Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL SKRIPSI

EFEKTIVITAS LATIHAN MENGGUNTING KERTAS DALAM


MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B
TK DARUTTAQWA GULUNG

Oleh: SUMARNI

NIM. 202111527067

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH PALAPA NUSANTARA
LOMBOK TIMUR NTB
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
2021
LEMBAR PERSETUJUAN SEMINAR PROPOSAL SKRIPS

Judul EFEKTIVITAS LATIHAN MENGGUNTING KERTAS


DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK
HALUS ANAK DI KELOMPOK B TK DARUTTAQWA
GULUNG
Nama Penulis : Sumarni
NIM : 202111527067
Program Studi : Pendidikan Sejarah
Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas : Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Palapa Nusantara
Tahun Akademik : 2021

Banjarmasin, 15 Juni 2021


Dosen Pembimbing Akademik Mahasiswa

Melisa Prawitasari, M.Pd. Raudatul Husna


NIP.19890116 201504 2002 NIM. 1710111220026

Mengetahui,
Koordinator Program Studi Pendidikan Sejarah

Drs. Rusdi Effendi, M.Pd.


NIP. 19660731 199103 1 002

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan ucapan rasa syukur, penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan berkahan rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul
“EFEKTIVITAS LATIHAN MENGGUNTING KERTAS DALAM MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B TK DARUTTAQWA
GULUNG”. Sholawat serta salam tak lupa pula penulis panjatkan kepada junjungan kita baginda
Nabi besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan pengikut beliau hingga akhir zaman.

Penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas segala bimbingan,


arahan dan bantuan yang telah diberikan. Kami berharap, kepada pembaca dan pendengar semoga
proposal skripsi ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Penulis menyadari dalam pembuatan proposal ini masih terdapat banyak kekurangan,
sehingga saran-saran yang diberikan bersifat membangun dapat penulis gunakan untuk sekarang
dan dimasa yang akan datang, dan penulis juga menyadari proposal ini masih jauh dari yang
namanya kesempurnaan, karena itu penulis senantiasa terbuka terhadap saran dan kritik dari bapak,
rekan, dan yang lainnya yang bersifat membangun.

Keruak, 26 Agustus 2021

Raudatul Husna
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...................................................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN...................................................................................................ii

KATA PENGANTAR...............................................................................................................iii

DAFTAR ISI..............................................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah...........................................................................................1

B. Batasan Masalah......................................................................................................4

C. Rumusan Masalah....................................................................................................5

D. Tujuan Penelitian.....................................................................................................5

E. Manfaat Penelitian...................................................................................................6

F. Metode Penelitian....................................................................................................6

G. Kajian Terdahulu......................................................................................................9

H. Kerangka Teori......................................................................................................11

I. Sistematika Penulisan.............................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................19
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Haidar Putra Daulay, dikutip dari buku Islamisasi Banjarmasin Abad ke-15
sampai abad ke-19, p endidikan islam tidak bisa dilepaskan dari kegiatan dakwah yang
dilakukan oleh para mubaligh awal yang datang ke Banjarmasin. Dalam tahap awal,
pendidikan berlangsung secara informal. Fenomena itu secara umum juga dapat dilihat dalam
islamisasi Nusantara pada tahap awal. Pada tahap awal itu, terjalin kontak-kontak person,
antara pemberi dan penerima pendidikan. Tidak ada jadwal waktu tertentu dan tidak ada
tempat yang khusus. Kontak-kontak awal itu tidak terprogram secara rigit atau ketat.1
Dalam agama islam pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam
kehidupan manusia. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia, dari
pendidikan lah manusia dapat membentuk kepribadiannya. Peran pendidikan sangatlah penting
dalam masyarakat, yaitu berperan untuk meningkatkan kualitas setiap individu di masyarakat.
Agar tercipta kelompok masyarakat yang berkualitas. Di Indonesia banyak sekali organisasi
yang berperan dalam bindang pendidikan yaitu salah satunya organisasi Muhammadiyah, yang
berperan aktif dalam bidang Pendidikan.

Muhammadiyah merupakan gerakan pembaharuan dalam islam. Muhammadiyah


merupakan organisasi islam dengan melaksanakan dakwah amar ma’ruf nahi mungkar dan
tajdid, bersumber pada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Dengan maksud dan tujuan untuk
menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam yang sebenar- benarnya. Muhammadiyah
berpandangan bahwa agama islam menyangkut seluruh aspek kehidupan meliputi aqidah,
ibadah, akhlak dan mu’amalat duniawiyah satu kesatuan yang utuh dan harus dilaksakan dalam
kehidupaan.

1
Yusliani Noor, Islamisasi Banjarmasin (Abad Ke-15 Sampai Ke-19)
(Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2016). Hlm 364.

1
Sejarah berdirinya organisasi Muhammadiyah adalah berawal dari keinginan Kyai Haji Ahmad
Dahlan atau Muhammad Darwis untuk mendirikan organisasi yang dapat dijadikan sebagai alat
perjuangan dam da’wah untuk menegakkan amar ma’ruf nahi munkar yang bersumber pada Al-Qur’an
dan As-Sunnah. Yang didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912 (8
Dzulhijjah 1330 H). Latar belakangan berdirinya organisasi Muhammadiyah untuk menegakkan dan
menjunjung tinggi agama islam agar tercipta masyarakat islam yang sebenar-benarnya.
Banyak sebagian umat islam di Indonesia, masih mencampur adukan antara tradisi islam dengan
tradisi yang dalam prakteknya berisi paham animism dan dinamisme. Ketidak murinian ajaran islam ini
yang dipahami sebagian umat islam di Indonesia memperlihatkan hal-hal yang bertentangan dengan
prinsip-prinsip ajaran islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. Adapun tujuan terpenting
dari organisasi Muhammadiyah ini adalah untuk memurnikan paham-paham agama islam yang dianggap
telah menyimpang dari ajaran Nabi Muhammad SAW.
Pada dasarnya, Muhammadiyah menekankan perjuangannya pada sosio- religius. Perjuangan ini
ditempuh karena keterbelakangan masyarakat diberbagai bidang, khususnya pendidikan. Pendidikan
merupakan salah satu prioritas utama, karena melalui pendidikan pemahaman tentang islam mudah
diwariskan.2
Kemajuan umat islam hanya bias dicapai apabila umat islam betul-betul mengamalkan ajaran
islam yang murni, yaitu ajaran islam yang bersumber pada Al- Qur’an dan As-Sunnah. Organisasi
Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi keagamaan di Indonesia yang ingin memberikan solusi
permasalah yang dihadapi masyarakat islam. Muhammadiyah sebagai gerakan yang mengikuti
perkembangan dan perubahan mempunyai kepentingan untuk melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar.3
Di Kalimantan Selatan, Muhammadiyah berdiri secara remi pada tahun 1925 di Alabio.
Kelahirannya menurut Fedyani Saifuddin dilator belakangi dengan adanya praktik ajaran islam yang
tidak sesuai dengan praktik ajaran yang dibawa Nabi

