LP Ummu Latifah Dyspepsia
LP Ummu Latifah Dyspepsia
Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Program Profesi Ners Stase
Keperawatan Medikal Bedah
Disusun oleh
Nama : Ummu Latifah
Nim : P2003034
DISPEPSIA
A. Pengertian
Dispepsia adalah rasa nyeri atau tidak nyaman di bagian ulu hati. Kondisi ini
dianggap gangguan di dalam tubuh yang diakibatkan reaksi tubuh terhadap
lingkungan sekeliling. Reaksi ini menimbulkan gangguan ketidakseimbangan
metabolisme, dan sering kali menyerang individu usia produktif, yakni usia 30-
50 tahun (Arif dan Sari, 2011). Dispepsia suatu gejala yang ditandai dengan nyeri
ulu hati, rasa mual, dan kembung. Gejala ini bisa berhubungan / tidak ada
hubungan dengan makanan (Nugroho,2011).
a. Dispepsia tukak. Gejala yang ditemukan biasanya nyeri ulu hati pada
waktu tidak makan / perut kosong.
b. Dispepsia tidak tukak. Gejalanya sama dengan dispepsia tukak, bisa pada
pasien gastritis, deudenis, tetapi pada pemeriksaan tidak di temukan
tanda-tanda tukak.
d. Penyakit saluran empedu. Keluhan berupa nyeri mulai dari perut kanan
atas atau ulu hati yang menjalar ke bahu kanan dan punggung.
C. Manifestasi Klinis
1. Adanya gasdi perut, rasa penuh setelah makan, perut menonjol, cepat kenyang,
mual, tidak nafsu makan, dan perut terasa panas.
2. Rasa penuh, cepat kenyang, kembung etelah makan, mual, muntah, sering
bersendawa, tidak nafsu makan, nyeri ulu hati dan dadaatau regurgitasi asam
lambung ke mulut.
3. Gejala dispepsia akut dan kronis berdasarkan jangka waktu tiga bulan meliputi:
a. Rasa sakit dan tidak enak di ulu hati
b. Perih, mual, sering bersendawa, dan regurgitasi
c. Keluhan dirasakan terutama berhubungan dengan timbulnya stres
d. Berlangsung lama dan seringkambuh
e. Sering disertai ansietas dan depresi.
D. Patofisiologi
Dispepsia
Respon mukosa
Perangsangan
lambung
saraf parasipatis
Peningkatan Peneglupasan
Vasodilatasi
produksi HCL
mukosa gaster
lambung
HCL kontak
Mual Ansietas
dengan mukosa
G. Komplikasi
Penderita sindroma dispepsia selama bertahun-tahun dapat memicu adanya
komplikasi yang tidak ringan. Komplikasi yang dapat terjadi antara lain,
pendarahan, kanker lambung, muntah darah dan terjadinya ulkus peptikus
(Purnamasari, 2017).
H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Non Farmakologi tindakan-tindakan keperawatan dalam
perawatan pasien dengan gangguan nyeri abdomen yaitu mengatur posisi pasien,
hipnoterapi, terapi relaksasi, manajemen nyeri dan terapi perilaku. Farmakologis
Pengobatan dyspepsia mengenal beberapa obat,yaitu: Antasida, Pemberian antasida
tidak dapat dilakukan terus menerus, karena hanya bersifat simtomatis untuk
mengurangi nyeri. Obat yang termasuk golongan ini adalah simetidin, ranitidin, dan
famotidine. Pemasangan cairan pariental, pemasangan Naso Gastrik Tube (NGT)
jika diperlukan (Amelia, 2018).
