Anda di halaman 1dari 19

Sistem Ekonomi Islam

(Asas dan Kaedah Umum)


Tim Dosen
Prodi Ilmu Ekonomi dan Keuangan Islam

Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis


Universitas Pendidikan Indonesia
Table of Contents
Pilar-Pilar Ekonomi Islam:

01 Kepemilikan (Individu, Umum,


Negara)

Pilar-Pilar Ekonomi Islam:

02 Pemanfaatan Kepemilikan (Halal,


Sunnah, Mubah, Makruh, Haram,
Israf, Risywah, Tabdzir, dst)
Manusia diperbolehkan untuk memiliki harta Pilar-pilar ekonomi Islam:
kekayaan yang sekaligus berfungsi sebagai solusi
terhadap problem yang mendasar dari ekonomi yaitu
problem distribusi harta kekayaan yang ada di tengah- Kepemilikan (al-milkiyah)
tengah manusia.

Agar manusia benar-benar tertib dan teratur dalam Pemanfaatan Kepemilikan (at-tasarruf fil-milkiyah)
penguasaannya terhadap harta kekayaan yang ada di
muka bumi ini, maka Allah SWT telah memberi aturan
kepada manusia secara berlapis-lapis yang disebut
Distribusi harta kekayaan di tengah manusia (tauzi’u
sebagai pilar-pilar ekonomi Islam.
tsarwah baynan-nas)

Sistem Ekonomi Islam


Pilar-Pilar Ekonomi Islam:
Kepemilikan (Individu, Umum, Negara)
Kepemilikan Individu
(Milkiyah Fardiyah)
Kepemilikan individu merupakan hukum syariat yang
berlaku bagi zat atau manfaat tertentu, yang
memungkinkan bagi yang memperolehnya untuk
memanfaatkannya secara langsung atau mengambil
kompensasi (‘iwad) dari barang tersebut

atau dengan kata lain,

Kepemilikan individu (milkiyah fardhiah) adalah izin syariat


pada individu untuk memanfaatkan suatu barang melalui
sebab kepemilikan (asbabut-tamalluk)
Sebab-Sebab Kepemilikan
(Asbabut-Tamalluk)
Sebab-sebab kepemilikan individu merupakan sebab pertama seseorang dalam memiliki harta, tanpa menggunakan harta yang
dimiliki sebelumnya (hanya menggunakan tenaga, pikiran, dan kemampuan atau hanya diberi orang lain tanpa kompensasi.

Sebab-Sebab
Kepemilikan:

Harta yang diperoleh tanpa


Kebutuhan harta untuk Pemberian harta negara
Bekerja Waris kompensasi tenaga dan
menyambung hidup kepada rakyat
harta
Sebab-Sebab Kepemilikan:

Bekerja
Menghidupkan tanah mati (ihya’u
al-mawat) 01 Mudharabah
05 Kerjasama antara dua pihak
(sebagai pemodal dan pekerja)

Menggali kandungan bumi dalam 02


kategori jumlah terbatas
Pekerjaan Musaqah
yang 06 Pembayaran dari hasil panen kepada orang
dihalalkan yang merawat pepohonannya
Berburu
baik untuk buruan di darat maupun di 03
laut

Ijarah
07 Transaksi jasa tertentu yang disertai
Samsarah (makelar)
kompensasi (upah)
Orang yang bekerja untuk orang lain 04
untuk menjual/membeli
Sebab-Sebab Kepemilikan:

Waris Penetapan waris didasarkan pada nash Qur’an yang qat’I, bersifat taufiqi dan tidak
disertai dengan illat

Bila tidak mampu bekerja (sakit, cacat, terlalu tua), maka nafkahnya
Kebutuhan Harta untuk ditanggung oleh ahli warisnya. Jika tidak ada, maka dibebankan kepada
Menyambung Hidup negara

Pemberian Harta Negara Diambil dari Baitul Mal untuk memenuhi kebutuhan hidup atau
untuk memanfaatkan kepemilikan rakyat (misal: modal untuk
Kepada Rakyat menggarap sawah)

Harta yang Diperoleh Tanpa Hibah, hadiah, wasiat, mahar, diyat, luqatah
Kompensasi Harta atau (barang temuan), maupun santunan dari
negara
Tenaga
Kepemilikan Umum
Definisi:
(Milkiyah ‘Amah)
Kepemilikan umum adalah izin Syariat
kepada masyarakat untuk bersama-sama memanfaatkan
suatu benda.

