Pemeriksaan Dan Penyidikan Pajak (Kelompok 17)
Pemeriksaan Dan Penyidikan Pajak (Kelompok 17)
DISUSUN OLEH:
Ketua kelompok:
1. Rida J Sipayung ( 19510048 )
Anggota kelompok :
1. Carmelita ompusunggu ( 19510053 )
2. Christina Natalia Sitorus ( 19510023)
3. David Felix Siburian ( 19510258)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang mana telah
melimpahkan berkat dan karunia-Nya kepada kami, hingga pada akhirnya kami
dapat menyeleaikan makalah ini tepat pada waktunya, guna memenuhi tugas
kelompok untuk mata kuliah perencanaan perpajakan.
Pada kesempatan ini kami mengucapakan terimakasih pada dosen bapak Hendrik
Samosir, S.E,.Ak.,M.Ak. kami yang telah memberikan limpahan ilmu berguna
kepada kami. Adapun yang kami bahas dalam makalah ini yang berjudul
“PEMERIKSAAN DAN PENYIDIKAN PAJAK”.
Kami menyadari akan kemampuan kami yang masih amatir. Dalam makalah ini
kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi kami yakin makalah ini masih
banyak kekurangan disana-sini. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan
kritik membangun agar lebih maju dimasa yang akan datang.
Harap kami, makalah ini dapat menjadi track record dan menjadi referensi bagi
kami dalam mangarungi masa depan. Kami juga beharap agar makalah ini dapat
berguna bagi mahasiswa Universitas Hkbp nommensen Medan .
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................................ii
Daftar Isi..........................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah....................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan ..............................................................................2
Bab II Pembahasan........................................................................................3
2.1 Pemeriksaan pajak (penegrtian umum).............................................3
2.2 Tujuan Pemeriksaan .........................................................................4
2.3 Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Pemeriksaan Pajak ........5
2.4 Tata Cara Pemeriksaan .....................................................................15
2.5 Langkah-langkah Pemeriksaan Pajak ...............................................16
2.6 Kebijakan Pemeriksaan Yang Akan Datang ....................................17
2.7 Penyidikan Pajak ..............................................................................18
2.9 Penghentian Penyidikan ...................................................................19
Bab III Penutup..............................................................................................20
3.1 Kesimpulan........................................................................................20
3.2 Saran..................................................................................................20
Daftar Pustaka................................................................................................21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pajak merupakan sumber pendapatan Negara yang sangat penting bagi
pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk mencapai
kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Penerimaan pajak berasal dari Pajak
Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang
Mewah (PPnBM), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak
atasTanah dan Bangunan (BPHTB), penerimaan cukai, pencairan tunggakan
pajak,maupun pajak-pajak lainnya.
Pajak dipungut dari warga Negara Indonesia dan menjadi salah satu
kewajiban yang dapat dipaksakan penagihannya. Sistem perpajakan Indonesia
mengalami perubahan pada tahun 1983 dari Official Assessment System menjadi
Self Assessment System. Self Assessment System adalah suatu system dimana
pemerintah memberikan kepercayaan penuh kepada wajib pajak untuk
menghitung, menyetor, dan melaporkan sendiri kewajiban perpajakannya
Self Assessment System ini dapat berjalan secara efektif melalui
keterbukaan dan pelaksanaan penegakan hukum (law enforcement) yang
merupakan hal yang paling utama. Kepercayaan yang sangat besar dari
pemerintah kepada wajib pajak untuk menghitung sendiri pajak yang harus
dibayarnya harus diimbangi dengan upaya penegakan hukum dan pengawasan
yang ketat atas kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban
perpajakannya. Penegakan hukum ini dapat dilakukan dengan adanya
pemeriksaan atau penyidikan pajak dan penagihan pajak.
Pemeriksaan pajak merupakan instrumen yang baik untuk meningkatkan
tingkat kepatuhan wajib pajak, baik formal maupun material dari peraturan
perpajakan. Tujuan utamanya adalah untuk menguji dan meningkatkan tax
compliance seorang wajib pajak dimana kepatuhan ini akan sangat berdampak
pada penerimaan pajak. Pemeriksaan pajak dapat dilakukan di kantor atau
ditempat wajib pajak yang ruang lingkup pemeriksaannya meliputi satu jenis
1
pajak, beberapa jenis pajak, atau seluruh jenis pajak, baik untuk tahun-tahun yang
lalu maupun untuk tahun berjalan.
Salah satu media perpajakan yang mempunyai kekuatan hukum memaksa
untuk penagihan tunggakan pajak adalah Penagihan Pajak dengan Surat Paksa
(PPSP). Menurut UU RI Nomor 19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak
denganSurat Paksa pasal 1 ayat (12), “Penagihan Pajak dengan Surat Paksa adalah
surat perintah membayar utang pajak dan biaya penagihan pajak”. Jumlah tagihan
pajak yang tidak atau kurang dibayar sampai dengan tanggal jatuh tempo
pembayaran sesuai yang tercantum dalam STP, SKPKB, dan SKPKBT ditagih
dengan menggunakan Surat Paksa.
