Anda di halaman 1dari 40

 

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. A DENGAN DIAGNOSA MEDIS ANEMIA DI


RUANGAN PENYAKIT DALAM WANITA
RSUD JAYAPURA

DISUSUN OLEH :
Kelompok 12
1. Nurul
Nurul izzah
izzah hana
hana per
perti
tiwi
wi
2. Sitti aaiisya
syah
3. Yoh
ohan
anes
es reny
renyaa
aan
n

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIPLOMA III

AKADEMI KEPERAW
KEPERAWATAN RUMAH SAKIT MARTHEN INDEY
IN DEY

 J A Y A P U R A

TA. 2020/ 2021


 

KATA
KATA PENGANTAR 
PEN GANTAR 

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan


Tuhan Yang
Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan

hidaya
hidayah-
h-Ny
Nyaa kami
kami te
tela
lah
h mamp
mampu
u meny
menyel
eles
esai
aika
kan
n makal
akalah
ah berj
berjud
udul
ul “AS
“ASUHAN
UHAN
KEPERAWATAN PADA NY. A DENGAN DIAGNOSA MEDIS ANEMIA DI RUANGAN
PENYAKIT
PENYAKIT DALAM WANIT
ANITA
A RSUD JAYAPURA”.
JAYAPURA”. Makalah ini disusun untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah “KEPERAWATAN GERONTIK”

Maka
Makala
lah
h ini
ini bu
buka
kanl
nlah
ah ka
kary
ryaa ya
yang
ng se
semp
mpur
urna
na ka
kare
rena
na masi
masih
h memi
memili
liki
ki ba
bany
nyak 
ak 
kekurangan,
kekurangan, baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik penulisannya
penulisannya.. Oleh sebab itu,
kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah
ini. Akhirnya
Akhirnya semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi penulis dan bagi pembaca.

Amin.
 

LAPORAN PENDAHULUAN

I. KONSEP DASAR MEDIS.

A. PENGERTIAN
  Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar hemoglobin (Hb)
atau sel darah merah (eritrosit) sehingga menyebabkan penurunan kapasitas sel darah
merah dalam membawa oksigen (Badan POM, 2011)
  Anemia adalah penyakit kurang darah, yang ditandai dengan kadar hemoglobin
(Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah dibandingkan normal. Jika kadar
hemoglobin kurang dari 14 g/dl dan eritrosit kurang dari 41% pada pria, maka pria
tersebut dikatakan anemia. Demikian pula pada wanita, wanita yang memiliki kadar
hemoglobin kurang dari 12 g/dl dan eritrosit kurang dari 37%, maka wanita itu
dikatakan anemia. Anemia bukan merupakan penyakit, melainkan merupakan
 pencerminan keadaan suatu penyakit atau akibat
a kibat gangguan fungsi
fun gsi tubuh. Secara
fisiologis anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk
mengangkut oksigen ke jaringan.

  Anemia didefinisikan sebagai penurunan volume eritrosit atau kadar Hb


sampai di bawah rentang nilai yang berlaku untuk orang sehat. Anemia adalah gejala
dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah, elemen tidak
adekuat atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah, yang
mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah dan ada banyak tipe
anemia dengan beragam penyebabnya. (Marilyn E, Doenges, Jakarta, 2002)

  Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau konsentrasi
hemoglobin turun dibawah normal.(Wong, 2003)

B. ETIOLOGI:

1. Hemolisis (eritrosit mudah pecah)


2. Perdarahan
3. Penekanan sumsum tulang (misalnya oleh kanker)
 

4. Defisiensi nutrient (nutrisional anemia), meliputi defisiensi besi, folic acid,


 piridoksin, vitamin C dan copper 
co pper 
Menurut Badan POM (2011), Penyebab anemia yaitu:
5. Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12,
asam folat, vitamin C, dan unsur-unsur yang diperlukan untuk pembentukan

sel darah merah.


6. Darah menstruasi yang berlebihan. Wanita yang sedang menstruasi rawan
terkena anemia karena kekurangan zat besi bila darah menstruasinya banyak
dan dia tidak memiliki cukup persediaan zat besi.
7. Kehamilan. Wanita yang hamil rawan terkena anemia karena janin menyerap
zat besi dan vitamin untuk pertumbuhannya.
8. Penyakit tertentu. Penyakit yang menyebabkan perdarahan terus-menerus di
saluran pencernaan seperti gastritis dan radang usus buntu dapat menyebabkan
anemia.

9. Obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat dapat menyebabkan perdarahan


lambung (aspirin, anti infl amasi, dll). Obat lainnya dapat menyebabkan
masalah dalam penyerapan zat besi dan vitamin (antasid, pil KB, antiarthritis,
dll).
10. Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung (gastrektomi). Ini dapat
menyebabkan anemia karena tubuh kurang menyerap zat besi dan vitamin
B12.
11. Penyakit radang kronis seperti lupus, arthritis rematik, penyakit ginjal,
masalah pada kelenjar tiroid, beberapa jenis kanker dan penyakit lainnya dapat

menyebabkan anemia karena mempengaruhi proses pembentukan sel darah


merah.
12. Pada anak-anak, anemia dapat terjadi karena infeksi cacing tambang, malaria,
atau disentri yang menyebabkan kekurangan darah yang parah.

C. TANDA DAN GEJALA :

1. Lemah, letih, lesu dan lelah


2. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang
3. Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan menjadi
 pucat. Pucat oleh karena
karen a kekurangan volume darah
da rah dan Hb, vasokontriksi
 

4. Takikardi dan bising jantung (peningkatan kecepatan aliran darah) Angina (sakit dada)
5. Dispnea, nafas pendek, cepat capek saat aktifitas (pengiriman O2 berkurang)
6. Sakit kepala, kelemahan, tinitus (telinga berdengung) menggambarkan berkurangnya
oksigenasi pada SSP
7. Anemia berat gangguan GI dan CHF (anoreksia, nausea, konstipasi atau diare)

D. PATOFISIOLOGI

  Adanya suatu anemia mencerminkan adanya suatu kegagalan sumsum atau kehilangan
sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum (misalnya berkurangnya
eritropoesis) dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau
 penyebab lain yang
yan g belum diketahui. Sel darah merah dapat
d apat hilang melalui perdarahan
perd arahan
atau hemolisis (destruksi).

  Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam system
retikuloendotelial,
retikuloendotel ial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping proses ini adalah
 bilirubin yang akan
aka n memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi
destru ksi sel darah merah
(hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal
≤ 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera).

  Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada kelainan
hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila
konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein pengikat untuk
hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam
glomerulus ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria).

  Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh


 penghancuran sel
se l darah merah atau produksi
produks i sel darah merah yang tidak mencukupi
m encukupi
 biasanya dapat diperoleh
dip eroleh dengan dasar:1.
dasar :1. hitung retikulosit dalam
dal am sirkulasi darah; 2.
derajat proliferasi sel darah merah muda dalam sumsum tulang dan cara pematangannya,
seperti yang terlihat dalam biopsi; dan ada tidaknya hiperbilirubinemia dan
 

hemoglobinemia.
Anemia
viskositas darah menurun

resistensi aliran darah perifer 


 penurunan transport
transpo rt O2 ke jaringan

hipoksia, pucat, lemah

 beban jantung meningkat
meningk at

kerja jantung meningkat

 payah jantung

E. PATHWAY
 

F. KLASIFIKASI ANEMIA
Klasifikasi berdasarkan pendekatan fisiologis:

1. Anemia hipoproliferatif , yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah


hipoproliferatif 
disebabkan oleh defek produksi sel darah merah, meliputi:
a. Anemia aplastik 
Penyebab:
1. agen neoplastik/sitoplastik 
2. erapi radiasi
3. antibiotic tertentu
4. obat antu konvulsan, tyroid, senyawa emas, fenilbutason
5.  benzene
6. infeksi virus (khususnya hepatitis)

Penurunan jumlah sel eritropoitin (sel induk) di sumsum tulang

Kelainan sel induk (gangguan pembelahan, replikasi, deferensiasi)

Hambatan humoral/seluler 

Gangguan sel induk di sumsum tulang

Jumlah sel darah merah yang dihasilkan tak memadai

Pansitopenia


 

Anemia aplastik 

b. Gejala-gejala:

1. Gejala anemia secara umum (pucat, lemah, dll)


2. Defisiensi trombosit: ekimosis, petekia, epitaksis, perdarahan
saluran cerna, perdarahan saluran kemih, perdarahan susunan
saraf pusat.
3. Morfologis: anemia normositik normokromik 
c. Anemia pada penyakit ginjal:
Penyebabnya adalah menurunnya ketahanan hidup sel darah merah
maupun defisiensi eritopoitin
Gejala-gejala:

1.  Nitrogen urea darah (BUN) lebih dar


darii 10 mg/dl
2. Hematokrit turun 20-30%
3. Sel darah merah tampak normal pada apusan darah tepi

d. Anemia pada penyakit kronis


Berbagai penyakit inflamasi kronis yang berhubungan dengan anemia
 jenis normositik normokromik
normok romik (sel darah merah dengan ukuran dan

warna yang normal). Kelainan ini meliputi artristis rematoid, abses


 paru, osteomilitis, tuberkolosis
tuberk olosis dan berbagai keganasan
keg anasan
e. Anemia defisiensi besi
Penyebab:

1. Asupan besi tidak adekuat, kebutuhan meningkat selama hamil,


menstruasi
2. Gangguan absorbsi (post gastrektomi)
3. Kehilangan darah yang menetap (neoplasma, polip, gastritis,

varises oesophagus, hemoroid, dll.)


 

gangguan eritropoesis

Absorbsi besi dari usus kurang

sel darah merah sedikit (jumlah kurang)

sel darah merah miskin hemoglobin

Anemia defisiensi besi

f. Gejala-gejalanya:

1. Atropi papilla lidah


2. Lidah pucat, merah, meradang
3. Stomatitis angularis, sakit di sudut mulut
4. Morfologi: anemia mikrositik hipokromik 

g. Anemia megaloblastik 
Penyebab::

1. Defisiensi defisiensi vitamin B12 dan defisiensi asam folat


2. Malnutrisi, malabsorbsi, penurunan intrinsik faktor 
3. Infeksi parasit, penyakit usus dan keganasan, agen
kemoterapeutik, infeksi cacing pita, makan ikan segar yang
terinfeksi, pecandu alkohol.

Sintesis DNA terganggu


 

Gangguan maturasi inti sel darah merah

Megaloblas (eritroblas yang besar)

Eritrosit immatur dan hipofungsi

h. Anemia hemolitika, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah


disebabkan oleh destruksi sel darah merah:
1. Pengaruh obat-obatan.
2. Penyakin hookin, limfosarkoma, myeloma multiple, leukemia

limfositik kronik.
3. Defesiensi glukosa 6 fosfat dihidrigenase.
4. Proses autoimun.
5. Reaksi tranfusi.
6. Malaria.

Mutasi sel eritrosit/perubahan pada sel eritrosit

Antigesn pada eritrosit berubah

Dianggap benda asing oleh tubuh

Sel darah merah dihancurkan oleh limposit


 

Anemia hemolisis

Pembagian derajat anemia menurut WHO dan NCI (National Cancer Institute)

DERAJAT WHO NCI

Derajat 0 (nilai > 11.


11.00 g/dL
g/ dL Perempuan 12.0 -
normal) 16.0 g/dL

Laki-laki 14.0 -
9.5 - 10.9
18.0 g/dL
Derajat 1 (ringan) g/dL
10.0 g/dL - nilai
Derajat 2 (sedang) 8.0 - 9.4
normal
g/dL
Derajat 3 (berat)
8.0 - 10.0 g/dL
6.5 - 7.9
Derajat 4
g/dL 6.5 - 7.9 g/dL
(mengancam jiwa)
< 6.5 g/dL < 6.5 g/dL

G. PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang
hilang:

1. Anemia aplastik:
a. Transplantasi sumsum tulang
 b. Pemberian terapi imunosupresif dengan globolin antitimosit(ATG)
2. Anemia pada penyakit ginjal :
a. Pada paisen dialisis harus ditangani denganpemberian besi dan asam folat
 

 b. Ketersediaan eritropoetin rekombinan


3. Anemia pada penyakit kronis
Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak memerlukan penanganan
untuk aneminya, dengan keberhasilan penanganan kelainan yang mendasarinya, besi
sumsum tulang dipergunakan untuk membuat darah, sehingga Hb meningkat.

4. Anemia pada defisiensi besi:


a. Dicari penyebab defisiensi besi
 b. Menggunakan preparat besi oral: sulfat feros, glukonat ferosus dan fumarat
ferosus.
5. Anemia megaloblastik:
a. Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12, bila
difisiensi disebabkan oleh defekabsorbsi atau tidak tersedianya faktor intrinsik 
dapat diberikan vitamin B12 dengan injeksi IM.
 b. Untuk mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin B12 harus diteruskan

selama hidup pasien yang menderita anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang
tidak dapat dikoreksi.
c. Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet dan penambahan
asam folat 1 mg/hari, secara IM pada pasien dengan gangguan absorbsi.

