Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

NAHDATUL ULAMA DAN PERANNYA PADA PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DI


INDONESIA

“Diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam”

Dosen Pengampu : Dr. H. Muhammad Saleh, M,Ag

Disusun Oleh :

Kelompok 8

 Sri wahyuni 2220203886208136


 Yayan Suharlan 2220203886208137

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PAREPARE
TAHUN 2023

1
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji bagi Allah swt karena segala rahmat dan hidayahnya sehingga makalah “
Nahdatul Ulama dan perannya pada pengembangan pendidikan islam di indonesia”

Dapat diselesaikan. Shalawat dan salam kita haturkan kepada nabi yang telah membawa umatnya
dari zaman kebodohan menuju zaman kepintaran seperti yang telah kita rasakan saat ini.

Dengan adanya makalah ini kami berharap dapat menambah pengetahuan dan wawasan
pembaca terlebih mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Kami sadar didalam
penulisan maklah ini banyak kekurangan baik dari segi penyajian materi ataupun teknik
penulisannya, maka dari itu kami sangat mengharapkan krik dan saran dari teman-teman demi
kesempurnaan makalah ini.

Parepare, 30 November 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………2

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..3

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………….4

1. Latar Belakang Masalah…………………………………………………………………..4


2. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………4
3. Tujuan Penulis…………………………………………………………………………….4

BAB II PEMABHASAN…………………………………………………………………………5

A. Pengertian Nahdhatul Ulama……………………………………………………………...5


B. Peran Nahdhatul Ulama Dalam Pengembangan Pendidikan Di Indonesia……………….6

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………..11

A. Kesimpulan………………………………………………………………………11
Daftar Pustaka……………………………………………………………………12

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai organisasi social kemasyarakatan dan keagamaan, Nahdatul Ulama (NU) telah
berperan serta dalam bidang pendidikan. Bahkan sejak kelahirannya pada tahun 1926 organisasi
tersebut sangat memeperhatikan pendididkan terutama keberadaan pondok pesantren. Dalam
anggran dasarnya (1927) maupun dalam Staatutent Nahdlatoel Oelama(1927) dinyatakan bahwa
bidang garapan NU untuk mencerdaskn sumber daya manusia dengan membantu pembangunan
pondok pesantren.

Organisasi NU merupakan mitra sejajar pemerintah dalam menyelenggarakan


pendidikan nasional yang mempunyai kesempatan yang sangat luas untuk berperan srta dalam
mewujudkan kesempatan yang sangat luas untuk berperan serta dalam mewujudkan tujuan
organisasi pendidikan, sebagaimana disebut dalam UU No. 2 tahun 2003 tentang pendidikan
nasional.

Bidang usaha perjuangan dari NU meliputi kegiatan pendidikan, dakwah dan social.
Tiga bidang tersebut dapat dipisahkan satu sama lain, sebab dengan menggiatkan pendidikan
maka berarti telah berdakwah dan mengabdikan diri kepada masyarakat. Demikian melalui
dakwah berarti telah berdakwah dan mengabdikan diri kepada masyarakat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan NU
2. Bagaimana peran Nahdatul Ulama pada pengembangan pendidikan Islam di
Indonesia
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu NU


2. Untuk mengetahui peran NU pada pengembangan pendidikan islam di indonesia

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Nahdhatul Ulama (NU)

Nahdatul Ulama berasal dari dua kata, yaitu nahdhlah(bangkit) dan ulama yaitu cerdik atau
cendekia yang memahami ilmu agama. Gabungan dua kata itu dapat diartikan sebagai
kebangkitan ulama atau kebangunan ulama. Nahdatul Ulama adalah sebuah organisasi agama
islam yang terbentuk pada tahun 1926 yang lahir dari pesantren, pendirinya adalah K.H. As’ari.
Organisasi ini menganut paham ahlusunna wal jamaah adalah golongan yang dalam memahami,
menghayati dan mengamalkan ajaran islam menggunakan pendekatan madzhab. NU
berpendirian bahwa dengan mengikuti madzhab yang jelas metode (manhaj) dan pendapat
(aqwal) nya, maka warga NU akan lebih terjamin berada di jalan yang lurus dan akan
mendapatkan ajaran islam yang murni.

