Anda di halaman 1dari 15

Teknik Preparasi Saluran Akar (Step back, Balance force,

dan Crown down pressure less)

Disajikan Pada Semester Akhir 2016/2017

Oleh :

ASRIANTI

Dosen Pembimbing : drg. Christine A Rovani, Sp.KG

DALAM RANGKA TUGAS PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS

PROGRAM STUDI KONSERVASI GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

0
Teknik Preparasi Saluran Akar (Step back, Balance force, dan Crown down
pressure less)

Pendahuluan

Perawatan saluran akar merupakan salah satu usaha untuk mempertahankan

gigi dalam rongga mulut serta mengembalikan keadaan gigi agar dapat diterima

secara biologik oleh jaringan di sekitarnya.1,2 Perawatan saluran akar dapat dilakukan

dalam beberapa kali kunjungan atau satu kali kunjungan. Perawatan saluran akar

dapat dibagi dalam tiga fase, yaitu : preparasi atau pembersihan dan pembentukan

saluran akar, disinfeksi saluran akar serta obturasi atau pengisian saluran akar.2

Perawatan saluran akar bertujuan untuk melakukan debridemen menyeluruh

dan membentuk saluran akar untuk menghilangkan bakteri dan toksin dari saluran

akar dan mencapai obturasi 3D lengkap sehingga dapat mempertahankan kesehatan

periradikular yang adekuat.3,4

Penelitian telah menunjukkan bahwa hampir semua teknik instrumentasi

menghasilkan ekstrusi apikal sampai pada tingkat tertentu. Hal ini dapat menjadi

salah satu penyebab flare up, komplikasi perawatan endodontik yang menyebabkan

nyeri, pembengkakan atau keduanya yang terjadi beberapa jam atau hari setelah

dimulainya perawatan saluran akar.3,4

Teknik instrumentasi yang meminimalkan ekstrusi apikal dari debris akan

menguntungkan. Banyak faktor seperti teknik irigasi yang tidak tepat, instrumentasi

yang berlebihan, jenis file yang digunakan dapat mempengaruhi jumlah ekstrusi

apikal. Berbagai teknik instrumentasi telah dianjurkan untuk meminimalkan ekstrusi

1
debris ke apikal. Dengan kemajuan dalam teknik preparasi dan instrumentasi,

penting untuk mengidentifikasi teknik yang mengurangi ekstrusi debris ke arah

apikal.3 Oleh karena itu penulis tertarik untuk membahas beberapa teknik preparasi

saluran akar diantaranya Step back, Balance force, dan Crown down pressure less

(CDP).

Teknik Step back

Teknik step back dikenal juga sebagai teknik corong, pertama kali diperkenalkan

oleh Walton dkk. (1976). Teknik ini dibuat oleh karena, perlunya teknik preparasi

yang lebih baik dibandingkan dengan teknik preparasi konvensional. Pada teknik ini

dilakukan pengurangan panjang kerja pada setiap penambahan ukuran file, sehingga

dapat mengurangi tekanan pada saat preparasi. Pengurangan panjang kerja biasanya

sebesar 0,5-1 mm.5

Teknik ini dapat dilakukan pada akar yang bengkok dan sempit pada 1/3 apikal,

dengan menggunakan hand file stainless steel K-file atau Niti file yang lebih fleksibel

atau lentur. 5

Preparasi saluran akar dimulai dengan file 15 - 25 sesuai dengan panjang kerja.

File 25 merupakan Master Apikal File (MAF). Kemudian preparasi dilanjutkan

dengan file 30 dengan panjang kerja dikurangi 1 mm dari MAF, file 35 dengan

panjang kerja dikurangi 2 mm dari MAF, dan selanjutnya file 40 dengan panjang

kerja dikurangi 3 mm dari MAF. Setiap pergantian file perlu dilakukan irigasi dan

pengontrolan panjang kerja (rekapitulasi) dengan MAF yang bertujuan untuk

2
mencegah terjadinya penumpukan debris smear layer pada saluran akar. Tahapan

selanjutnya, digunakan gates-glidden drills nomor 2, 3, dan 4 untuk preparasi daerah

korona dan seperdua akar. Preparasi dianggap selesai setelah dilakukan rekapitulasi

dengan menggunakan MAF secara sirkumferensial. 5

Gambar 1. Teknik step back dirancang untuk memberikan preparasi tapering.


Prosesnya dimulai dengan satu file dengan ukuran yang lebih besar dari file apikal
master, dengan mengurangi panjangnya secara bertahap antara 0,5 Atau 1 mm.

