Anda di halaman 1dari 11

Jurnal MODERAT,Volume 5, Nomor 4, November 2019, hlm 549-559 ISSN: 2442-3777 (cetak)

Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)

ANALISIS HISTORIS TENTANG PEMBAHARUAN POLITIK


HUKUM NASIONAL INDONESIA DI AWAL ERA
REFORMASI

H. CECEP CAHYA SUPENA


Universitas Galuh, Ciamis Indonesia

Email: cecasbrbg@gmail.com

ABSTRAK

Politik hukum adalah merupakan kebijakan dari negara yang disusun oleh badan-
badan negara dalam bentuk peraturan perundang-undangan.Politik hukum
merupakan kebijakan dasar yang menentukan arah, bentuk, maupun isi dari
hukum yang akan dibentuk sebagai suatu perwujudan kehendak negara mengenai
hukum yang berlaku di wilayahnya pada masa kini (ius constitutum), maupun
mengenai hukum yang akan diberlakukan di masa datang (ius constituendum).
Oleh karena itu politik hukum harus bisa menjadi suatu alat yang dapat
digunakan oleh pemerintah untuk menciptakan suatu sistem hukum nasional yang
dikehendaki yang akan mendorong pada percepatan terwujudnya cita-cita bangsa
dan negara. Atas dasar hal itu maka pembaharuan politik hukum nasional
Indonesia harus bertujuan untuk membentuk / menyusun / menetapkan sistem
hukum nasional Indonesia yang akan berlaku di Wilayah Negara Republik
Indonesia, dan sebagai alat untuk mewujudkan cita-cita Bangsa Indonesia
sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-4(empat).

Kata Kunci : Pembaharuan Politik Hukum Nasional Indonesia

PENDAHULUAN Selain keempat unsur tersebut, di


Dalam teori ketatanegaraan suatu dalam suatu negara juga diperlukan
organisasi masyarakat baru dapat adanya aturan hukum yang berguna
dikatakan sebagai suatu negara apabila untuk mengatur kegiatan
telah memenuhi empat unsur, yaitu : bermasyarakat dan bernegara. Dengan
Ada rakyat, ada wilayah, ada adanya aturan hukum maka
pemerintah yang berdaulat, dan ada penyelenggaraan kegiatan
pengakuan dari negara lain. Unsur ke bermasyarakat dan bernegara dapat
satu (rakyat), ke dua (wilayah) dan ke berlangsung dengan aman, tertib dan
tiga (pemerintah yang berdaulat), adil, juga dapat mencegah terjadinya
adalah disebut unsur pokok tindakan-tindakan kesewenang-
(konstitutif), sedangkan unsur ke wenangan dari penguasa negara
empat (pengakuan dari negara lain) maupun tindakan-tindakan anarkhis
adalah disebut unsur tambahan dari warga negara.
(deklaratif).

H a l a m a n | 549
Jurnal MODERAT,Volume 5, Nomor 4, November 2019, hlm 549-559 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)

