Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Surat Fathir yang berarti Pencipta, yang diambil dari kalimat ketiga dari ayat 1,
adalah diturunkan di Makkah sesudah turunnya Surat Luqman.dalam susunan 114
surat dalam Al-qur’an dia merupakan surat yang ke 35. Sejak dari pangkal surat
sampai kepada akhirnya, surat ini telah dapat menggetarkan hati manusia untuk
mengetahui hubungannya sebagai insan dengan kebesaran alam yang berada
disekitarnya, untuk sampai kepada kesimpulan betapa kebesaran dan keagungan
dari Maha Pencipta itu sendiri. Manusia disuruh mengingat bagaimana
kedudukannya ditengah alam, bagaimana Allah menumpahkan rahmat dan kasih
sayang serta nikmat-Nya kepada mereka, dengan tercurahnya rezeki, baik yang
turun dari langit atau yang mempusat di bumi. Disamping itu diterangkanlah
celaka orang yang tidak beriman, celaka orang yang mempersekutu Allah dengan
yang lain.

Seakan dalam surat ini digambarkan suatu jalan yang mengembang luas, tetapi
berpusat kepada satu pusat, yaitu Qudrat iradat ilahi yang tidak terbatas. Surat ini
membayangkan kemana jalan hidup yang ditempuh oleh manusia agar dia
selamat. Penciptaan manusia hingga ia dapat hidup dimuka bumi ini,dari jenis apa
dia di jadikan dan bagaimana ia berketurunan dan berkembangbiak dan
bagaimana sehingga mana batas yang tidak dapat ditempuhnya lagi, yang dinamai
ajal, dinampakkan dalam surat ini, bahwa semua diatur oleh satu kekuasaan
saja.ditangan itu pula kendali peredaran bumi, gerak bintang-bintang dan
perjalanan palak. Sehingga terdapat bahwa peraturan itu tetap tidak berubah-rubah
, tandanya tidak berubah pula yang menciptakannya dan itu juga yang
mengaturnya. Laksana sebuah mobil, cepatlah dia rusak karena banyak tangan
yang memegangnya.

1
Didalam surat ini dijelaskan sekali dimana tujuan hidup kita, yaitu menjadi
khalifah Allah dimuka bumi, kata jama’nya ialah khala-if merupakan satu tugas
yang amat mulia yang menjelaskan betapa tinggi penghargaan Tuhan atas
makhluk-Nya yang sejenis ini.sehingga dunia ini semata-mata hanya tempat
singgah, tujuan terakhir ialah akhirat. Maka sejauh-jauh perjalanan, setinggi-tinggi
pengajian, namun kesimpulannya hanya satu jua, yaitu kesadaran kita insan ini
dimana kita sekarang, apa tugas kita dan hubungan kita dengan alam sekeliling,
yang semuanya itu satu padu dalam genggaman Maha Kuasa Ilahi.

1.2 Rumusan Masalah

Dari judul yang telah diketahui yaitu ilmu pengetahuan Qs. Fatir ayat 27-28 dan
Hadist, tentu akan menimbulkan pertanyaan yaitu

a. Menjelaskan Qur’an surat Fatir/35:27

b Menjelaskan Qur’an surat Fatir/35:28

1.3 Tujuan Makalah

Tujuan dari makalah ini tiada lain adalah untuk memberikan jawaban serta
penjelasan dari setiap pertanyaan yang ada dalam rumusan masalah, yaitu :

a. Untuk mengetahui penjelasan dari Qur’an surat Fatir ayat 27

b. Untuk mengetahui penjelasan dari Qur’an surat Fatir ayat 28

1.4 Kegunaan Makalah

Adapun kegunaan dari makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
kelompok dari mata kuliah AL-QUR’AN DAN AL-HADIST, juga sebagai sarana
pelatihan dalam mengembangkan sifat sosial dan keterampilan dalam membuat
suatu karya ilmiah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. SURAT FATIR AYAT 27

