Anda di halaman 1dari 99

www. fat h erman .

id

Tidak ada kata terlambat dalam pengasuhan


karena terlambat itu hanya untuk
datang bulan dan gajian.

“Selamat datang
di dunia Fatherman!”

bendri jaisyurrahman @ajobendri 1


www. fat h erman . id ID BOOK F2- 2999

Buku ini milik


Kaffah Priority
Fiqhiabugar@gmail.com

“Anak belajar memuliakan ibunya dari


cara ayah mencintai bunda.”

bendri jaisyurrahman @ajobendri

bendri jaisyurrahman @ajobendri 2


www. fat h erman . id

“Ada sebuah kata yang tidak pernah


berubah bersama sejarah : ayah.
Di masa lampau ayah adalah kedaulatan spiritual,
emosional, intelektual, sosial dan fisikal. Masa kini
dan masa datang belum dan tidak akan pernah
berubah konten dan konteksnya.

Tapi kenapa ada yang terasa hilang akhir-akhir ini,


tanya seorang ibu di tengah kelelahannya. Fisiknya
ada tapi batin tak berasa.

Sungguh wahai para ibu, tuah kedaulatan ayah tak


pernah hilang, para ayah hanya perlu diingatkan dan
didukung saja bahwa kedaulatannya adalah tiang
adalah kekuatan adalah masa depan anak-anak.

Dalam buku ini, Ustadz Ajo Bendri khusyuk & khusus


merekam pesan para ibu untuk para ayah agar tegar
dan tegaknya kembali daulat seorang ayah.”

Irwan Rinaldi
@irwanrinaldihakimi
Penggiat Keayahan

bendri jaisyurrahman @ajobendri 3


www. fat h erman . id

Tidak ada kata terlambat dalam pengasuhan


karena terlambat itu hanya untuk
datang bulan dan gajian.
Tidak ada kata terlambat dalam pengasuhan
karena terlambat itu hanya untuk

“SELAMAT DATANG
datang bulan dan gajian.

DI DUNIA FATHERMAN!”
“Selamat datang
di dunia Fatherman!”

bendri jaisyurrahman @ajobendri 4


www. fat h erman . id

FATHERMAN
Copyright © Bendri Jaisyurrahman
Hak cipta & merek dilindungi undang-undang

Jakarta, Februari 2021


Diterbitkan & didistribusikan oleh
fathermanteam@gmail.com
WhatsApp +62812-9226-6806
www.fatherman.id

Penyunting : Maly
Tata letak : Syahid
Ilustrasi : @fadill_ichsani
Sumber gambar : Koleksi pribadi @ajobendri,
pexels.com, unsplash.com, freepik.com

bendri jaisyurrahman @ajobendri 5


www. fat h erman . id

Persembahan untuk
semua ayah di dunia yang fana ini.
Ayah yang selalu berusaha tegar berdiri di
atas dilema : harus memenuhi kebutuhan
sandang, pangan, papan, pulsa,serta paket
kuota untuk keluarga, tapi juga tetap ingin
dijadikan panutan oleh buah hati tercinta.

Juga untuk mamah-


mamah muda, yang sudah bela-
belain membeli buku Fatherman edisi
perdana, meski harus bersusahpayah
mengumpulkan sisa uang kembalian
Indomaret (Alfamart juga - red) agar dibaca
sama suami, meskipun (mungkin) akhirnya
malah dijadiin ganjelan laptop.
Gondok banget kan, ya? Saya apalagi.

bendri jaisyurrahman @ajobendri 6


www. fat h erman . id

Oleh karena itu, buku Fatherman 2 yang


merupakan “suara hati bunda untuk ayah”
ini sengaja saya berikan GRATIS untuk di-
download supaya bisa di-share ke suami.

Pokoknya, untuk urusan pengasuhan

jangan kasih kendor!

bendri jaisyurrahman @ajobendri 7


www. fat h erman . id

SIAPA ITU FATHERMAN?

Bagaimana kiprahnya dalam


dunia persilatan eh pengasuhan?
Silakan baca kembali Fatherman seri 1.

Boleh pinjam, fotokopi (buat dibaca lho


bukan untuk dijual) beli cash atau kredit.
Atau juga dibacain sama istri sebelum tidur.
Apapun caranya, semua ayah berhak dan
siap jadi Fatherman.

Info lebih lanjut klik w ww . f at h e r m a n . id

bendri jaisyurrahman @ajobendri 8


+62812-9226-6806

www. fat h erman . id

w w w.fa t h e rm a n . i d9
bendri jaisyurrahman @ajobendri
www. fat h erman . id

KATA
MEREKA

bendri jaisyurrahman @ajobendri 10


www. fat h erman . id

“FATHERMAN, buku pengasuhan yang


ringan, santai, jenaka, dan straight
to the point. Ajo Bendri mengajak
kita meningkatkan kualitas dan naluri
keayahan tanpa kesan menggurui.
Penyampaian dengan gaya kocekan
ngalor-ngidul namun tendangannya
tepat sasaran!”
@hendrikohandana

“Ahh, buku yang satu ini memang


ciamikkk JUARRAAAAA (logatnya Mili
AADC). Ga bikin ngwantuk, apalagi sambil
ngupi. Kennaaa bangeet! Coba semua
bapak-bapak milenial bisa kek gini. Emak-
emak pun bahagia lahir batin, senyuman
di rumah makin melebar mempesona.
Karena muntahan kekesalan sudah
dicurahkan pada paksu kesayangan dan
anak tinggal menuai buahnya.”
@zaidanmirza92

bendri jaisyurrahman @ajobendri 11


www. fat h erman . id

“Suami saya selalu terlihat sumringah


dan semangat kalo abis baca bukunya.
Serasa mentransfer semangat dan
kebahagiaan aja gitu pas baca buku ini.
Asli rekomen banget untuk ayah/calon
ayah, tidak ada kata terlambat untuk
belajar!”
@irafatimah

“Isinya realistis dan aplikatif. Sangat


relevan dengan kondisi yang terjadi
di tengah masyarakat saat ini. Buku
parenting yang minim teori, jauh dari
bahasa-bahasa tingkat tinggi dan istilah-
istilah yang membuat pembacanya
berpikir keras dan kemudian lapar xP.
Menggurui tanpa merasa digurui :”)
Tetap worth it untuk dibaca kaum hawa.”
octaraisa.wordpress.com

bendri jaisyurrahman @ajobendri 12


www. fat h erman . id

“Secara umum buku Fatherman ini


adalah panduan “Sekolah Menjadi Ayah”.
Termasuk tips menjadi superhero bagi
anak. Narasinya cair, humoris, tidak kaku
dan tidak menggurui.”
@subandirianto

“Buku Fatherman ini sangat renyah dan


casual untuk dicerna. Gaya bahasa yang
jenaka, lincah dan ringan membuat kita
tak sulit menuntaskannya dalam waktu
yang relatif singkat.”
@benyus

“Baca berdua buku FATHERMAN


bareng suami di dalam kereta Cirebon –
Jakarta. Perjalanan jadi berfaedah. Luar
biasa banyak ilmunya, maasyaa Allah.
Penyampaian ringan, bahasa
ga bikin bosan.”
@ka12tini

bendri jaisyurrahman @ajobendri 13


www. fat h erman . id

“Cara ngasih pesennya ringan banget,


gak kaku kaya duit lebaran. Pas buat gue
dan suami!”
@amoy_mocha

“Semua tanggungjawab berat seorang


ayah disajikan buku ini dengan bahasa
ringan dan jenaka. Layak banget jadi
hadiah untuk para ayah!”
@adenits

“Keren, isinya bener-bener light,


Bahasa sehari-hari banget,
ngga menggurui.”
@pipitfara27

“Bukunya ustadz @ajobendri beneran


renyah! Gak perlu lagi krupuk
untuk menemani.”
@peni.wk

bendri jaisyurrahman @ajobendri 14


www. fat h erman . id

“Buku FATHERMAN bak rangkuman ilmu


parenting pamungkas khususnya buat
ayah nahkoda keluarga.”
@arisantirisa

“Buku ini bahasanya kocak, kayak gaya


bahasa ustadz Bendri sehari-hari, jadi
ga bosen bacanya.”
@naili_r

“Buku FATHERMAN asli kereen banget!


