Anda di halaman 1dari 12

PROFIL PENJUAL JAGUNG BAKAR

(Studi Sektor Informal Pada Malam Hari di Jalan Air Hitam


Kota Pekanbaru)
OLEH:
Risky Martiana Br Simbolon/ 1201134644
Email: Risky.martiana@yahoo.com
Dosen Pembimbing : Prof. Dr. H. Yusmar Yusuf, M.Psi
Jurusan Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik
Universitas Riau
Kampus Bina Widya, Jalan H.R. Soebrantas Km 12,5 Simpang Baru Panam,
Pekanbaru Riau
28293-Telp/Fax. 0761-63277

Abstrak

Penelitian ini dilakukan di Jalan Air Hitam Kota Pekanbaru dengan tujuan untuk
memperoleh informasi tentang Profil Penjual Jagung Bakar. Permasalah yang akan diteliti
adalah sebagai berikut (1) Bagaimana curahan tenaga kerja keluarga dalam penjualan jagung
bakar? (2) Bagaimana hubungan-hubungan sosial dalam aktivitas pedagang jagung bakar?
Judul penelitian ini adalah ³Profil Penjual Jagung Bakar (Studi sektor Informal Pada
Malam Hari Di Jalan Air Hitam Kota Pekanbaru)´ tujuan dari peneliti adalah sebagai
berikut: Untuk mengetahui bagaimana curahan tenaga kerja keluarga dalam penjualan jagung
bakar. Untuk mengetahui hubungan-hubungan sosial dalam aktivitas pedagang jagung bakar.
Dalam rangka memudahkan penulis untuk menganalisis tindakan penjual jagung bakar di
Jalan Air Hitam Kelurahan Labuh Baru Barat Kecamatan Payung Sekaki Pekanbaru,
menggunakan teori yang berkaitan dengan penelitian ini: teori modal sosial, struktur
fungsional dan tindakan sosial. Penelitian ini bersifat kualitatif karena sifatnya berbentuk
fenomena, Informan dalam penelitian ini adalah orang-orang pilihan penulis yang dianggap
baik dalam memberikan informasi yang dibutuhkan penulis. Dalam penelitian ini teknik
penentuan/penetapan informan yang digunakan oleh penulis dalam penelitian adalah teknik
purposive sampling yaitu dengan teknik pengambilan sampel berdasarkan tujuan yang
diinginkan si penulis. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan
dokumentasi. Setelah dilakukan penelitian ini, hasil penelitian ini diketahui bahwa penjual
jagung bakar berjualan dengan cara tidak benar dan terdapat hubungan-hubungan dalam
aktvitas penjualan jagung bakar di Jalan Air Hitam.

Kata Kunci : Sektor Informal, Penjual Jagung Bakar, Malam Hari

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 Oktober 2016 Page 1


SELLER PROFILES CORN FUEL
(Study of Informal Sector At Night in Jalan Air Hitam Pekanbaru)
BY:
Risky Martiana Br Simbolon/ 1201134644
Email: Risky.martiana@yahoo.com
Counsellor : Prof. Dr. H. Yusmar Yusuf, M.Psi
Sociologi Major The Faculty Of Social Science and Political Science
University Of Riau Pekanbaru
Campus Bina Widya At. H.R. Soebrantas Street Km 12,5 Simpang Baru Panam
Pekanbaru Riau
28293-Telp/Fax. 0761-63277

Abstract

This research was conducted at Jalan Air Hitam Pekanbaru City with the aim of obtaining
information about Corn Seller Profile . Problems to be studied is as follows (1) How does the
outpouring of family labor in the sale of corn? (2) How does the social relationships in a corn
merchant activity? The title of this research is "Seller Profile Corn (Study of Informal sector
At Night In Pekanbaru Jalan Air Hitam)" the purpose of the research is as follows: To find
out how the outpouring of family labor in the sale of corn. To determine social relations in a
corn merchant activity. In order to facilitate the authors to analyze the actions roasted corn
sellers in Jalan Air Hitam village Labuh Western New Sekaki Umbrella District of
Pekanbaru, using the theories related to this research: social capital theory, functional
structure and social action. This research is qualitative phenomenon because of its shape,
Informants in this study are those writers who considered good choice in providing the
information needed writers. In this study the technique determination / determination
informants used by the author in the research is purposive sampling technique with a
sampling technique based on the desired goals of the writer. Data collection techniques using
observation, interviews and documentation. Having done this study, The results of this
research note that the seller sells roasted corn in a way not true and there are relationships in
aktvitas selling grilled corn on Jalan Air Hitam.

