021] +60 17-952 6354: Agama itu agama

[16:56, 18/06/2021] +60 17-952 6354: Cina india mat salleh semua beragama

[16:57, 18/06/2021] +60 17-952 6354: Qs 4.125


[17:18, 18/06/2021] +60 19-268 1566: ُ ‫َو َم ْن أَحْ َسنُ ِدينًا ِّم َّم ْن أَ ْسلَ َم َوجْ هَهۥُ هَّلِل ِ َوه َُو ُمحْ ِس ٌن َوٱتَّبَ َع ِملَّةَ إِب ٰ َْر ِهي َم َحنِيفًا ۗ َوٱتَّ َخ َذ ٱهَّلل‬
١٢٥﴿ ‫﴾إِ ْب ٰ َر ِهي َم َخلِياًل‬

"Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada
Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah
mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya."

(Q.S.4:125)

via Al-Qur'an Al-Hadi

Download di sini : http://bit.ly/download-alhadi-android

[18:53, 18/06/2021] +60 17-952 6354: Smbung al imran 19

[18:55, 18/06/2021] +60 17-952 6354: Bangsa2 lain juga beragama jd yg mana 1 yg benar

[18:55, 18/06/2021] +60 17-952 6354: Tnya quran

[18:58, 18/06/2021] +60 17-952 6354: Agama atau Addin itu adalah tuntutan jalan yg lurus

[18:58, 18/06/2021] +60 17-952 6354: Kalau org putih cakap the straigh patch

[23:02, 18/06/2021] +60 17-323 1619: Minta maaf sifu sy nak tanya ni. Allah itu di atas siratul
mustakim. Adakah Allah itu bertempat tinggal ? Atau apakah maksudnya ?

[23:03, 18/06/2021] +60 13-712 7606: 11.56


ۢ ُ ‫إِنِّى ت ََو َّك ْل‬
ِ ‫ت َعلَى ٱهَّلل ِ َربِّى َو َربِّ ُكم ۚ َّما ِمن دَٓابَّ ٍة إِاَّل ه َُو َءا ِخ ٌذ ِبن‬
[23:04, 18/06/2021] +60 17-323 1619: ‫َاصيَتِهَٓا ۚ إِ َّن َربِّى َعلَ ٰى‬
ٰ
٥٦﴿ ‫ص َر ٍط ُّم ْستَقِ ٍيم‬ِ ﴾

"Sesungguhnya aku bertawakkal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak ada suatu binatang
melatapun melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan
yang lurus"."

(Q.S.11:56)

via Al-Qur'an Al-Hadi

Download di sini : http://bit.ly/download-alhadi-android

[23:08, 18/06/2021] +60 17-224 8460: Straight to the path..


[23:09, 18/06/2021] +60 16-368 0820: Lain makna

[23:10, 18/06/2021] +60 16-368 0820: Straight path...

[23:11, 18/06/2021] +60 16-368 0820: Atau path that is straight

[23:12, 18/06/2021] +60 17-323 1619: Terima kasih sifu ayat ni memang saya hafal dan selalu baca
tiap hari. Astaghfirullah kenapa sy tak terfikir makna dia . Terima kasih sifu ingatkan saya semula

[23:12, 18/06/2021] +60 16-368 0820: Soalannya... apa jalan yang lurus tu...

[23:15, 18/06/2021] +60 17-952 6354: Hari2 mntk

[23:15, 18/06/2021] +60 17-952 6354: Ditunjuki jln yg lurus

[23:15, 18/06/2021] +60 17-952 6354: Di dalam shalat, lima kali sehari sekurang kurangnya 17 rakaat
kita bermohon agar ditunjuki ke Shirath al-Mustaqim.

Suatu jalan yang lurus iaitu jalan orang-orang yang diberi nikmat. Bukan jalan orang-orang yang
sesat.

Jika shirath al-Mustaqim itu berada di akhirat, apakah ada orang sesat di sana?

Jika shirath al-Mustaqim itu di akhirat buat apa minta ditunjuki padahal semua orang akan di
himpunkan juga di padang mahsyar termasut juga orang yang sesat di dunia, kerana setiap prang
pasti akan mati dan itu termasuklah orang yang bukan islam.