2
Syaharuddin, Orang Banjar Manjadi Indonesia: Dinamika Organisasi Islam Di
Borneo Selatan, 1912- 1924 (Yogyakarta: Eja Publisher, 2009). Hlm 124-125.
3
Sutarno, Muhammadiyah Gerakan Sosial Keagamaan Moderis (Jakarta:
Suara Muhammadiyah, 2005). Hlm 33.
Muhammad dan para sahabat. Penyimpangan ini disebut dengan Bid’ah. 4Kehadiran Muhammadiyah di
Alabio diikuti dengan pendirian Sekolah Muhammadiyah pada tahun 1926. Sejak itu, Sekolah
Muhammadiyah bermunculan bersamaan dengan lahirnya Cabang Muhammadiyab di seluruh Kalimantan
Selatan.
Di kota Banjarmasinsendiri, pimpinan daerah Muhammadiyah yang didirikan sejak tahun 1940
dipelopori oleh beberapa ulama, yang diantaranya adalah H. Bustami,
H.M. Amin, dan H.M Yasin. Dalam perkembangannya, Muhammadiyah di Kota Banjarmasin hingga
sekarang memiliki banyak usaha, diantaranya amal usaha yang paling dominan adalah pendidikan. Amal
usaha ini oleh Organisasi Muhammadiyah di kota Banjarmasin terus dikembangkan. Sebagai Organisasi
keagamaan, Muhammadiyah memiliki ciri khas di bidang ini, selalu bergerak dalam bidang Pendidikan
sebagai upaya serius untuk terus mencerdaskan anak bangsa. Bidang sosial, sebagai langkah partisipasif
untuk enggarami bangsa Indonesia dengan nilai-nilai keislaman. Dan bidang ekonomi, untuk member andil
dalam mensejahterakan masyarakat.
Kota Banjarmasin terbagi lima kecamatan, yang terdiri dari Banjarmasin Barat, Banjarmasin
Timur, Banjarmasin Utara, Banjarmasin Tengah dan Banjarmasin Selatan. Di lima kecamatan ini tersebar
Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU). Secara garis besar masyarakat Banjarmasin terbagi dua
kelompok yaitu, Masyarakat Asli dan Masyarakat Pendatang. Kaum asli terdiri dari suku Banjar Pahuluan
dan Suku Banjar Batang Banyu, Kaum Pendatang terdiri dari suku Jawa, Madura, Bajau, Bugis, Cina dan
Arab. Budaya dan Tradisi orang Banjar merupakan hasil asimilasi selama berabad-abad. Budaya tersebut
dipengaruhi oleh kepercayaan islam yang dibwa oleh pedagang Arab dan juga Persia. Semua agama di
Banjarmasin seperti agama Islam, Buddha, Hindu, Katolik, Protestan dan Khong Hu Tsu namun, mayoritas
agama di Banjarmasin adalah Agama Islam.
Pengaruh agama islam di Kota Banjarmasin sangatlah kuat terhadap segala aspek kehidupan sosial
dan budaya masyarakat Banjarmasin termasuk dalam bidang ekonomi, hukum dan juga politik. Maka dari
itu, sikap dan presepsi maryakat terhadap berbagai masalah sangat ditentukan oleh pemikiran islam yang
menjadi pedoman

4
Sudjangi, Kajian Agama Dan Kemasyarakatan (Jakarta: Badan Litbang Dep
Agama, 1993). Hlm 284.
kehidupan bagi pemeluk agama islam. Hal ini ditandai dengan banyaknya langgar (mushalla) dan
mesjid yang sangat mudah didapati di seluruh pelosok kota. Tidak terlepas dari peran Organisasi
Muhammadiyah yang eksistensinya dengan amal usaha salah satunya yaitu, dalam bidang pendidikan
baik yang formal, non formal maupun informal. Secara formal dapat dilihat dengan dirikan nya
sekolah atau lembaga pendidikan dari tingkatan TK, SD/MIS, SMP/MTS, SMA/Madrasah Aliyah,
SMK dan juga Perguruan Tinggi. Sedangkan untuk bidang pendidikan nonformal dapat dilihat dengan
adanya Majelis-majelis Taklim yang sering diadakan di Mesjid Muhammadiyah yang tersebar di kota
Banjarmasin sekitar 25 buah. Kemudian untuk di bidang pendidikan informal berlangsung dari
keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitar dimana kegiatan belajarnya dilakukan secara mandiri.
Menurut beberapa informasi dari pengurus organisasi Muhammadiyah dijelaskan bahwa
Cabang Muhammadiyah 1 merupakan Cabang yang banyak mengelola dibidang pendidikan dari
tingkatan TK,SD,SMP/MTS,SMA/Madrasah Aliyah dan SMK. Oleh karena itu, dalam penelitian ini
akan dibahas tentang “PERAN CABANG MUHAMMADIYAH 1 DALAM PENGEMBANGAN
PENDIDIKAN ISLAM DI BANJARMASIN PADA TAHUN 1930-2019”.