3
Proses step-back ini membuat preparasi Tapering, melebar selain itu

mengurangi kesalahan prosedural. File terakhir yang digunakan pada tahap step-back

menjadi final file (FF). Preparasi jenis ini sangat baik untuk rangkaian standar teknik

reaming dan filing dalam debridement dan mempertahankan bentuk saluran akar.6,7

Tahap preparasi stepback sebagai berikut:8

Tahap 1

1. Akses.

2. Menetapkan panjang kerja dengan instrumen pathfinder

3. Memberikan lubrikan pada instrumen halus dan tempatkan sesuai panjang kerja

dengan gerakan 'watch-winding' (Gerakan watchwinding menyiratkan searah jarum

jam dan rotasi file berlawanan jarum jam dengan tekanan apikal minimal)); irigasi.

4. Tempatkan file ukuran lebih besar berikutnya sesuai panjang kerja; Instrumen

sirkumferensial; irigasi.

5. Ulangi proses sampai ukuran K-file 25 (atau file dua sampai tiga ukuran lebih

besar dari file pertama yang mencapai apeks) mencapai panjang kerja.Rekapitulasi

antara file dengan menempatkan File kecil sesuai panjang kerja.

Tahap ini melengkapi preparasi apikal; Tahap 2 melibatkan pelebaran

preparasi.

4
Tahap 2

1. Letakkan file berikutnya dengan panjang 1 mm lebih pendek dari panjang kerja;

Instrumen sirkumferensial,irigasi dan rekapitulasi.

2. Ulangi proses ini dengan menempatkan file yang lebih besar berikutnya 2 mm

lebih pendek dari panjang kerja; Instrumen melingkar, irigasi dan rekapitulasi.

3. Ulangi proses dengan file yang berurutan lebih besar dengan penambahan 1 mm

dari file sebelumnya. Ini penting untuk tidak menghilangkan instrumen apapun dalam

urutan.

4. Selesaikan preparasi koronal dengan Gates-Glidden burs.

Variasi teknik klasik meliputi:

 Pelebaran awal aspek koronal dengan Gates-Glidden drill;

 Menggunakan bur Gates-Glidden kecil di level pertengahan akar;

 Menggunakan file Hedstrom untuk mempercepat preparasi.

Teknik Crowndown

Saat ini banyak dokter telah menggunakan teknik koronal ke apikal untuk

membersihkan dan membentuk saluran akar.8

5
Beberapa kelebihan teknik crowndown:

 Mengeliminasi debris dan mikroorganisme dari bagian koronal lebih dulu dari

sistem saluran akar Sehingga mencegah inokulasi jaringan apikal oleh debris

yang terkontaminasi;

 Mengeliminasi gangguan yang terdapat di daerah koronal yang mungkin

mempengaruhi instrumentasi;

 Memulai pergerakan larutan irigasi dalam volume besar dan pelumas ke

bagian apikal saluran akar.

 Memfasilitasi penentuan panjang kerja yang akurat sebagaimana

mengeliminasi kelengkungan koronal di awal preparasi.

Preparasi teknik crowndown dan teknik stepback bertujuan untuk menghasilkan

hasil yang serupa, yaitu preparasi yang lebar dengan pelebaran apikal yang kecil.

Pentingnya pendekatan koronal ke apikal untuk cleaning dan shaping adalah

sebagai berikut:8

 Membangun akses garis lurus dari permukaan oklusal atau lingual ke dalam

ruang pulpa;

 Menghilangkan semua tepi overhanging ledge dari atap ruang pulpa

 Menghilangkan lingual ledge atau tonjolan servikal yang terbentuk karena

deposisi dentin di di bagian servikal gigi.

6
 Membangun dinding divergen dalam ruang pulpa dari cavosurface margin ke

lantai pulpa;

 Preparasi berbentuk corong, dengan bagian tersempit terletak di apikal gigi,

secara bertahap di koronal, tengah dan bagian apikal saluran akar.

Banyak keuntungan menggunakan teknik crowndown dan sangat

mempengaruhi keberhasilan perawatan saluran akar.

