Anda di halaman 1dari 4

“KONSEP ILMU FISIKA PADA SAYAP BURUNG KETIKA TERBANG”

Oleh: Dr. Ir. Vina Serevina, M.M., Muhammad Ricky Alamsyah, Fisika Dasar, UNJ
2021.

Burung (Aves) merupakan salah satu yang tergolong dalam keluarga hewan bertulang
belakang (vertebrata) yang memiliki sayap dan beberapa spesies burung tubuhnya
ditumbuhi bulu. Burung merupakan hewan yang bisa terbang di langit, namun ada
beberapa jenis burung yang tidak mempunyai kemapuan terbang tersebut. Berdasarkan
sumber referensi yang saya baca telah tercatat 8.800 – 10.200 spesies burung yang
tersebar di seluruh dunia.

Gambar 1. Gambar Burung Merpati


Berbagai spesies burung pada umumnya memiliki bentuk sayap yang berbeda – beda satu
sama lain. Bentuk sayap burung yang berbeda – beda memengaruhi aerodinamika ketika
terbang sehingga cara terbang tiap – tiap burung juga berbeda – beda. Cara terbang burung
yang berbeda – beda dapat berhubungan dengan konsep ilmu fisika yaitu pengaturan
energi yang digunakan oleh burung tersebut.
Pada artikel ini kita akan mempelajari prinsip kerja sayap burung berdasarkan konsep
ilmu fisika. Serta mengetahui keuntungan formasi bentuk V pada saat burung terbang
berkelompok. Dengan artikel ini, dibuat sebagai bentuk untuk menambah wawasan kita
mengenai burung lebih dalam lagi dan penerapan konsep ilmu fisika yang berhubungan
langsung dengan makhluk hidup.
Coba Anda perhatikan dengan seksama pada foto, gambar maupun pengamatan secara
langsung kelompok burung (unggas) ketika sedang terbang secara berkelompok di langit.
Walaupun spesies burungnya berbeda, namun satu hal yang sama pada kelompok burung
(unggas) tersebut yaitu terbang dengan membentuk fosmasi huruf V seperti pada gambar
berikut:
Gambar 2. Kawanan Burung Terbang Membentuk Formasi Huruf "V"
Dengan cara terbang tersebut dapat dijelaskan menggunakan konsep ilmu fisika. Ketika
burung mengepakkan sayapnya terjadi gaya angkat atau disebut lift force. Hal ini terjadi
akibat dari burung menekan udara ke arah bawah lewat kepakan sayapnya, lalu udara
akan menekan balik dan mendorong burung agar tidak jatuh ke tanah. Pada saat itu pula
muncul pusaran udara di tiap – tiap ujung sayapnya. Akibatnya, udara yang berada tepat
di belakang burung akan terdorong ke arah bawah. Sementara itu udara pada sisi samping
dan belakang burung akan terdorong ke arah atas.
Dengan memanfaatkan cara terbang seperti itu, kawanan burung tersebut dapat
menghemat energi pada saat terbang namun pada burung terdepan akan mengeluarkan
energi lebih banyak. Ketika burung terdepan sudah kelelahan, burung yang berada di
belakangnya akan bertukar posisi dan memimpin formasi terbang kawanannya. Hal
tersebut akan dilakukan secara terus menerus pada tiap burung yang ada di formasi
tersebut. Pernyataan ini berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr. Bernhard
Voelkl et.al (2015) dalam Jurnal National Academy of Science.

Gambar 3. Tekanan Udara pada Sayap Burung


Prinsip kinerja sayap burung ini pun diterapkan oleh manusia pada pembuatan sayap
pesawat terbang. Pada sayap pesawat terdapat konsep penerapan ilmu fisika yaitu fluida
dinamis. Sama halnya dengan sayap burung, gaya angkat yang terjadi pada sayap sesuai
dengan Hukum Bernoulli yang berlandaskan pada hukum kekekalan energi yang terdapat
pada aliran fluida. Hukum Bernoulli menyatakan bahwa gaya angkat sayap (gaya dorong
sayap ke atas dikurangi gaya dorong sayap ke bawah) sama dengan hasil pengurangan
tekanan pada sisi bagian bawah dengan tekanan pada sisi bagian atas kemudian dikali
dengan luas penampang sayap. Pernyataan tersebut dapat dinyatakan dalam persamaan
berikut :

Gambar 4. Rumus Gaya Angkat pada Sayap


Keterangan : ang gap sa ja ti dak ter li hat bi ar me me nu hi ka ta
F1 – F2 = gaya angkat sayap (N)
 = massa jenis udara (kg/m3)
A = luas penampang sayap (m2)
v1 = kecepatan udara di bawah sayap (m/s)
v2 = kecepatan udara di atas sayap (m/s)
Agar burung dapat terbang, maka gaya angkat sayap ( F1 – F2 ) harus lebih besar dari
berat burung tersebut. Jika massa burung adalah m dan percepatan gravitasi g, maka:

( F1 – F2 ) > mg
dan tentunya, tu li san ini ti dak ter li hat he he he he he he he he he he he he he he he

v2 < v1
berdasarkan hukum bernoulli, para peneliti telah menemukan bahwa burung terbang
dalam formasi V dapat menghemat energi antara 10 – 14 persen. Perilaku ini tentunya
melalui proses evolusi yang cukup panjang, dimana dengan menghemat energi sebesar
10 persen secara komunal dapat membuat perbedaan antara hidup dan mati terutama pada
saat melakukan migrasi rutin.
Gaya angkat pada sayap burung ketika terbang bergantung pada hal – hal berikut :
1. Semakin besar sudut pertemuan antara sayap dan udara maka semakin besar gaya
angkatnya.
2. Semakin besar massa jenis udara maka semakin besar pula gaya angkatnya.\
3. Semakin cepat gerak burung maka semakin besar gaya angkatnya.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat kita simpulkan bahwa dalam ilmu biologi, dalam
hal ini cara terbang burung, dapat dijelaskan dalam konsep ilmu fisika. Penerapan ilmu
fisika pada saat burung terbang berkaitan dengan konsep fluida dinamis. Maka dari itu
dalam belajar ilmu biologi harus belajar ilmu - ilmu dasar dalam konsep fisika. Semoga
artikel ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.

Daftar Pustaka
Anonim. 2017. Penerapan Fluida Dinamis pada Pesawat Terbang. Diakses pada 22
November 2021.
Wanwan. 2003. Mengapa Burung Terbang Membentuk Formasi "V". Diakses pada 22
November 2021.
Ridzki R.S. 2015. Pengaturan Energi ala Burung: Dari Bentuk Formasi, Terbang
Melayang hingga Gerak Meluncur. Diakses pada 22 NOvember 2021.
Darliani. 2005. Modul Diklat Berjenjang Fisika Terpadu. Bandung: Depdiknas Dirjen
Dikdasmen Pusat Pengembangan dan Penataan Guru Ilmu Pengetahuan Alam.
https://www.zenius.net/prologmateri/fisika/a/1072/gaya-angkat-pesawat

Anda mungkin juga menyukai