Anda di halaman 1dari 28

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

KONSEP PESAWAT TERBANG

Rolling 1

Dosen Pembimbing : Hadma Yuliani, M.Pd, M.Si

DI SUSUN OLEH

RANI

1711130377

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

PRODI TADRIS FISIKA

2019
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMA Negeri 1 Palangka Raya


Mata Pelajaran : Fisika
Kelas/Semester : XI
Materi Pokok : Fluida Dinamik
Sub Materi : Konsep Pesawat Terbang
Hari/Tanggal : Selasa. 19 Maret 2019
Alokasi Waktu : 1 X 15 menit

A. Kompetensi Inti
KI. 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI. 2 Menunjukkan perilaku jujur, disilin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,kerja
sama,toleran,damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi
atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI. 3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengtahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakogniitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusaiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengtahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI. 4 Mengolah, menalarm dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan
kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan komplesitas
alam dan jagat raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, objektif, jujur, teliti,
cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka, kritis, kreatif, inovatif dan
peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap
dalam melakukan percobaan dan berdiskusi.

3.4 Menerapkan prinsip fluida dinamik dalam teknologi.


4.4 Membuat dan menguji proyek sederhana yang menerapkan prinsip dinamika
fluida.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1.1.1 Siswa mampu menunjukkan rasa syukur terhadap hubungan keteraturan dan
kompleksitas alam dan jagat raya terhadap kebesaran tuhan yang menciptakan
fenomena fluida dinamik.
2.3.1 Siswa mampu menunjukkan sikap jujur dalam melakukan percobaan.
2.3.2 Siswa mampu menunjukkan sikap rasa ingin tahu dalam melakukan percobaan.
2.3.3 Siswa mampu menunjukkan sikap tekun dan bertanggung jawab dalam
melakukan percobaan.
3.11.1 Siswa mampu menjelaskan konsep pesawat terbang.
3.11.2 Siswa mampu mendeskripsikan prinsip kerja pesawat terbang.
3.11.3 Siswa mampu menganalisis komponen pesawat terbang.
4.11.1 Siswa mampu melakukan percobaan sesuai langkah-langkah pada pedoman
percobaan pesawat terbang.
4.11.2 Siswa mampu melaporkan hasil percobaan pesawat terbang.
D. Materi Pembelajaran
1. Pesawat Terbang

Pesawat terbang merupakan jenis alat tranportasi yang mulai popular saat ini.
Kalo lihat pesawat yang terbang di angkasa dan kita analisis gaya yang bekerja,
secara pokok terdapat 4 macam gaya, sebagai gambaran lihat di bawah ini:

Gambar 1.1 Konsep Pesawat Terbang


Dari gambar di atas dapat disimpulkan bahwa pesawat yang terbang di angkasa
mengalami atau terdapat empat macam gaya:
1. Gaya Berat (Weight) merupakan gaya yang searah dengan gaya gravitasi bumi
atau beban dari pesawat itu sendiri beserta si penumpangnya.
2. Gaya angkat (lift force) yang dihasilkan oleh sayap.
3. Gaya tahan (Drag force) gaya hambat pesawat, hambatan ini dapat berasal dari
gesekan permukaan dari body pesawat.
4. Thrust (gaya tarik/gaya dorong) menghasilkan gaya dorong agar pesawat bisa
melakukan perjalanan jauh sesuai tujuan dapat berupa mesin jet ataupun baling-
baling untuk jenis pesawat capung,turboprop dll.
Pesawat terbang atau gaya angkat pesawat agar berada di angkasa menggunakan
konsep persamaan Bernoully (Dasar).

Sisi kiri adalah untuk notasi 1 dan kanan adalah untuk notasi 2, dengan
penjelasan P1 ≠ P2 atau V1 ≠ V2. Secara garis Besar Bernoully dapat saya simpulkan, ”
Bahwasannya fluida yang mengalir dengan kecepan lebih besar justru tekanan akan
semakin kecil  ”.
Untuk penjelasannya kita langsung aja ke TKP, Pertama kita belah dulu atau

potong sayap pesawat (anggap saja miliknya boeing) tegak lurus terhadap sumbu

sayap (analisa). Kenapa sayap??? karena pada bagian ini yang menghasilkan gaya

angkat.