Nahdatul Ulama(NU) didirikan pada tanggal 31 januari 1926 bertepatan dengan tanggal 16
rajab 1334 H. di Surabaya oleh K.H. Hasyim Asari beserta para tokoh ulama tradisionl dan
usahawan di jawa timur. Berdirinya NU diawalo dengan lahirnya Nahdatuturjjar (1918) yang
muncul sebagai lembaga gerakan ekonomi pedesaan, disusul dengan munculnya Taswirul Afkar
(1924) sebagai gerakan politik dalam bentuk pendidikan. Dengan demikian, maka ditemukanlah
tiga pilar penting bagi NU yaitu (1) Wawancara ekonomi kerakyatan (2) Wawasan keilmuan,
Sosial Budaya, dan (3) wawasan kebangsaan.

Setelah NU resmi menjadi jamiyah pada tahun 1926, telah banyak madrasah-madrasah
berdiri disamping pondok pesantren yang telah lama dan mengakar di Indonesia . Melihat
kenyataan yang ada pada saat itu , maka Muktamat II tahun 1927 membicarakan masalah
perbaikan metode pengajaran di pondok pesantren dan madrasah-madrasa. Selanjutnya
Muktamat III tahun 1928 di Surabaya di bicarakan pengembangan dan peluasan pondok
pesantren di madrasah.

5
1

B. Peran Nahdathul Ulama Dalam Pengembangan Pendidikan di Indonesia

Sejarah membuktikan bahwa peran dan sumbungan NU tidaklah kecil terhadap


hajat mencerdaskan bangsa, sumbangan ini tampak lebih besar lagi, betapa lembaga NU
seperti pesantren, madrsah, atau sekolah NU yang didirikan secara tradisional secara
prakarsa dan partisipasi masyarakat melalui semangat lillahita ala sekarang dapat
berkembang dengan pesat bahkan menjadi pilihan utama.

Salah satu usaha NU untuk menciptakan komsistensi dan keutuhan langkah


perjuanhannya dalam bidang pendidikan ialah dengan menegaskan arah dan meletakkan
landasan dasar kebijakan pengembangan program pendidikan yang dimiliki NU
dikembangkan sehingga dapat memainkan peranan khusus dan memberikan sumbngan
berharga untuk upaya penataan kembali system pendidikan nasional. Peranan maupun
sumbangan tersebut pada dasarnya dapat dilihat sebagai berikut :

1. Sistem pendidikan yang dikembangkan NU berwatak mandiri misalnya dalam


pengelolahannya, sehingga jiwa kemandirian tersebut bila dikembangkan dapat
menjadi sumbangan bagi pendididkan nasional.
2. Perpaduan antara jiwa penggerakan dan keharusan mengorganisi diri.

Nahdhatul Ulama mempunyai lembaga pendidikan yang cukup banyak sebagai


basis transisi keilmuannya, yaitu pesantren. Pesantren mempunyai kekuatan tersendiri berup nilai
yang jarang dimiliki oleh lembag lain. Dengan berbagai kekhasan dan subkulturalnya, pesantren
terbukti mampu bertahan dalam masyarakat yang terus berubah. Namun demikian, masi
ditemukan pula berbagai kelemahan seperti modek kepemimpinan yang masi cenderung
sentralistik bertumpu kuat kharisma kiai atau otoritas perseorangan, tidak menumbuhkan
kritisme satri, pengajarannya todak terprogram dan sebagainnya.

6
Usaha NU dalam bidang pendidikan telah tampak hasilnya dimana banyak
sekolah-sekolah NU didirikan, bahkan pada tahun 2004 LP. Ma’arif yang bekerja sama dngan
ikatan pelajaran nahdathul ulama atau (IPNU) mendapat penghargaan dari museum rekor
Indonesia tau muri sebagai lemabga pendididkan ma’arif NU dengan jumlah lembaga
pendidikan terbanyak mulai dari tingkat dasar sampai tingkat menengah atas. Dari lembaga-
lembaga pendidikan NU-Ma’arif yang tersbar di seluruh wilayah nusantara, hamya di LP Ma’arif
jawa timur, yang membawahi lebih dari 4000 buah MI, 190 SD, 470 MTs, 325 SMP, 280 MA,
250 SMA, 15 SNEA, 4 STM, dan 15 buah perguruan tinggi, yang dapat dikatakan berhasil
membina dan menkoordinasikan lembaga-lembaga tersebut untuk meencapai prestasi.

