Anda di halaman 1dari 29

Presentasi Kasus

HAEMORRHOID INTERNA GRADE III

Disusun oleh :
BASKORO CAHYOPRAMUDITO
110 2006 056

Pembimbing :
Dr. SUPRIYONO Sp.B

Kepaniteraan Klinik Sub Bagian Bedah Umum


RSUD CILEGON
JANUARI 2011
1
STATUS PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. S
No. CM : 77.73.xx
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 38 tahun
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Wanakarta, Bojonegara
Suku bangsa : Sunda
Agama : Islam
Masuk RS : 7 Februari 2011
Ruang : Bougenville
Pembiayaan : Jamsostek

2
II. ANAMNESIS

Diambil dari : Autoanamnesa

Tanggal : 8 Februari 2011

a. Keluhan utama
Terdapat benjolan di anus

a. Riwayat penyakit sekarang


Pasien datang ke RSUD Cilegon dengan keluhan terdapat benjolan di
anus sudah sejak 2 tahun yang lalu, kecil, tidak mengganggu, dan tidak terasa
nyeri. Kemudian 3 bulan sebelum masuk Rumah Sakit (SMRS), benjolan
dirasakan makin lama makin membesar. Awalnya benjolan ini tidak terasa
sakit, namun sejak 3 minggu yang lalu benjolan ini mulai terasa sakit.
Benjolan keluar saat BAB, mengejan dan saat posisi jongkok. Benjolan ini
dapat dimasukkan dengan tangan. Benjolan ini terasa sangat nyeri sehingga
membuat posisi duduk tidak nyaman.
Pasien juga mengeluh terkadang BAB disertai darah menetes berwarna
merah segar, darah tidak bercampur dengan kotoran, dan darah keluar setelah
buang air besar.
Pasien mengaku sering mengeluhkan adanya BAB yang keras dan
jarang. Pasien tidak mengeluh adanya perubahan pada pola BAB, tidak ada
perubahan pada kaliber kotorannya, pasien juga merasakan puas setelah buang
air besar, tidak ada rasa penuh. Tidak ada perubahan pada pola makan dan
tidak ada penurunan berat badan dalam waktu yang singkat.
Pasien bekerja sebagai seorang pembuat emping yang setiap harinya
sering dalam posisi duduk jongkok jika sedang bekerja.

b. Riwayat penyakit dahulu


Riwayat hipertensi, asma, alergi, dan diabetes meLitus disangkal oleh pasien.
Pasien belum pernah mengalami kejadian seperti ini sebelumnya.

3
III . 1 .PEMERIKSAAN UMUM

Keaadaan umum : Sakit sedang


Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 110 / 80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 22 x/menit
Suhu : 36 0C

III . 2 .PEMERIKSAAN FISIK

Kepala : Normocephal
Mata : CA -/- , SI -/-
Leher : KGB tidak teraba membesar
Thoraks : Pulmo : Vesikuler (+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Cor : SI-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : Supel, Tympani, BU (+) Normal
Genitalia : Lihat status lokalis
Ekstremitas : Akral hangat, Edema (-) di keempat ekstremitas

III.3. STATUS LOKALIS a/r ANOREKTAL

L : Tampak benjolan keluar dari anus, ukuran 2 x 2 cm, berwarna kemerahan.


F : Konsistensi lunak, Nyeri Tekan (+), benjolan tidak dapat masuk spontan,
namun dapat masuk dengan bantuan tangan
M : Nyeri Gerak (+)

4
IV. LABORATORIUM
Pada tanggal 31 Desember 2011

Hb : 12,7 g/dl
Ht : 38,7 %
Trombosit : 276.000 /ul
Leukosit : 6.890 /ul
LED : 15
Masa pedarahan : 1 menit 30 detik
Masa pembekuan : 8 menit
Golongan darah / Rh : O / +
GDS : 107 mg/dl
SGOT : 16 u/l
SGPT : 15 u/l
Ureum : 27 mg/dl
Kreatinin : 0,6 mg/dl
HbsAg : Non Reaktif
Anti HIV I : Non Reaktif

5
V. RESUME

Pasien datang ke RSUD Cilegon dengan keluhan terdapat benjolan di anus


sudah sejak 2 tahun yang lalu, kecil, tidak mengganggu, dan tidak terasa nyeri.
Kemudian 3 bulan sebelum masuk Rumah Sakit (SMRS), benjolan dirasakan makin
lama makin membesar. Awalnya benjolan ini tidak terasa sakit, namun sejak 3
minggu yang lalu benjolan ini mulai terasa sakit. Benjolan keluar saat BAB, mengejan
dan saat posisi jongkok. Benjolan ini dapat dimasukkan dengan tangan.
Pasien juga mengeluh, terkadang BAB disertai darah menetes berwarna merah
segar, darah keluar setelah buang air besar. Pasien mengaku sering mengeluhkan
adanya BAB yang keras dan jarang.

