iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................iii
DAFTAR ISI.........................................................................................v
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................1
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................23
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Muhammad Yamin dan Abdul Rahim Lubis, Kepemilikan Properti di Indonesia, Cet. 1,
Bandung : Penerbit Mandar Maju, 2013, hlm. 33.
2
Ibid., hlm, 35.
3
Budi Santoso, Provit Berlipat : Investasi Tanah dan Rumah (Panduan Investasi yang
Tak Pernah Mati), Ed. Revisi, Cet. 5, Jakarta : Alex Media Komputindo, 2013, hlm. V.
1
para ahli, pertumbuhan suatu negara pada umumnya dimulai dari sektor
propertinya yang sedang bertumbuh naik. Hal ini karena menurut beberapa
pandangan sektor properti diibaratkan sebagai sebuah lokomotif yang
menarik ratusan gerbong di belakangnya.
Sektor properti berkaitan erat dengan sektor perbankan, konstruksi, arsitek
sipil, perencanaan dan sektor usaha serta industri yang berkaitan dengan
bidang properti, seperti : semen, besi, batubata, cat, dan lain-lain. Sehingga
dapat dikatakan properti merupakan sektor yang sangat vital bagi
masyarakat4. Bisnis properti adalah merupakan jenis bisnis yang diincar
investor, karena bisnis properti selain memiliki sifat investasi yang lebih
berkelanjutan (sustainable), juga merupakan ragam investasi yang
potensial, karena harga properti yang selalu naik setiap tahunnya
merupakan sebuah keuntungan bagi para investor. Akan tetapi, seiring
dengan pertumbuhan bisnis properti, ternyata seiring juga dengan
maraknya kasus hukum yang terjadi terkait dengan pemalsuan sertifikat,
sengketa tanah, baik yang meliputi sengketa mengenai luasnya maupun
letaknya.
Pelaku bisnis properti adalah pihak yang secara langsung berperan dalam
praktik penyelenggaraan bisnis properti. Pelaku utama bisnis properti
adalah para pengembang (developer), kontraktor dan broker properti. 5
Selain ketiga pihak tersebut, bisnis properti juga didukung oleh beberapa
instansi/proyek terkait lainnya. Misalnya, pada sektor swasta meliputi,
pelaku industri bahan bangunan, pedagang dan pemasok bahan bangunan,
industri furnitur, konsultan, notaris, arsitek, penilai, pengawas, lembaga
keuangan penerbit KPR.6 Sedang dari pemerintah misalnya Kementerian
Perumahan Rakyat, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian
Keuangan, Badan Pertanahan Nasional, dan Pemerintah Daerah. Kedua
sektor tersebut harus bersinergi dengan baik serta didukung oleh kemauan
4
Anton Tan, The Real Secret of Successful Investor and Developer, Jakarta : Elex Media
Komputindo, 2014, hlm. 1
5
R. Serfianto Dibyo Purnomo, Iswi Hariyani, dan Cita Yustisia Serfiyani, Kitab Hukum
Bisnis Properti : Panduan Lengap Bisnis Properti Ditinjau Dari Aspek Hukum Bisnis, Cet.
1, Yogjakarta : Penerbit Pustaka Yustisia, 2011, hlm. 11.
6
Ibid.
politik dan aturan hukum yang jelas dan memadai, sehingga sengketa yang
timbul dapat dicegah dan diminimalisir. Sayangnya kemajuan pesat di
bidang properti tidak didukung oleh regulasi, meskipun telah diundangkan
Undang undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman
serta Undang Undang No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun.
BAB II
PEMBAHASAN
HUKUM PROPERTI
A. Pengertian Properti
Properti adalah setiap fisik atau tidak yang berwujud fisik yang dimiliki
seseorang atau bersama dengan sekelompok atau milik badan hukum 2. Kata
properti berasal dari Bahasa Inggris yaitu "property" yang berarti sesuatu
yang dapat dimiliki seseorang. Di Indonesia, istilah “properti” identik
dengan real estate, rumah, tanah, ruko, gedung, atau gudang3. Belakangan,
istilah properti bergeser dari pengertian semula menjadi lebih spesifik pada
pengertian harta benda tak bergerak (tanah/bangunan).
1
Ibid., hlm. 17.
2
Muhammad Yamin dan Abdul Rahim Lubis, Kepemilikan Properti di Indonesia, Cet. 1,
Bandung : Penerbit Mandar Maju, 2013, hlm. 80.
3
http:// pengusaha – property . blogspot. Com / 2012 / 08 / arti-dan-definisi-property.html,
diakses hari Kamis, tanggal 2 Oktober 2014 : 23.10.