Pemeriksaan serta penagihan pajak juga akan meningkatkan kepatuhan
wajib pajak (tax compliance), jika kepatuhan dan jumlah wajib pajak meningkat
maka akan meningkatkan penerimaan pajak Negara. Penagihan pajak
dilaksanakan terhadap tunggakan pajak yang belum dipenuhi oleh wajib pajak.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
7. Bukti permulaan adalah keadaan dana tau bukti-bukti baik berupa
keterangan, tulisan, perbuatan yang dilakukan oleh wajib pajak yang dapat
menimbulkan kerugian pada negara
8. Pemeriksaaan bukti permulaan adalah pemeriksaan pajak untuk
mendapatkan bukti permulaan tentang adanya dugaan telah terjadi tindak
pidana di bidang perpajakan.
4
f. Pencocokan data dan atau alat keterangan
g. Penentuan Wajib Pajak berlokasi di daerah terpencil
h. Penentuan satu atau lebih tempat terutan Pajak Pertambahan Nilai
i. Pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
untuk tujuan lain selain huruf a sampai dengan huruf h
5
6. Dirjen Pajak berwenang melakukan penyegelan tempat atau ruang tertentu
serta barang bergerak dana tau tidak bergerak apabila wajib pajak tidak
memenuhi kewajiban.
6
d. Badan dalam likuidasi atau likuidator
e. Suatu warisan yang belum terbagi oleh salah seorang ahli warisnya,
pelaksana wasiatnya, atau yang mengurus harta peninggalanya.
f. Anak yang belum dewasa atau orang yang berada dalam pengampuan
oleh wali atau pengampunya.
2. Wakil dari Wajib Pajak bertanggung jawab secara pribadi dan/ atau secara
renteng atas pembayaran pajak yang terutang, kecuali apabila dapat
membuktikan dan meyakinkan Dirjen Pajak bahwa mereka dalam
kedudukannya benar-benar tidak mungkin untuk dibebani tanggung jawab
atas pajak yang terutang tersebut.
3. Orang pribadi atau Badan dapat menunjuk seorang kuasa dengan surat
kuasa khusus untuk menjalankan hak dan memnehi kewajiban sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
4. Persyaratan serta pelaksanaan hak dan kewajiban kuasa diatur dengan atau
berdasarkan peraturan menteri keuangan.
5. Termasuk dalam pengertian pengurus adalah seorang yang nyata-nyata
mempunyai wewenang ikut menentukan kebijakan dan/atau mengambil
keputusan dalam menjalankan perusahaan.
7
Sistem Pemeriksaan Pajak sebagai Tindakan Pengawasan terhadap Pelaksanaan
Sistem Self Assessment
Tindakan
Pemeriksaan Pajak
Pengawasan
Kepatuhan
Wajib Pajak
Umpan Balik
8
a. Pemeriksaan Sederhana Kantor (PSK), yaitu Pemeriksaan Sederhana
yang dilakukan terhadap Wajib Pajak di kantor Unit Pelaksana
Pemeriksaan Sederhana, untuk satu jenis pajak tertentu, baik untuk
tahun berjalan dan/atau tahun-tahun sebelumnya.
Umpan Balik
9
2. Pemeriksaan Lengkap (PL), yaitu pemeriksaan yang dilakukan terhadap
Wajib Pajak dalam rangka kerja sama operasi atau konsorsium, di
lapangan dan di kantor Unit Pelaksana Pemeriksaan Pajak Lengkap, untuk
seluruh jenis pajak, termasuk Bea Perolehan Hak ata Tanah dan Bangunan
(BPHTB), baik untuk tahun berjalan dan/atau tahun-tahun sebelumnya,
yaitu yang dilaksanakan dengan menerapkan teknik-teknik pemeriksaan
pada umumnya.
10
Prioritas pemeriksaan ditetapkan sebagai berikut.
1. Pemeriksaan rutin terhadap SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi
atau Badan yang menyatakan lebih bayar dan/atau SPT Tahunan PPh Pasal
21 yang menyatakan lebih bayar dan/atau SPT Masa PPN yang
menyatakan meminta pengembalian kelebihan pembayaran pajak.
2. Pemeriksaan Bukti Permulaan.
3. Pemeriksaan Wajib Pajak Lokasi
4. Pemeriksaan Khusus
5. Pemeriksaan Rutin selain pemeriksaan rutin sebagaimana dimaksud pada
nomor 1.
