Tugas Kuliah Teknik Preparasi Saluran Akar PDF Free
Tugas Kuliah Teknik Preparasi Saluran Akar PDF Free
Oleh :
ASRIANTI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
0
Teknik Preparasi Saluran Akar (Step back, Balance force, dan Crown down
pressure less)
Pendahuluan
gigi dalam rongga mulut serta mengembalikan keadaan gigi agar dapat diterima
secara biologik oleh jaringan di sekitarnya.1,2 Perawatan saluran akar dapat dilakukan
dalam beberapa kali kunjungan atau satu kali kunjungan. Perawatan saluran akar
dapat dibagi dalam tiga fase, yaitu : preparasi atau pembersihan dan pembentukan
saluran akar, disinfeksi saluran akar serta obturasi atau pengisian saluran akar.2
dan membentuk saluran akar untuk menghilangkan bakteri dan toksin dari saluran
menghasilkan ekstrusi apikal sampai pada tingkat tertentu. Hal ini dapat menjadi
salah satu penyebab flare up, komplikasi perawatan endodontik yang menyebabkan
nyeri, pembengkakan atau keduanya yang terjadi beberapa jam atau hari setelah
menguntungkan. Banyak faktor seperti teknik irigasi yang tidak tepat, instrumentasi
yang berlebihan, jenis file yang digunakan dapat mempengaruhi jumlah ekstrusi
1
debris ke apikal. Dengan kemajuan dalam teknik preparasi dan instrumentasi,
apikal.3 Oleh karena itu penulis tertarik untuk membahas beberapa teknik preparasi
saluran akar diantaranya Step back, Balance force, dan Crown down pressure less
(CDP).
Teknik step back dikenal juga sebagai teknik corong, pertama kali diperkenalkan
oleh Walton dkk. (1976). Teknik ini dibuat oleh karena, perlunya teknik preparasi
yang lebih baik dibandingkan dengan teknik preparasi konvensional. Pada teknik ini
dilakukan pengurangan panjang kerja pada setiap penambahan ukuran file, sehingga
dapat mengurangi tekanan pada saat preparasi. Pengurangan panjang kerja biasanya
Teknik ini dapat dilakukan pada akar yang bengkok dan sempit pada 1/3 apikal,
dengan menggunakan hand file stainless steel K-file atau Niti file yang lebih fleksibel
atau lentur. 5
Preparasi saluran akar dimulai dengan file 15 - 25 sesuai dengan panjang kerja.
dengan file 30 dengan panjang kerja dikurangi 1 mm dari MAF, file 35 dengan
panjang kerja dikurangi 2 mm dari MAF, dan selanjutnya file 40 dengan panjang
kerja dikurangi 3 mm dari MAF. Setiap pergantian file perlu dilakukan irigasi dan
2
mencegah terjadinya penumpukan debris smear layer pada saluran akar. Tahapan
korona dan seperdua akar. Preparasi dianggap selesai setelah dilakukan rekapitulasi
3
Proses step-back ini membuat preparasi Tapering, melebar selain itu
mengurangi kesalahan prosedural. File terakhir yang digunakan pada tahap step-back
menjadi final file (FF). Preparasi jenis ini sangat baik untuk rangkaian standar teknik
reaming dan filing dalam debridement dan mempertahankan bentuk saluran akar.6,7
Tahap 1
1. Akses.
3. Memberikan lubrikan pada instrumen halus dan tempatkan sesuai panjang kerja
jam dan rotasi file berlawanan jarum jam dengan tekanan apikal minimal)); irigasi.
4. Tempatkan file ukuran lebih besar berikutnya sesuai panjang kerja; Instrumen
sirkumferensial; irigasi.
5. Ulangi proses sampai ukuran K-file 25 (atau file dua sampai tiga ukuran lebih
besar dari file pertama yang mencapai apeks) mencapai panjang kerja.Rekapitulasi
preparasi.
4
Tahap 2
1. Letakkan file berikutnya dengan panjang 1 mm lebih pendek dari panjang kerja;
2. Ulangi proses ini dengan menempatkan file yang lebih besar berikutnya 2 mm
lebih pendek dari panjang kerja; Instrumen melingkar, irigasi dan rekapitulasi.
3. Ulangi proses dengan file yang berurutan lebih besar dengan penambahan 1 mm
dari file sebelumnya. Ini penting untuk tidak menghilangkan instrumen apapun dalam
urutan.