I. Pengkajian Keperawatan
4) Auskultasi dada
5) Lakukan pemeriksaan rontgent
Pemeriksaan GCS
Eye (Respon membuka mata)
(4) : Spontan membuka mata
(3) : Membuka mata dengan perintah (suara, sentuhan )
(2) : Membuka mata dengan rangsang nyeri
(1) : Tidak membuka mata dengan rangsang apa pun Verbal
(Respon verbal)
(5) : Berorientasi baik
(4) : Bingung, disorientasi tempat dan waktu
(3) : Berbicara tidak jelas
(2) : Bisa mengeluarkan suara mengerang
(1) : Tidak bersuara
Motor (Respon motorik)
(6) : Mengikuti perintah
(5) : Melokalisir nyeri (menjangkau & menjauhkan stimulus
saat diberi rangsang nyeri)
(4) : (Menghindar/menarik extremitas atau tubuh
menjauhi stimulus saat diberi rangsang nyeri)
(3) : Menjauhi rangsang nyeri
(2) : Extensi spontan
(1) : Tidak ada gerakan
Derajat kesadaran
14-15 Composmentis
12-13 Apatis
10-11 Somnolen
9-7 Delirium
4-6 Stupor
3 Coma
J. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : kesadaran, rasa haus, dan turgor kulit abdomen
b. TTV dan Nyeri : berat badan, suhu tubuh, frekuensi denyut jantung dan
pernapasan serta tekanan darah
c. Kepala : ubun-ubun besar cekung atau tidak, mata: cekung atau tidak, ada atau
tidaknya air mata, bibir, mukosa mulut dan lidah kering atau basah Dada :
Pernapasan yang cepat dan dalam indikasi adanya asidosis metaboli
d. Abdomen : Bising usus yang lemah atau tidak ada bila terdapat hipokalemia
e. Ekstremitas : Pemeriksaan ekstremitas perlu karena perfusi dan capillary refill
dapat menentukan derajat dehidrasi yang terjadi.
K. Diagnosa Keperawatan
a. Risiko ketidakseimbangan cairan
b. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (inflamasi mukosa
lambung)
c. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kondisi perubahan Kesehatan pasien
d. Ansietas berhubungan dengan perubahan kondisi Kesehatan pasien.
L. Intervensi Keperawatan
No. SDKI SLKI SIKI
1. Risiko Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ... jam Manajemen Cairan (I.03098)
ketidakseimban masalah Risiko ketidakseimbangan cairan membaik Observasi
gan cairan deng kriteria hasil : 1) Monitor status hidarsi (misal frekuensi nadi, tekanan nadi, akral,
(D.0036) pengisian kapiler, kelembapan mukosa, turgor kulit, tekanan
Status cairan (L.03028) darah)
2) Monitor berat badan harian
3) Monitor berat badan sebelum dan sesudah dialisis
No Indikator 1 2 3 4 5 4) Monitor hasil pemeriksaan laboratorium ( misal
hematokrit, Na, K, Cl, berat jenis urine, BUN)
1 Kekuatan nadi 5) Monitor status hemodinamik (misal. MAP, CVP, PAP, PCWP
2 Turgor kulit jika tersedia)
3 Output urine Terapeutik
1) Catat intake-output dan hitung balance cairan 24 jam
Keter angan : 2) Berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan
1 = Menurun 3) Berikan cairan intravena, jika perlu
2 = Cukup menurun Kolaborasi
3 = Sedang Kolaborasi pemberian diuretik, jika perlu.