‫ت ُم ْختَلِفًا‬ٍ ‫را‬G َ G‫ ِه ثَ َم‬Gِ‫ا ب‬GGَ‫ا ًء فَأ َ ْخ َرجْ ن‬GG‫ َما ِء َم‬G‫الس‬ َ G‫ر أَ َّن هَّللا َ أَ ْن‬G
َّ ‫ز َل ِم َن‬G َ Gَ‫أَلَ ْم ت‬
ُ‫رابِيب‬G َ G‫ف أَ ْل َوانُهَا َو َغ‬G
ٌ Gِ‫ ٌر ُم ْختَل‬G‫ َد ٌد ِبيضٌ َو ُح ْم‬G‫ال ُج‬G ِ Gَ‫ َو ِم َن ْال ِجب‬G‫أَ ْل َوانُهَا‬
)٢٧( ‫سُو ٌد‬
Artinya: Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit
lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam
jenisnya. dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang
beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat. (Q.S Fatir/35:27)

1. Tafsir Ayat 27

Artinya: “Tidaklah engkau melihat Allah menurunkan dari langit air lalu kami
mengeluarkan dengannya buah-buahan yang beraneka macam warnanya. Dan
diantara gunung-gunung ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam
warnanya dan ada (pula) yang pekat hitam.”

Ayat ini melanjutkan uraian tentang bukti-bukti kuasa Allah swt. Ia mengajak
setiap orang dengan menggunakan gaya pertanyaan – untuk berpikir dan
memperhatikan. Allah berfirman: Wahai siapapun yang mampu melihat dan
berpikir! Tidaklah engkau melihat bahwa Allah menurunkan dari langit air hujan
lalu kami dengan kuasa kami dan melalui hukum-hukum Allah yang kami
tetapkan mengeluarkan yakni menghasilkan dan memunculkan dengannya yakni
dengan hujan itu berbagai jenis buah-buahan yang beraneka macam warna,
bentuk, rasa dan aroma-nya. Seandainya yang melakukan itu adalah nature/ alam
tentu hal-hal tersebut tidak akan beragam dan bermacam-macam. Dan perbedaan
serta keragaman serupa terjadi juga pada yang lebih kukuh dari buah-buahan.
Engkau dapat melihat di antara gunung-gunung ada yang memiliki jalur dan garis-
garis yang terlihat berwarna putih dan ada juga yang merah yang kejelasan warna
dan keburamannnya beraneka macam warnanya dan ada pula di samping yang
merah dan putih itu yang pekat hitam.

Ayat di atas beralih dari redaksi yang berbentuk persona ketiga dengan kalimat
“Allah menurunkan dari langit air” kepada persona pertama dengan menyatakan:

3
“lalu kami mengeluarkan dengannya”. Pengalihan bentuk itu bertujuan menggaris
bawahi betapa ciptaan dan pengaturan Allah menyangkut keanekaragaman
tumbuhan sedemikian mempesona dan menjadi bukti betapa luas kekuasaan-Nya.

2. Tafsir mufrodat

Kata (‫ )جدد‬judad adalah bentuk jamak dari kata ( ‫ )ةج ّد‬juddah yakni jalan. Kata (
ٌ‫ )بيض‬bidh adalah bentuk jamak dari kata (‫ )أبيض‬abyadh, kata ‫ ))سود‬sud adalah
bentuk jamak dari kata) (‫أسود‬aswad/hitam, dan kata (‫ )حمر‬humur adalah bentuk
jamak dari kata (‫ )أحمر‬ahmar. Adapun kata (‫ )غرابيب‬gharabib adalah bentuk jamak
dari kata (‫ )غربيب‬ghirbib yaitu yang pekat (sangat) hitam. Sebenarnya istilah yang
lumrah dipakai adalah (‫ )سود غرابيب‬sud gharabib/hitam pekat, tetapi redaksi ayat
ini membaliknya untuk menggambarkan kerasnya kepekaan itu.