Dikemas secara asyik, gurih
dan menyegarkan.”
@afatoni07

“Insightful dan menggelitik. Tulisannya


bercerita, mengundang tawa, tapi tetap
membuat pembaca merasa, Aha, ini dia!”
@rezky_passionwriter

bendri jaisyurrahman @ajobendri 15


www. fat h erman . id

“Bagus banget, ringan tapi dzleep kaya


dicabein, pedes banget. Tapi karena
aku doyan pedes, jadi sehari udah aku
lahap bukunya!”
@dina_de_riyanti

“Bagus banget untuk orang tua. Ringan


namun sarat ilmu dan pengajaran. Umma
selesai baca buku ini dalam semalam,
bukan karena umma rajin baca buku
hehe, tapi karena buku Fatherman
SEBAGUS itu!”
@ummaibrahim03

“Bahasanya ringan, lucu, sederhana,


dan kekinian. Memudahkan siapa saja
yang haus ilmu mengasuh anak dan
memudahkan siapapun yang sedang
belajar sebagai sosok ‘orangtua’ pemula.”
utisuryadin.wordpress.com

bendri jaisyurrahman @ajobendri 16


www. fat h erman . id

Jika kamu menemukan


gambar panah hijau
di dalam buku ini,
klik aja, maknyuss!
Insya Allah membantu :)

bendri jaisyurrahman @ajobendri 17


www. fat h erman . id

TAHU ISI
Ocehan Pembuka 19

(L)aki (L)aki 25

Ayah sang Kepala Sekolah 31

Happy Mom, Happy Children 40

Mau Dibawa Ke Mana Anak Kita? 51

Ngobrol Apa Sih? 62

“Mommy is Enemy” 73

Suami Kok Cuek? 83

Amal Keroyokan 96

Senyum Ayah Indonesia 98

Tak Kenal Maka Ta’aruf 99

bendri jaisyurrahman @ajobendri 18


www. fat h erman . id

OCEHAN
PEMBUKA

bendri jaisyurrahman @ajobendri 19


www. fat h erman . id

B
uku ini, niat awalnya mewakili suara
kaum emak-emak. Meski sebenarnya
isinya buat nabok muka sendiri secara
saya ini bapack-bapack yang kadang nyasar
di grup FB emak-emak.

Bermula dari pertanyaan atau konsultasi


saat kajian seputar pengasuhan. Ditambah
banyaknya curhatan via online yang intinya
cuman mau bilang, “Hayati lelah, Bang”.
Punya suami tapi berasa janda. Serumah
tapi tak sejiwa. Kadang tulang rusuk menjadi
tulang punggung. Karena lelah fisik dan lelah
jiwa bisa menjelma jadi tulang belulang.
Saking stresnya. Kasihan.

bendri jaisyurrahman @ajobendri 20


www. fat h erman . id

Buku ini pun coba disusun dengan segala


keterbatasan ilmu yang penulis miliki.
Di mana ide-ide datang dalam berbagai
situasi. Kadang muncul saat lagi di kamar
mandi pas kran air mati. Atau tetiba datang
inspirasi pas dengar bunyi suara tokek dan
cicak di malam hari.

Dalam suasana serius, semisal pas di depan


laptop, ide tulisan gak serta merta muncul.
Harus dipancing dengan makan gorengan 5
potong, mie ayam semangkok plus stalking
akun mantan (mantan gubernur juga mantan
presiden) atau ngikuti obrolan emak-emak
pelanggan skincare di sebuah grup WA
yang dilema antara benci dan rindu dengan
postingan Atta Halilintar.

Semua keresahan mereka, saya tuangkan ke


dalam buku ini. Jika ternyata ayah-ayah justru
tersentil dan mau banget ikut serta dalam

bendri jaisyurrahman @ajobendri 21


www. fat h erman . id

pengasuhan, ketahuilah ini bukan karena


hebatnya buku ini. Akan tetapi karena ratapan
mamah-mamah muda yang gencar berdoa
dan berikhtiar, mulai dari ikut mempromosikan
buku ini sehingga bisa viral ke seantero
jagat, hingga kadang memaksa suami untuk
membacanya (ada lho, yang katanya sampai
ngancem tidur di teras bareng kucing kalo tak
segera khatam).

Buku ini dibuat dalam konsep e-book.


Meskipun e-book, wujudnya tetap real,
bukan seperti e-semka, yang entah gimana
realisasinya #ups. Karena dibuat dalam
konsep digital, buku ini digratiskan.
Sekali lagi, di-GRATIS-kan.

Pembaca yang mau mendonasikan dana,


sangat dipersilakan untuk pembuatan buku
selanjutnya (cek halaman belakang, yaaa).

bendri jaisyurrahman @ajobendri 22


www. fat h erman . id

Kalau tiba-tiba ada yang nyetak buku ini


tanpa seizin kami lantas dijual itu namanya
pembajakan. Dan orang yang suka ngebajak
pasti gak bijak. Hidupnya kelak akan terinjak-
injak. Kalau udah begini, plis jangan ajak-ajak.
Makanya, stop jadi pembajak!

Harapan saya, para pembaca buku ini ikut


berperan menyebarkan isi buku digital ini
kepada orang yang ditemui. Bisa teman
kantor, teman arisan, teman medsos, ataupun
juga mantan (kalo berani).
Eh tapi, siapa tahu, buku ini menjadi wasilah
untuk balikan. Sebab, konon mantan itu
adalah jodoh yang kelewatan. Asal ia mau
“muter balik”, insyaa Allah bisa berjodoh
(dengan catatan, kalo masih sama-sama
single, yaaa).

bendri jaisyurrahman @ajobendri 23


www. fat h erman . id

Terima kasih saya haturkan kepada semua


pihak yang berperan dalam produksi
dan promosi buku ini. Terkhusus, emak
dan istri (nafas cinta mereka yang meniup
kuncupku mereka menjadi bunga), anak-anak
belahan jiwa separuh nyawa (Fatih, Faris,
Halwa, Hana dan Filza), guru sekaligus mentor
saya (ayah Irwan Rinaldi dan Ibu Elly Risman),
Bang Maly selaku editor buku dan juga
Mas Syahid yang dengan desain ciamiknya
membuat indah buku ini serta kawan-kawan
pejuang di Yayasan Langkah Kita yang sangat
membantu dalam perjuangan kami selama ini.

Semoga buku ini bisa menebar manfaat di


pelosok negeri baik di darat, laut, udara
maupun kepolisian.

*****

bendri jaisyurrahman @ajobendri 24


www. fat h erman . id

(l)aki
(l)aki

bendri jaisyurrahman @ajobendri 25


www. fat h erman . id

B
icara tentang ayah berarti bicara
tentang dunia laki-laki. Dan laki-laki
itu mau tak mau harus berani beranjak
dari zona nyaman. Tak mengandalkan
rezeki datang dari mengemis kasihan. Atau
mengharap dapat salah kiriman transfer dari
Raja Salman. Di mana recehan sisa uang
beliau kabarnya bisa memborong 5000 pcs
mukena milik Princess Syahrini yang konon
kalau dipake serasa sejengkal di depan pintu
surga (mungkin lho ya).

bendri jaisyurrahman @ajobendri 26


www. fat h erman . id

Laki-laki pantang berpikir bisa punya banyak


harta dari warisan. Selemah-lemahnya lelaki,
ia menguji keberuntungan lewat arisan. Itupun
harus pakai modal dan bersikap gentleman.
Jangan sampai pas habis dikocok trus di saat
udah dapat, kemudian ia menghilang. Persis
kayak mantan yang meninggalkan saat kita
masih sayang.

Laki-laki butuh kerja keras. Ia tau bahwa


sesholehah-sholehahnya wanita masih bisa
bedain mana bunyi Honda Jazz mana Honda
Vario. Atau ia pun paham, mahar dengan emas
10 kg 24 karat lebih disukai wanita daripada
seperangkat alat sholat. Ini realitas, brother.

Agar bisa menjadi laki-laki idaman gak harus


rutin datang ke fitness center. Sebab laki-
laki idaman adalah ia yang mau bertanggung
jawab menanggung beban bukan yang rutin
rawat wajah pakai maskeran.

bendri jaisyurrahman @ajobendri 27


www. fat h erman . id

Saat jadi suami, jangan ngandalin bisnis istri.


Biarlah istri nikmati hasil bisnisnya sekadar
buat ngemil cilok di Maldives. Biaya cilok dari
istri tapi ongkos ke Maldives dari suami.
Ini baru laki!

Saat diminta mengasuh anak pun jangan


langsung bilang ogah. Segera ambil peran. Ini
tantangan Bung! Kalau mengurus anak sendiri
aja dirimu sudah enggan dan kewalahan
bagaimana bisa dirimu ditunjuk mengurus
negeri ini yang utang negaranya jika dilunasi
dalam bentuk koin seribuan udah bisa bikin
pulau reklamasi di Laut Jawa?

Karena itulah, dari muda laki-laki harus


ditempa untuk mau sedikit susah. Jangan
mau enaknya ajah. Ikut ngerasain capek
dan lelah. Sekadar mau ngajarin : lelah
mencari nafkah demi membuat anak dan istri
sumringah, sungguh indah. Saat di rumah,

bendri jaisyurrahman @ajobendri 28


www. fat h erman . id

tak sempat istirahat dan langsung menghibur


keluarga dengan segala jurusnya. Kamu gak
tau rasanya. Cuma laki-laki sejati yang tau
sensasinya. Pegel iya. Capek iya. Tapi pas
anak ketawa ngekek akan tingkah kita,
bablas rasa lelahnya.

Selamat meniti jalan jadi laki-laki.


Ingat! Laki-laki itu harus punya 2 L. Kalau
gak ada keduanya, jadinya aki-aki. 2 L itu
adalah Love dan Lifeskill. Kalau sudah punya
keduanya, mari lanjutkan petualangan sebagai
laki-laki perkasa.

