ANALISIS MASALAH
131
ada. Nilai tersebut mengacu pada kondisi usaha yang masih baru berdiri dan
pangsa pasar yang diambil masih di bawah pangsa pasar pesaing. Adapun strategi
penjualan yang akan diterapkan perusahaan guna tercapainya target penjualan
yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut:
1. Produk
Strategi produk Seal Shock Absorber depan sepeda motor dapat ditinjau
dari kualitas produk, merek, dan kemasan produk.
a. Kualitas produk
Produk yang ditawarkan memiliki kualitas yang bagus, yaitu:
1) Ukuran produk yang ditawarkan sesuai dengan spesifikasi dari Seal
Shock Absorber depan sepeda motor yaitu diameter dalam 26mm,
diameter luar 37mm, dan tinggi 10,5mm.
2) Terbuat dari bahan yang tahan pada temperatur rendah dan tinggi
serta tahan terhadap minyak, bensin, dan pelarut sehingga tidak
mudah rusak.
3) Kondisi produk yang dipasarkan baru atau tidak ada kerusakan.
4) Produk dikemas dalam kemasan plastik dan kemasan kardus
sehingga terjaga dari benda yang dapat menyebabkan produk rusak.
b. Merek
Produk Seal Shock Absorber depan sepeda motor ini akan dipasarkan
dengan merek dagang “QIAN” yang akan dipasang pada kemasan,
sehingga konsumen bisa lebih cepat mengenal merek produk.
c. Kemasan produk
Kemasan yang digunakan adalah kemasan plastik dan kemasan kardus.
Kemasan plastik berisi dua unit Seal Shock Absorber depan sepeda
motor dan kemasan kardus berisi 25 kemasan plastik. Kemasan plastik
dapat dilihat pada Gambar 5.2.
132
Gambar 5.2 Kemasan plastik
Sumber: Pengolahan data
Adapun kemasan kardus dapat dilihat pada Gambar 5.3.
133
a. Perusahaan akan membuat website dan kartu nama yang nantinya akan
diberikan kepada para calon pelanggan sehingga perusahaan lebih
dikenal oleh masyarakat.
b. Perusahaan mempromosikan dan melayani pembelian secara online
produk Seal Shock Absorber depan sepeda motor melaui toko online
yang sering dikunjungi oleh konsumen yaitu bukalapak, tokopedia, dan
olx.
c. Perusahaan mempromosikan produk Seal Shock Absorber depan
sepeda motor melalui sosial media yaitu akun facebook personal,
fanpage facebook, twitter, istagram, dan BBM.
d. Memberikan pelayanan secara maksimal kepada konsumen dengan cara
penyederhanaan dan kemudahan dalam prosedur pembelian, cepat
dalam merespon pertanyaan, pesan, dan keluhan pelanggan serta cepat
dalam pendistribusian produk.
4. Distribusi
Jalur distribusi yang dipilih perusahaan dalam mendistribusikan produk
adalah langsung kepada bengkel besar dan toko spare part di Kabupaten
Sumbawa Barat menggunakan sepeda motor dan penjualan secara online
akan didistribusikan melalui jasa pengiriman seperti JNE, TIKI, dan Pos
Indonesia.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
rencana bisnis pembuatan Seal Shock Absorber depan sepeda motor baik untuk
didirikan di Kabupaten Sumbawa Barat jika ditinjau dari aspek pasar dan
pemasaran.
134
Teknologi yang digunakan oleh PO QIAN OTOPART tergolong dalam
teknologi semi modern, karena didukung dengan penggunaan beberapa mesin
semi otomatis untuk menunjang sarana produksi. Penggunaan teknologi semi
modern dipilih karena pertimbangan untuk mempercepat proses produksi dan
menjaga mutu produk agar tetap sesuai dengan spesifikasi produk.
Luas lahan dan bangunan yang dibutuhkan dalam pendirian bisnis
pembuatan Seal Shock Absorber depan Honda Beat ini seluas 80m2. Bisnis
pembuatan Seal Shock Absorber depan Honda Beat ini didirikan di Kecamatan
Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat dengan pertimbangan berada dekat lokasi
pasar yang dapat menghemat biaya distribusi, berada dekat dengan lokasi sumber
bahan baku, ketersediaan sarana transportasi yang baik, sumber tenaga listrik dan
air yang terjangkau, dan masyarakat dapat menerima kehadiran perusahaan di
daerah rencana didirikannya perusahaan.