6
VI. DIAGNOSIS KERJA

Hemoroid Interna Grade III

VII. DIAGNOSIS DIFERENSIAL

1. Karsinoma kolorektum
2. Polip

VIII. TERAPI

1. Non-Farmakoterapi

- Saran Operasi Hemoroidektomi

2. Farmakoterapi

- IVFD RL  24 tpm

- Inj. Cefotaxim 2 x 1 gr

- Inj. Ketorolac 3 x 1 mg

IX. PROGNOSIS

Quo ad vitam : ad bonam

Quo ad fungsionam : ad bonam

7
X. FOLLOW UP

 Tanggal 8 Februari 2011

TD = 110/80 mmHg R = 20 x/menit


N = 80 x/menit S = 36o C
S/ Terdapat benjolan di anus mulai memmbesar sejak 3 bulan yang lalu, mulai
terasa nyeri sekitar 3minggu yang lalu. Benjolan muncul di luar anus dan dapat
dimasukkan dengan tangan. Pasien juga mengeluh, terkadang BAB disertai darah
menetes berwarna merah segar, darah tidak bercampur dengan kotoran, darah
keluar setelah buang air besar.
O/ KU = Sakit sedang
KS = CM
Status Lokalis a/r Anorektal :
L/ Tampak benjolan yang keluar dari anus jika pasien
mengejan, ukuran 2 x 2 cm, berwarna kemerahan.
F/ Konsistensi lunak, Nyeri Tekan (+)
M/ Nyeri Gerak (+)

A/ Hemoroid Interna Grade III


P/ Rencana Operasi hari ini

 LAPORAN OPERASI tanggal 8 Feburari 2011 :


- D/ pre-operasi : Hemoroid Interna Grade III
- D/ post-operasi : Hemoroid Interna Grade III
- Teknik pembedahan : Hemoroidektomi
- Instruksi post-op :
o IVFD RL + Novalgin + Petidin 24 tpm
o Fosmycin 2 x 2 gr
o Inj. Remophain 3 x 1 amp

8
o Bed rest 24 jam

 Tanggal 9 Februari 2011


TD = 110/70 mmHg R = 22 x/menit
N = 80 x/menit S = 36 o C
S/ Nyeri (+) pada luka post op. Jika bokong digunakan untuk duduk terasa nyeri.
O/ KU = Sakit sedang
KS = CM
Status Lokalis a/r Anorektal :
L/ - Tampak luka tertutup verband, kering.
- Sedikit rembesan darah, Pus (-)
- Terpasang DC, irigasi lancar, warna kuning pekat,
jumlah 200 cc
F/ Nyeri Tekan (+)
M/ Nyeri Gerak (+)
A/ Post Hemoroidektomi (Hari ke-1) atas indikasi hemoroid interna grade III
P/ - IVFD RL + Novalgin+ Petidin drip 24 tpm

- Fosmycin 2 x 2 gr

- Inj. Remophain 3 x 1 amp

- DC off

- Ganti perban pagi-sore dan oles betadin

- Diet bubur saring

- Mobilisasi

 Tanggal 10 Februari 2011

TD = 120/70 mmHg R = 20 x/menit


N = 80 x/menit S = 36,5 o C
S/ - Nyeri (+) pada luka post op
- Masih terasa perih jika digunakan untuk duduk
O/ KU = Sakit sedang
KS = CM

9
Status Lokalis a/r Anorektal :
L/ - Tampak luka tertutup verband, kering.
- Rembesan darah (-), Pus (-)
F/ Nyeri Tekan (+)
M/ Nyeri Gerak (-)

A/ Post Hemoroidektomi (Hari ke-2) atas indikasi hemoroid interna grade III
P/ - Terapi teruskan.

 Tanggal 11 Februari 2011

TD = 120/70 mmHg R = 20 x/menit


N = 86 x/menit S = 37 o C
S/ - Masih terasa nyeri di daerah anal
O/ KU = Sakit sedang
KS = CM
Status Lokalis a/r Anorektal :
L/ - Tampak luka post op kering.
- Rembesan darah (-), Pus (-)
F/ Nyeri Tekan (-)
M/ Nyeri Gerak (-)
A/ Post Hemoroidektomi (Hari ke-3) atas indikasi hemoroid interna grade III
P/ - Terapi lanjutkan

 Tanggal 12 Februari 2011

TD = 120/70 mmHg R = 20 x/menit


N = 86 x/menit S = 37 o C
S/ -
O/ KU = Sakit sedang
KS = CM
Status Lokalis a/r Anorektal :
L/ - Tampak luka post op kering.
- Rembesan darah (-), Pus (-)
F/ Nyeri Tekan (-)
M/ Nyeri Gerak (-)
A/ Post Hemoroidektomi (Hari ke-4) atas indikasi hemoroid interna grade III
P/ - BLPL

- Ciprofloksasin 500 mg 2 x 1

- Mefinal 3 x 1

10
- Laxadine Syr 3 x 1

TINJAUAN PUSTAKA

I. Definisi

Hemoroid berasal dari bahasa Yunani, yaitu haem = blood (darah) dan rhoos =
flowing (mengalir), maka darah yang mengalir pada waktu defekasi maupun sesudahnya
menjadi gejala yang paling sering dikeluhkan oleh penderita hemoroid.

