Anda di halaman 1dari 3

DASAR TEORI

Kolesterol adalah lemak yang terdapat dalam aliran darah atau berada dalam sel tubuh,
yang sebenarnya dibutuhkan untuk pembentukan dinding sel dan sebagai bahan baku beberapa
hormon, namun apabila kadar kolesterol dalam darah berlebihan, akan mengakibatkan penyakit
jantung koroner dan stroke. Kolesterol secara alami bisa dibentuk oleh tubuh sendiri, selebihnya
didapat dari makanan hewani, seperti daging, unggas, ikan, margarin, keju, dan susu. Makanan
yang berasal dari nabati, seperti buah, sayur, dan beberapa biji-bijian, tidak mengandung
kolesterol (Dalimartha, 2008).
Dari segi ilmu kimia, kolesterol merupakan senyawa lemak kompleks yang dihasilkan oleh
tubuh dengan bermacam-macam fungsi, antara lain untuk membuat hormon seks, hormon
korteks adrenal, vitamin D, dan untuk membuat garam empedu yang membantu usus untuk
menyerap lemak. Jadi, bila takarannya pas atau normal, kolesterol adalah lemak yang berperan
penting dalam tubuh. Namun, jika terlalu banyak, kolesterol dalam aliran darah justru berbahaya
bagi tubuh (Nilawati, 2008).
Kolesterol adalah komponen penting dari semua membran biologis, termasuk membran sel
yang memisahkan sel ke bagian luar dan berbagai membran di dalam sel. Tekstur membrane,
viskositasnya ditentukan oleh jumlah kolesterol, yang membuat membrane menjadi stabil pada
kisaran temperature yang besar (Skiver, 2008). Secara fisiologi kolesterol penting bagi tubuh
karena merupakan bahan penyusun membrane sel, sintesis garam empedu dan prasat hormone
khususnya kelompok hormone steroid. Namun demikian, kelebihan kolesterol dapat
menyebabkan timbulnya berbagai gangguan kesehatan, salah satunya adalah atherosceloris yaitu
timbunan kolesterol pada pembuluh darah khususnya pada tunica media arteri (Sitepoe, 1992).
Kelebihan kolesterol akan menyebabkan zat tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dalam
tubuh dan akan mengendap dalam pembuluh darah arteri. Hal yang akan terjadi selanjutnya
adalah penyempitan dan pengerasan pembuluh darah (lazim dikenal sebagai atherosklerosis)
hingga penyumbatan dan pemblokiran aliran darah (atherosklerosis). Akibatnya, jumlah suplai
darah ke jantung berkurang, terjadi sakit atau nyeri dada yang disebut angina, bahkan dapat
menjurus keserangan jantung (Nilawati, 2008). Jumlah terbesar kolesterol dalam tubuh manusia
disintesis dari asetil koenzim A di banyak jenis sel dan jaringan. Sekitar 20-25% dari produksi
harian. Biasanya sekitar 1 gram per hari terjadi di dalam hati, organ lain yang mensintesis
kolesterol adalah usus, kelenjar adrenal dan alat kelamin (Anwar, 2004).
Dari hati kolesterol diangkut oleh lipoprotein yang bernama LDL (Low Density
Lipoprotein) untuk dibawa ke sel-sel tubuh yang memerlukan. termasuk kesel otot jantung. otak
dan lain-lain agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya.Kelebihan kolesterol akan diangkut
kembali oleh lipoprotein yang disebut HDL (High Density Lipoprotein) untuk dibawa kembali ke
hati yang selanjutnya akandiuraikan laludibuang ke dalam kandung empedu sebagai asam
(cairan) empedu. LDL mengandung lebih banyak lemak daripada HDL sehingga akan
mengambang di dalam darah. Protein utama yang membentuk LDL adalah Apo-B
(apolipoprotein-B). LDL dianggap sebagai lemak yang "jahat" karena dapat menyebabkan
penempelan kolesterol di dinding pembuluh darah. Sebaliknya. HDL disebut sebagai lemak yang
"baik" karena dalam operasinya akan membersihkan kelebihan kolesterol dari dinding pembuluh