Jenis-jenis Kepemilikan Umum:

Barang Kebutuhan Umum:


(1) Sumber daya air, (2) sumber daya hutan, padang rumput, (3)
Sumber daya energi: minyak bumi, gas, batu bara, uranium

Barang Tambang Besar:


Tambang emas, perak, tembaga, nikel, bauksit, bijih besi, timah,
kuarsa

Sumber Daya Alam, yang sifat pembentukannya menghalangi


untuk dimiliki individu:
Jalan, jembatan, sungai, danau, gunung, bukit,
laut, pantai
Kepemilikan Negara
(Milkiyah Daulah)
Kepemilikan Negara adalah izin Syariat atas setiap harta yang hak pemanfaatannya
berada di tangan khalifah sebagai kepala negara.

Jizyah Kharaj
Hak yang dikenakan atas lahan tanah yang telah
Hak yang diberikan Allah SWT kepada kaum Muslimin
dari orang-orang kafir karena ada ketundukan pada
1 4 dirampas dari tangan kaum Kuffar, baik dengan perang
pemerintahan Islam atau damai

Ghanimah (harta rampasan perang) ‘Usyur


Hak yang diberikan Allah SWT kepada kaum 2 5 Tanah jazirah Arab dan negeri-negeri yang penduduknya
Muslimin dari kaum Kuffar dengan jalan perang memeluk Islam tanpa peperangan

Fa’i Khumus (Seperlima) Rikaz (harta temuan)


Hak yang diberikan Allah SWT kepada kaum Muslimin 3 6 Bagian harta yang wajib dikeluarkan sebagai zakat
dari kaum Kuffar tanpa melalui peperangan sebesar seperlima dari harta yang ditemukan dari
penggalian kandungan bumi
Pilar-Pilar Ekonomi Islam:
Pemanfaatan Kepemilikan (Halal, Sunnah, Mubah, Makruh,
Haram, Israf, Risywah, Tabdzir, dst)
Pemanfaatan Kepemilikan
(At-Tasharruf Fil-Milkiyah)
Pemanfaatan Kepemilikan adalah sekumupulan tata cara hukum syariat bagi seorang Muslim
dalam memanfaatkan harta yang dimilikinya

Penggunaan Harta yang Dihalalkan


Penggunaan Kepemilikan
(Infaqul-Maal) Penggunaan Harta yang Diharamkan

Pengembangan kepemilikan yang


Dihalalkan
Pengembangan Kepemilikan
(Tanmiyatul Milkiyah) Pengembangan kepemilikan yang
Diharamkan

www.free-powerpoint-templates-design.com
Penggunaan Kepemilikan
(Infaqul-Maal) (1/2)
Definisi
Mubah Penggunaan kepemilikan adalah
Pembelanjaan harta oleh manusia untuk berbagai
membelanjakan harta yang telah dimiliki secara
keperluan hidup yang dibolehkan oleh Allah SWT.
sah untuk keperluan yang bersifat konsumtif
Contoh: Belanja kebutuhan hidup (makanan, pakaian, dll)
1
Wajib
Pembelanjaan harta yang harus dikeluarkan. 2
Contoh: nafkah, zakat

Sunnah
Pembelanjaan harta yang sangat dianjurkan untuk 3
dikeluarkan. Penggunaan
Contoh: shodaqoh
Harta
YANG DIHALALKAN
Makruh
Pembelanjaan harta yang dianjurkan untuk tidak
4
dikeluarkan.
Contoh: boros (idho’atul maal)
Penggunaan Kepemilikan
(Infaqul-Maal) (2/2)