B. Batasan Masalah
Agar penelitian yang berlangsung lebih jelas dan terarah, maka dari itu peneliti akan
memberikan batasan masalah sebagai berikut:
1. Batasan Temporal
Batasan waktu yang dilakukan dalam penelitian ini adalah antara tahun 1930- 2019, yang
mana pada tahun 1930 mulai berdirinya Organisasi Muhammadiyah di Banjarmasin, kemudian
tahun 1960 hingga tahun 2011 Organisasi Muhammadiyah mulai berkembang pesat. Sedangkan
batasan tahun maksimal topik pembahasan adalah tahun 2019, sebab peran Cabang
Muhammadiyah 1 Banjarmasin sampai sekarang masih dirasakan oleh masyarakat sekitar,
sebagai sarana pendidikan bagi generasi banua hingga sekarang.
2. Batasan Spiral
Penelitian ini dipusatkan terhadap Cabang Muhammadiyah 1 Banjrmasin serta beberapa
satuan pendidikan yang dibawah pengelolan dari Cabang Muhammadiyah 1 Banjarmasin.
3. Batasan Subjek
Batsan subjek yang akan diteliti adalah pihak-pihak yang berkontribusi terhadap Organisasi
Muhammadiyah di Banjarmasin, serta pihak yang terkait yang mengerti seluk beluk peran dari
Cabang Muhammadiyah 1 Banjarmasin dalam bidang pendidikan dari berdirinya Cabang
Muhammadiyah 1Banjarmasin 1930 hingga 2020. Pimpinan Cabang Muhammadiyah 1
Banjarmasin, kepala sekolah pada masing- masing satuan pendidikan, tenaga pendidik, dan juga
kependidikan, maupun pihak yang berkontribusi dalam pendirian Cabang Muhammadiyah 1
Banjarmasin. Dalam penelitian ini juga membatasi pokok batasan mengenai peran Cabang
Muhammadiyah 1 Banjarmasin dalam bidang pendidikan.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan pokok masalah tersebut, maka rumusan masalah yang peneliti ajukan,
yaitu:
1. Sejarah berdirinya Cabang Muhammadiyah 1 Banjarmasin?
2. Bagaimana peran Cabang Muhammadiyah 1 Banjarmasin dalam pengembangan
pendidikan islam pada tahun 1940-2020?
3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi Cabang Muhammadiyah 1
Banjarmasin dalam mengembangkan pendidikan Islam?

D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui Sejarah berdirinya Cabang Muhammadiyah 1 Banjarmasin.
2. Untuk mengetahui peran Cabang Muhammadiyah 1Banjarmasin dalam mengembangkan
pendidikan islam.
3. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat Cabang Muhammadiyah 1
Banjarmasin dalam mengembangkan pendidikan islam.
E. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat, adapun manfaatnya meliputi:
1. Manfaat Teoritis
a. Penulis berharap hasil penilitian ini bermanfaat dapat memberikan sumbangan pemikiran
kepada akademik terhadap ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang pengembangan
pendidikan islam di Banjarmasin.
2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu masukan bagi para
pengambil kebijakan pendidikan nasional agar agar dalam usaha reformasi pendidikan tidak
melepaskan identitas dan kepribadian bangsa Indonesia.
b. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi para peneliti
yang akan datang, khususnya bagi yang akan menkaji sejarah gerakan pendidikan Organisasi
Muhammadiyah.
c. Hasil penelitian ini diharapkan secara khusus dapat menjadi bahan pertimbangan dan
renungan bagi para pemimpin dan simpatisan Muhammadiyah.

F. Metode Penelitian
Pada bab ini dijelaskan mengenai metode serta teknik penelitian yang digunakan peneliti
untuk mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan Skripsi Peran Cabang Muhammadiyah 1
dalam Pengembangan Pendidikan Islam Di Banjarmasin Pada tahun 1930-2020. Metode yang
digunakan untuk mengkaji penelitian yaitu dengan menggunakan metode historis dibantu dengan studi
dokumentasi, studi literature dan juga dengan wawancara sebagai teknik penelitiannya.
Metode sejarah ialah proses pengkajian, penjelasan, penganalisaan secara kritis terhadap
rekaman serta peninggalan masa lampau. 5 Selain itu menurut Kuntowijoyo penelian sejarah
mempunyai lima tahapan, yaitu : pemilihan topik, pengumpulan sumber, verifikasi kritik sejarah dan
keabsahan sumber, interpretasi: analisis dan sintesis dan yang terakhir adalah historiografi.

5
Syamsuddin and Helius, Metodologi Sejarah (Yogyakarta: Ombak, 2007). Hlm 63.
1. Tahap Heuristik
Tahap heuristik merupakan sebuah kegiatan mencari sumber-sumber untuk mendapatkan
data-data, atau mencari materi sejarah atau evidensi sejarah6.
a. Sumber Tertulis
Dalam proses pengumpulan sumber tertulis peneliti melakukan ke pihak Organisasi
Muhammadiyah lebih tepatnya ke Cabang Muhammadiyah 1 Banjarmasin, mengenai keberadaan
dokumen, seperti surat menyurat dalam proses pendirian Cabang Muhammadiyah 1 Banjarmasin,
yakni akta dan notaris. Peneliti juga melakukan pencarian dokumen ke perpustakaan, took buku,
browsing internet serta juga berusaha mencari tulisan-tulisan yang sejaman dalam surat kabar dan
berkaitan dengan inti bahasan penelitian.
b. Sumber Lisan
Sumber lisan diperoleh melalui wawancara bersama pihak yang bersangkutan dalam Cabang
muhammadiyah 1 Banjarmasin. Dimulai dengan menentukan sumber yang utama yaitu dengan
Ketua Cabang Muhammadiyah 1 Banjarmasin
. pencarian sumber kemudian berlanjut dengan menemui beberapa narasumber yang
direkomendasikan oleh ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah 1 Banjarmasin. Diantaranya
yaitu dengan kepala sekolah pada setiap sekolah yang dikelola Cabang Muhammadiyah 1
Banjarmasin.
2. Tahap Krtitik
Setelah mendapatkan sumber-sumber yang diperlukan, maka pada tahap berikutnya adalah
kritik sumber. Pada tahapan kritik sumber ini peneliti berusaha mencari keaslian dan kebenaran dari
berbagai sumber yang sudah didapatkan agar penelitian yang didapatkan bisa dipertanggung
jawabkan. Dalam tahapan kritik ini dikenal dua jenis kritik, yaitu kritik eksternal dan kritik internal.
Kritik eksternal dilakuikan dengan menguji atau melakukan verifikasi terhadap aspek-aspek
luar yang berkaitan dengan aspek penelitian. Proses kritik sumber dilakukan dengan pemeriksaan
kembali dokumen yang didapatkan. Pada sumber lisan, penelitian melakukan dengan menggunakan
kritik menilai kesesuaian