11
Hemoroid adalah pelebaran vena di dalam pleksus hemoroidalis yang bukan
merupakan kelainan patologik. Hanya apabila hemoroid menyebabkan keluhan atau
penyulit, diperlukan tindakan.
Hemoroid atau wasir atau ambeien adalah pelebaran vena di dalam pleksus
hemorroidalis, merupakan pembengkakan submukosa pada lubang anus yang
mengandung pleksus vena, arteri kecil, dan jaringan areola yang melebar.

II. Anatomi dan Fisiologi

Kanalis analis berasal dari proktoderm yang merupakan invaginasi ectoderm,


sedangkan rectum berasal dari entoderm. Karena perbedaan asal anus dan rectum ini,
maka perdarahan, persyarafan dan pengaliran vena dan limfe juga berbeda, demikian
pula epitel yang menutupinya.
Rectum dilapisi oleh mukosa glanduler usus sedangkan kanalis analis oleh
anoderm yang merupakan lanjutan epitel berlapis gepeng kulit luar. Daerah batas rectum
dan kanalis analis ditandai dengan perubahan jenis epitel. Kanalis analis dan kulit luar di
sekitarnya kaya akan persyarafan sensoris somatic dan peka terhadap rangsangan nyeri,
sedangkan mukosa rectum mempunyai persyarafan autonom dan tidak peka terhadap
nyeri.
Darah vena di atas garis anorektum mengalir melalui sistem porta, sedangkan yang
berasal dari anus dialirkan ke sistem kava melalui cabang vena iliaka.
Kanalis analis berukuran panjang kurang lebih 3 cm. Batas atas kanalis anus
disebut garis anorektum, garis mukokutan, linea pektinata (berbentuk sisir) atau linea
dentate (berbentuk gigi). Di daerah ini terdapat kripta anus dan muara kelenjar anus
antara kolumna rectum. Lekukan antar sfingter sirkuler dapat diraba di dalam kanalis
analis sewaktu melakukan colok dubur.dan menunjukkan batas antara sfingter intern dan
sfingter extern.
Perdarahan Arteri. Arteri hemoroidalis superior adalah kelanjutan langsung
a.mesenterika inferior. Arteri ini membagi diri menjadi dua cabang utama, yaitu kiri dan
kanan. Cabang yang kanan bercabang lagi. Letak ketiga cabang terakhir ini mungkin
dapat menjelaskan letak hemoroid interna yang khas yaitu dua buah di perempat sebelah
kanan dan sebuah di perempat lateral kiri.

12
Arteri hemoroidalis medialis merupakan percabangan anterior a.iliaka interna,
sedangkan a.hemoroidalis inferior cabang dari a.pudenda interna. Anastomosis antara
arcade pembuluh inferior dan superior mempunyai makna penting pada tindak bedah
atau sumbatan aterosklerotik di daerah percabangan aorta dan a.iliaka. Perdarahan di
pleksus hemoroidalis merupakan kolateral luas dan kaya sekali darah sehingga
perdarahan dari hemoroid interna menghasilkan darah segar yang berwarna merah dan
bukan darah vena warna kebiruan.
Perdarahan Vena. Vena hemoroidalis superior berasal dari pleksus hemoroidalis
internus dan berjalan ke arah cranial ke dalam v.mesenterika inferior dan seterusnya
melalui v.lienalis ke vena porta. Vena hemoroidalis inferior mengalirkan darah ke dalam
vena pudenda interna dan ke dalam vena iliaka interna dan system kava. Pembesaran
vena hemoroidalis dapat menimbulkan keluhan hemoroid.
Aliran limfe. Pembuluh limfe dari kanalis membentuk pleksus halus yang
mengalirkan limfe menuju ke kelenjar limfe inguinal, selanjutnya dari sini cairan limfe
terus mengalir sampai kelenjar limfe iliaka.
Persyarafan. Persyarafan rectum terdiri atas system simpatik dan parasimpatik.
Serabut simpatik berasal dari pleksus mesenterikus inferior dan dari system parasakral
yang terbentuk dari ganglion simpatis lumbal ruas kedua, ketiga dan keempat.

13
III. Etiologi

Penyebab pelebaran pleksus hemoroidalis di bagi menjadi dua :


1) Karena bendungan sirkulasi portal akibat kelaian organic
Kelainan organik yang dapat menyebabkan gangguan adalah :
a. Hepar sirosis hepatis
Fibrosis jaringan hepar akan meningkatkan resistensi aliran vena ke hepar sehingga
terjadi hipertensi portal. Maka akan terbentuk kolateral antara lain ke esofagus dan
pleksus hemoroidalis.
b. Bendungan vena porta, misalnya karena thrombosis
c. Tumor intra abdomen, terutama di daerah pelvis, yang menekan vena sehingga
aliranya terganggu. Misalnya tumor rektal.

