Penerapan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk Karakter Siswa
Penerapan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk Karakter Siswa
Elihami Elihami
STKIP Muhammadiyah Enrekang, Indonesia
Email: elihamid@ymail.com
Abdullah Syahid
Universitas Muhammadiyah Parepare, Indonesia
Abstrak
Penelitian ini membahas tentang penerapan pendidikan agama Islam pada sebagai upaya
pembentukan kepribadian muslim peserta didik yang islami. Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian kualitatif. Pendekatan penelitian menggunakan interdisipliner, antara lain: pendekatan
manajeman, pedagogis, sosiologis, dan psikologis. Sumber data primer dari penelitian ini adalah guru
Pendidikan Agama Islam. Sumber data sekunder dalam penelitian ini berupa data profil sekolah, teori
tentang konsep strategi pembelajaran, teori pendidikan agama Islam, dan teori pembentukan
kepribadian muslim. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan tahapan reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan. Hasil penelitian ditemukan bahwa strategi pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam
pembentukan kepribadian muslim peserta didik menggunakan dua strategi pembelajaran, yaitu
pembelajaran langsung dan pembelajaran tidak langsung.
Kata Kunci: Strategi Pembelajaran; Kepribadian Muslim;Pendidikan Agama Islam; Peserta didik
Abstract
This study discusses the strategy of Islamic religious education teachers in the teaching of Islamic
Education as efforts to establish the Islamic personality of the students. This type of research is
qualitative research. Interdisciplinary research approach used, among other things: management
approach, pedagogical, sociological, and psychological. Sources of primary data from this study were
teachers of Islamic education. Secondary data sources in this study a school profile data, theories on
the concept of the learning strategies, Islamic religious of education theory, and the theory of the
formation of Muslim personality. Data collection techniques using observation, interviews, and
documentation. Data were analyzed using the stages of data reduction, data presentation, and
conclusion. The research found that the learning strategies of Islamic education in shaping Muslim
personality of students use two strategies of learning, ie learning direct and indirect learning.
## HowToCite##
Elihami, E., Syahid, A. (2018). Penerapan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam Membentuk
Karakter Pribadi yang Islami. Edumaspul - Jurnal Pendidikan, 2(1), 79-96.
Jurnal Edumaspul, 2 (1), Februari 2018 - 80
ELIHAMI E., SYAHID A.
menyatakan diri dalam bentuk tingkah laku kecilnya pengaruh yang dimaksud sangat
lahiriah dan rohaniah, dan ia merupakan tergantung pada berbagai faktor yang
tenaga pendorong/penegak yang dapat memotivasi anak untuk memahami
fundamental, bagi tingkah laku seseorang.1 nilai-nilai agama. Sebab pendidikan agama
Pendidikan Islam juga melatih pada hakekatnya merupakan pendidikan
kepekaan (sensibility) para peserta didik nilai. Oleh karena itu pendidikan agama
sedemikian rupa, sehingga sikap hidup dan lebih dititik beratkan pada bagaimana
prilaku didominasi oleh perasaan mendalam membentuk kebiasaan yang selaras dengan
nilai-nilai etis dan spritual Islam. Mereka tuntunan agama.4
dilatih, sehingga mencari pengetahuan tidak Pengaruh pembentukan jiwa
sekedar untuk memuaskan keingintahuan keagamaan dan perilaku keberagamaan
intelelektual atau hanya untuk keuntungan pada lembaga pendidikan, khususnya pada
dunia material belaka, tetapi juga untuk lembaga pendidikan formal (sekolah)
mengembangkan diri sebagai makhluk banyak tergantung dari bagaimana