*****

bendri jaisyurrahman @ajobendri 29


www. fat h erman . id

t u h a r u s
- l a k i i
“Laki K a l a u g a k
n y a 2 L . y a
p u y a , j a d i n
k e d u a n
ad a a d a l a h
i . 2 L i t u
ak i - a k L.
I F E S K I L
E & L
LOV

bendri
bendri jaisyurrahman
jaisyurrahman @ajobendri
@ajobendri 30
www. fat h erman . id

AYAH
SANG
KEPALA
SEKOLAH

bendri jaisyurrahman @ajobendri 31


www. fat h erman . id

J
ika kita bicara tentang permasalahan
anak, nama ibu pasti dibawa-bawa.
Udah kayak masker dan hand sanitizer
yang musti dibawa ke mana-mana pada masa
pandemi. Apalagi, kalau anak udah bikin ulah,
mecahin kaca jendela tetangga, cabut dari
sekolah, nongkrong sampai malam di luar
rumah, nempelin permen karet di bangku
guru, ngintipin orang mandi, sampai yang

bendri jaisyurrahman @ajobendri 32


www. fat h erman . id

paling ekstrem : jadi pecandu narkoba, maniak


pornografi, bahkan menghilangkan nyawa
orang lewat aksi tawuran atau pemalakan.
Kita akan spontan bertanya, ibunya mana
nih, bisa ngurus anak nggak, sih?! Sampai-
sampai, ayah juga ikut nyalahin ibu sambil
ngancem, kalo nggak bisa ngurus anak, apa
perlu aku buka cabang kayak Alfamart?
Duh, kalau mau poligami, nggak begini juga,
keleus! Cari-cari kesalahan istri, biar bisa
nikah lagi. Asal tahu aja, pada dasarnya,
banyak istri yang siap dimadu kok, asal
suaminya siap diracun!

Akan tetapi, inti pembicaraan kita bukan


tentang poligami. Kita sedang membicarakan
dilema para ibu, pihak yang sering disalahkan
jika anak berulah. Hal ini sering terjadi karena
dogma yang berkembang di masyarakat
menyatakan bahwa ibu adalah madrasah
pertama seorang anak.

bendri jaisyurrahman @ajobendri 33


www. fat h erman . id

Ini benar. Tidak diragukan lagi. Pertanyaannya,


peran ayah bagaimana? Masa iya, ayah
nyantai-nyantai aja? Padahal, layaknya
madrasah, tidak akan berjalan sukses kalau
tidak ada kepala sekolahnya. Itulah kenapa
pepatah di atas mestinya berbunyi begini, ibu
madrasah pertama seorang anak, TAPI ayah
adalah kepala sekolahnya. Nah, ini lebih adil,
masing-masing punya peran. Ayah jadi tahu
tugasnya bahwa ia punya madrasah yang
akan menentukan kesuksesan anaknya di
masa depan. Madrasah ini bernama ibu.

Sayangnya, saat ini, banyak madrasah yang


tak punya kepala sekolah. Jadinya, ya, seperti
madrasah ilegal, mendidik anak secara ugal-
ugalan. Ayah, yang seharusnya menjalankan
tugas sebagai kepala sekolah, tidak paham
perannya. Jadilah ibu mengurus anak seorang
diri tanpa orientasi, arahan, dan bimbingan
dari kepala sekolah.

bendri jaisyurrahman @ajobendri 34


www. fat h erman . id

Mengasuh anak jadi sekadar menghabiskan


waktu saja seraya berkeluh kesah, ngasuh
anak kok susah banget ya? #KuMenangiiis.
Untunglah, sang ibu segera menemukan
jawabannya, mengasuh anak memang susah,
sebab hadiahnya surga. Kalau mengasuh anak
itu mudah, hadiahnya cuma voucer pulsa.

Pembahasan pola asuh di sini tentu


maksudnya untuk dual parents alias pasangan
yang masih hidup bersama, bukan single
parent. Kita akan bahas mengenai single
parent di lain kesempatan. Nah, kembali ke
pembahasan ayah sebagai kepala sekolah,
sudah semestinyalah ayah menjalankan
fungsi ini saat berada di rumah.

Tak bisa dimungkiri, sosok ayah memang


jarang berada di rumah. Ini benar, karena pada
hakikatnya, sebagai lelaki sejati, demikianlah
adanya. Dalam bahasa Arab, laki-laki disebut

bendri jaisyurrahman @ajobendri 35


www. fat h erman . id

rajulun ( ) yang memiliki akar kata


yang sama dengan rijlun ( ) yang
artinya adalah kaki. Laki-laki disamakan
dengan kaki. Alasannya adalah karena sering
keluar rumah untuk melangkah, tidak bisa
diam, kecuali saat kena wasir, atau yang
paling parah, kalau kena stroke. Na’udzubillah.

Oleh karena itu, ayah sebagai kepala sekolah,


jarang berinteraksi dengan anak. Ayah
memang harus sibuk. Ini fitrahnya laki-laki.
Meski lebih banyak urusan di luar, ayah tetap
harus menjalankan tugasnya selaku kepala
sekolah, demi tercapainya misi pendidikan
bagi anak didiknya.

Minimal, ada empat tugas kepala sekolah


yang menjadi tanggung jawab ayah, demi
terwujudnya kualitas anak yang unggul.
Keempat tugas ini ialah:

bendri jaisyurrahman @ajobendri 36


www. fat h erman . id

1. membuat suasana sekolah aman dan


nyaman,
2. menentukan visi dan misi,
3. melakukan evaluasi, dan
4. menegakkan aturan.

Keempat hal ini akan kita bahas satu per satu


dalam buku ini. Sejatinya, keempat tugas ini
harus ditunaikan oleh ayah sebagai bentuk
kepedulian terhadap anak. Anak sebagai
siswa didik berhak merasakan kehadiran
kepala sekolah, yang mengurus pertumbuhan
mereka baik secara fisik, psikis, maupun
spiritual. Ibu pun demikian. Kehadiran
ayah membuat ibu memiliki pemandu yang
mengarahkan tercapainya tujuan pengasuhan.
Ibu jadi tak merasa dibiarkan mengurus anak
seorang diri.

Dengan demikian, ayah memiliki peran yang


lebih dari sekadar pencari nafkah, yakni

bendri jaisyurrahman @ajobendri 37


www. fat h erman . id

sebagai kepala sekolah atas madrasah di


rumah. Jika ayah hanya mengurusi masalah
bangunan fisik rumah, semisal genteng bocor,
TV rusak, lampu mati, sejatinya ini bukanlah
ayah kepala sekolah tapi ayah “marbot
sekolah”. Jangan harap menghasilkan anak
berkualitas, jika ayah tidak berlaku sesuai
perannya. Seperti kata Bu Tejo, “dadi wong ki
mbok yo sing solutip, ngono lho!”

*****

bendri jaisyurrahman @ajobendri 38


www. fat h erman . id

GAS
4 TU
A Y A H K E P A LA S E KO
n
L
a
A
s e
H
ko lah
u a t s u asa
b
1. Mem n y a m a n,
a m a n dan a n m isi,
a n vis i d
e n t u k an
2. Men a n eva l u a s i , d
k u k
3. Mela kk a n a t u ran.
e n e g a
4. M

bendribendri jaisyurrahman
jaisyurrahman @ajobendri
@ajobendri 39
www. fat h erman . id

HAPPY
MOM
HAPPY
CHILDREN

bendri jaisyurrahman @ajobendri 40


www. fat h erman . id

U
ntuk kali ini, izinkan saya bertanya
kepada para ayah, dari hati ke
hati. Soalnya, kalau dari Jakarta ke
Bekasi, kemungkinan lama sampainya #ups.
Pertanyaannya, kira-kira, apa yang jadi
pertimbangan utama ayah dalam memilihkan
sekolah bagi anaknya? Tentu, yang pertama
kali adalah keamanan dan kenyamanan
sekolah. Anak akan betah berlama-lama
di dalamnya, bahkan kalau perlu, anak
sampai menginap di sana. Anak juga akan
fokus dalam belajar, tak suka nongkrong
di luar. Apalagi, mencoba untuk kabur dan
minggat, lantas mencari tempat lain yang
lebih nyaman bagi mereka.

bendri jaisyurrahman @ajobendri 41


www. fat h erman . id

Dalam konteks pengasuhan, sebagaimana


yang telah kita bahas, sekolah pertama
bagi anak adalah ibu. Ya, ibu adalah sekolah
pertama dan terbaik bagi anak. Selain karena
tak ada biaya formulir dan uang gedung, anak
juga bebas dari tagihan SPP dan tuntutan PR.
Ini adalah sekolah idaman. Setidaknya, buat
saya, yang dulu saat sekolah paling malas
ngerjain PR hehehe...

