Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN

KEPUTUSASAAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan jiwa

Disusun oleh :

Sohibatul Isma 0433131420119049

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

STIKES HORIZON KARAWANG

JL. PANGKAL PERJUANGAN KM. 1 BYPASS KARAWANG

2021-2022
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Masalah Utama
Keputusasaan
B. Proses Terjadinya Masalah
1. Deksripsi
Keputusasaan (hopelessness) adalah suatu kondisi emosional subjetif yang
dipertahankan klien karena klien tidak melihat adanya pilihan pribadi atau pilihan
alternative untuk memecahkan masalah; karena ketiadaan hasrat dan ketidakmampuan
diri untuk metabolisasi energinya (Carpetnito – Moyet, 2009). NANDA (2016)
menyatakan bahwa keputusan adalah keadaan subjektif dimana seseorang melihat
keterbatasan atau tidak melihat adanya alternative atau pilihan pribadi yang tersedia dan
tidak dapat memobilisasi energy atas nama sendiri.
Keputusan berbeda dengan ketidakberdayaan. Hal ini dikarenakan orang tanpa
harapan (putus asa) tidak melihat adanya solusi atau jalan untuk mencapai apa yang
diinginkan, meskipun dia merasa dalam kendali. Sebaliknya, orang yang tidak berdaya
bisa melihat alternative atau jawaban, namun tidak dapat melalukan apapun karena
kurangnya control atau sumber daya (Carpenito – Moyet, 2009). Perasaan
ketidakberdayaan bisa menyebabkan keputusasaan.

2. Rentang repons emosional

Adaptif Maladaptif
Repons Reaksi Supresi Reaksi Depresi
emosional berduka emosional berduka
rumit tertunda

C. Pengkajian
1. Karakteristik keputusasaan
Karakteristik keputusasaan menurut Carpenito – Moyet (2009) terdiri dari
karakteristik utama (mayor) dan karakteristik tambahan (minor).
a. Karakteristik utama (Mayor)
Karakter – karakter dibawah ini harus hadir, satu atau lebih dari satu, yaitu:
mengungkapkan sikap apatis yang mendalam, luar biasa, dan bertahan dalam
menanggapi situasi yang dianggap tidak mungkin, seperti pernyataan “Masa
Depanku Tampak Gelap Bagiku” (Yip & Chang dalam Carpenito – Moyet, 2009).
1) Fisiologis
a) Menurunnya repons terhadap rangsangan
b) Kekurangan energy
c) Peningkatan jumlah tidur
2) Emosional
Klien dengan gangguan keputusasaan merasa:
a) Mereka tidak memiliki kesempatan dan tidak ada alasan bagi mereka untuk
percaya hari depan
b) Ketidakmampuan mencari kemakmuran, keberuntungan, atau nikmat Tuhan
c) Kurangnya makna atau tujuan dalam hidup
d) Perasaan kehilangan dan kekurangan
e) Kosong atau kehilangan vitalitas
f) Demoralisasi
g) Tidak berdaya
h) Tidak kompeten atau terjebak

Klien dengan gangguan ini akan menunjukkan:

a) Kepasifan dan kurangnya keterlibatan dalam perawatan


b) Kemampuan verbal yang menurun
c) Afek yang menurun
d) Kurangnya ambisi, inisiatif, dan minat
e) Kompleksnya sikap menyerah
f) Ketidakmampuan untuk mencapai apapun
g) Kurangnya tanggung jawab atas keputusan dan kehidupan
h) Proses berpikir yang lambat
i) Perilaku mengisolasi diri
j) Demoralisi
k) Komentar negative mengenai sekarang dan masa depan
l) kelelahan
3) Kognitif
a) Focus pada masa lalu dan masa depan, bukan focus pada saat ini dan
sekarang
b) Berkurangnya fleksibilitas dalam proses berpikir
c) Kelakuan (misalnya, pemikiran semua atau tidak sama sekali)
d) Kurangnya imajinasi dan kemampuan berharap
e) Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi atau mencapai tujuan dan sasaran
yang diinginkan
f) Ketidakmampuan untuk merencanakan, mengatur; membuat keputusan, atau
memecahkan masalah
g) Putus asa
h) Ketidakmampuan mengenali sumber harapan
i) Pikiran bunuh diri
b. Karakteristik tambahan (Minor)
Karakteristik yang meliputi aspek fisiologis dan emosional ini dimungkinkan hadir
pada klien dengan keputusasaan
1) Fisiologis: Anoreksia, penurunan berat badan
2) Emosional
Klien merasa:
a) Merasa ada benjolan di tenggorokan, tegang
b) Merasa kecewa
c) Dibanjiri oleh rasa ketidakmampuan (saya hanya “Tidak Bisa…”)
d) Merasa bahwa mereka berada “di ujung talinya”
e) Kehilangan kepuasan dari peran dan hubungan
f) Rentan atau mudah diserang
Klien juga mempertunjukkan adanya:

a) Kontak mata yang buruk


b) Motivasi yang menurun
c) Mendesah
d) Regresi
e) Depresi
f) Pengunduran diri

Sementara itu, NANDA (2016) menyatakan karakteristik keputusasaan pada


klien adalah:

a) Gangguan pola tidur


b) Penurunan afek
c) Penurunan nafsu makan
d) Kurangnya inisiatif
e) Mengurangi respons terhadap rangsangan (stimulus)
f) Penurunan verbalisasi
g) Isyarat putus asa secara verbal (mis, “saya tidak bisa”, mendesah)
h) Keterlibatan dalam perawatan yang tidak memadai
i) Pasif
j) Rendahnya kontak mata
k) Mengangkat bahu sebagai respons untuk menanggapi pembicara atau lawan
tutur
l) Berpaling dari pembicara

D. Diagnosis keperawatan

Ketidakberdayaan

Keputusasaan

Gangguan konsep diri:


Harga diri rendah kronis
E. Perencanaan Keperawatan

Dx Perencanaan
Kep Tujuan Kriteria Intervensi Rasional
(Tuk/Tum) Evaluasi:
Keputu TUM: Pasien 1.1 Bina hubungan Kepercayaan dari pasien
sasaan Pasien menunjukkan saling percaya merupakan hal yang akan
menunjukkan tanda – tanda dengan memudah perawat dalam
kepercayaan percaya kepada mengemukakan melakukan pendekatan
kesehatan perawat melalui: prinsip keperawatan atau
dengan kriteria: a. Ekspresi wajah komunikasi intevensi selanjutnya
merasa memiliki cerah, terapeutik: terhadap pasien
harapan, mampu tersenyum a. Mengucapk
melakukan, b. Mau an salam
merasa dapat berkenalan terapeutik.
mengendalikan, c. Ada kontak Sapa pasien
dan kualitas mata dengan
hidup yang d. Bersedia ramah, baik
positif menceritakan verbal
perasaannya ataupun non
TUK 1: e. Bersedia verbal
Pasien dapat mengungkapk b. Berjabat
membina an masalah tangan
hubungan saling dengan
percaya pasien
c. Perkenalkan
diri dengan
sopan
d. Tanyakan
nama
lengkap
pasien dan
nama
panggilan
yang disukai
pasien
e. Jelaskan
tujuan
pertemuan
f. Membuat
kontrak
topic,
waktu, dan
tempat
setiap kali
bertemu
pasien
g. Tunjukkan
sikap empati
dan
menerima
pasien apa
adanya
h. Beri
perhatian
kepada
pasien dan
perhatian
kebutuhan
dasar pasien
TKU 2: Kriteria evaluasi: 1.1 Dengarkan
Intervensi penuh harapan
Membantu Pasien dapat pengungkapan
(hopefull intervention) ini
pasien mengidentifikasi perasaan pasien
memberikan izin kepada
mengidentifikasi dan secara aktif,
pasien untuk berbicara
dan mengekspresikan perlakukan
dan mengeksplorasi
mengungkapkan perasaan yang pasien sebagai
hidupnya (Kylmadalam
tentang segala berhubungan individu, dan
Carpenito – Moyet,
perasaan dengan perasaan terima
2009). Keputusan dapat
keputusasaan keputusasaan perasaannya
menuntun manusia pada
2.2 Sampaikan
penemuan diri (self –
empati atas
discovery)
pengakuan
verbal pasien
mengenai
keraguan,
ketakutan,
kekhawatiran
2.3 Validasi dan
refleksikan
kesan dengan
orang tersebut.
Penting untuk
disadari bahwa
pasien dengan
kanker,
misalnya, sering
memiliki
realitas mereka
sendiri, yang
mungkin
berbeda dari
perawat
2.4 Dorong pasien
untuk
mengungkapkan
bagaimana
harapan tersebut
tidak pasti dan
bagian dimana
harapan tersebut
telah
mengecewakan
pasien
2.5 Membantu
pasien dalam
mengenali
bahwa
keputusasaan
