Anda di halaman 1dari 5

NOTA KESEPAKATAN 2021

(Memorandum of Understanding)
TENTANG JUAL BELl PEDANG (SAMURAI)
No : 164-02/JM-SM/ /X-h/2021

Kami yang bertanda tangan di bawah ini :


I. a. ——————, lahir di ——, pada tanggal ——— bulan ——— tahun ————, bertempat
tinggal di Kota —————, Rukun Tetangga ——, Rukun Warga ——, Kelurahan ————,
Kecamatan —,
- Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor
- Warga Negara Indonesia.
b. Tuan Drs. Supriyanto Tarah, MM, lahir di Bojonegoro, pada tanggal empat belas bulan
November tahun seribu sembilan ratus empat puluh dua (14-11-1962), karyawan swasta,
bertempat tinggal di Kota Jakarta Selatan, Jl. MP. Prapatan IV No. 42, Rukun Tetangga 007,
Rukun Warga 002, Kelurahan Tegal Parang Kecamatan Mampang Prapatan, DKI Jakarta
- Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor
- Warga Negara Indonesia.
- Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama pribadi dan bertindak untuk dan atas nama
Pemilik Barang (Katana dan atau Shogun), selanjutnya disebut sebagai:

Pihak Kesatu

II. Tuan Jumari, lahir di Parlanaan, pada tanggal satu bulan Januari tahun seribu sembilan ratus
enam puluh lima (01-01-1965), Petani/Pekebun, bertempat tinggal di Kabupaten Sumedang,
Dusun Pasir Peti, Rukun Tetangga 001, Rukun Warga 005, Desa Margalaksana, Kecamatan
Sumedang Selatan, Jawa Barat.
- Pemegang KartuTanda Penduduk Nomor: 36 7405 010165 0013.
- Warga Negara Indonesia.
- Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama pribadi dan bertindak untuk dan atas nama
Konsorsium Pembeli, selanjutnya disebut sebagai:

Pihak Kedua

Pihak Kesatu dan Pihak Kedua, secara bersama-sama selanjutnya disebut Para Pihak, dalam
kedudukannya tersebut di atas menerangkan terlebih dahulu sebagai berikut:
- Pihak Kesatu adalah Pemilik/Pemegang hak atas sebuah barang yang akan diterangkan lebih
lanjut dalam Nota Kesepakatan ini.
- Pihak Kedua adalah pihak konsorsium pembeli yang membeli barang yang dijual oleh Pihak
Kesatu.
Dan hal-hal tersebut di atas, Para Pihak dengan ini sepakat dan sepaham untuk mengikatkan diri
ke dalam suatu Nota Kesepakatan (Memorandum of Understanding) tentang Jual Beli Pedang
(SAMURAI), selanjutnya disebut M.o.U dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

Pasal 1
Definisi

(1) Pedang (SAMURAI) Katana dan atau Shogun yang dimaksud dalam M.o.U ini adalah
PEDANG (SAMURAI) JENIS KATANA dan SHOGUN selanjutnya dalam M.o.U ini disebut
SAMURAI.
(2) Pihak Kesatu adalah Pihak yang bertanggung jawab untuk mengadakan dan/atau
menghadirkan, menyediakan dan!atau menyiapkan SAMURAI yang diperjualbelikan.
(3) Pihak Kedua adalah Pihak yang membeli SAMURAI yang disediakan oleh Pihak Kesatu.

1
Pasal 2
Objek Jual Beli

(1) Objek Jual beli dalam M.o.U ini adalah SAMURAI dengan data fisik sebagai berikut:
a. JENIS SHOGUN. b. JENIS KATANA
(2) SAMURAI yang menjadi objek jual beli harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Putus paku, apabila BILAH dan/atau MATA PISAU SAMURAI DITEBASKAN pada paku
ukuran 5 inci (lima inci) dan/atau paku ukuran 12,5 cm (dua belas koma lima sentimeter),
maka setelah SEKALI TEBAS paku tersebut harus putus, dan SAMURAI tetap utuh seperti
sebelum pengujian, tidak cacat, tidak gompal dan/atau tidak terdapat perubahan sedikitpun
pada SAMURAI.
b. BiIah dan/atau mata pisau SAMURAI tidak cacat.
c. Bilah dan/atau mata pisau SAMURAI tidak bergerigi.
d Bilah dan/atau mata pisau SAMURAI tajam simetris.
e. Tidak ada unsur rekayasa dalam bentuk apapun.
f. Berada di satu titik lokasi yang ditentukan dalam Pasal 7 ayat (1), dan siap di transaksikan.
g. Bisa diteliti dan/atau diuji di hadapan Pihak Kedua dan/atau Pihak yang ditunjuk di lokasi
yang ditentukan dalam Pasal 7 ayat (1).