rasional dan saleh yang kelak akan karakteristik pendidikan agama yang
memberikan kesejahteraan fisik, moral dan diberikan di sekolah tersebut. Hal tersebut
spritual bagi keluarga, masyarakat dan umat dikarenakan sekolah dalam perspektif
manusia. Pandangan ini berasal dari Islam, berfungsi sebagai media realisasi
keimanan mendalam kepada Allah swt.2 pendidikan berdasarkan tujuan pemikiran,
Berdasarkan undang-undang sistem aqidah dan syariah dalam upaya
Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 penghambaan diri terhadap Allah dan
dijelaskan bahwa: mentauhidkan-Nya sehingga manusia
Pendidikan nasional bertujuan untuk terhindar dari penyimpangan fitrahnya. 5
mengembangkan potensi peserta didik agar Kaitannya dengan itu, dalam upaya
menjadi manusia Indonesia seutuhnya yaitu pembentukan pribadi muslim yang saleh,
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada maka pendidikan melalui sistem
Tuhan Yang Maha Esa, memiliki persekolahan patut diberikan penekanan
pengetahuan dan keterampilan, berbudi yang istimewa. Hal ini disebabkan oleh
pekerti yang luhur, sehat jasmani dan pendidikan sekolah mempunyai program
rohani, berkepribadian yang mantap, cerdas, yang teratur, bertingkat dan mengikuti
kreatif, mandiri dan memiliki rasa tanggung syarat yang jelas dan ketat. Hal ini
jawab.3 mendukung bagi penyusunan program
Dalam upaya menanamkan pendidikan Islam yang lebih akomodatif. 6
perilaku keberagamaan terhadap peserta
didik, maka sangat diharapkan kepada
setiap lembaga pendidikan untuk 4
Jalaluddin, Psikologi Agama (Cet.I;
memberikan pengaruh bagi pembentukan
Jakarta: Grafindo Persada, 1996), h. 206.
jiwa keagamaan pada anak. Namun besar 5
Abdurrahman al-Nahdlawi, Ushul al-
Tarbiyah al-Islamiyah wa Asalibuha fi al-Bayt wa
al-Madrasah wa al-Mujtama’ diterjemahkan oleh
1
H. M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Shibabuddin dengan judul “Pendidikan Islam di
(Cet. IV; Jakarta: Bumi Aksara, 2000), h. 214. Rumah, Sekolah dan Masyarakat” (Cet. II;
2
Fadhlan Mudhafir, Krisis Dalam Jakarta: Gema Insani Press, 1995), h. 152.
Pendidikan Islam (Cet. I; Jakarta: Al-Mawardi Prima,
6
2000), h. 1. Syarifuddin Ondeng, Islam dalam
3
Depdiknas, Undang-undang Sistem Berbagai Dimensi; Kajian tentang Agama, Sejarah
Pendidikan Nasional (Jakarta: Direktorat Jendral dan Pendidikan (Makassar: Berkah Utami, 2004),
Pendi-dikan dan Kebudayaan, 2003), h. 6. h. 160.
Copyright © 2018 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 2 (1), Februari 2018 - 81
ELIHAMI E., SYAHID A.
Copyright © 2018 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 2 (1), Februari 2018 - 82
ELIHAMI E., SYAHID A.
kondisikondisi khusus atau menghasilkan dan penggunaan teknik itu setiap guru
respons terhadap situasi tertentu, memiliki taktik yang mungkin berbeda antara
pembelajaran merupakan subset khusus dari guru yang satu dengan yang lain.
pendidikan. 10 Pembelajaran merupakan
aktualisasi kurikulum yang menuntut guru 2. Pertimbangan Pemilihan Strategi
dalam menciptakan dan menumbuhkan Pembelajaran
kegiatan peserta didik sesuai dengan rencana Pembelajaran pada dasarnya adalah
yang telah diprogramkan.11 proses penambahan informasi dan
Berdasarkan beberapa definisi kemampuan baru. Ketika kita berpikir
pembelajaran tersebut, dapat dipahami informasi dan kemampuan apa yang harus
bahwa, pembelajaran adalah proses yang dimiliki oleh peserta didik, maka pada saat
disengaja dirancang untuk menciptakan itu juga kita semestinya berpikir strategi
terjadinya aktivitas belajar dalam diri apa yang harus dilakukan agar semua itu
individu. Dengan kata lain, pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien.