Gambar 1.2 Ilustrasi aliran udara

Pada kesimpulan hukum Bernoully bahwa semakin cepat fluida mengalir akan
semakin rendah tekanannya, dari contoh potongan aerofoil pesawat (potongan
sayap) di atas (gambar ilustrasi aliran udara) bahwa V1>V2 (V= kecepatan aliran
fluida).
Untuk lebih jelas lagi kenapa V1>V2  maka konsep penalarannya agar lebih
mudah maka menggunakan persamaan Kontinuitas dimana Q=V×A.
V : kecepatan,
A : luas penampang
Q : debit
lihat percobaan sederhana berikut :

Gambar 1.3 Percoban di dalam silinder


Gambar diatas adalah gambar silinder kemudian didalamnya ada aerofoil sayap

pesawat, analogi sederhananya apabila kita mengalirkan fluida dari Q1  dimana

(Q1=Q2) kemudian melewati bidang A1 dan A2 , maka V1 ≠ V2.

Contoh Soal :

Misal Q1=Q2= 50 m3/s, kemudian A1=5 m2 dan A2=10 m2, V2= 5 m/s . .maka V1 ???
Jawab : Q=V×A dan Q1=Q2
Maka (V1×A1)=( V2×A2)

(V1×5)= (50)

V1 = 10 m/s

Jadi ( V1>V2  ), kita kembali lagi ke Bernoully bahwa semakin cepat fluida mengalir
maka tekanannya akan turun (semakin kecil)! Kemudian kita kaitkan dengan sayap
pesawat maka kecepatan aliran udara di atas sayap lebih besar daripada di bawah
sayap pesawat dan pesawat bisa terangkat menuju angkasa. Sedikit catatan bahwa
tekanan bergerak dari Tekanan tinggi ke Tekanan lebih rendah . .TERBUKTI

2. Prinsip Kerja Pesawat Terbang

Dalam kajian gaya angkat pada sayap pesawat terbang, setidaknya ada
tiga prinsip fisika yang mendasari bekerjanya untuk gaya angkat pada sayap
pesawat terbang yaitu prinsip Bernoulli, Hukum III Newton, dan efek 
Coanda. Berikut ini dijelaskan tentang ketiga prinsip fisika ketika gaya
angkat pada sayap pesawat terbang  sedang bekerja.

Prinsip  Bernoulli  menyatakan  bahwa  semakin  tinggi  kecepatan  fluida 


(untuk ketinggian  yang  relatif  sama),  maka  tekanannya  akan  mengecil.  Dengan
demikian  akan  terjadi  perbedaan  tekanan  antara  udara  bagian  bawah  dan  atas
sayap. Hal  inilah  yang  menciptakan  gaya  angkat  L (lift).
Penjelasan  tentang  Hukum  III  Newton  menekankan  pada  prinsip perubahan 
momentum  manakala  udara  dibelokkan  oleh  bagian  bawah  sayap pesawat. Dari
prinsip  aksi  reaksi,  muncul  gaya pada  bagian  bawah sayap  yang besarnya  sama 
dengan  gaya  yang  diberikan  sayap  untuk  membelokkan  udara. Disinilah
kuncinya : “Bentuk sayap yang sedemikian rupa membuat udara yang mengalir di
atas ‘diarahkan’ sehingga secara umum lebih banyak udara yang dihembuskan ke
arah bawah”. Dari fakta ini, sesuai hukum III Newton, dengan adanya udara yang
dihembuskan ke bawah oleh sayap, udara di bawah pesawat akan ‘balas mendorong’
pesawat.
Sedangkan penjelasan menggunakan efek Coanda menekankan pada beloknya
kontur  udara  yang  mengalir  di  bagian  atas  sayap.  Bagian  atas  sayap  pesawat
yang  cembung  memaksa  udara  untuk  mengikuti  kontur  tersebut.  Pembelokan
kontur udara tersebut dimungkinkan karena adanya daerah tekanan rendah pada 
bagian  atas  sayap  pesawat  (atau  dengan  penjelasan  lain, pembelokan kontur
udara  tersebut  menciptakan  daerah  tekanan  rendah).  Perbedaan tekanan tersebut
menciptakan perbedaan gaya yang menimbulkan gaya angkat L (lift). Meski belum 
ada  konsensus  resmi  mengenai  mekanisme  yang  paling  akurat  untuk
menjelaskan  munculnya  fenomena  gaya  angkat,  yang  jelas  sayap pesawat
berhasil mengubah sebagian gaya dorong T (thrust) mesin menjadi gaya angkat L
(lift).

 Proses terjadinya gaya angkat pesawat terbang bergantung pada hal-hal


berikut ini:

1. Sudut pertemuan antara sayap dan udara (sudut) : lift (gaya angkat) akan
makin besar, bila sudut pertemuan antara sayap dan udara makin besar
(sampai suatu batas tertentu).
2. Massa jenis udara: makin besar mssa jenis udara makin besar pula lift-
nya.
3. Kecepatan pesawat relatif terhadap udara: makin cepat gerak pesawat
makin besar pula lift-nya.
4. Desain airfoil (airfoil adalah sesuatu permukaan yang bila bergerak relatif
terhadap udara memberikan suatu aksi dinamika yang berguna).
Gambar 2.5 Gaya Angkat Pesawat Terbang

 Gerak pesawat terbang terdiri atas 3 sumbu gerakan.