[23:16, 18/06/2021] +60 17-952 6354: Buat buka mnda

[23:16, 18/06/2021] +60 17-952 6354: Sifu ada nnti dia bg ,sy slh nnti dia mrh

[23:17, 18/06/2021] +60 17-323 1619: Diri yg sebenar diri ?

[23:17, 18/06/2021] +60 17-323 1619: Itu lah jalan yg lurus

[23:18, 18/06/2021] +60 17-952 6354: ۚ ‫ق اللَّـ ِه‬ ِ ‫يل لِخَ ْل‬ ْ ِ‫ك لِلدِّي ِن َحنِيفًا ۚ ف‬
َ َّ‫ط َر‌تَ اللَّـ ِه الَّتِي فَطَ َ‌ر الن‬
َ ‫اس َعلَ ْيهَا ۚ اَل تَ ْب ِد‬ َ َ‫فَأَقِ ْ>م َوجْ ه‬
َ ْ ٰ
ِ َّ‫ك الدِّينُ القَيِّ ُم َولَ ٰـ ِك َّن أ ْكثَ َ‌ر الن‬
َ‫اس اَل يَ ْعلَ ُمون‬ َ ِ‫َذل‬

َ‫صاَل ةَ َواَل تَ ُكونُوا ِمنَ ْال ُم ْش ِ‌ر ِكين‬


َّ ‫ُمنِيبِينَ إِلَ ْي ِه َواتَّقُوهُ َوأَقِي ُموا ال‬

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Agama (Allah); (Itu adalah) fitrah Allah yang Dia
telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah)
Agama yang kukuh, tetapi sebagian besar manusia tidak mengetahuinya. Dengan kembali bertaubat
kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya, serta dirikanlah shalat, dan janganlah kamu termasuk
orang-orang yang mempersekutukan Allah.”

– Q.S. Ar-Ruum [30]: 30–31


[23:19, 18/06/2021] +60 17-952 6354: Diungkapkan pada ayat di atas, bahwa langkah awal untuk
mengenali fithrah diri ini hanya bisa ditempuh dengan memasuki pintu gerbang pertaubatan,
dengan kembali kepada Allah.

Jika seorang insan itu, Allah kembalikan pada fithrah dirinya melalui proses pertaubatan, maka ia
akan mengenali qudrat diri (qudrah) yang pernah Allah kuasakan kepadanya.

Ia pun akan mengenali tujuan spesifik dari penciptaan dirinya. Ia, setelah berhasil membuka kuasa
(qudrah) Allah dalam dirinya, dikatakan sebagai orang yang telah mengenal dirinya (ia mengenal
siapa dirinya sesungguhnya).

[23:21, 18/06/2021] +60 17-952 6354: Q.S. Ar-Ruum [30]: 31 , di atas tadi juga mengatakan bahwa
sekukuh-kukuhnya ad-Diin (diinul qayyim) dalam diri insan itu akan dapat terbangun ketika insan itu
telah mengenali fithrah dirinya.

Ia akan mulai beragama sesuai dengan jati dirinya, dan hidup dan menapak pada jalan lurusnya
sendiri, shirat Al-Mustaqim-nya, sebuah jalan hidup spesifik yang telah Allah ciptakan untuk dirinya
sendiri sebagai jalan pengabdiannya kepada Allah yang khusus untuk dirinya.

Setiap insan sesungguhnya memiliki shirath al-Mustaqim-nya sendiri-sendiri, sebagaimana kerap


dikatakan oleh para ahli hikmah, bahwa “jalan menuju Allah ada sebanyak jumlah nafs (jiwa)
manusia.”

[23:21, 18/06/2021] +60 13-712 7606: Apa saja yang selaras dan sejajar dengan Al Quran dan hadis
adalah merupakan pendekatan yang tetap relevan.

[23:22, 18/06/2021] +60 17-952 6354: Boleh teruskan ke dgn teks sirat ni sifu

[23:22, 18/06/2021] +60 17-952 6354: Atau sifu la lanjut

[23:23, 18/06/2021] +60 13-712 7606: Boleh untuk group ni

[23:23, 18/06/2021] +60 17-952 6354: Ok sy bawa teks nya

[23:24, 18/06/2021] +60 17-952 6354: Orang yang berada di atas Shirath Al Mustaqiim dijaga oleh
Allah Ta’ala dari mengarah kepada kesalahan, dimana penjagaannya bagaikan dipegangnya ubun-
ubun binatang melata. (lihat Q.S 11:56). Dan sesungguhnya Allah Ta’ala yang menjaga Shiraath Al
Mustaqiim (lihat Q.S 15:41).