Kurikulum pendidikan NU tidak terlepas dari tiga dimensi pokok (1) kurikulum
sebagai subtansi (pengalaman belajar) , (2) kurikulum sebagai sistem, (perencanaan program
pembelajaran) dan (3) kurikulum sebagai mata pelajaran (bidang studi) . Oleh karena itu, dari
awal NU sudah merencanakan bagaimana sistem pelaksanaan kurikulum dalam pendidikan.

Dalam bidang ilmu fiqh NU mengikuti salah satu dari empat madzhab yaitu Hanafi,
Maliki, Syafi’I, dan madzhab hambali. Nahdatul Ulama memiliki landasan filosofi yaitu
Ahlusunnah wal jama’ah. Aswaja adalah merekalah yang mengikuti dan berpegang teguh dengan
sunnah nabi dan sunnah Khulafaurasyidin setelahnya. Mereka adalah kelompok yang selamat
(Alfirqob al-Najiyab). Pendidikan islam yang selalu diterapkan ahlusunnah wal jama’ah yang
diamalkan NU yaitu prinsip-psinsip yang selalu diajarkan oleh Rasulullah dan para sahabat yakni
Tawassuts (bersikap tengah-tengah atau moderat), Tawazun (seimbang), Tasamu (toleransi),
I’tidal (adil atau tegak lurus) dan amar Ma’ruf nai Munkar. Hadratusysyaikh KH. Muhammad
Hasyim Asyari menjeelaskan didalm kitabnya Zidayat Ta’liqat bahwa Ahlusunnah wal Jama’ah
adalah kelompok ahli tafsir, hadits dan ahli fiqh. Merekalah yang ikut berpegang teguh pada
sunnah Nabi Muhammad saw dan sunnah Khulafaurrasyidin setelehnya.

Peran NU dalam membangun karakter umat dan bangsa dapat dilihat dari berbgai
lemabaga dan ruang yang digunakan di dalam mendidik masyarakat. NU tidak hanya memainkan
peran membangun karakter bangsa melalui pendidikan formal saja. NU juga memaksimalka jalur
pendidikan informasi baik mesjid, mushallah, dan rumah-rumah anggotanya yang simpatisannya.
Berikut ini sarana yang menjadi tempat NU dalam membangun dan mempertahankan karakter
bangsa indonesia yang Islamized :

7
1. Pesantren

Ada 5 elemen penting sebuah pesantren dikatakan pesantrn NU, lima elemen tersebut anatara
lain : Kiyai, Santri, Pondok, Mesjid dan kitab kuning. Dari kelima elemen tersebut, biasanya
biasanya kitab kuning yang dijadikan elemen yang memebedakan pesantren NU atau bukan.

2. Madrasah

Keberadaan madrasah sangant akrab dengan keberadaan NU sendiri ketimbang ormas-ormas


islam lainnya. Tipologi madrasah dan perkembangannya sampai saat ini merupakan bukti bahwa
madrasah sangat dekat dengan kalangan nahdhilliyin, meskipun sepenuhnya bukan monopoli
NU.

3. Perguruan tinggi

NU sudah terkenal dengan pesantrennya yang saat ini jumlahnya sekitar 10 ribu atau
madrasahnya yang jumlahnya sekitar 12 ribu. Namun harus diketahui juga NU juga telah
merambah ke perguruan tinggi yang berlabel universitas.

4. Tarekat

Hubungan NU dngan tarekat sebagaimana kedkatan dengan tasawuf. Tarekat berbeda dengan
pesantren karena ada dua hal yang terdapat pada tarekat: pertama, menjalankan amalan seperti
wirid atau zikir secara bebas; kedua: mengikuti sebuah kelompok tarekat tersebut. Pada point
kdua yang membedakan tarekat dengan pesantren meskipun ada pesantren yang beraliran tarekat
tertentu namun pesantren yang tidak beraliran tarekat lebih dominan.

5. Masjid

Pada awalnya masjid digunakan sebagai pusat kegiatan kaum muslimin baik untuk pertemuan,
musyawarah, pusat pendidikan, pengajian, kegiatan administrasi dan kultural. Bahkan ketika
belum ada madrasah mesjid merupakan tempat refresentastif dalam menyelenggerakan
pendidikan.