1. Sumbu Vertikal yaitu: gerakan berotasi terhadap sumbu-y yang digunakan untuk
membelok ke kiri atau ke kanan. Gerakan membelok ini diatur oleh Rudder (1).
Gerakan ini disebut yaw (bergoyang).
2. Sumbu Longitudinal yaitu : gerakan berotasi terhadap sumbu-x, yaitu mengguling
(rolling) ke samping. Gerakan ini diatur oleh aileron (5 dan 6) dengan cara
menurunkan satu aileron dan menaikkan aileron yang lain. Ini dilakukan dengan
cara menarik handle a ke samping. Gerakan mengguling kesamping ini digunakan
pada saat membelok untuk menjaga efek tekanan samping.
3. Sumbu lateral atau sumbu transversal: gerakan rotasi terhadap sumbu-z, yaitu
gerakan hidung pesawat naik turun. Bila handle a ditarik, kedua elevator naik
keatas, sehingga ekor pesawat tertekan ke bawah. Dan hidung pesawat naik.
Gerakan ini disebut pitch.

3. Komponen Pesawat Terbang


Meskipun pesawat terbang dirancang untuk berbagai keperluan, kebanyakan
mempunyai komponen utama yang sama satu dengan yang lainnya. Karakter utama
sebuah pesawat terbang ditentukan oleh tujuan awal rancangannya. Kebanyakan
struktur pesawat terdiri dari fusselage (badan pesawat), wing (sayap), empennage
(ekor), landing gear (roda pendaratan), dan power plant (mesin beserta baling-
baling).
Gambar 3.1 Komponen utama pesawat udara

1. FUSELAGE
Fuselage adalah kabin dan atau kokpit, yang berisi kursi untuk
penumpangnya dan pengendali pesawat. Sebagai tambahan, fuselage juga bisa
terdiri dari ruang kargo dan titik-titik penghubung bagi komponen utama
pesawat yang lainnya. Beberapa pesawat menggunakan struktur open truss.
Fuselage dengan tipe open truss terbentuk dari tabung baja atau aluminium.
Kekuatan dan kepadatan didapat dari pengelasan tabung-tabung secara bersama
yang membentuk bangun segitiga yang disebut trusses.

Gambar 1.1 Konstruksi Warren


Konstruksi dari Warren truss membuat bentuk sarang dengan batang-batang
longerons, juga batang diagonal dan vertikal. Untuk mengurangi berat maka pesawat
kecil menggunakan tabung aluminium alloy yang di rivet atau di sekrup menjadi
satu bagian dengan bagian yang berhadapan membentuk kerangka.
Sebagian besar pesawat modern menggunakan struktur kulit yang diketatkan
(stressed) yang dikenal dengan nama konstruksi monocoque atau semi-monocoque.
Rancangan monocoque menggunakan kulit (logam) yang diketatkan untuk
menanggung semua beban (load). Ini adalah struktur yang sangat kuat tapi tidak bisa
mentoleransi kerusakan berupa goresan atau penyok (berubah/deformasi).
Karakteristik ini dapat dijelaskan dengan menggunakan kaleng aluminium tipis
minuman ringan. Kita dapat menekan kaleng tersebut dengan kuat tanpa merusak
kaleng.Tapi kalau kaleng tersebut sudah penyok sedikit saja, maka akan lebih mudah
untuk membengkokkannya.

Gambar 1.2 Konstruksi monocoque


Konstruksi monocoque yang sebenarnya terdiri dari kulit ( skin ) , former
(pembentuk) dann bulkhead (penahan). Former dan bulkhead memberi bentuk pada
fuselage. Karena tidak ada kerangka maka kulit haruslah cukup kuat untuk menjaga
kepadatan/kekuatan fuselage.
Pada pesawat bermesin tunggal, mesinnya biasanya disambungkan di depan
fuselage. Ada pembatas tahan-api di antara bagian belakang mesin dengan kokpit
atau kabin untuk melindungi penerbang dan penumpangnya dari api akibat
kecelakaan. Pembatas inilah yang disebut dengan firewall dan biasanya dibuat dari
material tahan panas seperti baja.
2. SAYAP
Sayap adalah airfoil yang disambungkan di masing-masing sisi fuselage dan
merupakan permukaan yang mengangkat pesawat di udara. Terdapat berbagai
macam rancangan sayap, ukuran dan bentuk yang digunakan oleh pabrik pesawat.
Setiap rancangan sayap memenuhi kebutuhan dari kinerja yang diharapkan untuk
rancangan pesawat tertentu. Bagaimana sayap dapat membuat gaya angkat (lift).
Sayap dapat dipasang di posisi atas, tengah atau bawah dari fuselage.
Rancangan ini disebut high-, mid- dan low-wing. Jumlah sayap juga berbeda-beda.
Pesawat terbang dengan satu set sayap disebut monoplane, sedangkan pesawat
terbang dengan dua set sayap disebut biplane.

