Anda di halaman 1dari 6

Accelerat ing t he world's research.

Pembuatan Pupuk Organik Cair


Menggunakan
nugroho putro

Related papers Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA DENGAN PENAM…
andina dwi, Mut hia Elma

Laporan Prakt ikum Pembuat an pupuk cair


Mit ha Arwandi

GAMBARAN PERCOBAAN PENAMBAHAN EM-4 DAN AIR CUCIAN BERAS T ERHADAP KECEPATAN PROSE…
Surahma Mulasari
PROSIDING SNTK TOPI 2012 ISSN. 1907 - 0500
Pekanbaru, 11 Juli 2012

Pembuatan Pupuk Organik Cair Menggunakan


Bioaktivator Biosca dan EM4

Elmi Sundari, Ellyta Sari, Riko Rinaldo


Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri Universitas Bung Hatta
Jl. Gajah Mada 19 Gunung Pangilun Padang - 25143
Telp. (0751) 7054257 , fax. (0751) 7051341,
elmisundari@yahoo.com

Abstrak
Sampah organik selain dapat dijadikan pupuk padat juga dapat dijadikan sebagai pupuk cair.
Pembuatan pupuk cair dapat dipercepat dengan menggunakan bioaktivator. Penelitian ini bertujuan
mempelajari jenis aktivator dan konsentrasi larutan gula dalam percepatan pembuatan pupuk cair.
Tujuan ini akan ditelusuri dengan menvariasikan 2 jenis bioaktivator (EM4 dan Biosca) dan
konsentrasi larutan gula (40 %, 60 % dan 80 %). Sampah organik yang digunakan berasal dari sisa
sayuran dari pasar dan rumah tangga. Pembuatan pupuk cair ini menggunakan teknologi fermentasi
dengan proses aerob pada tekanan atmosfir dan waktu tinggal 21 hari. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa bioaktivator Biosca dan larutan gula dengan konsentrasi 80 % menghasilkan pupuk cair yang
sesuai dengan SNI.

Kata kunci: Bioaktivator, Fermentasi, Pupuk Organik Cair, Sampah Organik.

1 Pendahuluan Produk tersebut antara lain beberapa spesies


mikroorganisme pengurai materi organik yang telah
Dibandingkan pupuk organik padat, pupuk organik diisolasi dan dioptimasi, dikemas dalam berbagai bentuk
cair masih sedikit terdapat dipasaran. Menurut dan terdapat pada keadaan inaktif, seperti Effective
Simamora,dkk(2005). Pupuk organik cair adalah pupuk Microorganism (EM4), Larutan effective
yang berasal dari hewan atau tumbuhan sudah mikroorganisme 4 (EM4) ditemukan pertama kali oleh
mengalami fermentasi. kandungan bahan kimia di prof. DR.Teruo Higa dari universitas Ryukyus Jepang.
dalamnya maksimum 5%. Peneliti lainnya, Hadisuwitu Adapun penerapanya di Indonesia banyak dibantu oleh
(2007) mengatakan bahwa pupuk organik cair adalah Ir.Gede Ngurah Wididana,M.Sc. Larutan EM4 ini berisi
larutan dari pembusukan bahan-bahan organik yang mikroorganisme fermentasi. Jumlah mikroorganisme
beasal dari sisa tanaman, kotoran hewan,dan manusia fermentasi didalam EM4 sangat banyak, sekitar 80
yang kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur. genus. Dari sekian banyak mikroorganisme ada lima
Jenis sampah organik yang bisa diolah menjadi golongan pokok yang menjadi komponen utama, yaitu
pupuk organik cair adalah: bakteri fotosintetik, laktobassilus sp,streptomyces sp,ragi
a. Sampah sayur baru Agen decomposer komersial lainya adalah Biosca
b. Sisa sayuran basi, tetapi harus di cuci dulu, peras lalu yang berisi mikroba yang berperan dalam penguraian
buang airnya atau dekomposisi limbah organik hingga dapat menjadi
c. Sisa nasi pupuk. Mikroba tersebut yaitu mikroba lignolitik,
d. Sisa ikan, ayam, kulit telur mikroba selulolitik, mikroba pretiolitik, mikroba
e. Sampah buah (anggur, kulit jeruk, apel dan dan lain- lipolitik, mikroba aminolitik, dan mikroba fiksasi
lain), tidak termaksud kulit buah yang keras seperti nitrogen non-simboitik. Mikroba di dalam Biosca
kulit buah salak diperoleh dari isolasi tanah lembab di hutan, akar
Proses pembuatan pupuk cair alami memakan rumput-rumputan,dan kolon sapi (indriani, 2005).
waktu enam bulan hingga setahun (tergantung bahan Pupuk yang diproses dengan penambahan Biosca
yang digunakan). Oleh karena itulah saat ini telah
 Bebas dari biji-biji tanaman liar (gulma)
mempunyai beberapa keunggulan,antara lain:
banyak dikembangkan produk bioaktifator/agen
 Bebas dari baktei patogenik,
decomposer yang diproduksi secara komersial untuk
 Mudah digunakan, dan
meningkatkan kecepatan dekomposisi, meningkatkan
 Dapat menyediakan unsur hara yang dibutuhkan
penguraian materi organik,dan dapat meningkatkan
kualitas produk akhir ( Nuryani et. al, 2002).
tanaman (indriani, 2005)
PROSIDING SNTK TOPI 2012 ISSN. 1907 - 0500
Pekanbaru, 11 Juli 2012

