Disusun oleh :
BASKORO CAHYOPRAMUDITO
110 2006 056
Pembimbing :
Dr. SUPRIYONO Sp.B
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. S
No. CM : 77.73.xx
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 38 tahun
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Wanakarta, Bojonegara
Suku bangsa : Sunda
Agama : Islam
Masuk RS : 7 Februari 2011
Ruang : Bougenville
Pembiayaan : Jamsostek
2
II. ANAMNESIS
a. Keluhan utama
Terdapat benjolan di anus
3
III . 1 .PEMERIKSAAN UMUM
Kepala : Normocephal
Mata : CA -/- , SI -/-
Leher : KGB tidak teraba membesar
Thoraks : Pulmo : Vesikuler (+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Cor : SI-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : Supel, Tympani, BU (+) Normal
Genitalia : Lihat status lokalis
Ekstremitas : Akral hangat, Edema (-) di keempat ekstremitas
4
IV. LABORATORIUM
Pada tanggal 31 Desember 2011
Hb : 12,7 g/dl
Ht : 38,7 %
Trombosit : 276.000 /ul
Leukosit : 6.890 /ul
LED : 15
Masa pedarahan : 1 menit 30 detik
Masa pembekuan : 8 menit
Golongan darah / Rh : O / +
GDS : 107 mg/dl
SGOT : 16 u/l
SGPT : 15 u/l
Ureum : 27 mg/dl
Kreatinin : 0,6 mg/dl
HbsAg : Non Reaktif
Anti HIV I : Non Reaktif
5
V. RESUME
6
VI. DIAGNOSIS KERJA
1. Karsinoma kolorektum
2. Polip
VIII. TERAPI
1. Non-Farmakoterapi
2. Farmakoterapi
- IVFD RL 24 tpm
- Inj. Cefotaxim 2 x 1 gr
- Inj. Ketorolac 3 x 1 mg
IX. PROGNOSIS
7
X. FOLLOW UP
8
o Bed rest 24 jam
- Fosmycin 2 x 2 gr
- DC off
- Mobilisasi
9
Status Lokalis a/r Anorektal :
L/ - Tampak luka tertutup verband, kering.
- Rembesan darah (-), Pus (-)
F/ Nyeri Tekan (+)
M/ Nyeri Gerak (-)
A/ Post Hemoroidektomi (Hari ke-2) atas indikasi hemoroid interna grade III
P/ - Terapi teruskan.
- Ciprofloksasin 500 mg 2 x 1
- Mefinal 3 x 1
10
- Laxadine Syr 3 x 1
TINJAUAN PUSTAKA
I. Definisi
Hemoroid berasal dari bahasa Yunani, yaitu haem = blood (darah) dan rhoos =
flowing (mengalir), maka darah yang mengalir pada waktu defekasi maupun sesudahnya
menjadi gejala yang paling sering dikeluhkan oleh penderita hemoroid.
11
Hemoroid adalah pelebaran vena di dalam pleksus hemoroidalis yang bukan
merupakan kelainan patologik. Hanya apabila hemoroid menyebabkan keluhan atau
penyulit, diperlukan tindakan.
Hemoroid atau wasir atau ambeien adalah pelebaran vena di dalam pleksus
hemorroidalis, merupakan pembengkakan submukosa pada lubang anus yang
mengandung pleksus vena, arteri kecil, dan jaringan areola yang melebar.
12
Arteri hemoroidalis medialis merupakan percabangan anterior a.iliaka interna,
sedangkan a.hemoroidalis inferior cabang dari a.pudenda interna. Anastomosis antara
arcade pembuluh inferior dan superior mempunyai makna penting pada tindak bedah
atau sumbatan aterosklerotik di daerah percabangan aorta dan a.iliaka. Perdarahan di
pleksus hemoroidalis merupakan kolateral luas dan kaya sekali darah sehingga
perdarahan dari hemoroid interna menghasilkan darah segar yang berwarna merah dan
bukan darah vena warna kebiruan.
Perdarahan Vena. Vena hemoroidalis superior berasal dari pleksus hemoroidalis
internus dan berjalan ke arah cranial ke dalam v.mesenterika inferior dan seterusnya
melalui v.lienalis ke vena porta. Vena hemoroidalis inferior mengalirkan darah ke dalam
vena pudenda interna dan ke dalam vena iliaka interna dan system kava. Pembesaran
vena hemoroidalis dapat menimbulkan keluhan hemoroid.