6. Pemeriksaan Tahun Berjalan
11
7. PSL atau PL sehubungan dengan Pemeriksaan Tahun Berjalan harus
diselesaikan dalam jangka waktu 1 bulan, terhitung sejak SP3 disampaikan
kepada WP dan jangka waktu tidak dapat diperpanjang.
8. PSL atau PL sehubungan dengan pelaksanaan Pemeriksaan Khusus
berdasarkan instruksi Direktur Pemeriksaan Pajak atau Kepala Kantor
Wilayah DJP harus diselesaikan dengan memperhatikan jangka waktu
yang tertera pada instruksi Pemeriksaan Khusus.
9. PL sehubungan dengan pelaksanaan Pemeriksaan Bukti Pembayaran
berdasarkan instruksi Direktur Pemeriksaan Pajak atau Kepala Kantor
Wilayah DJP harus diselesaikan dengan memperhatikan jangka waktu
yang tertera pada instruksi Pemeriksaan Bukti Pembayaran.
12
4. WP Kecil dan WP Orang Pribadi tidak PSL/PSK 1 bulan/2 minggu
menjalankan usaha atau pekerjaan
bebas
Terhadap wajib pajak yang termasuk dalam golongan wajib pajak badan
khusus dapat pula dilakukan PSL atau PL berdasarkan instruksi Dirjen Pajak.
Dalam hal ditemukan data baru dana tau data yang semula belum terungkap, maka
walaupun sudah dilakukan pemeriksaan masih terbuka kesempatan untuk
dilakukan pemeriksaan ulang melalui PL sesuai dengan ketentuan. Oleh karena
itu, Wajib pajak diharapkan agar menyelenggarakan pembukuannya secara
transparan dan mematuhi ketentuan yang berlaku.
1. Wajib pajak orang pribadi dan badan besar lainnya terdiri atas wajib pajak
PMA, wajib pajak Bedora selain BUT Bank dan wajib pajak orang pribadi
dan badan terbesar pada masing-masing Kantor Pelayanan Pajak.
2. Wajib pajak orang pribadi dan badan menengah dan kecil serta wajib pajak
orang pribadi yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas,
kriterianya ditentukan oleh Direktorat Pemeriksaan Pajak berdasarkan
peredaran usaha atau penghasilan yang diterima/diperoleh dalam suatu
tahun pajak.
Pemeriksaan Ulang
Pelaksanaan Pemeriksaan Ulang diatur sebagai berikut:
1. Pemeriksaan ulang hanya dapat dilakukan berdasarkan instruksi atau
persetujuan Dirjen Pajak.
2. Instruksi atau persetujuan Dirjen Pajak dapat diberikan apabila:
a. Adanya indikasi bahwa WP melakukan tindakan pidana di bidang
perpajakan.
b. Terdapat data baru dan data yang semula terungkap yang
mengakibatkan penambahan pajak terutang.
c. Terdapat sebab-sebab lain berdasarkan instruksi Dirjen Pajak.
3. Sesuai dengan ketentuan Ps. 15 ayat 1 UU No. 6 Tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU No. 16 Tahun 2000),
yang dimaksud data baru aadalah data yang belum dilaporkan WP dalam
13
Surat Pemberitahuan dan data semula belum terungkap adalah data yang
sudah dilaporkan WP dalam Surat Pemberitahuan namun tidak
diungkapkan secara jelas.
4. Dalam kebijakan pemeriksaan tahun 2000, pemeriksaan ulang merupakan
Pemeriksaan Bukti Pembayaran atau Pemeriksaan Khusus sesuai dengan
kriteria dilakukannya pemeriksaan ulang tersebut.
Perluasan Pemeriksaan
Instruksi atau persetujuan perluasan pemeriksaan dapat diberikan dalam hal:
a. Terdapat indikasi bahwa WP melakukan tindakan pidana di bidang
perpajakan.
b. Hasil pemeriksaan terhadap WP untuk tahun pajak yang diperluas
diperkirakan dapat mengakibatkan penambahan pajak terutang dengann
jumlah yang signifikan.
c. Terdapat sebab-sebab lain berdasarkan instruksi Dirjen Pajak.
Peer Review
Melalui pelaksanaan sejawat (peer review), Kantor Pusa c.q. Direktorat
Pemeriksaan Pajak atau Kantor Wilayah Jendral Pajak melakukan pengawasan
atas kualitas pemeriksaan dan kepatuhan Pemeriksa Pajak terhadap ketentuan-
ketentuan yang berlaku untuk kemudian hasilnya akan dijadikan bahan perumusan
kebijakan pemeriksaan di masa yang akan datang.
14
Pemeriksaan dilakukan dengan pedoman norma pemeriksaan yang
berkaitan denganpemeriksaan pajak. Pemeriksaan pajak dilakasanakan oleh
pemerikasa pajak yang bergabung dalam tim pemeriksa pajak terdiri oleh
seorang supervisor,seorang ketua tim dan seprang atau lebih anggota. Dalam
pelaksanaan PSK, seorang pemeriksa pajak dapat bertindak sebagai ketua tim
sekaligus merangkap sebagai satu-satunya anggota.