Namun, di luar itu, peran ibu, sebagai sekolah


yang pertama ialah memberikan rasa nyaman
bagi anak agar betah berlama-lama di
dekatnya. Anak jadi tak suka keluyuran di luar
rumah. Ibu yang memberi rasa nyaman akan
menjadi tempat curhat di saat anak sedang
resah, mengadukan segala gundah, terutama
memberi nilai pengajaran agar anak tangguh
menghadapi tantangan hidup.

bendri jaisyurrahman @ajobendri 42


www. fat h erman . id

Kesemua hal di atas akan dapat dipenuhi oleh


ibu jika peran kepala sekolah, yang dipikul
oleh ayah, berjalan secara maksimal. Ayah
sebagai kepala sekolah bertanggung jawab
menyamankan sekolah, yakni ibu dari anak-
anaknya. Sulit bagi ibu membuat anak betah
berada di sisinya kalau ia tak mendapatkan
dukungan dari ayah. Ibu akan mudah stres,
hanyut dalam perasaannya sendiri. Terlebih,
jika hujan turun, ibu akan semakin galau,
kepingin muter-muterin tiang listrik bak artis
India, kemudian teriak histeris, meratap
sambil ngabisin seblak campur siomai dua
piring, diiringi backsound lagu Rossa, “Ku
menangiiis…membayangkan…”

Intinya, ibu yang merasa tak nyaman, biasanya


akan mudah marah. Emosinya meledak-ledak,
kayak petasan di malam tahun baru. Alhasil,
anak lebih betah nongkrong berlama-lama di
mal, kafe, game station, atau tempat hiburan

bendri jaisyurrahman @ajobendri 43


www. fat h erman . id

lainnya, karena malas pulang untuk bertemu


ibunya. Dalam benak anak, terbayang mereka
akan bertemu sosok yang meskipun cantik,
berkulit putih, rambutnya panjang terurai, tapi
ternyata punggungnya bolong dan ketawanya
mengerikan. Eh, maaf, itu mah kuntilanak.
Maksudnya, sosok yang menyeramkan dan
angker bagi jiwa anak. Inilah gejala munculnya
sindrom mommy is enemy di kalangan anak-
anak saat ini akibat ibu yang dirasa tak lagi
memberikan kenyamanan bagi mereka.

Semua hal tersebut, tidak sepenuhnya


kesalahan ibu. Kalau mau ditelusuri, ibu
yang suka marah-marah akibat stres bermula
dari sosok Ayah yang cuek dan abai. Ayah
tak mau menjalankan perannya sebagai
kepala sekolah.

Salah satu tanggung jawab ayah sebagai


kepala sekolah adalah menciptakan suasana

bendri jaisyurrahman @ajobendri 44


www. fat h erman . id

nyaman bagi sekolah, yakni ibu dari anak-


anak. Ayahlah yang seharusnya berpikir
bagaimana membuat anak betah bersama
ibunya. Dalam hal ini, tugas ayah ialah
memperhatikan kebutuhan batin sang ibu.
Hakikatnya, ibu akan bisa memberikan rasa
nyaman kalau kebutuhan batinnya terpenuhi,
ada ruang untuk bicara, mengeluarkan isi
hati dan pikiran.

Menurut sebuah penelitian, perempuan


yang sehat jiwanya, minimal mengeluarkan
20.000 kata per hari. Ini benar, lho. Makanya,
kalau mau aman, nikahilah penyiar radio atau
MC, atau paling tidak operator telepon. Dua
puluh ribu kata mah udah terlampaui sebagai
tuntutan profesi.

Ibu yang jarang diajak bicara oleh ayah,


bahasa tubuhnya tidak mengenakkan.
Contohnya ialah menyusui anak sambil

bendri jaisyurrahman @ajobendri 45


www. fat h erman . id

resah, tak mampu mendengarkan curhatan


anak, tak sabar saat bicara karena emosi
yang tak terkontrol. Akibatnya, anak hanya
dapat “sampah emosi” dari ibunya. Anak
pun akhirnya lebih memilih menghindar dan
menjauh dari ibunya. Inilah petaka pertama
dalam pengasuhan, yakni ketika ibu tak lagi
dirindukan oleh buah hatinya.

Maka, tugas wajib ayah sebagai kepala


sekolah adalah memberikan waktu dan
ruang setiap hari bagi ibu untuk bicara
sebagai upaya menyehatkan jiwa ibu,
dengarkanlah keluh kesahnya. Kalaupun ibu
mau marah-marah dan nangis, silakan ke
ayah saja. Biarlah ayah menjadi TPS (tempat
pembuangan sampah) emosi ibu, setiap hari.
Ibarat kata, biarkan ibu membuang sampah
emosinya ke ayah agar ibu bisa memberi
bunga cinta untuk sang buah hati.

bendri jaisyurrahman @ajobendri 46


www. fat h erman . id

Ibu yang sehat jiwanya dapat menjalankan


tugas sebagai sekolah terbaik bagi anak.
Happy mom, happy children. Happy wife,
happy life. Ibu bisa tahan berjam-jam
mendengarkan keluh kesah anak. Ibu mudah
memberikan maaf sekaligus senyuman saat
anak melakukan kesalahan sehingga anak pun
selalu merindukan ibu berada di dekatnya.

Oleh karena itu, ayah harus memerhatikan


kondisi batin ibu, selain juga kebutuhan fisik,
agar ibu sehat luar dalam. Maka, ayah yang
hebat, bermula dari suami yang dahsyat,
peka akan kebutuhan pasangan, serta
peduli setiap saat.

Kesimpulannya, jika pasanganmu mendadak


stres, marah-marah, atau menangis, usaplah
punggungnya dan bisikkan dengan lembut ke
telinganya, Sayang, kamu tahu nggak kalau
koleksi gamis di Rabbani Store sekarang

bendri jaisyurrahman @ajobendri 47


www. fat h erman . id

turun harga sampai 70 persen? Kita ke


sana, yuk! Kalimat ini sedikit banyak akan
meredakan emosi istri.

*****

bendri jaisyurrahman @ajobendri 48


www. fat h erman . id

m u l a d ari
b a t , be r
y a n g h e k a a k an
Aya h s yat, p e
a n g d a h a p e d u li
suami y a n , s er t
p asa n g
u h a n
kebut .
a p s a a t
seti d re n .
p py c h i l
m o m , h a .
H a p py p p y l i fe
i fe , h a
Happy w

bendri jaisyurrahman @ajobendri 49


bendri jaisyurrahman @ajobendri
www. fat h erman . id

Segera terbit!

Insya Allah, mohon doa & dukungannya.

Mau berkontribusi untuk pengembangan


buku ini dengan hadirnya buku-buku
lanjutan? Silakan berdonasi ke

Rek. BSI (ex. BSM) 812-646-0870


a.n Bendri Jaisyurrahman

bendri jaisyurrahman @ajobendri 50


www. fat h erman . id

MAU
DIBAWA
KE MANA
ANAK KITA?

bendri jaisyurrahman @ajobendri 51


www. fat h erman . id

B
iarlah hidup mengalir bagai air.
Terdengar indah, ya? Prinsip yang
seakan menunjukkan sikap rendah
hati, pasrah, fleksibel, sekaligus natural. Iya,
itu kalau airnya, mengalir ke Sungai Amazon,
Danau Maninjau, atau Laut Merah yang penuh
pesona. Yang repot, kalau airnya ternyata
mengalir ke selokan, saluran limbah, atau ke
septic tank. Nggak enak banget, kan? Baunya
gak nahan!

Lalu apa hubungannya antara air mengalir


dengan pengasuhan? Hubungannya sih,
baik-baik saja, nggak kayak tim antivaksin
dan provaksin yang ribut terus, entah kapan
selesainya. Malu sama “kecebong” dan
“kampret”, yang konon sudah berkoalisi
jadi “kecepret”.

bendri jaisyurrahman @ajobendri 52


www. fat h erman . id

Oke, kita balik lagi ke tema. Antara air mengalir


dan pengasuhan, kalau disimpulkan kurang
lebih begini: mengasuh anak semestinya tidak
bisa pasrah saja mengikuti aliran air. Kalaupun
mau mengikuti aliran air, harus dipastikan
ujungnya ke mana, apakah ke danau, ke laut,
ke kolam milik tetangga, atau jangan-jangan
mengalir ke selokan depan rumah? Hal ini
yang harus diketahui oleh orangtua. Terlebih,
bagi ayah sebagai penanggung jawab dalam
pengasuhan anak.

Kenapa harus ayah? Ya iyalah, masa tanggung


jawab presiden? Nanti malah dijawab, you
know lah. Udah ah, fokus! Nyentil politiknya
sedikit-sedikit aja. Jadi begini, sudah pernah
kita bahas sebelumnya, peran ayah tidak
sekadar mencari nafkah, tapi juga sebagai
kepala sekolah atas madrasah yang ada di
rumah (scroll ke atas, ya). Yang namanya

bendri jaisyurrahman @ajobendri 53


www. fat h erman . id

kepala sekolah memang biasanya jarang hadir


dan sering berada di luar. Namun, insya Allah
mudah ditemui saat pengambilan rapor. Iya,
kan? Yang merasa kepala sekolah beneran,
jangan tersinggung, ya. Memang begitu, kan?

Kepala sekolah sering rapat di luar bersama


orang dinas pendidikan atau pihak lain
untuk kepentingan sekolah, sehingga jarang
berinteraksi dengan siswa. Namun, kepala
sekolah yang baik telah merumuskan garis-
garis besar pengajaran sebagai panduan
bagi guru agar dapat mendidik siswa sesuai
dengan tujuan.