Penambahan bioaktivator dalam pembuatan pupuk satua maksimu


No parameter minimun
cair diharapkan dapat mempercepat pembentukan pupuk n m
cair 2-3 minggu atau 1-1,5 bulan. 1 Kadar air % * 50
Umumnya bahan organik yang segar mempunyai
0 suhu air
rasio C/N tinggi, sepeti jerami padi 50-70. Prinsip 2 Temperatur C *
tanah
pembuatan pupuk adalah menurunkan rasio C/N bahan
organik sehingga sama dengan rasio C/N tanah (< 20). 3 warna * kecoklatan
Dengan semakin tingginya rasio C/N bahan maka proses 4 Bau * bau
pembuatan pupuk akan semakin lama karena rasio C/N Bahan
harus diturunkan. 5 % 27 58
organik
Pembuatan pupuk dapat berlangsung dalam kondisi
aerob maupun anaerob. Reaksi yang terjadi pada 6 Nitrogen % 0.4 *
perombakan sistem aerobic adalah 7 Karbon % 9.8 32
fospor(P2O5
Gula (CH2O)x + O2 X CO2 + H2O + Energi 8 % 0.1 *
)
(Selulosa, Hemisolulosa)
9 C/N rasio 10 20
N-Organik NH4+ NO2- NO3 -
Energi Kalium
10 % 0.2 *
(K2O)
fosfor H3PO3 Ca(PHO4) 11 PH 6.8 7.49
(Fitin, Lesitin) Ukuran
12 mm 0.55 25
partikel
13 Bahan asing % * 1.5
Reaksi Utuh:
Aktivitas mikroorganisme 2 Metodologi
Bahan organik CO 2 + H2O
+ hara+ humus + Energi (484 – 674 Kcal/mol glukosa) Bahan
Kondisi anaerob diartikan sebagai proses Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah
dekomposisi bahan organik tanpa menggunakan O2 Sampah organik (sisa sayuran), Bioaktifator EM4 dan
Reaksi yang terjadi pada perombakan sistem anaerob: Biosca, Air bersih 7 liter, Gula 400, 600, 800 gr sebagai
sumber nutrisi mikroorganisme.
Bakteri penghasil asam methanomonas Peralatan
(CH2O)x XCH3COOH Peralatan yang digunakan adalah ember sebagai
CH4 + CO2 komposter, pisau, termometer, neraca analitik, neraca
digital, gelas piala, erlenmeyer dan batang pengaduk.
N-Organik NH3
Rancangan Penelitian
2H2S + CO2 (CH2O)x + S + H2O + Rancangan penelitian meliputi variasi jenis
E (26 Kcal/mol glulosa) Bioaktivator EM4 dan Biosca dan larutan gula 40%,
60%, 80%.
Bakteri penghasi asam methanomonas
Pelaksanaan Penelitian.
(CH2O)x XCH3COOH CH4 + O2 Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahap yaitu
pembuatan larutan media dan pembuatan pupuk
N-Organik NH 3
Pembuatan larutan media pupuk
2H2S + CO2 (CH2O)x + S + H2O + Cairan gula dimasukkan ke dalam komposter Kemudian
E (26 Kcal/mol glulosa) ditambahkan air bersih (air sumur) sebanayak 7 liter.
Kemudian aduk bahan tersebut hingga rata Setelah itu
Ciri fisik pupuk cair yang baik adalah berwarna masukan bioaktivator.
kuning kecokelat dan berbau bahan pembentuknya sudah
membusuk. Penggunaan dosis tertentu pada pupuk Pembuatan pupuk cair dengan variasi aktivator

