DISUSUN OLEH :
Kelompok 12
1. Nurul
Nurul izzah
izzah hana
hana per
perti
tiwi
wi
2. Sitti aaiisya
syah
3. Yoh
ohan
anes
es reny
renyaa
aan
n
AKADEMI KEPERAW
KEPERAWATAN RUMAH SAKIT MARTHEN INDEY
IN DEY
J A Y A P U R A
KATA
KATA PENGANTAR
PEN GANTAR
hidaya
hidayah-
h-Ny
Nyaa kami
kami te
tela
lah
h mamp
mampu
u meny
menyel
eles
esai
aika
kan
n makal
akalah
ah berj
berjud
udul
ul “AS
“ASUHAN
UHAN
KEPERAWATAN PADA NY. A DENGAN DIAGNOSA MEDIS ANEMIA DI RUANGAN
PENYAKIT
PENYAKIT DALAM WANIT
ANITA
A RSUD JAYAPURA”.
JAYAPURA”. Makalah ini disusun untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah “KEPERAWATAN GERONTIK”
Maka
Makala
lah
h ini
ini bu
buka
kanl
nlah
ah ka
kary
ryaa ya
yang
ng se
semp
mpur
urna
na ka
kare
rena
na masi
masih
h memi
memili
liki
ki ba
bany
nyak
ak
kekurangan,
kekurangan, baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik penulisannya
penulisannya.. Oleh sebab itu,
kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah
ini. Akhirnya
Akhirnya semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi penulis dan bagi pembaca.
Amin.
LAPORAN PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN
Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar hemoglobin (Hb)
atau sel darah merah (eritrosit) sehingga menyebabkan penurunan kapasitas sel darah
merah dalam membawa oksigen (Badan POM, 2011)
Anemia adalah penyakit kurang darah, yang ditandai dengan kadar hemoglobin
(Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah dibandingkan normal. Jika kadar
hemoglobin kurang dari 14 g/dl dan eritrosit kurang dari 41% pada pria, maka pria
tersebut dikatakan anemia. Demikian pula pada wanita, wanita yang memiliki kadar
hemoglobin kurang dari 12 g/dl dan eritrosit kurang dari 37%, maka wanita itu
dikatakan anemia. Anemia bukan merupakan penyakit, melainkan merupakan
pencerminan keadaan suatu penyakit atau akibat
a kibat gangguan fungsi
fun gsi tubuh. Secara
fisiologis anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk
mengangkut oksigen ke jaringan.
Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau konsentrasi
hemoglobin turun dibawah normal.(Wong, 2003)
B. ETIOLOGI:
4. Takikardi dan bising jantung (peningkatan kecepatan aliran darah) Angina (sakit dada)
5. Dispnea, nafas pendek, cepat capek saat aktifitas (pengiriman O2 berkurang)
6. Sakit kepala, kelemahan, tinitus (telinga berdengung) menggambarkan berkurangnya
oksigenasi pada SSP
7. Anemia berat gangguan GI dan CHF (anoreksia, nausea, konstipasi atau diare)
D. PATOFISIOLOGI
Adanya suatu anemia mencerminkan adanya suatu kegagalan sumsum atau kehilangan
sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum (misalnya berkurangnya
eritropoesis) dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau
penyebab lain yang
yan g belum diketahui. Sel darah merah dapat
d apat hilang melalui perdarahan
perd arahan
atau hemolisis (destruksi).
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam system
retikuloendotelial,
retikuloendotel ial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping proses ini adalah
bilirubin yang akan
aka n memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi
destru ksi sel darah merah
(hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal
≤ 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera).
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada kelainan
hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila
konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein pengikat untuk
hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam
glomerulus ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria).
hemoglobinemia.
Anemia
viskositas darah menurun
↓
resistensi aliran darah perifer
↓
penurunan transport
transpo rt O2 ke jaringan
↓
hipoksia, pucat, lemah
↓
beban jantung meningkat
meningk at
↓
kerja jantung meningkat
↓
payah jantung
E. PATHWAY
F. KLASIFIKASI ANEMIA
Klasifikasi berdasarkan pendekatan fisiologis:
Hambatan humoral/seluler
Pansitopenia
↓
Anemia aplastik
b. Gejala-gejala:
gangguan eritropoesis
f. Gejala-gejalanya:
g. Anemia megaloblastik
Penyebab::
limfositik kronik.