Garis-garis besar pengajaran inilah yang


tertuang dalam visi misi sekolah. Kepala
sekolah bertugas merumuskan sekaligus
mewujudkan visi misi tersebut. Jadi, meski
ayah sibuk bekerja di luar rumah, tugas utama
ayah jangan sampai dilalaikan,

bendri jaisyurrahman @ajobendri 54


www. fat h erman . id

yaitu menentukan visi dan misi pengasuhan,


sehingga ibu sebagai madrasah tahu apa
yang mesti dilakukan. Anak mau dibawa ke
mana, tergantung visi misi sang ayah: mau jadi
penghafal Alquran atau member jekate empat
lapan, mau jadi pejuang atau jadi pemburu
uang. Ini semestinya berdasarkan arahan dan
panduan dari ayah selaku kepala sekolah.
Di sinilah terjalin kerja sama antara ibu dan
ayah dalam mengasuh anak, bukan hanya
saat “membuatnya” saja.

Kenyataannya saat ini, banyak ibu tak tahu


bagaimana dan harus melakukan apa dalam
mengasuh anak, sebab ayah sebagai kepala
sekolah tidak memberikan panduan. Jadilah
ibu mengasuh anak seperti falsafah di awal,
mengalir bagai air, tak punya planning atau
perencanaan. Padahal, jika ada panduan,
tugas ibu menjadi jelas, harus melakukan
apa setiap hari, tidak hanya memberi

bendri jaisyurrahman @ajobendri 55


www. fat h erman . id

makan saja, lantas selesai. Ingat! Ini anak,


bukan hewan ternak.

Mari kita belajar dari Nabi Ibrahim. Meskipun


pulang hanya setahun sekali (nggak kayak
Bang Thoyib, yang nggak pulang-pulang
sampai tiga kali lebaran), beliau telah
merumuskan visi dan misi kepada istrinya.
Hal ini tertuang dalam doa yang terangkai
indah di surat Ibrahim ayat ke-35 s.d. 37.
Kurang lebih, ada empat visi Nabi Ibrahim
sebagai seorang ayah, yakni:

1. penguatan aqidah,

2. pembiasaan ibadah,

3. penanaman akhlak, dan

4. penguasaan life skill.

Berangkat dari visi misi inilah, terbukti


keturunan Nabi Ibrahim adalah manusia-
manusia pilihan. Mulai dari Nabi Ismail, Ishaq,
Yaqub, Yusuf, hingga Nabi Muhammad SAW.

bendri jaisyurrahman @ajobendri 56


www. fat h erman . id

Ibrahim pun digelari ayahanda para nabi.


Bahkan, Allah memuji keluarga beliau sebagai
keluarga terbaik (QS. Ali Imran: 33).

Lagi-lagi, semua bermula dari visi misi sang


ayah. Visi misi yang jelas. Kesibukan ayah di
luar tak membuatnya lupa bahwa ia adalah
kepala sekolah bagi keluarganya. Sebagai
bentuk tanggung jawab, ia harus membuat
panduan bagi sang istri agar bisa mengasuh
anak dengan mudah saat ia tinggalkan. Istri
pun tak merasa sendirian dalam mengasuh
anak. Istri akan tetap menjalankan tugas
semaksimal mungkin dan meyakini bahwa
suaminya tetap mendukungnya meski tak ada
di sisinya.

Jangan sampai istri merasa seperti janda.


Kehadiran suami dianggap tak ada guna.
Udah kayak nun mati di antara idgham
billaghunnah, ada tapi dianggap tiada.

bendri jaisyurrahman @ajobendri 57


www. fat h erman . id

Alhasil, istri bisa jadi incaran para sopir truk


yang sering kali pamer slogan, kutunggu
jandamu. Waspadalah, jaman now tak hanya
ada pelakor (perebut laki orang), tapi juga ada
pebinor (perebut bini orang).

******

bendri jaisyurrahman @ajobendri 58


www. fat h erman . id

S I AY A H
V I
4 dari Nab i I b ra h i m
belajar
n a q i d a h,
p e n g u ata h ,
1. an i b a d a
m b i a s a dan
2. pe a na k h l a k ,
a n a m
3. pen a an l i fe s k ill.
n g u a s
4. pe

bendribendri jaisyurrahman
jaisyurrahman @ajobendri
@ajobendri 59
www. fat h erman . id

Mau BELAJAR dan


SHARING seputar
PARENTING bersama
praktisinya?

bendri jaisyurrahman @ajobendri 60


www. fat h erman . id

SHARING CLASS
Kelas Parenting Online via Zoom App
hadir setiap pekan, bersama :

Pilihan kelas :
• Mendidik Anak Lelaki
• Mendidik Anak Perempuan
• Membayar Utang dan Membasuh Luka Pengasuhan
• Mengatasi Kecanduan Gadget & Pornografi
• Manajemen Emosi Anak & Orang tua
• Mengatasi Konflik Pasutri
• Mengajarkan Pendidikan Seksualitas pada Anak

REGISTRASI : 0811-8077-748 (chat)

powered by @likelangkahkita @langkahkitaid

bendri jaisyurrahman @ajobendri 61


www. fat h erman . id

NGOBROL APA,
SIH?

bendri jaisyurrahman @ajobendri 62


www. fat h erman . id

I
ni adalah tugas ayah yang berikutnya:
evaluasi pengasuhan. Mungkin ada
yang berpikir, banyak banget, ya, tugas
jadi ayah? Udah cape cari nafkah, harus
bahagiakan istri, mendidik anak, masih harus
mengevaluasi pengasuhan juga. Duh, tahu
gitu, jadi jomlo aja deh! Hmmm…, beneran
mau jadi jomlo aja? Entar nyesel lho. Belum
tahu ya, betapa menderitanya jomlo yang
tiap malam kesepian? Sampai-sampai, setiap
malam harus begadang karena tak ada yang
menunggu di ranjang.

Udah gitu, kalau hujan senang banget basah-


basahan sambil muter-muterin tiang listrik.
Untung gak kesetrum. Pas ngeliat ada teman

bendri jaisyurrahman @ajobendri 63


www. fat h erman . id

yang sebar undangan nikah, sontak berteriak


dalam hati, giliran gue kapaaan?! sambil
nyakar-nyakar tembok kamar. Ditambah lagi,
saat ambil uang di ATM, eh, ada yang nyindir,
“ATM aja udah bersama, kok kamu masih
mandiri aja sih?” Jleb! Ngenes, kan?

So, bersyukurlah. Bisa menikah, bahkan


dikaruniai anak, adalah anugerah. Ingat!
Berani ucap akad nikah, berarti siap tanggung
jawab menjadi ayah. Maka, jalanilah peran
ayah sebaik-baiknya. Nggak usah terburu-
buru seraya berharap peran ini bisa berlalu
dengan cara seksama dan dalam tempo yang
sesingkat-singkatnya. Itu namanya proklamasi
bukan mendidik generasi.

Maka, kembali kepada tugas ayah sebagai


kepala sekolah, jangan bosan untuk
mengevaluasi pengasuhan anak-anak kita.
Evaluasi pun harus berdasarkan visi misi

bendri jaisyurrahman @ajobendri 64


www. fat h erman . id

orangtua. Sulit rasanya mengevaluasi kalau


visi misi saja tak ada. Bukannya evaluasi,
malah jadi ilusi. Yang ada malah menyalahkan
pasangan, gara-gara elu sih! Repot, kan? Oleh
karena itu, rumuskan kembali visi kita sebagai
orangtua. Inti dari visi pengasuhan ada dua,
membebaskan anak dari api neraka dan
membawa mereka ke surga.

Karena surga menjadi tujuan, jelaslah bahwa


orientasi akhirat harus dijadikan standar
evaluasi utama pengasuhan. Bukan lagi
sekadar bagaimana anak lulus UN, jago
main biola, masuk universitas ternama,
dan jadi orang kaya. Bukan itu. Inti evaluasi
pengasuhan ke anak seharusnya adalah
sejauh mana anak menjadikan akhirat sebagai
orientasi hidup.

Nabi Yaqub mencontohkan. Di akhir


kehidupannya, saat ajal hendak menjemput,

bendri jaisyurrahman @ajobendri 65


www. fat h erman . id

beliau mengevaluasi pengasuhan anaknya


dengan bertanya satu hal, “Apa yang kalian
sembah setelah ayah wafat, Nak?” Itu saja.
Nabi Yaqub tak bertanya, “Berapa rumah
yang akan kalian miliki?” atau “Kamu punya
koleksi gamis apa saja?” Tidak sama sekali!
Karena pertanyaan tentang “sesembahan”
anak adalah inti dari pengasuhan yang benar
dalam Islam. Ini menunjukkan standar agama
adalah standar utama yang harus jadi prioritas
evaluasi pengasuhan.

Apalah artinya jika anak menjadi pengusaha


sukses, tapi membaca Alquran saja tak beres?
Begitu diminta membacakan Alquran ketika
ayahnya wafat, ia enggan. Anak malah pasang
MP3 player di samping jenazah. Dalihnya,
yang membacakan langsung dari Masjidil
Haram, Imam As Sudais atau Hani Ar Rifa’i, jadi
pasti lebih afdhol. Alamak!

bendri jaisyurrahman @ajobendri 66


www. fat h erman . id

Lantas, bagaimana cara kita mengevaluasi


pengasuhan anak-anak kita? Ibnu Jarir Ath
Thobari pernah berujar, “Dialog sesama rakyat
menunjukkan visi asli pemimpinnya.” Hal ini
beliau sandarkan kepada tiga khalifah di
zaman Dinasti Umayyah: Sulaiman bin Abdul
Malik, Walid bin Abdul Malik, dan Umar bin
Abdul Aziz.