4 = Cukup meningkat
5 = Meningkat
No Indikator 1 2 3 4 5
1 Frekuensi nadi
2 Tekanan darah
3 Tekanan nadi
4 Membran mukosa
5 Kadar Hb
6 Kadar Ht
Keterangan :
1 = Memburuk
2 = Cukup memburuk
3 = Sedang
4 = Cukup membaik
5 = Membaik
2. Nyeri Akut Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ... jam Manajemen Nyeri (I.08238)
(D.0077) masalah nyeri akut membaik dengan kriteria hasil : Observasi
1) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
Tingkat Nyeri (L.08066) intensitas nyeri
2) Identifikasi skala nyeri
3) Identifikasi respon nyeri nonverbal
No Indikator 1 2 3 4 5 4) Identifikasi faktor yang memberperat dan meringankan nyeri
5) Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
1 Keluhan nyeri
6) Monitor efek samping pengunaan analgetik
2 Meringis Terapeutik
3 Gelisah 1) Berikan Teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
4 Mual 2) Control lingkungan yang memperberat nyeri
3) Fasilitasi istirahat dan tidur
5 Muntah Edukasi
Keterangan : 1) Jelaskan, penyebab, periode yang memicu nyeri
1 = Meningkat 2) Jelaskan strategi yang meredakan nyeri
2 = Cukup meningkat 3) Ajarkan Teknik non farmakalogis untuk mengurangi nyeri
Kolaborasi
3 = Sedang
1) Kolaborasi pemberian analgetic jika perlu
4 = Cukup menurun
5 = Menurun
No Indikator 1 2 3 4 5
1 Frekuensi nadi
2 Tekanan darah
3 Tekanan nadi
4 Nafsu makan
5 Pola tidur
Keter angan :
1 = Memburuk
2 = Cukup memburuk
3 = Sedang
4 = Cukup membaik
5 = Membaik
3. Defisit pengetahuan Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ... jam, Perawatan Integritas Kulit (I.11353) Observasi
(D.0111) masalah defisit pengetahuan dapat teratasi dengan 1) Identifikasi kesiapan dan kmampuan menerima informasi
kriteria hasil: 2) Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan
menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat Terapeutik
1) Sediakan materi dan media Pendidikan Kesehatan
Tingkat Pengetahuan (L.12111) 2) Jadwalkan Pendidikan Kesehatan sesuai kesepakatan
3) Berikan kesempatan untuk bertanya
No Indikator 1 2 3 4 5 Edukasi
1 Perilaku sesuai 1) Jelaskan faktor risiko yang dapat mempegaruhi Kesehatan
anjuran 2) Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
3) Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
2 Kemampuan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
menjelaskan
tentang
pengetahuan
tentang topik
Keterangan :
1 = Menurun
2 = Cukup menurun
3 = Sedang
4 = Cukup meningkat
5 = Meningkat
No Indikator 1 2 3 4 5
1 Persepsi yang
keliru terhadap
masalah
Keterangan :
1 = Meningkat
2 = Cukup meningkat
3 = Sedang
4 = Cukup menurun
5 = Menurun
4. Ansietas (D.0080) Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ... jam, Reduksi Ansietas (I.09314)
masalah ansietas menurun dengan kriteria hasil: Observasi
1) Identifikasi saat tingkat ansietas berubah ( misal kondisi, waktu,
Tingkat ansietas (L.09093) stresor)
2) Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
3) Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan nonverbal) Terapeutik
No Indikator 1 2 3 4 5 1) Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
2) Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika memungkinkan
1 Verbalisasi
3) Pahami situasi yang membuat ansietas
kebingungan 4) Dengarkan dengan penuh perhatian
2 Verbalisasi 5) Gunakan penekatan yang tenang dan meyakinkan
khawatir akibat 6) Tempatkan barang pribadi yang memberi kenyamanan
kondisi yang 7) Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu
dihadapi
3 Perilaku gelisah
4 Perilaku tegang
Keterangan : kecemasan
1 = Meningkat 8) Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan datang
2 = Cukup meningkat Edukasi
3 = Sedang 1) Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami
4 = Cukup menurun 2) Informasikan secara faktual mengenai diagnosis, pengobatan, dan
prognosis
5 = Menurun 3) Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu
4) Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitif, sesuai
kebutuhan
5) Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
6) Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
7) Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang
tepat
8) Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu
DAFTAR PUSTAKA
Ida, M. (2016). Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem pencernaan.
Jakarta: Pustaka Baru Press.
Purnamasari, L. (2017). Faktor risiko, klasifikasi, dan terapi sindrom dispepsia. 870.
Purnamasari, L. (2017). Faktor risiko, klasifikasi, dan terapi sindrom dispepsia. 870.
Riani. (2015). Hubungan tidak sarapan pagi, jenis makanan dan minuman yang
memicu asam lambung dengan kejadian dispepsia pada remaja usia 15-19 tahun
di desa tambang . 45.
Ida, M. (2016). Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem pencernaan.
Jakarta: Pustaka Baru Press.