Gambar 2.1 Monoplane dan Biplane


Struktur utama dari bagian sayap adalah spar, rib dan stringer. Semua itu
kemudian diperkuat oleh truss, I-beam, tabung atau perangkat lain termasuk kulit
pesawat. Rib menentukan bentuk dan ketebalan dari sayap (airfoil). Pada sebagian
besar pesawat modern, tanki bahan bakar biasanya adalah bagian dari struktur sayap
atau tangki yang fleksibel yang dipasang di dalam sayap.

Gambar 2.2 Komponen sayap


Di sisi belakang atau trailing edge dari sayap, ada 2 tipe permukaan pengendali
(control surface) yang disebut aileron dan flap. Aileron (kemudi guling) biasanya
dimulai dari tengah-tengah sayap ke ujung luar sayap (wingtip) dan bekerja dengan
gerakan yang berlawanan untuk membuat gaya aerodinamis yang membuat pesawat
untuk berguling ke kiri atau ke kanan. Sedangkan flap biasanya dari dekat fuselage
ke arah luar sampai tengah-tengah sayap. Flap biasanya sama rata dengan
permukaan sayap pada waktu pesawat sedang menjelajah. Pada waktu diturunkan,
flap bergerak dengan arah yang sama ke bawah untuk menambah gaya angkat sayap
pada waktu lepas landas dan mendarat.
3. EMPENNAGE
Nama yang benar untuk bagian ekor pesawat adalah empennage. Terdiri dari
seluruh ekor termasuk permukaan yang tetap/diam seperti vertical stabilizer dan
horizontal stabilizer. Sedangkan permukaan yang bergerak termasuk rudder,
elevator, dan satu atau lebih trim tab.

Gambar 3.1 Komponen Empennage


Tipe kedua dari rancangan empennage tidak membutuhkan elevator. Tapi
merupakan satu kesatuan dari horizontal stabilizer yang dapat berputar di engselnya.
Tipe ini disebut stabilitator dan digerakkan dengan menggunakan batang kemudi,
seperti halnya jika kita menggerakkan elevator. Sebagai contoh, jika kita menarik
batang kemudi, maka stabilator akan berputar sehingga bagian belakang (trailing
edge) akan terangkat. Hal ini menyebabkan beban aerodinamis di ekor dan
menyebabkan hidung pesawat bergerak naik. Stabilator mempunyai anti-servo tab
yang terpasang di trailing edge.
Anti-servo tab bergerak dengan gerakan yang sama dengan trailing edge dari
stabilator. Anti-sevotab juga berfungsi sebagai trim tab untuk mengurangi beban
tekanan pada kemudi dan membantu stabilator untuk tetap pada posisi yang
diinginkan.
Gambar 3.2 Komponen stabilator
Rudder tersambung di bagian belakang dari vertical stabilizer. Selama
penerbangan, rudder digunakan untuk menggerakkan hidung pesawat ke kanan dan
ke kiri. Rudder digunakan bersama dengan aileron untuk belok selama penerbangan.
Sedangkan elevator yang terpasang di bagian belakang horizontal stabilizer
digunakan untuk menggerakkan hidung pesawat naik dan turun selama penerbangan.
Trim tab berukuran kecil dan bagian yang dapat digerakkan dari trailing-edge
nya kemudi. Trim tab yang dapat digerakkan dari kokpit mengurangi tekanan pada
kemudi. Trim tab dapat dipasang pada alleron, rudder, dan atau elevator.