II. Konsep Dasar Gerontik secara umum

a.  Definisi Lanjut Usia


Menurut UU no 4 tahun 1945 Lansia adalah seseorang yang mencapai umur 55
tahun, tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari
dan menerima nafkah dari orang lain (Wahyudi, 2000).
Proses menua merupakan proses yang terus menerus (berlanjut) secara alamiah
dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada semua makhluk hidup (Nugroho
Wahyudi, 2000).
20 00).
b. Batas Karakteristik 
Menurut WHO, batasan lansia meliputi:
1) Usia Pertengahan (Middle Age), adalah usia antara 45-59 tahun
2) Usia Lanjut (Elderly), adalah usia antara 60-74 tahun
3) Usia Lanjut Tua (Old), adalah usia antara 75-90 tahun
4) Usia Sangat Tua (V
(Very
ery Old), adalah usia 90 tahun keatas
 

c.  Teori Proses Menua


Teori biologis
bio logis
1. Teori biologis
biologis dalam
dalam proses
proses menua
menua mengacu
mengacu pada asumsi
asumsi bahwa
bahwa proses
proses menua
menua

merupakan perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi tubuh selama
masa hidup. Teori ini lebih menekankan pada perubahan kondisi tingkat
structural sel/ organ tubuh, termasuk didalamnya adalah pengaruh agen
 patologis. Fokus dari teori
teor i ini adalah mencari determinan-determinan
determin an-determinan yang
menghambat proses penurunan fungsi organisme. Yang dalam konteks
sistemik, dapat mempengaruhi/ memberi dampak terhadap organ/ sistem tubuh
lainnya dan berkembang sesuai dengan peningkatan usia kronologis.

2. Teori “Genetik
“Genetik Clock”
Clock” Teori
Teori ini menyatakan
menyatakan bahwa proses
proses menua
menua terjadi

akibat adanya program jam genetik didalam nuclei. Jam ini akan berputar
dalam jangka waktu tertentu dan jika jam ini sudah habis putarannya maka
akan menyebabkan berhentinya proses mitosis. Radiasi dan zat kimia dapat
memperpendek umur menurut teori ini terjadi mutasi progresif pada DNA sel
somatik akan menyebabkan terjadinya penurunan kemampuan fungsional sel
tersebut.

3. Teori error
error Menurut
Menurut teori ini proses
proses menua
menua diakibatkan
diakibatkan oleh
oleh menumpuknya
menumpuknya
 berbagai macam kesalahan sepanjang kehidupan
kehidup an manusia akibat kesalahan
kesalah an

tersebut akan berakibat kesalahan metabolisme yang dapat mengakibatkan


kerusakan sel dan fungsi sel secara perlahan. Sejalan dengan perkembangan
umur sel tubuh, maka terjadi beberapa perubahan alami pada sel pada DNA
dan RNA, yang merupakan substansi pembangun atau pembentuk sel baru.
Peningkatan usia mempengaruhi perubahan sel dimana sel-sel Nukleus
menjadi lebih besar tetapi tidak diikuti dengan peningkatan jumlah substansi
DNA.

4. Teori Autoimun
Autoimun Pada teori ini
ini penuaan
penuaan dianggap
dianggap disebabkan
disebabkan oleh
oleh adanya

 penurunan fungsi sistem


s istem imun. Perubahan itu lebih tampak secara nyata pada
Limposit –T, disamping perubahan juga terjadi pada Limposit –B. perubahan
 

yang terjadi meliputi penurunan sistem immune humoral, yang dapat menjadi
faktor predisposisi pada orang tua untuk : (a) menurunkan resistansi melawan
 pertumbuhan tumor dan perkembanga
pe rkembanga kanker. (b) menurunkan kemampuan
untuk mengadakan inisiasi proses dan secara agresif memobilisasi pertahanan
tubuh terhadap pathogen. (c) meningkatkan produksi autoantingen, yang

 berdampak pada semakin meningkatnya risiko terjadinya


terjad inya penyakit yang
 berhubungan dengan
den gan autoimmun.

5. Teori Free Radical Teori radikal


radikal bebas mengasumsi
mengasumsikan
kan bahwa proses menua
menua
terjadi akibat kurang efektifnya fungsi kerja tubuh dan hal itu dipengaruhi oleh
adanya berbagai radikal bebas dalam tubuh. Radikal bebas merupakan zat
yang terbentuk dalam tubuh manusia sehingga salah satu hasil kerja
metabolisme tubuh. Walaupun secara normal ia terbentuk dari proses
metabolisme tubuh, tetapi ia dapat tebentuk akibat : (1) proses oksigenasi

lingkungan seperti pengaruh polutan, 12 ozon, dan petisida. (2) reaksi akibat
 paparan dengan radiasi.
ra diasi. (3) sebagai reaksi berantai
b erantai dengan molekul bebas
b ebas
lainnya. Penuaan dapat terjadi akibat interaksi dari komponen radikal bebas
dalam tubuh manusia. Radikal bebas dapat berupa : superoksida (O2), radikal
hidroksil,dan H2O2. Radikal bebas sangat merusak karena sangat reaktif,
sehingga dapat bereaksi dengan DNA, protein, dan asam lemak tak jenuh.
Makin tua umur makin banyak terbentuk radikal bebas sehingga proses
 pengerusakan harus
haru s terjadi, kerusakan organel sel
s el makin banyak akhirnya sel
mati.

6. Teori Kolagen
Kolagen Kelebihan
Kelebihan usaha dan stress menyebabkan
menyebabkan sel tubuh rusak.
rusak.

7. Wear Teori
Teori Biologi
Biologi Peningkatan
Peningkatan jumlah
jumlah kolagen
kolagen dalam jaringan menyebabkan
menyebabkan
kecepatan kerusakan jaringan dan melambatnya perbaikan sel jaringan.

Teori Psikososial
Psikos osial
1. Activity
Activity Theory
Theory (Teori
(Teori Aktivitas)
Aktivitas) Teori
Teori ini menyatakan
menyatakan bahwa
bahwa seseorang
seseorang

individu harus mampu eksis dan aktif dalam kehidupan sosial untuk mencapai
kesuksesan dalam kehidupan di hari tua. Aktivitas dalam teori ini dipandang
 

sebagai sesuatu yang vital untuk mempertahankan rasa kepuasan pribadi dan
kosie diri yang positif. Teori ini berdasar pada asumsi bahwa : (1) aktif lebih
 baik daripada pasif. (2)
(2 ) gembira lebih baik daripada
daripad a tidak gembira. (3) orang
tua merupakan orang yang baik untuk mencapai sukses dan akan memilih
alternatif pilihan aktif dan bergembira. Penuaan mengakibatkan penurunan

 jumlah kegiatan secara langsung.