Aliran limfe. Pembuluh limfe dari kanalis membentuk pleksus halus yang
mengalirkan limfe menuju ke kelenjar limfe inguinal, selanjutnya dari sini cairan limfe
terus mengalir sampai kelenjar limfe iliaka.
Persyarafan. Persyarafan rectum terdiri atas system simpatik dan parasimpatik.
Serabut simpatik berasal dari pleksus mesenterikus inferior dan dari system parasakral
yang terbentuk dari ganglion simpatis lumbal ruas kedua, ketiga dan keempat.
13
III. Etiologi
2) Idiopatik, tidak jelas adanya kelaianan organik, hanya ada faktor - faktor penyebab
timbulnya Hemoroid. Faktor faktor yang mungkin berperan :
a. Keturunan atau heriditer
14
Dalam hal ini yang menurun adalah kelemahan dinding pembuluh darah, dan
bukan hemoroidnya.
b. Anatomi
Vena di daerah mesenterium tidak mempunyai katup. Sehingga darah mudah
kembali, dan menyebabkan bertambahnya tekanan di pleksus hemoroidalis.
c. Hal - hal yang memungkinkan tekanan intra abdomen meningkat antara lain :
o Orang yang pekerjaannya banyak berdiri atau duduk dimana gaya gravitasi
akan mempengaruhi timbulnya hemoroid.
o Diare menahun/kronis
oPekerjaan yang mengangkat benda - benda berat
oTonus spingter ani yang kaku atau lemah
oHubungan seks tidak lazim (perianal)
oSembelit/ konstipasi/ obstipasi menahun
oObesitas
oUsia lanjut
oBatuk berat
Pada seseorang wanita hamil terdapat 3 faktor yang mempengaruhi timbulnya hemoroid
yaitu :
1. Adanya tumor intra abdomen
2. Kelemahan pembuluh darah sewaktu hamil akibat pengaruh perubahan hormonal
3. Mengedan, sewaktu partus.
IV. Klasifikasi
1. Hemoroid Interna
Hemoroid interna adalah pelebaran pleksus vena hemoroidalis superior di atas linea
dentata/garis mukokutan dan ditutupi oleh mukosa. Hemoroid interna ini merupakan
bantalan vaskuler di dalam jaringan submukosa pada rektum sebelah bawah. Sering
hemoroid terdapat pada tiga posisi primer, yaitu kanan depan ( jam 7 ), kanan
belakang (jam 11), dan kiri lateral (jam 3). Hemoroid yang lebih kecil terdapat di
antara ketiga letak primer tesebut.
15
Hemoroid interna terbagi menjadi 4 derajat :
a. Derajat I
Timbul perdarahan varises, prolaps / tonjolan mokosa tidak melalui anus dan
hanya dapat di temukan dengan proktoskopi.
b. Derajat II
Terdapat trombus di dalam varises sehingga varises selalu keluar pada saat
defekasi, tapi setelah defekasi selesai, tonjolan tersebut dapat masuk dengan
sendirinya.
c. Derajat III
Keadaan dimana varises yang keluar tidak dapat masuk lagi dengan sendirinya
tetapi harus didorong.
d. Derajat IV
Suatu saat ada timbul keaadan akut dimana varises yang keluar pada saat defekasi
tidak dapat dimasukan lagi. Biasanya pada derajat ini timbul trombus yang di
ikuti infeksi dan kadang kadang timbul perlingkaran anus, sering disebut dengan
Hemoroid Inkarserata karena seakan - akan ada yang mempersempit hemoroid
yang keluar itu. Maka setelah beberapa saat akan timbul nekrosis.
HEMORRHOID INTERNA
DERAJAT BERDARAH MENONJOL REPOSISI
I + - -
II (+) + Spontan
III (+) + Manual
IV (+) Tetap -
16
2. Hemoroid Externa
Hemoroid eksterna merupakan pelebaran dan penonjolan pleksus hemoroid inferior
terdapat di sebelah distal linea dentata/garis mukokutan di dalam jaringan di bawah
epitel anus.
Hemoroid eksterna dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu :
a. Akut
Bentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan
sebenarnya adalah hematom, walaupun disebut sebagai trombus eksterna akut.