Keywords: Informal Sector, Seller Corn, Night

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 Oktober 2016 Page 2


PENDAHULUAN pemasok, toko pengecer, maupun
PKL sendiri.
3. Pada umumnya berperan sebagai
1.1 Latar Belakang Masalah pengusaha yang mandiri
Pertumbuhan penduduk telah 4. Berjualan dengan berbagai sarana :
menjadi sebuah fenomena yang menarik kios, tenda,
untuk dipelajari. Perihal kependudukan Sektor informal selain penyedia
telah melahirkan ilmu sosial dan lapangan pekerjaan juga keberadaan
antropologi sosial. Kajian-kajian dari ilmu kemampuan sektor informal ini
sosial dan kependudukan telah bertahan di perkotaan tanpa bantuan
memberikan kontribusi dalam penataan dari pemerintah adalah karena adanya
dan penerapan hukum-hukum sosial. kebutuhan akan akan berbagai macam
Perkembangan ekonomi produk dan jasa yang dihasilkan oleh
merupakan pengalihan kegiatan sektor informal ini (Rusli
perekonomian untuk kelangsungan hidup Ramli,1992:26).
manusia yang tinggal di desa hingga ke Keberadaan sektor informal dalam
kota yang berlangsung secara terus- perekonomian nasional ternyata
menerus, seiring dengan itu pula mempunyai dua sisi yang kontradiktif.
berkembangnya industri di kota-kota dan Disaat perekonomian nasional masih lesu
terciptanya kesempatan kerja, maka akan karena dampak krisis ekonomi, sektor
terjadi pola kemajuan tekonologi di bidang informal ternyata mampu bertahan bahkan
pertanian yang justru menghemat tenaga eksitensinya mampu menghidupi jutaan
kerja, yang mana sektor formal tidak korban PHK akibat terpuruknya industri
mampu menyerap seluruh penembahan nasional. Namun demikian sektor informal
angkatan kerja, akibat lainnya telah seringkali menimbulkan masalah terutama
menyebabkan kelebihan angkatan kerja diperkotaan. Tiap tahun jumlah penduduk
yang tidak tertampung mengalir deras dan kota Pekanbaru selalu mengalami
percepatan tumbuhnya sektor informal. peningkatan, Tingginya penduduk kota
Sektor informal memiliki peranan Pekanbaru didorong oleh arus pendatang
yang cukup besar dalam kehidupan yang relatif tinggi. Karena besarnya
ekonomi perkotaan, karena dapat haarapan terlihat oleh pendatang terhadap
menunjang tersedianya lapangan kerja pesatnya perkembangan pekanbaru.
serta merupakan sumber pendapatan Namun akibat tingginya jumlah penduduk
Pekanbaru, berbagai persoalan semakin
bermunculan. Dan persoalan tersebut akan
daerah yang potensial. Keberadaan menjadi tugas dan pekerjaan rumah (PR)
sektor informal mampu bertahan meskipun pemerintah untuk kedepannya.
banyak mendapat hambatan dari berbagai Persoalan yang selalu muncul
pihak serta kurangnya dukungandari faktor kenaikan jumlah penduduk tersebut
pemerintah baik dalam bentuk pembinaan antara lain, tingginya jumlah penduduk di
maupun penempatan lokasi. Pekanbaru. Pertambahan penduduk kota
Chandrakirana, Kamala dan Isono dengan adanya urbanisasi, migrasi menjadi
Sadoko (1994) menjelaskan bahwa meningkat pesat karena itu, dapat
berdasarkan penelitian ciri-ciri pedagang dikemukakan bahwa kota-kota besar yang
kaki lima antara lain : jumlah penduduknya yang sangat tinggi
1. Sebagai pedagan eceran yang akan bertumbuh banyak dan kota-kota
menjual langsung ke konsumen. yang mempunyai jumlah penduduknya
2. Mendapatkan barang dagangan dari kecil akan berubah menjadi kota dengan
berbagai sumber seperti produsen, kepadatan penduduk yang sangat tinggi.
Hal ini menyebabkan penduduk pekanbaru