2) Idiopatik, tidak jelas adanya kelaianan organik, hanya ada faktor - faktor penyebab
timbulnya Hemoroid. Faktor faktor yang mungkin berperan :
a. Keturunan atau heriditer
14
Dalam hal ini yang menurun adalah kelemahan dinding pembuluh darah, dan
bukan hemoroidnya.
b. Anatomi
Vena di daerah mesenterium tidak mempunyai katup. Sehingga darah mudah
kembali, dan menyebabkan bertambahnya tekanan di pleksus hemoroidalis.
c. Hal - hal yang memungkinkan tekanan intra abdomen meningkat antara lain :
o Orang yang pekerjaannya banyak berdiri atau duduk dimana gaya gravitasi
akan mempengaruhi timbulnya hemoroid.
o Diare menahun/kronis
oPekerjaan yang mengangkat benda - benda berat
oTonus spingter ani yang kaku atau lemah
oHubungan seks tidak lazim (perianal)
oSembelit/ konstipasi/ obstipasi menahun
oObesitas
oUsia lanjut
oBatuk berat

Pada seseorang wanita hamil terdapat 3 faktor yang mempengaruhi timbulnya hemoroid
yaitu :
1. Adanya tumor intra abdomen
2. Kelemahan pembuluh darah sewaktu hamil akibat pengaruh perubahan hormonal
3. Mengedan, sewaktu partus.

IV. Klasifikasi

1. Hemoroid Interna
Hemoroid interna adalah pelebaran pleksus vena hemoroidalis superior di atas linea
dentata/garis mukokutan dan ditutupi oleh mukosa. Hemoroid interna ini merupakan
bantalan vaskuler di dalam jaringan submukosa pada rektum sebelah bawah. Sering
hemoroid terdapat pada tiga posisi primer, yaitu kanan depan ( jam 7 ), kanan
belakang (jam 11), dan kiri lateral (jam 3). Hemoroid yang lebih kecil terdapat di
antara ketiga letak primer tesebut.
15
Hemoroid interna terbagi menjadi 4 derajat :
a. Derajat I
Timbul perdarahan varises, prolaps / tonjolan mokosa tidak melalui anus dan
hanya dapat di temukan dengan proktoskopi.
b. Derajat II
Terdapat trombus di dalam varises sehingga varises selalu keluar pada saat
defekasi, tapi setelah defekasi selesai, tonjolan tersebut dapat masuk dengan
sendirinya.
c. Derajat III
Keadaan dimana varises yang keluar tidak dapat masuk lagi dengan sendirinya
tetapi harus didorong.
d. Derajat IV
Suatu saat ada timbul keaadan akut dimana varises yang keluar pada saat defekasi
tidak dapat dimasukan lagi. Biasanya pada derajat ini timbul trombus yang di
ikuti infeksi dan kadang kadang timbul perlingkaran anus, sering disebut dengan
Hemoroid Inkarserata karena seakan - akan ada yang mempersempit hemoroid
yang keluar itu. Maka setelah beberapa saat akan timbul nekrosis.

STADIUM PADA HEMORRHOID INTERNA

HEMORRHOID INTERNA
DERAJAT BERDARAH MENONJOL REPOSISI
I + - -
II (+) + Spontan
III (+) + Manual
IV (+) Tetap -

Internal hemorrhoids occur higher up in the anal canal,


out of sight. Bleeding is the most common symptom of
internal hemorrhoids, and often the only one in mild cases.

16
2. Hemoroid Externa
Hemoroid eksterna merupakan pelebaran dan penonjolan pleksus hemoroid inferior
terdapat di sebelah distal linea dentata/garis mukokutan di dalam jaringan di bawah
epitel anus.
Hemoroid eksterna dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu :
a. Akut
Bentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan
sebenarnya adalah hematom, walaupun disebut sebagai trombus eksterna akut.
Tanda dan gejala yang sering timbul adalah :
- Rasa sakit dan nyeri
- Rasa gatal pada daerah hemorid
Kedua tanda dan gejala tersebut disebabkan karena ujung – ujung saraf pada kulit
merupakan reseptor rasa sakit.
b. Kronik
Hemoroid eksterna kronik atau “Skin Tag” terdiri atas satu lipatan atau lebih dari
kulit anus yang berupa jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah.

External hemorrhoids are visible-occurring out side the


anus. They are basically skin-covered veins that have
ballooned and appear blue. Usually they appear without any
symptoms. When inflamed, however, they become red and
tender.