3. Defesiensi glukosa 6 fosfat dihidrigenase.
4. Proses autoimun.
5. Reaksi tranfusi.
6. Malaria.
Anemia hemolisis
Pembagian derajat anemia menurut WHO dan NCI (National Cancer Institute)
Laki-laki 14.0 -
9.5 - 10.9
18.0 g/dL
Derajat 1 (ringan) g/dL
10.0 g/dL - nilai
Derajat 2 (sedang) 8.0 - 9.4
normal
g/dL
Derajat 3 (berat)
8.0 - 10.0 g/dL
6.5 - 7.9
Derajat 4
g/dL 6.5 - 7.9 g/dL
(mengancam jiwa)
< 6.5 g/dL < 6.5 g/dL
G. PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang
hilang:
1. Anemia aplastik:
a. Transplantasi sumsum tulang
b. Pemberian terapi imunosupresif dengan globolin antitimosit(ATG)
2. Anemia pada penyakit ginjal :
a. Pada paisen dialisis harus ditangani denganpemberian besi dan asam folat
selama hidup pasien yang menderita anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang
tidak dapat dikoreksi.
c. Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet dan penambahan
asam folat 1 mg/hari, secara IM pada pasien dengan gangguan absorbsi.
merupakan perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi tubuh selama
masa hidup. Teori ini lebih menekankan pada perubahan kondisi tingkat
structural sel/ organ tubuh, termasuk didalamnya adalah pengaruh agen
patologis. Fokus dari teori
teor i ini adalah mencari determinan-determinan
determin an-determinan yang
menghambat proses penurunan fungsi organisme. Yang dalam konteks
sistemik, dapat mempengaruhi/ memberi dampak terhadap organ/ sistem tubuh
lainnya dan berkembang sesuai dengan peningkatan usia kronologis.
2. Teori “Genetik
“Genetik Clock”
Clock” Teori
Teori ini menyatakan
menyatakan bahwa proses
proses menua
menua terjadi
akibat adanya program jam genetik didalam nuclei. Jam ini akan berputar
dalam jangka waktu tertentu dan jika jam ini sudah habis putarannya maka
akan menyebabkan berhentinya proses mitosis. Radiasi dan zat kimia dapat
memperpendek umur menurut teori ini terjadi mutasi progresif pada DNA sel
somatik akan menyebabkan terjadinya penurunan kemampuan fungsional sel
tersebut.
3. Teori error
error Menurut
Menurut teori ini proses
proses menua
menua diakibatkan
diakibatkan oleh
oleh menumpuknya
menumpuknya
berbagai macam kesalahan sepanjang kehidupan
kehidup an manusia akibat kesalahan
kesalah an
4. Teori Autoimun
Autoimun Pada teori ini
ini penuaan
penuaan dianggap
dianggap disebabkan
disebabkan oleh
oleh adanya
yang terjadi meliputi penurunan sistem immune humoral, yang dapat menjadi
faktor predisposisi pada orang tua untuk : (a) menurunkan resistansi melawan
pertumbuhan tumor dan perkembanga
pe rkembanga kanker. (b) menurunkan kemampuan
untuk mengadakan inisiasi proses dan secara agresif memobilisasi pertahanan
tubuh terhadap pathogen. (c) meningkatkan produksi autoantingen, yang
lingkungan seperti pengaruh polutan, 12 ozon, dan petisida. (2) reaksi akibat
paparan dengan radiasi.
ra diasi. (3) sebagai reaksi berantai
b erantai dengan molekul bebas
b ebas
lainnya. Penuaan dapat terjadi akibat interaksi dari komponen radikal bebas
dalam tubuh manusia. Radikal bebas dapat berupa : superoksida (O2), radikal
hidroksil,dan H2O2. Radikal bebas sangat merusak karena sangat reaktif,
sehingga dapat bereaksi dengan DNA, protein, dan asam lemak tak jenuh.
Makin tua umur makin banyak terbentuk radikal bebas sehingga proses
pengerusakan harus
haru s terjadi, kerusakan organel sel
s el makin banyak akhirnya sel
mati.
6. Teori Kolagen
Kolagen Kelebihan
Kelebihan usaha dan stress menyebabkan
menyebabkan sel tubuh rusak.
rusak.
7. Wear Teori
Teori Biologi
Biologi Peningkatan
Peningkatan jumlah
jumlah kolagen
kolagen dalam jaringan menyebabkan
menyebabkan
kecepatan kerusakan jaringan dan melambatnya perbaikan sel jaringan.