2. Continuitas
Continuitas Theory
Theory (Teori
(Teori Kontinuit
Kontinuitas)
as) teori ini memandang
memandang bahwa kondisi
kondisi
tua merupakan kondisi yang selalu terjadi dan secara berkesinambungan yang
harus dihadapi oleh orang lanjut usia. 13 Adanya suatu kepribadian berlanjut
yang menyebabkan adanya suatu pola perilaku yang meningkatkan stress.
3. Disanggement
Disanggement Theory Putusnya hubungan dengan dunia
dunia luar
luar seperti
seperti dengan
dengan
masyarakat , hubungan dengan individu lain.
4. Teori Stratisfi
Stratisfikasi
kasi Usia
Usia Karena
Karena orang yang digolongkan
digolongkan dalam
dalam usia
usia tua akan
mempercepat proses penuaan.

5. Teori Kebutuhan
Kebutuhan Manusia Orang yang bisa
bisa mencapai
mencapai aktualisas
aktualisasii menurut
menurut
 penelitian 5% dan tidak semua orang mencapai kebutuhan
kebutu han yang sempurna.
6. Jung Theory
Theory Terdapat tingkatan hidup yang
yang mempunyai
mempunyai tugas
tugas dalam
dalam
 perkembangan kehidupan.
kehid upan.
7. Course of Human
Human Life
Life Theory
Theory Seseorang
Seseorang dalam hubungan dengan lingkungan
lingkungan
ada tingkat maksimumnya.
8. Development
Development Task
Task Theory
Theory Tiap
Tiap tingkat
tingkat kehidupan
kehidupan mempunyai
mempunyai tugas
 perkembangan sesuai dengan usianya.

Teori Lingkungan
1. Radiation
Radiation Theory
Theory (Teori
(Teori Radiasi)
Radiasi) Setiap
Setiap hari manusia
manusia terpapar
terpapar dengan
dengan adanya
adanya
radiasi baik karena sinar ultraviolet maupun dalam bentuk gelombang-
gelombang mikro yang telah menumbuk 14 tubuh tanpa terasa yang dapat
mengakibatkan perubahan susunan DNA dalam sel hidup atau bahkan rusak
dan mati.
2. Stress Theory (T
(Teori
eori Stress)
Stress) Stress
Stress fisik maupun
maupun psikologi
psikologi dapat
dapat
mengakibatkan pengeluaran neurotransmitter tertentu yang dapat
mengakibatkan perfusi jaringan menurun sehingga jaringan mengalami

gangguan metabolisme sel sehingga terjadi penurunan jumlah cairan dalam sel
dan penurunan eksisitas membrane sel.
 

3. Pollution
Pollution Theory
Theory (Teori
(Teori Polusi)
Polusi) Tercemar
Tercemarnya
nya lingkungan
lingkungan dapat mengakibatkan
mengakibatkan
tubuh mengalami gangguan pada sistem psikoneuroimunologi yang seterusnya
mempercepat terjadinya proses menua dengan perjalanan yang masih rumit
untuk dipelajari.
4. Exposure Theory (Teori
(Teori Pemaparan)
Pemaparan) Terpaparnya
erpaparnya sinar matahari
matahari yang
yang

mempunyai kemampuan mirip dengan sinar ultra yang lain mampu


mempengaruhi susunan DNA sehingga proses penuaan atau kematian sel bisa
terjadi.

 Perubahan-perubahan pada lanjut usia Menurut buku ajar asuhan keperawatan gerontik,
aplikasi NANDA, NIC, dan NOC, (Aspiani, 2014), perubahan yang terjadi pada lansia

meliputi :

d. Peru
Peruba
baha
han
n Fis
Fisik 
ik 
1) Sistem Endokrin
Endokrin Kelenjar
Kelenjar endokrin
endokrin adalah kelenjar buntu dalam tubuh
manusia yang memproduksi hormone. Hormone pertumbuhan berperan sangat
 penting dalam pertumbuhan,
pertumbuh an, pematangan, pemeliharaan,
pemeliharaan , dan metabolisme
organ tubuh. Yang termasuk hormone kelamin adalah
· Menurunnya sekresi hormone kelamin seperti progesterone, estrogen, dan
testoteron
· Menurunnya produksi aldosterone 15
· Produksi hampir dari semua hormone menurun
· Fungsi parathyroid dan sekresinya tidak berubah
· Pituitary : pertumbuhan hormone ada tetapi lebih rendah dan hanya didalam
 pembuluh darah, berkurangnya
berku rangnya produksi dari
dar i AC
ACTH
TH (Adrenocortikotropic
Hormone), TSH (Thyroid Stimulating Hormone), FSH (Folikel Stimulating
Hormone), dan LH (Leutinezing Hormone).
· Menurunnya aktivitas tiroid, menurunnya BMR (Basal Metabolic Rate), dan
menurunnya daya pertukaran zat
2) Peru
Peruba
baha
han
n sel
sel
· Lebih sedikit jumlahnya
 

· Lebih besar ukurannya


· Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan intraseluler
· Menurunnya proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah dan hati
· Jumlah sel otak menurun
· Terganggungnya mekanisme perbaikan sel

· Otak menjadi atrofi beratnya berkurang 5-20%

3) Sistem Kardiovaskuler
Kardiovaskuler Perubahan
Perubahan yang terjadi
terjadi pada
pada sistem kardiovaskuler
kardiovaskuler antara
antara
lain :

· Elastisitas dinding aorta menurun


· Katup jantung menebal dan menjadi kaku
· Kemampuan jantung memompa darah menurun 1%setiap tahun sesudah
 berumur 20 tahun, hal ini menyebabkan
meny ebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya
volumeny a
· Kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya aktivitas pembuluh darah
 perifer untuk oksigenasi,perubahan
oksige nasi,perubahan posisi
posis i dan tidur ke duduk atau duduk ke
 berdiri bisa menyebabkan
menyebabk an tekanan darah menurun
menuru n yaitu menjadi 65 mmHg
yang dapat mengakibatkan pusing mendadak. 16
· Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari
 pembuluh darah perifer : sistolis normal ±170 mmHg, diastolis n
normal
ormal ±90
mmHg.

4) Sistem Pernafasan
Pernafasan Perubahan
Perubahan yang terjadi
terjadi pada sistem pernafasan
pernafasan antara lain:
lain:
· Otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku.
· Menurunnya aktivitas dari silia.
· Paru-paru kehilangan elastisitas : kapasitas residu meningkat, menarik nafas
lebih berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun dan kedalaman bernafas
menurun.
· Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang.
· 0ksigen pada arteri menurun menjadi 75 mmHg.
· Karbon dioksida pada arteri tidak berganti.
· Kemampuan untuk batuk berkurang.
· Kemampuan pegas, dinding, dada dan kekuatan otot pernafasan akan.
menurun seiring dengan pertambahan usia.
 

5) Sistem Persyarafan
Persyarafan Perubahan
Perubahan yang terjadi
terjadi pada
pada sistem persyarafan
persyarafan antara lain:
· Berat otak menurun 10-20 % (setiap orang berkurang sel saraf otaknya
dalam setiap harinya).
· Cepat menurun hubungan persarafan.

· Lambatdalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya dengan stress.


· Mengecilnya saraf panca indra : berkuranganya penglihatan, hilangnya

 pendengaran, mengecilnya
mengeci lnya saraf penciuman dan perasa, lebih sensitive
terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan tehadap dingin.
· Kurang sensitive terhadap sentuhan.

6) Sistem Gastrointestinal
Gastrointestinal Perubahan
Perubahan yang terjadi
terjadi pada
pada sistem
sistem gastrointesti
gastrointestinal
nal
antara lain:

· Kehilangan gigi : penyebab utama adanya Periodontal Disease yang biasa


terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang
 buruk dan gizi yang buruk.
b uruk.
· Indra pengecap menurun : adanya iritasi yang kronis dan selaput lender,
atropi indra pengecap (± 80 %), hilangnya senstivitas dari indra pengecap di
lidah terutama rasa manis dan asin, hilangnya sensitivitas dari saraf pengecap
terhadap rasa asin, asam dan pahit.
· Esophagus melebar.
· Lambung : rasa lapar menurun (sensitivitas lapar menurun), asam lambung

menurun, waktu mengosongkan menurun.


· Peristaltic lemah dan biasanya timbul konstipasi.

· Fungsi absorpsi melemah (daya absoprsi terganggu).


· Liver (hati) : makin mengecil, dan menurunnya tempat penyimpanan,
 berkurangnya aliran
alir an darah.

7) Sistem Genitourinaria
Genitourinaria Perubahan
Perubahan yang
yang terjadi
terjadi pada sistem
sistem genitourinaria
genitourinaria antara
lain:
· Ginjal Merupakan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh melalui

urin, darah yang masuk ke ginjal, disaring oleh satuan (unit) terkecil dari ginjal
yang disebut nefron (tepatnya di glomerulus ). Kemudian mengecil dan nefron
 

menjadi atrofi, aliran darah ke ginjal menurun sampai 50 % , fungsi tubulus


 berkurang akibatnya
akibatny a kurangnya kemampuan mengkonsentrasi urin, berat
b erat jenis
urin menurun proteinuria (bisanya ±1) BUN ( Blood Urea Nitrogen)
meningkat sampai 21 mg%, nilai ambang ginjal terhadap glukosa meningkat.
· Vesika urinaria (kandung kemih) Otot-otot menjadi lemah, kapastiasnya

menurun sampai 200 ml atau menyebabkan frekuensi buang air seni


meningkat, vesika urinaria susah 18 dikosongkan pada pria lanjut usia
sehingga mengakibatkan meningkatnya retensi urin.
· Pembesaran prostat ± 75 % dialami oleh pria usia diatas 65 tahun h) Sistem
Indera : Pendengaran, Penglihatan, Perabaan dll Organ sesnsori pendengaran,
 penglihatan, pengecap,
pengec ap, peraba dan penghirup
penghiru p memungkinkan kita
 berkomunikasi dengan lingkungan. Pesan yang diterima dari sekitar kita
membuat tetap mempunyai orientasi, ketertarikan dan pertentangan.
Kehilangan sensorik akibat penuaan merupakan saat dimana lansia menjadi

kurang kinerja fisiknya dan lebih banyak duduk :


8) Si
Siste
stem
m Pe
Pende
ndenga
ngararan
n
· Presbiakuisis (gangguan pendengaran). Hilangnya kemampuan/ daya
 pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap
terhad ap bunyi suara atau nada-
nad a-
nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50 % terjadi
 pada usia diatas umur 65 tahun
tah un
· Membrane timpani menjadi atropi menyebabkan otosklerosis
· Terjadinya pengumpulan serumen dapat mengeras karena meningkatnya
kerati

· Pendengaran menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan jiwa


atau stress b) Sistem Penglihatan
· Spingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar
· Karena lebih berbentuk sfesis (bola)
· Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa) menjadi katarak, jelas
menyebababkan gangguan penglihatan
· Meningkatkan ambang, pengamatan sinar dan daya adaptasi terhadap
kegelapan, lebih lambat dan susah melihat dalam cahaya gelap
· Hilangnya daya akomodasi

· Menrunnya lapang pandang: berkurangnya luas pandangan


· Menurunnya daya membedakan warna biru/hiijau pada skala 19
 

9) Rabaan Indera
Indera peraba
peraba memberikan
memberikan pesan yang
yang paling
paling intim dan yang paling mudah
mudah
untuk menterjemahkan. Bila indra lain hilang, rabaan dapat mengurangi perasaan
sejahtera. Meskipun resptor lain akan menumpul dengan bertambahnya usia,
namun tidak pernah hilang

10) pengecap dan Penghidu Empat rasa dasar yaitu manis, asam, asin, dan pahit.
Diantara semuanya, rasa manis yang paling tumpul pada lansia. Maka jelas bagi
kita mengapa mereka membubuhkan gula secara berlebihan,. Rasa yang tumpul
menyebabkan kesukaan terhadap makanan yang asin dan banyak berbumbu. Harus
dianjurkan pengunaan rempah, bawang, bawang puti, dan lemon untuk mengurangi
garam dalam menyedapkan masakan
11) Sistem Integumen Fungsi kulit meliputi proteksi, perubahan suhu, sensasi, dan
ekskresi. Dengan bertambahnya usia,terjadilah perubahan intrinsic dan ekstrinsik
yang mempengaruhi penampilan kulit :

· Kulit
mengkerut atau keriput akibat hilangnya jaringan lemak
· Permukaan kulit kasar dan bersisik (karena hilangnya proses kreatinisasi

serta perubahan ukuran dan bentuk-bentuk sel epidermis)


· Menurunnya respon terhadap trauma
· Mekanisme proteksi kulit menurun : produksi serum menurun, penurunan
serum menurun, gangguan pigmentasi kulit
· Kulit kepala dan rambut menipis berarna kelabu
· Rambut dalam hidup dan telinga menebal
· Berkurangnya elastisitas akibat dan menurunnya cairan dan vaskularisasi

· Pertumbuhan kuku lebih lambat


· Kuku jari menjadi keras dan rapih

· Kuku kaki tumbuh secara berlebihan dan seperti tanduk


· Kelenjar keringat berkurangnya jumlah dan fungsinya
· Kuku menjadi pudar, kurang bercahaya 20

12) Sistem Muskuloskeletal Penurunan progresif dan gradual masa tulang mulai terjadi
sebelum usia 40 tahun :
· Tulang kehilangan denstisy (cairan) dan makin rapuh dan osteoporosis

· Kifosis

· Pinggang, lutut dan jari-jari pergelangan terbatas


 

· Discus intervertebralis menipis dan menjadi pendek (tingginya berkurang)