4. LANDING GEAR
Gambar 4.1 Landing Gear
Landing gear/ roda pesawat adalah penopang utama pesawat pada waktu
parkir, taxi (bergerak di darat), lepas landas, atau pada waktu mendarat. Tipe paling
umum dari landing gear terdiri atas roda, tapi pesawat terbang juga dapat dipasangi
float (pelampung) untuk beroprasi di atas air atau ski, untuk mendarat di salju.
Landing gear terdiri atas 3 roda, dua roda utama dan roda ketiga yang berada di
depan atau di belakang pesawat. Landing gear yang memakai roda di belakang
disebut conventional wheel. Pesawat terbang dengan conventional wheel juga
kadang-kadang disebut dengan pesawat tailwheel. Jika roda ketiga bertempat di
hidung pesawat, ini disebut nosewheel, dan rancangannya disebut tricycle gear.
Nosewheel atau tailwheel yang dapat dikemudikan membuat pesawat dapat
dikendalikan pada waktu beroprasi di darat.

5. POWER PLANT
Gambar 5.1 Power Plant
Power plant biasanya termasuk mesin dan baling-baling. Fungsi utama dari
mesin adalah menyediakan tenaga untuk memutar baling-baling. Mesin juga
menghasilkan tenaga listrik, sumber vakum untuk beberapa instrument pesawat, dan
di sebagian besar pesawat bermesin tunggal, menyediakan pemanas untuk penerbang
dan penumpangnya. Mesin ditutup oleh cowling atau di beberapan pesawat
dikelilingi oleh nacelle. Maksud dari cowling atau nacelle adalah untuk membuat
streamline aliran udara mengalir di sekitar mesin dan membantu mendinginkan
mesin dengan mengalirkan udara di sekitar silinder. Baling-baling, yang terpasang di
depan mesin, mengubah putaran mesin menjadi gaya yang bergerak ke depan yang
disebut thrust yang membantu menggerakkan pesawat melalui udara. (EAS)

E. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran


1. Pendekatan : Scientifik
2. Model : PJBL (Project Based Learning)
3. Metode : Diskusi, presentasi, eksperimen.
F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Sintak Project Alokasi


Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Based Learning Waktu
PENDAHULUAN
Mengucapkan salam Siswa menjawab
salam.
Mengabsensi siswa dengan Menjawab presensi
menanyakan kehadiran siswa. guru.
Guru memotivasi siswa. Siswa menjawab
pertanyaan dan
“Bagaimana kabar kalian? mendengarkan
Apakah kalian sudah sarapan? motivasi guru.
Sebelum belajar sebaiknya
makan terlebih dahulu supaya
sehat dan dapat mengikuti 1
pelajaran dengan baik”. Menit
Guru memberikan apersepsi Siswa memperhatikan
kepada siswa dengan video yang
menampilkan video dan ditampilkan dan
menanyakan. menjawab pertanyaan
dari guru.
 Apakah kalian pernah
melihat pesawat
terbang?
 Bagaimanakah konsep
pesawat terbang
tersebut?
KEGIATAN INTI
Fase 1 Guru memberikan pertanyaan Siswa menjawab
Penentuan mendasar kepada siswa: pertanyaan dari guru.
Pertanyaan  Bagaimana kita
Mendasar membuat pesawat
terbang sederhana? 2
Menit

Guru membagi siswa yang Siswa membentuk


masing-masing kelompok terdiri kelompok sesuai
dari 5 orang. dengan intruksi yang
diberikan oleh guru.
Guru mengarahkan siswa untuk Siswa berdiskusi dan
berdiskusi merencanakan sebuah merencanakan sebuah
proyek membuat pesawat proyek pesawat
terbang sederhana. sederhana sesuai
arahan guru.
Fase 2 Guru memberikan Siswa mendengarkan
Menyusun penjelasan/aturan main berkaitan arahan dari guru. 3
Perencanaan dengan proyek “pesawat Menit
Projek terbang”.
Guru mempersilahkan siswa Siswa mengumpulkan
untuk mengumpulkan informasi informasi prinsip kerja
mengenai konsep pesawat pesawat terbang
terbang, serta alat dan bahan sederhana, serta alat
pembuatan pesawat terbang dan bahan pesawat
sederhana. terbang sederhana
sesuai arahan guru.
Guru membimbing siswa Siswa membuat
merancang proyek pembuatan rancangan proyek
pesawat terbang sederhana. pesawat terbang
sederhana
Guru membimbing siswa Siswa membuat
membuat strategi penyelesaian strategi penyelesaian
proyek. proyek, yaitu:
o Menentukan ketua
kelompok.
o Tempat
pengerjaan
proyek.
o Waktu pengerjaan
proyek.
o Alat dan bahan
yang digunakan
pembuatan proyek
pesawat terbang
sederhana.
Guru mempersilahkan siswa Siswa melaporkan
untuk melaporkan hasil hasil rancangan
rancangan pesawat terbang pesawat terbang
sederhana dan jadwal proyek sederhana dan jadwal
didepan kelas. proyek didepan kelas.
Guru memberikan masukan Siswa mendengarkan
terhadap rancangan proyek masukan rancangan
pesawat terbang sederhana proyek pesawat
siswa. terbang sederhana
yang telah diberikan
oleh guru.
Fase 3 Guru menyusun jadwal Siswa berkumpul 1
Menyusun Jadwal penyelesaian proyek. dengan anggota Menit
kelompok dan
menyusun jadwal
penyelesaian proyek.
Guru memonitor siswa dalam Siswa menyelesaikan
menyelesaikan proyek pesawat proyek sesuai dengan
terbang sederhana seperti: waktu dan tempat
pengerjaan yang
Fase 4 o Waktu dan tempat direncanakan, dan 2
Monitoring pengerjaan proyek. menanyakan kepada Menit
o Menanyakan kesulitan yang guru masalah yang
dihadapi siswa saat dihadapi saat
pengerjaan proyek pesawat pengerjaan proyek.
terbang sederhana.
Guru mempersilahkan siswa Siswa
untuk mempresentasikan hasil mempresentasikan
pembuatan proyek pesawat hasil pembuatan
terbang sederhana didepan kelas. projek pesawat
terbang sederhana
didepan kelas .
Guru memberikan pertanyaan Siswa menjawab 2
Fase 5 berkaitan dengan proyek pertanyaan yang Menit
Menguji Hasil pesawat terbang sederhana diberikan oleh guru.