darah dengan mengangkutnya kembali ke hati. Protein utama yang membentuk HDL adalah
Apo-A (apolipoprotein). HDL ini mempunyaikandungan lemak lebih sedikit dan mempunyai
kepadatan tinggi sehingga lebih berat (Adam, 2009).
Lipoprotein terbagi menjadi 5 fraksi sesuai dengan berat jenis nya yang dibedakan dengan
cara ultra sentrifugasi. Kelima fraksi tersebut adalah kilomikron, very low density lioprotein
(VLDL), intermediate density lipoprotein (IDL), low density lipoprotein (LDL), dan high density
lipoproteinhigh (HDL) (Dalimartha,2008).
 Kilomikron
Merupakan lipoprotein dengan berat molekul terbesar dan mengandung Apo-B48.
Kandungannya sebagian besar trigliserida (80-95%) untuk dibawa ke jaringan lemak dan otot
rangka. Kilomikron juga mengandung kolesterol (2-7%) untuk dibawa ke hati. Setelah 8-10 jam
sejak makan terakhir, kilomikron tidak ditemukan lagi di dalam plasma. Adanya kilomokron
sewaktu puasa dianggap abnormal (Dalimartha, 2008).
 Lipoprotein Densitas Sangat Rendah (VLDL)
Dibentuk dari asam lemak bebas di hati dengan kandungan Apo-B100. VLDL
mengandung 55-80% trigliserida dan 5-15% kolesterol (Dalimartha, 2008).
 Lipoprotein Densitas Sedang (IDL)
Juga mengandung trigliserida (20-50%) dan kolesterol (20-40%). IDL merupakan zat
antara yang terjadi sewaktu VLDL dikatabolisme menjadi LDL. IDL disebut juga VLDL sisa
(Dalimartha, 2008).
 Lipoprotein Densitas Rendah (LDL)
Lipoprotein ini sering disebut dengan istilah kolesterol jahat adalah kolesterol yang
mengangkut paling banyak kolesterol dan lemak di dalam darah. Kadar LDL yang tinggi dan
pekat ini akan menyebabkan kolesterol lebih banyak melekat pada dinding-dinding pembulu
darah pada saat transportasi dilakukan. Kolesterol yang melekat itu perlahan-lahan akan
mudah membentuk tumpukan-tumpukan yang mengendap, seperti plak pada dinding-
dinding pembulu darah. Akibatnya saluran darah terganggu dan ini bisa meningkatkan resiko
penyakit pada tubuh seseorang seperti stroke, jantung koroner, dan lain sebagainya. (Dalimartha,
2008).
 Lipoprotein Densitas Tinggi (HDL)
Merupakan lipoprotein yang mengandung Apo AI dan Apo AII dengan kandungan
trigliserida (5-10%) dan kolesterol (15-25%). HDL mempunyai efek antiaterogenik kuat
sehingga disebut juga kolesterol baik. Fungsi utama HDL yaitu mengangkut kolesterol bebas
yang terdapat dalam endotel jaringan perifer termasuk pembuluh darah, ke reseptor HDL di hati
untuk dijadikan empedu dan dikeluarkan ke usus kecil untuk mencerna lemak dan dibuang
berupa tinja. Dengan demikian, penimbunan kolesterol di perifer berkurang. Kadar HDL
diharapkan tinggi di dalam darah. Namun, kadarnya rendah pada orang gemuk, perokok,
penderita diabetes mellitus yang tidak terkontrol, dan pemakai pil KB (Dalimartha, 2008).

DAFTAR PUSTAKA
Adam, J. M. 2009. Dislipidemia. Dalam : Sudoyo, W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata, M.,
& Setiati, S. Penyunting. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed 5. Jakarta: Pusat
Penerbitan Departemen I.P. h. 1984-92. Nilawati, S. 2008. Care Your self  Kolesterol.
Jakarta : Penerbit Penebar Plus.
Anwar, T. B. 2004. Dislipidemia Sebagai Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner. Jurnal
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Dalimartha, Setiawan. 2008. Care Your Self Hipertensi. Jakarta Penebar Plus.
Sitepoe, Mangku. 1992. Kolesterol Fobiadan Keterkaitannya Dengan Penyakit Jantung. Jakarta:
Gramedia Pustaka
Skriver, M . 2008. Crash Cours in Cholesterol. Staf Pengajar Departemen Farmakologi FK.

Anda mungkin juga menyukai