15
Program Teknik Prosedur Pemeriksaan Metode Pemeriksaan Hasil
Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan
Pajak
16
akuntanbilitas serta tingkat pengawasan. Upaya tersebut dilakukan dengan
cara berikut :
1. Penentuan sasaran pemeriksaan yang tepat
2. Peningkatan efisiensi dan efektivitas pemeriksaan melalui :
a. Penyempurnaan teknik audit sampling
b. Penggalakan pelaksanaan peer review
c. Pengembangan lebih lanjut pemeriksaan terpadu
d. Penggunaan audit program per sektor usaha
e. Peningkatan kinerja SDM (pemeriksaan pajak) melalui program
pelatihan khusus
3. Peningkatan pengawasan pemeriksaan melalui :
a. Pemantauan dan tindak lanjut hasil pemeriksaan
b. Pengawasan berjenjang
c. Pelaksanaan sistem reward and punishment secara konsisten
17
1. Meminta pemeriksa pajak untuk memperlihatkan tanda pengenal
pemeriksa
2. Meminta tindasan surat perintah pemeriksaan pajak
3. Menolak diperiksa pemeriksa tidak bisa memperlihatkan identitas dan
surat perintah pemeriksaan
4. Meminta penjelasan maksut dari pemeriksaan
5. Meminta tanda bukti peminjaman buku-buku serta dokumen yang
dipinjam oleh pemeriksa pajak
6. Meminta perinciaan jika ada perbedaan antara pemeriksaan dengan SPT
7. Mengajukan pengaduan apabila rahasia usaha dibocorkan pada pihak
yang tidak berhak
8. Mendapatkan lembar asli berita acara apabila pemeriksa pajak
melakukan penyegelan atas tempat atau ruangan.
18
3. Meminta keterangan bahan bukti dari orang pribadi atau badan.
4. Menerima buku, catatan, dokumen di bidang perpajakan
5. Melakukan penggeledahan dan penyitaan terhadap barang bukti
6. Meminta bantuan tenaga ahli dalam tugas
7. Memberhentikan atau melarang pergi seseorang di dalam ruangan yang
diperiksa
8. Memotret seseorang yang berkaitan tindak pidana
9. Memanggil orang untuk jadi saksi / tersangka
10. Menghentikan penyidikan
11. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan
BAB III
PENUTUP
19
3.1 Kesimpulan
Pemeriksaan pajak merupakan instrumen yang baik untuk meningkatkan
tingkat kepatuhan wajib pajak, baik formal maupun material dari peraturan
perpajakan. Tujuan utamanya adalah untuk menguji dan meningkatkan tax
compliance seorang wajib pajak dimana kepatuhan ini akan sangat berdampak
pada penerimaan pajak. Pemeriksaan pajak dibagi menjadi dua yaitu :
1. Pemeriksaan Sederhana, yaitu pemeriksaan yang dilakukan terhadap Wajib
Pajak dalam rangka kerja sama operasi atau konsorsium, untuk seluruh
jenis pajak atau jenis-jenis pajak tertentu, termasuk Bea Perolehan Hak
atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) , baik untuk Masa Pajak atau tahun
berjalan dan/atau Masa Pajak/tahun-tahun sebelumnya, yang dilaksanakan
dengan menerapkan teknik-teknik pemeriksaan dengan bobot kedalaman
yang sederhana.
2. Pemeriksaan Lengkap (PL), yaitu pemeriksaan yang dilakukan terhadap
Wajib Pajak dalam rangka kerja sama operasi atau konsorsium, di
lapangan dan di kantor Unit Pelaksana Pemeriksaan Pajak Lengkap, untuk
seluruh jenis pajak, termasuk Bea Perolehan Hak ata Tanah dan Bangunan
(BPHTB), baik untuk tahun berjalan dan/atau tahun-tahun sebelumnya,
yaitu yang dilaksanakan dengan menerapkan teknik-teknik pemeriksaan
pada umumnya.
3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan yang perlu
diperbaiki. Wawasan kami yang belum bisa mengetahui secara menyeluruh
tentang Penentuan Harga transfer , membuat makalah ini masih perlu diperbaiki
lagi dengan teori, materi dan fakta tentang revaluasi aset tetap yang terjadi
sekarang ini. Maka dari itu penulis sangat berharap kritik dan saran kepada setiap
pembaca agar makalah ini bisa lebih baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca dan penulis. Apabila ada kesalahan dalam makalah ini kami mohon
maaf.
20
DAFTAR PUSTAKA
Suandi, Erly.2016.Perencanaan Pajak. Jakarta Selatan. Salemba Empat
21