17
V. Patofisiologi

VI. Manifestasi klinis

Pasien sering mengeluh menderita hemoroid atau “wasir” tanpa ada hubungannya
dengan gejala rektum atau anus yang khusus. Nyeri yang hebat jarang sekali ada
hubungannya dengan hemoroid interna dan hanya timbul pada hemoroid eksterna yang
mengalami trombosis.
Perdarahan umumnya merupakan tanda pertama dari hemoroid interna akibat trauma
oleh faeces yang keras. Darah yang keluar berwarna merah segar dan tidak tercampur
dengan faeces, dapat hanya berupa garis pada faeces atau kertas pembersih sampai pada

18
perdarahan yang terlihat menetes atau mewarnai air toilet menjadi merah. Hemoroid
yang membesar secara perlahan-lahan akhirnya dapat menonjol keluar menyebabkan
prolaps. Pada tahap awal, penonjolan ini hanya terjadi pada waktu defekasi dan disusul
reduksi spontan setelah defekasi. Pada stadium yang lebih lanjut, hemoroid interna ini
perlu didorong kembali setelah defekasi agar masuk kembali ke dalam anus.
Pada akhirnya hemoroid dapat berlanjut menjadi bentuk yang mengalami prolaps
menetap dan tidak bisa didorong masuk lagi. Keluarnya mukus dan terdapatnya faeces
pada pakaian dalam merupakn ciri hemoroid yang mengalami prolaps menetap. Iritasi
kulit perianal dapat menimbulkan rasa gatal yang dikenal sebagai pruritus anus dan ini
disebabkan oleh kelembaban yang terus menerus dan rangsangan mukus. Nyeri hanya
timbul apabila terdapat trombosis yang luas dengan udem dan radang.

VII. Diagnosis

Diagnosis hemoroid yang membengkak dan terasa nyeri ditegakkan berdasarkan


hasil pemeriksaan di daerah anus dan rektum. Untuk keadaan yang lebih serius, misalnya
tumor, bisa dibantu dengan pemeriksaan anoskopi dan sigmoidoskopi.
1. Anamnesis :
a. BAB dengan darah segar
- Bercampur feses darah menetes
- Berupa garis pada feses ( tanda khas )
b. Rasa tidak enak saat defakasi
c. Tidak puas sesudah defekasi
d. Anemia
e. Adanya prolaps
e. Iritasi kulit
f. Nyeri : Hemoroid eksterna dengan thrombosis

2. Pemeriksaan Fisis
a. Hemoroid Interna
- Hemoroid interna yang prolaps dapat terlihat sebagai benjolan yang tertutup
mukosa.

19
- Colok dubur : benjolan tidak teraba , kecuali ada penebalan atau fibrosis
mukosa.
b. Hemoroiod Eksterna
- Benjolan yang ditutupi kulit
- Trombosis : benjolan warna kebiruan, unilokuler/multilokuler, nyeri tekan.

3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Colok Dubur
Pada pemeriksaan colok dubur, hemoroid interna stadium awal tidak dapat diraba
sebab tekanan vena di dalamnya tidak terlalu tinggi dan biasanya tidak nyeri.
Hemoroid dapat diraba apabila sangat besar. Apabila hemoroid sering prolaps,
selaput lendir akan menebal. Trombosis dan fibrosis pada perabaan terasa padat
dengan dasar yang lebar. Pemeriksaan colok dubur ini untuk menyingkirkan
kemungkinan karsinoma rectum (teraba berbenjol-benjol dan tidak teratur).
Pemeriksaan Anoskopi
Dengan cara ini dapat dilihat hemoroid internus yang tidak menonjol keluar.
Anoskop dimasukkan untuk mengamati keempat kuadran. Penderita dalam posisi
litotomi. Anoskop dan penyumbatnya dimasukkan dalam anus sedalam mungkin,
penyumbat diangkat dan penderita disuruh bernafas panjang. Hemoroid interna
terlihat sebagai struktur vaskuler yang menonjol ke dalam lumen. Apabila
penderita diminta mengejan sedikit maka ukuran hemoroid akan membesar dan
penonjolan atau prolaps akan lebih nyata. Banyaknya benjolan, derajatnya,
letak ,besarnya dan keadaan lain dalam anus seperti polip, fissura ani dan tumor
ganas harus diperhatikan.
Pemeriksaan proktosigmoidoskopi
Proktosigmoidoskopi perlu dikerjakan untuk memastikan keluhan bukan
disebabkan oleh proses radang atau proses keganasan di tingkat tinggi, karena
hemoroid merupakan keadaan fisiologik saja atau tanda yang menyertai. Faeces
harus diperiksa terhadap adanya darah samar.

VIII. Diagnosis Banding


20
Perdarahan :
1. Karsinoma kolorektum
2. Penyakit divertikel
3. Polip
4. Kolitis ulserosa

Benjolan :
1. Ca anorektal
2. Prolaps recti / procidentia

IX. Komplikasi

1. Terjadinya perdarahan
Pada derajat satu darah kelur menetes dan memancar
2. Terjadi trombosis
Karena hemoroid keluar sehinga lama - lama darah akan membeku dan terjadi
trombosis
3. Peradangan
Kalau terjadi lecet karena tekanan, vena hemoroid dapat terjadi infeksi dan meradang
karena disana banyak kotoran yang ada kuman – kumannya.