PasaI3
Kewajiban Pihak Kesatu

(1) Berkewajiban untuk menunjukkan, menyiapkan dan/atau menyediakan SAMURAI untuk diuji
di hadapan Pihak Kedua.
(2) Bahwa Pihak Kesatu tidak dapat mengubah dan/atau mengganti nama dan/atau tempat
kediaman hukum dengan Pihak manapun dan/atau siapapun dan tidak dapat mengubah
jadwal transaksi, tempat pelaksanaan transaksi, tempat pelaksanaan pengujian, serta tidak
dapat membatalkan M.o.U ini secara sepihak.

PasaI4
Kewajiban Pihak Kedua

(1) Bahwa setelah SAMURAI siap untuk diuji, maka Pihak Kedua dan/atau Para Pihak
berkewajiban untuk menyiapkan dan/atau menyediakan dan/atau rnenentukan alat uji.
(2) Bahwa Pihak Kedua tidak dapat mengubah dan/atau mengganti nama dan/atau tempat
kedianian hukum dengan Pihak rnanapun dan/atau siapapun dan tidak dapat mengubah
jadwal transaksi, tempat pelaksanaan transaksi, tempat pelaksanaan pengujian, serta tidak
dapat membatalkan M.o.U ini secara sepihak.

PasaI 5
Perihal Jaminan

(1) Pihak Kesatu menjamin:


a. Bahwa SAMURAI yang menjadi objek jual beli sesuai dengan ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2.
b. Bahwa SAMURAI yang menjadi objek jual beli berada dalam kekuasaannya sehingga dapat
dinyatakan sebagai milik Pihak Kesatu.
c. Bahwa SAMURAI yang menjadi objek jual beli dijamin tidak sedang dalam sengketa dengan
siapapun dan/atau dengan Pihakmanapun.
d. Bahwa SAMURAI yang rnenjadi objek jual beli dijamin tidak sedang terikat dengan apapun
dan/atau dengan Pihak manapun.
e. Pihak Kesatu menjamin secara pribadi (personal guaranty) terhadap SAMURAI yang akan
diperjual beIikan.
(2) Pihak Kedua menjamin siap dan bersedia membeli SAMURAI mulik Pihak Kesatu apabila
SAMURAI tersebut rnemenuhi ketentuan sebagaimana dumaksud dalam Pasal 7 ayat (6)
huruf a.
2
PasaI 6
Harga

Para Pihak sepakat bahwa harga SAMURAI yang dimaksud dalam Pasal 2 di atas adalah sebesar
Rp 25.000.000.000.000,- (dua puluh lima trilyun rupiah).