6
Syamsuddin, Helius. Loc cit Hlm 86

7
informasi yang diperoleh dari sumber dengan cara menanyakan posisi atau jabatan narasumber di
Cabang Muhammadiyah 1 serta juga dengan menanyakan berapa lama narasumber telah mengabdi
di Organisasi Muhammadiyah.
Sedangkan kritik intern menekankan pada aspek dalam dari isi sumber yang didapatkan7
(Sjamsuddin Helius, 2007: 146). Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah kesaksian yang
diperoleh dapat dipercaya atau tidak. Narasumber adalah mereka yang turut andil menyaksikan
perencanaan dan perkembangan Cabang Muhammadiyah 1 serta satuan pendidikan di bawah
pengelolaannya, sehingga informasi bisa didapatkan secara langsung dari pelaku sejarah.
3. Tahap Interpretasi
Pada tahapan ini peneliti mengaitkan data-data yang telah didapat dengan topic penelitian.
Hingga ditemukan sebuah fakta sejarah yang dapat dipercaya kebenaran ilmiahnya. Diantaranya,
memadukkan antara sumber-sumber lisan dengan sumber tertulis yang didapat agar menjadi
kronologis. Interpretasi adalah cara penullis menjadi kronologis. Interpretasi adalah cara penulis
menetapkan makna dan keterkaitanm atau hubungan antara fakta-fakta yang telah berhasil dihimpun
oleh penulis (Notosusanto Nugroho, 1971: 17). Interpretasi perlu dilakukan dalam analisis sumber
data sejarah untuk mengurangi unsure subjektifitas dalam kajian sejarah. Suatu objek sejarah dapat
dipelajari secara objektif bila objek tersebut memiliki eksistensi yang merdeka di luar pikiran
manusia agar memperoleh pengetahuan yang tidak memihak dan benar (Gottchalk Louis, 1975: 34).
Dalam tahapan ini, dimulai dengan pendirian Organisasi Muhammadiyah di Banjarmasin
tahun 1940, kemudian mendirikan berbagai amal usaha, pendidikan, kesehatan, sosial, dan ekonomi.
Namun Organisasi Muhammadiyah ini lebih berperan aktif dalam bidang pendidikan.
4. Tahap Historiografi
Setelah tahap interpretasi selanjutnya tahap historiografi, historiografi merujuk pada tulisan
atau bacan. Dalam tahapan ini peneliti menyajikan hasil temuan dalam tahan heuristik kritik dan
interpretsi yang dilakukan sebelumnya

7
Sjamsuddin, Helius. Loc cit. Hlm 146.

8
dengan cara menyusunnya menjadi sebuah tulisan yang jelas dalam bahasa yang mudah dimengerti
dan menggunakan kaidah-kaidah ilmiah serta kaidah penulisan yang baik dan benar. Historiografi
merupakan cara penulisan, pemaparan, ataupun juga laporan hasil penelitian sejarah yang telah
dilakukan. Dituangkan dalam sebuah penulisan skripsi. Hasil dari historiografi ini adalah skripsi
yang berjudul “Peran Cabang Muhammadiyah 1 Dalam Pengembangan Pendidikan Islam Di
Banjarmasin Tahun 1930-2020”.
Penulisan dimulai dengan gambaran umum tentang Cabang Muhammadiyah 1 Banjarmasin,
memuat tentang sejarah, visi dan misi dan struktur organisasi Cabang Muhammadiyah 1. Dilanjutkan
dengan menguraikan peran Cabang Muhammadiyah 1dalam pengembangan pendidikan islam di
Bnajarmasin tahun 1930-2020. Selanjutnya dengan memaparkan faktor pendukung dan penghambat
bagi Cabang Muhammadiyah 1 dalam mengembangkan pendidikan islam di Banjarmasin tahun
1940-2020.

G. Kajian Terdahulu
Pada kajian terdahulu penulis mencari karya-karya ilmiah dan penelitan terdahulu yang
berhubungan dengan Organisasi Muhammadiyah, yaitu:
Pertama, skripsi yang ditulis oleh Saiful Muhri, dengan judul “Peran Muhammadiyah
Cabang Burneh Dalam Memberdayakan Masyarakat Islam Tahun 2010-2018”. Pada Skripsi ini
memaparkan tentang peran muhammadiyah cabang Bruneh dari tahun 2010-2018 dalam bidang
keagamaan, bidang pendidikan, bidang sosial, dan bidang ekonomi. Pada penulisan ini juga
dipaparkan tentang sejarah muhammadiyah cabang Bruneh, dipaparkan juga bagaimana respon
masyarakat terhadap pemberdayaan muhammadiyah cabang Bruneh. 8 Perbedaan dengan penelitian
yang dilakukan terdapat pada pokok batasan. Penelitian yang dilakukan Saiful Muhri mencakup
bidang keagamaan, pendidikan, sosial dan ekonomi, sedangkan dalam penelitian yang dilakukan
hanya memuat di bidang pendidikan saja.