adalah bagian
dari kehidupan
setiap orang dan
menuntut
pengakuan.
Pasien bisa
menggunakanny
a sebagai
sumber energy,
imajinasi, dan
kebebasan untuk
mempertimbang
kan suatu
alternative
2.6 Bantu pasien
untuk
memahami
bahwa dia dapat
mengatasi aspek
keputusasaan
dengan
memisahkannya
dari aspek
penuh harapan
dan berdayanya:
a. Bentu pasien
untuk
mengidentifi
kasi dan
mengenali
aspek
keputusasaa
n
b. Bantu pasien
untuk
membedaka
n antara
yang
mungkin
dan yang
tidak
mungkin
2.7 Perawat
memobilisasi
sumber daya
internal dan
eksternal pasien
untuk
mempromosikan
harapan. Bantu
pasien untuk
mengidentifikasi
alasan pribadi
mereka untuk
hidup yang
memberikan
makna dan
tujuan hidup
mereka
TUK 3: Kriteria evaluasi: 3.1 Menekankan Faktor – faktor tersebut
Menilai dan Pasien kekuatan dan dapat digunakan untuk
memobilisasi menyebutkan bukan mengidentifikasi hal –
sumber daya aspek positif yang kelemahan hal yang berpotensi dapat
internal pasien dimiliki pasien pasien dialihkan dan dapat
atau dan tindakan yang 3.2 Pujilah pasien digunakan sebagai
mengidentifikasi berada dalam pada upayanya sumber kekuatan bagi
tindakan yang kendali pasien yang sesuai pasien.
berada dalam 3.3 Dorong pasien
kendali pasien untuk mengenali Penting untuk mengenali
alasan hidup kemungkinan konstruktif
untuk pada orang dewasa yang
menumbuhkan hidup dengan HIV/AIDS
harapan untuk mempromosikan
3.4 Identifikasi kehidupan yang layak
bidang dan pasien mengenali
kesuksesan dan adanya secercah harapan.
kegunaan, Jika tidak, seseorang
seperti dengan menjadi terjebak dan
menekankan tenggelam ke dalam
prestasi masa eksistensi yang sempit,
lalu. Gunakan pusat perhatian pada hal
informasi ini yang tidak mungkin, dan
untuk mencapai kehilangan perspektif
tujuan bersama masa depan (Kylma
dengan pasien. dalam Carpenito –
3.5 Bantu pasien Moyet, 2009)
untuk
mengidentifikasi Kegembiraan, humor,
hal – hal yang dan kenangan
dia sukai dan menggairahkan
anggap sebagai digunakan untuk
pengganggu menumbuhkan harapan
terhadap adanya pada orang – orang yang
ketidaknyamana sakit parah
n dan
memungkinkan
pasien untuk
mencapai
kenyamanan
kognitif (Hinds,
Martin dan
Vogel dalam
Carpenito –
Moyet, 2009)
3.6 Bantu pasien
untuk
mengidentifikasi
sumber harapan
(misalnya,
hubungan, iman,
hal – hal yang
harus dilakukan)
3.7 Bantu pasien
dalam
menyesuaikan
dan
mengembangka
n tujuan jangka
pendek dan
jangka pendek
yang realistis
(berjalan dari
yang sederhana
ke yang lebih
kompleks)
3.8 Ajarkan pasien
untuk memantau
tanda
perkembangan
tertentu yang
digunakan
sebagai
penguatan diri
3.9 Dorong
pemikiran
“akhir yng
bermakna”
(meansend)
secara positif
(yaitu: maka
saya akan
dapat…”)
3.10
kegembiraan
dan berbagi
kenangan yang
menggembiraka
n
TUK 4: Kriteria evaluasi: 4.1 Bantu pasien Mendorong pasien untuk
Mengidentifikas Pasien dapat mengidentifikasi mengungkapkan rasa
i tindakan yang menyebutkan situasi yang berhubungan
berada di luar tindakan yang kehidupan yang dengan ketidakmampuan
kendali pasien berada di luar tidak dapat ia sebagai upaya mengatasi
