Anda di halaman 1dari 2

Santri nakal menjadi benar dan pintar

Disebuah pondok pesantren ada anak bernama rendi, ia sifatnya nakal, sering bolos, gak pernah ngaji
dan jamaah. Ia ciri-cirinya berambut Panjang dan berwarna, tingginya 120 cm dan agak kurus. Rendi
mempunyai dua teman dan mereka satu server, dia bernama anton dan haikal.

Waktu itu asrama sepi semua pada ngaji dan mereka bertiga BOLOS. Rendi pun berinisiatif untuk
ngerokok “ton, kal ngerokok yu…..” ujar rendi dengan muka merayu. “ yu gaskeun borr.. tapi!!!
Dimana?.” ujar anton menjawab pertanyaannya rendi. “ di belakang pondok” ujar rendi menjawab
pertanyaan anton, lalu mereka pun pergi kebelakang pondok dan mereka merokok sambal ngobrol,
setelah lama merokok menghabiskan 3 bungkus mereka pun pulang dengan wajah pucet dan pusing,
ditengah perjalanan bertemu salah satu pengurus “ hei kalian habis kemana?” ujur pengurus dengan
nada keras dan marah, “ habis kesitu kang ” ujar rendi dengan wajah ketakutan, “ habis ngerokok ya?”
ujar pengurus sambal membentak, “ gak kang “ ujar rendi dengan wajah tegang, pengurus itu pun
mencium tangan ketiga orang itu (untuk mengetahui merokok atau tidak) dan mereka terbukti
ngerokok, kemudian persidangan pun dimulai, mereka dimarahi habis habisan sampai di pukul pakai
kabel, selesainya persidangan mereka ngobrol dikamar “ ton, kal besok balik yuk….. disini gak enak” ujar
rendi dengan letihnya. “ya udah yuk.” Ujar anton dengan letih. “tapi gua gak punya duit ren” ujar haikal
dengan bosan. “tenang kita ngompreng” ujar rendi sambil percaya dirinya. “ dah lah bahasnya besok,
gua ngantuk,, mau tidur dulu” ujar anton yang mengantuk. Kemudian mereka pun tidur, ditengah tidul
yang nyenyak mereka dimimpikan seorang kakek-kakek yang berjubah putih Panjang sampai kekaki dan
berambut Panjang kake itupun berkata “hei pemuda kalian gak tau ya pengorbanan orang tua, orang tua
berkerja susah panyah demi kalian, tapi kalianya kenapa kaya gini. kalian sering memarahi orang tua
sampai orang tua kalian menangis tapi orang tua kalian masih memberi makan, bayangkan betapa
saying ya orang tua kepada kalian tapi kaliannya malajh kaya gini, besak kalian mau pulang ya, jika kalian
pulang terus sampai dirumah ada bendera kuning gimana dan bendera kuning itu adalah orangtua kalian
yang meninggal, janggan pulang ya inget kata kata kakek ngaji sing wareg jamaah sing ware mangan sing
wareg turu sing wareg assalammualaikum Wr. Wb.”. mereka pun bangun dari tidurnya dan menangis “
luh mimpinya sama, sama gue” ujar rendi dengan menangis. “ ya “ ujar teman mereka sambil menangis.
Kemudian mereka wudu dan sholat. Pada saat itupun mereka rajin ngaji dan jamaah sampai sampai
meraih juara satu lomba nahwu shorof. Tamat

Motifasi : jadilah anak yang nurut dan berbak ti pada orang tua
Pesan :jangan menyepelekan atau mengabaikan kedua orang tua
Ulasan :karena saya pernah menyepelekan dan mengabaikan orang
Tua saya, jadi saya ingin merubah itu
Cerpen karangan dari abil abbas

Anda mungkin juga menyukai