Pasal 7
Pengujian Samurai

(1) Bahwa pada hari — tanggal —— — bulan OKTOBER tahun DUA RIBU DUA PULUH SATU
(__ -1 0-2021), dan jam -—- WIB sampai dengan jam —— WIB, bertempat di ——, Pihak
Kesatu berkewajihan untuk menunjukkan, menyiapkan dan/atau menyediakan SAMURAI
untuk diuji di hadapan Pihak Kedua dan/atau Pihak yang ditunjuk.
(2) Tatacara pengujian yang dilakukan oleh Pihak Kedua meliputi:
a. SAMURAI ditempatkan di iuangan yang cukup luas sehingga Pihak Kesatu, Pihak Kedua
serta para saksi dapat denganjelas melihat dan/atau memperhatikan SAMURAI tersebut.
b. Pelaksanaan pengujian SAMURAI dilakukan di tempat terhuka dan/atau ruangan terbuka.
c. SAMURAI harus sesuai dengan ketentuan yang dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2).
(3) Pengujian Putus Paku dengan tata cara:
a. Persiapan pengujian meliputi:
1. Pihak Kedua menyediakan atau menunjuk atau menentukan paku ukuran 5 inci (lima
inci) dan/atau paku ukuran 12,5 cm (dua helas koma lima sentimeter) yang akan
digunakan sehagai media pengujian.
2. Pihak Kedua memhawa atau menyediakan atau menunjuk atau menentukan batang
kayu atau tiang kayu atau pohon kayu yang akan dijadikan sebagai media pengujian.
b. Pengujian Putus Paku dengan tata cara:
1. Pihak Kedua memilih paku dan menancapkannya (dengan menggunakan alat pemukul /
martil) pada batang kayu atau tiang kayu atau pohon kayu yang telah ditentukan Pihak
Kedua.
2. Sebelum Pihak Kesatu MENEBASKAN SAMURAI ke paku, Pihak Kedua memeriksa
dan/atau memastikan kembali keaslian paku yang telah ditancapkan.
3. Pihak Kesatu atau Pihak lain yang ditunjuk oleh Pihak Kesatu melakukan pengujian
SAMURAI dengan cara MENEBASKAN BILAH dan/atau MATA PISAU SAMURAI ke
paku ukuran 5 inci (lima inci) dan/atau paku ukuran 12,5 cm (dua belas koma lima
sentimeter) yang telah ditancapkan PihakKedua.
4. BILAH dan/atau MATA PISAU SAMURAI DITEBASKAN pada paku ukuran 5 inci (lima
inci) dan/atau paku ukunan 12,5 cm (dua belas koma lima sentimeter), maka setelah
SEKALI TEBAS paku tersebut harus putus, dan SAMURAI tetap utuh seperti sehelum
pengujian, tidak cacat, tidak gompal dan/atau tidak terdapat perubahan sedikitpun pada
SAMURAI.
5. Pihak Kedua menyaksikan pelaksanaan pengujian SAMURAI yang dilakukan oleh Pihak
Kesatu atau Pihak lain yang ditunjuk oleh Pihak Kesatu.
(4) Pihak Kedua berhak memmnta pengujian ulang, apabila terdapat kecurangan adanya
rekayasa dan/atau adanya kecurangan pada saat pelaksanaan pengujian SAMURAI.
(5) Pihak Kedua akan menyatakan bahwa SAMURAI lulus ujian apabila semua tahapan
pengujian yang dimaksud di atas dapat terpenuhi.
(6) a. Apabila Pmhak Kedua menyatakan bahwa SAMURAI lulus uji, maka Para Pihak sepakat
bahwa SAMURAI akan disimpan dan/atau ditempatkan di SAFETY BOX yang disepakati
oleh Para Pihak dengan pengawasan dan Para Pihak.
b. Apabila ketentuan yang dimaksud di atas tidak dapat terpenuhi, maka :
1. Transaksi ini batal dengan sendirinya,
2. M.o.U. ini batal demi hukum,
3. Pihak Kedua dibebaskan dan seluruh kewajibannya kepada Pihak Kesatu.

3
Pasal 8
Cara Pembayaran

Bahwa apabila ketentuan sehagammana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (6) huruf a di atas dapat
terpenuhi, maka Pihak Kedua berkewajiban untuk melakukan Pembayaran dengan mekanisme
sebagai berikut:

(1) Pembayaran akan dilakukan melalui dan/atau akan menggunakan jasa BANK BCA.
(2) Pembayaran dilakukan dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari kerja Bank, yaitu pada hari —
tanggal —- bulan Oktober tahun dua ribu dua puluh satu (—-10-2021) dan selambat-
lambatnya harus diselesaikan pada hari ——— tanggal ———— bulan Oktober tahun dua
ribu dua puluh satu (—10-2021).

(3) Pembayaran dilakukan dengan cara RTGS dan/atau overbooking dan akan dinyatakan telah
terpenuhi apabila telah dinyatakan sah dan/atau efektif oleh Pejabat Bank yang ditunjuk,
dengan tahapan:
a. Pembayaran bonus sebesar Rp 500.000.000.000,- (Lima ratus milyar rupiah).
b. Pembayaran tahap pertama sebesar 10 % (sepuluh persen) dalam jangka waktu ___hari
kerja.
c. Pelunasan pembayaran dilakukan dalam jangka waktu han kerja.