Guru menilai laporan rancangan Siswa mendengarkan


proyek pesawat terbang saran perbaikan yang
sederhana, laporan hasil diberikan oleh guru.
pembuatan pesawat terbang
sederhana sesuai rancangan dan
memberikan saran perbaikan
untuk semua kelompok.
Guru meminta perwakilan siswa Siswa
untuk mengungkapkan mengungkapkan
Fase 6 3
pengalamannya selama pengalamannya saat
Evaluasi Menit
menyelesaikan proyek pesawat menyelesaikan proyek
Pengalaman
terbang sederhana pesawat
terbangsederhana.
Guru mengajak siswa untuk Siswa berdiskusi
berdiskusi untuk memperbaiki dengan guru dan
kinerja pembuatan pesawat menjawab bersama
terbang sederhana dan pertanyaan yang
menjawab pertanyaan yang diajukan di tahap awal
diajukan di tahap awal pembelajaran
pembelajaran.
PENUTUP
Guru mengevaluasi pelajaran Siswa mendengarkan 1
dan menyampaikan materi materi yang akan Menit
pelajaran di pertemuan dipelajari pada
selanjutnya. pertemuan
selanjutnya.
Guru mengakhiri pembelajaran Siswa menjawab
dengan salam. salam dari guru.

G. Media, Alat dan Sumber Belajar


1. Media
 Papan Tulis
 Power Point
 Buku
 Video
2. Alat dan Bahan
 Papan Tulis
 Spidol
 Lcd
3. Sumber Belajar
 Buku Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu SMP kelas VII disusun oleh Paryonto
dan Ruratno. Diterbitkan oleh Erlangga tahun 2006 di Jakarta.
 Buku Ilmu Pengetahuan Alam kelas VII semester 2 disusun oleh Wahono
Widodo, Fida Rachmadiarti, dan Siti Nurul Hidayati. Diterbitkan oleh Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitung, Kemdikbud.
H. Metode dan Bentuk Instrumen

Metode Bentuk Instrumen


Sikap (afektif) Lembar pengamatan afektif siswa dan rubrik
penilaian afektif siswa (lampiran 1.1 dan 1.2)
Tes Tertulis (kognitif) Tes soal uraian dan rubrik penilaian soal evaluasi
Keterampilan (psikomotorik) Lembar pengamatan psikomotorik siswa dan rubrik
penilaian psikomotorik siswa.
Instrumen (terlampir)
Palangka Raya, 14 Maret 2019
Mengetahui
Dosen Pembimbing Mahasiswa
Hadma Yuliani, M.Pd, M.Si Rani
NIP. 19900217 201503 009 NIM. 1711130377

Lampiran 1.1

LEMBAR TEST AFEKTIF SISWA

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Palangka Raya

Materi : Fluida Dinamik

Percobaan ke : 1 (Satu)

Sub Materi : Konsep Pesawat Terbang

Amatilah tes afektif siswa dalam kelas selama percobaan berlangsung dan isilah lembar
pengamatan dengan cara sebagai berikut:

1. Isilah semua nama yang akan diamati.


2. Berilah skor (1-3) masing-masing siswa sesuai dengan kemampuan afektif siswa.

No Nama Siswa Rasa Jujur Rasa Ingin Tekun Skor total


Syukur tahu
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Lampiran 1.2

RUBRIK PENILAIAN AFEKTIF SISWA

No Aspek yang dinilai Rubrik


.
1 Mensyukuri semua fenomena 1. Belum menunjukkan ekspresi kekaguman
berkaitan dengan konsep pesawat atau menaruh minat terhadap materi
terbang. konsep pesawat terbang.
2. Belum secara eksplisit menunjukkan sikap
kagum atau ungkapan syukur namun
menaruh minat terhadap materi konsep
pesawat terbang.
3. Menunjukan ekspresi kagum terhadap
fenomena tata surya dengan menunjukan
rasa syukur terhadap Tuhan.
2 Menunjukkan rasa ingin tahu 1. Tidak menunjukkan antusias dalam
pengamatan, sulit terlibat aktif dalam
kegiatan kelompok walaupun telah
didorong untuk terlibat.
2. Menunjukkan rasa ingin tahu, namun
tidak terlalu antusias dan baru terliibat
aktif dalam kegiatan kelompok ketika di
suruh.
3. Menunjukkan rasa ingin tahu yang besar,
antusias dan aktif dalam kelompok.
3 Menunjukkan sikap jujur dalam 1. Tidak melakukan percobaan dan data
percobaan yang disajikan bukan hasil pengamatan
sendiri.
2. Melakukan percobaan dan data yang
disajikan adalah benar dan bukan hasil
pengamatan sendiri.
3. Melakukan percobaan dan data yang
disajikan adalah benar dan hasil
pengamatan sendiri.
4 Ketekunan dalam belajar dan 1. Tidak berupaya sungguh-sungguh dalam
melakukan percobaan menyelesaikan tugas dan tugasnya tidak
selesai.
2. Berupaya tepat waktu dalam
menyelesaikan tugas namun belum
menunjukkan upaya terbaik.
3. Tekun dalam menyelesaikan tugas dengan
hasil terbaik yang bisa dilakukan dan tepat
waktu.
Lampiran 3.1

LEMBAR PENILAIAN PRODUK

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Palangka Raya

Materi : Fluida Dinamik

Percobaan Ke- : 1 (Satu)

Sub materi : Konsep Pesawat Terbang

Kelompok : .......................

NO. TAHAPAN SKOR (1-3)


1. Tahap Perencanaan Bahan
2. Tahap Proses Pembuatan
a.Persiapan Alat dan Bahan
b.Teknik Pengolahan
c.K3 (keselamatan kerja, keamanan, dan kebersihan)
3. Tahap Akhir (Hasi Produk)
a.Bentuk Fisik
b.Inovasi
Skor Total
Lampiran 3.2

RUBRIK PENILAIAN PRODUK

NO. Aspek yang dinilai Rubrik


1. Tahap Perencanaan Bahan 1. Siswa belum mampu merencanakan alat
dan bahan apa saja yang digunakan untuk
membuat pesawat terbang sederhana, tetapi
hanya mampu merencanakan alat dan
bahan selalu dengan arahan guru.
2. Siswa mampu merencanakan alat dan
bahan apa saja yang digunakan untuk
membuat pesawat terbang sederhana, tetapi
selalu dengan arahan guru.
3. Siswa mampu merencanakan alat dan
bahan apa saja yang digunakan untuk
membuat pesawat terbang sederhana, tanpa
arahan guru.
2. Tahap Proses Pembuatan 1. Siswa mampu mempersiapkan alat dan
a. Persiapan alat dan bahan.
bahan pembuatan pesawat terbang
b. Teknik Pengolahan.
sederhana, tapi tidak memperhatikan
c. K3 (keselamatan kerja,
keselamatan kerja, keamanan dan
keamanan, dan
kebersihan saat pembuatan.
kebersihan).
2. Siswa mampu mempersiapkan alat dan
bahan pembuatan pesawat terbang
sederhana, tapi tidak memperhatikan
keselamatan kerja dan keamanan saat
pembuatan.
3. Siswa mampu mempersiapkan alat dan
bahan pembuatan pesawat terbang
sederhana dan memperhatikan keselamatan
kerja, keamanan dan kebersihan saat
pembuatan.
3. Tahap Akhir (Hasil Produk) 1. Siswa menyajikan hasil pembuatan
i. Bentuk fisik
pesawat terbang sederhana dengan bentuk
ii. inovasi fisik kurang menarik dan belum ada
pembaruan (inovasi).
2. Siswa menyajikan hasil pembuatan
pesawat terbang sederhana dengan bentuk
fisik kurang menarik tetapi sudah ada
pembaruan (inovasi)
3. Siswa menyajikan hasil pembuatan
pesawat terbang sederhana dengan bentuk
fisik menarik dan sudah ada pembaruan
(inovasi).
Lampiran 2.1

LEMBAR TEST KOGNITIF SISWA

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Palangka Raya

Materi : Fluida Dinamik

Percobaan Ke- : 1 (satu)

Sub materi : Konsep Pesawat Terbang

Kerjakanlah soal uraian berikut!