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 Oktober 2016 Page 3


meningkat dengan pesat. Akibat penduduk menikmati jagung bakar itu tidak kelihatan
bertambah dengan sangat cepat, kebutuhan karena mereka berada di dalam lapak yang
akan ruang dan tempat tinggal atau semak dan gelap. Kedua malam tersebut
perumahan semakin banyak. Hal ini pasti ramai dikunjungi karena hari tersebut
diperkuat oleh pendapat (Burt :1973:97) adalah hari libur sehingga tempat penual
yang dikutip Darmo (1981:23)yaitu bahwa jagung bakar tersebut ramai dikunjungi,
peningkatan jumlah penduduk akan apalagi di saat malam minggu banyak
menuntut penambahan lahan pemukiman, orang yang berpacaran sehingga tempat
jaringan jalan, pusat perbelanjaan, perda tersebut cocok untuk mengobrol atau
Jenis kegiatan sektor informal tumbuh dan melepas rindu satu sama lain sambil
berkembang di kota Pekanbaru khususnya menikmati jagung bakar. Akan tetapi kita
Jalan Air Hitam. Pedagang yang berjualan tidak tahu apa yang mereka lakukan di
di area pinggir Jalan Air Hitam ini adalah dalam lapak yang semak tersebut.
penjual jagung bakar. Penjual jagung
bakar ini dalam mempertahankan Setiap pedagang pasti memiliki
kehidupannya atau kebutuhan keluarganya hubungan atau jaringan sosial kepada
harus berjualan pada malam hari dengan orang lain yang memilki kebutuhan atau
lapak yang sudah disediakan fasilitas bahan mentah yang diingikan pedagang
untuk para pembeli. Namun untuk menarik tersebut. Pedagang harus membangun
para pembeli penjual jagung bakar koneksi yang baik kepada penjual jagung
menyediakan tempat yang khusus untuk mentah (pemasok) atau petani jagung, agar
pembelinya. Lapak yang yang berada di tetap mendapatkan keuntungan satu sama
Jalan Air Hitam ini berada di area yang lain. Untuk itu antara mereka harus
tidak biasanya Hal ini merupakan daya dibangun rasa saling percaya yang kuat
tarik atau strategi penjual untuk sehingga tidak ada rasa cemas, curiga
mendapatkan keuntungan dalam berjualan maupun hal yang merugikan di antara
jagung tersebut. kedua belah pihak.
Dalam penjualan tersebut anggota Untuk mendapatkan jagung mentah
keluarganya juga ikut partisipasi, bentuk penjual jagung bakar ini harus membeli
partisipasi anggota keluarga yaitu langsung serta menjemputnya ke pasar,
membantu ibu atau ayahnya saat jika suatu saat penjual jagung bakar tidak
memberikan pesanan jagung bakar kepada memiliki cukup uang dalam membeli
pembeli yang berada di dalam lapak yang jagungnya mereka bisa ngutang di
semak tersebut, Hal ini adalah wajar karenakan mereka sudah lama kenal dan
seorang anak membantu ibu atau ayahnya saling percaya satu sama lain . begitu juga
tapi di sisi lain mungkin akan ada dampak dengan penjual jagung bakar ini tidak lagi
yang negatif kepada anaknya. Berjualan menghitung berapa kilogram yang baru
pada malam hari adalah waktu yang tepat dibelinya.
untuk pedagang berjualan dikarenakan Berdasarkan latar belakang yang
pembeli pada malam hari cocok untuk telah dipaparkan di atas maka peneliti
menikmati jagung bakar yang hangat. tertarik untuk meneliti tentang ³3URILO
Penjualan jagung bakar di jalan Air Penjual Jagung Bakar (Studi Sektor
Hitam ini setiap hari buka mulai dari pukul Informal Pada Malam Hari di Jl Air
19.00 WIB sampai pukul 22.00 WIB +LWDP 3HNDQEDUX´
terkadang juga hingga pukul 23.00 WIB.
Pembeli jagung bakar paling ramai yaitu 1.2 Rumusan Permasalahan
malam minggu dan malam seninnya
sehingga jika kita lewat dari jalan Air Berdasarkan fenomena-fenomena
Hitam banyak motor yang parkir di pinggir di atas, maka penulis tertarik untuk
jalan tersebut akan tetapi orang yang