Pada zaman Sulaiman bin Abdul Malik,


pembicaraan rakyat senantiasa dimulai
dengan kalimat, “Anak sudah berapa? Istri kok
masih satu? Cucumu sudah bisa apa?”. Semua
tema tak jauh dari seputar pernikahan dan
keluarga. Setelah ditelusuri, ternyata memang
Sulaiman bin Abdul Malik menjadikan program
pernikahan sebagai program utama. Tak
dibiarkan ada seseorang yang ngenes karena
jomlo pada masa itu. Dengan kata lain, pada
masa itu, jomlo benar-benar tak bisa hidup.
Bukan artinya dibunuh, melainkan seseorang

bendri jaisyurrahman @ajobendri 67


www. fat h erman . id

yang sudah baligh tapi tak juga menikah akan


dianggap sebagai pelanggaran hukum. Ia akan
dipenjara atau diharuskan membayar denda.
Tuh, udah jomlo, kena denda pula! Apes
banget, kan? Tapi untunglah itu hanya ada
pada zaman Sulaiman bin Abdul Malik.

Sebaliknya, pada zaman Walid bin Abdul


Malik, obrolan rakyat mulai berubah tema:
“Rumah sudah berapa? Tanah punya berapa
hektar?” serta pertanyaan-pertanyaan
sejenis seputar kekayaan. Setelah ditelusuri,
ternyata pada saat itu, Walid bin Abdul Malik
memang dikenal sebagai pemimpin yang
sangat concern dalam masalah kekayaan
dan pembangunan. Rakyat pun terpengaruh
oleh visinya. Hidup mereka hanya seputar
bagaimana caranya bisa kaya raya.
Urusan akhirat menjadi proritas ke sekian.
Biasanya, nanti ketika rambut sudah memutih,
kulit sudah keriput, dan gigi sudah seperti

bendri jaisyurrahman @ajobendri 68


www. fat h erman . id

iklan KB alias dua saja cukup, barulah


akhirat dianggap utama. Padahal, siapa yang
menjamin kematian baru datang ketika
kita sudah tua?

Namun, lihatlah di zaman Umar bin Abdul


Aziz. Setiap obrolan sesama rakyat selalu
tentang urusan agama. “Kamu sudah hafal
Alquran? Apakah kamu puasa hari ini? Hafalan
kamu sudah berapa juz?” Hal ini terjadi karena
Umar adalah pemimpin yang sangat perhatian
dalam urusan akhirat dan menjadikan agama
sebagai inti pembicaraan. Alhasil, rakyat pun
meniru bagaimana pemimpinnya.

Dari uraian di atas, kita bisa mengambil


pelajaran untuk keluarga kita. Apa yang sering
dibicarakan antaranak menunjukkan visi asli
kita sebagai ayahnya. Anak ibarat rakyat dan
ayah adalah pemimpinnya. Jika anak lebih
banyak membicarakan seputar makanan, itu

bendri jaisyurrahman @ajobendri 69


www. fat h erman . id

mungkin karena ayahnya seorang penikmat


wisata kuliner yang hobinya jajan. Kalau
anak lebih banyak membicarakan isi uang
tabungan, kemungkinan karena ayahnya
dikenal sebagai pemburu kekayaan. Lebih
ekstrem lagi, kalau anak selalu nagih pengen
makan mi, pasti ayahnya selalu bahas
poligami. Eh, gak nyambung ya?

Intinya, pasang telinga lebar-lebar,


dengarkan pembicaraan anak kita dari
sekarang. Dari lisan merekalah, kita bisa
mengevaluasi pengasuhan kita. Jika mereka
jarang bicarakan masalah agama, itu tanda
pengasuhan belum berjalan sebagaimana
mestinya. Membawa anak untuk kumpul
bersama di surga bisa-bisa hanya impian
belaka. Jika itu terjadi, jangan ragu untuk
segera kenalkan visi ayah secara terbuka
kepada anak. Contohnya dengan mengatakan,
kita masuk surga bareng, yuk!

bendri jaisyurrahman @ajobendri 70


www. fat h erman . id

Kalau ingin terdengar melankolis romantis,


ucapkan kalimat ini kepada mereka: mungkin
ayah tak bisa membawamu liburan ke Eropa,
atau membawamu jalan-jalan menyusuri
Australia, tapi ayah berjanji akan membawamu
ke surga. Anak pun akan menjawab, bilang
aja ayah lagi bokek! Namanya juga usaha.
Teruslah sosialisasikan visi surga kepada
anak. Kelak, mereka pun tahu keseriusan kita
dalam mengasuh mereka.

*****

bendri jaisyurrahman @ajobendri 71


www. fat h erman . id

g s e r i n g
Apa yan n antaranak
c a r a k a k i t a
dibi a n v i s i a s l i
n u n j u k k
m e n y a .
g a i a y a h
s e b a k y a t d a n
i b a ra t r a y a .
A n a k m i m p i n n
d a l a h p e
aya h a

bendri
bendri jaisyurrahman
jaisyurrahman @ajobendri
@ajobendri 72
www. fat h erman . id

MOMMY
IS ENEMY

bendri jaisyurrahman @ajobendri 73


www. fat h erman . id

“ANJ*NG…BAB*…BANG*AT”

S
engaja kata-kata itu saya sensor.
Anda tentu sudah bisa memahami apa
isinya. Itu bukan kalimat dari seorang
pejabat populer di negeri ini beberapa tahun
silam yang sedang memarahi anak buahnya,
sama sekali bukan. Percaya atau tidak, kalimat
itu berasal dari seorang remaja kepada ibu
kandungnya. Sebut saja Bunga. Bukan Bunga
Citra Lestari lho, atau Bunga di serial Tukang
Ojek Pengkolan. Sang remaja ngamuk-
ngamuk via akun facebook-nya akibat laptop
kesayangannya rusak kena air tumpahan
dari ibunya. Meluncurlah segala jenis cacian
kepada sang ibu, layaknya petugas kebun

bendri jaisyurrahman @ajobendri 74


www. fat h erman . id

binatang sedang mengabsen penghuni


satwa di dalamnya. Inilah sebuah sindrom di
kalangan anak muda yang dikenal sebagai
sindrom mommy is enemy.

Apa yang sebenarnya terjadi? Mereka bukan


sedang mencari sensasi, atau belajar akting
untuk dapat tampil di TV. Kalau hanya mau
masuk TV, modalnya gampang kok, tak perlu
caci maki orangtua sendiri. Cukup bisa tepuk
tangan, sedikit menggoyangkan pinggul dan
menghentakkan kaki seraya meneriakkan yel
la la la ye ye ye berkali-kali, itu sudah cukup
meloloskan mereka sebagai penonton bayaran
di stasiun TV. Jika mereka beruntung, bisa
diajak tampil ke atas panggung oleh host
sambil disiram air atau tepung. Tragis!

Namun, bukan itu inti pembahasan kita. Yang


jelas, ketika seorang anak berani mencaci
maki ibunya, itu pertanda hilangnya ikatan

bendri jaisyurrahman @ajobendri 75


www. fat h erman . id

batin antara ibu dan anak, yang dikenal


dengan istilah children distrust. Faktornya
bisa macam-macam. Akan tetapi, dari sisi
pengasuhan, ada dua hal yang bisa disorot.

Pertama, proses menyusui yang salah di saat


anak berumur 0-2 tahun. Ibu hanya mampu
memberikan asupan fisik saja berupa ASI
kepada anak, tapi mengabaikan asupan psikis.
Anak tak mendapatkan belaian dan dekapan
yang cukup saat disusui. Ibu sudah merasa
tugasnya tertunaikan dengan memberi susu,
meski hanya lewat botol. Fisik anak memang
bisa tumbuh subur tapi jiwanya kerdil, tak
ada ikatan batin dengan ibunya. Badannya
bongsor tapi kelakuan kayak bocah. Kata-
katanya tak jauh dari mi apah?, maca cih?,
udah maem tiang beyom?. Hellooowww! Yang
maem tiang mah Ultraman! Hadeuuh, cara
bicaranya udah kayak bayi.

bendri jaisyurrahman @ajobendri 76


www. fat h erman . id

Kepada ibu tak punya jiwa empati. Saat


ibunya lelah, anak malah cuek. Ibu bermuka
masam karena marah, malah dipuji, Mama
cool banget. Sering-sering aja diem kayak
gini. Sungguh terlalu, tak paham kalau ibunya
sungguh tersiksa batinnya.