Teori Psikososial
Psikos osial
1. Activity
Activity Theory
Theory (Teori
(Teori Aktivitas)
Aktivitas) Teori
Teori ini menyatakan
menyatakan bahwa
bahwa seseorang
seseorang
individu harus mampu eksis dan aktif dalam kehidupan sosial untuk mencapai
kesuksesan dalam kehidupan di hari tua. Aktivitas dalam teori ini dipandang
sebagai sesuatu yang vital untuk mempertahankan rasa kepuasan pribadi dan
kosie diri yang positif. Teori ini berdasar pada asumsi bahwa : (1) aktif lebih
baik daripada pasif. (2)
(2 ) gembira lebih baik daripada
daripad a tidak gembira. (3) orang
tua merupakan orang yang baik untuk mencapai sukses dan akan memilih
alternatif pilihan aktif dan bergembira. Penuaan mengakibatkan penurunan
5. Teori Kebutuhan
Kebutuhan Manusia Orang yang bisa
bisa mencapai
mencapai aktualisas
aktualisasii menurut
menurut
penelitian 5% dan tidak semua orang mencapai kebutuhan
kebutu han yang sempurna.
6. Jung Theory
Theory Terdapat tingkatan hidup yang
yang mempunyai
mempunyai tugas
tugas dalam
dalam
perkembangan kehidupan.
kehid upan.
7. Course of Human
Human Life
Life Theory
Theory Seseorang
Seseorang dalam hubungan dengan lingkungan
lingkungan
ada tingkat maksimumnya.
8. Development
Development Task
Task Theory
Theory Tiap
Tiap tingkat
tingkat kehidupan
kehidupan mempunyai
mempunyai tugas
perkembangan sesuai dengan usianya.
Teori Lingkungan
1. Radiation
Radiation Theory
Theory (Teori
(Teori Radiasi)
Radiasi) Setiap
Setiap hari manusia
manusia terpapar
terpapar dengan
dengan adanya
adanya
radiasi baik karena sinar ultraviolet maupun dalam bentuk gelombang-
gelombang mikro yang telah menumbuk 14 tubuh tanpa terasa yang dapat
mengakibatkan perubahan susunan DNA dalam sel hidup atau bahkan rusak
dan mati.
2. Stress Theory (T
(Teori
eori Stress)
Stress) Stress
Stress fisik maupun
maupun psikologi
psikologi dapat
dapat
mengakibatkan pengeluaran neurotransmitter tertentu yang dapat
mengakibatkan perfusi jaringan menurun sehingga jaringan mengalami
gangguan metabolisme sel sehingga terjadi penurunan jumlah cairan dalam sel
dan penurunan eksisitas membrane sel.
3. Pollution
Pollution Theory
Theory (Teori
(Teori Polusi)
Polusi) Tercemar
Tercemarnya
nya lingkungan
lingkungan dapat mengakibatkan
mengakibatkan
tubuh mengalami gangguan pada sistem psikoneuroimunologi yang seterusnya
mempercepat terjadinya proses menua dengan perjalanan yang masih rumit
untuk dipelajari.
4. Exposure Theory (Teori
(Teori Pemaparan)
Pemaparan) Terpaparnya
erpaparnya sinar matahari
matahari yang
yang
Perubahan-perubahan pada lanjut usia Menurut buku ajar asuhan keperawatan gerontik,
aplikasi NANDA, NIC, dan NOC, (Aspiani, 2014), perubahan yang terjadi pada lansia
meliputi :
d. Peru
Peruba
baha
han
n Fis
Fisik
ik
1) Sistem Endokrin
Endokrin Kelenjar
Kelenjar endokrin
endokrin adalah kelenjar buntu dalam tubuh
manusia yang memproduksi hormone. Hormone pertumbuhan berperan sangat
penting dalam pertumbuhan,
pertumbuh an, pematangan, pemeliharaan,
pemeliharaan , dan metabolisme
organ tubuh. Yang termasuk hormone kelamin adalah
· Menurunnya sekresi hormone kelamin seperti progesterone, estrogen, dan
testoteron
· Menurunnya produksi aldosterone 15
· Produksi hampir dari semua hormone menurun
· Fungsi parathyroid dan sekresinya tidak berubah
· Pituitary : pertumbuhan hormone ada tetapi lebih rendah dan hanya didalam
pembuluh darah, berkurangnya
berku rangnya produksi dari
dar i AC
ACTH
TH (Adrenocortikotropic
Hormone), TSH (Thyroid Stimulating Hormone), FSH (Folikel Stimulating
Hormone), dan LH (Leutinezing Hormone).
· Menurunnya aktivitas tiroid, menurunnya BMR (Basal Metabolic Rate), dan
menurunnya daya pertukaran zat
2) Peru
Peruba
baha
han
n sel
sel
· Lebih sedikit jumlahnya
3) Sistem Kardiovaskuler
Kardiovaskuler Perubahan
Perubahan yang terjadi
terjadi pada
pada sistem kardiovaskuler
kardiovaskuler antara
antara
lain :
4) Sistem Pernafasan
Pernafasan Perubahan
Perubahan yang terjadi
terjadi pada sistem pernafasan
pernafasan antara lain:
lain:
· Otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku.