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 Oktober 2016 Page 4


mengangkat permasalahan yang akan Konsep itu digunakan sebagai salah satu
diteliti : alternatif dalam menangani masalah
1. Bagaimana curahan tenaga kerja kemiskinan di dunia ketiga dalam
keluarga dalam penjualan jagung hubungannya dengan pengangguran,
bakar? migrasi dBreman (Manning 1991:138)
2. Bagaimana hubungan-hubungan menyatakan bahwa sektor informal
sosial dalam aktivitas pedagang meliputi massa pekerja kaum miskin yang
jagung bakar? tingkat produktivitasnya jauh lebih rendah
gangan dan hiburan. dari pada pekerja disektor modern dikota
tertutup bagi kaum miskin. Sedangkan
1.3 Tujuan penelitian menurut Hidayat (1979), sektor informal
adalah lawan dari sektor formal yang
Berdasarkan permasalahan yang di diartikan sebagai suatu sektor yang terdiri
kemukakan penulis, maka yang menjadi dari unit usaha yang telah memperoleh
tujuan dari peneliti adalah sebagai berikut: proteksi ekonomi di pemerintah,
1. Untuk mengetahui bagaimana sedangkan sektor informal adalah unit
curahan tenaga kerja keluarga usaha yang tidak memperoleh proteksi
dalam penjualan jagung bakar. ekonomi dari pemerintahan urbanisasi.
2. Untuk mengetahui hubungan- Sektor informal selain penyedia
hubungan sosial dalam aktivitas lapangan pekerjaan juga keberadaan
pedagang jagung bakar. kemampuan sektor informal ini bertahan
1.4 Manfaat Penelitian diperkotaan tanpa bantuan dari pemerintah
adalah karena adanya kebutuhan akan akan
Dibuatnya karya ini banyak berbagai macam produk dan jasa yang
memiliki kegunaan yang semestinya bisa dihasilkan oleh sektor informal ini (Rusli
memberikan manfaat positif kepada kita Ramli,1992:26).
terutama penulis. Kegunaan dari karyaini
diantaranya: 2.2 Modal Sosial
Modal sosial atau social capital
1. Memberikan gambaran secara
merupakan satu terminologi baru yang
khusus mengenai penjual jagung
dikembangkan oleh ahli-ahli sosial untuk
bakar di Jalan Air Hitam
memperkaya pemahaman kita tentang
Pekanbaru.
masyarakat dan komunitas. Modal sosial
2. Secara Akademis penelitian ini,
menjadi khasanah perdebatan yang
dapat berguna untuk menambah
menarik bagi ahli-ahli sosial dan
khasanah Ilmu Pengetahuan Sosial
pembangunan khususnya pada awal tahun
khususnya Sosiologi.
1990-an. Teori tentang modal sosial pada
awalnya dikembangkan oleh seseorang
TINJAUAN PUSTAKA
sosiologi perancis yang bernama pieree
2.1 Konsep Sektor Informal bourdie, dan oleh seseorang sosiolog
Amerika serikat yang bernama James
Konsep sektor informal pertama Coleman.
kali di pergunakan oleh Keirt Hard dari Bourdie menyatakan tiga macam
University Of Manchester pada tahun 1973 modal, yaitu modal sosial, modal uang,
yang menggambarkan bahwa sektor dan modal budaya. Modal sosial dapat
informal adalah bagian angkatan kerja digunakan untuk segala kepentingan,
dikota yang berada di luar pasar tenaga namun tanpa ada sumber daya fisik dan
kerja yang terorganisir. Kemudian konsep pengetahuan budaya yang dimiliki, maka
informal dikembangkan oleh ILO dalam akan sulit bagi individu-individu untuk
berbagai penelitian di dunia ketiga. membangun sebuah hubungan sosial

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 Oktober 2016 Page 5


hanya akan kuat jika ketiga unsur di atas Robert Merton dan Talcot Parson.
eksis (Hasbullah, 2004:9). Penganut aliran ini berpendapat bahwa
masyarakat adalah suatu sistem yang
2.3 Teori Tindakan Sosial terdiri atas bagian dan saling berkaitan
Menurut George Herbert Mead aksi yang berupa agama, pendidikan, ekonomi,
atau tindakan sosial pada dasarnya adalah struktur politik, sampai keluarga dan
sebuah tindakan seseorang yang bertindak masing-masing bagian tersebut selalu
melalui suatu pertimbangan menjadi orang berusaha untuk mencapai keseimbangan
lain dalam pikirannya. Atau, dalam dan keharmonisan (Narwoko dan Suyanto,
melakukan tindakan sosial, manusia dapat 2004:346).
mengukur dampaknya terhadap orang lain Dalam kajian Dahrendroft yang
yang terlibat dalam serangkain tindakan terdapat pada buku Sunarto (Pengantar
itu. Dalam teori tindakannya, tujaun Sosiologi edisi ketiga, 2004:228)
Weber tak lain adalah memfokuskan mengenai pokok teori fungsionalisme
perhatian pada individu, pola dan adalah sebagai berikut:
regularitas tindakan, dan bukan pada 1. Setiap masyarakat merupakan
NROHNWLYLWDV ³7LQGDNDQ GDODP SHQJHUWLDQ suatu struktur unsur yang relatif
orientasi perilaku yang dapat dipahami gigih dan stabil
secara subjektif hanya hadir sebagai 2. Mempunyai struktur unsur
perilaku seseorang atau beberapa orang yang berinteraksi dengan baik
manusia individual´ *HRUJH 5LW]HU 3. Setiap unsur yang ada dalam
Douglas J. Goodman, 2008: 173). masyarakat mempunyai fungsi,
Weber melakukan pembedaan memberikan sumbangan pada
terhadap dua tipe dasar tindakan rasional. terpeliharanya masyarakat
Yang pertama adalah rasionalitas sarana- sebagai suatu sistem
tujuan, atau tindakan yang ditentukan oleh 4. Setiap struktur sosial yang
harapan terhadap perilaku objek dalam berfungsi didasarkan pada
lingkungan dan perilaku manusia lain; konsensus mengenai nilai
harapan-harapan ini digunakan sebagai dikalangan para anggotanya.
µV\DUDW¶ DWDX µVDUDQD¶ XQWXN PHQFDSDL Dalam perspektif fungsionalis,
tujuan-tujuan aktor lewat upaya dan parsons memandang masyarakat sebagai
pertimbangan yang rasional. Yang kedua suatu sistem yang saling berhubungan, di
adalah rasionalitas nilai, atau tindakan mana masing-masing kelompok
yang ditentukan oleh keyakinan penuh memainkan suatu peran dan setiap
kesadaran akan nilai-nilai perilaku etis, kelompok atau lembaga melaksanakan
estetis, religius atau bentuk perilaku lain, tugas tertentu dan terus menerus dalam
yang terlepas dari prospek suatu keseimbangan (Horton dan Hunt,
keberhasilannya. (George Ritzer & 1984:18).
Douglas J. Goodman, 2008:137). 2.5 Konsep Operasional
2.4 Struktural fungsional 1. Pedagang kaki lima yang berjualan
Menurut Damsar (2009: 49) yang jagung bakar yang di maksud
dalam bukunya mengatakan bahwa teori dalam penelitian ini adalah
struktural fungsional menjelaskan sekelompok orang yang
bagaimana berfungsinya suatu struktur. menawarkan barang atau jasa di
Setiap struktur akan tetap ada spanjang ia sepanjang Jalan Air Hitam yang
masih memilki fungsi. menggunakan lapak yang gelap
Aliran fungsionalisme struktural saat berjualan di area tersebut.
atau sering disebut dengan aliran 2. Profil yang dimaksud dalam
fungsionalisme, adalah aliran utama dalam penelitian ini adalah para penjual
ilmu sosial yang dikembangkan oleh jagung bakar yang berjualan pada

