UPLOAD7
UPLOAD7
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iii
BAB 1.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................1
A. Latar belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................1
C. Tujuan................................................................................................................1
BAB 1I......................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................3
A. Agama dan Ilmu.................................................................................................3
B. Agama dan Ekonomi..........................................................................................6
C. Islamisasi Ilmu Pengetahuan.............................................................................9
BAB III....................................................................................................................13
PENUTUP...............................................................................................................13
A. KESIMPULAN...............................................................................................13
B. SARAN............................................................................................................13
i
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
C. Tujuan
1. Mengetahui tentang Agama dan Ilmu.
2. mengetahui pengertian Agama dan Ekonomi.
3. mengetahui tentang konsep dan kontroversi Islamisasi Ilmu pengetahuan.
1
BAB 1
PEMBAHASAN
A. Pengertian Agama
2
ü Agama menuntut pengetahuan untuk beribadah yang merupakan
hubungan manusia dengan Tuhan.
Kata agama berasal dari bahasa Sansekerta yaitu “aagama” yang berarti
tradisi. Pada konsep yang sama dalam bahasa latin disebut “religio” yang
berarti mengikat kembali yang bermaksud mengikat dirinya kepada tuhan.
3
juga terjadi bentrokan, di mana filosof menjadi korban kepicikan dan
kemunafikan orang-orang yang mengatas-namakan agama.
Dengan demikian, dialog antara filsafat dan agama justru akan membawa
keuntungan bagi keduabelah pihak. Filsafat sekurang-kurangnya dapat
menyumbangkan empat pelayanan pada agama :
Salah satu masalah yang dihadapi oleh setiap agama wahyu adalah
masalah interpretasi. Maksudnya, teks wahyu yang merupakan Firman
Allah selalu dan dengan sendirinya terumus dalam bahasa dari dunia.
Akan tetapi segenap makna dan arti bahasa manusia tidak pernah
seratus persen pasti. Itulah sebabnya kita begitu sering mengalami apa
yang disebut salah paham. Hal itu juga berlaku bagi bahasa wahana
wahyu. Hampir pada setiap kalimat ada kemungkinan salah tafsir. Oleh
karena itu para penganut agama yang sama pun sering berbeda dalam
pahamnya tentang isi dan arti wahyu. Dengan kata lain, kita tidak pernah
seratus persen merasa pasti bahwa pengertian kita tentang maksud Allah
yang terungkap dalam teks wahyu memang tepat, memang itulah maksud
Allah.
Kedua, Mensistematisasikan, membetulkan dan memastikan ajaran
agama yang berdasarkan wahyu,
4
Artinya masalah-masalah yang pada waktu wahyu diturunkan belum ada
dan tidak dibicarakan secara langsung dalam wahyu. Itu terutama relevan
dalam bidang moralitas. Misalnya masalah bayi tabung atau
pencangkokan ginjal. Bagaimana orang mengambil sikap terhadap dua
kemungkinan itu : Boleh atau tidak? Bagaimana dalam hal ini ia
mendasarkan diri pada agamanya, padahal dalam Kitab Suci agamanya,
dua masalah itu tak pernah dibahas? Jawabannya hanya dapat
ditemukan dengan cara menerapkan prinsip-prinsip etika yang termuat
dalam konteks lain dalam Kitab Suci pada masalah baru itu. Nah, dalam
proses itu diperlukan pertimbangan filsafat moral.
Pelayanan keempat yang dapat diberikan oleh filsafat kepada agama
diberikan melalui fungsi kritisnya.
Salah satu tugas filsafat adalah kritik ideologi. Maksudnya adalah sebagai
berikut. Masyarakat terutama masyarakat pasca tradisional, berada di
bawah semburan segala macam pandangan, kepercayaan, agama,
aliran, ideologi, dan keyakinan. Semua pandangan itu memiliki satu
kesamaan : Mereka mengatakan kepada masyarakat bagaimana ia harus
hidup, bersikap dan bertindak. Filsafat menganalisa claim-claim ideologi
itu secara kritis, mempertanyakan dasarnya, memperlihatkan
implikasinya, membuka kedok kepentingan yang barangkali ada di
belakangnya.
Dalam agama sekurang – kurangnya ada empat ciri yang dapat kita
kemukakan, yaitu :
5
Agama berbeda dengan sains dan filsafat karena agama menekankan
keterlibatan pribadi, walaupun kita dapat sepakat tidak ada definisi agama
yang dapat diterima secara universal. Kemajuan spiritual manusia dapat
diukur dengan tinggi nilai yang tak terbatas yang ia berikan kepada objek
yang ia sembah. Seorang yang religius merasakan adanya kewajiban
yang tak bersyarat terhadap zat yang dia anggap sebagai sumber yang
tertinggi bagi kepribadian dan kebaikan.
Pengertian ekonomi
1. Pengertian Ekonomi Secara Etimologi
Ekonomi adalah pengetahuan tentang peristiwa dan persoalan
yang berkaitan dengan upaya manusia secara perorangan atau
pribadi, atau kelompok, keluarga, suku bangsa, organisasi, negara
dalam memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas yang dihadapkan
pada sumber daya pemuas yang terbatas. Secara etomologi istilah
ekonomi dari bahasa Yunani “oikonomia” yang terdiri dari kata
“oikos” berarti rumah tangga dan “nomos” berarti aturan. Kata
“oikonomia” mengandung arti aturan yang berlaku untuk
memenuhi kebutuhan hidup dalam suatu rumah tangga. Dalam
bahasa Arab ekonomi sepadan dengan kata “Istishad” yang
artinya umat yang pertengahan, atau bisa diartikan menggunakan
rezeki atau sumber daya yang ada di sekitar kita.
2. Pengertian Ekonomi Secara Terminologi
Adapun dari sisi pengertian secara istilah (terminologi), ilmu
ekonomi akan dijelaskan sebagai berikut: pertama, menurut
Albert L. Meyers, ilmu ekonomi adalah ilmu yang
mempersoalkan kebutuhan dan pemuasan kebutuhan manusia.
[4]Kata kunci dari definisi ini adalah kebutuhan dan pemuasan
kebutuhan.Kebutuhan adalah suatu keperluan manusia terhadap
barang dan jasa yang sifat dan jenisnya sangat bermacam-macam
dalam jumlah yang tidak terbatas.Pemuasan kebutuhan adalah
memiliki ciri- ciri terbatas. Aspek yang kedua ini menimbulkan
masalah ekonomi, yaitu adanya suatu kenyataan yang senjang
6
(gap), karena kebutuhan manusia terhadap barang dan jasa
jumlahnya tidak terbatas, sedangkan di lain pihak barang dan jasa
sebagai alat pemuas kebutuhan, sifatnya langka atau terbatas
sehingga masalah yang timbul adalah kekecewaan atau
ketidakpastian.[5]Kedua, menurut J.L. Meij mengemukakan
bahwa ilmu ekonomi ialah ilmu tentang usaha manusia mencapai
kemakmuran, karena manusia itu termasuk makhluk ekonomi
(homo economicus).[6]Ketiga, Samuelson dan Nordhaus
berpendapat bahwa ilmu ekonomi merupakan studi tentang
prilaku orang dan masyarakat dalam memilih cara menggunakan
sumber daya yang langka dan memiliki beberapa penggunaan
alternatif penggunaan dalam rangka memproduksi berbagai
komoditi, kemudian menyalurkannya, baik saat ini maupun di
masa depan kepada individu dan kelompok yang ada dalam
masyarakat. Pada hakikat ilmu ekonomi berkaitan dengan
perilaku manusia untuk memenuhi kebutuhan dalam mencapai
kemakmuran dengan proses operasional, produksi dan distribusi
komoditi dalam masyarakat.
Al-Assal dan Ahmad Abdul Karim (1999:10-11) mengemukakan
definisi sebagai berikut:
a. Adan Smith mengemukakan bahwa ilmu ekonomi adalah ilmu
kekayaan atau ilmu yang khusus mempelajari sarana-sarana
kekayaan suatu bangsa dengan memusatkan perhatian secara
khusus terhadap sebab-sebab matrial dan kemakmuran, seperti
hasil industri, pertanian, jasa dan sebagainya.
b. Marshall; ia berpendapat bahwa ekonomi adalah ilmu yang
mempelajari usaha individu dalam kaitannya dengan berbagai
pekerjaan yang dilakukan sehari-hari, ilmu ekonomi membahas
bagian kehidupan manusia yang berhubungan dengan bagaimana
ia memperoleh pendapatan dan bagaimana pula manusia
mempergunakan pendapatan itu.
c. Ruenez; berpendapat bahwa ilmu ekonomi adalah ilmu yang
mempelajari tingkah laku manusia dalam menghadapi
7
kehidupannya dengan sarana-sarana yang terbatas yang
mempunyai berbagai macam fungsi.
Hubungan Agama dan Ekonomi
a. Kajian Sosial Agama dengan Ekonomi
Kajian sosial tentang agama dan perkembangan ekonomi
menggunakan dua pendekatan: pertama, kepercayaan sekte atau
golongan agama dan pada karakteristik moral, serta motivasi
yang ditimbulkannya. Kedua, perubahan-perubahan sosial dan
ekonomi yang mempengaruhi suatu kelompok dan gerakan
keagamaan yang muncul sebagai reaksi terhadap perubahan.
Walaupun demikian, kedua pendapat tersebut saling
menyempurnakan antara satu sisi dengan sisi yang lain.
Analisis yang menarik tentang hubungan agama dengan
pengembangan ekonomi oleh H. Palanca, dapat dijadikan kajian
dalam upaya mencoba memahami peran yang dijalankan agama
di dalam masyarakat. Dengan cara pandang positivistik, tidak ada
cara untuk memaksakan etika agama agar tidak dipatuhi oleh
pemeluknya. Di samping itu di sebagian besar di dunia, dengan
menurunnya peran agama dalam masyarakat dewasa ini, kita
tidak mungkin dapat berharap suatu etika agama memainkan
peranan, seperti pada masa pertengahan dan zaman
reformasi.Agama dapat disebut sebagai suatu faktor, bukan
penyebab pertumbuhan ekonomi.Hubungan agama dengan
pembangunan ekonomi bukanlah hubungan kuasalitas, namun
hubungan timbal balik.Agama merupakan salah satu faktor yang
mendorong pertumbuhan ekonomi, perubahan struktur ekonomi
dan kemajuan masyarakat. Di pihak lain, agama juga tidak statis
melainkan berubah mengikuti pertukaran waktu dan perubahan
zaman, serta oleh perkembangan dan pertumbuhan ekonomi.
Kondisi sosial dan ekonomi ikut mempengaruhi keberadaan
agama.
Di dalam masyarakat tradisional, agama berfungsi untuk
mendorong manusia untuk terlibat dalam peran-peran dan tingkah
8
laku ekonomi, karena agama dapat mengurangi rasa cemas dan
takut.Studi yang dilakukan oleh Malinowski di kalangan
masyarakat Trobriand, ditemukan bahwa masyarakat tersebut
selalumengadakan upacara ritual sebelum melakukan kegiatan
mencari ikan di laut.
Agama juga berfungsi menciptakan norma-norma sosial yang
mempengaruhi ekonomi.Studi yang dilakukan max Weber
tentang “Etika Protestan” menemukan bahwa agama Protestan
ternyata memberikan sumbangan tidak kecil terhadap upaya
menciptakan jiwa kewirausahaan (spirit of
enterprenuership).Ajaran agama tersebut menganjurkan kepada
pemeluknya agar selalu bekerja keras, tahan cobaan, dan hidup
hemat. Menurt Weber, menjadikan mereka tidak konsumtif,
namun selalu berusaha menginvestasikan sumber dana yang
dimilikinya untuk berusaha tiada henti dan putus asa.
Sikap rakus yang tidak terbatas karena belum memperoleh
keuntungan, tidaklah identik sedikitpun dengan kapitalisme dan
malahan bukan semangatnya.Kapitalisme bahkan mungkin
identik dengan pengendalian dan pengekangan, atau setidak-
tidaknya identik dengan suatu watak rasional, dari suatu
keinginan-keinginan rasional.Akan tetapi kapitalisme secara pasti
identi dengan pencarian keuntungan (profit) dan keuntungan yang
dapat diperbaharui untuk selamanya dengan usaha-usaha kapitalis
yang rasional dan dilakukan secara terus-menerus. Karena
memang demikian seharusnya dalam suatu tatanan masyarakat
kapitalis secara keseluruhan, suatu usaha kapitalis individual yang
tidak memanfaatkan kesempatan yang ada untuk mengambil
keuntungan, pasti akan mengalami malapetaka, yaitu kehancuran.
Tidak diragukan lagi bahwa legalitas bisnis dibahas oleh Al-
Qur’an. Eksposisi sintetik ajaran Al- Qur’an diharapkan akan
membantu kita dalam menggambarkan prinsip-prinsip dasar dari
etika bisnis Al- Qur’an. Ketaatan pada prinsip-prinsip ini akan
memberikan jaminan keadilan dan keseimbangan yang
9
dibutuhkan dalam bisnis dan akan menjaga aktivitas komersial
pada koridor yang benar.
Menurut Qardhawi poros risalah nubuwah Nabi Muhammad
SAW adalah akhlak. Karena itu Islam telah mengimplikasikan
antara mu’amalah dengan akhlak, seperti jujur, amanah, adil,
ihsan, berbuat kebaikan, silaturahmi, dan sayang-menyayangi.
Dikaitkan akhlak pada aspek hidup menyeluruh, sehingga tidak
ada pemisahan antara ilmu dengan akhlak, antara politik dengan
akhlak, antara ekonomi dengan akhlak, dan perang dengan
akhlak, dan lain sebagainya. Dengan demikian, akhlak menjadi
daging dan urat nadi kehidupan Islam[27] yang harus memandu
segala aktivitas seorang Muslim.
Jika kita berbicara tentang akhlak dalam ekonomi Islam, maka tampak secara
jelas di hadapan kita empat nilai utama, yaitu: rubbaniyyah (ketuhanan),akhlak,
kemanusian, dan pertengahan. Nilai-nilai ini memancarkan keunikan dalam
ekonomi Islam yang tidak dimiliki oleh sistem ekonomi manapun di dunia. Nilai-
nilai tersebut merupakan karakteristik syariat Islam yang kaffah, sempurna dalam
segala dimensinya. Atas dasar karakteristik itu ekonomi Islam jelas berbeda
dengan sistem ekonomi konvensional karena ia adalah sebuah sistem ekonomi
alamiah, ekonomi humanistis, ekonomi moralistis, dan ekonomi moderat. Makna
dan nilai-nilai pokok yang empat ini mempunyai dampak terhadap seluruh aspek
ekonomi, baik dalam masalah produksi, konsumsi, sirkulasi maupun distribusi.
Semua itu terpola oleh nilai-nilai tersebut, karena jika tidak, niscaya ke-islam-an
itu hanya sekedar simbol tanpa makna.
10
karya-karya dari Persia dan Yunani yang kemudian diberikan
pemaknaan ulang disesuaikan dengan konsep Agama Islam.
Salah satu karya besar tentang usaha Islamisasi ilmu adalah
hadirnya karya Imam al-Ghazali, Tahafut al-Falasifah, yang
menonjolkan 20 ide yang asing dalam pan-dangan Islam
yang diambil oleh pemikir Islam dari falsafah Yunani,
beberapa di antara ide tersebut bertentangan dengan ajaran Islam
yang kemudian dibahas oleh al-Ghazali disesuaikan dengan
konsep aqidah Islam. Hal yang sedemikian tersebut, walaupun
tidak menggunakan pelabelan Islamisasi, tapi aktivitas yang
sudah mereka lakukan semisal dengan makna Islamisasi (hasyim,
2005:32)
11
menghasilkan karya yang sejalan dengan maksud Islamisasi
dalam disiplin ilmu mereka.
2.Golongan yang sependapat dengan gagasan ini secara teori
dan konsep tetapi tidak mengusahakannya secara praktis.
3.Golongan yang tidak sependapat dan sebaliknya
mencemooh, mengejek dan mempermainkan gagasan ini.
4.Golongan yang tidak mempunyai pendirian terhadap isu
ini. Mereka lebih suka mengikuti perkembangan yang dirintis
oleh sarjana lainnya atau pun mereka tidak memperdulikannya
(Hasyim, 2005: 40)
12
dan bermakna jika kita dapat menunjukkan teoritis yang
fundamental antara teori ilmu (epistemologi) modern dan Islam
(Kartanegara, 2007:2).
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Islamisasi pengetahuan berarti mengislamkan atau melakukan
penyucian terhadap sains produk Barat yang selama ini dikembangkan dan
dijadikan acuan dalam wacana pengembangan sistem pendidikan islam
agar diperoleh sains yang bercorak “khas islami”.
B. SARAN
Untuk Menyenmpurnakan Penulisan Kami Dimohon Untuk Kritik
Dan Saran .
Daftar Pustaka
http://ariantiyoulie.blogspot.com/2013/12/hubungan-agama-dengan-
ekonomi.html?m=1
https://irsadifarista.wordpress.com/filsafat/ilmu-dan-agama/
13