Menurut tim penyusun tafsir al-muntakhab, kemukjizatan ayat ini dari segi ilmu
pengetahuan bukan saja tampak ketika ia menyebutkan bahwa warna gunung yang
bermacam-macam itu disebabkan adanya perbedaan materi-materi yang
dikandung oleh bebatuan gunung-gunung itu. Jika materinya besi, maka warna
dominannya adalah merah: jika materinya batu bara, maka warna dominannya
hitam. jika materinya perunggu, maka gunung tersebut berwarna kehijau-hijauan:
dan seterusnya. Tidak hanya sampai disitu, kemukjizatan ayat ini sebenarnya
sangat menonjol ketika ia mengaitkan adanya berbagai jenis buah-buahan
meskipun pepohonannya disiram dengan air yang sama, dengan penciptaan
gunung-gunung yang beraneka warna merah, putih, atau hitam meskipun juga
berasal dari satu materi yang sama didalam perut bumi. Materi ini, oleh para
geolog, dinamakan magma yang muncul di berbagai kawasan bumi. Akan tetapi,
karena kemunculan magma itu dari kedalam yang berbeda, maka kandungannya
menjadi berbeda pula. Magma yang berproses dari kedalaman yang berbeda, pada
akhirnya, mengkristal membentuk gundukan-gundukan atau gunung-gunung yang
beraneka ragam warna dan materinya. Demikianlah sebenarnya kesatuan hukum
allah. Meskipun bentuknya beraneka ragam tetapi berasal dari materi yang satu.
Semua itu adalah untuk kemudahan dan kemanfaatan umat manusia.

Pada ayat ini Allah SWT menguraikan beberapa beberapa hal yang menunjukan
kesempurnaan dan kekuasan Nya yang oleh kaum musyrikin dapat dilihat setiap
waktu yang kalau mereka menyadari dan menginsafi semuanya itu tentunya

mereka akan menyadari pula ke esaan dan kekuasaan allah yang maha sempurna
itu, Allah menjadikan sesuatu yang beraneka ragam macamnya yang bersumber

4
dari yang satu. Allah menurunkan hujan dari langit, karenanya tumbuhlah
tumbuh-tumbuhan yang mengeluarkan buah-buahan yang beraneka ragam warna,
rasa, dan baunya, sebagaimana yang kita saksikan. Buah-buahan itu ada yang
warnanya kuning, ada yang merah, ada yang hijau dan sebagainya. Hal yang sama
dijelaskan pula didalam (Qs.Ar-Ra’ad: 4).

Artinya:

Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun


anggur, tanam-tanaman dan pohon kurma yang bercabang dan yang tidak
bercabang disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebagian tanam-
tanaman itu atas sebagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran allah) bagi kaum yang berfikir. 94)

Kecuali itu Allah juga menciptakan gunung-gunung yang kelihatan seperti garis-
garis yang ada yang kelihatan putih, ada yang merah dan ada yang hitam pekat,
sebagaimana yang dapat kita saksikan. Di antara gunung-gunung itu terbentang
pula jalan-jalan yang beraneka ragam pula warnanya.

Ayat ini melanjutkan uraian tentang bukti-bukti kuasa Allah SWT. Ia mengajak
setiap orang dengan menggunakan gaya pertanyaan – untuk berpikir dan
memperhatikan. Allah berfirman: Wahai siapapun yang mampu melihat dan
berpikir! Tidaklah engkau melihat bahwa Allah menurunkan dari langit air hujan
lalu kami dengan kuasa kami dan melalui hukum-hukum Allah yang kami
tetapkan mengeluarkan yakni menghasilkan dan memunculkan dengannya yakni
dengan hujan itu berbagai jenis buah-buahan yang beraneka macam warna,
bentuk, rasa dan aroma-nya. Seandainya yang melakukan itu adalah alam tentu
hal-hal tersebut tidak akan beragam dan bermacam-macam. Dan perbedaan serta
keragaman serupa terjadi juga pada yang lebih kukuh dari buah-buahan. Engkau
dapat melihat di antara gunung-gunung ada yang memiliki jalur dan garis-garis
yang terlihat berwarna putih dan ada juga yang merah yang kejelasan warna dan
keburamannnya beraneka macam warnanya dan ada pula di samping yang merah
dan putih itu yang pekat hitam.