[23:24, 18/06/2021] +60 17-952 6354: Dengan menjalankan misi hidupnya kita masing-masing , kita
pun menapak secara hakiki di atas shirath al-Mustaqim.

Dengan demikian, kita pun akan mengenal Rabb kita kerana Rabb ada di atas shirath al-Mustaqim
masing-masing.

[23:24, 18/06/2021] +60 17-952 6354: ‫‌اط ُّم ْستَقِ ٍيم‬ ِ ‫َّن َ‌ربِّي َعلَ ٰى‬
ٍ ‫ص َر‬
Sesungguhnya Rabb-ku di atas shirath al-Mustaqim. – Q.S. Huud [11]: 56

[23:24, 18/06/2021] +60 17-952 6354: Sebagai hamba yang dituntun Allah setiap saat, maka kita pun
telah melangkah di atas shirath al-Mustaqim, dan ad-Diin pun telah kukuh dalam diri kita. Dan kita
telah meraih ke-taqwa-an yang hakiki.

[23:24, 18/06/2021] +60 17-952 6354: Itulah sebenarnya “misi hidup”: iaitu mengenali kadar-kadar
diri dan qudrah diri, kembali kepada fithrah diri, membuka kuasa Allah (qudrah Allah) yang disimpan-
Nya di dalam jiwa kita, lalu mengabdi hanya kepada-Nya secara spesifik, menjalankan fungsi
penciptaan masing-masing, dengan menjalankan petunjuk dan tuntunan-Nya melalui qalb dalam
diri, untuk memakmurkan alam semesta sebagai khalifah Allah di muka bumi pada bidang masing-
masing.

[23:24, 18/06/2021] +60 17-952 6354: Kunci misi hidup adalah adanya proses taubat dan qalb yang
suci. Seseorang hanya akan dapat mengenal kadar dirinya yang sesuai tujuan penciptaannya secara
hakiki dengan melalui proses per-taubat-an.

Seiring dengan meningkatnya kadar kesucian hati dan cahaya imannya, ia akan semakin mengenali
tujuan penciptaannya dengan dituntun oleh Allah Ta'ala, dan hidupnya disusun oleh Allah Ta'ala
(agar ia berfungsi sesuai tujuan penciptaannya).

[23:24, 18/06/2021] +60 17-952 6354: Penghujung pencapaian misi hidup adalah menjadi hamba
Allah Ta'ala yang berfungsi sebagai khalifah Allah, 'wakil' Allah untuk memakmurkan alam semesta,
dalam kadar diri masing-masing.

Seseorang yang ada dalam misi hidupnya sepenuhnya tunduk pada pengaturan Allah Ta'ala dalam
menjalankan tugasnya, dan sama sekali bukan berdasarkan kehendak maupun kesenangannya
sendiri. Meskipun begitu, ia akan sangat bahagia, bersyukur dan menikmati apa yang dia lakukan
dalam melaksanakan tugasnya itu, karena Allah ‘mengokohkan pijakannya’ pada bidangnya itu. Ia
akan menjadi yang terbaik pada bidang tersebut.

[23:24, 18/06/2021] +60 17-952 6354: Tujuan menemukan misi hidup adalah pengabdian: ia
berupaya menolong Allah Ta’ala agar ditolong-Nya. Ia ingin ditolong Allah, baik di kehidupan ini
maupun di kehidupan di alam-alam berikutnya kelak.

Kebahagiaan hidup dan ketenangan hati hanya merupakan implikasi dari apa yang ditujunya, sebagai
anugerah dari Allah Ta’ala.

[23:28, 18/06/2021] +60 17-952 6354: Muhammad 47:7

‫ِّت أَ ْقدَا َم ُك ْم‬ ُ ‫ٰيَٓأَيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءا َمنُ ٓوا إِن تَن‬
ْ ‫صرُوا ٱهَّلل َ يَنصُرْ ُك ْم َويُثَب‬
Wahai orang-orang yang beriman, kalau kamu membela (ugama) Allah nescaya Allah membela kamu
(untuk mencapai kemenangan) dan meneguhkan tapak pendirian kamu.