6. Mushallah

8
Berbeda dengan msid mushallah tidak digunakan untuk sholat jum’at dan shalat Idain. Akan
tetapi mushallah tidak lepas dijadikan sebagai tempat pengajaran ilmu-ilmu keoslaman dalam
tradisi NU. Disamping digunakan untuk rajaban dan maulidan, dimushallah juga kadang
digunakan tempat untuk belajar mengaji anak-anak yang bisanya diselenggarakan oleh guru -
guru muda.

7. Maj’lis Ta’lim

Maj’lis ta’lim berawal dari pemeberian pengajian yang dilakukan di mesjid-mesjid disekitar
jakarta yang dilakukan oleh KH. Abdullah Syafi’i. Model yang dilakukan KH. Abdullah Syafi’I
kemudian mengalami perkembangan yang pesat ditanah air yang kemudian biasa diknal dengan
maj’lis Ta’lim.

8. Rumah

Rumah kyai atau guru dan warga NU juga tidak lepas dari sarana memebrikan pendidikan.
Banyak para kyai atau guru menjadikan rumah dan pelatarannya sebagai sarana penyiraman
ruhani begitu juga rumah warga NU.

Pada akhir tahun 1356/1938 komisi perguruan NU sudah melakukan pemebaruan


pendidikan dengan tetap melstarikan pendidikan ala pesantren dengan mengeluarkan reglement
tentang suasana-suasana madrasah-madrasah NU yang harus dijalankan mulai 2 muharram 1357.
Susunannya adalah sebagai berikut:

1) Madrasah Awaliyah, lama belajar 2 tahun.


2) Madrasah Ibtidayyah, lama belajar 3 tahun .
3) Madrasah Tsanawiyah, lama belajar 3 tahun
4) Madrasah Mu’alimin ‘Ulya, lama belajar 3 tahun.

Dari segi kualitas, diantara sekolah dalam lembaga pendidikakan NU yang mnonjol telah
meraih sertifikat sistem dalam management mutu (SMM) NU ISO 9001-2000 yakni
SMK Ma’rifat NU Kebumen pada tanggal 31 januari 2007 dan SMK NU Ma’arif Kudus
pada tanggal 31 juli 2007. Selanjutnya advokasi dan penguatan perguruan tinggi NU

9
yang ada pada tahun 2009 berjumlah 81 perguruan tinggi, perguruan tinggi NU yang
sudah banyak diminati anatara lain Universitas Islam Malang (UNIMA), Universitas
Islam Bandung (UNIBA), Universitas Darul Ulum ( UNDAR), Universitas Islam Jakarta
(UNISJA). Ma’arifnya telah benar-benar telah mempunyai nilai kontribusi yang amat
besar dalam mencerdaskan kehidupan bangsa indonesia untuk mengisi alam
kemerdekaan ini dengan mendirikan lembaga pendidikan yang sesuai dengan kemajuan
zaman mulaidari jenjang pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Nahdatul Ulama berasal dari dua kata, yaitu nahdhlah(bangkit) dan ulama yaitu
cerdik atau cendekia yang memahami ilmu agama. Gabungan dua kata itu dapat diartikan
sebagai kebangkitan ulama atau kebangunan ulama. peran dan sumbungan NU tidaklah
kecil terhadap hajat mencerdaskan bangsa, sumbangan ini tampak lebih besar lagi, betapa
lembaga NU seperti pesantren, madrsah, atau sekolah NU yang didirikan secara
tradisional secara prakarsa dan partisipasi masyarakat melalui semangat lillahita ala
sekarang dapat berkembang dengan pesat bahkan menjadi pilihan utama.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ilma, Mohammad. 2021. Nahdatul Ulama dan Perannya Dalam Menyebarkan Nilai-nilai
Pendidikan. Lumajang: Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang, Indonesia

Ishak, Sulaiman. 2022. Eksistensi Pendidikan Islam Nahdhatul Ulama. Aceh: Universitas
Pendidikan dan Konseling

Ali, 2013. Nahdhatul Ulama Peran dan Sistem Pendidikannya. STAI DDI Pinrang: Al
Hikmah

Imroatul, 2018. Peran Nahdhatul Ulama Dalam Bidang Pendidikan Karakter. Institut
Agama Islam Negeri Syekh Nurjati Cirebon: Al- Tarbawi Al-Hadirsah

Salamuddin, 2019. Nahdatul Ulama dan Falsafah Pendidikan Pesantren Musthafawiyah.


Medan: Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

12

Anda mungkin juga menyukai