Jika suatu negara dalam ini sekarang dianut oleh banyak negara
menyelenggarakan kehidupan di dunia.
bermasyarakat dan bernegara Adapun beberapa pengertian
berlandaskan pada aturan hukum maka darinegara hukum menurut pendapat
disebut sebagai negara hukum. Ide / yang dikemukakan oleh para ahli
gagasan mengenai negara hukum, hukum, diantaranya adalah sebagai
pertama kali dikemukakan oleh seorang berikut :
ahli hukum berkebangsaan Perancis 1. Menurut Aristoteles (Moh.
yang bernama Immanuel Kant (1724 – Kusnardi dan Harmaily Ibrahim,
1804). Menurutnya negara harus 1988 : 153) :
berlandaskan pada hukum supaya dapat Negara hukum ialah negara polis
berfungsi menjaga ketertiban dan (negara kota / negara dengan
keadilan dalam negara. Konsep wilayah yang kecil dan
mengenai negara hukum dari Immanuel berpenduduk sedikit) yang
Kant ini oleh para ahli hukum disebut segala urusan negara dilakukan
sebagai konsep negara hukum murni dengan musyawarah (Ecclesia),
atau negara hukum dalam arti sempit, dimana seluruh warga negaranya
sebab dalam konsep Immanuel Kant itu ikut serta dalam urusan
suatu negara hukum hanyalah berfungsi penyelenggaraan negara.
sebagai penjaga ketertiban dan keadilan 2. Menurut Moh. Kusnardi dan
saja, dengan kata lain negara hanya Harmaily Ibrahim ( 1988 : 153) :
berfungsi sebagai penjaga malam saja, Yang dimaksud dengan negara
tidak ada fungsi lainnya kecuali itu. hukum ialah negara yang berdiri
Konsep ini hanya bertahan sampai di atas hukum yang menjamin
dengan akhir abad ke-19. keadilan kepada warga
Selanjutnya konsep mengenai negaranya. Keadilan merupakan
negara hukum juga dikemukakan oleh syarat bagi tercapainya
seorang ahli hukum berkebangsaan kebahagiaan hidup untuk warga
Belanda yang bernama R. Kranenburg. negaranya, dan sebagai dasar
Menurutnya negara harus berlandaskan daripada keadilan itu perlu
pada hukum, agar negara dapat diajarkan rasa susila kepada
berfungsi selain menjaga ketertiban dan setiap manusia agar ia menjadi
keadilan, juga dapat berfungsi untuk warga negara yang baik.
mewujudkan kesejahteraan bagi warga Demikian pula peraturan hukum
negara. Konsep negara hukum dari R. yang sebenarnya hanya ada jika
Kranenburg ini oleh para ahli hukum peraturan hukum itu
disebut sebagai konsepnegara mencerminkan keadilan bagi
kesejahteraan (Welfare State) atau pergaulan hidup antar warga
negara hukum dalam arti luas. Konsep negaranya.

H a l a m a n | 550
Jurnal MODERAT,Volume 5, Nomor 4, November 2019, hlm 549-559 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)

3. Menurut Zul Afdi Ardian dan rakyat, pejabat pemerintah,


Achmad Roestandi (1996 : 68 ) : kaya atau miskin, kesemuanya
Negara hukum ialah negara yang itu mendapat perlakuan yang
berlandaskan hukum yang sama oleh hukum.
menjamin keadilan bagi warga b. Badan peradilan harus bebas
negaranya. Keberadaan hukum dan merdeka dari pengaruh
ini dalam suatu negara sangat kekuasaan lain. Untuk
diperlukan, karena dapat tegaknya keadilan didalam
dijadikan patokan atau pedoman, suatu negara, maka hakim
baik dalam kehidupan (pengadilan) dalam
bermasyarakat maupun mengambil keputusannya
kehidupan bernegara. Tidak harus benar-benar berdasarkan
hanya warga negara yang tunduk hukum yang berlaku, dan
pada hukum, negarapun dalam bukan karena adanya
menyelenggarakan fungsinya pengaruh dari kekuasaan lain,
harus berlandaskan pada hukum, yaitu eksekutif.
dan bukan pada kekuasaan c. Negara/pemerintah
belaka. berlandaskan hukum.
Berdasarkan pengertian- Untuk membatasi kekuasaan
pengertian tersebut di atas, kiranya negara yang sangat luas, maka
dapat disimpulkan bahwa negara perlu dibentuk Konstitusi
hukum itu adalah negara yang dalam (UUD) sebagai landasan
menyelenggarakan kehidupan dalam menyelenggarakan
bermasyarakat dan bernegara pemerintahan negara. Untuk
berlandaskan pada hukum, bukan pada melaksanakan ketentuan
kekuasaan belaka, yang memiliki Konstitusi (UUD) ini,
fungsi menjaga ketertiban, kemudian dikeluarkanlah
keadilan,serta kesejahteraan bagi warga peraturan perundang-
negara. undangan yang lain sebagai
Sementara itu,Zul Afdi Ardian peraturan pelaksanaannya.
dan Achmad Roestandi (1996 : 69-70) d. Adanya Pemilihan Umum.
berpendapat bahwa dalam suatu negara Pelaksanaan pemilihan umum
hukum terdapat beberapa prinsip, di dalam negara hukum sangat
diantaranya ialah : diperlukan.Karena melalui
a. Semua orang (warga negara) pemilu, rakyat dapat turut
mempunyai kedudukan yang serta dalam penyelenggaraan
sama di hadapan hukum. pemerintahan, yaitu melalui
Prinsip ini mengandung wakil-wakilnya yang duduk di
makna bahwa hukum tidak lembaga perwakilan rakyat
membeda-bedakan apakah ia (Parlemen).Dengan dipilihnya