8
Saiful Muhri, Peran Muhammadiyah Cabang Bruneh Dalam Memberdayakan
Masyarakat Islam Tahun 2010-2018. Skripsi Jurusan Sejarah Peradaban Islam.
Fakultas Adab dan Humaniora. 2019. 4-8.
Kedua, skripsi oleh Ida Ayu Lestari dengan judul “Peranan Muhammadiyah dalam Membina
Masyarakat Islam di Jeneponto (Studi Tinjauan Historis). Hasil penelitian Ida Ayu Lestari menunjukkan
bahwa berdirinya muhammadiyah di Jeneponto tidak terlepas dari peranan H. Zulhajji Daeng Makka.
Memaparkan sejarah berdirinya organisasi muhammadiyah di Jeneponto. Membahas tentang
perkembangan muhammadiyah dalam menyebarkan dakwah amar ma’ruf nahi mungkar, meluruskan
paham nenek moyang yang masih banyak dianut oleh masyarakat Jeneponto. Kemudian memaparkan
tentang amal usaha muhammadiyah dalam membina masyarakat islam di Jeneponto. 9 Perbedaan dengan
penelitian yang dilakukan yaitu, mengenai pokok bahasan. Penelitian Ida Ayu Lestari membahas tentang
peran muhammadiyah dalam menghindarkan masyarakat di Jeneponto dari Takhayul, Bi’dah dan
Khurafat yang merupakan menduakan dengan Tuhan. Sedangan dalam penelitian yang dilakukan memuat
tentang peran cabang muhammadiyah dalam mengembangkan pendidikan islam melalui jalur formal,
nonformal dan informal.
Ketiga, skripsi oleh Joko Nugroho dengan judul “Peranan Ranting Muhammadiyah Dalam
Pendidikan Islam (studi kasus di Ranting Muhammadiyah Ngestiharjo Selatan Bantul Tahun 2011).
Dalam penelitian ini membahas peranan Ranting muhammadiyah Bantul dalam pendidikan islam, yaitu
mengajak masyarakat Ngestiharjo Selatan Bantul untuk kembali kepada ajaran Islam yang sebenar-
benarnya berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan jalan dakwah amar ma’ruf nahi mungkar. Dalam
pelaksanaan nya Ranting muhammadiyah Bantul mengembangkan pendidikan melalui 3 jalur, yaitu jalur
formal, informal dan nonformal. Menjabarkan faktor-faktor penghambat dan pendukung Ranting
Muhammadiyah dalam pelaksanaan pendidikan islam di Ngestiharjo Selatan Bantul. 10 Perbedaan dengan
penelitian yang dilakukan yaitu, pada skripsi Joko Nugroho peranan ranting muhammadiyah Ngestiharjo
Selatan Bantul, dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan islam diwujudkan dengan kegiatan- kegiatan
yang diselenggarakan oleh piminan ranting muhammadiyah bekerjasama

9
Ida Ayu Lestari. Peranan Muhammadiyah Dalam Membina Masyarakat Islam
di Jeneponto (Suatu Tinjauan Historis). Jurusan Sejarah Kebudayaan Islam.
Fakultas Adab dan Humaniora. 2016. Hlm 4. 10 Joko Nugroho. Peranan
Ranting Muhammadiyah dalam Pendidikan Islam (studi kasus di Ranting
Muhammadiyah Ngestiharjo Selatan Bantul tahun 2011). Jurusan Pendidikan
Agama Islam. Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta.
2012. Hlm
dengan Takmir Masjid yang ada dilingkup Ngestiharjo Selatan Bantul. Adapun pelaksanaan kegiatan
pendidikan islam ditempuh melalui 3 jalur pendidikan yaitu, jalur formal, nonformal dan informal.
Sedangkan dalam penelitian yang penulis bahas membahas tentang Cabang Muhammadiyah dimana
pangkat Cabang diatas Ranting dalam cangkupan pengelolaan nya pun lebih luas, namun
pelaksanaan kegiatan pendidikan islam sama-sama melalui 3 jalur pendidikan yaitu, jalur
formal,informal dan nonformal, juga berbeda dengan tahun penulis membahas peran cabang
muhammadiyah 1 dari berdirinya organisasi tersebut hingga tahun 2020.

H. Kerangka Teori
1. Pengertian Peran
Peranan merupakan pola tindakan atau perilaku yang diharapkan dari orang yang memiliki
status tertentu, artinya jika seseorang melakukan hak-hak dan kewajibannya, sesuai dengan
kedudukannya, maka ia telah menjalankan peranan. Dalam hal ini, peranan dan kedudukan
,erupakan satu kesatuaan yang tidak terpisahkan karena kesalingtergantungan satu dengan yang
11
lainnya. Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan (status). Apabila seseorang
melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka hal itu berarti ia menjalan
kan suatu peranan. Kedudukannya tidak dapat dipisah-pisahkan dan saling bertentangan satu dengan
yang lain. Setiap orang memiliki macam- macam peranan yang berasal dari pola-pola pergaulan
hidupnya. Hal tersebut sekaligus berarti bahwa peranan menentukan apa yang diperbuatnya bagi
masyarakat kepadanya. Peranan lebih banyak menekankan pada fungsi, penyesuaian diri dan sebagai
suatu proses.12
2. Persyarikatan Muhammadiyah
Deliar Noer dalam bukunya gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942, menyatakan
sebuah organisasi social Islam yang terpenting di Indonesia sebelum Perang Dunia II dan mungkin
juga sampai saat sekarang ini adalah Muhammadiyah.

