Kor Pulmonal Klinik
Kor Pulmonal Klinik
ETIOLOGY
Diagnosis kor pulmonal pada PPOK ditegakkan dengan
Etiol og i kor puImonal dapat digolong kan dalam 4 menemukan tanda PPOK; asidosis dan hiperkapnia,
kelompok: (1) Penyakit pembuluh darah paru; (2) Tekanan hipoksia, polisitemia dan hiperviskositas darah;
hipertensi pulmonal, hipertrofi/dilatasi ventrikel kanan
darah pada arteri pulmonal oleh tumor mediastinum,
dan gagal jantung kanan.
aneurisma, granuloma atau fibrosis; (3) Penyakit neuro
1251
KARDIOLOGI
TATALAKSANA
HIPERTENSI PULMONAL
Tujuan pengobatan kor pulmonal pada PPOK ditinjau dari
Tanda hipertensi p ul mo nat bi sa di dapatk an dar
aspek jantung sama dengan pengobatan kor
i pemeriksaan klinis, elektrokardiografi dengan P
pulmonal pada umumnya untuk: (1) Mengoptimalkan
pulmonal dengan deviasi aksis ke kanan dan hipertrofi
efisiensi pertukaran gas; (2) Menurunkan hipertensi
ventrikel kanan, foto toraks terdapat pelebaran pulmonal;
daerah cabang paru di hilus, ekokardiografi dengan
(3) Meningkatkan kelan9sungan hidup; (4) Pengobatan
ditemukan hipertrofi ventrikel kanan (RV) dan penyakit dasar dan komplikasinya.
kateterisasi jantung. Pengobatan kor pulmona I dari aspek jantung
bertujuan untuk menurunk an hipertensi pulmonal,
pengobatan gagal jantung kanan dan meningkatkan
’HIPERTROFI DAN DILATASI VENTRIKEL KANAN kelangsungan hidup. Untuk tujuan tersebut pengobatan
yang dapat dilaksanakan diawali dengan menghentikan
Dengan pemeriksaan foto toraks, elektrokardiografi (EKG), merokok serta tatalaksana lanjut adalah sebagai
ekokardiografi, Radionuclide ventricuIograPhy, thalium berikut:
Imaging: CT scan dan magnetic resonance imaging [RI'4fi
TERAPI OKSIGEN
GAGAL JANTUNG KANAN
Mekanisme bagaimana terapi oksigen dapat meningkatkan
Ditegakkan dengan pemeriksaan klinis, biasanya dengan kelangsungan hidup belum diketahui. Ditemukan 2
adanya peningkatan tekanan vena jugularis, hepatomegali, hipotesis: (1) Terapi oksigen mengurangi vasokonstriksi
asites maupun edema tungkai. dan menurunkan resistensi vaskular paru yang kemudian
meningkatkan isi sekuncup ventrikel kanan; (2)
Terapi oks ig en meningkatkan kada r oksigen
PERJALANANPENYAKITHIPERTENSIPULMONAL arteri dan meningkatkan hantaran oksigen ke
PADA PPOK jantung, otak dan organ vital lain.
Pemakaian oksigen secara kontinyu selama 12 jam
Curah jantung dari ventrikel kanan seperti pula di kiri (National Institute f Heo/t/i/NIH, Amerika); 15 jam
disesuaikan dengan preload, kontraktilitas dan afterload. [British Medical Research Cot/neil/RMC dan 24 jam
Meski dinding ventrikel kanan tipis, namun masih dapat (NIH) meningkatkan kelangsungan hidup dibandingkan
memenuhi kebutuhan saat terjadi aliran balik vena yang dengan pasien tanpa terapi oksigen.
meningkat mendadak (seperti saat menarik napas). Indikasi terapi oksigen (di rumah) adalah: (a) PaO2
Peningkatan afterloadakan menyebabkan pembesaran ¿ 55 mmHg atau SaO2¿ 88’f8; (b) PaO2 55-59 mmHg
ventrikel kanan yang berlebihan. Hal ini terjadi disertai salah satu dari: (b.1) Edema disebabkan gagal
karena tahanan di pembuluh darah paru sebagai akibat jantung kanan; (b.2) P pulmonal pada EKG; (b.3) Ertrositosis
gangguan di pembuluh sendiri maupun akibat kerusakan hematokrit > 56‘X»).