H a l a m a n | 551
Jurnal MODERAT,Volume 5, Nomor 4, November 2019, hlm 549-559 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)

wakil-wakil rakyat melalui prinsip-prinsip dan unsur-unsur negara


pemilu ini, maka mereka dapat hukum itu diimplementasikanoleh para
mengawasi jalannya roda penyelenggara negara dalam bentuk
pemerintahan, dan sekaligus pembaharuanpolitik hukum nasional
membatasi kekuasaan Indonesiakhususnya yang dilakukan
pemerintah. diawal Era Reformasi sebagai bentuk
e. Mengutamakan kepentingan pembaharuan atas politik hukum
umum. nasional Indonesia Era Orde Baru.
Di dalam negara hukum, Dengan pembaharuan dimaksud maka
kepentingan umum mendapat politik hukum nasional Indonesia dapat
prioritas utama dalam menjadi lebih dinamis dan berkembang
penyelenggaraan di masa sekarang.
pemerintahan.Oleh karena itu
dalam menetapkan kebijakan- KAJIAN PUSTAKA
kebijakan pemerintah haruslah 1. Pengertian Politik Hukum
memperhatikan kepentingan Mengenai pengertian politik
umum. Dengan demikian hukum, penulis akan menyampaikan
kepentingan umum itu harus dari dua perspektif ( sudut pandang),
di atas kepentingan pribadi yaitu :
dan golongan. 1. Perspektif Etimologis
Sedangkan Friedrich Julius Dilihat dari perspektif ini, istilah
Stahl ( Zul Afdi Ardian dan Achmad politik hukum merupakan terjemahan
Roestandi, 1996 : 69 ), berpendapat dari istilah hukum Belanda yaitu : “
bahwa suatu negara dapat dikatakan Rechtspolitiek, “ dimana kata tersebut
sebagai negara hukum apabila telah merupakan bentukan dari dua kata
memenuhi empat unsur, yaitu : yaitu Recht dan Politiek.
a. Pemerintahan harus Akan tetapi istilah Rechtspolitiek
berdasarkan hukum; memiliki arti yang berbeda dengan
b. Adanya pemisahan kekuasaan istilah “ Politiekrecht “ ( Hukum
dalam negara; Politik ), karena istilah Politiekrecht
c. Adanya jaminan hak-hak asasi adalah merupakan suatu istilah yang
manusia, dan dimaksudkan untuk menggantikan
d. Adanya Peradilan Tata Usaha istilah “ Staatrecht “ ( Hukum Tata
Negara (Peradilan Negara ).
Administrasi Negara). 2. Perspektif Terminologis
Berkaitan dengan prinsip-prinsip Untuk mengetahui pengertian
dan unsur-unsur negara hukum dari politik hukum dilihat dari
menurut pendapat para ahli hukum perspektif ini, di bawah ini
tersebut di atas, selanjutnya penulis disampaikan beberapa pengertian /
mencoba menganalisis bagaimana definisi politik hukum menurut

H a l a m a n | 552
Jurnal MODERAT,Volume 5, Nomor 4, November 2019, hlm 549-559 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)