11
Elly M Setiadi & Usman Kolip, Pengantar Sosiologi (Jakarta: Kencana
Prenada Group, 2011). Hlm 123.
12
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: PT. Rineka
Grafindo Persada, 2002). Hlm 268-269.
Organisasi ini didirikan di Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912 oleh Kiyai Haji Ahmad Dahlan
atas saran yang diajukan oleh murid-muridnya dan beberapa anggota Budi Utomo untuk mendirikan
lembaga pendidikan yang bersifat permanan.13
Sependapat dengan Deliar Noor, Abdul Munir Mulkhan dan Ahmad Syafii Maarif dalam bukunya
yang berjudul 1 Abad Muhammadiyah, menyatakan Muhammadiyah merupakan sebuah persyarikatan
atau organisasi Islam yang lahir di Yogyakarta pada 9 Zulhijah 1330 Hijriah bertepatan dengan 18
November 1912 Masehi. Pendiri utamanya adalah Ahmad Dahlan, seorang ulama dan Ketib Keraton
Ngayogyakarto Hadiningrat yang tinggal di kampong Kauman, Yogyakarta.14
Selain itu Abdul Munir Mulkhan dalam buku yang berbeda yaitu berjudul Pemikiran KH. Ahmad
Dahlan dan Muhammadiyah dalam Perspektif Perubahan Sosial juga menyatakan pendapatnya bahwa
Muhammadiyah adalah Organisasi yang beranggotakan orang-orang yang berusaha mengidentifikasikan
dirinya sebagai pengikut, penerus dan pelanjut perjuangan Nabi Muhammad SAW. dalam
mengembangkan tata kehidupan bermasyarakat.15
Sedangkan menurut A, Jainuri dalam buku Muhammadiyah gerakan Reformasi Islam di Jawa
pada Awal Abad ke-20, menyatakan pendapatnya bahwa Muhammadiyah adalah gerakan Reformasi
Islam, yang berusaha membersihkan Islam dari unsur-unsur non Islam dan mengadakan pembaharuan
dalam bidang pendidikan, selain itu juga mengadakan pembaharuan pemikiran Islam.16
Begitu pula dengan Suwarno dalam bukunya Relasi Muhammadiyah, Islam dan Negara,
menyatakan Muhammadiyah yang didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan merupakan bagian dan sekaligus
mata rantai dari gerakan pembaharuan Islam modern. Hal ini karena kelahiran Muhammadiyah bergumul
dan pemikiran para tokoh pembaharuan Islam, baik yang pra-modern maupun yang modern. Di samping

13
Noer Deliar, Gerakan Modern Islam Di Indonesia 1900-1942 (PT Pustaka
LP3ES Indonesia, 1996). Hlm 84.
14
Abdul Munir Mulkhan & A Syafii Maarif, 1 Abad Muhammadiyah (Jakarta: PT
Kompas Media Nusantara, 2010). Hlm 5.
15
Abdul Munir Mulkhan, Pemikiran Kyai H.Ahmad Dahlan &
Muhammadiyah Dalam Perspektif Perubahan Sosial (Jakarta: Bumi
Aksara, 1990). Hlm 45.
16
Ahmad Jainuri, Ideologi Kaum Reformis (LPAM, 2002). Hlm 51.
itu, komitmen Muhammadiyah untuk menegakkan dakwah amar ma’ruf nahi munkar dengan
landasan Al-Qur’an dan As-Sunnah, serta kontribusinya yang telah diberikan kapada umat Islam dan
bangsa Indonesia ini telah membuktikan posisi Muhammadiyah sebagai salah satu gerakan
pembaharuan Islam modern yang paling berpengaruh, tidak hanya di Indoensia, tetapi juga di Dunia
Islam.17
Penulis dapat menyimpulkan dari beberapa pengertian di atas bahwa Muhammadiyah adalah
gerakan islam dan Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar, berakidah Islam dan bersumber kepada Al-
Qur’an dan As-Sunnah. Muhammadiyah didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada
tanggal 18 November 1912
M. Organisasi Muhammadiyah merupakan Organisasi yang mengikuti jejak perjuangan Nabi
Muhammad SAW.
3. Pengertian Pendidikan Islam
Ditinjau dari segi istilah, pendidikan Islam adalah system pendidikan yang dapat memberikan
kemampuan seseorang untuk memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-cita Islam, karena nilai-
nilai Islam telah menjiwai dan mewarnai corak kepribadiannya, Nur Uhbiyati menyatakan,
pendidikan islam adalah “seuatu system pendidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang
di butuhkan oleh hamba Allah”. oleh karena itu Islam mempedomani seluruh aspek kehidupan
manusia muslim baik di dunia maupun di akhirat.18
Sedangkan pendidikan Islam menurut Syeh Muhammad Naquib al-Attas diistilahkan dengan
ta’dib yang mengandung arti ilmu pengetahuan, pengajaran, dan pengasuhan yang mencakup
beberapa aspek yang saling terkait seperti ilmu, keadilan, kebijakan, amal, kebenaran, nalar, jiwa,
hati, pikiran, derajat dan adab. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan Islam adalah ilmu
pendidikan yang berdasarkan Islam. Oleh sebab itu, pendidikan Islam harus bersumber kepada Al-
Qur’an dan hadis Nabi .19
4. Tujuan Pendidikan Islam

17
Suwarno, Relasi Muhammadiyah, Islam Dan Negara (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010). Hlm
18.
18
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam (Bandung: Pustaka Setia, 1995). Hlm 12
19
Zulkarnain, Transformasi Nilai-Nilai Pendidikan Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008).
Hlm 18.
Tujuan pendidikan islam secara umum adalah untuk mencapai tujuan hidup muslim,
yakni menumbuhkan kesadaran manusia sebagai makhluk Allah SWT, agar mereka tumbuh dan
berkembang menjadi manusia yang berakhlak mulia dan beribadah kepada-Nya. Tujuan
pendidikan bukanlah suatu benda yang berbentuk tetap dan statis, tetapi pendidikan merupakan
suatu keseluruhan dari kepribadian seseorang, berkenaan dengan seluruh aspek kehidupan
seperti yang di ungkapkan oleh Al-Ghazali menyebutkan bahwa tujuan pendidikan islam yaitu
membentuk manusia menjadi Insan paripurna, baik di dunia maupun di akhirat.20
Dari penjelasan di atas tujuan pendidikan islam yaitu untuk menjadikan kepribadian manusia
yang berguna untuk diri sendiri dan orang lain lain, dan juga dapat mengamalkan dan
mengembangkan ajaran islam untuk kepentingan hidup di dunia maupun di akhirat.
5. Kurikulum Pendidikan Islam
Menurut pandangan lama, kurikulum merupakan “sejumlahmata pelajaran yang harus
ditempuh murid untuk memperoleh ijazah”. Dalam pandangan ini, kurikulum terdiri dari sejumlah
mata pelajaran yang merupakan pengalaman masa lampau dan disusun secara sistematis dan logis.
Dalam pandangan ini, sistem penyampaian oleh guru adalah sistem imposisi, sehingga guru lebih
aktif dalam pembelajaran dan murid hanya bersifat pasif belaka.21
Menurut pandangan modern sebagai mana yang dikemukakan Romine, kurikulum
merupakan “sebuah penafsiran dari perorganisasian pelatihan, aktifitas dan pengalaman yang didapat
dengan arahan kegiatan sekolah, baik didalam klas maupun tidak”. Dalam pandangan ini, kurikulum
dapat ditafsirkan secara luas, bukan hanya terdiri dari sejumlah mata pelajaran sebagaimana yang
didefinisikan dalam pandangan lama. Setiap kegiatan yang menghasilkan pengalaman dapat
dikatakan sebagai kurikulum tanpa memandang darimana pun asalnya.22