Kedua, mengambil peran ayah – ini yang akan


kita bahas – yakni sebagai pemilik otoritas
aturan. Ibu yang khawatir akan pengasuhan
anaknya cenderung “mengurung” anaknya
dengan segudang aturan :
“JANGAN PULANG MALAM-MALAM!”
“JANGAN NONTON TV LAMA-LAMA!”
“JANGAN PAKAI BAJU GAMBAR HELLO
KITTY, PAKAI SPONGEBOB AJA!”
“CUCI KAKI, CUCI TANGAN, TIDUR
SEBELUM JAM 9!”
“MAKAN SAYUR DAN BUAH!”
“JANGAN IKUT DEMO!”

bendri jaisyurrahman @ajobendri 77


www. fat h erman . id

Sederet aturan lainnya pun sudah mengantre


untuk dilontarkan, mulai dari yang berat
sampai yang remeh. Sampai-sampai,
selera makan anak pun diatur. Inilah yang
justru menjadi tren di kalangan ibu-ibu
modern. Akibatnya, fungsi dasar ibu dalam
memberikan rasa nyaman pun hilang. Anak
menjauh dan tak nyaman bersama ibunya
sehingga lebih betah di luar bersama
kawannya dan mudah terperosok dalam
pergaulan yang rusak. Nasihat orangtua pun
tak dipedulikan lagi.

Namun, jangan buru-buru menyimpulkan


bahwa ibulah yang salah dalam hal ini. Saya
katakan, tidak. Ibu terpaksa mengambil
otoritas aturan dalam rumah tangga karena
ayah tidak menjalankan fungsinya sementara
ibu terus dituntut untuk menjaga buah
hatinya. Kondisi ini diperparah dengan
seringnya ibu menghadiri seminar parenting

bendri jaisyurrahman @ajobendri 78


www. fat h erman . id

yang kadang malah menambah waswas


karena pembicaranya banyak memberikan
data-data yang mencemaskan. Jadilah ibu
“mengurung” anaknya. Apalagi, ayah pun
tak mau tahu dalam hal ini. Padahal, tugas
dasar ayah sebagai kepala sekolah adalah
menegakkan aturan. Ayahlah sang pemilik
aturan dan ibu adalah pusat rasa nyaman
bagi anak.

Ayah yang tak mau menegakkan aturan dalam


rumah, pada dasarnya, telah menzholimi ibu
dan anaknya karena membiarkan anak dengan
kesalahannya dan mencabut fungsi dasar ibu
sebagai pemberi rasa nyaman. Terlebih, jika
ayah ikut-ikutan menyalahkan ibu. Predikat
ibu sebagai “musuh” bagi anak pun menjadi
semakin lengkap. Ingat! Petaka pertama
pengasuhan: ketika ibu tak lagi dicintai dan
dirindukan oleh buah hatinya.

bendri jaisyurrahman @ajobendri 79


www. fat h erman . id

Jika sudah begini, tak ada solusi lain,


ayah harus pulang! Ayah harus terlibat dalam
pengasuhan anak, menunjukkan otoritas dan
ketegasannya. Akan tetapi, ayah nggak
perlu bawa-bawa pentungan ya, emangnya
satpol PP?

Ayah, jangan biarkan ibu yang mengambil alih


fungsi ini. Biarlah anak merasa ayahnya tegas,
karena memang inilah the real father. Asalkan
anak merasa nyaman dengan ibunya, itu lebih
baik. Saat protes dengan keputusan ayah,
ibulah yang menenangkan dan menguatkan.
Inilah keseimbangan dalam pengasuhan.
Ayah sebagai pemilik otoritas aturan bertugas
menjaga anak dari pengaruh buruk lingkungan
dan ibu sebagai pemberi rasa nyaman menjadi
daya pikat anak untuk selalu pulang.

Akan tetapi, ayah yang tegas juga harus


diimbangi dengan kelembutan dan kebaikan

bendri jaisyurrahman @ajobendri 80


www. fat h erman . id

di sisi yang lain agar anak tidak trauma,


begitu juga ibu. Sesekali, bolehlah ibu bawel
asal jangan kebablasan. Kalaupun ibu mau
menegakkan aturan, cukup dengan kalimat,
inget nggak, ayah bilang apa? Anak tahu,
bahwa aturan bukan dari ibunya tapi dari
ayah. Jika fungsi ayah serius dijalani, tak
ada lagi kalimat resah dari ibu, pusiiing pala
barbie, karena ayah telah kembali.

******

bendri jaisyurrahman @ajobendri 81


www. fat h erman . id

k o to r i t as
i p e m ili
h s e b a g a
j a g a a n ak
Aya t u g a s m en
g an
a n b e r n g k u n
atur h b u r u k li
i p e n g a ru e r i r a s a
dar a i p e m b k
u s e b a g k a t a n a
dan ib i d a y a pi
m e nja d
nyam a n ng.
l u p u l a
n t u k s ela
u

bendri jaisyurrahman @ajobendri 82


bendri jaisyurrahman @ajobendri
www. fat h erman . id

SUAMI KOK
CUEK?
Bonus buat Mamah-mamah Muda

bendri jaisyurrahman @ajobendri 83


www. fat h erman . id

M
ari bayangkan situasi ini. Ayah
baru pulang kerja, kondisinya lelah,
masih menggerutu akibat macet
di jalan yang semakin parah. Belum lagi,
terbayang ultimatum dari atasan akan ada
pengurangan karyawan di perusahaan gegara
wabah Corona. Ditambah lagi, ayah tadi kena
tilang polisi gara-gara “bersikap ganjil” pada
tanggal genap. Plus, perut yang udah kayak
ban motor, seharian isinya angin doang.

Masih belum dramatis, ya? Oke, kita tambah.


Pas berhenti di lampu merah, ayah dicolek
bencong yang dandanannya bikin hilang nafsu

bendri jaisyurrahman @ajobendri 84


www. fat h erman . id

makan. Diperparah lagi dengan isi dompet


yang jika memandangnya seperti melihat batu
nisan kekasih yang telah tiada, membuat air
mata jadi jatuh bercucuran. Kebayang, kan,
suasana tragisnya?

Begitu ayah tiba di rumah, ternyata ibu


menyambut dengan cemberut dan keluh
kesah, bukan dengan senyuman yang hangat.
Ibarat ngasih kopi, tapi ampasnya saja.
Pahitnya terasa hingga ke dada. Setelah
itu, tetiba ibu memberikan sebuah surat
dari sekolah yang kesekian kalinya tentang
perilaku anak yang mencemaskan, diembel-
embeli kalimat pengantar dari ibu, kita harus
mengevaluasi anak-anak kita, kapan Ayah bisa
diajak bicara empat mata?
Duh, horor, benar-benar menyeramkan! Ini
lebih menakutkan daripada ketemu Buto
Ijo dan lebih memusingkan dibandingkan
mendengar ocehan Bu Tejo.

bendri jaisyurrahman @ajobendri 85


www. fat h erman . id

Bagi sebagian laki-laki, ajakan mengevaluasi


pengasuhan anak dari istri, ibarat ditagih
utang oleh debt collector, penagih utang
berbadan besar yang lingkar lengannya
saja udah kayak bola dunia yang terpajang
di lemari sekolah. Situasi ini jadi semakin
mencemaskan jika kondisi emosi ayah sedang
tak nyaman, pikiran pun kusut karena
masalah kerjaan.

Akhirnya, ayah memilih jadi “patung” sesaat


sebagai upaya menyelamatkan diri, seraya
mengademkan hati dengan nonton TV atau
main PUBG di gawai kesayangannya. Ibu pun
jadi semakin kesal, menganggap ayah cuek
sama urusan anak, cuma mau ngebuatnya
aja, tapi nggak mau ikut menjaga. Ayah udah
kayak pengelola area parkir yang memiliki
kalimat sakti: kami hanya membuat fasilitas
parkiran, tapi kerusakan atau kehilangan
barang di luar tanggung jawab kami.

bendri jaisyurrahman @ajobendri 86


www. fat h erman . id

Sebegitunyakah para lelaki? Apa betul


mereka cuek dan tak peduli dengan urusan
anak? Sehingga, paling malas kalau diminta
mengevaluasi masalah buah hati mereka?

Tentu tidak. Bagi lelaki, menjadi ayah adalah


impian tertinggi mereka. Ini lebih hebat
dibandingkan jadi Superman, Spiderman atau
salesman #ups, bahkan lebih keren daripada
pemeran drama Korea.

Panggilan ayah, papa, abi, bapak, dan


sebagainya dari seorang anak adalah
senandung cinta paling indah, begitu syahdu,
menjadikan diri mereka naik kelas tanpa harus
ujian akhir, seperti siswa sekolah di masa
pandemi. Maksudnya, membuat diri mereka
semakin bernilai dan berharga. Terlebih, jika
anak mereka bisa tumbuh dan berkembang
sesuai dengan harapan. Duh, makin
berbintang rasanya.

bendri jaisyurrahman @ajobendri 87


www. fat h erman . id

Jika pernikahan tak menjadikan mereka “ayah”


karena anak yang dirindukan tak jua hadir,
hidup terasa tak lengkap. Beragam upaya
akan dilakukan demi kehadiran buah hati,
karena sejatinya, keberadaan anak sekaligus
kebaikan dan segudang prestasinya, adalah
kebutuhan dasar bagi para lelaki.

Jadi, bukannya mereka menolak diri untuk


mengevaluasi. Mereka hanya tak ingin
harga diri mereka jatuh, karena evaluasi
yang dilakukan ibu tentang anak, mirip
dengan hak angket anggota dewan kepada
pemerintah. Intinya, mempertanyakan dan
mempersalahkan kebijakan ayah sebagai
kepala keluarga. Ujung-ujungnya adalah
impeachment dari istri dalam bentuk boikot
urusan pelayanan domestik.