pendapat yang dikemukakan oleh para mengemukakan sebagai


ahli, yaitu sebagai berikut : berikut : “Politik hukum
a. Padmo Wahjono (1986 : 160), adalah kebijakan dasar
mengemukakan bahwa : penyelenggara negara dalam
“Politik hukum adalah bidang hukum yang akan,
kebijakan dasar yang sedang dan telah berlaku,
menentukan arah, bentuk yang bersumber dari nilai-nilai
maupun isi dari hukum yang yang berlaku di masyarakat
akan dibentuk.” untuk mencapai tujuan negara
b. Teuku Mohammad Radhie ( yang dicita-citakan.“
Imam Syaukani dan A. Ahsin 2. Pengertian Politik Hukum
Thohari, 2004 : 27), Nasional
mengemukakan bahwa : Mengenai pengertian politik
“Politik hukum adalah suatu hukum nasional, di bawah ini
pernyataan kehendak disampaikan beberapa pengertian /
penguasa negara mengenai definisi menurut pendapat yang
hukum yang berlaku di dikemukakan oleh para ahli, yaitu
wilayahnya (ius constitutum), sebagai berikut :
dan mengenai arah a. Abdul Hakim Garuda
perkembangan hukum yang Nusantara ( Imam Syaukani
dibangun (ius constituendum). dan A. Ahsin Thohari, 2004 :
“ 30) mengemukakan sebagai
c. Soedarto ( Imam Syaukani berikut : “ Politik Hukum
dan A. Ahsin Thohari, 2004 Nasional secara harfiah dapat
: 27-28 ) mengemukakan diartikan sebagai kebijakan
sebagai berikut : hukum (legal policy) yang
Politik hukum adalah hendak diterapkan atau
kebijakan dari negara melalui dilaksanakan secara nasional
badan-badan negara yang oleh suatu pemerintahan
berwenang untuk menetapkan negara tertentu. “
peraturan-peraturan yang b. Imam Syaukani dan A.
dikehendaki, yang Ahsin Thohari ( 2004 : 58 )
diperkirakan akan digunakan mengemukakan sebagai
untuk mengekspresikan apa berikut :
yang terkandung dalam Politik Hukum Nasional
masyarakat dan untuk adalah Kebijakan dasar
mencapai apa yang dicita- penyelenggara negara (
citakan. Republik Indonesia ) dalam
d. Imam Syaukani dan A. bidang hukum yang akan,
Ahsin Thohari ( 2004 : 32 ) sedang dan telah berlaku, yang

H a l a m a n | 553
Jurnal MODERAT,Volume 5, Nomor 4, November 2019, hlm 549-559 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)

bersumber dari nilai-nilai yang 1) Melindungi segenap Bangsa


berlaku di masyarakat untuk Indonesia dan seluruh tumpah
mencapai tujuan negara ( darah Indonesia;
Republik Indonesia ) yang 2) Memajukan kesejahteraan
dicita-citakan. umum;
3. Tujuan Politik Hukum Nasional 3) Mencerdaskan kehidupan
Adapun tujuan dari politik bangsa;
hukum nasional, menurut pendapat 4) Ikut melaksanakan ketertiban
Imam Syaukani dan A. Ahsin dunia yang berdasarkan
Thohari ( 2004 : 59 ) pada garis kemerdekaan, perdamaian
besarnya adalah sebagai berikut : abadi, dan keadilan sosial.
Bahwa Politik Hukum Nasional
dibentuk dengan tujuan untuk HASIL DAN PEMBAHASAN
mewujudkan dua aspek yang 1. Latar belakang dilakukannya
saling berkaitan, yaitu : pembaharuan Politik Hukum
1). Sebagai suatu alat atau Nasional Indonesia di Awal Era
sarana dan langkah yang Reformasi
dapat digunakan oleh Ada beberapa alasan yang
pemerintah untuk melatarbelakangi dilakukannya
menciptakan suatu sistem peninjauan dan pembaharuan Politik
hukum nasional yang Hukum Nasional Indonesia pada awal
dikehendaki. era reformasi di Indonesia.
2). Dengan sistem hukum Adapun alasan-alasan dimaksud
nasional itu akan diantaranya meliputi hal-hal sebagai
diwujudkan cita-cita berikut :
Bangsa Indonesia yang 1) Budaya korupsi, kolusi dan
lebih besar. nepotisme (kkn) pada masa
Berdasarkan uraian tersebut di Orde Baru mengalami
atas, kiranya dapat disimpulkan bahwa peningkatan yang cukup
tujuan dari pembentukan politik hukum signifikan di Indonesia,
nasional adalah untuk membentuk / sehingga menimbulkan krisis
menyusun / menetapkan sistem hukum multidimensional pada
nasional yang akan berlaku di Wilayah hampir seluruh aspek
Negara Republik Indonesia, dan kehidupan manusia;
sebagai alat untuk mewujudkan cita- 2) Perlunya peningkatan rasa
cita Bangsa Indonesia sebagaimana keadilan bagi masyarakat;
yang tercantum dalam pembukaan 3) Adanya pelanggaran atas
UUD 1945 alinea ke-4(empat) yang Hak Asasi Manusia di
berbunyi : Indonesia;

H a l a m a n | 554
Jurnal MODERAT,Volume 5, Nomor 4, November 2019, hlm 549-559 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)

