Anda di halaman 1dari 4

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Tugas Pertemuan 5

Oleh
Davika Nilam Putri
19103337
Kelas E

STMIK STIKOM INDONESIA


2021
1. Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa di dalam sikap ihsan sudah terkumpul di dalamnya iman
dan Islam. Oleh karena itu, orang yang bersikap ihsan itu lebih istimewa dibandingkan
orang-orang mukmin yang lain, dan orang yang mukmin itu juga lebih istimewa
dibandingkan muslim yang lain. Mengenai hal ini, jelaskan bagaimana pendapat anda !
 Menurut saya, pernyataan diatas sudah benar karena orang yang berikap ihsan itu
selalu melihat Allah dengan mata hati, Makna ihsan, sebagaimana dijelaskan dalam
sebuah hadis, “Kamu menyembah Allah seolah-olah (mata kepala) kamu melihat Allah.
Jika (mata kepala) kamu tidak bisa melihat Allah (dan pasti tidak bisa melihat-Nya),
tetapi Allah melihat kamu.” Sehingga lebih istimewa dari mukmin, sedangkan orang
mukmin lebih istimewa daripada Islam karena setiap mukmin pasti muslim karena orang
yang beriman secara benar pasti akan merealisasikan iman dengan melaksanakan amal-
amalnya.

2. Kaum muslimin menetapkan adanya tiga unsur penting dalam agama Islam, yakni Iman,
Islam, dan Ihsan sebagai satu kesatuan yang utuh. Pada periode berikutnya, para ulama
mengembangkan imu-ilmu Islam untuk memahami ketiga unsur tersebut. Jelaskan
bagaimana hubungan Iman, Islam dan Ihsan !
 Imam adalah percaya atau menerima, perwujudan dari satu kesatuan anatara hati yang
menerima kebenaran ajaran Islam dan perbuatan yang membuktikan atas keyakinan yang
dimiliki. Islam adalah agama yang mengajarkan agar manusia patuh dan berserah diri
sepenuhnya kepada Allah. Ihsan adalah berbakti dan mengabdikan diri kepada Allah
SWT atas kesadaran dan keihklasan.
Dari pengertian Imam, Islam, Ihsan tersebut dipahami bahwa ketiganya merupakan
satu kesatuan sebagai pilar agama Islam yang memiliki hubungan kuat satu sama lain
yang salin mendukung, menguatkan dan tidak dapat dipisahkan, masing-masing
mempunyai nilai dan fungsi yang sama pentingnya. Imam sebagai landasan keyakinan,
Islam dan Ihsan sebagai bukti nyata dari keyakinan tersebut, jika diibaratkan sebagai
rumah Rukun Iman merupakan pondasi, Rukun Islam sebagai tiang penyangga dan Ihsan
sebagai atapnya.
3. Pandangan Ibn Araby (Takeshita, 2005: 131) menyebutkan adanya dua jenis manusia yaitu
insan kamil dan monster bertubuh manusia. Jelaskan maksud insan kamil dan monster
bertubuh manusia menurut pendapat anda !
 Insan kamil adalah tingkatan pertama dari dua tingkatkan manusia dalam mengimani
Tuhan menurut Ibn Araby, dalam tingkat ini mereka mengimani Tuhan dengan cara
penyaksian Artinya, mereka “menyaksikan” Tuhan; mereka menyembah Tuhan yang
disaksikannya. Insan kamil adalah manusia yang telah menanggalkan ke-monster-annya.
Konsekuensinya, di luar kedua jenis manusia ini ada manusia yang sedang berproses
menanggalkan ke-monster-annya dalam membentuk insan kamil.
Istilah insan kamil (manusia sempurna) pertama kali diperkenalkan oleh Syekh Ibn
Araby pada abad ke-14. Ia menyebutkan ada dua jenis manusia, yakni insan kamil dan
monster setengah manusia. Jadi, kata Ibn Araby, jika tidak menjadi insan kamil, maka
manusia menjadi monster setengah manusia. Monster bertubuh manusia menurut saya
adalah karakter atau sifat manusia yang tidak atau belum sempurna sehingga masih
memiliki sifat buruk yang semakin lama membuat rasa kemanusiaan semakin rendah
karena keimanannya tidak benar dan kokoh, sehingga lama kelamaan secara tidak
disadari manusia itu menjadi monster.

4. Para sufi dan filsuf muslim menggunakan istilah yang berbeda-beda untuk menyebut insan
kamil. Ada yang mengistilahkannya dengan manusia sufi dan manusia multidimensi. Akan
tetapi, substansi pembicaraannya sama, yakni tentang manusia sempurna (insan kamil).
Jelaskan bagaimana seseorang untuk mencapai derajat insan kamil !
 Seseorang untuk mencapai derajat insan kamil adalah menundukkan nafsu dan
syahwat hingga mencapai tangga nafsu muthma’innah; memperbaiki dan memperkokoh
iman kita dengan mengimani rukun islam; peribadatan harus dijalankan dengan
benar,ikhlas dan bersungguh-sungguh dengan menjalankan rukun Islam; semua ibadah
dan amal sosial yang kita lakukan harus mencapai tingkat ihsan. Jika sudah benar
menjalankan keempat unsur manusia yakni: jasad/raga, hati, roh, dan sirr(rasa); lalu
mengokohkan keimanan,meingkatkan peribadatan, dan membaguskan perbuatan,
sekaligus mengikis karakter yang buruk maka bisa mencapai derajat insan kamil dan
kunci keberhasilannya adalah menapaki karakter inti secara bertahap.
5. Seorang sahabat Rasulullah SAW bermaksud melaksanakan shalat, berzikir dan beriktikaf di
Masjid Nabawi Madinah. Namun, saat masuk ke dalam masjid dan bersiap menjalankan
iktikaf, ia melihat seorang lelaki sedang menangis meratapi nasibnya. Sang sahabat
mendekatinya dan bertanya, ”Mengapa engkau menangis dan kesulitan apa yang sedang
kaualami?”. Lelaki itu pun menceritakan masalah pelik yang ia hadapi dan membuatnya
sangat sedih. Sang sahabat pun mengurungkan niat beriktikaf. Kemudian ia mengajak lelaki
itu keluar masjid dan membantunya menyelesaikan kesulitan yang dihadapinya. Ketika
Rasulullah SAW mendengar peristiwa itu, beliau pun bersabda, “Sungguh berjalannya
seseorang diantara kamu untuk memenuhi kebutuhan saudaranya lebih baik baginya daripada
beriktikaf di masjidku ini sebulan lamanya” (HR Ath-Thabrani dari Abu Hurairah). Jelaskan
makna apa yang bisa dipetik dari kisah ini !
 Ibadah sosial, seperti menolong orang yang sedang dalam kesulitan, meringankan
derita sesama, memberantas kemungkaran dan kezaliman di dalam masyarakat akan
mendapat gajaran pahala yang setara dengan ibadah ritual. Dari pernyataan diatas dapat
disimpulkan bahwa membantu sesama itu sangat penting sekali hendaknya kita selalu
menolong orang yang sedang dalam kesulitan dengan ikhlas dalam keadaan apapun.

Anda mungkin juga menyukai