Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum

1. Jenis SS-41 merupakan benda kerja pada praktikum pembubutan ini.


Benda kerja ini berbentuk silinder. Gambar benda kerja dapat dilihat pada
Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Benda Kerja Sebelum Proses Bubut


Setelah melakukan proses pembubutan, benda kerja mengalami perubahan
bentuk seperti diameter atas 18 mm, diameter tengah 14 mm, serta diameter ulir
9,6 mm. Gambar benda kerja setelah proses bubut dapat dilihat pada Gambar 4.2

Gambar 4.2 Benda Kerja Setelah Proses Bubut

29
30

Keterangan benda kerja setelah proses bubut dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Keterangan Benda Kerja Setelah Proses Bubut
1. Diameter belakang 18 mm
2. Diameter tengah 14 mm
3. Diameter depan 9,6 mm
4. Panjang akhir 125 mm

2. Besi plat merupakan benda kerja pada praktikum milling ini . Benda kerja
ini berbentuk pergi . Gambar benda kerja dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Benda Kerja Sebelum Proses Bubut


Setelah melakukan proses milling , benda kerja mengalami perubahan
bentuk seperti diameter atas mm, diameter tengah 14 mm, serta diameter ulir 9,6
Gambar benda kerja setelah proses bubut dapat dilihat pada Gambar 4.2

Gambar 4.2 Benda Kerja Setelah Proses Bubut


31

3. Alumunium merupakan benda kerja pada praktikum frais ini. Benda kerja
ini berbentuk bulat. Gambar benda kerja dapat dilihat pada Gambar 4.1 di
bawah ini.

Gambar 4.1 Benda Kerja Sebelum Proses Frais


Dimensi benda kerja sebelum proses mesin frais dapat dilihat pada tabel 4.1
di bawah ini.
Tabel 4.1 Dimensi Benda Kerja Sebelum Proses Mesin Frais
Keterangan Dimensi (mm)
Diameter Luar 49,4
Diameter Dalam 43,6
Diameter Lubang 12
Tebal 16,3
Setelah melakukan proses pemahatan, benda kerja mengalami perubahan
bentuk hanya saja ukurannya sama dengan ukuran diameter luar 49,4 mm,
diameter dalam 43,6 mm, diameter lubang 12 mm, dan tebal 16,3 mm.

Pemahatan secara bertahap dapat membentuk pola secara rapi dan baik pada
benda logam alumunium pada seperti Gambar 4.2, maka pada saat pemahatan di
perhatikan dalam sudut yang di ambil, kecepatan geser meja kerja, dan ketinggian
mata potong terhadap pemotongan benda kerja. Setelah proses pemotongan
dengan menggunakan mesin frais, benda kerja di tandai dengan menggunakan
marker yang dipukul menggunakan palu dan menghasilkan nomor NIM pada
permukaan benda kerja. Pemukulan marker di lakukan dengan secara bertahap
Gambar benda kerja setelah proses frais dapat dilihat pada Gambar 4.2 di bawah
ini
32

Gambar 4.2 Benda Kerja Setelah Proses Frais


Dimensi benda kerja setelah proses mesin frais dapat dilihat pada tabel 4.2
di bawah ini.
Tabel 4.2 Dimensi Benda Kerja Setelah Proses Mesin Frais
Keterangan Dimensi (mm)
Diameter Luar 49,4
Diameter Dalam 43,6
Diameter Lubang 12
Tebal 16,3
Kedalaman 2,5
4. Alumunium merupakan benda kerja pada praktikum Skrap ini. Benda
kerja ini berbentuk bulat. Gambar benda kerja dapat dilihat pada Gambar
4.1 di bawah ini.

Gambar 4.1 Benda Kerja Sebelum Proses Skrap


Dimensi benda kerja sebelum proses mesin Skrap dapat dilihat pada tabel
4.1 di bawah ini.

Tabel 4.1 Dimensi Benda Kerja Sebelum Proses Mesin Skrap


33

Keteranga Dimensi (cm)


n
Diameter 2,195
Panjang 6,91

Setelah melakukan proses pemahatan, benda kerja mengalami perubahan


bentuk hanya saja ukurannya sama dengan ukuran panjang keseluruhan (total)
6,91 cm, lebar 1,58cm , tebal pertama 1,61 cm , tebal kedua 1,06 cm, panjang
sisi miring 2,7cm.
Pemahatan secara bertahap dapat membentuk pola secara rapi dan baik pada
benda logam alumunium pada seperti Gambar 4.2, maka pada saat pemahatan di
perhatikan dalam sudut yang di ambil, kecepatan geser meja kerja, dan ketinggian
mata potong terhadap pemotongan benda kerja. Setelah proses pemotongan
dengan menggunakan mesin Skrap, benda kerja di bungkus menggunakan kertas
dan menuliskan nama kelompok berserta NIM pada kertas pembungkus benda
kerja (speciment). Gambar benda kerja setelah proses Skrap dapat dilihat pada
Gambar 4.2 di bawah ini

Gambar 4.2 Benda Kerja Setelah Proses Skrap


Dimensi benda kerja setelah proses mesin Skrap dapat dilihat pada tabel 4.2
di bawah ini:
Keterangan Dimensi (cm)
Panjang Total 6,91
Lebar 1,58
Tebal 1,61
Tebal 1,06
Panjang sisi 2,76
miring
34

Tabel 4.2 Dimensi Benda Kerja Setelah Proses Mesin Skra[

4.2 Analisa dan Hasil Pratikum

Pada pratikum kali ini , proses kerja bangku , yaitu pengukuran,


pemotongan, perataan. Untuk menjalankan proses kerja bangku dibutuhkan
benda kerja yang diperoleh sesudah melaksanakan proses mesin bubut,
proses mesin milling, proses mesin frais, proses mesin skrap. Kemudian
dilakukan pengikiran pada benda kerja bubut, benda kerja milling, benda
kerja frais, benda kerja, benda kerja skrap.

4.3 Faktor Kesalahan

Kendala-kendala yang dijumpai pada praktikum adalah sebagai berikut:


1. Kesalahan akibat terlalu cepat atau terlalu lama dalam memutar tuas
sumbu X sehingga mengakibatkan permukaan benda kerja tidak sama
tingkat kehalusannya.
2. Kesalahan dalam mengatur sumbu Y sehingga kedalaman potong yang
dihasilkan tidak sesuai dngan yang diinginkan.
3. Kesalahan dalam pemasangan benda kerja dan jig pada chuck yang
kurang kuat sehingga menyebabkan benda bergerak/bergeser selama
proses pemotongan benda kerja sehingga hasilnya pun menjadi tidak
sesuai dengan yang ditentukan.
4. Kesalahan dalam mengatur mal derajat yang dikarenakan oleh faktor
human error.
5. Kesalahan pada paralel di atas benda kerja , apabila paralel tidak
seimbang dapat menyebabkan kesalahan pemotongan pada benda kerja.
6. Kesalahan pada saat proses penghalusan jika tidak searah, maka benda
kerja tidak dapat halus dengan baik.
7. Kesalahan pada pengukuran yang tidak teliti, maka hasil yang di dapat
bukan ukuran benda tersebut.
8. Kesalahan dalam menggunakan Tap Holder tidak searah dapat membuat
ulir yang akan dibuat menjadi tidak sesuai.
35

9. Kesalahan dalam menggunakan Tap yang tidak sesuai dengan ukuran


lubang pada benda kerja.
10. Kesalahan dalam menentukan titik untuk membuat lubang untuk proses
penngeboran.

Anda mungkin juga menyukai