135
Kesiapan perusahaan dalam bidang organisasi dan manajemen, Perusahaan
PO QIAN OTOPART telah menyiapkan struktur organisasi dan daftar kebutuhan
tenaga kerja yang diperlukan dalam bisnis pembuatan Seal Shock Absorber depan
sepeda motor. Selain itu PO QIAN OTOPART telah menyiapkan kriteria dan
deskripsi jabatan yang ada di perusahaan. Adapun kebutuhan tenaga kerja
perusahaan tahun 2019 sampai dengan tahun 2023 adalah pimpinan perusahaan
yang merangkap sebagai kepala bagian produksi dan bagian pemasaran, 1 0rang
dibagian administrasi dan keuangan dan 1 orang tenaga kerja langsung. Dengan
adanya kriteria, deskripsi jabatan, dan kebutuhan tenaga kerja yang jelas
diharapkan dapat mempermudah perusahaan dalam perekrutan tenaga kerja agar
sesuai dengan tujuan perusahaan. Selain itu, sistem penggajian yang diberikan
kepada tenaga kerja langsung telah disesuaikan dengan UMK Kabupaten
Sumbawa Barat.
5.4 Analisis Aspek Keuangan
Besarnya investasi yang dikeluarkan pada bisnis pembuatan seal sehockbreaker
depan sepeda motor akan dianalisis baik tidaknya terhadap proyeksi pendapatan
yang akan diterima dengan hasil proyeksi selama lima tahun. Kriteria penilaian
investasi yang digunakan yaitu Payback Period (PP), Net Present Value (NPV),
Internal Rate of Return (IRR), Profitability Index (PI), dan Break Even Point
(BEP).
Sebelum dilakukan perhitungan penilaian investasi, terlebih dahulu
dilakukan perhitungan besarnya kas bersih pada bisnis pembuatan Seal Shock
Absorber depan sepeda motor. Besarnya kas bersih setiap tahunnya dapat dilihat
pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1 Arus kas bersih perusahaan
Tahu Laba Bersih Bunga Penyusuta Amortisas Nilai Sisa Modal Kas Bersih
n (Rp) (Rp) n (Rp) i (Rp) (Rp) Kerja (Rp) (Rp)
7.815.01
2019 11.750.000 318.000
31.378.557 9 51.261.576
6.436.39
2020 11.750.000 318.000
52.073.416 1 70.577.807
4.882.91
2021 11.750.000 318.000
79.995.289 8 96.946.207
2022 109.468.69 3.132.42 11.750.000 318.000 124.669.11
136
4 6 9
140.406.80 1.159.92 53.700.00 25.308.74 232.643.47
2023 11.750.000 318.000
3 7 0 3 3
Sumber: Pengolahan data
Nilai sisa sebesar Rp53.700.000 pada tahun 2023 didapat dari nilai sisa
tanah sebesar Rp64.0000.000, nilai sisa bangunan sebesar Rp10.000.000, nilai
sisa mesin dan peralatan sebesar Rp4.450.000, nilai sisa inventaris kantor sebesar
Rp4.250.000, dan nilai sisa kendaraan sebesar Rp3.000.000.
Dari arus kas bersih yang telah diperhitungkan, kriteriria penilaian investasi
yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Payback Period (PP)
Payback Period (PP) adalah waktu yang dibutuhkan untuk menghimpun
dana perusahaan guna mengembalikan jumlah dana yang telah
diinvestasikan pada perusahaan. Semakin pendek payback period, semakin
kecil risiko yang dihadapi oleh investor.
Kriteria kelayakan metode payback period adalah:
a. Apabila payback period dari suatu investasi lebih pendek daripada
umur ekonomis proyek, maka rencana investasi tersebut layak
(diterima).
b. Apabila payback period dari suatu investasi lebih lama daripada umur
ekonomis proyek, maka rencana investasi tersebut tidak layak (ditolak).
