Anda di halaman 1dari 5

Peralatan dan perlengkapan KRI Makassar 590

Kapal LPD (Landing Platform Dock) kelas Makassar didesain oleh Daesun Shipbuilding &
Engineering. Dua kapal pertama dari LPD Kelas Makassar ini dibuat oleh Dae Sun Shipbuilding &
Engineering, Korea Selatan dan dua kapal terakhir dibuat di PT PAL, Surabaya. LPD KRI Makassar
590 merupakan kapal pertama dari kelas ini.

Indonesia memberikan kontrak pembuatan 4 kapal LPD tersebut kepada Daewoo


International di bulan Desember 2004 dengan menggunakan fasilitas Kredit Export dari Korea
Selatan. Dua kapal pertama dalam kontrak ini dibangun di galangan kapal Dae Sun di Busan Korea
Selatan, dengan melibatkan teknisi teknisi perkapalan dari PT PAL Indonesia.

KRI Makassar dibeli dari Korea Selatan pada tahun 2007 lalu. Tak hanya sekedar membeli,
TNI AL mengirimkan prajuritnya ke Korsel saat KRI Makassar tengah dalam proses perakitan. Kapal
yang saat ini sedang bersandar di Dermaga Ujung Surabaya itu memiliki 8 lantai. KRI Makassar
merupakan sebuah kapal Landing Platform Dock (LPD) dengan fungsi utama mengangkut pasukan
serta seluruh perlengkapan dan kendaraan saat perang.

"Geladak L (Lombok) paling bawah isinya mesin. (Di atasnya) geladak K (Kendal). Ada tank deck di
situ yang bisa memuat 25 tank dan ranpur (kendaraan tempur). Di geladak K ini terdapat sebuah dock
well sebagai tempat menyimpan kapal LCU (Landing Craft Utility). LCU ini merupakan kapal
pendaratan serbaguna jika KRI Makassar tidak memungkinkan untuk merapat di sebuah daratan yang
sulit terjangkau.
"LCU untuk pendaratan pasukan ke pulau-pulau kecil. Bawa rampur, tank, truk, personel. Di geladak
setelahnya, geladak J (Jepara) isinya itu 8 barak pasukan.

Desain dan Kelengkapan LPD Kelas Makassar

Kedua kapal pertama yang dibangun di Korea, dibuat berdasarkan pada LPD kelas Tanjung
Dalpele (sekarang KRI Dr. Soeharso). Kapal ketiga dan keempat dirubah desainnya untuk
menambahkan modul command and control system sebagai pusat misi, meriam 57 mm dan
(rencananya) 2 titik rudal pertahanan udara. Dengan adanya modul command and control system
sebagai pusat kendali misi, kapal yang dibuat indonesia dapat difungsikan sebagai flagship armada.
Desain superstruktur juga mengadopsi bentuk semi-stealth technology. Keseluruhan LPD dilengkapi
dengan combat information system dan sistem komunikasi agar bisa beroperasi dengan armada.

LPD Kelas Makassar diperlengkapi juga dengan :

 landasan helikopter dan hanggar untuk mendukung kegiatan penerbangan helikopter kelas
medium dan ringan seperti Mil Mi-2 (yang mangkrak di Juanda),
 NAS-332 Superpuma,
 Bell 412,
 Eurocopter Dauphin dan sebagainya.

Dua kapal pertama, KRI Makassar dan KRI Surabaya dapat menampung tiga helikopter sedangkan
dua kapal terakhir, KRI Banjarmasin dan KRI Banda Aceh dapat menampung lima helikopter.

Tepat di atas geladak J terdapat geladak H (Halong) yang dapat dibilang sebagai lantai dasar KRI.
Jika penumpang naik melalui tangga dari luar kapal, maka geladak ini yang pertama kali ditemui. Di
geladak ini ada sebuah pos penjagaan prajurit dan car deck tempat memarkirkan mobil-mobil. Buritan
kapal juga berada di geladak ini. Di tiap geladak yang memiliki barak, kamar mandi khas prajurit
disediakan. Saat masuk ke dalam kamar mandi, ada sekat-sekat dengan masing-masing pancuran
untuk prajurit mandi.

"Ada 2 barak pasukan juga dan buritan.

 Buritan untuk menempatkan tambatan-tambatan kapal. Ini adalah geladak parsial karena di
sini tempat haluan yang merupakan tempat tambang tambatan kapal juga, ada rantai jangkar
besar. Alat tambatnya namanya moring,"
 Dapur juga berada di bagian dek ini, ranpur dan 14 mobil bisa diparkirkan di sini. Selain itu,
di geladak ini juga terdapat LCVP (landing craft vechicle person) yaitu kapal khusus untuk
kendaraan personel. Ruang senjata juga berada di geladak H. Sayang saat detikcom
meninjaunya senjata sedang tidak berada di ruangan tersebut.
 Naik ke atas geladak H adalah geladak G (Garut) yang di terdapat 15 barak untuk pasukan.
Tempat makan dan lounge room untuk prajurit. Di geladak ini area santai terpusat. Terdapat
ruang semi outdoor yang dijadikan sebagai ruang olahraga sekaligus tempat untuk
berkaraoke bagi pasukan. Helipad juga berada di dek ini dan karena di area helipad
merupakan ruang terbuka maka penumpang diperbolehkan untuk merokok di situ selama
tetap menjaga kebersihan kapal

Kembali mengenai KRI Makassar, di atas geladak G adalah geladak Flores (F) yang
diperuntukkan bagi para perwira dan pejabat kapal. Ada 20 kamar yang disediakan untuk
perwira. Isi kamar pun bermacam-macam. Ada 1 kamar yang bisa diisi oleh 6 orang dengan
3 kasur tingkat. Ada yang hanya berisi 1 kasur tingkat untuk 2 orang yang dilengkapi kamar
mandi dalam. Juga ada kamar berisi 1 orang yang diperuntukkan bagi perwira tinggi. Di tiap-
tiap kamar bagi perwira disediakan kursi santai dan meja kerja sekaligus lemari yang di
dalamnya disediakan jaket pelampung. Dari geladak ini, tepatnya di ruang smooking room,
penumpang bisa melihat indahnya kerlap-kerlip lampu Jembatan Suramadu dari tempat KRI
Makassar bersandar kini.

Di geladak ini pun terdapat lounge khusus untuk perwira dan tamu VIP. Lounge di sini lebih
luas dan nyaman dibandingkan louge untuk prajurit. Selain berderet beberapa meja bundar
yang dikelilingi oleh kursi-kursi untuk perwira makan, ada sofa khusus bagi tamu VIP. TV
besar layar datar dengan sound system canggih juga disediakan di lounge ini. Di bagian deck
ini pula 2 kamar VIP berada. Kamar ini dipergunakan untuk Presiden atau pejabat jika
menginap di KRI Makassar.

Berbeda dengan kapal pesiar, kamar VIP di kapal perang ini terlihat lebih sederhana.
Memang ada 2 ruangan di dalamnya, yakni ruang tamu dan ruang tidur. Ruang tamu berisi
sofa-sofa dan meja bewarna cokelat, meja kerja, dan kulkas. Kamar mandi yang berada di
bagian ruang tamu juga tak bisa dibilang istimewa. Meski kecil dan tanpa bath-up, kamar
mandi terlihat cukup nyaman. masuk ke dalam ruang tidur, kasur single disediakan di kamar
VIP ini. Sisanya adalah hanya lemari, bangku, kaca, dan meja rias kecil. Di dekat kamar VIP
ini terdapat sebuah pintu khusus untuk tempat masuk atau keluar bagi Presiden dengan karpet
merah di lantai tangganya.
Berlanjut ke di atas Flores ada Deck E (Ende) yang merupakan tempat pengawas kapal.
Selain terdapat anjungan tempat operasional kapal, di geladak ini lah life craft ditempatkan.
Life craft merupakan tempat penyimpanan 20 sekoci penolong yang berada di bagian sayap
kanan dan kiri kapal. Selain itu ruang amunisi dan pusat informasi tempur juga berada di
geladak ini. Selain sekoci, terdapat suplai makanan bagi prajurit di dalam life craft jika
sesuatu hal buruk terjadi.
Geladak paling atas adalah Deck D (Demak) yang merupakan geladak isyarat, di mana
merupaka tempat orang-orang berkomunikasi dengan isyarat di lautan. Selain ada lampu-
lampu, tanda isyarat, dan bendera-bendera, persenjataan pun berada di geladak ini.
"Senjata Orlicon 20mm (senjata konvensional), Mistral, (meriam) kaliber 57 (di sisi) haluan,"
ungkap Setiyo menjelaskan tentang senjata yang ada di KRI Makassar.

KRI Makassar juga dilengkapi ruang CIC untuk sistem kendali senjata (fire control system)
serta sebagai alat komunikasi dengan kapal-kapal jenis kombatan lain untuk melindungi
pendaratan pasukan dan ranpur serta pengendalian pendaratan helikopter. Tak heran helipad
tersedia di kapal perang tersebut. KRI Makassar ini juga difungsikan untuk operasi
kemanusiaan serta penanggulangan bencana alam, dan Kapal Rumah Sakit.
Tak semua orang bisa masuk ke kapal perang AL ini. Melihat kekuatan alutsista TNI
membuat masyarakat mempercayakan keamanan bangsa dan negara di tangan handal para
prajurit. Dirgahayu TNI, jaya lah selalu.
KRI
Makassar 590, Landing Platform Dock TNI AL. Sumber Flickr eko.alperio

Sistem Senjata dan Mesin KRI Kelas Makassar

LPD kelas Makassar tadinya direncanakan untuk diperlengkapi dengan dua titik MBDA Mistral
Simbad launcher untuk rudal pertahanan udara Mistral. Rudal darat-ke-udara Mistral membawa
warhead High Explosive seberat 2,95 kg dan memiliki jangkauan efektif sekitar 5.3 km. Kapal ini
juga dapat diperlengkapi dengan meriam utama di depan anjungan dan meriam 20mm di posisi “B”.

KRI Makassar ditenagai dengan mesin bersistem combined diesel and diesel (CODAD) yang
menggabungkan dua buah mesin diesel maritim MAN B&W 8L28/32A. Setiap mesin bertenaga 1,960
kW. Kapal ini juga dilengkapi dengan bow thruster agar dapat mempunyai kemampuan manuver di
air yang lebih baik. Mesin penggeraknya membuat kapal ini berkecepatan maksimum 15 Knot dengan
jarak jelajah maksimal 10.000 mil. Daya tahan (endurance) kapal ini adalah sekitar 30 hari.

Anda mungkin juga menyukai