20
Sri Minarti, Ilmu Pendidikan Islam Fakta Teoritis-Praktis Dan Aplikatif-
Normatif (Jakarta: Amzah, 2013). Hlm 37.
21
Syaharuddin & Heri Susanto, Sejarah Pendidikan Indonesia (Era Pra
Kolonial Nusantara Sampai Reformasi) (Banjarmasin: Program Studi
Pendidikan Sejarah, FKIP, ULM, 2019). Hlm 139.
22
Ibid, hlm 139.
Kurikulum merupakan syarat yang mutlak dalam pendidikan, sebab kurikulum merupakan
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pendidikan atau pengajaran. Kurikulum merupakan alat
untuk mencapai tujuan pendidikan sekaligus merupaka pedoman dalam melaksanakan pengajaran
pada semua jenis tingkatan pendidikan.
a. Pengertian kurikulum
Pengertian kurikulum telah dikenal dalam dunia pendidikan sebagai suatu istilah yang tidak
asing lagi, secara etimologi, kurikulum berasal dari bahasa Yunani yang berarti currere yang
mempunyai arti jarak yang harus ditempuh dalam kegiatan berlari mulai dari permulaan (start)
sampai pada terakhir (finish). Pengertian ini kemudian diterapkan dalam bidang pendidikan. Kata
kurikulum yang berasal dari bahasa Arab yang mempunyai arti manhaj, yaitu jalan terang yang
dilalui oleh manusia pada bidang kehidupannya
Menurut Hilda taba, isi kurikulum yang luas dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu
tujuan, isi, pola belajar-mengajar dan evaluasi. Pembagian ini dikutip oleh Ralph W. Tyler. Bila
orang ingin membuat atau menilai kurikulum, perhatiannya tertuju pada empat pertanyaan.23
Kurikulum mengandung atau terdiri atas komponen-komponen yaitu: Tujuan, Isi, Metode
atau proses belajar-mengajar dan evaluasi. Komponen tujuan merupakan sesuatu yang hendak dituju
dalam proses belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar isi merupakan materi yang relevan
dengan tujuan pengajaran. Komponen proses belajar mengajar adalah kegiatan untuk mencapai
tujuan, mutu proses belajar mengajar banyak ditentukan oleh kemampuan guru (pendidiknya).
Komponen evaluasi adalah kegiatan kurikuler yang berupa penilaian untuk mengetahui berapa
persen tujuan tadi dapat dicapai.24
b. Cirri-ciri kurikulum pendidikan Islam
Menurut Al-Syaibani, kurikulum pendidikan Islam seharusnya mempunyai cirri-ciri sebagai
berikut:

23
Tafsir Ahmad, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 1994). Hlm 54.
24
Ibid, hlm 57.
1) Kurikulum pendidikan Islam harus menonjolkan mata pelajaran agama dan akhlak. Agama dan
akhlak itu harus diambil dari Al-Qur’an dan hadist serta contoh-contoh dari tokoh terdahulu yang
shaleh.
2) Kurikulum pendidikan Islam harus memperhatikan pengembangan menyeluruh aspek
kepribadian siswa, yaitu aspek jasmani, akal dan rohani. Untuk pengembangan menyeluruh ini
kurikulum harus berisi mata pelajaran yang banyak, sesuai dengan tujuan pembinaan setiap aspek
itu.
3) Kurikulum pendidikan Islam memperhatikan keseimbangan antara pribadi masyarakat, dunia dan
akhirat, jasmani, akal dan rohani manusia. Keseimbangan itu bersifat relatif karena tidak dapat
diukur secara objektif.
4) Kurikulum pendidikan Islam memperhatikan juga seni halus, yaitu ukur, pahat, tulis-indah,
gambar dan sejenisnya. Selain itu, memperhatikan juga pendidikan jasmani, latihan militer,
teknik keterampilan, dna bahasa asing sekalipun semuanya ini diberikan kepada perseorangan
secara efektif berdasar bakat, minat dan kebutuhan.
5) Kurikulum pendidikan Islam mempertimbangkan perbedaan-perbedaan tempat dan juga
perbedaan zaman. Kurikulum dirancang sesuai dengan kebudayaan itu.25

Kurikulum pendidikan islam harus dimulai dari penyusunan atau perumusan tujuan
pendidikan menurut Islam. Tujuan pendidikan menurut Islam ialah terwujudnya muslim yang
kaffah, yaitu Muslim yang:

1. Jasmaninya sehat serta kuat,


2. Akalnya cerdas serta pandai,
3. Hatinya dipenuhi iman kepada Allah.

Untuk mewujudkan Muslim seperti itu kita dapat mendesain kurikulum yang
kerangkanya adalah sebagai berikut:

25
Ibid., hlm 65-66.
a) Untuk jasmani yang sehat dan kuat disediakan mata pelajaran oleh raga dan kesehatan.
b) Untuk otak yang cerdas dan pandai disediakan mata pelajaran dan menambah kegiatan yang
dapat mencerdaskan otak dan menambah pengetahuan seperti logika dan berbagai sains.
c) Untuk hati yang penuh disediakan mata pelajaran dan kegiatan agama.26
6. Jalur Pendidikan Islam
Jalur pendidikan terdiri dari 3 jalur yaitu, formal, nonformal dan informal.
Ketiga jalur pendidikan dijelaskan sebagai berikut ini:
a. Pendidikan formal
Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur atau berjenjang yang
terdiri atas pendidikan anak usia dini (TK/RA), pendidikan dasar (SD/MI), pedidikan
menegah (SMP/MTS dan SMA/MA) dan pendidikan tinggi (Universitas). Pendidikan formal
terdiri dari pendidikan formal yang berstatus negri dan pendidikan formal yang berstatus
swasta.
Jadi pendidikan formal merupakan jenis pendidikan yang berstruktur dan berjenjang
dilaksanakan di sekolah dimulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi dilaksanakan
dalah waktu yang terus menerus. Pendidikan formal merupakan pendidikan yang sudah
ditentukan dan ditetapkan, dan diatur oleh pemerintah untuk pendidikan formal yang
berstatus negri dan sebuah yayasan yang berstatus swasta.27
b. Pendidikan non formal
Pendidikan non formal merupakan pendidikan diluar dari pendidikan formal. Pendidikan non
formal adalah jalur pendidikan yang bertujuan untuk menganti, menambah dan juga untuk
melengkapi dari pendidikan formal. Pendidikan ini diselenggarakan oleh lembaga khusus
seperti lembaga kursus, pelatihan, kelompok belajar, sanggar, dan lain sebagainya.
c. Pendidikan informal

26
Ibid., hlm 71.
27
Hamid Darmadi, Pengantar Pendidikan Era Globalisasi (An1mage, 2019). Hlm 27.
Pendidikan informal merupakan jalur pendidikan yang berasal dari keluarga dan lingkungan sekitar
yang berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Pendidikan informal diberikan oleh keluarga dan
lingkungan sekitar dari lahir hingga sampai akhir hayat, pendidikan informal membentuk
kebiasaan, watak, dan juga perilaku seseorang dimasa depan.

I. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan, berisi latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, kajian terdahulu, kajian teori, dan sistematika
penulisan.
BAB II Gambaran umum Cabang Muhammadiyah 1 Banjaarmasin yakni, Sejarah berdirinya
Cabang Muhammadiyah 1, letak geografis, visi dan misi, struktur Cabang Muhammadiyah 1
Banjarmasin.
BAB III Menguraikan tentang peran Organisasi Muhammadiyah, dalam bidang pendidikan
mulai dari ranah formal, nonformal, dan informal dari tahun 1930-2020
BAB IV memaparkan faktor penghambat maupun pendukung Cabang Muhammadiyah 1
dalam mengembangkan pendidikan Islam di Banjarmasin tahun 1930-2020
BAB V Berisi tentang kesimpulan dari rumusan masalah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU

Ahmad, Tafsir. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1994.

Darmadi, Hamid. Pengantar Pendidikan Era Globalisasi. An1mage, 2019.

Deliar, Noer. Gerakan Modern Islam Di Indonesia 1900-1942. PT Pustaka LP3ES Indonesia, 1996.

Jainuri, Ahmad. Ideologi Kaum Reformis. LPAM, 2002.

Kolip, Elly M Setiadi & Usman. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana Prenada Group, 2011.

Minarti, Sri. Ilmu Pendidikan Islam Fakta Teoritis-Praktis Dan Aplikatif-Normatif. Jakarta: Amzah,
2013.

Mulkhan, Abdul Munir. Pemikiran Kyai H.Ahmad Dahlan & Muhammadiyah Dalam Perspektif
Perubahan Sosial. Jakarta: Bumi Aksara, 1990.

Mulkhan, Abdul Munir, and & A Syafii Maarif. 1 Abad Muhammadiyah. Jakarta: PT Kompas
Media Nusantara, 2010.

Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Rineka Grafindo Persada, 2002.

Sudjangi. Kajian Agama Dan Kemasyarakatan. jakarta: Badan Litbang Dep Agama, 1993.

Sutarno. Muhammadiyah Gerakan Sosial Keagamaan Moderis. Jakarta: Suara Muhammadiyah,


2005.

Suwarno. Relasi Muhammadiyah, Islam Dan Negara. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.

Syaharuddin. Orang Banjar Manjadi Indonesia: Dinamika Organisasi Islam Di Borneo Selatan,
1912-1924. Yogyakarta: Eja Publisher, 2009.

Syaharuddin & Heri Susanto. Sejarah Pendidikan Indonesia (Era Pra Kolonial Nusantara

Sampai Reformasi). Banjarmasin: Program Studi Pendidikan Sejarah, FKIP, ULM, 2019.

Syamsuddin, and Helius. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak, 2007. Uhbiyati, Nur. Ilmu

Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia, 1995.

Yusliani, and Noor. Islamisasi Banjarmasin (Abad Ke-15 Sampai Ke-19). Yogyakarta: Penerbit
19

View publication stats


Ombak, 2016.

Zulkarnain. Transformasi Nilai-Nilai Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008.

SKRIPSI

Saiful Muhri, Peran Muhammadiyah Cabang Bruneh Dalam Memberdayakan Masyarakat Islam
Tahun 2010-2018. Skripsi Jurusan Sejarah Peradaban Islam. Fakultas Adab dan Humaniora.
2019. 4-8.

Ida Ayu Lestari. Peranan Muhammadiyah Dalam Membina Masyarakat Islam di Jeneponto (Suatu
Tinjauan Historis). Jurusan Sejarah Kebudayaan Islam. Fakultas Adab dan Humaniora. 2016.
Hlm 4.

Joko Nugroho. Peranan Ranting Muhammadiyah dalam Pendidikan Islam (studi kasus di Ranting
Muhammadiyah Ngestiharjo Selatan Bantul tahun 2011). Jurusan Pendidikan Agama Islam.
Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2012.
Hlm 7.

20

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai