Anda di halaman 1dari 11

10/11/2019

Disusun oleh :
YELMIDA A.

Pembentukan batubara
• Pembentukan batubara merupakan proses yang komplek yang harus
dinilai dan dipelajari dari segala segi.
• Sekitar sepuluh macam proses yang berbeda satu dengan lainnya,
yang merupakan proses geologi, paleografi dan bersifat paleoklimatis
• Kesepuluh macam faktor yang berpengaruh tersebut adalah :
1. Posisi geotektonik
6. Tumbuh-tumbuhan
2. Topografi (morfologi) 7. Dekomposisi
3. Iklim 8. Sejarah sesudah pengendapan
4. Penurunan 9. Struktur cekungan batubara
5. Umur geologi 10. Metamorfosis organik

1
10/11/2019

Pembentukan batubara

• Bateman, 1950 batubara merupakan


bahan bakar mineral (fuel mineral),
yang berasal dari tumbuhan-tumbuhan
yang hidup dan kemudian mati secara
insitu
• Elliott, 1981, batubara adalah batuan
atau mineral yang secara kimia dan
fisika adalah heterogen yang
mengandung unsur-unsur karbon (C)
hidrogen(H) dan oksigen (O) sebagai
unsur utama dan belerang(S) serta
nitrogen (N) sebagai unsur tambahan.
Tahap pembentukan batubara dibagi menjadi dua
yaitu
• Tahap pembentukan gambut (peatification)
• Tahap pembentukan batubara (coalification)

Coalification
• Tahap paludifikasi (paludification stage)
(peatification) adalah : proses dimana
tumbuhan tingkat tinggi mengalami
reaksi secara biokimia atau geokimia
dalam lumpur dan berubah menjadi peat
(gambut)

• Tahap coalifikasi (coalification stage)


adalah tahap transformasi peat menjadi
lignite, bituminous coal, dan anthracite
sebagai akibat reaksi kimia dan fisika
pada temperatur dan tekanan tertentu.

• Struktur kimia dan fisika batubara


berubah seiring dengan perubahan
waktu.

2
10/11/2019

Teori pembentukan batubara


1. Autotochthonous theory (Teori Insitu )
2. Allochthonous theory (Teori Drifting)
1. Insitu origin of coal – peat swamp theory
• Teori ini mengatakan bahwa bahan-bahan pembentuk lapisan
batubara, terbentuknya ditempat dimana tumbuh-tumbuhan asal itu
berada
• Sisa tumbuhan terkumpul pada suatu lingkungan rawa gambut – lalu
ditutupi oleh sedimen
• Tumbuhan tersebut mati, belum mengalami proses transportasi segera
tertutup oleh lapisan sedimen dan mengalami proses pembatubaraan
(coalification).

2. Allochthonous theory (Teori Drifting = hanyutan)


• Teori ini menyebutkan bahwa bahan-bahan pembentuk
lapisan batubara terjadinya ditempat yang berbeda dengan
tempat tumbuhan semula hidup dan berkembang.
• Sisa tumbuhan mengalami transportasi dan terakumulasi di
lingkungan air seperti rawa, danau, muara atau laut
• Tumbuhan yang telah mati diangkut oleh media air dan
berakumulasi disuatu tempat, tertutup oleh batuan sedimen
dan mengalami proses coalification.

Kesimpulan: kedua teori ini berlaku, sangat tergantung pada


kondisi setempat

3
10/11/2019

Reaksi pembentukan batubara


• Batubara tebentuk dari sisa tumbuhan mati dengan komposisi
utama dari cellulosa.
• Proses pembentukan batubara atau coalification yang dibantu
faktor fisika, kimia dan alam akan mengubah cellulosa
menjadi lignit, subbitumen, dan antrasit

PEMBENTUKAN LAPISAN TEBAL BATUBARA


• Lapisan batubara tebal merupakan deposit batubara yang mempunyai
nilai ekonomis tinggi.
• Salah satu syarat pembentukan lapisan batubara tebal adalah apabila
terdapat suatu cekungan yang karena adanya beban pengendapan
bahan-bahan pembentuk batubara di atasnya akan turun perlahan-lahan

4
10/11/2019

BENTUK LAPISAN BATUBARA

Type coal
Secara umum :
1. Humic coal : Coal yang terbentuk dari tumbuhan (coal-
forming plants) terutama dari tumbuhan tingkat tinggi
(mengandung lignins dan selulosa)
2. Sapropelic coal : Coal yang terbentuk terutama dari
tumbuhan tingkat rendah.
Humic coal
a. Peat
b. Lignite
c. Bituminous coal tergantung pada proses coalifikasi
d. Anthracitic coal
Sapropelic coal :
a. Boghead coal , terutama dari alga
b. Saprocollite, material yang komplek.

10

5
10/11/2019

Maceral Batubara
• Maceral adalah komposisi dasar dari batubara yg dapat
dibedakan dan ditentukan dengan microscope.
• Maceral dapat dibedakan :
• organik
• inorganik
• Tergantung pada sifat dan komposisinya.
• Maceral Organik diperoleh dari bahan (tumbuhan) organik
, sedangkan maceral inorganik berasal dari zat-zat mineral
yang juga dapat diamati dengan mikroskop.

