Oleh
NIM : 859763156
NIM : 859763156
Pokjar : konawe
UPBJJ-UT : kendari
Laporan ini telah diterima dan disahkan oleh tutor mata kuliah Pembelajaran
Hari :
Tanggal :
Sebagai persyaratan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan
Program S1 PGSD Kabupaten Konawe UPBJJ-UT kendari Tahun Akademik 2021.2
NIP.
Mengesahkan,
Kepala UPBJJ-UT kendari
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan kepemudaan adalah program pendidikan yang susunan utamanya adalah pemuda
yang enerjik dan produktif. Generasi yang kreatif bukan generasi plagiat yang mengubah hasil karya
orang lain demi kepentingannya sendiri. Oleh sebab itu penting kiranya kita sebagai pemuda ikut serta
mengisi kemerdekaan ini walau tanpa bela bangsa tapi kita isi dengan kegiatan positif berstandar
Aset utama pembangunan bangsa adalah pemuda, dipundak dan ditangan mereka beban
pembangunan dibebankan, oleh karena itu hidup matinya suatu bangsa tergantung dari pemudanya.
Kita lihat banyak pemakai narkoba maupun ephoria sex bebas kebanyakan dari para pemuda pelakunya.
Untuk itu diperlukan konsep yang segar agar dapat menggerakkan motivasi dan kreativitas pemuda
untuk lebih maju dalam artian kepada hal yang lebih positif.
Sehinggga ditemukan konsep yang benar-benar segar maka motivasi pemuda tergerak secara
otomatis menuju sesuatu yang berguna bagi kemajuan daerah. Dan karena hal itu penulis mengadakan
praktek pembinaan kepemudaan lewat pelatihan membuat “Bakso”. Praktik pembianan pemuda ini
kami selenggarakan bekarjasama dengan lembaga kepemudaan yang ada di Desa puday
Apabila lembaga kepemudaan di Desa puday dikelola dan dikembangkan dengan baik, maka
akan menghasilkan sesuatu yang berguna untuk kemajuan daerah. Untuk mengoptimalkan lembaga
kepemudaan di desa, kami selaku praktikan mengadakan pembinaan kepemudaan lewat pelatihan
membuat “Bakso”, adapun tempat yang digunakan untuk pelatihan membuat “Bakso” di Desa puday
Kecamatan Wonggeduku.
Setelah pelatihan selesai diharapkan warga belajar dapat meningkatkan potensi dan
wirausahawan, kepeloporan, dan kepemimpinan dalam pembangunan dengan modal yang relatif sedikit
dengan memanfaatkan sesuatu yang ada di sekitar secara maksimal dan memadai.
Pelatihan ini paling tidak bisa memberikan ketampilan dan pengetahuan kepada warga belajar
agar dapat :
Alasan pemilihan lokasi dan jenis Pelatihan Kepemudaan membuat bakso adalah dikarenakan
Desa puday menyimpan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) usia produktif yang sangat banyak dan
belum bekerja.
Manfaat yang dapat dipetik dari pelatihan ketrampilan ini dalam jangka panjang bisa
memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan keluarga, membangun desa dan negara pada
BAB II
PELAKSANAAN PROGRAM
Status
Tamatan
Perkawinan Sosial
No Nama L/P Usia Blm. Ekonomi
kawi Ortu
SD SMP SMA Kawi
n
n
1. Defi P 21 - - √ √ - Pedagang
2. Dion L 22 - - √ √ - Pedagang
4. Nur P 25 - - √ - √ Pedagang
5. Saiful L 23 - - √ √ - Tani
6. Mia P 22 - - √ √ - Tani
7. Bella P 20 - - √ √ - Tani
Praktik pembinaan program kepemudaan dilaksanakan di salah satu rumah warga belajar yaitu
2021, pada pukul 13.00 WIB sampai selesai. Dengan alokasi waktu adalah sebagai berikut:
Perte-
No Hari/Tanggal Tempat Materi Waktu
muan
Perte- Hari/Tangg
No Tempat Materi Waktu
muan al
a. Bahan – bahan:
½ kg daging sapi
Pisau cincang
Landasan kayu
Panci
Kompor
Pisau kecil
sendok
baskom
cincang daging dengan menggunakan pisau cincang yang tajam di atas landasan kayu.
Semua bumbu-bumbu (bawang putih, merica, dan garam serta bawang merah)
Campurkan tepung tepung tapioka sebagai bahan penambah ke dalam adonan daging
cincang, sambil diaduk ditambahkan air secukupnya sampai adonan bercampur merata.
Lakukan pencetakan adonan dalam bentuk bulat-bulat dengan memakai sendok sambil
Tunggu beberapa menit sampai bulatan bakso itu matang, yaitu tampak pada waktu
bulatan tersebut mengapung diatas air. Setelah itu, barulah bakso diangkat dan
ditiriskan.