5
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, properti adalah harta berupa tanah
dan bangunan serta sarana dan prasarana yang merupakan bagian tak
terpisahkan dari tanah dan/atau bangunan yang dimaksudkan. Berdasarkan
definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian properti adalah
hak untuk memiliki sebidang tanah dan memanfaatkan apa saja yang ada
di atasnya 4 . Dalam hal ini yang dimaksud sebagai properti adalah
bangunan berkonstruksi horizontal atau vertikal (bertingkat) yang
digunakan untuk rumah bertempat tinggal (hunian), atau bangunan yang
digunakan untuk tempat usaha dan lainnya (non-hunian) 5 . Black’s Law
Dictionary mendefinisikan properti sebagai : (1) The right to possess, use,
and enjoy a determinant thing; the right of ownership. (2) Any external
thing over wihich the rights possession, use, and enjoyment are exercised.
Sedangkan menurut kamus Oxford, pengertian properti adalah hak atau
kepemilikan seseorang atas suatu benda atau aset. Sedangkan pengertian
aset menurut kamus Oxford adalah : 1) sesuatu yang memiliki nilai atau
berguna 2) sesuatu benda yang bernilai, yang dapat dijual untuk melunasi
hutang6.
Properti selalu dibebani suatu hak, dalam hal ini properti merupakan hak
seseorang untuk melakukan suatu kepentingan tertentu (specific interest)
atas objek properti tersebut (misalnya hak milik, hak sewa, hak guna
4
http://kangmoes.com/artikel-tips-trik-ide-menarik-kreatif.properti-2/pengertian-
properti.html, diakses hari Senin, tanggal 29 September 2014: 23.53 WIB.
5
Muhammad Yamin dan Abdul Rahim Lubis, Op.Cit., hlm. 80.
6
Anton Tan, The Real Secret of Successful Investor and Developer, Jakarta : Elex
Media Komputindo, 2014, hlm. 32.
7
Wirahadi Prasetyono, Op.Cit., hlm. 11.
bangunan, dan sebagainya)8. Properti dapat berwujud properti riil (tanah),
harta fisik milik seseorang, milik badan hukum, milik umum (negara atau
publik), dan kekayaan intelektual (hak eksklusif atas kreasi, seni,
penemuan, dan lain-lain). Pemilik properti berhak untuk mengkonsumsi,
menjual, menyewakan, membebankan hipotek/fidusia, mengalihkan,
melakukan pertukaran atau menghancurkan harta benda mereka 9 . Oleh
karenanya, properti dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kategori,
yaitu properti rill (Real Property) dan properti personal (Personal
Property)10 sebagai berikut :
8
Untung Supartdi, et.al., Op.Cit., 1.
9
Makalah kedeputian Perumahan Formal, Kementrian Perumahan Rakyat, Pokok-Pokok
Pikiran Pemilikan Properti Orang Asing dan Badan Hukum Asing yang Berkedukan di
Indonesia, disampaikan pada acara sosialisasi di Medan, 8 Juni 2010, hlm 5, dikutip oleh
Muhammad Yamin dan Abdul Rahim Lubis, Op.Cit, hlm. 80.
10
Untung Supardi, et.al, Op.Cit., hlm. 1..
11
Wirahadi Prasetyono, mengutip Panangian Simanungkalit, Cara Kaya Melalui Properti,
Op.Cit., hlm. 18
Personal property meliputi segala jenis properti yang bersifat tidak
permanen, baik berupa properti berwujud (tangible property) seperti
mesin, peralatan, dan furniture, maupun properti yang tidak berwujud
(intangible property), seperti goodwill, merk, trademark, dan
sebagainya12.
Surat Saham
Personal Berharga
Property Investasi
Deposito
Goodwill
Properti Obligasi
Properti Properti Non Tidak Hak paten
Komersial Komersial Berwujud Franchises
Trade
mark Hak
cipta
9
13
Untung Supardi, Op.Cit., hlm. 2
9
b. Aset Tidak Berwujud
Contoh : good will, patent, merk, hak cipta, saham, obligasi.
2. Berdasarkan jenisnya
- Real Property (contoh : tanah, bangunan, sarana pelengkap);
- Personal Property (contoh : mesin dan peralatan, fixture dan
furniture, kendaraan, perhiasan, surat berharga);
- Business (contoh : kegiatan komersial, industri, jasa atau
investasi);
- Financial Interest (contoh : instrumen investasi yang dijamin
aset-aset real estate).
14
Anton Tan, Op.Cit, hlm 33-39.
10
Selain itu, harga suatu properti juga dipengaruhi oleh kepercayaan
sekelompok orang. Sifat beragam ini melahirkan ilmu valuation
(Inggris) atau appraisal (Amerika Serikat). Valuation adalah ilmu
yang digunakan untuk menentukan harga properti.
5. Kelangkaan (Scarcity). Kebutuhan perumahan tempat tinggal kian
bertambah, namun tanah relatif tetap (fixed). Hal ini yang
menyebabkan tanah merupakan barang yang bersifat langka (scarce).
Kelangkaan ini menyebabkan nilai sebidang tanah akan terus
meningkat. Sifat kelangkaan akan lebih terasa di pusat kota.