merupakan sesuatu hal yang bersifat Ini sangat penting untuk dipahami, sebab
eksternal dan sengaja dirancang untuk apa yang harus dicapai dalam menentukan
mendukung terjadinya proses belajar strategi pembelajaran guru pun selalu
internal dalam diri individu. menggunakan strategi pembelajaran yang
Kemp menjelaskan bahwa strategi lebih dari satu. Pemakaian strategi yang
pembelajaran adalah suatu kegiatan satu digunakan untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang harus dikerjakan yang satu, sementara penggunaan strategi
pendidik dan peserta didik agar tujuan yang lain, juga digunakan untuk mencapai
pembelajaran dapat dicapai secara efektif tujuan yang lain. 13
dan efisien. Senada dengan pendapat di atas,
Dick and Carey juga menyebutkan bahwa 3. Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi
strategi pembelajaran itu adalah suatu set Pembelajaran
materi dan prosedur pembelajaran yang Yang dimaksud dengan prinsip-
digunakan secara bersama-sama untuk prinsip dalam menggunakan strategi
menimbulkan hasil belajar pada peserta pembelajaran adalah bahwa tidak semua
didik.12 strategi pembelajaran cocok digunakan
Dari penjelasan di atas, maka dapat untuk mencapai semua tujuan dan semua
ditentukan bahwa suatu strategi pembelajaran keadaan. Setiap strategi memiliki
yang diterapkan guru akan tergantung pada kekhasan sendiri-sendiri. Hal ini seperti
pendekatan yang digunakan; sedangkan yang dikemukakan oleh Killen: “No
bagaimana menjalankan strategi itu dapat teaching strategy is better than others in all
ditetapkan berbagai metode pembelajaran. circumtances, so you have to be able to use
Dalam upaya menjalankan metode a variety of teaching strategies,; and make
pembelajaran guru dapat menentukan teknik rational decisions about when each of the
yang dianggapnya relevan dengan metode, teaching strategies is likely to most
effective”.14
10
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna
13
Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2003), h. 61. Syaiful Bahri Djamarah (et.al.), Konsep
Belajar dan Pembelajaran (Cet. III; Jakarta: Rineka
11
E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Cipta, 2006), h. 75.
14
Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), h. Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaan
90. Berorientasi Standar Proses Pendidikan, op. cit,. h.
12
Ibid., h. 294. 131.
Copyright © 2018 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 2 (1), Februari 2018 - 83
ELIHAMI E., SYAHID A.
Copyright © 2018 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 2 (1), Februari 2018 - 84
ELIHAMI E., SYAHID A.
Copyright © 2018 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 2 (1), Februari 2018 - 85
ELIHAMI E., SYAHID A.
nilai atau akhlak Islam; (b) mendidik Kata ini dalam bahasa Inggris adalah
siswa-siswi untuk mempelajari materi “Personality” yang berasal dari kata Persona
ajaran Islam subjek berupa pengetahuan (bahasa Latin) yang berarti kedok atau
tentang ajaran Islam.22 topeng. Yaitu penutup muka yang sering
d. Menurut Ahmad Supardi yang dikutip dipakai oleh pemain panggung. Maksudnya
oleh Ahmad Tafsir, dkk bahwa untuk menggambarkan prilaku dan watak
pendidikan agama Islam merupakan atau pribadi seseorang.25
pendidikan yang berdasarkan Islam atau Secara terminologi, kepribadian
tuntunan agama Islam dalam membina adalah ciri atau karakteristik atau gaya atau
dan membentuk pribadi muslim yang sifat khas dari diri seseorang yang
bertaqwa kepada Allah SWT, cinta kasih bersumber dari bentukan-bentukan yang
sayang pada orang tuanya dan sesama diterimadari lingkungan, misalnya, keluarga
hidupnya dan juga kepada tanah airnya masa kecil, dan juga bawaan seseorang sejak
sebagai karunia yang diberikan oleh lahir. 26 Kepribadian (personality)
Allah SWT.23 Dalam hal ini pendidikan merupakan salah satu kajian psikologi yang
Islam adalah suatu bimbingan yang lahir berdasarkan pemikiran, kajian atau
dilakukan untuk membentuk pribadi temuan-temuan (hasil praktik penanganan
muslim yang cinta kepada tanah air dan kasus) para ahli. Objek kajian kepribadian
sesama hidup. adalah “human behavior”, perilaku manusia
Jadi pendidikan agama Islam yang pembahasannya terkait dengan apa,
merupakan usaha sadar yang dilakukan guru mengapa dan bagaimana perilaku tersebut.27
dalam rangka mempersiapkan peserta didik Kepribadian merupakan pengaturan individu
untuk menyakini, memahami, dan yang bersifat dinamis pada sistem fisik dan
mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan psikis yang menentukan tabiatnya serta
bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang selaras dengan lingkungannya. 28 Sigmund
telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang Freud mengungkapkan bahwa kepribadian
ditetapkan. adalah integrasi dari landasan, ego dan super
ego. Landasan sebagai komponen
5. Pribadi Muslim yang Islami kepribadian psikologis, ego sebagai
1. Pengertian Pribadi Muslim yang komponen psikologis, dan super ego sebagai
Islami komponen kepribadian sosiologis.29
Secara etimologi, kepribadian Schultz mengungkapkan bahwa
berasal dari kata “pribadi” yang berarti konsep awal dari kepribadian adalah tingkah
manusia sebagai perseorangan, keseluruhan
sifat yang merupakan watak manusia,
25
keadaan manusia sebagai perseorangan. M. Enoch, Anak, Keluarga dan
Kemudian kata itu mendapat awalan “ke” Masyarakat (Cet. III; Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,
1991), h. 75.