· Menurunnya aktivitas dari silia.
· Paru-paru kehilangan elastisitas : kapasitas residu meningkat, menarik nafas
lebih berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun dan kedalaman bernafas
menurun.
· Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang.
· 0ksigen pada arteri menurun menjadi 75 mmHg.
· Karbon dioksida pada arteri tidak berganti.
· Kemampuan untuk batuk berkurang.
· Kemampuan pegas, dinding, dada dan kekuatan otot pernafasan akan.
menurun seiring dengan pertambahan usia.
5) Sistem Persyarafan
Persyarafan Perubahan
Perubahan yang terjadi
terjadi pada
pada sistem persyarafan
persyarafan antara lain:
· Berat otak menurun 10-20 % (setiap orang berkurang sel saraf otaknya
dalam setiap harinya).
· Cepat menurun hubungan persarafan.
pendengaran, mengecilnya
mengeci lnya saraf penciuman dan perasa, lebih sensitive
terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan tehadap dingin.
· Kurang sensitive terhadap sentuhan.
6) Sistem Gastrointestinal
Gastrointestinal Perubahan
Perubahan yang terjadi
terjadi pada
pada sistem
sistem gastrointesti
gastrointestinal
nal
antara lain:
7) Sistem Genitourinaria
Genitourinaria Perubahan
Perubahan yang
yang terjadi
terjadi pada sistem
sistem genitourinaria
genitourinaria antara
lain:
· Ginjal Merupakan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh melalui
urin, darah yang masuk ke ginjal, disaring oleh satuan (unit) terkecil dari ginjal
yang disebut nefron (tepatnya di glomerulus ). Kemudian mengecil dan nefron
9) Rabaan Indera
Indera peraba
peraba memberikan
memberikan pesan yang
yang paling
paling intim dan yang paling mudah
mudah
untuk menterjemahkan. Bila indra lain hilang, rabaan dapat mengurangi perasaan
sejahtera. Meskipun resptor lain akan menumpul dengan bertambahnya usia,
namun tidak pernah hilang
10) pengecap dan Penghidu Empat rasa dasar yaitu manis, asam, asin, dan pahit.
Diantara semuanya, rasa manis yang paling tumpul pada lansia. Maka jelas bagi
kita mengapa mereka membubuhkan gula secara berlebihan,. Rasa yang tumpul
menyebabkan kesukaan terhadap makanan yang asin dan banyak berbumbu. Harus
dianjurkan pengunaan rempah, bawang, bawang puti, dan lemon untuk mengurangi
garam dalam menyedapkan masakan
11) Sistem Integumen Fungsi kulit meliputi proteksi, perubahan suhu, sensasi, dan
ekskresi. Dengan bertambahnya usia,terjadilah perubahan intrinsic dan ekstrinsik
yang mempengaruhi penampilan kulit :
· Kulit
mengkerut atau keriput akibat hilangnya jaringan lemak
· Permukaan kulit kasar dan bersisik (karena hilangnya proses kreatinisasi
12) Sistem Muskuloskeletal Penurunan progresif dan gradual masa tulang mulai terjadi
sebelum usia 40 tahun :
· Tulang kehilangan denstisy (cairan) dan makin rapuh dan osteoporosis
· Kifosis
e. Perubahan Kognitif
Keinginan untuk berumur panjang dan ketika meninggal dapat masuk surga ialah
sikap umum lansia yang perlu dipahami oleh perawat. Perubahan kognitif pada lansia
dapat berubah sikap yang semakin egosentrik, mudah curiga, bertambah pelit atau
tamak bila memiliki sesuatu. Bahkan, lansia cenderung ingin mempertahankan hak
dan hartanya, serta ingin tetap berwibawa,. Mereka mengharapkan tetap memiliki
peranan dalam keluarga ataupun
ataupu n masyarakat.
Faktor yang mempengaruhi perubahan kognitif :
1) Perubah
Perubahan
an fisik,
fisik, khususny
khususnyaa organ
organ perasa
perasa
2) Kese
Keseha
hata
tan
n umum
umum
3) Tingkat
ingkat pendid
pendidik
ikan
an
4) Ketu
Keturun
runan
an (here
(heredi
ditas
tas))
5) Lingkungan
Lingkungan Pada
Pada lansia,
lansia, seringkali
seringkali memori jangka pendek, pikiran,
kemampuan berbicara, dan kemampuan motorik terpengaruh. Lansia akan
kehilangan kemampuan dan pengetahuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
f. Perubaha
Perubahan
n Psikososia
Psikososiall
Perubahan psikososial yang dialami lansia erat kaitannya dengan keterbatasan
produktivitas kerjanya.
