Kebutuhan Harga Diri
Kebutuhan Harga Diri
Dosen Pengampu:
Assalamualaikum Wr.Wb
Alhamdulillahirobil alamin, segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan karunianya
kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang “Kebutuhan Harga Diri” ini dengan baik.
Makalah ini saya buat untuk memenuhi tugas dari Dosen Sri Hesti SR, S.Kep.,NS.,M.Kep
selaku pengampu mata kuliah Kepeawatan Dasar II.
Kami menyadari bahwa makalah ini belum maksimal dan jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu kami menerima segala bentuk kritik dan saran dari para pembaca untuk
kesempurnaan makalah ini. Semoga amal baik semua pihak diterima oleh Allah dan
mendapatkan balasan darinya dengan pahala yang setimpal. Akhir kata semoga makalah ini
bermanfaat bagi kami dan juga bagi para pembaca. Amin
Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………..
KATA PENGANTAR……………………………………………………………
A. Kesimpulan ……………………………………………………………….
B. Saran ………………………………………………………………………
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Harga diri ini salah satu pandangan keseluruhan dari diri individu tentang dirinya
sendiri. Penghargaan diri juga kadang dinamakan martabat diri atau gambaran. diri Stuart dan
sunden (1991) mengatakan bahwa harga diri (Self esteem) adalah penilaian individu terhadap
hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal. Dapat
diartikan bahwa harga diri menggambarkan sejauhmana individu tersebut menilai dirinya
sebagai orang yang memiliki kemampuan,keberanian,berharga dan kompeten.
Harga diri tidak dibawa sejak lahir, tetapi memerlukan proses yang dibentuk sejak
lahir. Karena itu dipengaruhi oleh banyak hal sepanjang hidup kita, misalnya pengasuhan
keluarga atau orang tua, pendidikan yang diterima (baik disekolah maupun diluar sekolah),
pengalaman-pengalaman yang berani, prestasi-prestasi yang diraih, orang-orang terdekat
(baik saudara maupun orang lain), budaya, lingkungan sosial dan masyarakat.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
Harga diri merupakan hasil evaluasi individu terhadap dirinya sendiri yang
merupakan sikap penerimaan atau penolakan serta menunjukkan seberapa besar individu
percaya pada dirinya, merasa mampu, berarti, berhasil dan berharga(Coopersmith, 1967)
dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal dirinya(Stuart dan
Sundeen,1991). Dimana evaluasi ini diartikan sebagai penilaian yang posistif atau negatif
yang dihubungkan dengan konsep diri seseorang.
Harga diri juga merupakan evaluasi seseorang terhadap dirinya sendiri secara positif
dan juga sebaliknya, dapat menghargai secara negatif. Jika seseorang dapat melihat secara
positif terhadap dirinya, maka orang tersebut dikatakan memiliki harga diri yang tinggi,
begitupun sebaliknya. Seseorang akan menyadari dan menghargai dirinya jika ia mampu
menerima diri pribadinya. Sedangkan harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai
sesuatu yang berharga dan tidak bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri. Jika individu
sering gagal maka cenderung harga diri rendah. Harga diri rendah jika kehilangan kasih
sayang dan penghargaan orang lain. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain,
aspek utama adalah diterima dan menerima penghargaan dari orang lain.
Gangguan harga diri rendah di gambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri
sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai keinginan,
mengkritik diri sendiri, penurunan produktivitas, destruktif yang diarahkan pada orang lain,
perasaan tidak mampu, mudah tersinggung dan menarik diri secara sosial. Orang tua
memiliki tanggung jawab besar untuk dapat memenuhi kebutuhan harga diri anak, melalui
pemberian kasih sayang yang tulus sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara
wajar dan sehat, yang didalamnya terkandung perasaan harga diri yang stabil dan mantap.
Disinilah, tampak arti penting peran orang tua dan guru sebagai fasiltator.
SECARA UMUM
1) Penolakan orang tua, yakni harapan orang tua yang tidak realistis.
2) Kegagalan yang berulang kali.
3) Kurang mempunyai tanggung jawab personal
4) Ketergantungan kepada orang lain dan
5) Perasaan takut yaitu kekhawatiran atau ketakutan.
Harga diri seseorang dipengaruhi oleh orang yang dianggap penting dalam
kehidupan individu yang bersangkutan, orang tua dan keluarga merupakan
contoh dari orang-orang yang signifikan. Keluarga merupakan lingkungan
tempat interaksi yang pertama kali terjadi dalam kehidupan seseorang.
kedudukan kelas sosial dapat dilihat dari pekerjaan, pendapatan dan tempat
tinggal. Individu yang memiliki pekerjaan yang lebih bergengsi,
pendapatan yang lebih tinggi dan tinggal dalam lokasi rumah yang lebih
besar dan mewah akan dipandang lebih sukses dimata masyarakat dan
menerima keuntungan material dan budaya. Hal ini akan menyebabkan
individu dengan kelas sosial yang tinggi meyakini bahwa diri mereka lebih
berharga dari orang lain.