Tanda dan gejala yang sering timbul adalah :
- Rasa sakit dan nyeri
- Rasa gatal pada daerah hemorid
Kedua tanda dan gejala tersebut disebabkan karena ujung – ujung saraf pada kulit
merupakan reseptor rasa sakit.
b. Kronik
Hemoroid eksterna kronik atau “Skin Tag” terdiri atas satu lipatan atau lebih dari
kulit anus yang berupa jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah.
17
V. Patofisiologi
Pasien sering mengeluh menderita hemoroid atau “wasir” tanpa ada hubungannya
dengan gejala rektum atau anus yang khusus. Nyeri yang hebat jarang sekali ada
hubungannya dengan hemoroid interna dan hanya timbul pada hemoroid eksterna yang
mengalami trombosis.
Perdarahan umumnya merupakan tanda pertama dari hemoroid interna akibat trauma
oleh faeces yang keras. Darah yang keluar berwarna merah segar dan tidak tercampur
dengan faeces, dapat hanya berupa garis pada faeces atau kertas pembersih sampai pada
18
perdarahan yang terlihat menetes atau mewarnai air toilet menjadi merah. Hemoroid
yang membesar secara perlahan-lahan akhirnya dapat menonjol keluar menyebabkan
prolaps. Pada tahap awal, penonjolan ini hanya terjadi pada waktu defekasi dan disusul
reduksi spontan setelah defekasi. Pada stadium yang lebih lanjut, hemoroid interna ini
perlu didorong kembali setelah defekasi agar masuk kembali ke dalam anus.
Pada akhirnya hemoroid dapat berlanjut menjadi bentuk yang mengalami prolaps
menetap dan tidak bisa didorong masuk lagi. Keluarnya mukus dan terdapatnya faeces
pada pakaian dalam merupakn ciri hemoroid yang mengalami prolaps menetap. Iritasi
kulit perianal dapat menimbulkan rasa gatal yang dikenal sebagai pruritus anus dan ini
disebabkan oleh kelembaban yang terus menerus dan rangsangan mukus. Nyeri hanya
timbul apabila terdapat trombosis yang luas dengan udem dan radang.
VII. Diagnosis
2. Pemeriksaan Fisis
a. Hemoroid Interna
- Hemoroid interna yang prolaps dapat terlihat sebagai benjolan yang tertutup
mukosa.
19
- Colok dubur : benjolan tidak teraba , kecuali ada penebalan atau fibrosis
mukosa.
b. Hemoroiod Eksterna
- Benjolan yang ditutupi kulit
- Trombosis : benjolan warna kebiruan, unilokuler/multilokuler, nyeri tekan.
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Colok Dubur
Pada pemeriksaan colok dubur, hemoroid interna stadium awal tidak dapat diraba
sebab tekanan vena di dalamnya tidak terlalu tinggi dan biasanya tidak nyeri.
Hemoroid dapat diraba apabila sangat besar. Apabila hemoroid sering prolaps,
selaput lendir akan menebal. Trombosis dan fibrosis pada perabaan terasa padat
dengan dasar yang lebar. Pemeriksaan colok dubur ini untuk menyingkirkan
kemungkinan karsinoma rectum (teraba berbenjol-benjol dan tidak teratur).
Pemeriksaan Anoskopi
Dengan cara ini dapat dilihat hemoroid internus yang tidak menonjol keluar.
Anoskop dimasukkan untuk mengamati keempat kuadran. Penderita dalam posisi
litotomi. Anoskop dan penyumbatnya dimasukkan dalam anus sedalam mungkin,
penyumbat diangkat dan penderita disuruh bernafas panjang. Hemoroid interna
terlihat sebagai struktur vaskuler yang menonjol ke dalam lumen. Apabila
penderita diminta mengejan sedikit maka ukuran hemoroid akan membesar dan
penonjolan atau prolaps akan lebih nyata. Banyaknya benjolan, derajatnya,
letak ,besarnya dan keadaan lain dalam anus seperti polip, fissura ani dan tumor
ganas harus diperhatikan.
Pemeriksaan proktosigmoidoskopi
Proktosigmoidoskopi perlu dikerjakan untuk memastikan keluhan bukan
disebabkan oleh proses radang atau proses keganasan di tingkat tinggi, karena
hemoroid merupakan keadaan fisiologik saja atau tanda yang menyertai. Faeces
harus diperiksa terhadap adanya darah samar.