Ayat di atas beralih dari redaksi yang berbentuk persona ketiga dengan kalimat
“Allah menurunkan dari langit air” kepada persona pertama dengan menyatakan:

5
“lalu kami mengeluarkan dengannya”. Pengalihan bentuk itu bertujuan menggaris
bawahi betapa ciptaan dan pengaturan Allah menyangkut keanekaragaman
tumbuhan sedemikian mempesona dan menjadi bukti betapa luas kekuasaan-Nya.
Dalam ayat ini diterangkan lagi bagaimana Allah menurunkan air itu dari langit
yaitu dari tempat yang diatas kita; “maka kami keluarkan dengan dia buah-buahan
dengan berbagai warnanya. Artinya dengan sebab turunnya air dari langit, yang
berupa hujan itu maka suburlah bumi dan hiduplah segala-galanya. Diantaranya
keluarlah dari bumi berbagai macam dan berbagai jenis buah-buahan serta
berbagai kacang-kacangan dan lain-lainnya.semuanya itu adalah simpanan bumi ,
simpanan itu tidak akan keluar jika bumi tidak subur kalau hujan tidak turun.

B. SURAT FATIR AYAT 28

َ ‫اس َوال َّد َوابِّ َواأل ْن َع ِام م ُْخ َتلِفٌ أَ ْل َوا ُن ُه َك َذل َِك إِ َّن َما َي ْخ َش ى هَّللا‬
ِ ‫َوم َِن ال َّن‬
‫ِمنْ عِ َبا ِد ِه ْال ُع َل َما ُء إِنَّ هَّللا َ َع ِزي ٌز َغفُو ٌر‬
Artinya: dan dari antara manusia dan binatang-binatang melata dan binatang
ternak beraneka ragam warnaya pula.(Q.S. Fatir/35:28)

1. Tafsir ayat 28

Pada ayat ini Allah menambahkan menjelaskan lagi tentang hal-hal yang
menunjukan kesempurnaan dan kekuasaannya. Allah menciptakan binatang-
binatang melata dan binatang-binatang ternak yang bermacam-macam warnanya
sekalipun berasal dari jeni yang satu bahkan ada binatang yang satu sering
terdapat warna yang bermacam-macam. Maha suci Allah pencipta alam semesta
dengan sebaik-baiknya. Sejalan dengan ini firman Allah dalam (Qs. Ar-rum: 22)

Artinya :

Dan diantara tanda-tanda kekuasaannya ialah menciptakan langit dan\ bumi dan
berlain-lainnan bahasamu dan warna kulitmu.

Demikianlah Allah membentang tanda-tanda kekuasannya seperti tersebut diatas


untuk dapat diketahui secara mendalam. Dan hanya ulama lah yang benar-benar

6
menyadari dan mengetahui tanda-tanda kekuasaan Allah sehingga mereka benar-
benar tunduk akan kekuasaannya dan takut akan siksanya.

Berkata ibnu abbas “yang dinamakan ulama ialah orang-orang yang mengetahui
bahwa Allah itu maha kuasa atas segala sesuatu”. Didalam suatu riwayat dari ibnu
abbas ia berkata :” ulama itu ialah orang yang tidak mempersekutukan tuhan
dengan sesuatu apapun yang menghalalkan yang telah dihalalkan Allah dan
mengharamkan yang telah diharamkannya, menjaga perintah-perintahnya dan
yakin bahwa dia akan bertemu denganya yang akan menghisap dan membalasi
semua amalan manusia”. Ayat ini ditutup dengan suatu penegasan bahwa Allah
maha perkasa menindak orang-orang yang kafir kepadanya. Dia bukan
mengadzab orang-orang yang beriman dan taat kepadanya. Maha pengampun
kepada orang-orang yang beriman dan taat kepadanya. Dia kuasa mengadzab
orang-orang yang selalu berbuat maksiat dan bergelimang dosa, sebagaimana dia
kuasa memberi pahala kepada orang-orang yang taat kepadanya dan mengampuni
dosa-dosa mereka, maka sepatutnya manusia itu takut kepadanya.