6. Bertahan lama. Sifat properti yang memiliki daya tahan tinggi
(durability) menjadi salah satu pembeda investasi properti dengan
investasi lain, seperti saham dan obligasi. Sifat tahan lama ini
membuat properti menjadi instrumen investasi yang bersifat jangka
panjang (long term investment). Faktor daya tahan ini menyebabkan
investasi properti bersifat real (nyata) dan solid (berumur panjang),
sehingga bisa diwariskan secara turun temurun. Secara teori, umur
bangunan memang hanya 20 tahun, tapi dengan perawatan yang bagus,
sebuah bangunan terkadang tidak perlu renovasi dalam jangka waktu
yang lama.
7. Tidak dapat dibagi. Tanah tidak dapat dibeli dalam satuan-satuan
kecil. Ada jumlah minimal yang harus dipenuhi agar sebuah produk
properti memenuhi unsur legalitas dan standar kelayakan. Sifat
properti yang sulit dibagi menjadi satuan-satuan kecil (indivisibility),
membuat properti menjadi produk yang bernilai tinggi.
Sumber hukum properti sebagai harta tanah dan bangunan adalah diatur
dalam Undang - Undang dan Peraturan Pelaksana lainnya, sebagai berikut:
I. Undang – Undang
15
Konsep dan Prinsip Umum Penilaian (KPUP) Standar Penilaian hlm. 1.
11) Undang Undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
12) Undang Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2010 tentang
Cagar Budaya;
13) Undang Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2009 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;
14) Undang Undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 2012 tentang
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum;
15) Undang Undang Republik Indonesia No. 4 Tahun 1996 tentang
Hak Tanggungan;
16) Undang Undang Republik Indonesia No. 42 Tahun 1999 tentang
Jaminan Fidusia.
D. Kepemilikan Properti
Bisnis properti adalah jenis usaha yang secara langsung dan tidak
langsung. Pelaku utama dalam bisnis properti adalah meliputi pengembang
(developer), kontraktor, dan broker properti.20
1. PENGEMBANG (developer)21
Pengembang perumahan (real estate developer) atau biasa
disingkat pengembang (developer) adalah orang perorang atau
perusahaan yang bekerja mengembangkan suatu kawasan
permukiman menjadi perumahan yang layak huni dan memiliki
18
L.B. Curzon, LandLaw, sevent edition, Great Britain : Pearson Education, Ltd, 1999,
hlm. 8-9.
19
Ibid.
20
Serfianto Dibyo Purnomo, et.al., Op.Cit., hlm. 11
21
Ibid., hlm. 11-13.
nilai ekonomis sehingga dapat dijual kepada masyarakat.
Pengembang (developer) dapat pula bekerja membangun atau
mengubah perumahan atau bangunan yang sudah ada sehingga
menjadi perumahan/ bangunan yang lebih baru, lebih baik, dan
memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi.
22
Ibid, hlm. 12.
23
Ibid.
24
Ibid.
2. KONTRAKTOR25
Kontraktor pada dasarnya adalah pihak yang melakukan pekerjaan
atas dasar kontrak kerja dengan pihak lain. Kontrak kerja tersebut
dapat berupa obyek pembangunan rumah atau gedung, pembuatan
jalan raya atau jembatan, pembangunan instalasi listrik,
pembangunan jaringan air bersih, pembangunan taman,
pembangunan lapangan golf, penyediaan jasa keamanan, dll. Untuk
itu , kontraktor harus memiliki izin dan sertifikat dari lembaga yang
berwenang 26 . Kontraktor dapat digolongkan menjadi 3 jenis,
yaitu27:
25
Ibid., hlm. 13-15.
26
Ibid., hlm. 13
27
Ibid., hlm. 13-16.
28
Ibid., hlm.13-14
29
Ibid., hlm. 14-15.
2. Sub kontrator bahan, yaitu sub kontraktor yang menyediakan
bahan-bahan (material proyek) selama jangka waktu
pelaksanaan proyek. Sub kontraktor ini biasanya dipilih oleh
pihak pengembang (developer);
3. Sub kontraktor buruh/pekerja adalah kontraktor yang
menyediakan buruh/pekerja untuk melaksanakan kerja
kontrak bangunan. Pekerja atau buruh yang disediakan terdiri
dari buruh yang mahir, agak mahir, dan kurang mahir.
3. BROKER PROPERTI31
Broker properti atau perantara perdagangan adalah seseorang yang
memiliki keahlian khusus di bidang properti yang dibuktikan dengan
sertifikat yang diterbitkan oleh lembaga sertifikasi terakreditasi.
Broker properti dapat bekerja sendiri atau bekerja di bawah naungan
perusahaan perantara perdagangan properti. Perusahaan perantara
perdagangan properti atau perusahaan broker properti adalah badan
usaha yang menjalankan kegiatan sebagai perantara jual beli,
perantara sewa menyewa, penelitian dan pengkajian, pemasaran, serta
konsultasi dan penyebaran informasi yang berkaitan dengan properti
berdasarkan perintah pemberi tugas yang diatur dalam perjanjian
tertulis.
30
Ibid., hlm. 15
31
Ibid., hlm. 15-17.
25