Adapun perhitungan payback period perusahaan adalah sebagai berikut:
Investasi Awal = Rp156.413.887
Kas bersih tahun ke-1 = Rp51.261.576 _
= Rp105.152.311
Kas bersih tahun ke-2 = Rp70.577.807 _
= Rp34.574.504
Kas bersih pada tahun ke-3 sebesar Rp96.946.807, padahal dana yang
dibutuhkan untuk menutup kekurangan investasi sebesar Rp34.574.504 Ini
berarti bahwa waktu yang diperlukan untuk memperoleh dana sebesar
Rp34.345.168 dalam tahun ke-3 adalah:
Rp34.574 .504
PP= x 12 Bulan=4 bulan 9 hari
Rp 96.946.807
137
Dengan demikian maka payback period dari investasi yang diusulkan itu
adalah 2 tahun 4 bulan 8 hari sehingga dapat diketahui bahwa
pengembalian investasi pada bisnis pembuatan Seal Shock Absorber
depan sepeda motor tidak melebihi umur ekonomis bisnis, sehingga dapat
dikatakan bahwa rencana bisnis pembuatan Seal Shock Absorber depan
sepeda motor berdasarkan pengembalian investasi baik untuk dijalankan.
138
Perhitungan PV kas bersih adalah sebagai berikut:
PV kas bersih = Kas bersih tahun 2019 x discount factor 12%, n = 1
(Lampiran)
PV kas bersih = Rp51.261.576 x 0,8929
PV kas bersih = Rp45.769.264
Begitu juga perhitungan PV kas bersih tahun selanjutnya. Adapun
perhitungan NPV secara matematik adalah:
n
A
NPV =∑ ¿ ¿t ¿
t=0
51.261 .576 70.577 .807 96.946 .207 124.669 .119 232.643 .473
NPV =−156.413 .887+ + + + +
( 1−12 % ) ( 1−12 % )2 ( 1−12 % )3 ( 1−12 % ) 4 ( 1−12 % )5
NPV =+225.861.601
Hasil perhitungan tersebut menunjukan bahwa NPV bernilai positif, maka
dapat disimpulkan bahwa rencana bisnis pembuatan Seal Shock Absorber
depan sepeda motor baik untuk dijalankan.
3. Profitability Index (PI)
Profitability Index merupakan alat untuk mengukur layak atau tidaknya
suatu usulan investasi yang dilakukan dengan cara membandingkan antara
present value kas bersih dengan present value investasi awal. Apabila nilai
PI lebih dari 1 (satu) maka usulan investasi dapat diterima dan apabila
nilai PI kurang dari 1 (satu) maka usulan investasi ditolak. Perhitungannya
adalah sebagai berikut:
139
jumlah nilai sekarang dari pengeluaran modal. Pada dasarnya IRR harus
dicari dengan cara trial and error untuk dua tingkat bunga yang berbeda
yaitu yang menghasilkan NPV positif dan yang menghasilkan NPV
negatif. Tabel 5.3 merupakan hasil perhitungan IRR dengan DF 47% dan
DF 48%.
Tabel 5.3 Hasil perhitungan IRR
47% 48%
Aliran Kas
Tahun PV Kas PV Kas
Bersih (Rp) Df1 Df2
Bersih (Rp) Bersih (Rp)
2019 51.261.576 0,6803 34.871.820 0,6757 34.636.200
2020 70.577.807 0,4628 32.661.302 0,4565 32.221.424
2021 96.946.207 0,3148 30.519.599 0,3085 29.905.129
2022 124.669.119 0,2142 26.698.665 0,2084 25.984.360
2023 232.643.473 0,1457 33.892.546 0,1408 32.762.897
Total PV Kas Bersih 158.643.932 155.510.010
Investasi Awal 156.413.887 156.413.887
NPV 2.230.046 (903.877)
Sumber: Pengolahan data
140
Break even point merupakan suatu titik impas suatu proyek berada dalam
posisi tidak menderita kerugian dan belum mendapatkan keuntungan.
Dalam pembahasan ini akan dicari besarnya BEP dalam kuantitas
penjualan dan BEP dalam rupiah. Perhitungan BEP dapat dilihat pada
Tabel 5.4.