Manfaat klinis teknik crowndown adalah:8

 Mudah mengeluarkan pulp stone;

 Meningkatkan feedback taktil instrumen dengan mengeluarkan gangguan

koronal;

 Meningkatkan gerakan apikal dari instrumen ke dalam saluran akar

 Meningkatkan penentuan panjang kerja karena kontak gigi minimal di

sepertiga koronal;•

 Meningkatkan ruang untuk penetrasi irigasi dan debridemen;

 Mengambil dengan cepat jaringan pulpa yang terletak di sepertiga koronal;

 Akses garis lurus ke pertemuan kurva dan saluran akar

 Meningkatkan gerakan debris ke arah koronal;

 Mengurangi deviasi instrumen pada lengkungan kanal dengan mengurangi

kontak dinding akar;

 Mengurangi sumbatan saluran akar;

7
 Meminimalkan patahnya instrumen dengan mengurangi kontak dengan

dinding saluran akar;

 Kualitas shaping saluran akar dapat diprediksi;

 Kualitas pembersihan saluran akar dapat diprediksi;

 Preparasi lebih cepat yang memungkinkan perawatan saluran akar satu kali

kunjungan.

Manfaat biologik teknik crowndown adalah: 8

 Mengeluarkan kontaminan , jaringan terinfeksi dengan cepat dari sistem

saluran akar.

 Mengeluarkan jaringan debris secara koronal, meminimalkan terdorongnya

debris secara apikal;

 Mengurangi nyeri postoperatif yang mungkin terjadi karena ekstrusi debris ke

apikal;

 Melarutkan jaringan lebih baik dengan meningkatkan penetrasi larutan irigasi;

 Menghilangkan lapisan smear lebih mudah karena kontak dengan chelating

agent lebih baik;

 Meningkatkan disinfeksi saluran akar ireguler yang disebabkan oleh penetrasi

larutan irigasi.

8
Teknik CDP merupakan modifikasi dari teknik step back. Pada teknik ini

digunakan instrumen protaper rotary dengan kecepatan konstan dan stabil antara 150

sampai 350 rpm.9

Preparasi dimulai dari daerah dua pertiga korona saluran akar, kemudian

dilanjutkan dengan pelebaran pada daerah sepertiga saluran akar. Awalnya digunakan

file ISO ukuran 10 dan 15 yang dimasukkan secara pasif pada daerah dua pertiga

korona saluran akar untuk memperoleh jalur ke dalam saluran akar. Kemudian

preparasi dilakukan dengan menggunakan protaper S1 dengan gerakan brushing

lateral untuk mengeliminasi debris pada dentin dan gerakan out-stroke untuk

memotong dentin dan kedua gerakan dilakukan secara kontinyu sesuai dengan

panjang kerja file ISO ukuran 15. Selanjutnya, saluran akar dipreparasi dengan

menggunakan protaper S2 dengan prosedur yang sama dengan protaper S1. 7,9

Panjang kerja ditentukan menggunakan radiografi dan apex locator. File ISO

ukuran 10 dan 15 dimasukkan kembali secara pasif sesuai dengan panjang kerja. 7

Setelah panjang kerja ditentukan, protaper S1 dan S2 digunakan secara

berurutan sesuai dengan panjang kerja yang telah ditentukan. Protaper F1, F2 dan F3

digunakan dalam gerakan non-brushing sesuai panjang kerja. F4 dan F5 merupakan

file opsional yang digunakan untuk saluran akar yang besar. 7

9
Gambar 2. Teknik preparasi crown down dengan
menggunakan instrumen ProTaper rotary. (Source : Textbook
of Cohen’s pathways of the pulp. 11th edition. Hargreaves
KM. Berman LH. 2016)

Teknik Balance force

Kemajuan signifikan dalam preparasi saluran akar dengan hand instrument

dibuat dengan memperkenalkan gerakan file balance force. Gerakan balance force

dari file adalah : 10

A. Searah jarum jam 60 °, sehingga menempel kearah dinding dan ke apikal

10
B. Berlawanan arah jarum jam 120° dengan tekanan apikal, sehingga

menghancurkan dan mengeluarkan dinding dentin yang menempel.

C. Searah jarum jam 60° tanpa kemajuan apikal, memungkinkan flute yang

membawa debris dikeluarkan dari saluran akar.

Keuntungan teknik balance force 10

 Efisien dan kurang rentan menyebabkan kerusakan iatrogenik dan

mempertahankan instrumen di tengah saluran akar.

 Ekstrusi debris apikal juga berkurang, sehingga mengurangi nyeri

postoperatif.