 Sampah organik dicacah sebanyak 5 kg lalu


kompos lebih berorientasi untuk memperbaiki sifat fisik EM4 dan Biosca.
serta kimia dan menyediakan unsur hara
Indonesia telah memiliki standar kualitas dimasukkan ke dalam komposter dan ditambahkan

 Setelah itu komposter ditutup rapat, dan disimpan


kompos,yaitu SNI 19-7030-2004 seperti terlihat pada cairan larutan media yang telah disediakan.
Tabel 3.
Tabel 3. Standar Kualitas Kompos SNI 19-7030 2004 ditempat yang teduh agar terhindar dari sinar

─94─
PROSIDING SNTK TOPI 2012 ISSN. 1907 - 0500
Pekanbaru, 11 Juli 2012

matahari langsung. Biarkan campuran ini selama 21

 Selanjutnya
hari
dilakukan pengamatan terhadap
kandungan dan kualitas pupuk cair organik tersebut
di laboratorium
Proses pembuatan pupuk organik cair dapat dilihat pada
Gambar 1.

Gambar 3. Proses pembuatan pupuk organik cair


dengan bioaktivator EM4 dan larutan gula 80%

Gambar 1. Proses pembuatan pupuk organik cair


Gambar 4. Proses pembuatan pupuk organik cair
3 Hasil dan Pembahasan
dengan bioaktivator biosca dan larutan gula 80%
Proses fermentasi dapat dipercepat dengan
penambahan bioaktivator yang merupakan sumber
mikroorganisme. Aktivitas mikroorganisme dipengaruhi 10
oleh Konsentrasi gula, karena sukrosa yang terkandung
Waktu Pembentukan

dalam larutan gula merupakan substrat yang mudah 8


dicerna dan dimanfaatkan untuk pertumbuhan 6
mikroorganisme.
Pembuatan pupuk organik cair dengan proses 4
fermentasi keberhasilannya ditandai dengan adanya 2
lapisan putih pada permukaan, bau yang khas, dan warna
berubah dari hijau menjadi coklat dan pupuk yang 0
dihasilkan berwarna kuning kecoklatan. Lapisan putih 400gr gula 600gr gula 800gr gula
pada permukaan pupuk merupakan actinomycetes, yaitu Larutan Gula
jenis jamur tumbuh setelah terbentukya pupuk. Proses
pembentukan pupuk cair dengan dua jenis bioaktivator Gambar 5. Hubungan pembentukan pupuk dengan
dan variasi larutan gula dapat dilihat pada gambar 1-4. larutan gula

Dari Gambar 5, terlihat bahwa semakin banyak


larutan gula yang digunakan pada pembuatan pupuk,
maka akan semakin cepat pembentukan pupuk. Hal ini
menunjukkan larutan gula merupakan sumber nutrisi
sehingga pertumbuhan mikroorganisme selama proses
Gambar 1. Proses pembuatan pupuk organik cair fermentasi semakin tinggi. Dengan demikian
dengan bioaktivator EM4 dan larutan gula mikroorganisme yang akan memecah substrat semakin
40% banyak sehingga pupuk akan lebih cepat terbentuk.