141
Bahan
3.352.843 3.977.571 4.645.830 5.357.622 6.112.945
penolong
Listrik pabrik 1.888.259 2.056.373 2.236.201 2.427.744 2.631.001
Kemasan
863.108 1.023.929 1.195.956 1.379.190 1.573.629
produk
Total biaya
variabel 46.298.998 166.336.742 182.051.853 199.154.675 217.757.273
Jumlah
13.279 15.753 18.399 21.218 24.210
penjualan
Biaya variabel
11.018 10.559 9.894 9.386 8.995
per kemasan
Harga jual per
16.000 16.000 16.000 16.000 16.000
kemasan
Hasil
212.457.381 252.044.083 294.389.246 339.492.869 387.354.952
penjualan
BEP
5.195 4.758 4.241 3.915 3.696
(kemasan)
83.326.823, 76.305.592, 67.997.897, 62.770.076, 59.263.471,
BEP (rupiah)
18 18 07 14 61
Sumber: Pengolahan data
Dalam pembahasan ini akan dibahas besarnya BEP dalam rupiah dan BEP
dalam kuantitas penjualan selama umur investasi proyek. Berikut
perhitungan BEP untuk tahun 2019.
a. BEP dalam rupiah
BEP dalam rupiah yaitu besarnya pendapatan dimana perusahaan
mengalami keadaan tidak untung dan tidak rugi.
FC
BEP ( Rp )=
VC
1−( )
P
Rp25.947 .641
BEP(Rp)=
Rp11.018
1−( )
Rp 16.000
BEP (RP) = Rp83.326.823.00
Dimana:
Total Biaya Variabel Rp 146.298 .998
VC= =
Jumlah Penjualan 13.279 kemasan
VC =Rp11.018 per kemasan
b. BEP kuantitas
BEP kuantitas adalah banyaknya jumlah produksi dimana perusahaan
mengalami keadaan tidak untung dan tidak rugi.
142
FC Rp 25.947.641
BEP ( Q )= = =5.208 kemasan
P−VC Rp 16.000−Rp 11.018
Rekapitulasi hasil perhitungan BEP dari tahun 2019 sampai dengan
tahun 2023 dapat dilihat pada Tabel 5.5.
Tabel 5.5 Rekapitulasi hasil perhitungan BEP
Tahun BEP (Rupiah) BEP (kemasan)
2019 83.326.823 5.208
2020 76.305.592 4.769
2021 67.997.897 4.250
2022 62.770.076 3.923
2023 59.263.471 3.704
Sumber: Pengolahan data
Jika digambarkan pada grafik dapat dilihat pada Gambar 5.4.
Daerah rugi
FC
Q
Kemasan
143
Berdasarkan proyeksi keuangan pada Tabel 4.63 dapat dilihat bahwa
setiap tahun PO QIAN OTOPART memperoleh laba dari hasil penjualan
Seal Shock Absorber depan sepeda motor yaitu, pada tahun 2019 sebesar
Rp31.378.557, tahun 2020 sebesar Rp52.073.416, tahun 2021 sebesar
Rp79.995.289, tahun 2022 sebesar Rp109.468.694, dan tahun 2023
sebesar Rp140.406.803. Sehingga rencana bisnis pembuatan Seal Shock
Absorber depan sepeda motor baik untuk dijalankan dan dikembangkan.
7. Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas yaitu menganalisis elemen-elemen dalam keuangan
yang sangat berpengaruh terhadap keputusan apabila elemen-elemen
tersebut mengalami perubahan. Misalnya perubahan turunnya harga jual,
naiknya biaya produksi dan biaya usaha yang akan berpengaruh terhadap
perubahan nilai pada Payback Period (PP), Net Present Value (NPV),
Profitability Index (PI), dan Internal Rate of Return (IRR).
a. Skenario I
Pada skenario ini, pendapatan usaha mengalami penurunan yang
disebabkan oleh harga jual turun sedangkan biaya investasi dan biaya
produksi dan biaya usaha tetap. Adapun hasil analisis sensitivitas pada
skenario I dapat dilihat pada Tabel 5.6.