[23:28, 18/06/2021] +60 17-952 6354: Pada tafsir di atas, kalau kamu membela ugama Allah.

Apakah Allah lemah sehingga perlu dibela?

[23:28, 18/06/2021] +60 17-952 6354: Ini smbungannya

[23:28, 18/06/2021] +60 17-952 6354: Ada nak cuba

[23:29, 18/06/2021] +60 17-952 6354: Apakah Allah lemah sehingga perlu dibela?

[23:31, 18/06/2021] +60 17-323 1619: Pada tafsirnya nampak kamu / kita yg membela agama Allah
tp pd hakikatnya Allah yg Maha kuasa dengan qudrat dan iradatnya dia yg berkehendak kamu yg
membela agama itu.. harap betulkan kalau salah

[23:32, 18/06/2021] +60 16-368 0820: Sambungan dari hal sirath...

[23:32, 18/06/2021] +60 17-952 6354: Jadi, kita harus berjuang menemukan qudrah diri demi untuk
menegakkan add diin di atas Shiratim-Mustaqim.

Makna ayat itu begini....

Wahai orang-orang yg beriman, jika kamu memperjuangkan di jalan Allah, maka allah akan
memperjuangkan dan mengukuhkan tapak pendirianmu.

Di mana tapak pendirian kita?

Di shirath al-Mustaqim.

[23:33, 18/06/2021] +60 17-952 6354: Nah sekarang sdh jelas kan

[23:33, 18/06/2021] +60 17-952 6354: Yg diawal ini

[23:33, 18/06/2021] +60 17-952 6354: Sdh nampak kan apa itu sirath

[12:06, 11/07/2021] +60 16-368 0820: Tujuan dari toharah/ membersihkan atas qalb adalah

terbuka baginya kebesaran dan keagungan Allah Ta’ala.

Karna hati itu adalah wadah pengetahuan marifat

Maka idaklah bertempat pengetahuan mengenal Allah dengan sebenarnya pada jiwa, selama belum
berangkat daripadanya segala sesuatu selain Allah.

“Katakan: yang menurunkan itu Allah. Kemudian biarkanlah mereka main-main dengan pecakapan
kosongnya”. S 6 Al An’aam ayat 91.
Karena keduanya itu tidak dapat berkumpul di dalam hati. “Allah tidak menjadikan seseorang
mempunyai 2 hati di dalam dadannya”. S 33 Al Ahzab ayat 4.

amalan hati, selain memberihkan maka tujuannya yang terakhir ialah membangunnya dengan budi
pekerti yang terpuji dan keyakinan yang disuruh agama

َ ‫﴾ َربِّ ٱ ْش َرحْ لِى‬


[12:44, 11/07/2021] +60 17-323 1619: ٢٥﴿ ‫ص ْد ِرى‬

"Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku,"

(Q.S.20:25)

via Al-Qur'an Al-Hadi

Download di sini : http://bit.ly/download-alhadi-android

[12:44, 11/07/2021] +60 17-323 1619: ٢٦﴿ ‫﴾ َويَسِّرْ لِ ٓى أَ ْم ِرى‬

"dan mudahkanlah untukku urusanku,"

(Q.S.20:26)

via Al-Qur'an Al-Hadi

Download di sini : http://bit.ly/download-alhadi-android

[20:19, 11/07/2021] +60 16-368 0820: ALLAH MENGASIHI ORANG-ORANG YANG BERTAUBAT.

Suatu ketika, sebagaimana dikisahkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim,
Rasulullah pernah berkisah pada para sahabatnya yang mulia. Beliau menyampaikan sebuah kisah
tentang seorang yang sedang melakukan perjalanan menyeberangi gurun pasir yang tak terlihat
hujungnya, diterpa matahari terik, dan tak ada apa pun selain pasir kekuningan. Seluruh
perbekalannya dan perlengkapannya diletakkannya di atas untanya.
Ketika malam tiba, gurun itu begitu dingin dengan angin kencang yang menusuk tulang. Ia harus
berbaring di dekat untanya ketika tidur, agar tetap hangat dan terlindung dari angin kencang
berpasir.