Ini yang dikhawatirkan. Itulah kenapa cueknya


ayah adalah upaya untuk mengulur waktu.

bendri jaisyurrahman @ajobendri 88


www. fat h erman . id

Syukur-syukur, ibu akhirnya menyerah dan


melupakan evaluasi. Alhasil, perilaku anak pun
semakin jauh dari harapan.

Yang perlu diingat, mengajak ayah untuk


mengevaluasi anak-anak tidaklah salah, wajib
bahkan. Namun, ibu harus tahu tekniknya
agar suami bisa secara sadar terlibat dalam
pengasuhan. Tak perlulah pakai gaya sindiran
atau kode-kodean, kecuali jika sang suami
tercatat sebagai anggota intelijen, paham
bahasa kode-kodean.

Meletakkan buku parenting di meja suami


atau nge-tag artikel pengasuhan ke beranda
fesbuk-nya, juga tidak akan efektif. Ayah
akan merasa ditoyor dari belakang secara
diam-diam. Egonya pun jadi naik. Pesan yang
dikirim ibu akhirnya ditolak. Ibu juga yang rugi.

bendri jaisyurrahman @ajobendri 89


www. fat h erman . id

Oleh karena itu, pakailah cara elegan yang


disukai suami. Bagaimana caranya? Hmm…,
kasih tahu nggak, ya? #MendadakAlay

Sebenarnya, banyak cara menaklukkan hati


ayah agar mau peduli dan siap mengevaluasi
masalah anak. Salah satunya, belajar dari
kisah Ummu Sulaim. Ia harus menerima
kenyataan pahit, anaknya wafat pada saat
suaminya sedang tak di rumah. Padahal ia
tahu, anak tersebut merupakan kebanggaan
suaminya. Maka, ia pun mencari ide agar bisa
menyampaikan pesan pahit ini ke suaminya,
tanpa melukai perasaan sang suami.

Mulailah ia berdandan yang cantik layaknya


bidadari, juga memasak makanan kesukaan
suami. Ia tahu, untuk menyampaikan
kabar buruk, maka senangkanlah dulu hati
suaminya. Targetnya adalah meminimalkan
penolakan dan reaksi negatif dari sang suami.

bendri jaisyurrahman @ajobendri 90


www. fat h erman . id

Begitu suami sudah terpuaskan kebutuhan


perut dan “di bawah perutnya”, kabar duka
itu pun disampaikan dengan cara santun.
Hasilnya? Ajaib! Suami menerima hal ini
dengan lapang. Tidak sampai menggebrak
meja atau berteriak lantang. Ibaratnya, Ummu
Sulaim telah memberikan jamu yang pahit
dengan campuran madu. Pahitnya tak terasa,
tersamarkan oleh manisnya madu.

Di sinilah hikmahnya. Untuk mengajak


suami mengevaluasi diri, khususnya dalam
pengasuhan anak, harus tahu kapan waktu
yang tepat. Saat suami sudah merasa nyaman
dan terpuaskan oleh istri, barulah disampaikan
ajakan untuk mengevaluasi pengasuhan anak.
Karena, saat kebutuhan utama suami sudah
terpenuhi, hormon “happiness” akan keluar
dari dalam dirinya. Ada oxytocin, dophamin,
endorfin, dan serotonin yang mampu
menenangkannya, sehingga ayah jadi tidak

bendri jaisyurrahman @ajobendri 91


www. fat h erman . id

mudah tersinggung atau marah. Inilah saat


yang tepat untuk sekalian minta tambahan
uang belanja atau minta dibeliin Galaxy S20+,
misalnya.

Namun ingat, saat bicara pun tak boleh


berpanjang-panjang kata. Laki-laki biasanya
tertarik dengan pembicaraan yang dimulai
dengan 15 kata pertama. Lewat dari 15 kata,
mereka bisa langsung tidur pulas. Tahu-
tahu, terdengar suara mesin mobil tua. Mirip
soalnya, sama suara ngoroknya suami. #ups

Apa yang harus diucapkan seorang istri


melalui 15 kata pertama yang berkesan itu?
Jangan langsung ke nasihat atau
evaluasi seperti yang diinginkan.
Mulailah dengan kalimat apresiasi
yang jujur tanpa sindiran.

bendri jaisyurrahman @ajobendri 92


www. fat h erman . id

Misalnya, terima kasih ya Ayah, udah beliin


rumah yang nyaman untuk keluarga kita.
Tak lebih dari 15 kata, kan? Intinya, pilihlah
kalimat pujian, bukan sindiran. Jika tidak,
suami bisa ilfil duluan.

Setelah suami tertarik, baru masuk ke


pembicaraan inti. Metodenya, pakai teknik
I-Message, bukan U-Message.
Metode U-Message adalah fokus kepada
kesalahan suami, kamu tuh susah banget sih,
Mas, kalau diajak ngomongin anak atau kamu
tuh cuek banget sih, Mas, sama aku,
dan perkataan lain yang sejenis. Jika
demikian, ayah akan auto-nolak!

Jadi, gunakanlah teknik I-Message. Rumusnya:


SEBUTKAN PERASAAN POSITIF KITA
+ SEBUTKAN PERILAKU YANG KITA
HARAPKAN DARI SUAMI + SEBUTKAN
DAMPAKNYA

bendri jaisyurrahman @ajobendri 93


www. fat h erman . id

Contohnya: Aku bahagiaaa banget kalau kamu


baca buku Fatherman karya Ustaz Bendri.
Jadi, kita punya pemahaman yang sama
tentang anak. Dan, Mas bisa jadi ayah yang
dibanggakan sama anak.

Awas! Tulisan ini emang mengandung promo


terselubung, hehehe...Maafin, ya.
Intinya, teknik I-Message akan membuat
suami lebih dihargai dan siap menerima
masukan istri. Lambat laun, suami akan
terbiasa untuk mengevaluasi diri bersama
istri. Silakan dipraktikkan.

bendri jaisyurrahman @ajobendri 94


www. fat h erman . id

KESIMPULAN

Untuk ayah : menjadi suami


sekaligus ayah, harus mau
mengevaluasi diri agar tujuan
pengasuhan tercapai.

Untuk ibu : sebagai istri sekaligus


ibu, pandai-pandailah berbicara
kepada suami. Biasakan selalu
dengan kalimat positif. Asal jangan
bilang, “Mas, aku positif Corona.”
Ini mah bawa petaka namanya!
Na’udzubillah.

bendri jaisyurrahman @ajobendri 95


www. fat h erman . id

AMAL
KEROYOKAN
Siapapun bisa terlibat dalam
upaya pengokohan keluarga di Indonesia
sesuai kapasitas masing-masing.

Kelak, munculnya tunas-tunas baru


di dalam rumah yang akan menjadi
generasi emas bagi negeri ini
adalah buah dari pola asuh
yang patut dari orangtua.

Dan dalam kegemilangan itu


terdapat investasi pahala
bagi yang turut serta.

bendri jaisyurrahman @ajobendri 96


www. fat h erman . id

Ayah, bunda, kakak, adik, kita semua bisa


berkontribusi dalam upaya ini dengan cara :

1
Share e-book gratis ini ke penjuru
dunia maya yang fana estianty.
Kalau bisa arahkan untuk download
hanya di www.fatherman.id biar dapat
note spesial dari penulis.

2 Mempromosikan isi buku ini ke orang


dekat maupun orang jauh.
Asal jangan orang gila. Ustadznya bisa
diincer. Bahaya!

3
Buat resume dan review isi buku, lalu
posting di media sosial. Agar viral
belajarlah dari Odading Mang Oleh.

4 Kolekan donasi receh buat apresiasi


dan pengembangan buku ini via
Rekening BSI (ex BSM)
812-646-0870
a.n Bendri Jaisyurrahman

bendri jaisyurrahman @ajobendri 97


www. fat h erman . id

Silakan posting foto ayah atau bunda bersama


buku Fatherman seri 1 kemudian tag akun
@ajobendri dan @fatherman.id.
InsyaaAllah akan kami repost.

bendri jaisyurrahman @ajobendri 98


TAK KENAL
www. fat h erman . id

MAKA TA’ARUF
Bendri Jaisyurrahman Suka kepo dengan
seorang suami dari masalah orang di
satu istri (dan gak niat sekitar. Karena baginya
nambah lagi) serta kepo itu bagian dari
ayah dari lima anak ini kepodulian sosial.
adalah aktivis dan juga
konsultan kekokohan Dulu waktu kecil
keluarga Indonesia. pernah bercita-cita jadi
orang ganteng. Dan
Pendiri dan Pembina baru tercerahkan di
Yayasan Langkah Kita saat dewasa. Bahwa
ini adalah juga penulis apalah artinya punya
dan narasumber wajah ganteng jika tak
program keluarga di masuk surga. Maka
radio, televisi dan cita-citanya berubah.
media sosial. Ingin masuk surga, agar
ganteng selamanya.

Yuk silaturahmi di
Instagram @ajobendri

bendri jaisyurrahman @ajobendri 99

Anda mungkin juga menyukai