Teknik Crowndown
Saat ini banyak dokter telah menggunakan teknik koronal ke apikal untuk
5
Beberapa kelebihan teknik crowndown:
Mengeliminasi debris dan mikroorganisme dari bagian koronal lebih dulu dari
sistem saluran akar Sehingga mencegah inokulasi jaringan apikal oleh debris
yang terkontaminasi;
mempengaruhi instrumentasi;
hasil yang serupa, yaitu preparasi yang lebar dengan pelebaran apikal yang kecil.
sebagai berikut:8
Membangun akses garis lurus dari permukaan oklusal atau lingual ke dalam
ruang pulpa;
6
Membangun dinding divergen dalam ruang pulpa dari cavosurface margin ke
lantai pulpa;
koronal;
sepertiga koronal;•
7
Meminimalkan patahnya instrumen dengan mengurangi kontak dengan
Preparasi lebih cepat yang memungkinkan perawatan saluran akar satu kali
kunjungan.
saluran akar.
apikal;
larutan irigasi.
8
Teknik CDP merupakan modifikasi dari teknik step back. Pada teknik ini
digunakan instrumen protaper rotary dengan kecepatan konstan dan stabil antara 150
Preparasi dimulai dari daerah dua pertiga korona saluran akar, kemudian
dilanjutkan dengan pelebaran pada daerah sepertiga saluran akar. Awalnya digunakan
file ISO ukuran 10 dan 15 yang dimasukkan secara pasif pada daerah dua pertiga
korona saluran akar untuk memperoleh jalur ke dalam saluran akar. Kemudian
lateral untuk mengeliminasi debris pada dentin dan gerakan out-stroke untuk
memotong dentin dan kedua gerakan dilakukan secara kontinyu sesuai dengan
panjang kerja file ISO ukuran 15. Selanjutnya, saluran akar dipreparasi dengan
menggunakan protaper S2 dengan prosedur yang sama dengan protaper S1. 7,9
Panjang kerja ditentukan menggunakan radiografi dan apex locator. File ISO
ukuran 10 dan 15 dimasukkan kembali secara pasif sesuai dengan panjang kerja. 7
berurutan sesuai dengan panjang kerja yang telah ditentukan. Protaper F1, F2 dan F3
9
Gambar 2. Teknik preparasi crown down dengan
menggunakan instrumen ProTaper rotary. (Source : Textbook
of Cohen’s pathways of the pulp. 11th edition. Hargreaves
KM. Berman LH. 2016)
dibuat dengan memperkenalkan gerakan file balance force. Gerakan balance force
10
B. Berlawanan arah jarum jam 120° dengan tekanan apikal, sehingga
C. Searah jarum jam 60° tanpa kemajuan apikal, memungkinkan flute yang
postoperatif.
Teknik balance force mengakui fakta bahwa instrument dipandu oleh dinding
saluran akar saat dirotasi. Karena file dengan potongan melintang simetris memotong
baik rotasi searah jarum jam maupun berlawanan arah jarum jam, pendekatan
balance force untuk instrumentasi melibatkan penempatan file sampai panjang kerja
dan kemudian menggunakan rotasi searah jarum jam (kurang dari 180 derajat) untuk
melibatkan dentin. Hal ini diikuti dengan putaran berlawanan arah jarum jam
(setidaknya 120 derajat) dengan tekanan apikal untuk memotong dan memperbesar
saluran akar. Tingkat tekanan apikal bervariasi dari tekanan ringan dengan instrumen
Rotasi searah jarum jam menarik instrumen ke dalam saluran akar dalam arah
apikal. Gerakan rotasi berlawanan arah jarum jam dari file memotong dalam arah
11
koronal selain itu memotong secara sirkumferensial. Setelah rotasi pemotongan, file
tersebut direposisi dan proses diulang sampai panjang kerja tercapai. Pada titik ini,
rotasi searah jarum jam terakhir digunakan untuk mengevakuasi debris. Metode
balance force dipertimbangkan sebagai teknik hand instrument yang paling efektif.6
12
Kesimpulan
Preparasi saluran akar dapat dilakukan secara manual atau rotary. Teknik
preparasi antara lain stepback, crowndown atau balance force. Setiap dokter gigi
teknik dengan tetap berlandaskan pada kaidah ilmu pengetahuan kedokteran gigi
Daftar Pustaka
Nekrosis Pulpa Disertai Lesi Periapikal (Laporan Kasus). IDJ. Mei 2014;
3(1):64-70.
3. Kaira P., Rao A., Suman E., Shenoy R., Suprabha BS. Evaluation of
5. Ingle JI. Baland LK. Baumgarter JC. Endodontics 5 th ed. Philadelphia; 2008
13
6. Torabinejad M. Walton RE. Fouad AF. Endodontics principles and practice
5th ed. St Louis; Elsevier: 2015.
8. Regan JD. Gutman JL. Preparation of the root canal system, editors. Harty’s
Endodontics in Clinical Practice 6th ed. Churchill Livingstone; Elsevier: 2010.
9. Hargreaves KM. Berman LH. Cohen’s pathways of the pulp. 11th edition.
Elsevier. 2016. 209-70
10. Ansari I. Maria R. Managing curved canals. Contemp Clin Dent. 2012 Apr-
Jun; 3(2): 237-241.
14