· Persendian membesar dan menjadi kaku
· Tendon mengerut dan mengalami sklerosis
· Atrofi serabut oto (otot-otot serabut mengecil) : serabut-serabut otot mengecil
sehingga seseorang bergerak menjadi lamban, otot-otot kram dan menjadi tremor

· Otot-otot polos tidak begitu berpengaruh

13) Sistem Reproduksi dan Seksualitas

 Vagina Orang-orang yang makin menua seksual ; intercourse masih juga


membutuhkannya, tidak ada batasan umur tertentu. Fungsi seksual seseorang
 berhenti, frekuensi seksual intercourse cenderung
cen derung menurun dan secara
s ecara bertahap
tiap tahun tetapi kapasitas untuk melakukan dan menikmati berjalan terus sampai
tua. Selaput lendir vagina menurun, permukaan menjadi halus, sekresi menjadi
 berkurang, reaksi sifatnya
sif atnya menjadi alkali dan terjadi
ter jadi perubahan warna
warn a

  Menciutnya ovary dan uterus


 Atrofi payudara
 Pada laki-laki testis masih dapat memproduksi spermatozoa, meskipun adanya
 penurunan secara berangsur-angsur
b erangsur-angsur
 Dorongan seksual menetap sampai usia diatas 70 tahun (asal kondisi kesehatan
 baik) yaitu :
· Kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut usia 21
· Hubungan seksual secara teratur membantu mempertahankan kemampuan seksual
· Tidak terlalu cemas karena merupakan perubahan alami

e.  Perubahan Kognitif
Keinginan untuk berumur panjang dan ketika meninggal dapat masuk surga ialah
sikap umum lansia yang perlu dipahami oleh perawat. Perubahan kognitif pada lansia
dapat berubah sikap yang semakin egosentrik, mudah curiga, bertambah pelit atau
tamak bila memiliki sesuatu. Bahkan, lansia cenderung ingin mempertahankan hak
dan hartanya, serta ingin tetap berwibawa,. Mereka mengharapkan tetap memiliki
 peranan dalam keluarga ataupun
ataupu n masyarakat.
Faktor yang mempengaruhi perubahan kognitif :

1) Perubah
Perubahan
an fisik,
fisik, khususny
khususnyaa organ
organ perasa
perasa
2) Kese
Keseha
hata
tan
n umum
umum
 

3) Tingkat
ingkat pendid
pendidik
ikan
an
4) Ketu
Keturun
runan
an (here
(heredi
ditas
tas))
5) Lingkungan
Lingkungan Pada
Pada lansia,
lansia, seringkali
seringkali memori jangka pendek, pikiran,
kemampuan berbicara, dan kemampuan motorik terpengaruh. Lansia akan
kehilangan kemampuan dan pengetahuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Lansia cenderung mengalami demensia. Demensia biasanya terjadi pada usia


lanjut dan Alzheimer merupakan bentuk demensia yang umum terjadi, yakni
mencapai 50 hingga 60 % dari semua kasus demensia. Sedangkan, bentuk
lainnya misalnya karena faktor pembuluh darah. Demensia terbagi menjadi
dua, yakni demensia yang dapat disembuhkan dan demensia yang sulit
disembuhkan.

Adapun penyebab demensia yang dapat disembuhkan antara lain :


1) Tumor otak
2) Hematoma subdural
3) Penyalahgunaan obat terlarang
4) Gangguan kelenjar tiroid
5) Kurangnya vitamin, terutama vitamin B12 22
6) Hipoglikemia Sementara itu, demensia yang sulit disembuhkan antara lain disebabkan oleh
:
1) Demensia Alzheimer
2) Demensia vascular
3) Demensia lewy body
4) Demensia frontemporal

f. Perubaha
Perubahan
n Psikososia
Psikososiall
Perubahan psikososial yang dialami lansia erat kaitannya dengan keterbatasan
 produktivitas kerjanya.
k erjanya. Oleh karena itu, seorang
seoran g lansia yang memasuki masamasa pensiun
akan mengalami kehilangan-kehilangan sebagai berikut :
1. Kehila
Kehilangan
ngan fina
finansia
nsiall (pendap
(pendapatan
atan berkuran
berkurang)
g)
2. Kehilangan
Kehilangan status
status atau jabatan pada posisi
posisi tertentu
tertentu ketika
ketika masih
masih bekerja
bekerja dulu
3. Kehilangan
Kehilangan kegiatan/
kegiatan/ aktivitas.
aktivitas. Kehilangan
Kehilangan ini erat kaitannya
kaitannya dengan
dengan beberapa
beberapa hal

sebagai berikut :
 

a) Merasakan
Merasakan atau sadar terhadap
terhadap kematian,
kematian, perubahan
perubahan cara
cara hidup
hidup ( memasuki
memasuki
rumah perawatan, pergerakan lebih sempit)
 b) Kemampuan ekonomi akibat pemberhentian
pe mberhentian dari jabatan.
jabata n. Biaya hidup meningkat
 padahal penghasilan
penghasi lan yang sulit, biaya pengobatan
peng obatan bertambah.
c) Adanya
Adanya penyaki
penyakitt kronis
kronis dan keti
ketidakm
dakmamp
ampuan
uan fisik
fisik

d) Timbul
Timbul kesepian akibat pengasingan
pengasingan dari
dari lingkungan
lingkungan sosial
e) Adanya gangguan saraf pancaindra,
pancaindra, timbul
timbul kebutaan
kebutaan dan kesulitan
f) Gangguan gizi akibat kehilagan
kehilagan jabatan.
jabatan. Rangkaian
Rangkaian kehilangan,
kehilangan, yaitu kehilangan
kehilangan
hubungan dengan teman dan keluarga
g) Hilangnya kekuatan dan ketegapan
ketegapan fisik
fisik (perubahan
(perubahan terhadap
terhadap gambaran
gambaran diri,
diri,
 perubahan konsep
kons ep diri)

g. Masalah
Masalah masalah
masalah Psikol
Psikologis
ogis yang
yang lazim
lazim terjad
terjadii pada lansia
lansia
a. Kesepian, kehilangan pasangan hidup atau berada jauh dengan anak-anak yang

telah mempunyai kesibukannya masing-masing kadang membuat para lansia


merasa kesepian. Namun ada juga lansia yang memiliki aktivitas sosial yang
tinggi tidak merasa kesepian ketika ditinggal atau berada jauh dengan orang yang
dicintainya.
 b. Duka cita, duka cita akibat kehilangan orang yang dicintai adalah hal yang dapat
menimbulkan depresi yang sangat mendalam pada lansia sehingga memicu
gangguan fisik dan kesehatannya. Depresi dikarenakan duka cita biasanya
 bersifat self
 bersifat  self limiting 
c. Depresi, beragam permasalahan hidup seperti kemiskinan, penyakit yang tak

kunjung membaik, kematian pasangan, keturunan yang tidak bisa merawatnya


dapat menyebabkan depresi.
d. Kecemasan yang berlebihan, gangguan kecemasan biasanya terjadi karena
depresi, efek samping obat ataupun penghentian konnsumsi suatu obat.
e. Parafenia, merupakan suatu bentuk scizofenia yang berbentuk pada rasa curiga
yang berlebihan. Hal ini terjadi pada lansia yang terisolasi atau menarik diri dari
kehidupan sosial.
f. Sindroma diganose, keadaan dimana seorang lansia menunjukan tingkah atau
 prilaku yang mengganggu
mengga nggu seperti bermain-main dengan urin atau menumpuk

 barang-barangnya
 barang-barangn ya dengan tidak teratur.
teratu r.
 