X. Tata Laksana

1. Penatalaksanaan Medis
Ditujukan untuk hemoroid interna derajat I sampai III atau semua derajat hemoroid
yang ada kontraindikasi operasi atau klien yang menolak operasi.
a. Non-farmakologis
Bertujuan untuk mencegah perburukan penyakit dengan cara memperbaiki
defekasi.
Pelaksanaan berupa perbaikan pola hidup, perbaikan pola makan dan minum,
perbaikan pola/cara defekasi. Perbaikan defekasi disebut Bowel Management
21
Program (BMP) yang terdiri atas diet, cairan, serat tambahan, pelicin feses, dan
perubahan perilaku defekasi (defekasi dalam posisi jongkok/squatting). Selain itu,
lakukan tindakan kebersihan lokal dengan cara merendam anus dalam air selama
10-15 menit, 2-4 kali sehari. Dengan perendaman ini, eksudat/sisa tinja yang
lengket dapat dibersihkan. Eksudat/sisa tinja yang lengket dapat menimbulkan
iritasi dan rasa gatal bila dibiarkan.

b. Farmakologi
Bertujuan memperbaiki defekasi dan meredakan atau menghilangkan keluhan dan
gejala.
Obat-obat farmakologis hemoroid dapat dibagi atas empat macam, yaitu:
1. Obat yang memperbaiki defekasi
Terdapat dua macam obat yaitu suplement serat (fiber suplement) dan pelicin
tinja (stool softener). Suplemen serat komersial yang yang banyak dipakai
antara lain psylium atau isphaluga Husk (ex.: Vegeta, Mulax, Metamucil,
Mucofalk) yang berasal dari kulit biji plantago ovate yang dikeringkan dan
digiling menjadi bubuk. Obat ini bekerja dengan cara membesarkan volume
tinja dan meningkatkan peristaltik usus. Efek samping antara lain ketut dan
kembung. Obat kedua adalah laxant atau pencahar (ex.: laxadine, dulcolax, dll).
2. Obat simptomatik
Bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi keluhan rasa gatal, nyeri, atau
kerusakan kulit di daerah anus. Jenis sediaan misalnya Anusol, Boraginol N/S
dan Faktu. Sediaan yang mengandung kortikosteroid digunakan untuk
mengurangi radang daerah hemoroid atau anus. Contoh obat misalnya
Ultraproct, Anusol HC, Scheriproct.
3. Obat penghenti perdarahan
Perdarahan menandakan adanya luka pada dinding anus atau pecahnya vena
hemoroid yang dindingnya tipis. Psyllium, citrus bioflavanoida yang berasal
dari jeruk lemon dan paprika berfungsi memperbaiki permeabilitas dinding
pembuluh darah.

4. Obat penyembuh dan pencegah serangan

22
Menggunakan Ardium 500 mg dan plasebo 3×2 tablet selama 4 hari, lalu 2×2
tablet selama 3 hari. Pengobatan ini dapat memberikan perbaikan terhadap
gejala inflamasi, kongesti, edema, dan prolaps.

2. Penatalaksanaan Tindakan Operatif


Ditujukan untuk hemoroid interna derajat IV dan eksterna atau semua derajat
hemoroid yang tidak berespon terhadap pengobatan medis.
a. Prosedur ligasi pita karet
Hemoroid yang besar atau yang mengalami prolaps dapat ditangani dengan
ligasi gelang karet menurut Barron. Dengan bantuan anoskop, mukosa di atas
hemoroid yang menonjol dijepit dan ditarik atau dihisap ke tabung ligator khusus.
Gelang karet didorong dari ligator dan ditempatkan secara rapat di sekeliling
mukosa pleksus hemoroidalis tersebut. Pada satu kali terapi hanya diikat satu
kompleks hemoroid, sedangkan ligasi berikutnya dilakukan dalam jarak waktu 2 –
4 minggu.
Penyulit utama dari ligasi ini adalah timbulnya nyeri karena terkenanya garis
mukokutan. Untuk menghindari ini maka gelang tersebut ditempatkan cukup jauh
dari garis mukokutan. Nyeri yang hebat dapat pula disebabkan infeksi. Perdarahan
dapat terjadi waktu hemoroid mengalami nekrosis, biasanya setelah 7 – 10 hari.

b. Krioterapi / bedah beku


Hemoroid dapat pula dibekukan dengan suhu yang rendah sekali. Jika
digunakan dengan cermat, dan hanya diberikan ke bagian atas hemoroid pada
sambungan anus rektum, maka krioterapi mencapai hasil yang serupa dengan yang
terlihat pada ligasi dengan gelang karet dan tidak ada nyeri. Dingin diinduksi
melalui sonde dari mesin kecil yang dirancang bagi proses ini. Tindakan ini cepat
dan mudah dilakukan dalam tempat praktek atau klinik. Terapi ini tidak dipakai
secara luas karena mukosa yang nekrotik sukar ditentukan luasnya. Krioterapi ini
lebih cocok untuk terapi paliatif pada karsinoma rektum yang ireponibel.