Benjolan :
1. Ca anorektal
2. Prolaps recti / procidentia
IX. Komplikasi
1. Terjadinya perdarahan
Pada derajat satu darah kelur menetes dan memancar
2. Terjadi trombosis
Karena hemoroid keluar sehinga lama - lama darah akan membeku dan terjadi
trombosis
3. Peradangan
Kalau terjadi lecet karena tekanan, vena hemoroid dapat terjadi infeksi dan meradang
karena disana banyak kotoran yang ada kuman – kumannya.
X. Tata Laksana
1. Penatalaksanaan Medis
Ditujukan untuk hemoroid interna derajat I sampai III atau semua derajat hemoroid
yang ada kontraindikasi operasi atau klien yang menolak operasi.
a. Non-farmakologis
Bertujuan untuk mencegah perburukan penyakit dengan cara memperbaiki
defekasi.
Pelaksanaan berupa perbaikan pola hidup, perbaikan pola makan dan minum,
perbaikan pola/cara defekasi. Perbaikan defekasi disebut Bowel Management
21
Program (BMP) yang terdiri atas diet, cairan, serat tambahan, pelicin feses, dan
perubahan perilaku defekasi (defekasi dalam posisi jongkok/squatting). Selain itu,
lakukan tindakan kebersihan lokal dengan cara merendam anus dalam air selama
10-15 menit, 2-4 kali sehari. Dengan perendaman ini, eksudat/sisa tinja yang
lengket dapat dibersihkan. Eksudat/sisa tinja yang lengket dapat menimbulkan
iritasi dan rasa gatal bila dibiarkan.
b. Farmakologi
Bertujuan memperbaiki defekasi dan meredakan atau menghilangkan keluhan dan
gejala.
Obat-obat farmakologis hemoroid dapat dibagi atas empat macam, yaitu:
1. Obat yang memperbaiki defekasi
Terdapat dua macam obat yaitu suplement serat (fiber suplement) dan pelicin
tinja (stool softener). Suplemen serat komersial yang yang banyak dipakai
antara lain psylium atau isphaluga Husk (ex.: Vegeta, Mulax, Metamucil,
Mucofalk) yang berasal dari kulit biji plantago ovate yang dikeringkan dan
digiling menjadi bubuk. Obat ini bekerja dengan cara membesarkan volume
tinja dan meningkatkan peristaltik usus. Efek samping antara lain ketut dan
kembung. Obat kedua adalah laxant atau pencahar (ex.: laxadine, dulcolax, dll).
2. Obat simptomatik
Bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi keluhan rasa gatal, nyeri, atau
kerusakan kulit di daerah anus. Jenis sediaan misalnya Anusol, Boraginol N/S
dan Faktu. Sediaan yang mengandung kortikosteroid digunakan untuk
mengurangi radang daerah hemoroid atau anus. Contoh obat misalnya
Ultraproct, Anusol HC, Scheriproct.
3. Obat penghenti perdarahan
Perdarahan menandakan adanya luka pada dinding anus atau pecahnya vena
hemoroid yang dindingnya tipis. Psyllium, citrus bioflavanoida yang berasal
dari jeruk lemon dan paprika berfungsi memperbaiki permeabilitas dinding
pembuluh darah.
22
Menggunakan Ardium 500 mg dan plasebo 3×2 tablet selama 4 hari, lalu 2×2
tablet selama 3 hari. Pengobatan ini dapat memberikan perbaikan terhadap
gejala inflamasi, kongesti, edema, dan prolaps.
c. Hemoroidektomi
23
Terapi bedah dipilih untuk penderita yang mengalami keluhan menahun dan
pada penderita hemoroid derajat III dan IV. Terapi bedah juga dapat dilakukan
dengan perdarahan berulang dan anemia yang tidak dapat sembuh dengan cara
terapi lainnya yang lebih sederhana. Penderita hemoroid derajat IV yang
mengalami trombosis dan kesakitan hebat dapat ditolong segera dengan
hemoroidektomi.
Prinsip yang harus diperhatikan dalam hemoroidektomi adalah eksisi yang
hanya dilakukan pada jaringan yang benar-benar berlebihan. Eksisi sehemat
mungkin dilakukan pada anoderm dan kulit yang normal dengan tidak
mengganggu sfingter anus. Eksisi jaringan ini harus digabung dengan rekonstruksi
tunika mukosa karena telah terjadi deformitas kanalis analis akibat prolapsus
mukosa.