k erjanya. Oleh karena itu, seorang
seoran g lansia yang memasuki masamasa pensiun
akan mengalami kehilangan-kehilangan sebagai berikut :
1. Kehila
Kehilangan
ngan fina
finansia
nsiall (pendap
(pendapatan
atan berkuran
berkurang)
g)
2. Kehilangan
Kehilangan status
status atau jabatan pada posisi
posisi tertentu
tertentu ketika
ketika masih
masih bekerja
bekerja dulu
3. Kehilangan
Kehilangan kegiatan/
kegiatan/ aktivitas.
aktivitas. Kehilangan
Kehilangan ini erat kaitannya
kaitannya dengan
dengan beberapa
beberapa hal
sebagai berikut :
a) Merasakan
Merasakan atau sadar terhadap
terhadap kematian,
kematian, perubahan
perubahan cara
cara hidup
hidup ( memasuki
memasuki
rumah perawatan, pergerakan lebih sempit)
b) Kemampuan ekonomi akibat pemberhentian
pe mberhentian dari jabatan.
jabata n. Biaya hidup meningkat
padahal penghasilan
penghasi lan yang sulit, biaya pengobatan
peng obatan bertambah.
c) Adanya
Adanya penyaki
penyakitt kronis
kronis dan keti
ketidakm
dakmamp
ampuan
uan fisik
fisik
d) Timbul
Timbul kesepian akibat pengasingan
pengasingan dari
dari lingkungan
lingkungan sosial
e) Adanya gangguan saraf pancaindra,
pancaindra, timbul
timbul kebutaan
kebutaan dan kesulitan
f) Gangguan gizi akibat kehilagan
kehilagan jabatan.
jabatan. Rangkaian
Rangkaian kehilangan,
kehilangan, yaitu kehilangan
kehilangan
hubungan dengan teman dan keluarga
g) Hilangnya kekuatan dan ketegapan
ketegapan fisik
fisik (perubahan
(perubahan terhadap
terhadap gambaran
gambaran diri,
diri,
perubahan konsep
kons ep diri)
g. Masalah
Masalah masalah
masalah Psikol
Psikologis
ogis yang
yang lazim
lazim terjad
terjadii pada lansia
lansia
a. Kesepian, kehilangan pasangan hidup atau berada jauh dengan anak-anak yang
barang-barangnya
barang-barangn ya dengan tidak teratur.
teratu r.
h. Tipe Lansia
a) Kepr
Keprib
ibad
adian Integrated : adalah mereka yang berfungsi baik, memiliki
ian
kehidupan batin yang kaya, kemampuan kognitif yang baik, dan keadaan ego
yang kompeten. Flexibel , matang dan terbuka terhadap stimulus-stimulus baru.
Individu lansia tipe ini memiliki kepuasan hidup yang tinggi/optimum aging.
Kepribadian integrated ini
ini digolongkan menjadi 3 berdasarkan pada tingkat
aktifitasnya, yakni :
Pola Focusd (Tipe B) : lansia integrated yang memiliki kepuasan hdup tinggi,
tetapi beberapa peran saja, misal, sbg orang tua, sebagai
Pola Disangaged (tipe C) : lansia integrated yang memiliki kepuasan hidup
tinggi, namun aktifitas rendah. Mereka dengan suka rela melepaskan diri dari
tanggung jawab mereka. Mereka tetap merupakan golongan yg luas perhatiannya,
terbuka menerima pendapat baru, namun mereka memilih sikap hidup santai
dalam menjalani usia lanjut.
b) Kepr
Keprib
ibad
adia
ian Armored atau Defended . Dicirikan dengan ambisi tinggi, motif
n Armored
berprestasi tinggi,
tingg i, masih menginginkan prestasi
prestas i dan kedudukan dalam
dal am
masyarakat, namun tidak diimbangi dengan kemampuan yang memadai, sehigga
penuh defens
defens terhadap kecemasan dan penuh kontrol terhadap kehidupan
emosionalnya. Kepribadian Armored dibedakan menjadi 2 tipe, yakni :
Pola Holding On (Tipe D) : menjadi tua menurut tipe ini merupakan ancaman,
dan mereka ingin mempertahankan sampai detik terakhir kehidupan mereka.
Mereka seringkali berhasil dalam usaha mempertahankan ini, sehingga
mendapatkan kepuasan hidup tinggi atau sedang dengan aktifitas tinggi atau
sedang. Mereka berkeyakinan bahwa tetap beraktifitas adalah cara untuk
melawan proses menjadi tua.
terhadap ketuaan dengan cara menghemat energi mereka dan sangat membatasi
hubungan sosial mereka melalui penarikan diri dari keterlibatan dalam dunia
sosial. Tipe ini memiliki aktivitas rendah dengan kepuasan sedang.
c) Kepr
Keprib
iba
adian
dian Pasive-Dependent . Kepribadian ini dibedakan menjadi
Pasive-Dependent
Succorance-Seeking (Tipe F) : Tipe ini memiliki kebutuhan ketergantungan
Pola Succorance-Seeking
yang tinggi (High Dependensy Needs)
Needs) dan mengalihkan tanggung jawab pada
orang lain. Tipe ini memiliki aktifitas sedang dan kepuasan hidup sedang. Tipe ini
ada dalam keadaan senang selama mereka dapat menggantungkan diri pada orang
lain.