Analisa hasil pengomposan


Rasio C/N.
Rasio C/N merupakan perbandingan dari pasokan
energi mikroba yang digunakan terhadap nitrogen untuk
sintesis protein. Rsio C/N bahan baku yang digunakan
pada penelitian ini 68.14. Rasio ini terlalu tinggi tidak
sehingga tidaak dapat langsung digunakan sebagai
pupuk pada tanaman. Syarat dari pupuk Rasio C/N
Gambar 2. Proses pembuatan pupuk organik cair
berkisar 10-20.
dengan bioaktivator EM4 dan larutan 60%
Setelah dilakukan proses fermentasi dengan
bantuan bioaktivator seperti terlihat pada Gambar 6,

─95─
PROSIDING SNTK TOPI 2012 ISSN. 1907 - 0500
Pekanbaru, 11 Juli 2012

diperoleh rasio C/N dengan menggunakan bioaktivator


biosca dengan variasi larutan gula 40% adalah 19,9.
Larutan gula 60% adalah 19,5 dan larutan gula 80%
adalah 19. Penggunaan bioaktivator EM4 dengan 0,525 0,521
larutan gula 40% menghasilkan rasio C/N 19,8, larutan 0,52
gula 60% C/N 19,45 dan larutan 80% C/N 19,15. Dari 0,515
0,514 0,515
0,515
kedua jenis bioaktivator didapat nilai C/N pupuk yang
dihasilkan memenuhi standar untuk digunakan sebagai 0,51 0,505

%N
pupuk. 0,505 0,5 biosca
0,5
19,9 0,495 EM4
20 19,8
19,8 0,49
19,6 19,5 19,45
0,485
Rasio C/N

19,4 19,15
400gr gula 600gr gula 800gr gula
19,2 19
BIOSCA
19
18,8 EM4
18,6 Gambar 8. Pembentukan nitrogen terhadap proses
18,4 pengomposan
400gr gula 600gr gula 800gr gula
Kadar Nitrogen.
Nitrogen merupakan salah satu unsur yang
diperlukan tanaman untuk pertumbuhan vegetatif dan
Gambar 6. Penurunan rasio C/N terhadap variasi larutan pembentukan protein, jika tanaman kekurangan nitrogen
gula akan menyebabkan tanaman menjadi kerdil,
pertumbuhan akar terbatas, serta daun menjadi kuning
Kadar Karbon dan gugur.
Karbon merupakan suatu kandungan pada Kadar nitrogen bahan baku sebesar 0,3 %. Nilai ini
tanaman yang berfungsi sebagai sumber energ. masih rendah dan tidak bisa digunakan langsung pada
Kandungan C dari bahan baku adalah 45,66%. Syarat tanaman, sementara syarat kadar nitrogen dalam pupuk
kandungan C yang bisa digunakan pada tanaman adalah minimum 0,40 %. Hasil penelitian seperti terlihat pada
9,8-32%. Setelah dilakukan proses fermentasi dengan Gambar 8 menunjukkan nilai N dengan menggunakan
menggunakan bioaktivator seperti terlihat pada gambar 7 bioaktivator Biosca dengan larutan gula 40%, dan 60%
terlihat perbedaan kandungan C. Kandungan C dalam adalah 0,514 % dan larutan gula 80% adalah 0,515 %
pupuk cair dengan menggunakan bioaktivator Biosca sedangkan menggunakan bioaktivator EM4 dengan
dengan larutan gula 40%, 60%, dan 80% adalah 10% larutan gula 40% adalah 0,505 % larutan 60% adalah
sedangkan menggunakan bioaktivator EM4 dengan 0,515 % sedangkan larutan gula 80% adalah 0,521 %.
variasi larutan gula 40%, 60%, dan 80% menghasilkan Dari kedua jenis bioaktivator yang digunakan pupuk
kandungan C sebesar 9,87 %. Dari kedua jenis yang dihasilkan pupuk dengan menggunakan
bioaktivator, kandungan C yang dihasilkan memenuhi bioaktivator EM4 dan larutan gula 40% tidak memenuhi
syarat untuk digunakan sebagai pupuk tanaman. Hasil syarat.
penelitian ini juga menunjukkan kabon yang digunakan 0,48 0,47
mikroorganisme sebagai energi tidak dipengaruhi oleh
variasi larutan gula. 0,46 0,45 0,45