parenkim paru. Peningkatan afterload ventrikel kanan
dapat terjadi karena hiperinflasi paru akibat PPOK,
sebagai akibat kompresi kapiler alveolar dan VASODILATOR
pemanjangan pembuluh
Vasodilator (nitrat, hidralazin, antagonis kalsium, agonis
KOR PULMONAL KRONIK saat ini belum direkomendasikan pemakaiannya
secara rutin. Rubin menemukan pedoman untuk
menggunakan vasodilator bila didapatkan 4
alfa adrenergik, inhibitor ACE, dan postaglandin sampai
respons hemodinamik sebagai berikut: (a) resistensi
vaskular paru diturunkan minimal 20%; (b) curah jantung
meningkatkan atau tidak
berubah; (c) tekanan arteri pulmonal menurunkan atau Di samping terapi di atas pasien kor pulmonal
tidak berubah; (d) tekanan darah sistemik tidak berubah pada PPOK harus mendapat terapi standar untuk PPOK,
secara signifikan. Kemudian harus dievaluasi seteląh 4 atau komplikasi dan penyakit penyerta.
5 bulan untuk menilai apakah keuntungan hemodinamik
di atas masih menetap atau tidak. Pemakaian
sildenafil untuk melebarkan pembuluh darah paru pada It£SlMPULAN
Primary Pulmonary Hypertension, sedang ditunggu hasil
penelitian untuk kor pulmonal lengkap. Terapi optimal kor pulmonal karena PPOK harus di mulai
dengan terapi optimal PPOK untuk mencegah atau
memperlambat timbulnya hipertensi pulmonal. Terapi
DIGITALIS tambahan baru diberikan bila timbul tanda-tanda gagal
jantung kanan.
Digitalis hanya digunakan pada pasien kor
pulmonal bila disertai gagal jantung kiri. Digitalis tidak
terbukti meningkatkan fungsi ventrikel kanan pada pasien REFERENSI
kor pulmonal dengan fungsi ventrikel kiri normal, hanya
Benisty Jacques 1. Pulmonary hypertension. Circulation
pada. pasien kor pulmonal dengan fungsi ventrikel kiri 2002;106:192-4
yang menurunkan digoksin bisa meningkatkan fungsi Braunwald E, Heart failure and cor pulmonale, dalam Kasper DL
ventrikel kanan. Di samping itu pengobatan dengan et al (editor) Harrison's Principles Internal Medicine, edisi
digitalis menunjukkan peningkatkan terjadinya komplikasi 16, New York, McGraw-Hill, 2005.p.: 1377-89.
Lenfant C, Khaltaev N, Global Strategy for the Dignosis,
aritmia. Management, and Prevention of Chronic Obstructive
Pulmonary Disease: NHLBI/YYHO YVorkshop. National
Institutes of Healt and National Heart, Lung and Blood
Institute, Publication Number 2701 April 2001.
DIURETIK Macnee. W, Pathophysiology of cor pulmonale in chronic
obstructive pulmonary disease: bagian pertama ke Am
Diuretik diberikan bila ada gagal jantung kanan. J. Respir Crit Care med 1994; 833-52.
Pemberiap diuretik yang berlebihan dapat menimbulkan Macnee. W, Pathophysiology of cor pulmonale in chronic
obstructive pulmonary disease: part two. Am J. Respir Crit
alkolosis meta bolik yang bisa memicu peningkatan Care Med 1994; 150:1158-68
hiperkapnia. Öi sa mping itu dengan terapi diuretik dapat Matthay RA, Niederman MS and Weiderman HP. Cardiovascular-
terjadi kekurangan cairan yang mengakibatkan prelood puhnonary disease with special reference to the pathogenesis
and management of cor pulmonale. Med Clin North Am.
ventrikel kanan dan curah jantung menurun.
1990; 74: 5Z1-618
MC Laughin VV, Rich S. cor pulmonale dalam Braunwald E.,
edi- tor. Heart Disease: A text book of c diovascular
FLEBOTOMI medicine, 6* ed Philadelphia; WB Saunders, 2001.p.1936-
54.
Restrepo Clara I, Tapson Victor F. Pulmonary hipertension and cor
Tindakan flebotomi pada pasien kor pulmonal dengan pulmonale in Topol Eric J, eds. Text book of
hematokrit yang tinggi untuk menurunkan hematokrit Cardiovascular Medicine 2•• ed PMadelphia: Lippincoti
sampai dengan nilai 59% hanya merupakan terapi William & Wilkins 2002: 649-65.
tambahan pada pasien kor pulmonal dengan gagal Rich S et al, Pulmonary hypertension, dalam Braunwald E,
Heart Disease: A Text book of Cardiovascular Medicine,
jantung kanan akut. edisi ke-Z. Philadelphia, Elsevier Saunders, 2005. p. 1807-
42.
Weitzenblum E. Chronic cor pulmonale Heart 2003; 89:225-30.
ANTI KOAGULAN