Pola Apathetic (Tipe G) : Lansia ini dicirikan dengan sikap pasif, aktifitas rendah
dan kepuasan hidup rendah pula. Sering disebut dengan lansia Rocking
Chair. Tipe ini mempunyai sikap pasif dan apatis, misalnya, dalam sebuah
wawancara seorang laki2 menyuruh istrinya untuk menjawab semua pertanyaan
yg ditujukan padanya.
d) Kepr
Keprib
ibad
adian Unintegrated. Lansia unintegrated mempunyai banyak
ian
kemunduran bahkan kerusakan pada fungsi psikisnya, kotrol emosi lemah dan
banyak kemunduran dalam fungsi kognitifnya.
kognitifny a. Mereka menunjukkan pola
Disorganized (Tipe H) dalam proses menjadi tua. Mereka dapat mempertahankan
hidup di masyarakat, tetapi dengan aktifitas yang rendah dan kepuasan yang
rendah pula
k. In
Inter
terven
vensi
si Kepera
Keperawat
watan
an
Dx1: Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen
Tujuan/Kriteria hasil: Melaporkan peningkatan toleransi aktivitas(termasuk aktivitas
sehari-hari.
Intervensi:
1. Kaji kemampuan pasien untuk melakukan untuk melakukan tugas/AKS normal.
2. Kaji kehilangan/gangguan keseimbangan gaya jalan, kelemahan otot.
3. Awasi tekanan darah, nadi, pernapasan selama dan sesudah aktivitas.
4. Berikan lingkungan tenang
5. Ubah posisi pasien dengan perlahan dan pantau terhadap pusing.
6. Anjurkan pasien untuk menghentikan aktivitas bila palpitasi.
Rasional:
Mempengaruhi pilihan intervensi/bantuan
Menu
Menunj
njuk
ukka
kan
n peru
peruba
baha
han
n neur
neurol
olog
ogii kare
karena
na defe
defesi
sien
ensi
si vita
vitam
min B12
B12
Intervensi:
1. Berik
Berikan
an obat
obat sesuai
sesuai indik
indikasi
asi,, mis.V
mis.Vit
itam
amin
in dan suple
supleme
men
n miner
mineral,
al, sepert
sepertii
sianokobalamin (vitamin B12), asam folat (Flovite); asam askorbat (vitamin C),
2. Besi dextran
dex tran (IM/IV.)
(IM/IV.)
Rasional:
1. Mengidentifikasi defisiensi, menduga kemungkinan intervensi.
2. Mengawasi masukan kalori atau kualitas kekurangan konsumsi makanan.
3. Mengawasi penurunan berat badan atau efektivitas intervensi nutrisi.
4. Makan sedikit dapat menurunkan kelemahan dan meningkatkan pemasukan juga
mencegah distensi gaster.
Dx3: Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh sekunder yang tidak adekuat
(mis: penurunan hemoglobin, eukopenia, supresi/penurunan respon inflamasi).
Tujuan/Kr
ujuan/Krite
iteria
ria hasil:
hasil: Mngiden
Mngidentif
tifikas
ikasii perilaku
perilaku untuk
untuk mencega
mencegah/me
h/menuru
nurunkan
nkan resiko
resiko
infeksi.
Intervensi:
1. Tingkatkan cuci tangan yang baik oleh oemberi perawatan dan pasien.
2. Pertahankan teknik aseptic ketat pada prosedur/ perawatan luka.
3. Tingkatkan masukan cairan adekuat.
4. Pantau suhu, catat adanya menggigil dan takikardia dengan atau tanpa demam
5. Kolaborasi: berikan antiseptic topical, antibiotic sistemik.
Rasional:
1. Mencegah kontaminasi silang.
2. Menurunkan resiko infeksi bakteri.
3. Membant
Membantu
u dalam pengenceran secret pernafasan
pernafasan untuk mempermudah
mempermudah pengeluaran
dan mencegah statis cairan tubuh.
4. Adnya proses inflamasi/infeksi membutuhkan evaluasi/pengobatan.
5. Mungkin digunakan secara propilaktik untuk menurunkan kolonisasi atau untuk
pengobatan proses
pros es infeksi local.
