PENDAHULUAN
I.1. DEFINISI
Kondiloma lata merupakan salah satu manifestasi dari sifilis sekunder yang
papul-papul berwarna putih atau keabuan pada daerah tubuh yang hangat dan
lembab.1
presentasi bervariasi dan karena itu dikenal sebagai 'Great Imitator'. Lesi sifilis
Umumnya, kondiloma lata berwarna cokelat kemerahan atau ungu, datar dan
80%) dan lesi mucocutaneous seperti mukous patch dan kondiloma lata (40-
50%).2
I.2. Epidemiologi
Kondiloma lata telah dilaporkan pada 9-44% kasus sifilis. Kondiloma lata
sering dijumpai pada 35% kasus pasien dengan sifilis sekunder berulang. Pada
daerah oral comisura relative jarang ditemukan, pada daerah genitalia eksterna
1
diagnosis kondiloma lata sering diabaikan karena manifestasi klinis yang muncul
I.3. Etiopatogenesis
dilakukan, karena spesies Treponema tidak dapat dibiakkan in vitro. Sebagai dasar
berbentuk spiral, Gram negatif dengan panjang antara 6-20 μm dan diameter
viscous (contohnya rongga mulut, traktus intestinal), tetapi hanya dapat berputar
dalam air karena gesekan minimal. Kontak dengan udara, antiseptik, atau cahaya
matahari akan membunuh mikroba tersebut. Jika diletakkan di luar tubuh dalam
lingkungan gelap dan lembab hanya bertahan tidak lebih dari 2 jam.4
seksual yang menyebabkan respons lokal sehingga terjadi erosi, lalu ulkus.
regional dan penyebaran hematogen pada bagian lain tubuh. Hingga kini belum
obstruktif pembuluh darah kecil, serta perivascular cuffing dengan sel bulat, sel
2
plasma, dan adanya proliferasi sel endotel. Gangguan vaskularisasi pada lesi turut
Guma raksasa
menjadi infeksi awal maupun infeksi lanjutan. Infeksi awal bersifat menular
sedangkan infeksi lanjutan tidak menular. Infeksi awal dibedakan menjadi primer,
sekunder dan fase laten awal. Sifilis primer ditandai dengan adanya chancre dan
makulopapular di tangan dan kaki tapi di tahap ini dapat termasuk laringitis,
lainnya. WHO dan British guideline mengelompokkan fase laten awal dari infeksi
3
sifilis dibawah dua tahun semenjak infeksi, dan ditentukan berdasarkan dari
tersier. Sekitar 30-40% kasus dengan sifilis yang tidak diobati akan menunjukkan
tanda dan gejala. Semua pasien yang didiagnosis dengan infeksi sifilis lanjutan
fase laten harus menjalani pemeriksaan penuh untuk mencari manifestasi klinis
dari sifilis tersier. Manifestasi klinis dari sifilis tersier merupakan manifestasi
jangka panjang sifilis dan dapat melibatkan sistem kardiovaskular, dan sistem
nervus kranial, myeopathy, kejang atau demensia yang progresif. Infeksi sifilis
lanjutan fase laten di diagnosis berdasarkan tidak adanya neurosifilis dan gejala
I.4. Prognosis
Kambuh klinis umumnya terjadi setahun setelah terapi, berupa lesi menular ada
4
BAB II
DIAGNOSIS
Manifestasi klinik dari kondiloma lata adalah adanya lesi papular sifilis
sekunder yang muncul di daerah tubuh yang lembab, dan merupakan perpaduan
dari berbagai lesi papular yang ada di seluruh tubuh. Lesi kondiloma lata biasanya
berada di daerah lipatan tubuh, misalnya lipatan nasolabial, lipatan dagu, dibawah
dagu, belakang telinga, ketiak, sela jari dan lipatan siku. Lesi sering muncul pada
daerah lipatan payudara, umbilicus, lipatan lutut, sela ibu jari kaki, dan terutama
puncak datar dan lembab, permukaan dari kondiloma lata bisa halus, menonjol
atau ditutupi dengan vegetasi seperti kembang kol serta lesi yang berisi
treponema.7,8,9
5
Gambar. 3 Lesi kondiloma lata di daerah Gambar . 4 Lesi kondiloma lata pada area
perianal dengan papul besar yang menyatu dan lembab, plak datar pada skrotum (dikutip dari
lembab, disertai organisme Treponema kepustakaan 9).
pallidum di dalamnya (dikutip dari kepustakaan
10).
Gambar. 5 Kondiloma lata pada daerah Gambar. 6 Kondiloma lata pada daerah
axilla (dikutip dari kepustakaan 7). labia (dikutip dari kepustakaan 7).