Perte- Hari/
No Tempat Materi Waktu
muan Tanggal
BAB III
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1. 3 3 3 2 11
2. 1 1 1 2 5
3. 2 3 3 2 10
4. 2 2 2 2 8
5. 1 1 1 1 4
6. 3 3 3 2 11
7. 1 1 2 1 5
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1. Dian A. 3 3 3 3 12
2. Danu Wardoyo 2 2 2 2 8
3. Nisa Arum 3 3 3 3 12
4. Nurlaili 3 2 3 2 10
5. Saiful Anam 1 2 2 1 6
6. Mia Dinata 3 3 3 3 12
7. Bela Citra S. 2 2 2 2 8
2. Bisa bekerjasama
3. Senang membantu teman
Skor nilai: 1. X 10 = 10 7. X 10 = 5
2. X 10 = 9,2 8. X 10 = 4,2
3. X 10 = 8,3 9. X 10 = 3,3
Nilai Akhir = X 10
Skor /
Praktik Praktik Nilai
No. Nama Jumlah rata- Keterangan
I II Akhir
rata
3.3 Pembahasan
Menurut hasil pengamatan praktikan dengan melalui demonstrasi warga belajar tentang cara
1. Dian A.
Dapat menerima dan memahami serta mengerti cara membuat bakso dan cepat
mempraktekkannya dengan benar meskipun kerjanya kurang teliti. Tetapi hasil yang diperoleh dari
Dalam menerima praktek mudah memahami dan mengerti namun keaktifan kerja masih kurang
sehingga hasil yang diperoleh dari pengolahannya belum bisa mencapai hasil yang diharapkan namun
kerjanya baik.
3. Nisa Arum
Dapat menerima dan memahami serta mengerti meskipun keaktifan kurang membantu. Dengan
keberanian dan kerjasamanya yang tinggi dapat mempraktekkan dengan membuat tape ketela
4. Nurlaili
Dalam menerima bimbingan sangat aktif, namun dalam kerjasama masih kurang aktif, sehingga
dalam menyerap hasil praktek belum begitu berhasil, sehingga pembuatan tape ketela kurang benar
5. Saiful Anam
Dalam menerima bimbingan masih kurang memahami, keaktifan kerja masih kurang, walaupun
dalam melaksanakan kerjasama sangat baik. Tetapi dalam menyerap penjelasan dari praktek masih
sangat kurang sehingga hasil yang dicapai dalam pembuatan bakso masih kurang.
6. Mia Dinata
Dalam menerima bimbingan mudah mengerti juga aktif mengikuti bimbingan serta kerjasama
juga menunjang. Namun dalam hal hasil masih memerlukan dua kali praktek. Tapi pada akhirnya dapat
7. Bela Citra S.
Dapat menerima dan memahami, mengerti dan dapat menyerap dengan cepat serta
Cara merespon / cara mempraktekkan petunjuk yang diberikan dan antusiasme untuk datan
mengikuti kegiatan 7 pemuda yang dibina:
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Pemuda merupakan aset berharga bagi pembangunan suatu bangsa yang keberadaannya perlu
mendapat apresiasi dan perhatian lebih dari semua pihak agar bisa menjadi daya guna bagi
pembangunan bangsa dan negara. Untuk itulah diperlukan suatu konsep, tatanan, dan wadah yang
tepat guna menumbuh kembangkan minat, bakat, motivasi dan juga kreatifitas pemuda.
Salah satu bentuk kegiatan positif untuk menumbuahkan kreatifitas tersebut adalah berupa
pembekalan ketrampilan hidup yaitu pelatihan kepemudaan yang dalam hal ini pelatihan membuat
bakso. Pelatihan ketampilan membuat bakso yang kami selenggarakan di Desa Watuagung Kecamatan
Watulimo Kabupaten Trenggalek diikuti oleh tujuh (7) pemuda atau disebut sebagai Warga Belajar(WB).
kendala yang berarti karena warga belajar yang sangat antusias dan bersemangat dalam mengikuti
pelatihan, serta peran serta Bapak Kepala Desa beserta perangkat Desa yang sangat proaktif, disamping
4.2 Saran
mencari lapangan kerja baru, tingginya angka pengaanguran usia produktif bisa jadi ketrampilan
membuat bakso ini merupakan win-win solution dari peliknya permasalahan ekonomi dan
Oleh karena itu dalam diharapkan warga belajar tidak patah semangat dan dapat
menekuni serta menyukai apa yang sudah dimiliki saat ini berupa ketrampilan, kemampuan dan
keahlian yang nantinya dapat dikembangkan dan ditularkan pada orang lain dengan hati yang
tulus dan iklas guna membangun desa tercinta kearah yang lebih baik serta ikut mensukseskan
gerakan kembali ke desa yang sudah digaungkan pemerintah sejak beberapa tahun yang lalu.
Kemampuan dan ketrampilan yang dimiliki hendaknya terus ditingkatkan dan ditularkan
pada orang lain sehingga nantinya bermanfaat baik bagi dirinya sendiri maupun juga bermanfaat
Salah organisasi kepemudaan yang ada di Desa Watuagung adalah Karang Taruna.
Keberadaan organisasi yang dalam hal ini sebagai wadah bagi para pemuda yang ada di Desa
Watuagung jangan hanya sebatas Organisatoris, tetapi juga merupakan organisasi yang mampu
Diharapkan kepada Kepala Desa sebagai pemegang otoritas tertinggi di desa beserta
Karang Taruna sehingga nantinya mampu menjadi sebuah organisasi kebanggaan bagi pemuda
di Desa Watuagung.
Kegiatan kepemudaan semacam ini perlu mendapat porsi lebih dari desa berupa pemberian
stimulus, baik yang berkaitan dengan dana maupun stimulus berupa motivasi serta kerjasama dengan
kementerian UKM (Usaha Kecil dan Menengah) di tingkat Kabupaten Trenggalek guna pengembangan
kepada para pemuda guna memajukan desanya dan meningkatkan taraf hidup keluarga serta
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah , 2002, Pendekatan Konstektual (Contextual
Teacing and Learning), Jakarta.