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 Oktober 2016 Page 6


malam hari meliputi : umur, jenis 3.3 Subjek Penelitian
kelamin, etnis, agama, tingkat
pendidikan, status perkawinan, Subjek penelitian adalah orang-
jumlah tanggungan keluarga, orang yang menjadi informan dalam suatu
jumlah tanggungan, jumlah hari penelitian (Alwasilah,2011: 115). Dalam
dan jam kerja, perolehan modal,
penelitian kualitatif, istilah subjek
lama berjualan, dan alasan
berjualan diaraea tersebut. penelitian sering disebut sebagai informan,
3. Nama subjek yang digunakan yaitu pelaku yang memahami objek
dalam penelitian ini adalah nama penelitian. Informan adalah orang yang
samaran, gunanya agar tidak diharapkan membantu penulis dalam
menjadi permasalahan atau tidak mengungkap realitas yang sebenarnya
ada orang yang dirugikan atas dalam masyarakat yang diteliti.
nama tersebut.
Informan dalam penelitian ini
4. Sektor informal adalah usaha
sendiri yang tidak memiliki izin adalah orang-orang pilihan penulis yang
resmi, modal relative kecil, tidak dianggap baik dalam memberikan
menuntut keterampilan khusus dan informasi yang dibutuhkan penulis yaitu
hanya mengandalkan tenaga kerja penjual jagung bakar di Jalan Air Hitam
keluarga. yang berjumlah 7 orang. Dalam penelitian
ini teknik penentuan/penetapan informan
METODE PENELITIAN
yang digunakan oleh penulis dalam
1.1 Jenis penelitian
penelitian adalah teknik sampling
Pendekatan penelitian yang
insidental dimana pemilihan subjek
digunakan dalam penelitian ini adalah
tersebut dilakukan saa penelitian
pendekatan kualitatif (qualitative
melakukan pengumpulan data di lapangan
research). Bodgan dan Taylor
Teknik penentuan sampel
mendefinisikan metodologi kualitatif
penelitian menggunakan Sampling
sebagai prosedur penelitian yang
Insidetal. Dalam penelitian ini bisa saja
menghasilkan deskriptif berupa kata-kata
terjadi diperolehnya sampel yang tidak
tertulis atau lisan dari orang-orang dan
direncanakan terlebih dahulu, melainkan
perilaku yang dapat diamati. Pendekatan
secara kebetulan yaitu unit atau subjek
ini diarahkan pada latar dari individu
tersedia bagi peneliti saat pengumpulan
tersebut secara holistic/ utuh (Gunawan
data dilakukan.
2013 : 79).
3.2 Lokasi penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di 3.4 Teknik Pengumpulan Data
Jalan Air Hitam Kota Pekanbaru, dimana Teknik pengumpulan data ini
daerah ini terdapat para penjual jagung bermanfaat dan bertujuan untuk menjawab
bakar menjual jagung bakarnya dengan pertanyaan yang muncul dalam penelitian.
cara yang berbeda serta ingin melihat Beberapa teknik pengumpulan data yang
jaringan sosial yang ada dalam proses digunakan dalam penelitian ini adalah ini
penjualan jagung bakar. kemudian penulis terdiri dari:
juga ingin mengetahui tentang profil 3.4.1 Teknik Observasi
penjual jagung bakar yang berada di Jalan (Pengamatan)
Air Hitam tersebut.