4) Belum adanya Cheks and belum dapat diwujudkan dalam


Balances kekuasaan antar kehidupan bermasyarakat, berbangsa
lembaga-lembaga tinggi dan bernegara di Indonesia ).
negara di Indonesia; 2 Rumusan Politik Hukum Nasional
5) Masih perlunya peningkatan Indonesia di Awal Era Reformasi.
integritas moral dan Adapun rumusan Politik Hukum
profesionalisme aparat Nasional Indonesia di Awal Era
penegak hukum supaya tidak Reformasi adalah sebagaimana dimuat
terjadi penyimpangan dalam dalam Bab IV (Arah Kebijakan) bagian
penegakkan hukum; A Ketetapan MPR R.I. No.
6) Kesadaran hukum IV/MPR/1999 tentang Garis-Garis
masyarakat yang masih perlu Besar Haluan Negara Tahun 1999-
peningkatan, sehingga 2004, yaitu tentang arah kebijakan
masyarakat dapat lebih dalam bidang hukum, yang berbunyi
mentaati dan menjunjung sebagai berikut :
tinggi kaidah-kaidah hukum 1) Mengembangkan budaya
yang berlaku di Indonesia; hukum di semua lapisan
7) Perlu peningkatan masyarakat untuk terciptanya
independensi lembaga kesadaran dan kepatuhan
peradilan, sehingga tidak hukum dalam kerangka
adaputusan-putusan supremasi hukum dan tegaknya
pengadilan yang didasarkan negara hukum;
atas intervensi dari pihak- 2) Menata sistem hukum nasional
pihak tertentu; yang menyeluruh dan terpadu
8) Kaidah-kaidah hukum dengan mengakui dan
banyak yang sudah tidak menghormati hukum agama dan
mampu lagi mengakomodir hukum adat serta
kebutuhan masyarakat memperbaharui perundang-
Indonesia, maupun banyak undangan warisan kolonial dan
yang tidak relevan lagi hukum nasional yang
dengan situasi dan kondisi diskriminatif, termasuk
Negara Republik Indonesia. ketidakadilan gender dan
Dari alasan-alasan tersebut di ketidaksesuaiannya dengan
atas kiranya dapat disimpulkan bahwa tuntutan reformasi melalui
hal pokok yang melatar belakangi program legislasi;
dilakukannya peninjauan dan 3) Menegakkan hukum secara
pembentukan kembali terhadap Politik konsisten untuk lebih menjamin
Hukum Nasional Indonesia adalah kepastian hukum, keadilan dan
karena supremasi hukum di Indonesia kebenaran, supremasi hukum,
belum dapat berjalan dengan baik (

H a l a m a n | 555
Jurnal MODERAT,Volume 5, Nomor 4, November 2019, hlm 549-559 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)

serta menghargai hak asasi hak asasi manusia dalam


manusia; seluruh aspek kehidupan; dan
4) Melanjutkan ratifikasi konvensi 10) Menyelesaikan berbagai proses
internasional, terutama yang peradilan terhadap pelanggaran
berkaitan dengan hak asasi hukum dan hak asasi manusia
manusia sesuai dengan yang belum ditangani secara
kebutuhan dan kepentingan tuntas.
bangsa dalam bentuk undang- 3. Perbedaan Antara Politik Hukum
undang; Nasional Indonesia Era Orde
5) Meningkatkan integritas moral Baru dengan Politik Hukum
dan keprofesionalan aparat Nasional Indonesia Era
penegak hukum, termasuk Reformasi.
Kepolisian Negara Republik Melihat pada rumusan Politik
Indonesia, untuk menumbuhkan Hukum Nasional Indonesia di awal Era
kepercayaan masyarakat dengan Reformasi sebagaimana yang
meningkatkan kesejahteraan, tercantum dalam Ketetapan MPR R.I.
dukungan sarana dan prasarana No. IV/MPR/1999 tentang Garis-Garis
hukum, pendidikan, serta Besar Haluan Negara Tahun 1999-2004
pengawasan yang efektif; seperti tersebut di atas, terlihat ada
6) Mewujudkan lembaga peradilan perbedaan karakteristik dengan Politik
yang mandiri dan bebas dari Hukum Nasional Indonesia yang
pengaruh penguasa dan pihak disusun pada masa pemerintahan Orde
mana pun; Baru ( Sebelum Era Reformasi ).
7) Mengembangkan peraturan Perbedaan karakteristik tersebut
perundang - undangan yang terutama terlihat pada rumusan butir
mendukung kegiatan ke-2 Bab IV Bagian A ( Arah
perekonomian dalam Kebijakan Bidang Hukum )Ketetapan
menghadapi era perdagangan MPR R.I. No. IV/MPR/1999 tentang
bebas tanpa merugikan Garis-Garis Besar Haluan Negara
kepentingan nasional; Tahun 1999-2004, yang berbunyi :
8) Menyelenggarakan proses Menata sistem hukum nasional
peradilan secara cepat, mudah, yang menyeluruh dan terpadu
murah dan terbuka, serta bebas dengan mengakui dan
korupsi, kolusi dan nepotisme menghormati hukum agama dan
dengan tetap menjunjung tinggi hukum adat serta
asas keadilan dan kebenaran; memperbaharui perundang-
9) Meningkatkan pemahaman undangan warisan kolonial dan
dan penyadaran, serta hukum nasional yang
meningkatkan perlindungan, diskriminatif, termasuk
penghormatan dan penegakkan ketidakadilan gender dan