1. Jelaskan secara singkat konsep pesawat terbang!


2. Jelaskan prinsip kerja pesawat terbang!
3. Sebutkan komponen-komponen pesawat terbang!
Lampiran 2.2

RUBRIK PENILAIAN KOGNITIF SISWA

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Palangka Raya

Materi : Tata Surya

Percobaan Ke- : 1 (Satu)

Sub materi : Planet Uranus

No. Rubrik Penilaian Skor


1 Pesawat terbang merupakan jenis alat tranportasi yang mulai 30
popular saat ini. Kalo lihat pesawat yang terbang di angkasa dan kita
analisis gaya yang bekerja, secara pokok terdapat 4 macam gaya,
sebagai gambaran lihat di bawah ini:

Gambar 1.1 Konsep Pesawat Terbang


Dari gambar di atas dapat disimpulkan bahwa pesawat yang
terbang di angkasa mengalami atau terdapat empat macam gaya:
1. Gaya Berat (Weight) merupakan gaya yang searah dengan gaya
gravitasi bumi atau beban dari pesawat itu sendiri beserta si
penumpangnya.
2. Gaya angkat (lift force) yang dihasilkan oleh sayap (inget:
sayap bukan pantat) .
3. Gaya tahan (Drag force) gaya hambat pesawat, hambatan ini
dapat berasal dari gesekan permukaan dari body pesawat.
4. Thrust (gaya tarik/gaya dorong) menghasilkan gaya dorong
agar pesawat bisa melakukan perjalanan jauh sesuai tujuan
dapat berupa mesin jet ataupun baling- baling untuk jenis
pesawat capung,turboprop dll.
Pesawat terbang atau gaya angkat pesawat agar berada di
angkasa menggunakan konsep persamaan Bernoully (Dasar).
2 Tiga prinsip fisika yang mendasari bekerjanya untuk gaya 40
angkat pada sayap pesawat terbang yaitu prinsip Bernoulli,
Hukum III Newton, dan efek  Coanda.
Prinsip Bernoulli menyatakan bahwa semakin tinggi kecepatan
fluida (untuk ketinggian yang relatif sama), maka tekanannya akan
mengecil. Dengan demikian akan terjadi perbedaan tekanan antara
udara bagian bawah dan atas sayap. Hal inilah yang menciptakan
gaya angkat L (lift).
Penjelasan tentang Hukum III Newton menekankan pada
prinsip perubahan momentum manakala udara dibelokkan oleh
bagian bawah sayap pesawat. Dari prinsip aksi reaksi, muncul gaya
pada bagian bawah sayap yang besarnya sama dengan gaya yang
diberikan sayap untuk membelokkan udara. Disinilah kuncinya :
“Bentuk sayap yang sedemikian rupa membuat udara yang mengalir di
atas ‘diarahkan’ sehingga secara umum lebih banyak udara yang
dihembuskan ke arah bawah”. Dari fakta ini, sesuai hukum III Newton,
dengan adanya udara yang dihembuskan ke bawah oleh sayap, udara di
bawah pesawat akan ‘balas mendorong’ pesawat.
Sedangkan penjelasan menggunakan efek Coanda menekankan
pada beloknya kontur udara yang mengalir di bagian atas sayap.
Bagian atas sayap pesawat yang cembung memaksa udara untuk
mengikuti kontur tersebut. Pembelokan kontur udara tersebut
dimungkinkan karena adanya daerah tekanan rendah pada bagian atas
sayap pesawat (atau dengan penjelasan lain, pembelokan kontur
udara tersebut menciptakan daerah tekanan rendah). Perbedaan
tekanan tersebut menciptakan perbedaan gaya yang menimbulkan gaya
angkat L (lift). Meski belum ada konsensus resmi mengenai
mekanisme yang paling akurat untuk menjelaskan munculnya
fenomena gaya angkat, yang jelas sayap pesawat berhasil mengubah
sebagian gaya dorong T (thrust) mesin menjadi gaya angkat L (lift).

Hanya menyebutkan 10
3 Terdiri dari fusselage (badan pesawat), wing (sayap), empennage 30
(ekor), landing gear (roda pendaratan), dan power plant (mesin beserta
baling-baling).

Anda mungkin juga menyukai