0,44 0,43
10,05
10 10 10
%P

10 0,42 BIOSCA
9,95 0,4 0,4
%C

0,4 EM4
9,9 9,87 9,87 9,87 BIOSCA
9,85 EM4 0,38
9,8
400gr gula 600gr gula 800gr gula 0,36
400gr gula 600gr gula 800gr gula

Gambar 7. Penurunan kadar karbon terhadap proses Gambar 9. Pembentukan Posfor terhadap variasi larutan
pengomposan gula

─96─
PROSIDING SNTK TOPI 2012 ISSN. 1907 - 0500
Pekanbaru, 11 Juli 2012

Kadar Posfor Syarat kandungan % K pada pupuk organik cair


Dalam tanaman Posfor (P) digunakan untuk minimum 0,20 %. Kandungan K pada bahan baku 0,1
pertumbuhan bagi tanaman serta diubah menjadi humus %. Setelah dilakukan fermentasi dengan menggunakan
oleh tanaman dan membuat tanah menjadi subur. Kadar bantuan bioaktivator diproleh hasil seperti terlihat pada
posfor bahan baku adalah 0,26 % sedangkan syarat Gambar 10. Bioaktivator biosca dan larutan gula 40%
kandungan P pada pupuk minimum 0,4 %. Perubahan mempunyai kandungan Kalium 0,25 %, larutan gula
nilai P hasil penelitian terlihat pada Gambar 9. 60% kandungana Kalium 0,28 % dan larutan gula 80%
Kandungan P pada pupuk yang dihasilkan menggunakan kandungan kalium 0,3 %. Kandungan Kalium yang
bioaktivtor Biosca dan larutan gula 40% adalah 0,4 % terkandung dalam pupuk cair yang menggunakan
larutan gula 60% adalah 0,45 %, dan larutan gula 80% bioaktivator EM4 dan larutan gula 40% adalah 0,22 %
menghasilkan P 0,47 %. Penggunaan bioaktivator EM4 larutan gula 60% adalah 0,245 % dan larutan gula 80%
dan larutan gula 40% adalah 0,4 %, larutan gula 60% adalah 0,27 %. Dari kedua jenis bioaktivator yang
adalah 0,43 % dan larutan gula 80% adalah 0,45 %. digunakan didapatkan pupuk yang memenuhi syarat
Dari kedua bioaktivator yang digunakan pupuk yang untuk digunakan pada tanaman.
dihasilkan memenuhi standar untuk digunakan pada
tanaman. 4 Kesimpulan
Jenis bioaktivator terbaik dalam penelitian ini
0,35 adalah biosca karena menghasilkan waktu pembentukan
0,3 pupuk 6 hari pada konsentrasi larutan gula 80%.
0,3 0,28 0,27
0,25 0,245
0,25 0,22 Daftar Pustaka
0,2 Herviyanti, Yulnafatmawita, dan Gusnidar,
%K

BIOSCA Pengomposan Sampah Kota Dengan


0,15
EM4 Menggunakan Beberapa Aktivator Untuk
0,1 Menghasilkan Pupuk Organik Di Tpa Kuranji
0,05
Kota Padang.pdf
Indriani, Y.H., 2005. Membuat Kompos Secara Kilat.
0 Penebar Swadaya. Jakarta.
400gr gula 600gr gula 800gr gula Isroi. 2008. Pengomposan Limbah Kakao.
http://www.Isroi.org. Pdf .
Mochamad Arief Budihardjo, Studi Potensi
Pengomposan Sampah Kota Sebagai Salah Satu
Gambar 10. Hubungan kalium dengan larutan gula
Alternatif Pengelolaan Sampah Di Tpa Dengan
Mengunakan Aktivator Em4 (Effective
Kadar Kalium.
Microorganism).pdf
Kalium bagi tanaman berfungsi pengatur
Simamora , Hadisuwito, 2005, Perbedaan pupuk organik
mekanisme fotosintesis translokasi, sintesa protein dan
dan an organik .pdf
lain lain. Gejala kekurangna kalium pada pada tanaman
SNI 19-7030-2004.pdf
akan menyebabkan pingggiran daun berwarna coklat,
Saraswati et al, Pupuk Organik dan Pupuk hayati.pdf
ruasnya memendek serta tanaman tidak bisa tinggi.

─97─

Anda mungkin juga menyukai