Dx4: Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan konsentrasi Hb dan
darah, suplai oksigen berkurang.
Tujuan/Kriteria hasil:
Intervensi:
II. Asuhan K
Keeperawatan
A. Peng
Pengka
kaji
jian
an
Tanggal
Tanggal /jam MRS : 20 sep 2020/22.00 wit
Diagnosa Keperawatan :
a. Inden
ndenti
tittas kli
lien
en
Nama : Ny.
Ny. A
Umur : 61 tahun
Jeni
Jeniss K
Kela
elamin
min : Per
Perem
empu
puan
an
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Alamat : Entrop
Pendidikan : SMP
Suku
Suku / ban
bangs
gsaa : Jawa
Jawa/I
/Ind
ndon
ones
esia
ia
Status : Menikah
Pekerjaan : PNS
Alamat : Entrop
1. Keluhan Utama
Klien mengatak sering pusing hingga kadang terjatuh.
Disertai : lemas, mual muntah dan tidak nafsu makan.
c. Genogram
d.
Keterangan :
= Perempuan
= Laki-Laki
= Pasien
= Meninggal
7. Pola
Pola Fun
Fungs
gsii Kese
Keseha
hata
tan
n
Pola persepsi dan tata laksana kesehatan : klien menyadari dengan kondisi
kesehatannya saat ini dikarena usianya yang sudah lanjut usia
Pola nutrisi dan metabolisme :
1) Makan
Makan : klien
klien mengata
mengatakan
kan makan
makan 3xseha
3xsehari
ri namun
namun hanya
hanya dihabisk
dihabiskan
an ½
posri, klien musl muntsh saat makan.
2) Minum
Minum : klien
klien menga
mengataka
takan
n minum
minum 3 gelas
gelas sehari
sehari,, ttidak
idak ada masala
masalah
h
Pola eliminasi (bab/bak) :
1) BAB : klien
klien mengat
mengataka
akan
n 1xsehar
1xsehari,
i, tidak
tidak ada masalah
masalah
2) BAK : klien
klien mengata
mengatakan
kan 5-6
5-6 x sehari
sehari buang
buang air kecil
kecil
Pola aktivitas dan latihan : klien mengatakan kesulitan untuk beraktivitas,dan
membutuhkan bantuan orang lain untuk berdiri ataupun ke kamar kecil.
Pola istirahat dan tidur : klien mengatakan bahwa klien susah tidur siang jika
tidur siang biasanya ±2 jam dan tidur malam 6 jam
Pola perceptual (fisik dan fungsi)
Penglihatan
Penglihatan : pasien
pasien mengatakan
mengatakan sudah mulai kabur
Pendengaran : pasien masih dapat mendengar dengan baik
Pengecap : pasien mengatakan masih dapat merasakan makanan dengan baik
Sensasi : pasien mengatakan dapat merasakan sentuhan
b. Pola kognitif dan persepsi sensori
- Status mental : sadar
- Pasien dapat berbicara dengan baik
Nadi : 79 x/m
SB : 36,9˚C
RR : 20x/m
b. Kepala
a) Inspeksi
1. Bentuk : normacepalus
2. Warna rambut :H
Hiitam d
daan putih
3. Kebers
Kebersiha
ihann rambut
rambut : Terd
Terdapa
apatt sedikit
sedikit ketomb
ketombee
4. Peny
Penyeb
ebar
aran
an rram
ambu
butt : Hitam
Hitam put
putihih
b). Palpasi
1. benjolan : Tidak ada
2. nyeri : Tidak ada
c. Muka
a). Inspeksi
1. Si
Sime
mert
rtis
is : ta
tamp
mpak
ak si
sime
metr
tris
is
2. Eksp
Ekspre
resi
si : Men
Menah
ahan
an saki
sakitt
b). Palpasi
1. benjolan : Tidak ada
d. Mata
a). Inspeksi
1. simetris : Simetris antara kanan dan kiri
2. sklera : Putih
3. Konjungtiva : Anemis
4. Pupil : Isokor
5. Refleks cahaya : Mengecil saat diberikan cahaya
6. Pakai alat bantu : Tidak da
7.Penglihatan : Sedikit kabur
e. Hidung
a) Inspeksi
1. Bentuk : Simetris antara kanan dan kiri
b) Palpasi
1. Benjolan : Tidak ada
2. Nyeri : Tidak ada
f. Telinga
a). Inspeksi
g. Mulut
a) Inspeksi