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 Oktober 2016 Page 7


Teknik observasi adalalah 3.5.1 Data Primer
kemampuan seseorang untuk Data primer merupakan data yang
menggunakan pengamatannya melalui didapat secara langsung dari lokasi
hasil kerja pancaindera mata serta dibantu penelitian melalu teknik observasi dan
oleh pancaindera lainnya. Di dalam wawancara terhadap responden atau
pembahasan ini kata observasi dan narasumber secara langsung di lokasi
pengamatan digunakan secara bergantian. penelitian. Adapun yang termasuk data
Seseorang yang sedang melakukan primer adalah : profil subjek meliputi
pengamatan tidak selamanya umur, agama, etnis, pendidikan terakhir,
menggunakan pancaindera mata saja, lama bekerja, jumlah tanggungan,
tetapi selalu mengaitkan apa yang perolehan modal, hubungan sosial, dan
dilihatnya dan yang dihasilkan pancaindera bagaimana curahan tenaga kerja pada saat
yang lainnya seperti apa yang didengar apa aktivitas jualan jagung bakar di Jalan Air
yang ia rasakan dan melakukan langsung Hitam Pekanbaru.
pengamatan dilapangan yang terkait segala 3.5.2 Data Sekunder
macam yang berkaitan dengan hal-hal Data skunder adalah data penelitian
yang diteliti yang diperoleh secara tidak langsung
3.4.2 Teknik Wawancara melalui perantara atau sumber kedua
(Interview) (Bungin, 2005:122). Data sekunder
Teknik wawancara merupakan yaitu data yang diperolehuntuk
salah satu cara mengumpulkan data dalam melengkapi data primer yang
suatu penelitian. Wawancara dapat didapatkan , seperti laporan-laporan,
diartikan sebagai cara yang digunakan penjelasan dari kelurahan Labuhbaru
untuk mendapatkan informasi atau data Barat dan kecamatan Payung Sekaki di
dari subjek dengan cara bertanya langsung Kota Pekanbaru, serta hal-hal yang
(face to face). Wawancara dilakukan mana dapat mendukung dan
dengan subjek dengan tujuan mendapatkan menjelaskan tentang masalah
data yang akurat dan informasi mengenai penelitian ini.
profil penjual jagung bakar.
3.4.3 Dokumentasi 3.6 Analisis Data
Dokumentasi adalah untuk
Proses analisis data dimulai dengan
memperoleh dengan cara mengumpulkan
menelaah seluruh data yang tersedia dari
seluruh informasi yang berhubungan
berbagai sumber yaitu wawancara,
dengan masalah yang diteliti dan
pengamatan yang sudah ditulis dalam
mempunyai nilai ilmiah seperti refrensi
catatan lapangan, dokumen resmi, gambar
dan buku perpustakaan, jurnal, koran,
dan lain sebagainya.
internet dan lain-lain. Sehingga data-data
Metode yang digunakan dalam
ini dipergunakan sebagai bukti nyata telah
penelitian ini adalah kualitatif deskriptif,
dilakukan penelitian yaitu mengenai
yaitu suatu analisa yang memberikan
penjual jagung bakar.
gambaran terperinci mengenai suatu
3.5 Jenis dan Sumber Data keadaan, gejala, fenomena berdasarkan
Jenis dan sumber data yang kenyataan dilapangan yang penulis temui.
digunakan dalam penelitian ini adalah: Unit analisa dalam penelitian ini adalah