Ada tiga tindakan bedah yang tersedia saat ini yaitu bedah konvensional
(menggunakan pisau dan gunting), bedah laser ( sinar laser sebagai alat pemotong)
dan bedah stapler ( menggunakan alat dengan prinsip kerja stapler).
Bedah konvensional
Saat ini ada 3 teknik operasi yang biasa digunakan yaitu :
1. Teknik Milligan – Morgan
Teknik ini digunakan untuk tonjolan hemoroid di 3 tempat utama (jam 3, 7 dan
11). Teknik ini dikembangkan di Inggris oleh Milligan dan Morgan pada tahun
1973. Basis massa hemoroid tepat diatas linea mukokutan dipegang dengan
hemostat dan diretraksi dari rektum. Kemudian dipasang jahitan transfiksi
catgut proksimal terhadap pleksus hemoroidalis. Penting untuk mencegah
pemasangan jahitan melalui otot sfingter internus.
Hemostat kedua ditempatkan distal terhadap hemoroid eksterna. Suatu incisi
elips dibuat dengan skalpel melalui kulit dan tunika mukosa sekitar pleksus
hemoroidalis internus dan eksternus, yang dibebaskan dari jaringan yang
mendasarinya. Hemoroid dieksisi secara keseluruhan. Bila diseksi mencapai
jahitan transfiksi cat gut maka hemoroid ekstena dibawah kulit dieksisi. Setelah
mengamankan hemostasis, maka mukosa dan kulit anus ditutup secara
longitudinal dengan jahitan jelujur sederhana.
Biasanya tidak lebih dari tiga kelompok hemoroid yang dibuang pada satu
waktu. Striktura rektum dapat merupakan komplikasi dari eksisi tunika mukosa
24
rektum yang terlalu banyak. Sehingga lebih baik mengambil terlalu sedikit
daripada mengambil terlalu banyak jaringan.
2. Teknik Whitehead
Teknik operasi yang digunakan untuk hemoroid yang sirkuler ini yaitu dengan
mengupas seluruh hemoroid dengan membebaskan mukosa dari submukosa dan
mengadakan reseksi sirkuler terhadap mukosa daerah itu. Lalu mengusahakan
kontinuitas mukosa kembali.
3. Teknik Langenbeck
Teknik Langenback ditujukan untuk tonjolan soliter. Pada teknik Langenbeck,
hemoroid internus dijepit radier dengan klem. Lakukan jahitan jelujur di bawah
klem dengan cat gut chromic no 2/0. Kemudian eksisi jaringan diatas klem.
Sesudah itu klem dilepas dan jepitan jelujur di bawah klem diikat. Teknik ini
lebih sering digunakan karena caranya mudah dan tidak mengandung resiko
pembentukan jaringan parut sekunder yang biasa menimbulkan stenosis.
Bedah Laser
Pada prinsipnya, pembedahan ini sama dengan pembedahan konvensional, hanya
alat pemotongnya menggunakan laser. Saat laser memotong, pembuluh jaringan
terpatri sehingga tidak banyak mengeluarkan darah, tidak banyak luka dan dengan
nyeri yang minimal.
Pada bedah dengan laser, nyeri berkurang karena syaraf rasa nyeri ikut terpatri. Di
anus, terdapat banyak syaraf. Pada bedah konvensional, saat post operasi akan
terasa nyeri sekali karena pada saat memotong jaringan, serabut syaraf terbuka
akibat nya serabut syaraf tidak mengerut sedangkan selubungnya mengerut.
Sedangkan pada bedah laser, serabut syaraf dan selubung syaraf menempel jadi
satu, seperti terpatri sehingga serabut syaraf tidak terbuka. Untuk hemoroidektomi,
dibutuhkan daya laser 12 – 14 watt. Setelah jaringan diangkat, luka bekas operasi
direndam cairan antiseptik. Dalam waktu 4 – 6 minggu, luka akan mengering.
Prosedur ini bisa dilakukan hanya dengan rawat jalan.