kendalinya kendalikan masalah yang tidak dapat
4.2 Diskusikan dan terselesaikan
ajarkan cara
melakukan
manipulasi
untuk
mengendalikan
keadaan yang
sulit
dikendalikan
TUK 5: Kriteria evaluasi: 5.1 Menghormati Jika seseorang dapat
Membantu Pasien dapat pasien sebagai mengenali dan
pasien dengan menunjukkan pembuat menangani keputusan
pemecahan insiatif, keputusan yang secara imajinatif, maka
masalah pengarahan diri kompeten; pergeakan, pertumbuhan,
(problem sendiri, otonomi perlakukan dan akal bisa
solving) dan dalam keputusan dan memunculkan suatu
pembuatan pengambilan keinginannya hasil. Kekakuan tidak
keputusan keputusan, serta dengan hormat akan pernah mengatasi
(decision – strategi 5.2 Dorong keputusasaan
making) pemecahan verbalisasi
masalah yang untuk Motovasi sangan penting
efektif menentukan untuk memulihkan pasien
persepsi pilihan dari keputusasaan pasien
pasien harus menentukan
5.3 Memperjelas tujuan,bahkan jika dia
nilai – nilai memiliki harapan rendah
pasien untuk untuk mencapainya.
menentukan apa Perawat adalah
yang penting katalisator yang
dariny mendorong pasien untuk
5.4 Membantu mengambil langkah
pasien dalam pertama untuk
mengidentifikasi mengidentifikasi tujuan.
masalah yang Kemudian, pasien harus
tidak dapat dia menciptakan tujuan lain
hingga, masalah
yang bisa dia
hadapi. Dengan
kata lain,
membantu
pasien untuk
menjauhkannya
dari pandangan
ketidakmungkin
an dan
keputusan dan
mulai
menghadapi hal
– hal yang
realistis dan
penuh harapan
5.5 Menilai persepsi
pasien terhadap
diri sendiri dan
orang lain
sehubungan
dengan ukuran.
(orang dengan
keputusasaan
sering melihat
orang lain
sebagai sosok
yang besar dan
menilai diri
mereka sendiri
sebagai sosok
yang kecil)
5.6 Jika persepsi
tidak realistis,
bantu pasien
utnuk menilai
ulang mereka
untuk
mengembalikan
nya ke dalam
skala yang tepat
5.7 Promosikan
fleksibilitas.
Dorong pasien
untuk mencoba
suatu alternative
dan memahami
risiko
TUK 6: Kriteria evaluasi: 6.1 Bantu pasien Laporan pribadi
Membantu Pasien dapat dengan mengenai kesejahteraan
pasien untuk mengatasi menetapkan mental pada 914
mempelajari keputusasaan tujuan jangka narapidana
kemampuan dengan koping pendek dan mengungkapkan bahwa
koping yang yang adaptif jangka panjang penurunan rasa
efektif realistis dan keputusasaan pada
dapat dicapai meningkatnya latihan
6.2 Ajarkan (Cashin, Potter, & Butler
pentingnya dalam Carpenito –
saling berbagi Moyet, 2009)
dalam bebagi
keprihatinan Terapi music,
6.3 Ajari nilai – aromaterapi, dan pijat
nilai untuk dengan minyak esensial
menghadapi ditemukan dapat
masalah membantu pasien belajar
6.4 Biarkan pasien melepaskan stress dan
waktu untuk mengekspresikan
mengenang perasaan untuk
kembali beradaptasi dengan
wawasan kehidupan saat ini dan
pengalaman menghadapi dampak
masa lalu penyakit dengan sikap
6.5 Jelaskan posistif (Ye & Yeh dalam
manfaat dari Carpenito – Moyet,
distraksi 2009)
terhadap Orang biasanya dapat
kejadian mengatasi sebagian dari
negative kehidupan yang mereka
6.6 Ajarkan dan anggap tidak berdaya jika