Tabel 5.6 Hasil analisis sensitivitas skenario I
Harga jual turun
No Kriteria penilaian investasi
22% 23%
4 tahun 4 bulan 7 4 tahun 5 bulan 8
1 Payback Period (PP)
hari hari
2 Net Present Value (NPV) Rp283.528 - Rp9.970.021
3 Profitability Index (PI) 1,002 0,936
4 Internal Rate of Return (IRR) 12,05% 10,27%
Sumber: Pengolahan data
Berdasarkan Tabel 5.6. dapat dilihat bahwa turunnya harga jual sebesar
22% mengakibatkan:
1) Payback Period (PP) < 5 tahun (4 tahun 4 bulan 7 hari), maka bisnis
masih layak untuk dijalankan,
144
2) Nilai Net Present Value (NPV) > 0 (Rp283.528), maka bisnis masih
layak untuk dijalankan,
3) Nilai Profitability Index (PI) > 1 (1,002), maka bisnis masih layak
untuk dijalankan,
4) Nilai Internal Rate of Return (IRR) > i (12,05%), maka bisnis masih
layak untuk dijalankan.
Dari uraian di atas diketahui bahwa 22% merupakan batas maksimal
turunnya harga jual, karena turunnya harga jual sebesar 23% akan
mengakibatkan bisnis tidak layak untuk dijalankan menurut beberapa
penilaian investasi, uraiannya sebagai berikut:
1) Payback Period (PP) < 5 tahun (4 tahun 5 bulan 8 hari), maka bisnis
masih layak untuk dijalankan,
2) Nilai Net Present Value (NPV) < 0 (- Rp9.970.021), maka bisnis
tidak layak untuk dijalankan,
3) Nilai Profitability Index (PI) < 1 (0,936), maka bisnis tidak layak
untuk dijalankan,
4) Nilai Internal Rate of Return (IRR) < i (10,27%), maka bisnis tidak
layak untuk dijalankan.
b. Skenario II
Pada skenario II, biaya operasi mengalami kenaikan yang bisa
disebabkan oleh naiknya biaya produksi (biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja, dan BOP), dan naiknya biaya usaha (biaya pemasaran dan
BAU), sedangkan biaya investasi dan pendapatan tetap. Hasil analisis
sensitivitas skenario 2 dapat dilihat pada Tabel 5.7.
Tabel 5.7 Hasil analisis sensitivitas skenario II
Biaya operasi naik
No Kriteria penilaian investasi
30% 31%
4 tahun 3 bulan 4 tahun 4 bulan
1 Payback Period (PP)
26 hari 16 hari
2 Net Present Value (NPV) Rp5.660.764 - Rp1.679.264
3 Profitability Index (PI) 1,036 0,989
4 Internal Rate of Return (IRR) 12,94% 11,73%
Sumber: Pengolahan data
145
Berdasarkan Tabel 5.7. dapat dilihat bahwa naiknya biaya operasi
sebesar 30% mengakibatkan:
1) Payback Period (PP) < 5 tahun (4 tahun 3 bulan 26 hari), maka
bisnis masih layak untuk dijalankan,
2) Nilai Net Present Value (NPV) > 0 (Rp5.660.764), maka bisnis
masih layak untuk dijalankan,
3) Nilai Profitability Index (PI) > 1 (1,036), maka bisnis masih layak
untuk dijalankan,
4) Nilai Internal Rate of Return (IRR) > i (12,94%), maka bisnis masih
layak untuk dijalankan.
Dari uraian di atas diketahui bahwa 30% merupakan batas maksimal
naiknya biaya operasi, karena naiknya biaya operasi sebesar 31% akan
mengakibatkan bisnis tidak layak untuk dijalankan menurut beberapa
penilaian investasi, uraiannya sebagai berikut:
1) Payback Period (PP) < 5 tahun (4 tahun 4 bulan 16 hari), maka
bisnis masih layak untuk dijalankan,
2) Nilai Net Present Value (NPV) < 0 (- Rp1.679.264), maka bisnis
tidak layak untuk dijalankan,
3) Nilai Profitability Index (PI) < 1 (0,989), maka bisnis tidak layak
untuk dijalankan,
4) Nilai Internal Rate of Return (IRR) < i (11,73%), maka bisnis tidak
layak untuk dijalankan.
146
147