Bedah Stapler
Teknik ini juga dikenal dengan nama Procedure for Prolapse Hemorrhoids (PPH)
atau Hemoroid Circular Stapler. Teknik ini mulai diperkenalkan pada tahun 1993
25
oleh dokter berkebangsaan Italia yang bernama Longo sehingga teknik ini juga
sering disebut teknik Longo. Di Indonesia sendiri alat ini diperkenalkan pada tahun
1999. Alat yang digunakan sesuai dengan prinsip kerja stapler. Bentuk alat ini
seperti senter, terdiri dari lingkaran di depan dan pendorong di belakangnya.
Pada dasarnya hemoroid merupakan jaringan alami yang terdapat di saluran anus.
Fungsinya adalah sebagai bantalan saat buang air besar. Kerjasama jaringan
hemoroid dan m. sfinter ani untuk melebar dan mengerut menjamin kontrol
keluarnya cairan dan kotoran dari dubur. Teknik PPH ini mengurangi prolaps
jaringan hemoroid dengan mendorongnya ke atas garis mukokutan dan
mengembalikan jaringan hemoroid ini ke posisi anatominya semula karena
jaringan hemoroid ini masih diperlukan sebagai bantalan saat BAB, sehingga tidak
perlu dibuang semua.
Keuntungan teknik ini yaitu mengembalikan ke posisi anatomis, tidak mengganggu
fungsi anus, tidak ada anal discharge, nyeri minimal karena tindakan dilakukan di
luar bagian sensitif, tindakan berlangsung cepat sekitar 20 – 45 menit, pasien pulih
lebih cepat sehingga rawat inap di rumah sakit semakin singkat.
Namun risiko perdarahan, trombosis, serta penyempitan saluran anus masih dapat
terjadi.
Kontraindikasi PPH adalah fistula anus, bengkak, gangren, penyempitan anus,
prolaps jaringan hemoroid yang tebal, serta pada pasien dengan gangguan
koagulasi (pembekuan darah).
Komplikasi yang dapat timbul paska tindakan invasif adalah perdarahan sekunder,
selulitis, abses, fistula, fissura, dan inkontinensia.
26
yang panjang melalui anoskop. Apabila penyuntikan dilakukan pada tempat yang
tepat maka tidak ada nyeri.
Penyulit penyuntikan termasuk infeksi, prostatitis akut jika masuk dalam prostat,
dan reaksi hipersensitivitas terhadap obat yang disuntikan.Terapi suntikan bahan
sklerotik bersama nasehat tentang makanan merupakan terapi yang efektif untuk
hemoroid interna derajat I dan II, tidak tepat untuk hemoroid yang lebih parah atau
prolaps.
XI. Pencegahan
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya hemoroid antara lain:
1. Jalankan pola hidup sehat
2. Olah raga secara teratur (ex.: berjalan)
3. Makan makanan berserat
4. Hindari terlalu banyak duduk
5. Jangan merokok, minum minuman keras, narkoba, dll.
6. Hindari hubunga seks yang tidak wajar
7. Minum air yang cukup
8. Jangan menahan kencing dan berak
9. Jangan menggaruk dubur secara berlebihan
10. Jangan mengejan berlebihan
11. Duduk berendam pada air hangat
12. Minum obat sesuai anjuran dokter
XII. Prognosis
Dengan terapi yang sesuai, semua hemoroid simptomatis dapat dibuat menjadi
asimptomatis. Pendekatan konservatif hendaknya diusahakan terlebih dahulu pada semua
27
kasus. Hemoroidektomi pada umumnya memberikan hasil yang baik. Sesudah terapi
penderita harus diajari untuk menghindari obstipasi dengan makan makanan serat agar
dapat mencegah timbulnya kembali gejala hemoroid.
DAFTAR PUSTAKA
28
o Anonim. Hemorrhoid. Available at : http://www.hemoroid.net. (Accessed :
December,12, 2010).
o Anonim. Hemoroid. Available at : http://www.majalahfarmacia.com.
(Accessed : December,12, 2010)
o Mansjur A dkk ( editor ), 1999, Kapita selecta Kedokteran, Jilid II, Edisi III,
FK UI, Jakarta,pemeriksaan penunjang: 321 – 324.
o Syamsuhidajat, R. & Wim de Jong. 2005. Usus Halus, apemndiks, kolon, dan
anorektum. Dalam :Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC.
o Thornton, S.C. Hemorrhoids. Available at : http://www.emedicine. com /
med/topic2821.htm. Last Update: November 20, 2007
29