c. Hemoroidektomi

23
Terapi bedah dipilih untuk penderita yang mengalami keluhan menahun dan
pada penderita hemoroid derajat III dan IV. Terapi bedah juga dapat dilakukan
dengan perdarahan berulang dan anemia yang tidak dapat sembuh dengan cara
terapi lainnya yang lebih sederhana. Penderita hemoroid derajat IV yang
mengalami trombosis dan kesakitan hebat dapat ditolong segera dengan
hemoroidektomi.
Prinsip yang harus diperhatikan dalam hemoroidektomi adalah eksisi yang
hanya dilakukan pada jaringan yang benar-benar berlebihan. Eksisi sehemat
mungkin dilakukan pada anoderm dan kulit yang normal dengan tidak
mengganggu sfingter anus. Eksisi jaringan ini harus digabung dengan rekonstruksi
tunika mukosa karena telah terjadi deformitas kanalis analis akibat prolapsus
mukosa.
Ada tiga tindakan bedah yang tersedia saat ini yaitu bedah konvensional
(menggunakan pisau dan gunting), bedah laser ( sinar laser sebagai alat pemotong)
dan bedah stapler ( menggunakan alat dengan prinsip kerja stapler).

Bedah konvensional
Saat ini ada 3 teknik operasi yang biasa digunakan yaitu :
1. Teknik Milligan – Morgan
Teknik ini digunakan untuk tonjolan hemoroid di 3 tempat utama (jam 3, 7 dan
11). Teknik ini dikembangkan di Inggris oleh Milligan dan Morgan pada tahun
1973. Basis massa hemoroid tepat diatas linea mukokutan dipegang dengan
hemostat dan diretraksi dari rektum. Kemudian dipasang jahitan transfiksi
catgut proksimal terhadap pleksus hemoroidalis. Penting untuk mencegah
pemasangan jahitan melalui otot sfingter internus.
Hemostat kedua ditempatkan distal terhadap hemoroid eksterna. Suatu incisi
elips dibuat dengan skalpel melalui kulit dan tunika mukosa sekitar pleksus
hemoroidalis internus dan eksternus, yang dibebaskan dari jaringan yang
mendasarinya. Hemoroid dieksisi secara keseluruhan. Bila diseksi mencapai
jahitan transfiksi cat gut maka hemoroid ekstena dibawah kulit dieksisi. Setelah
mengamankan hemostasis, maka mukosa dan kulit anus ditutup secara
longitudinal dengan jahitan jelujur sederhana.
Biasanya tidak lebih dari tiga kelompok hemoroid yang dibuang pada satu
waktu. Striktura rektum dapat merupakan komplikasi dari eksisi tunika mukosa
24
rektum yang terlalu banyak. Sehingga lebih baik mengambil terlalu sedikit
daripada mengambil terlalu banyak jaringan.
2. Teknik Whitehead
Teknik operasi yang digunakan untuk hemoroid yang sirkuler ini yaitu dengan
mengupas seluruh hemoroid dengan membebaskan mukosa dari submukosa dan
mengadakan reseksi sirkuler terhadap mukosa daerah itu. Lalu mengusahakan
kontinuitas mukosa kembali.
3. Teknik Langenbeck
Teknik Langenback ditujukan untuk tonjolan soliter. Pada teknik Langenbeck,
hemoroid internus dijepit radier dengan klem. Lakukan jahitan jelujur di bawah
klem dengan cat gut chromic no 2/0. Kemudian eksisi jaringan diatas klem.
Sesudah itu klem dilepas dan jepitan jelujur di bawah klem diikat. Teknik ini
lebih sering digunakan karena caranya mudah dan tidak mengandung resiko
pembentukan jaringan parut sekunder yang biasa menimbulkan stenosis.

Bedah Laser
Pada prinsipnya, pembedahan ini sama dengan pembedahan konvensional, hanya
alat pemotongnya menggunakan laser. Saat laser memotong, pembuluh jaringan
terpatri sehingga tidak banyak mengeluarkan darah, tidak banyak luka dan dengan
nyeri yang minimal.
Pada bedah dengan laser, nyeri berkurang karena syaraf rasa nyeri ikut terpatri. Di
anus, terdapat banyak syaraf. Pada bedah konvensional, saat post operasi akan
terasa nyeri sekali karena pada saat memotong jaringan, serabut syaraf terbuka
akibat nya serabut syaraf tidak mengerut sedangkan selubungnya mengerut.
Sedangkan pada bedah laser, serabut syaraf dan selubung syaraf menempel jadi
satu, seperti terpatri sehingga serabut syaraf tidak terbuka. Untuk hemoroidektomi,
dibutuhkan daya laser 12 – 14 watt. Setelah jaringan diangkat, luka bekas operasi
direndam cairan antiseptik. Dalam waktu 4 – 6 minggu, luka akan mengering.
Prosedur ini bisa dilakukan hanya dengan rawat jalan.