dan akhiran “an” yang berarti sifat hakiki 26
Sjarkawi, Pembentukan Kepribadian
yang tercermin pada sikap seseorang yang Anak: Peran Moral, Intelektual, Emosional, and
membedakan dirinya dengan orang lain. 24 Sosial sebagai Wujud Integritas Membangun Jati
Diri, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), h. 11.
22 27
Ibid., h.131. Syamsu Yusuf dan A dan Juntika
Nurihsan, op. cit., h. 1.
23 28
Ahmad Tafsir, dkk, op. cit., h. 285. Rahmat Ramadhana Al Banjari, Membaca
24
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kepribadian Muslim seperti Membaca Al-Qur’an
RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Cet. XI; Jakarta: (Yogyakarta: Diva Press, 2008), h. 168.
29
Balai Pustaka, 2010), h.780. Nety Hartati, Islam dan Psikologi,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), h. 121.
Copyright © 2018 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 2 (1), Februari 2018 - 86
ELIHAMI E., SYAHID A.
Copyright © 2018 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 2 (1), Februari 2018 - 87
ELIHAMI E., SYAHID A.
Islam. Kepribadian muslim juga dapat dari luar, missal: cara-caranya berfikir, sifat,
diartikan kepribadian yang seluruh aspek- dan minat.
aspeknya baik tingkah laku luarnya, c. Kerohanian yang luhur, meliputi
kegiatan-kegiatan jiwanya maupun filsafat aspek-aspek kejiwaan sitem nilai-nilai yang
hidup dan kepercayaan menunjukkan telah meresap dalam kepribadian itu yang
pengabdian kepada Tuhan dan penyerahan mengarahkan dan memberi corak seluruh
diri kepadaNya. Menurut Muhammad Zein kehidupan individu itu. Bagi orang-orang
bahwa kepribadian muslim tidak akan yang beragama, aspek-aspek inilah yang
terlepas dari tiga aspek yaitu: Iman, Islam menentukan kemana arah kebahagiaan,
dan Ihsan. 39 Sedangkan faktor pendidikan bukan saja di dunia tetapi juga di akhirat.
akhlak dilakukan dengan cara Aspek-aspek inilah yang memberi kualitas
mempengaruhi dengan menggunakan usaha kepribadian keseluruhannya.42
membentuk kondisi yang mencerminkan
pola kehidupan yang sejalan dengan norma-
norma Islam contoh teladan dan lingkungan c. Berakhlak Mulia
yang serasi.40 Akhlak artinya tabiat, budi pekerti
Berdasarkan pendapat para pakar atau kebiasaan. 43 Manusia yang berakhlak
menegenai kepribadian muslim maka dapat adalah manusia yang suci dan sehat hatinya,
diketahui bahwa, kepribadian muslim adalah sedangkan manusia yang tidak berakhlak
cirri khas seseorang yang membedakan dia adalah manusia yang kotor hatinya. Manusia
dengan yang lainnya dari keseluruhan yang berakhlak (husn al-khuluq) akan
tingkah laku lahiriyah maupun batiniyah tertanam iman dan hatinya, sebaliknya
yang dapat dibentuk melalui faktor internal manusia yang tidak berakhlak (su’ul al-
(bawaan) dan faktor eksternal (lingkungan). khuluq) ialah manusia yang ada sikap
2. Struktur Kepribadian Muslim yang mendua dalam tuhan (nifaq) di dalam
Islami hatinya. 44 Kembali kepada kebenaran
Struktur kepribadian adalah aspek- dengan melakukan tobat dari segala
aspek atau elemen-elemen yang terdapat kesalahan yang pernah dibuat sebelumnya.45
pada diri manusia yang karenanya
kepribadian terbentuk. 41 Pada dasarnya C. Metode Penelitian
aspek-aspek kepribadian itu dapat dibagi
menjadi tiga, yaitu: Jenis penelitian ini adalah kualitatif.