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 Oktober 2016 Page 8


para penjual jagung bakar di Jalan Air yang berupa jagung mentah dan teh botoh
Hitam Kota Pekanbaru. Setelah data diolah sosro yang tersedia pada agen maupun
kemudian diuraikan dalam bentuk kalimat. grosir yang berperan sebagai penyedia
barang dagangan. Pedagang kaki lima
termasuk dalam kategori pedagang eceran
HASIL DAN PEMBAHASAN yang menjual barang secara ecer.
5.1 Hubungan Sosial Dalam Aktivitas Hubungan kerjasama antar agen atau
Penjualan Jagung Bakar pemasok dengan pejual jagung bakar dapat
Interaksi atau hubungan sosial adalah digambarkan yang sifatnya asimetris yang
kunci dari semua kehidupan sosial, oleh artinya pada hubungan yang terjadi tidak
karena tanpa interaksi sosial, tidak akan hanya satu arah dan terbatas pada
mungkin terjadi perubahan maupun hubungan dagang.
pembangunan. Dapat juga dikatakan 5.1.4 Hubungan Kerjasama Antar
bahwa interaksi sosial merupakan yang Penjual dengan Peminjam Modal
utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Modal adalah suatu hal yang
Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat penting dalam menjalankan usaha yang
berupa proses asosiatif (Processes of ingin kita jalani, maka dari itu setiap
association) dalam bentuk kerja sama manusia harus memilki modal untuk
(competation), dan proses disosiatif memulai usahanya. Modal dimkasud
(processes of dissociation) yang meliputi, adalah berupa uang yang bisa kita dapat
persaingan (competation), dan bahkan juga dari diri sendiri, teman, ataupun bank.
berbentuk pertentangan ataupun pertikaian Untuk itu agar kita bisa meminjam modal
(conflict). kita harus memilki hubungan yang baik.
5.1.1 Hubungan Kerjasama Antar 5.1.4 Hubungan Penjual Jagung Bakar
Penjual Jagung Bakar dengan Keamanan
Hubungan sosial antar pedagang Hubungan kerjasama antara penjual
merupakan hal yang penting dalam jagung bakar dengan keamanan yaitu para
menjalan kan usaha pedagang kaki lima. penjual jagung wajib menyetor kepada
Hal ini ditandai dengan adanya sikap keamanan setiap malamnya. Agar tetap
tolong menolong antar sesama pedagang berjualan diarea tersebut maka penjual
kaki lima. Para penjual yang berjualan di jagung bakar mau membayar iuran
Jalan Air Hitam merasa bahwa mereka tersebut.Iuran yang diberikan sipenjual
merupakan saudara yang sama-sama berharap untuk mereka dilindungi dari
mencari nafkah karena mereka memulai gangguan jahat atau hal yang menganggu
usaha ini sudah sejak lama. mereka saat berdagang atau berjualan
jagung bakar pada malam hari.
5.1.2 5.2 Curahan Tenaga Kerja Keluarga
Dalam Penjualan Jagung Bakar
5.1.3 Hubungan Kerjasama Penjual 5.2.1 Informan Pertama (A)
Jagung Bakar dengan Agen Informan pertama A adalah
(grosir) seorang penjual jagung bakar yang
kegiatan pedagang kaki lima yang berjualan di Jalan Air Hitam yang
terjadi didalam perdagangan tidak terlepas berstatus sebagai kepala rumah tangga
pula dari tersedianya barang dagangan yang berumur 45 tahun dan memilki 3

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 Oktober 2016 Page 9


orang anak yaitu 1 laki-laki dan 2 2. Kehidupan masyarakat yang
perempuan ketiganya sudah bersekolah. majemuk terdiri dari berbagai
Beliau sudah lama berjualan di daerah macam kelompok. Kehidupan satu
Jalan Air Hitam dengan tujuan untuk dapat sama lain akan saling berpengaruh
menambah pendapatan agar bisa karena adanya faktor yang saling
memenuhi kebutuhan keluarganya. Beliau membutuhkan dan saling
berjualan dengan menawarkan jagung menguntungkan. Apabila dilihat
bakar dan teh botol kepada orang yang dari kehidupan penjual jagung
sedang melintasi jalan tersebut dan terlebih bakar yang berjualan di Jalan Air
kepada pasangan kekasih yang ingin Hitam dengan sesama
menikmati jagung bakar dengan cara pedagang,agen, peminjam modal
memakannya di tempat yang sudah dan pembeli saling mempengaruhi
disediakan oleh penjual di dalam semak dan saling membutuhkan satu sama
serta tempatnya gelap. yang lain. Dengan kondisi ini
5.2.2 Informan Kedua (T) sangat mempengaruhi terjadinya
Informan kedua (T) adalah hubungan sosial yang baik .
seorang wanita atau ibu rumah 3. Dengan modal sosial yang ada
tangga yang berjualan di daerah diantara mereka maka terjalin suatu
Jalan Air Hitam, Beliau berumur jaringan yang kuat yaitu ada rasa
40 tahun dan menamatkan saling percaya satu sama lain
pendidikan di bangku SMA. Beliau sehingga saat membutuhkan barang
memiliki 4 orang anak keempat berupa makanan dan minuman bisa
anaknya sudah bersekolah , anak dapat ngutang kepada agen atau
pertama duduk dibangku SMP sesama penjual jagung bakar. Maka
sedangkan 3 anaknya yang lain dari sini kita dapat melihat
duduk di kelas SD. hubungan kerja sama yang
dilakukan dalam aktivitas
PENUTUP penjualan jagung bakar tergolong
cukup baik, ini diakibatkan
6.1 Kesimpulan
interaksi sosial mereka yang tak
Dari hasil penelitian yang
pernah putus dan komunikasi yang
dilakukan terhadap responden diperoleh
sealu besar.
kesimpulan sebagai berikut :
4. Para penjual jagung bakar ini
1. Penjual jagung bakar yang berada
menjual jagung bakarnya dengan
di Jalan Air hitam adalah para
cara yang kurang baik karena
migran yang berasal dari luar
mereka berjualan dengan
daerah yaitu daerah Sumbar, Sumut
menyediakan kursi dan meja di
dan Pulau Jawa. Mereka semua
tempat yang gelap agak ke semak.
berumur antara 30 tahun sampai 50
Ini tidak baik karena akan
tahun dan untuk memenuhi
dijadikan tempat oleh orang yang
kebutuhan hidup keluarganya dan
berpacaran.
menambah penghasilan, maka
mereka berjualan jagung bakar di 6.2 Saran
malam hari.