3. Menurut Dariuszky
Harga diri merupakan hal penting dalam menjaga kehormatan. Seseorang yang
memiliki harga diri dapat menjaga prilakunya untuk tidak berbuat kealahan. Bila orang
tersebut melakukan kesalahan, ia akan merasa kehormatan dirinya ternoda dan akan berusaha
untuk tidak melakukan kesalahannya. Secara sederhana bentuk harga diri dibagi menjadi 2
kelompok, yakni:
Seperti yang telah dijelaskan pada pemnahasan harga diri terdahulu, bahwa setiap
orang memiliki harga diri. Namun tingkatannya berbeda. Seseorang yang memiliki
harga diri yang cukup tinggi, yaitu orang yang mempu menjaga kehormatannya
supaya tidak ternoda. Ia akan merasa malu sekali bila harga diri dan kehormatan
dirinya terganggu. Oleh sebab itu, ia selalu patuh terhadap semua aturan yang berlaku.
Ia mencoba menjadi orang yang baik, suka menolong dan hormat kepada semua
orang.Setiap orang akan selalu mempertahankan harga dirinya. Ia akan melakukan
tindakan apabila harga dirinya terusik. Terusiknya harga diri disebabkan oleh perilaku
yang berasal dari luar. Misalnya, ejekan dari orang lain. Orang bias marah sekali,
bahkan bagi orang yang tidak dapat mengendalikan dirinya. Perbuatan tercela
mungkin terjadi seperti terjadi perkelahian antar teman, tauran sekolah, penganiayaan,
dll.
Harga diri suatu kelompok, yaitu dapat berupa suatu kelompok keluarga, kelompok
lingkungan tempat tinggal, kelompok sekolah, atau kelompok suatu Negara.
Sebagai contoh kelompok di sekolah. Para siswa di suatu sekolah juga memiliki harga
diri kelompok. Untuk membela nama baik sekolah para siswa berjuang memajukan
sekolahnya. Misalnya, di bidang olahraga dan seni mereka menunjukan prestasinya,
demi mengharumkan nama sekolah. Akan tetapi, ada beberapa bentuk harga diri
kelompok yang tidak boleh di tiru. Misalnya, kurang kesetiakawanan antar sekolah,
para siswa dari satu sekolah menyerang siswa sekolah lain. Jika sudah terjadi
demikan, tawuran antar sekolah akan terjadi.
Demikian juga sebagai warga Negara Indonesia, Indonesia memiliki harga diri.
Bangsa kita tidak akan mau dihina oleh bangsa lain. Selain itu, kita pun mencoba
mengangkat harga diri bangsa Indonesia melalui prestasi di bidang ilmu pengetahuan,
olahraga, seni, dan lain-lain. Jika ada duta olahraga di Indonesia, menjadi juara dalam
pertandingan dunia. Dengan demikian, harga diri bangsa kita akan ikut terangkat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Harga diri adalah hasil evaluasi individu pada dirinya sendiri yang merupakan sikap
penerimaan atau penloakan serta menunjukkan seberapa besar individu percaya pada dirinya,
merasa mampu, berarti, berhasil dan berharga. Harga diri diperoleh dengan keturunan,
kekayaan, kekuasaan,keagamaan, kependidikan, kecerdasan dan kejujuran. Faktor yang
mempengaruhi harga diri yaitu penghargaan dan penerimaan dari orang-orang yang
signifikan. Harga diri seseorang dipengaruhi oleh orang yang dianggap penting dalam
kehidupan individu yang bersangkutan, orang tua dan keluarga merupakan contoh dari orang-
orang yang signifikan. Keluarga merupakan lingkungan tempat interaksi yang pertama kali
terjadi dalam kehidupan seseorang.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini kami sadar bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu kami mengharapkan dan kami menerima dengan tangan terbuka
masukan ataupun saran yang dapat mendukung dan membangun demi kesempurnaan
pembuatan makalah ini dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Boyd & Nihart, (1998). Psychiatric Nursing & Contemporary Practice. 1st edition.
Philadhephia, Lippincot-Raven Publisher
Carpenito, Lynda Juall, (1998). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta, EGC
Schulz & Videback, (1998). Manual Psychiantric Nursing Care Plan. 5th edition.
Philadhepia, Lippincot-Raven Publisher
Keliat, Budi Anna dll, (1998). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta, EGC
Stuart & Sundeen, (1995). Buku Saku Keperawatan Jiwa. edisi 3. Jakarta, EGC
Townsend, (1995). Nursing Diagnosis in Psychiatric Nursing a Pocket Guide for
Care Plan Construction. edisi 3. Jakarta, EGC
Abraham H. Maslow, (1970). Motivation and Personality. New York,Harper & Row
Publisher
Coopersmith, S. (1967). The antecedents of self-esteem. San Francisco, Freeman and
Company