1. jumlah gigi : 22
2. Karang gigi : Te
Terdapat
rdapat karang gigi
3. Gigi berlobang : Terdapat 3 gigi brlubang
4. warna gusi : Merah muda
5. lidah : Merah
6. Bibir : Kering/pucat
7.palatum : Menonjol
8. Tonsil : Normal
b) Palpasi
1. Nyeri : Tidak ada
2.Benjolan : Tidak ada
h. Leher
a). Inspeksi
1. Pembesaran : Tidak ada
2. Kaku kuduk : Tidak ada
b) Palpasi
1.kelenjar : Tidak ada
j. Jantung
a) Inspeksi
1. Iktus cordis :
b) Perkusi
1. pembesaran jantung : Tidak ada
c). Auskultasi
1. bunyi jantung : Redup
k. Abdomen
a) Inspeksi
1. Buncit : Tidak
2. Benjolan : Tidak ada
3. Luka/ jaringan parut : Tidak ada
4. Pembuluh darah vena :
5, Stria :
b)auskultasi
1. Peristaltik usus 15 x/menit
c)Palpasi
1. Nyeri tekan : Tidak ada
d) Perkusi
1. bunyi : Pekak
m. Ekstremitas
1) Atas
1. Kekuatan otot : 5/5
2. Akral teraba : Teraba hangat
3. Koordinasi gerakan : sedikit lemas
4. ROM
5. CRT
CRT : < 2 detik
2) Bawah
1. Kekuatan Otot :5/5
4. ROM
5. CRT
n. Pengkajian Gerontik
1.Menguji Aspek2
Aspek2 Kognitif dan Fungsi Mental
+ _
Buruk
Sangat buruk
2 Kesadaran:
Compos mentis 4
Apatis
Confise/ Sopor
Coma
3 Aktivitas:
Ambulan
Ambulan dengan bantuan 3
Hanya bisa duduk
Tiduran
4 Mobilitas:
Bergerak bebas
Sedikit bergerak 3
Sangat terbatas
Tidak bisa bergerak
5 Inkontinensia:
Tidak ada 4
Kadang-kadang
Sering inkontinensia alvi
Inkontinensia alvi dan urine
Skore 20 : normal
Skore 15-19 : kerusakan ringan
Skore 10-14 : ,, sedang
Skore 4-9 : ,, berat
Skor Kriteria
e
A Kema
Kemand
ndir
iria
ian
n dlm
dlm hal
hal maka
makan,
n, ko
kont
ntin
inen
en(B
(BAB
AB/B
/BAK
AK),
), be
berp
rpin
inda
dah,
h, ke
keka
kama
marr ke
keci
cill
mandi dan berpakaian
B Kema
Kemand
ndir
iria
ian
n dlm
dlm semu
semuaa hal
hal kec
ecua
uali
li 1 d
daari fun
ungs
gsii tsb
tsb
C Kema
Kemand
ndir
iria
ian
n dlm
dlm semu
semuaa hal
hal kecu
kecual
alii m
man
andi
di dari
dari 1 fun
fungs
gsii tam
tamba
baha
han
n
D Kema
Kemand
ndir
iria
ian
n dlm
dlm sem
semua
ua hal
hal k
kec
ecua
uali
li mman
andi
di dar
darii ber
berpa
paka
kaiaian
n dan
dan 1 fu
fung
ngsi
si
tambahan
E Kema
Kemand
ndir
iria
ian
n dlm
dlm sem
semua
ua ha
hall kec
kecua
uali
li mandi
mandi,, be
berp
rpak
akai
aian
an,, k
kek
ekam
amar
ar ke
keci
cill dan
dan 1
Scor
Scoree klie
klien
n : G kete
keterrgant
gantun
unga
gan
n pada
pada ke enam
enam fung
fungsi
si ters
terseb
ebut
ut
5. Tabel Modifikasi
Modifikas i Indeks Katz
12 membersihkan
Berbelanja utk ruangan
kebutuhan sendiri atau keluarga 0
13 Meng
Mengelo
elola
la keu
keuan
anga
gan
n (me
(meny
nyimp
impan
an// meng
menggu
guna
naka
kan
n 1
uang sendiri)
14 Meng
Menggu
guna
naka
kann sar
saran
anaa tra
transp
nspor
ortas
tasii umu
umum
m utk
utk 0
bepergian
15 Meny
Menyiap
iapka
kan
n oba
obatt dan
dan min
minum
um ob
obat
at sesu
sesuai
ai ta
taka
kara
ran
n 1
(takaran, waktu minum obat tepat)
16 Mere
Merenc
ncan
anak
akan
an da
dan
n meng
mengam
ambi
bill kep
keput
utus
usan
an ut
utk
k 1
kepentingan keluarga dlm hal penggunaan uang,
aktivitas sosial yg dilakukan dan kebutuhan akan
pelayanan kesehatan
17 Melakukan aktivitas di waktu luang (kegiatan 1
keagamaan, sosial, rekreasi, olahraga dan