a. Kejasmanian, meliputi tingkah Penelitian kualitatif adalah prosedur
laku luar yang mudah Nampak dan ketahan penilitian yang menghasilkan data deskriptif
dari luar, misalnya: cara-caranya berbuat, berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
caranya berbicara, dan sebagainya.
b. Kejiwaan, meliputi aspek-aspek 42
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat
yang tidak dapat segera dilihat dan ketahuan Pendidikan Islam (Bandung: Al Ma’arif, 1962), h.
66-67.
43
Mawardi Lubis, Evaluasi Pendidikan Nilai
(Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 2008), h. 26
39 44
Hamdani Ihsan dan Fuad Ihsan, Filsafat M. Abduh Malik, dkk, Pengembangan
Pendidikan Islam (Cet. Ke-2 revisi; Bandung: Kepribadian Pendidikan Agama Islam (Jakarta:
Pustaka Setia, 2001) h. 20. Departemen Agama, 2009), h. 78.
40 45
Abdul Khobir, op.cit., h. 134. Jalaluddin dan Usman Said, Filasafat
41
Abdul Mujib, Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Islam: Konsep dan Perkembangan
Mengembangkan Standar Kompetensi Guru Pemikirannya (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), h. 56. 1994), h. 96-97.
Copyright © 2018 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 2 (1), Februari 2018 - 88
ELIHAMI E., SYAHID A.
Copyright © 2018 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 2 (1), Februari 2018 - 89
ELIHAMI E., SYAHID A.
Copyright © 2018 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 2 (1), Februari 2018 - 90
ELIHAMI E., SYAHID A.
Copyright © 2018 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 2 (1), Februari 2018 - 91
ELIHAMI E., SYAHID A.
terlihat pada tingkat perhatian peserta didik dibiasakan oleh keluarga (orang tua) sejak
terhadap pelajaran yang berbeda. Secara kecil.54
umum peserta didik yang berasal dari 1. Faktor Penghambat
keluarga berpendidikan tingkat perhatiannya a. Kurangnya Kesadaran dari Peserta Didik
terhadap pelajaran lebih tinggi dari pada Mengenai Perilaku yang Menunjukkan
peserta didik yang berasal dari keluarga Kepribadian Muslim
yang kurang berpendidikan. Sehingga Terkadang beberapa peserta didik
tingkat pengamalan terhadap pembelajaran hanya mengindahkan tugas dan aturan bila
pun berbeda. berada dalam pengawasan yang ketat dari
2) Prinsip Adat guru. Sehingga setelah peserta didik keluar
Peserta didik yang memegang teguh dari lingkungan sekolah dan merasa tidak
pada budaya. Dalam beberapa daerah atau mendapatkan pengawasan dari guru lagi, dia
lingkungan keluarga budaya tersebut masih leluasa melakukan sesuka hatinya.
dipertahankan dan masih sangat kental. b. Lingkungan Keluarga dan Masyarakat
Peserta didik yang berasal dari keluarga Berbedanya latar belakang peserta
yang masih memegang teguh perinsip adat didik membuat karakter mereka berbeda
dapat mencapai aspek afektif dalam pula. Perbedaan karakter tentunya
pembelajaran Pendidikan Agama Islam membutuhkan penanganan yang bervariasi
sebagai upaya pembentukan kepribadian dalam pembentukan karakter muslim peserta
muslim walaupun hanya sekedar memahami didik. Lingkungan keluarga di samping
materi Pendidikan Agama Islam saja. sebagai pendukung dalam upaya
3) Taat Beragama (Religius) pembentukan karakter muslim peserta didik,
Sama halnya dengan prinsip adat, juga dapat menjadi penghambat. Tidak
peserta didik yang berasal dari keluarga semua peserta didik berasal dari keluarga
yang religius mampu mencapai rana afektif yang meprioritaskan pendidikan, memegang
dalam pembelajaran Pendidikan Agama teguh prinsip adat dan religius.