H a l a m a n | 556
Jurnal MODERAT,Volume 5, Nomor 4, November 2019, hlm 549-559 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)

ketidaksesuaiannya dengan 3) Ketetapan MPR R.I. No.


tuntutan reformasi melalui II/MPR/1988 tentang GBHN
program legislasi. pada Butir (c) yang berbunyi :
Melihat rumusan Politik Hukum a. Dalam rangka pembangunan
Nasional Indonesia pada butir ke-2 hukum perlu lebih
Bab IV Bagian A Ketetapan MPR R.I. ditingkatkan upaya
No. IV/MPR/1999 tersebut di atas, pembaharuan hukum secara
ternyata memiliki perbedaan terarah dan terpadu, antara
karakteristik ( Dalam arti arah atau lain kodifikasi dan unifikasi
kebijakan yang akan dituju ) dengan bidang-bidang hukum
yang dicantumkan dalam Ketetapan- tertentu serta penyusunan
Ketetapan MPR R.I. sebelumnya, perundang-undangan baru
seperti pada : yang sangat dibutuhkan
1) Ketetapan MPR R.I. No. untuk dapat mendukung
IV/MPR/1978 tentang GBHN pembangunan di berbagai
sebagaimana yang tercantum bidang sesuai dengan
pada Butir (c) yang berbunyi : tuntutan pembangunan, serta
Peningkatan dan tingkat kesadaran
penyempurnaan pembinaan masyarakat.
hukum nasional, dengan antara Melihat pada rumusan dalam
lain mengadakan pembaharuan, Ketetapan MPR R.I. No.IV/MPR/1978,
kodifikasi serta unifikasi hukum Ketetapan MPR R.I. No. II/MPR/1983,
di bidang-bidang tertentu serta Ketetapan MPR R.I. No.
dengan jalan memperhatikan II/MPR/1988 , jelas dirumuskan
kesadaran hukum dalam bahwa bentuk pembaharuan hukum
masyarakat. yang dilakukan adalah dengan
2) Ketetapan MPR R.I. No. kodifikasi dan unifikasi, dimana kedua
II/MPR/1983 tentang GBHN hal tersebut tidak disebutkan dalam
pada Butir (c) yang berbunyi : Ketetapan MPR R.I. No.
Meningkatkan dan IV/MPR/1999. Akan tetapi pada
menyempurnakan pembinaan kenyataannya kodifikasi hukum masih
hukum nasional dalam rangka tetap digunakan untuk pembaharuan
pembaharuan hukum, dengan hukum di Indonesia, hal itu antara lain
antara lain mengadakan tampak dari adanya kodifikasi
kodifikasi serta unifikasi mengenai ajaran agama dalam bentuk
hukum di bidang-bidang peraturan perundang-undangan, seperti
tertentu dengan memperhatikan kodifikasi tentang Hukum Pidana Islam
kesadaran hukum yang untuk di Wilayah Provinsi Nanggroe
berkembang dalam masyarakat. Aceh Darussalam.