h. Tipe Lansia
a) Kepr
Keprib
ibad
adian Integrated : adalah mereka yang berfungsi baik, memiliki
ian
kehidupan batin yang kaya, kemampuan kognitif yang baik, dan keadaan ego
yang kompeten. Flexibel , matang dan terbuka terhadap stimulus-stimulus baru.
Individu lansia tipe ini memiliki kepuasan hidup yang tinggi/optimum aging.

Kepribadian integrated  ini
 ini digolongkan menjadi 3 berdasarkan pada tingkat
aktifitasnya, yakni :

 Pola Reorganizer ( Tipe A) : lansia integrated yg memiliki aktifitas tinggi, sering


disebut optimum agers. Bila mereka terputus dengan aktifits lama, akan mencari
aktifitas baru yg menyebabkan mereka merasa bermakna, mis; dlm aktifitas
social.

 Pola Focusd (Tipe B)  : lansia integrated yang memiliki kepuasan hdup tinggi,
tetapi beberapa peran saja, misal, sbg orang tua, sebagai

nenek/kakek, berkebun, memelihara ayam, dll.

 Pola Disangaged (tipe C) : lansia integrated yang memiliki kepuasan hidup
tinggi, namun aktifitas rendah. Mereka dengan suka rela melepaskan diri dari
tanggung jawab mereka. Mereka tetap merupakan golongan yg luas perhatiannya,
terbuka menerima pendapat baru, namun mereka memilih sikap hidup santai
dalam menjalani usia lanjut.

b) Kepr
Keprib
ibad
adia
ian Armored atau Defended . Dicirikan dengan ambisi tinggi, motif
n Armored
 berprestasi tinggi,
tingg i, masih menginginkan prestasi
prestas i dan kedudukan dalam
dal am
masyarakat, namun tidak diimbangi dengan kemampuan yang memadai, sehigga

 penuh defens
defens  terhadap kecemasan dan penuh kontrol terhadap kehidupan
emosionalnya. Kepribadian Armored dibedakan menjadi 2 tipe, yakni :

 Pola Holding On (Tipe D) : menjadi tua menurut tipe ini merupakan ancaman,
dan mereka ingin mempertahankan sampai detik terakhir kehidupan mereka.
Mereka seringkali berhasil dalam usaha mempertahankan ini, sehingga
mendapatkan kepuasan hidup tinggi atau sedang dengan aktifitas tinggi atau
sedang. Mereka berkeyakinan bahwa tetap beraktifitas adalah cara untuk
melawan proses menjadi tua.

 Pola Constricted (Tipe E)  : Lansia ini sangat sibuk mempertahankan diri

terhadap ketuaan dengan cara menghemat energi mereka dan sangat membatasi
 

hubungan sosial mereka melalui penarikan diri dari keterlibatan dalam dunia
sosial. Tipe ini memiliki aktivitas rendah dengan kepuasan sedang.

c) Kepr
Keprib
iba
adian
dian Pasive-Dependent . Kepribadian ini dibedakan menjadi
 Pasive-Dependent 
Succorance-Seeking (Tipe F)  : Tipe ini memiliki kebutuhan ketergantungan
 Pola Succorance-Seeking
yang tinggi (High Dependensy Needs)
Needs) dan mengalihkan tanggung jawab pada
orang lain. Tipe ini memiliki aktifitas sedang dan kepuasan hidup sedang. Tipe ini
ada dalam keadaan senang selama mereka dapat menggantungkan diri pada orang
lain.

 Pola Apathetic (Tipe G) : Lansia ini dicirikan dengan sikap pasif, aktifitas rendah
dan kepuasan hidup rendah pula. Sering disebut dengan lansia Rocking
Chair. Tipe ini mempunyai sikap pasif dan apatis, misalnya, dalam sebuah
wawancara seorang laki2 menyuruh istrinya untuk menjawab semua pertanyaan
yg ditujukan padanya.

d) Kepr
Keprib
ibad
adian Unintegrated. Lansia unintegrated mempunyai banyak
ian
kemunduran bahkan kerusakan pada fungsi psikisnya, kotrol emosi lemah dan
 banyak kemunduran dalam fungsi kognitifnya.
kognitifny a. Mereka menunjukkan  pola
 Disorganized (Tipe H)  dalam proses menjadi tua. Mereka dapat mempertahankan
hidup di masyarakat, tetapi dengan aktifitas yang rendah dan kepuasan yang
rendah pula

i. Tugas perkembangan lansia


Tugas perkembangan lansia merupakan tugas perkembangan akhir dilihat dari
rentang kehidupan. Orang tua (Lansia) diharapkan untuk menyesuaikan diri
dengan menurunnya kekuatan dan menurunnya kesehatan secara bertahap.
Mereka diharapkan untuk mencari kegiatan untuk mengganti tugas-tugas
terdahulu yang menghabiskan sebagian besar waktu kala mereka masih muda.
 j. Diagnose keperawatan yang mungkin muncul.
1.  Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen.
 

2.  Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


intake yang kurang, anoreksia
3.  Resiko
Resiko infeksi
infeksi berhubun
berhubungan
gan dengan
dengan pertahan
pertahanan
an tubuh
tubuh sekunder
sekunder yang tidak 
tidak 
adekuat
adekuat (mis:
(mis: penuruna
penurunan
n hemoglo
hemoglobin,
bin, eukopeni
eukopenia,
a, supresi
supresi/pen
/penurun
urunan
an respon
respon
inflamasi)

4.  Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan konsentrasi Hb


dan darah, suplai oksigen berkurang.

k. In
Inter
terven
vensi
si Kepera
Keperawat
watan
an
Dx1: Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen
Tujuan/Kriteria hasil: Melaporkan peningkatan toleransi aktivitas(termasuk aktivitas
sehari-hari.
Intervensi:

1.  Kaji kemampuan pasien untuk melakukan untuk melakukan tugas/AKS normal.
2.  Kaji kehilangan/gangguan keseimbangan gaya jalan, kelemahan otot.
3.  Awasi tekanan darah, nadi, pernapasan selama dan sesudah aktivitas.
4.  Berikan lingkungan tenang
5.  Ubah posisi pasien dengan perlahan dan pantau terhadap pusing.
6.  Anjurkan pasien untuk menghentikan aktivitas bila palpitasi.
Rasional:
 Mempengaruhi pilihan intervensi/bantuan
 Menu
Menunj
njuk
ukka
kan
n peru
peruba
baha
han
n neur
neurol
olog
ogii kare
karena
na defe
defesi
sien
ensi
si vita
vitam
min B12
B12

mempengaruhi keamanan pasien/resiko cedera.