C. Hadist Tentang Ilmu Pengetahuan

Rasulullah SAW bersabda:

ْ ‫ َع َوإِ ِن‬Gَ‫ ِه نَف‬Gْ‫الِ ُم الَّ ِذيْ إِ ِن احْ تِي َْج إِلَي‬G‫اس ْال ُم ْؤ ِم ُن ْال َع‬
‫تُ ْغنِ َي‬G‫اس‬ َ ‫أَ ْف‬
ِ َّ‫ض ُل الن‬
‫َع ْنهُ أَ ْغنَى نَ ْف َسهُ (رواه البيهقي‬

Artinya: “Seutama-utama manusia ialah seorang mukmin yang berilmu. Jika ia


dibutuhkan, maka ia menberi manfaat. Dan jika ia tidak dibutuhkan maka ia dapat
memberi manfaat pada dirinya sendiri”.(HR. Al-Baihaqi)[5]

Hadits ini menjelaskan bagaimana keutamaan ilmu bagi seseorang, dimana ia


akan memberikan manfaat dan dibutuhkan oleh orang-orang disekitarnya. Bahkan
jika seorang yang berilmu terangsingkan dari kehidupan sekitarnya, ilmu yang ia
miliki akan memberikan manfaat kepada dirinya sendiri, dan menjadi penghibur
dalam kesendiriannya.

Tentang pentingnya ilmu Rasulullah SAW bersabda:

7
ِ ‫َم ْن ي ُِر ِد هللاُ بِ ِه َخ ْيرًا يُفَقِّ ْههُ ِفي ال ِّد‬
‫ين (رواه البخاري ومسلم‬

Artinya: “Barang siapa dikehendaki bagi oleh Allah, maka Allah memberi
kepahaman untuknya tentang ilmu”, (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini adalah hadits yang urgen, dimana seolah-olah Allah menggantungkan
kebaikan seseorang terhadap kepahamannya terhadap agama, dalam arti kwalitas
dan kwantitas ilmunya dalam masalah agama. Dari sini dapat diketahui bahwa
ilmu adalah penting, karena ia menjadi penentu baik dan buruk seseorang. Dengan
ilmu ia akan membedakan salah dan benar, baik dan buruk dan halal dan haram.

BAB III

8
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari ayat 27 dan 28 tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut: Tanda-tanda


kekuasaan Allah ialah diturunkannya hujan, tumbuhlah tumbuh-tumbuhan yang
menghasilkan buah-buahan yang beraneka ragam.Demikian juga manusia,
binatang-binatang diciptakan Allah bermacam-macam warna jenisnya sebagai
tanda kekuasaanNya.

Yang benar-benar mengetahui tanda-tanda kekuasaan Allah dan mentaatinya


hanyalah ulama, yaitu orang-orang yang mengetahui secara mendalam kebesaran
Allah. Dia Maha Perkasa menindak orang-orang kafir, Maha Pengampun kepada
hamba-hambanya yang beriman dan taat.

3.2 Saran

Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca terutama mahasiswa, agar dapat
menambah ilmu yang dimilikinya.kritik dan saran dari pembaca sangat
diharapkan untuk perbaikan makalah yang selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

9
Hamka, 2003, terjemahan Tafsir Al-azharr, Pustaka Nasional PTE LT :
Singapura.

Musthafa Al-Maraghi, Ahmad, 1989, Tafsir Al-Maraghi, CV Toha Putra, juz 22 :


Semarang.

10

Anda mungkin juga menyukai