Anda di halaman 1dari 3

TARI LENSO MALUKU

Tari Lenso Adalah salah satu kesenian tari tradisional Negara Indonesia
yang berasal dari daerah Maluku. Tarian ini umumnya dapat dibawakan oleh para
penari wanita dengan memakai sapu tangan atau selendang sebagai ciri khas dari
tarian ini. Tarian lenso sendiri juga termasuk ke dalam salah satu kesenian tari
tradisional yang cukup terkenal di Provinsi Maluku.Tarian ini biasa ditampilkan
di dalam berbagai acara yang bersifat adat, hiburan maupaun acara pertunjukan
seni budaya di daerah tersebut.

Sejarah Tari Lenso

Berdasarkan pada sejarah, tari lenso ini muncul sejak bangsa Portugis
yang datang ke Maluku pada tahun 1962. Pada awalnya, ini tarian merupakan
bangsa Portugis. Kata “Lenso” ini berasal dari bahasa Portugis yang artinya sapu
tangan. Adapun sapu tangan yang dikenakan biasanya warna putih atau merah
seperti bendera Indonesia.Tarian Lenso ini justru semakin membudaya ketika
penjajahan Portugis telah selesai dan kemudian digantikan dengan bangsa
Belanda. Di dalam era kolonial Belanda, tari ini biasa disajikan ketika perayaan
ulang tahun Ratu Wilhelmina.

Pada zaman dahulu, hanya penduduk desa Kilang yang telah ditugaskan
untuk membawakan tari ini dalam pesta rakyat. Sejak masa lalu, tarian ini terus
semakin berkembang, khususnya yang berada di desa-desa yang masyarakatnya
beragama Kristen.Tari lenso ini sudah meluas ke berbagai daerah misalnya
Leitimur, Nusaniwe dan kota Ambon. Selain itu, tarian ini juga telah menyebar ke
pulau-pulau misalnya pulau Saparua, Haruku dan Nusalaut.

Di daerah Minahasa, Tari Lenso boleh dibawakan oleh seorang pria


maupun wanita. Untuk atribut yang dikenakan yaitu selendang. Sedangkan di
daerah Maluku, Tari Lenso hanya boleh dibawakan oleh para wanita saja. Atribut
yang dikenakan untuk menari yaitu sapu tangan.

Fungsi dan Makna Tari Lenso

Tari Lenso ini mempunyai arti selamat datang dan rasa gembira dari
masyarakat karena kedatangan seorang tamu. Makna ini telah terlihat dari ekspresi
dan juga gerakan tarinya yang lemah lembut.Tarian ini dapat melambangkan
kesantunan, rasa hormat dam penerimaan kasih sayang yang begitu tulus. Tari
Lenso yang bertema pergaulan ini berfungsi sebagai perekat persaudaraan dan
kekerabatan dalam kehidupan sosial masyarakat. Gerakannya yang sederhana dan
juga mudah sehingga siapa saja dapat mengikuti tarian ini.

Kostum Tari Lenso

Para penari yang menggunakan Pakaian Adat Tradisional Maluku yaitu Baju
Cele, kebaya putih dengan lengan panjang dan juga Kain Salele. Baju Coleh
merupakan baju dalam atasan. Para penari juga menggunakan penahan Kain
Salele agar tidak jatuh berupa tali kain renda.Selain itu, untuk rambut penari
disanggul dengan hiasan bunga ron putih. Di dalam pertunjukannya, para penari
umumnya mengenakan busana adat Khas Maluku tersebut. Pada bagian atas
umumnya mengenakan baju sejenis kebaya yang berwarna putih.

Sedangkan pada bagian bawah umumnya mengenakan kain panjang khas Maluku.
Pada bagian rambut biasanya digelung atau disanggul lalu diberi hiasan bunga
sebagai pemanis, kemudian, para penari juga membawa sapu tangan di tangan
mereka masing-masing.

Pertunjukan Tari Lenso


Total penari lenso yang berada di panggung umumnya 6 sampai 9 orang saja.
Gerakan tari lenso ini telah didominasi oleh gerakan tangan melambai ke depan
dan juga gerakan kaki melangkah ke depan juga.

Ada 3 jenis gerakan utama dalam tari lenso ini, yakni, gerak jumput, gerak maju
dan juga gerak mundur. Semua gerakan ini dapat disesuaikan dengan irama musik
tradisional yang mengiringinya. Irama yang biasa dimainkan bertempo sedang dan
mengungkapkan keceriaan.Tari Lenso ini umumnya ditampilkan dengan iringan
alat musik tradisional Maluku, yaitu Tifa dan Totobuang.

Gerakan Tari Lenso

Tari LensoSetiap tarian tradisional tentunya ada gerakan yang berbeda-beda,


dengan gerakan yang berbeda tersebut menjadikan tarian yang di nusantara ini
unik sekali untuk dilihat dan juga disaksikan. Berikut ini adalah gerakan yang ada
di tari Lenso tersebut:

1. Gerakan Maju

Gerakan maju yaitu kaki dan tangan kanan maju secara bersamaan yang telah
diikuti dengan kaki dan tangan kiri dalam hitungan 4 dalam irama 4/4. Lalu badan
agak merendah dan posisi lutut ditekuk. Bahu digoyang perlahan-lahan seiring
dengan irama. Tangan yang di depan sejajar dengan pinggang dan juga telapak
tangan digerakkan ke atas.Lenso dibiarkan menjuntai ke bawah. Posisi kepala
yang miring kearah dalam dengan dagu sedikit bersandar pada bahu yang
tangannya berada di depan. Gerakan ini digunakan oleh penari untuk bergerak
membuat pola lantai yang sudah ditentukan.

2. Gerakan Jumput

Gerakan Jumput ini lutut ditekuk dengan posisi rendah sampai posisi badan
setengah duduk. Tangan kanan dan juga kiri maju secara bergantian. Tangan yang
berada didepan diangkat setinggi dada, sedangkan tangan yang berada di bawah
dan juga sikutnya sedikit ditekuk.Telapak tangan diputar dari dalam ke luar secara
maksimal mungkin sampai Lenso juga berputar. Posisi bahu berputar kea rah kiri
dan kanan secara bergantian. Posisi ini dapat membuat sudut putaran kira-kira 90
derajat. Semua gerakan ini dilakukan dalam hitungan 4.

3. Gerakan Mundur

Gerakan mundur ini berfungsi dalam pembentukan pola lantai. Sudah ada banyak
sekali modifikasi gerakan yang telah disesuaikan dengan tempat dan kondisi pada
saat

Anda mungkin juga menyukai