Bedah Stapler
Teknik ini juga dikenal dengan nama Procedure for Prolapse Hemorrhoids (PPH)
atau Hemoroid Circular Stapler. Teknik ini mulai diperkenalkan pada tahun 1993
25
oleh dokter berkebangsaan Italia yang bernama Longo sehingga teknik ini juga
sering disebut teknik Longo. Di Indonesia sendiri alat ini diperkenalkan pada tahun
1999. Alat yang digunakan sesuai dengan prinsip kerja stapler. Bentuk alat ini
seperti senter, terdiri dari lingkaran di depan dan pendorong di belakangnya.
Pada dasarnya hemoroid merupakan jaringan alami yang terdapat di saluran anus.
Fungsinya adalah sebagai bantalan saat buang air besar. Kerjasama jaringan
hemoroid dan m. sfinter ani untuk melebar dan mengerut menjamin kontrol
keluarnya cairan dan kotoran dari dubur. Teknik PPH ini mengurangi prolaps
jaringan hemoroid dengan mendorongnya ke atas garis mukokutan dan
mengembalikan jaringan hemoroid ini ke posisi anatominya semula karena
jaringan hemoroid ini masih diperlukan sebagai bantalan saat BAB, sehingga tidak
perlu dibuang semua.
Keuntungan teknik ini yaitu mengembalikan ke posisi anatomis, tidak mengganggu
fungsi anus, tidak ada anal discharge, nyeri minimal karena tindakan dilakukan di
luar bagian sensitif, tindakan berlangsung cepat sekitar 20 – 45 menit, pasien pulih
lebih cepat sehingga rawat inap di rumah sakit semakin singkat.
Namun risiko perdarahan, trombosis, serta penyempitan saluran anus masih dapat
terjadi.
Kontraindikasi PPH adalah fistula anus, bengkak, gangren, penyempitan anus,
prolaps jaringan hemoroid yang tebal, serta pada pasien dengan gangguan
koagulasi (pembekuan darah).
Komplikasi yang dapat timbul paska tindakan invasif adalah perdarahan sekunder,
selulitis, abses, fistula, fissura, dan inkontinensia.

3. Penatalaksanaan Tindakan non-operatif


a. Fotokoagulasi inframerah, diatermi bipolar, terapi laser adalah tekhnik terbaru
yang digunakan untuk melekatkan mukosa ke otot yang mendasarinya
b. Skleroterapi adalah penyuntikan larutan kimia yang merangsang, misalnya 5%
fenol dalam minyak nabati. Efektif untuk hemoroid berukuran kecil dan berdarah,
juga membantu mencegah prolaps. Penyuntikan diberikan ke submukosa dalam
jaringan areolar yang longgar di bawah hemoroid interna dengan tujuan
menimbulkan peradangan steril yang kemudian menjadi fibrotik dan meninggalkan
parut. Penyuntikan dilakukan di sebelah atas dari garis mukokutan dengan jarum

26
yang panjang melalui anoskop. Apabila penyuntikan dilakukan pada tempat yang
tepat maka tidak ada nyeri.
Penyulit penyuntikan termasuk infeksi, prostatitis akut jika masuk dalam prostat,
dan reaksi hipersensitivitas terhadap obat yang disuntikan.Terapi suntikan bahan
sklerotik bersama nasehat tentang makanan merupakan terapi yang efektif untuk
hemoroid interna derajat I dan II, tidak tepat untuk hemoroid yang lebih parah atau
prolaps.

XI. Pencegahan

Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya hemoroid antara lain:
1. Jalankan pola hidup sehat
2. Olah raga secara teratur (ex.: berjalan)
3. Makan makanan berserat
4. Hindari terlalu banyak duduk
5. Jangan merokok, minum minuman keras, narkoba, dll.
6. Hindari hubunga seks yang tidak wajar
7. Minum air yang cukup
8. Jangan menahan kencing dan berak
9. Jangan menggaruk dubur secara berlebihan
10. Jangan mengejan berlebihan
11. Duduk berendam pada air hangat
12. Minum obat sesuai anjuran dokter

XII. Prognosis

Dengan terapi yang sesuai, semua hemoroid simptomatis dapat dibuat menjadi
asimptomatis. Pendekatan konservatif hendaknya diusahakan terlebih dahulu pada semua
27
kasus. Hemoroidektomi pada umumnya memberikan hasil yang baik. Sesudah terapi
penderita harus diajari untuk menghindari obstipasi dengan makan makanan serat agar
dapat mencegah timbulnya kembali gejala hemoroid.

DAFTAR PUSTAKA

28
o Anonim. Hemorrhoid. Available at : http://www.hemoroid.net. (Accessed :
December,12, 2010).
o Anonim. Hemoroid. Available at : http://www.majalahfarmacia.com.
(Accessed : December,12, 2010)
o Mansjur A dkk ( editor ), 1999, Kapita selecta Kedokteran, Jilid II, Edisi III,
FK UI, Jakarta,pemeriksaan penunjang: 321 – 324.
o Syamsuhidajat, R. & Wim de Jong. 2005. Usus Halus, apemndiks, kolon, dan
anorektum. Dalam :Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC.
o Thornton, S.C. Hemorrhoids. Available at : http://www.emedicine. com /
med/topic2821.htm. Last Update: November 20, 2007

29

Anda mungkin juga menyukai