Teknik balance force mengakui fakta bahwa instrument dipandu oleh dinding

saluran akar saat dirotasi. Karena file dengan potongan melintang simetris memotong

baik rotasi searah jarum jam maupun berlawanan arah jarum jam, pendekatan

balance force untuk instrumentasi melibatkan penempatan file sampai panjang kerja

dan kemudian menggunakan rotasi searah jarum jam (kurang dari 180 derajat) untuk

melibatkan dentin. Hal ini diikuti dengan putaran berlawanan arah jarum jam

(setidaknya 120 derajat) dengan tekanan apikal untuk memotong dan memperbesar

saluran akar. Tingkat tekanan apikal bervariasi dari tekanan ringan dengan instrumen

kecil sampai tekanan berat dengan instrumen besar.6

Rotasi searah jarum jam menarik instrumen ke dalam saluran akar dalam arah

apikal. Gerakan rotasi berlawanan arah jarum jam dari file memotong dalam arah

11
koronal selain itu memotong secara sirkumferensial. Setelah rotasi pemotongan, file

tersebut direposisi dan proses diulang sampai panjang kerja tercapai. Pada titik ini,

rotasi searah jarum jam terakhir digunakan untuk mengevakuasi debris. Metode

balance force dipertimbangkan sebagai teknik hand instrument yang paling efektif.6

Gambar 3 Prinsip teknik Balanced Force. Instrumen dengan penampang segitiga


simetris dan ujung tip (misalnya, file Flex-R, Moyco Union Broach,
Montgomeryville, PA) awalnya disarankan untuk digunakan dalam tiga langkah
dalam gerakan rotasi. Sebuah file dapat diajukan ke saluran akar dengan rotasi searah
jarum jam seperempat. Gerakan kedua melibatkan tekanan apikal yang memadai
untuk menjaga instrumen pada level saluran akar saat ini, putar berlawanan arah
jarum jam setengah sampai tiga perempat. Saat ini, dianjurkan untuk menggunakan
dua gerakan pertama berulang kali, maju lebih banyak ke Apikal. kemudian gerakan
ketiga menarik instrumen dengan lembut keluar dari kanal dengan rotasi searah jarum
jam.(Ingle JI. Baland LK. Baumgarter JC. Endodontics 5 th ed. Philadelphia; 2008)

12
Kesimpulan

Preparasi saluran akar dapat dilakukan secara manual atau rotary. Teknik

preparasi antara lain stepback, crowndown atau balance force. Setiap dokter gigi

perlu mengikuti perkembagan IPTEK agar dapat melakukan berbagai improvisasi

teknik dengan tetap berlandaskan pada kaidah ilmu pengetahuan kedokteran gigi

khususnya di bidang ilmu konservasi gigi.

Daftar Pustaka

1. Gueorgieva TG, Mohamed RA. Endodontic treatment of lower lateral incisor

with three root canals- case report. J of IMAB. 2013;19(2):286-8.

2. Nia Wijayanti | Pasak Fiber Reinforced Composite sebagai Penguat Restorasi

Resin Komposit Kelas IV pada Gigi Insisivus Lateralis Kanan Maksila

Nekrosis Pulpa Disertai Lesi Periapikal (Laporan Kasus). IDJ. Mei 2014;

3(1):64-70.

3. Kaira P., Rao A., Suman E., Shenoy R., Suprabha BS. Evaluation of

conventional, protaper hand and protaper rotary instrumentation system for

apical extrusion of debris, irrigants and bacteria- An in vitro randomized trial.

J Clin Exp Dent. 2017;9(2):254-8.

4. Sipavicute E. Maneliene R. Pain and flare-up after endodontic treatment

procedures. Baltic Dental and Maxillofacial Journal. 2014;16(1):25-30.

5. Ingle JI. Baland LK. Baumgarter JC. Endodontics 5 th ed. Philadelphia; 2008

13
6. Torabinejad M. Walton RE. Fouad AF. Endodontics principles and practice
5th ed. St Louis; Elsevier: 2015.

7. Siqueira JF. Trearment of Endodontics Infection. Quintessence Publishing.


London; 2011. P. 250-274

8. Regan JD. Gutman JL. Preparation of the root canal system, editors. Harty’s
Endodontics in Clinical Practice 6th ed. Churchill Livingstone; Elsevier: 2010.

9. Hargreaves KM. Berman LH. Cohen’s pathways of the pulp. 11th edition.
Elsevier. 2016. 209-70

10. Ansari I. Maria R. Managing curved canals. Contemp Clin Dent. 2012 Apr-
Jun; 3(2): 237-241.

14

Anda mungkin juga menyukai