PasaI 9
Pajak dan Biaya

(1) Sebelum Pihak Kedua menyatakan bahwa SAMURAI lulus dalam pengujian, maka segala
biaya yang timbul menjadi tanggung jawab dan/atau beban Pihak Kesatu.
(2) Beban biaya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) di atas akan diganti sepenuhnya oleh
Pihak Kedua apabila ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (6) huruf a dapat
terpenuhi.
(3) Pajak yang timbul akibat Jual Beli SAMURAI ini menjadi beban dan/atau tanggung jawab
Pihak Kedua.

Pasal 10
Serah Terima Samurai

(1) Para Pihak sepakat bahwa serah terima SAMURAI akan dilakukan setelah seluruh
pembayaran dari Pihak Kedua dinyatakan telah selesai dan/atau telah Iunas.
(2) Bukti pelunasan dan/atau penyelesaian pembayaran dari Pihak Kedua harus dinyatakan oleh
Pihak Kesatu dan dinyatakan pula oleh Pejabat Bank yang ditunjuk.
(3) Serah terima SAMURAI dibuat dalam Berita Acara Serah Terima Samurai yang ditandatangani
oleh Para Pihak dan disaksikan serta ditandatangani oleh saksi dan masing-masing pihak.

PasaI 11
Perihal Wanprestasi

(1) Pihak Kesatu dinyatakan telah melakukan wanprestasi apabila:


a. tidak dapat memenuhi salahsatu ketentuan yang disebutkan dalam Pasal 2, Pasal 3, Pasal
5 ayat (1), dan Pasal 7.
b. dinyatakan cacat hukum oleh Pejabat danlatau instansi yang berwenang.
(2) Pihak Kedua dinyatakan telah melakukan wanprestasi apabila tidak dapat memenuhi
ketentuan yang disebutkan dalam Pasal 4, Pasal 5 ayat (2), dan Pasal 8.

4
Pasal 12
Sanksi

(1) Bahwa apabila Pihak Kesatu melakukan wanprestasi maka:


a. Transaksi ini batal dengan sendirinya.
b. M.o.U. ini batal demi hukum.
c. Pihak Kedua dibebaskan dan seluruh kewajibannya kepada Pihak Kesatu.
(2) Bahwa apabila Pihak Kedua melakukan wanprestasi, maka Pihak Kedua berkewajiban untuk
memberikan kompensasi kepada Pihak Kesatu.

Pasal 13
Penyelesaian Sengketa

Apabila di kemudian hari terjadi sengketa dan/atau perselisihan dan/atau ketidaksepahaman,


maka Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat menyelesaikannya secara musyawarah. Apabila
musyawarah tidak menghasilkan kesepakatan, maka Pihak Kesatu dan Pihak Kedua sepakat
menyelesaikannya sesuai dengan hukum yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pasal 14
Ketentuan Tambahan

(1) Para Pihak sepakat dan sepaham terhadap isi dan ketentuan M.o.U. ini dan tunduk kepada
ketentuan M.o.U. ini sehingga M.o.U. ini berlaku sebagai undang-undang untuk yang
menandatanganinya.
(2) M.o.U. berlaku sejak ditandatangani dan berakhir pada hari ——- tanggal ————— bulan
OKTOBER tahun DUA RIBU DUA PULUH SATU (— -10-2021) dan/atau berakhir apabila
Ketentuan yang dimaksud dalam Pasal 7 tidak dapat terpenuhi.
(3) Apabila ketentuan sehagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (6) huruf a dapat terpenuhi,
maka terhadap M.o.U ini akan dilakukan perubahan dan/atau penambahan yang akan
dituangkan dalam suatu addendum yang merupakan satu kesatuan dengan M.o.U ini dan
mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan M.o.U ini.

Mo.U. ini dibuat dalam rangkap 3 (tiga), dengan bunyi yang sama dan ketiganya mempunyai
kekuatan hukum yang sama, masing-masing ditandatangani oleh Para Pihak dengan
menggunakan materai cukup, disaksikan dan ditandatangani oleh saksi dan masing-masing pihak.

Dibuat dan ditandatangani di


Pada tanggal ___ Oktober 2021
Pihak Kesatu Pihak Kedua

_______________ JUMARI

Drs. Supriyanto Tarah, MM

Saksi — Saksi:

1. _________________________________ 1. ________________________________

2. _________________________________ 2. _________________________________
5

Anda mungkin juga menyukai