11

Maceral Organik
• Maceral dari humic coal dapat dikelompokkan atas 4 tipe :
• Gelified (gelatinous) microcomponent (mis . vitrinite)
• Fusinized microcomponent (mis. inertinite),
• Chitin microcomponent (mis. inite),
• Transisional microcomponent (antara gelatinous dan
fusinized maceral) (mis. semivitrinite).
• Berdasarkan sifat mikroskopiknya, tiap maceral dapat lagi
dikelompokkan atas submaceral

12

6
10/11/2019

Maceral Organik

• Gelatinous microcomponent adalah maceral utama


dari batubara.
• Vitrinite terutama disusun dari jaringan /serat kayu
tumbuhan.
• Berbagai material gelatinous terbentuk melalui
gelifikasi selama proses paludifikasi, dan disebut
gelatinous maceral.
• Vitrinite bewarna orange–red sampai brown–red

13

Table 1.1 Coal macerals, based on ASTM D121-05 and ASTM D 2799-05a.

14

7
10/11/2019

Maceral inorganik
• Maceral inorganik dapat dikelompok atas :
• Clay minerals : kaolin dan hydromica.
• Sulfide minerals : iron pyrites dan binarite
• Carbonate minerals umumnya dalam bentuk calcite dan
siderite.
• Oxide minerals terutama dalam bentuk quartz,
chalcedonite, dan opal.

15

KLASIFIKASI BATUBARA
Klasifikasi batubara
a. Jenis anthracite :
• Warna hitam , sangat mengkilat ,kompak, kandungan karbon sangat tinggi ,
nilai kalori sangat tinggi, kandungan air , abu dan sulfur sangat sedikit.
b. Jenis bituminous / subbituminous coal :
• Warna hitam mengkilat, kurang kompak, kandungan karbon relatif tinggi,
nilai kalori tinggi, kandungan air, abu, sulfur sedikit.
c. Jenis Lignite (brown coal) :
• Warna hitam , sangat rapuh, kandungan karbon sedikit, nilai kalori rendah ,
kandungan air, abu, dan sulfur tinggi.

16

8
10/11/2019

KLASIFIKASI BATUBARA

Klasifikasi Batubara berdasarkan nilai kalorinya :


1. Batubara tingkat tinggi (high rank),meliputi ;
a. Meta anthracite
b. Anthracite
c. Semi anthracite
2. Batubara tingkat menengah (moderate rank) meliputi :
a. Low volatile ,
b. bituminos coal,
c. high volatile coal.
3. Batubara tingkat rendah (low rank) meliputi :
a. sub bituminous coal
b. lignite.

17

Panas Pembakaran Coal


(Nilai Kalor)
• Kalor adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh suatu
benda yang menyebabkan benda tersebut berubah suhu atau
wujudnya.
• Kalor berbeda dengan suhu, karena suhu adalah ukuran dalam
satuan derajat panas.
• Kalor merupakan suatu kuantitas atau jumlah panas baik yang
diserap maupun dilepaskan oleh suatu benda atau bahan.
• Kalor memiliki satuan Kalori (kal) dan Kilokalori (Kkal).
• 1 Kalori sama dengan jumlah panas yang dibutuhkan untuk
memanaskan/ menaikkan suhu 1 gram air naik 1 derajat
celcius.

18

9
10/11/2019

• Coal (batubara) terutama digunakan sebagai bahan bakar, sehingga


sifat yang paling penting dari coal adalah panas pembakarannya
(heat of combustion).
• Panas pembakaran batubara dinyatakan dengan Gross Calorific
Value (GCV) atau dikenal juga dengan Higher Heating Value (HHV).
• Nilai GCV ditentukan dengan cara menghitung panas yang
dilepaskan jika batubara dibakar dalam calorimeter volume
constant, dengan tekanan awal oksigen 2 sampai 4 MPA, dan
produk pembakaran didinginkan sampai temperatur akhir antara 20
sampai 35oC (ASTM D 5865-04).
• Coal merupakan media yang berpori.
• Coal dengan rank rendah mengandung sejumlah air, walaupun
coalnya telah kering.

19

• Air dalam coal diadsorb pada sisi permukaan hydrophilic atau


terikat dalam pori dengan gaya kapiler
• Jika coal ini dibakar atau di gasifikasi, sejumlah air akan teruapkan.
• Jika suhu akhir pembakaran dalam test GCV 20-30oC, sebagian
besar air akan dikondensasikan. Air dalam test HHV, disebut
sebagai pelarut yang non-combustible.
Contoh :
• Coal Wyoming Powder River Basin (PRB), mempunyai nilai HHV
19.8 MJ/kg (8500Btu/lb) dan level moisturenya 28%. Maka nilai
HHV dalam keadaan kering adalah :

1 Btu/lb = 2.326 kJ/kg 1 kJ/kg = 0.42992 Btu/lb 1J = 1x10-6 Mj 1Btu = 0.00105587Mj

20

10
10/11/2019

• Untuk batubara di Power plant, kandungan air dapat hilang


dalam bentuk steam.
• Utk kasus ini, heat of combustion dari coal lebih baik
diestimasi sebagai Net Calorific Value, atau dikenal sebagai
Lower Heating Value (LHV), yang menganggap air diuapkan
dan panas kondensasi tidak dibutuhkan.
• Air dalam coal direduksi dengan nilai pemanasan atau panas
penguapannya (heat of vaporization) sebesar 2.395 MJ/kg air
(1055 Btu/lb air).
• Maka untuk Coal Wyoming PRB, nilai LHV :

21

11

Anda mungkin juga menyukai