Israf dan Tadzbir


Israf dan tadzbir adalah perbuatan boros, yang hukumnya
haram adalah membelanjakan hartanya untuk perkara yang
diharamkan oleh Allah.
Contoh: membeli minuman keras, menyuap (risywah),
membayar layanan prostitusi Tarif
Tarif adalah bermewah-mewah atau berfoya-foya
dengan membelanjakan hartanya untuk
Taqtir penyalahgunaan nikmat, berbuat maksiat, sombong,
dan membangkang kepada Allah karena banyaknya
Taqtir atau bakhil adalah perbuatan kikir karena tidak nikmat yang diterimanya
mau menafkahkan hartanya untuk keperluan yang haq.
Contoh: tidak menafkahi anak dan istri, tidak mau
membayar zakat

Penggunaan
Harta
YANG DIHARAMKAN
Pengembangan Kepemilikan
(Tanmiyatul-Milkiyah) (1/2)

Industri (manufaktur)
Pertanian Industri merupakan hak milik individu.
Bidang pertanian yang diatur oleh Islam Ketentuan Islam yang berkaitan dengan
menyangkut hukum-hukum tanah, ketentuan industri mengikuti barang yang
mengelola tanah, dan larangan menyewakan diproduksinya
lahan pertanian

Syirkah
Perdagangan
Transaksi dua orang atau lebih, kedua
Perdagangan yang halal menurut syara’ yaitu jual belah pihak sepakat untuk melakukan
beli, hukumnya mubah kerja dan bertujuan untuk mendapatkan
keuntungan

Pengembangan Kepemilikan yang DIHALALKAN


Ada pihak yang memberikan
hartanya dan pihak lain tenaganya,
keuntungan dibagi sesuai
kesepakatan

Syirkah antara dua orang atau lebih


dengan badan, tanpa harta dari Syirkah Syirkah antara dua badan dengan
mereka Mudharabah modal dari pihak di luar kedua
badan tersebut
Syirkah Syirkah
Abdan Wujuh

Syirkah antara dua badan Syirkah diantara dua bentuk


dengan harta masing- Syirkah Syirkah syirkah sebagai gabungan
masing Inan Mufawadah bentuk semua syirkah

Bentuk-bentuk
Syirkah
Pengembangan Kepemilikan
(Tanmiyatul-Milkiyah) (2/2)

05 Penipuan (Gabdn)
Riba dalam utang-piutang (riba
nasi’ah) 01
06 Penipuan (tadlis) dalam jual beli

Riba dalam jual beli (riba fadhal) dan


02 07 Menyewakan lahan pertanian
Valuta Asing (Valas)

08 Pengembangan industri yang haram


Perjudian 03
Pengembangan perseroan (Syirkah) dengan
Penimbunan (ihtikar) 04 09 Model Kapitalis

Pengembangan Kepemilikan yang DIHARAMKAN


Referensi
Al-Maliki, Abdurrahman. (2009 : Bab 8). Politik Ekonomi Islam. Bogor: Al-Azhar Press.
An Nabhani, Taqiyuddin. (2010 : Bab 1-3). Sistem Ekonomi Islam. Jakarta: HTI Press.
Rivai, Veithzal; Buchari, Andi. (2009 : Bab 7 dan 10). Islamic Economics: Ekonomi Syariah Bukan Opsi, Tetapi Solusi.
Jakarta : Bumi Aksara.
Rozalinda. (2014 : Bab 2). Ekonomi Islam Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi. Jakarta : PT RajaGrafindo
Persada.
Triono, Dwi Condro. (2014 : Bab 15, 16 dan 17). Ekonomi Islam Madzhab Hamfara Jilid 1. Yogyakarta: Irtikaz.
Yusanto, M. Ismail; Yunus, M. Arif. (2009 : Bab 7 dan 8). Pengantar Ekonomi Islam. Bogor: Al-Azhar Press.
Alhamdulillah
Thank You!
Ieki@upi.edu

Anda mungkin juga menyukai