6
Gejala lain yang umum pada tahap ini termasuk demam, sakit
pembesaran kelenjar getah bening. Manifestasi langka yang terjadi pada sekitar
2% dari pasien sifilis adalah meningitis akut, hepatitis, penyakit ginjal, gastritis
II.2 Diagnosis
pemeriksaan fisis. Pasien kondiloma lata datang dengan keluhan utama benjolan
yang muncul di daerah tubuh yang lembab terutama daerah anal, dari pemeriksaan
fisis didapatkan lesi yang berada di daerah lipatan tubuh dengan efluoresensi
kemerahan atau keunguan dengan puncak datar dan lembab, permukaannya bisa
halus, menonjol atau ditutupi dengan vegetasi seperti kembang kol serta lesi yang
berisi treponema.7,8,9
treponema atau DNA treponema dengan mikroskop atau teknik molekul biologi,
serta berbagai tes serologi yang menilai respon antibodi baik cardiolipin ( tes non
sifilis tergantung pada interpretasi hasil uji laboratorium, tanda dan gejala yang
7
II.3 Histopatologi
proliferasi sel-sel endotel, infiltrat granulomatosa yang terdiri atas epiteloid dan
sel-sel raksasa.6
Gambar. 7 Epidermal hiperplasia, spongiosis, Gambar 8. Infiltrat dermal terdiri dari limfosit
dermal infiltrat. (Pembesaran 10x) (Dikutip dan sel plasma (Pembesaran 40x) (Dikutip dari
dari kepustakaan 2) kepustakaan 2).
8
BAB III
PENATALAKSANAAN
dapat menjadi pilihan terapi bagi pasien yang alergi dengan penisilin atau mereka
diteliti dapat menjadi alternative oral atau pasien dengan alergi penisilin.
Pemberian terapi dikaitkan dengan tingkat kegagalan yang tinggi karena tidak
melewati sawar darah otak atau plasenta secara efektif. Azitromisin sebagai dosis
tunggal dapat ditoleransi sebagai pilihan yang efektif, tetapi ditemukan memiliki
pada penyakit sifilis awal dan melintasi sawar darah otak sehingga dapat berguna
dalam sifilis awal atau neurosifilis. Namun jika pasien dengan alergi penisilin,
9
Gambar. 9 Kondiloma lata sebelum Kondiloma lata setelah pengobatan
pengobatan (dikutip dari kepustakaan 2) Benzatin Penisilin selama tiga minggu
(dikutip dari kepustakaan 2)
Bila setelah follow up dan didapatkan terapi gagal, diberikan kembali terapi
ulang Benzatin Penisilin 2,4 Juta unit IM seminggu sekali selama 3 minggu.
10
3. Ceftriaxone 1gr IV atau IM sekali sehari selama 10-14 hari, atau
selama 3 minggu.
minggu.
Untuk penderita sifilis fase laten akhir yang alergi terhadap penisilin dapat
diberikan:
3. Neurosifilis12
Kristaline Aqueous Penisilin G 18-24 juta unit perhari. (3-4 juta unit IV
setiap 4 jam) selama 10-14 hari. Alternatif lain selain Kristaline Aquos Penisilin
G dapat diberikan:
2. Probenesid 500 mg oral empat kali sehari. Kedua obat tersebut diberikan
Untuk pasien yang alergi penisilin dapat diberikan Ceftriaxone 2gr perhari IM
11
Setelah pengobatan diatas, dapat juga dipertimbangkan untuk diberikan lagi
Benzatin penisilin 2,4 juta unit IM per minggu selama 3 minggu, tergantung
kondisi. 12
12
BAB IV
KESIMPULAN
Kondiloma lata adalah salah satu manifestasi kelainan kulit yang terdapat
pada penyakit sifilis sekunder yang disebabkan oleh Treponema pallidum dan
pemeriksaan fisis. Keluhan utama adalah benjolan yang muncul di daerah tubuh
yang lembab terutama daerah anal, dari pemeriksaan fisis didapatkan lesi yang
puncak datar dan lembab, permukaannya bisa halus, menonjol atau ditutupi
yang diberikan.
13
DAFTAR PUSTAKA
treated with doksisiklin: a case report. Jurnal Biomedik (JBM), Volume 6, Nomor
2. Deshpande DJ, Nayak CS, Mishra SN, Dhurat RS. Verrucous condyloma lata
2009. 3, 143-147.
6. Djuanda A. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Edisi Keenam, Cetakan Kedua.
14
9. James WD, Berger TG, Elston DM. Section-18 Syphilis, Yaws, bejel and
Pinta. Andrew's disease of the Skin: Clinical Dermatology. 10th ed. Canada:
Publications.2010 p; 34.10-34.11
15