bantu teknik mereka menyadari bahwa
relaksasi ada faktor-faktor lain
sebelum dalam kehidupan yang
mengantisipasi berharga. Oleh karena
kejadian stress itu, keputusasaan bisa
6.7 Dorong citra menimbulkan penemuan
mental untuk alternative yang memberi
mempromosikan makna dan tujuan hidup.
proses berpikir hal ini penting untuk
positif mencegah keputusasaan.
6.8 Ajarkan pasien Hilangnya control
untuk “berharap terhadap hidup dalam
menjadi” orang penyakit, seperti
terbaik saat ini epilepsy, dapat
dan menghargai mengakibatkan pikiran
setiap momen negative mengarah pada
6.9 ajarkan pasien keputusasaan, kecuali
untuk intervensi yang
memaksimalkan diperlukan untuk
pengalaman menentang pemikiran
estetika negative tentang situasi
(misalnya : yang tidak dapat
aroma kopi, dikendalikannya
gosokan diberikan. (wagner,
punggung, smith, ferguson, Horton,
rasakan & Wilson dalam
kehangatan carpenito-moyet, 2009).
matahari, atau
angina sepoi-
sepoi) yang bisa
menginspirasi
harapan.
6.10
untuk
mengantisipasi
pengalaman
yang dia suka
setiap hari
(misalnya:
berjalan,
membaca buku
favorit, atau
menulis surat).
6.11
untuk
mengungkapkan
keyakinan
spiritual
(Jennings dalam
carpenito-
moyet, 2009).
6.12
cara untuk
melestarikan
dan
menghasilkan
energy melalui
latihan fisik
moderat.
6.13
music
aromaterapi, dan
pijatan dengan
minyak esensial
untuk
memperbaiki
fisik dan status
mental pasien.
TUK 7 : Kriteria evaluasi : 7.1 Libatkan Mempertahankan
Menilai dan Pasien dapat keluarga dan tanggung jawab peran
memobilisasi memanfaatkan orang penting keluarga sangat penting
sumber daya sumber lainnya dalam untuk menimbulkan
eksternal pasien. dayaeksternal rencana harapan dan penanganan.
atau system perawatan. Selain itu harapan,
pendukung yang 7.2 Dorong pasien harapan sangat penting
ada. untuk bagi pihk keluarga orang
menghabiskan sakit kritis untuk
waktu atau memfasilitasi
pikiran dengan penanganan dan
orang yang penyesuaian.
dicintainyadala Pasien yang tinggal
m hubungan sendiri tanpa dukungan
yang sehat. keluarga ternyata
7.3 Ajarkan peran memiliki lebih banyak
anggota gejala putus asa.
keluarga dalam Harapan berhubungan
mempertahanka dengan bantuan orang
n harapan lain karena pasien
melalui percaya bahwa sumber
hubungan yang daya eksternal mungkin
positif dan mendukung ketika
suportif sumber daya dan
7.4 Diskusikan kekuatan internalnya
tujuan pasien tampaknya tidak cukup
yang dapat di untuk mengatasinya
capai dengan (misalnya keluarga atau
keluarga orang penting lainnya
7.5 Memberdayakan seringkali merupakan
pasien yang sumber harapan)
memiliki Harapan yang dipelihara
penyakit kronis oleh anggota keluarga
dengan memiliki efek menular
menanamkan pada pasien.
harapan melalui
penyempurnaan
system
pendukung
7.6 Sampaikan
harapan,
informasi, dan
kepercayaan diri
kepada keluarga
karena mereka
akan
menyampaikan
perasaan mereka
kepada pasien
7.7 Gunakan
sentuhan dan
kedekatan
dengan pasien
untuk
menunjukkan
kepada keluarga
akseptabilitasny
a (berikan
privasi)

Anda mungkin juga menyukai