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 Oktober 2016 Page 10


1. Keberadaan penjual jagung bakar Damsar. 1997. Sosiologi Ekonomi .
pada prinsipnya merupakan salah Jakarta: PT RajaGrafindo Pesada
satu solusi dalam mengurangi Damsar. 2009. Pengantar Sosiologi
pengangguran terbuka di Ekonomi Edisi Revisi. Jakarta:
masyarakat, namun keberadaan Kencana Pranada Media Group
mereka seharusnya mendapatkan Field j. 2003. Modal Sosial. Nurhaida,
pembinaan dan dukungan dari penerjemah; Mujir I; Editor,
pemerintah Kota agar lebih Yogjakarta (ID): Penerbit Kreasi
terkelola dengan baik dan Wacana. Terjemahan dari :
berkembang. Social Capital. Roudletge
2. Mengingat penjual jagung bakar Giddens, Anthony, Bell, Daniel dan Forse,
dalam menyediakan fasilitasnya Michel, etc. 2004. Sosiologi
seperti kursi dan meja seharusnya Sejarah dan Berbagai
tidak di dalam semak yang gelap Pemikirannya. Yogyakarta:
akan tetapi sebaiknya di pinggir Kreasi Wacana
jalan saja biar dapat dilihat orang, Hasbullah, J. 2006. Sosial Kapital:
jika didalam maka hal yang negatif Menuju Keunggulan Budaya
pun bisa saja terjadi apalagi untuk Manusia Indonesia. Jakarta:
pasangan kekasih. MR-United Press
Agar penjualan jagung bakar ini Henslin, James. M. 2006. Sosiologi
tidak berlanjut terus menerus maka Dengan Pendekatan Membumi.
sebaiknya masyarakat sekitar itu Jakarta: Erlangga
melaporkan kepada pihak yang Hidayat, S.1979. Pembinaan Perkotaan di
berwajib. Indonesia: Tinjauan dari Aspek
Administrasi Pemerintahan.
Jakarta: Bina Aksara
DAFTAR PUSTAKA Horton, B. Paul dan Hunt, L. Chester.
1987. Sosiologi. New York: The Free Press
Alwasilah, A. Chaedar. 2011. Pokoknya Horton, B Paul dan Hunt, L. Chester.
Kualitatif. Dasar-dasar 1984. Sosiologi. Jakarta: Erlangga
merancang dan melakukan Ibrahim, Linda D. 2006. Memanfaatkan
penelitian kualitatif. Jakarta : Modal Sosial Komunitas Lokal
PT. Dunia Pustaka Jaya. Dalam Program Kepeduliaan
Abu, Ahmadi. 2003. Ilmu Sosial Dasar. Korporasi. Galang: Jurnal
Jakarta: Rineka Cipta Filantropi dan Masyarakat
Bungin, Burhan. 2005. Analisis Data Madani. Edisi Januari. Vol.1.
Kualitatif. Jakarta: Prenada Media No.2.
Chandrakirana, Kamala dan Isono Sadoko. Manning, Chris dan Tadjuddin Noer
1994. Dinamika Ekonomi Effendi. 1991. Urbanisasi,
Informal di Jakarta. Jakarta: Pengangguran, dan Sektor
CPIS-Universitas Indonesia Informal di Kota.Jakarta:
Cox, Eva. 1995. A Truly Civil Society. Yayasan Obor Indonesia.
Sydney; ABC Book

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 Oktober 2016 Page 11


Martono Nanang. 2012. Sosiologi
Perubahan Sosial. Jakarta:
Rajawali Pers
Narwoko J. Dwi dan Suyanto Bagong.
2004. Sosiologi Teks Pengantar
dan Terapan. Jakarta: Prenada
Media Group
Rachbini, Didik, J dan Abdul Hamid.
1994. Ekonomi Informal
Perkotaan Gejala Involusi
Gelombang Kedua. Jakarta:
LP3ES
Ramli, Rusli. 1992. Sektor Informal
Perkotaan Pedagang Kaki Lima.
Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Sunarto, Kamanto.2004. Pengantar
Sosiologi. Jakarta: Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia
Wirosardjono, Satjipto. 1985. Pengertian,
Batasan dan Masalah Sektor
Informal, dalam Prisma, No. 6
Tahun 1985.
Skripsi/Makalah Ilmiah
Rholen Bayu Syahputra. 2014. Profil
Pedagang Kaki Lima Yang
Berjualan di Badan Jalan (Studi
di Jalan Teratai dan Jalan Seroja
Kec. Senapelan)
Ricky Erianza Putra. 2014. Profil
Pedagang Kaki Lima (Studi
Kasus Miras)
Internet
http://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFSIP/a
rticle/viewFile/3122/3023
www.pekanbaru.go.id/download/perda/10
1/

JOM FISIP Vol. 3 No. 2 Oktober 2016 Page 12

Anda mungkin juga menyukai