Suatu petang, ia sampai ke sebuah pohon kecil di tengah gurun. Di sana, di bawah pohon, ia jatuh …

[08:31, 12/07/2021] +60 19-715 1594: Rasulullah Shallallahu alaihi wasalam bersabda :
ْ ‫ب ُم ِس ْي ُء اللَّ ْي ِل َحتَّى ت‬
‫َطلُ َع ال َّش ْمسُ ِم ْن َم ْغ ِربِهَا ” ( رواه مسلم‬ ِ َ‫ َويَ ْب ُسطُ يَ َدهُ بِالنَّه‬، ‫ار‬
َ ْ‫ار لِيَتُو‬ ِ َ‫ْي ُء النَّه‬ َ ْ‫إِ َّن هللاَ تَ َعالَى يَ ْب ُسطُ يَ َدهُ بِاللَّي ِْل لِيَتُو‬
ْ ‫ب ُمس‬
)

“ Sesungguhnya Allah ta’ala membuka tangan-Nya dimalam hari untuk menerima taubat orang-
orang yang berdosa di siang hari, dan membuka tangan-Nya di siang hari untuk menerima taubat
orang-orang yang berdosa di malam hari sampai matahari terbit dari barat “. (H.R. Muslim).

[08:36, 12/07/2021] +60 19-715 1594: Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah
dengan taubat nasuha, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan
memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai,

QS At-Tahrim [66]: 8,

Dari Abu Dzarr ra., bahwasanya telah bersabda Rasulullah Muhammad saw:

"Sesungguhnya tidak ada yang lebih utama bagi kalian untuk kembali (taubat, taqarrub) kepada Allah
melainkan dengan sesuatu yang keluar dari-Nya, yakni Al-Qur'an."

(HR. Hakim)

Kunci misi hidup adalah adanya proses taubat dan qalb yang suci. Seseorang hanya akan dapat
mengenal kadar dirinya yang sesuai tujuan penciptaannya secara hakiki dengan melalui proses per-
taubat-an.

Seiring dengan meningkatnya kadar kesucian hati dan cahaya imannya, ia akan semakin mengenali
tujuan penciptaannya dengan dituntun oleh Allah Ta'ala, dan hidupnya disusun oleh Allah Ta'ala
(agar ia berfungsi sesuai tujuan penciptaannya).

SH

[08:45, 12/07/2021] +60 19-715 1594: 7. BILAKAH MEMULAKAN TAUBAT?


Apa pun situasi dan kondisi kita hari ini, di situlah Allah meletakkan kita. Kita ada dalam kondisi kita
hari ini sesungguhnya kita ada di dalamnya dengan seizin Allah.

Dengan cara itulah, dengan segala kerumitan, kebingungan, keterbatasan dan ketidakmampuan kita
se agai hamba.

Dia membuat hati kita menoleh kepada-Nya. Jika kita diletakkan-Nya terus dalam kelapangan,
mungkinkah hati kita mengharapkan-Nya?

Tidak. Allah Maha Melapangkan dan Maha Menyempitkan, agar kita menoleh kepada-Nya. Di setiap
situasi dan kondisi kita saat ini, sesungguhnya di sanalah Allah meletakkan sebuah tangga untuk
menuju-Nya.

Bertaubat tidak berdasarkan angan-angan: 'saya akan bertaubat nanti setelah waktu lapang, setelah
tua, setelah anak-anak dewasa, atau setelah kaya'.

Allah meletakkan rasa itu di dalam hati kita semua saat ini, tidak kira apapun kondisi kita. Siapa yang
menjamin bahwa kita masih hidup kelak ketika waktu lapang, ketika tua, atau setelah kaya?

Kita bahkan belum tentu mencapai pagi nanti dengan masih bernafas.

Terlalu banyak dosa?

Tidak menjadi masalah. Justru Allah ingin menyampaikan ampunan-Nya, karena Dia sangat suka
memaafkan.

Jika tidak memiliki dosa, justru kita tidak akan memiliki keinginan untuk bertaubat. Kefakiran kita
terhadap Allah Ta’ala tidak akan tumbuh, kenapa?

Kerana kita tidak merasa memerlukan ampunan-Nya.

SH

Anda mungkin juga menyukai