Islam sebagai pembentuk kepribadian Begitupun pengaruh lingkungan
muslim, setelah memahami materi dalam masyarakat (pergaulan) menjadi masalah
pembelajaran. Menurut Andi Ismail Saleh dalam perkembangan moral peserta didik.
perilaku dekaden sangat dipengaruhi oleh Pemikiran dan kebiasaan yang didapat
moral. Hubungannya dengan masyarakat, peserta didik lebih banyak dipengaruhi oleh
moral sangat dipengaruhi nilai-nilai kultur lingkungan serta pesatnya laju
(budaya). Dan seiring perkembangannya, perkembangan teknologi informasi sekarang
budaya sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai ini. Mayoritas peserta didik mendapatkan
agama.53 informasi tentang gaya berpakaian, variasi
Yunita Purnama mengatakan bahwa kendaraan, sampai mengenai seksualitas
tugas dan aturan untuk senantiasa menutup melalui media internet atau teman yang juga
aurat saat keluar rumah tidak terlalu menjadi sember penerangan utama.55 Hal ini
berpengaruh bagi dirinya, karena sebelum berbanding terbalik dengan hal yang
tugas dan aturan tersebut berlaku padanya semestinya, yang menyatakan bahwa
dia memang telah terbiasa mengenakan sesungguhnya pengetahuan seksualitas harus
jilbab dan berpakaian Islami karena
54
Yunita Purnama, (Peserta Didik Kelas XI
SMK Muhammadiyah Watansoppeng), Wawancara,
53
Andi Ismail Saleh, Wawancara, 14 Januari 21 Januari 2016.
55
2016. Keterangan beberapa peserta didik dalam
melakukan penelitian di lokasi penelitian.
Copyright © 2018 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 2 (1), Februari 2018 - 92
ELIHAMI E., SYAHID A.
Copyright © 2018 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 2 (1), Februari 2018 - 93
ELIHAMI E., SYAHID A.
Copyright © 2018 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 2 (1), Februari 2018 - 94
ELIHAMI E., SYAHID A.
Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Jalaluddin, dan Idi, Abdullah. Filsafat
Terjemahannya. Jakarta: Pustaka Pendidikan Islam. Yogyakarta: Ar-
Assalam, 2010. Ruzz Media, 2007.
Copyright © 2018 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 2 (1), Februari 2018 - 95
ELIHAMI E., SYAHID A.
Copyright © 2018 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 2 (1), Februari 2018 - 96
ELIHAMI E., SYAHID A.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Tim Pakar Yayasan Jati Diri Bangsa,
Kualitatif dan R & D. Cet. VI; Pendidikan Karakter di Sekolah:
Bandung: Alfabeta, 2009. Dari Gagasan ke Tindakan. Jakarta:
PT Elex Media Komputindo, 2011.
Suharto, Toto. Filsafat Pendidikan Islam.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2006. Tohirin. Psikologi Pembelajaran PAI.
Jakarta: PT RajaGrafindo Pesada,
Suprayogo Imam, dan Tobroni. Metode 2005.
Penelitian Sosial-Agama. Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2001. Usman, Husaini, dan Akbar, Purnomo
Setiadi. Metodologi Penelitian
Surachman, Wiranto. Metodologi Sosial. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.
Pengajaran Nasional. Bandung: CV.
Jenmarsit, t.th.. UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jogjakarta:
Tafsir, Ahmad, dkk. Cakrawala pemikiran Media Wacana Press, 2003.
pendidikan Islam. Bandung: Mimbar
Pustaka, 2004. Zuhairini, dkk. Filsafat Pendidikan Islam.
Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
Copyright © 2018 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)