H a l a m a n | 557
Jurnal MODERAT,Volume 5, Nomor 4, November 2019, hlm 549-559 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)

Sementara itu Unifikasi hukum di perbedaan karakteristik dengan Politik


Indonesia sudah tidak dianut lagi, hal Hukum Nasional Indonesia yang
itu tampak dengan disahkannya disusun pada masa pemerintahan Orde
undang-undang tentang pemberlakuan Baru / Sebelum Era Reformasi
Peradilan Islam (Mahkamah Syar’iyah) sebagaimana yang tercantum dalam
yang hanya untuk di Provinsi Nanggroe beberapa Ketetapan MPR R.I.
Aceh Darussalam ( Tidak berlaku Pembaharuan atas Politik Hukum
untuk di seluruh wilayah Negara Nasional Indonesia perlu terus
Republik Indonesia ). dilakukan setiap kurun waktu tertentu,
agar selalu sesuai dengan kebutuhan
KESIMPULAN masyarakat maupun sesuai dengan
Berdasarkan hasil analisis terlihat perkembangan situasi dan kondisi di
bahwa hal pokok yang Negara Republik Indonesia.
melatarbelakangi dilakukannya Dalam melakukan penyusunan
peninjauan dan pembaharuan terhadap Politik Hukum Nasional Indonesia
Politik Hukum Nasional Indonesia di perlu selalu memperhatikan nilai-nilai
awal Era Reformasi adalah karena etika, moralitas, ahlak serta nilai-nilai
supremasi hukum di Indonesia belum hukum yang hidup dan berkembang di
dapat berjalan dengan baik, yakni masyarakat, agar Politik Hukum
belum dapat diwujudkan dalam Nasional itu dapat dijadikan sebagai
kehidupan bermasyarakat, berbangsa sarana untuk mengantarkan Bangsa
dan bernegara di Indonesia. Indonesia dalam mencapai tujuan yang
Selanjutnya rumusan Politik dicita-citakannya, yaitu mewujudkan
Hukum Nasional Indonesia di Awal masyarakat Indonesia yang adil,
Era Reformasi adalah sebagaimana makmur, bahagia, serta sejahtera dalam
yang tercantum dalam Bab IV Bagian wadah Negara Kesatuan Republik
A Ketetapan MPR R.I. No. Indonesia yang berlandaskan Pancasila
IV/MPR/1999 tentang Garis-Garis dan Undang-Undang Dasar Negara
Besar Haluan Negara Tahun 1999- Republik Tahun 1945.
2004 yaitu pada bagian Arah Kebijakan
dalam bidang hukum. DAFTAR PUSTAKA
Mengenai substansi rumusan Ali, Achmad, Prof., Dr., S.H. 2002.
Politik Hukum Nasional Indonesia di Keterpurukan Hukum di
awal Era Reformasi sebagaimana yang Indonesia : Penyebab dan
tercantum dalam dalam Bab IV Bagian Solusinya, Ghalia Indonesia,
A Ketetapan MPR R.I. No. Jakarta.
IV/MPR/1999 tentang Garis-Garis
Besar Haluan Negara Tahun 1999- Hessel Nogi S. Tangkilisan, Drs.,
2004 yaitu tentang Arah Kebijakan M.Si., 2003.Kebijakan Publik,
dalam bidang hukum, terlihat ada

H a l a m a n | 558
Jurnal MODERAT,Volume 5, Nomor 4, November 2019, hlm 549-559 ISSN: 2442-3777 (cetak)
Website: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/moderat ISSN: 2622-691X (online)

Penerbit Balairung & Co,


Yogyakarta.

Imam Syaukani,S.H., M.H., dan Ahsin


Tohari, A., S.H., M.H., 2004.
Dasar-Dasar Politik Hukum,
P.T. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.

Irfan Islamy, M., Dr., 1991. Prinsip-


Prinsip Perumusan
Kebijaksanaan Negara, Bumi
Aksara, Jakarta.

Padmo Wahjono, S.H., 1986.


Indonesia Negara
Berdasarkan Atas Hukum,
Ghalia Indonesia, Jakarta.

Siti Sutami A., S.H., 1995. Pengantar


Tata Hukum Indonesia, P.T.
Eresco, Bandung

Solichin Abdul Wahab, Dr., M.A.,


1997. Analisis Kebijaksanaan,
Bumi Aksara, Jakarta.

Moh. Kusnardi S.H., dan Harmaily


Ibrahim, S.H., 1988.
Pengantar Hukum Tata
Negara Indonesia, Pusat Studi
Hukum Tata Negara, Jakarta.

Zul Aldi Ardian, S.H., Achmad


Roestandi, S.H., 1996. Tata
Negara, Armico, Bandung.

H a l a m a n | 559

Anda mungkin juga menyukai