 Manifest
Manifestasi
asi kardiopu
kardiopulmon
lmonal
al dari upaya
upaya jantung
jantung dan paru untuk
untuk membaw
membawaa
 jumlah oksigen adekuat
adekua t ke jaringan.
 Meningka
Meningkatka
tkan
n istiraha
istirahatt untuk
untuk menurun
menurunkan
kan kebutuha
kebutuhan
n oksigen
oksigen tubuh
tubuh dan
menurunkan regangan jantung dan paru.
 Hi
Hipot
poten
ensi
si postur
postural
al atau
atau hipoks
hipoksia
ia sereb
serebral
ral dapat
dapat menye
menyebab
babkan
kan pusin
pusing,
g,
 berdenyut dan peningkatan
penin gkatan resiko cedera.
ceder a.
 Rega
Regang
ngan
an/s
/str
tres
es ka
kard
rdio
iopu
pulm
lmon
onal
al be
berl
rleb
ebih
ihan
an/s
/str
tres
es da
dapa
patt meni
menimb
mbul
ulka
kan
n
kegagalan.

 Dx2: Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan ketidakmampuan untuk mencerna makanan.
 

 Tujuan/Kriteria hasil: Menunjukkan peningkatan berat badan atau berat badan


stabil dengan nilai laboratorium normal.

Intervensi:

1.  Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai.


2.  Observasi dan catat masukan makanan pasien.
3.  Timbang berat badan tiap hari.
4.  Berikan makan sedikit dan frekuensi sering dan/atau makan diantara waktu makan.
5.  Observasi dan catat kejadian mual/muntah, flatus dan gejala lain yang berhubungan.
6.  Berikan dan bantu hygiene mulut yang baik sebelum dan sesudah makan, gunakan
sikat
sikat gigi
gigi halus
halus untuk
untuk penyi
penyikat
katan
an ya
yang
ng lembut
lembut.. Beri
Berikan
kan pencuc
pencucii mulu
mulutt yang
yang
diencerkan bila mukosa oral luka.
Kolaborasi :

1.  Berik
Berikan
an obat
obat sesuai
sesuai indik
indikasi
asi,, mis.V
mis.Vit
itam
amin
in dan suple
supleme
men
n miner
mineral,
al, sepert
sepertii
sianokobalamin (vitamin B12), asam folat (Flovite); asam askorbat (vitamin C),
2.  Besi dextran
dex tran (IM/IV.)
(IM/IV.)
Rasional:
1.  Mengidentifikasi defisiensi, menduga kemungkinan intervensi.
2.  Mengawasi masukan kalori atau kualitas kekurangan konsumsi makanan.
3.  Mengawasi penurunan berat badan atau efektivitas intervensi nutrisi.
4.  Makan sedikit dapat menurunkan kelemahan dan meningkatkan pemasukan juga
mencegah distensi gaster.

5.  Gejala GI dapat menunjukkan efek anemia (hipoksia) pada organ.


6.  Meningkatkan nafsu makan dan pemasukan oral, menurunkan pertumbuhan bakteri,
meminim
meminimalka
alkan
n kemungk
kemungkinan
inan infeksi.
infeksi. Teknik
eknik perawat
perawatan
an mulut
mulut khusus
khusus mungkin
mungkin
diperlukan bila jaringan rapuh/luka/perdarahan dan nyeri berat.
Kolaborasi :
1.  Kebutuha
Kebutuhan
n penggantian
penggantian tergantung pada tipe anemia dan/atau adanya masukan oral
yang buruk dan defisiensi yag diidentifikasi.
2.  Diberikan sampai defisit diperkirakan teratasi dan disimpan untuk yang tak dapat
diabsorp
diabsorpsi
si atau terapi besi oral,
oral, atau bila kehilang
kehilangan
an darah
darah terlalu
terlalu cepat untuk 
untuk 

 penggantian oral menjadi


menja di efektif.
 

Dx3: Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh sekunder yang tidak adekuat
(mis: penurunan hemoglobin, eukopenia, supresi/penurunan respon inflamasi).
Tujuan/Kr
ujuan/Krite
iteria
ria hasil:
hasil: Mngiden
Mngidentif
tifikas
ikasii perilaku
perilaku untuk
untuk mencega
mencegah/me
h/menuru
nurunkan
nkan resiko
resiko
infeksi.

Intervensi:
1.  Tingkatkan cuci tangan yang baik oleh oemberi perawatan dan pasien.
2.  Pertahankan teknik aseptic ketat pada prosedur/ perawatan luka.
3.  Tingkatkan masukan cairan adekuat.
4.  Pantau suhu, catat adanya menggigil dan takikardia dengan atau tanpa demam
5.  Kolaborasi: berikan antiseptic topical, antibiotic sistemik.
Rasional:
1.  Mencegah kontaminasi silang.
2.  Menurunkan resiko infeksi bakteri.

3.  Membant
Membantu
u dalam pengenceran secret pernafasan
pernafasan untuk mempermudah
mempermudah pengeluaran
dan mencegah statis cairan tubuh.
4.  Adnya proses inflamasi/infeksi membutuhkan evaluasi/pengobatan.
5.  Mungkin digunakan secara propilaktik untuk menurunkan kolonisasi atau untuk 
 pengobatan proses
pros es infeksi local.
Dx4: Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan konsentrasi Hb dan
darah, suplai oksigen berkurang.
Tujuan/Kriteria hasil:
Intervensi:

1.  Adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap panas/dingin/tajam/tumpul.


2.  Monitor adanya paretase
3.  Instruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit jika ada isi atau laserasi
4.  Gunakan sarung tangan untuk proteksi
5.  Batasi gerakan pada kepala, leher dan punggung
6.  Kolaborasi pemberian analgetik.
 

Asuhan keperawatan gerontik


gero ntik pada Ny. “A”
dengan masalah keperwatan Anemia di ruang penyakit dalam wanita RSUD
Jayapura.

II. Asuhan K
Keeperawatan
A. Peng
Pengka
kaji
jian
an
 Tanggal
Tanggal /jam MRS : 20 sep 2020/22.00 wit

 Ruang : penyakit dalam wanita RSUD jayapura

  No Register : 263764


 Tgl /pengkajian : 24 sep 2020/08.30 wit

 Diagnosa Keperawatan :
a. Inden
ndenti
tittas kli
lien
en
  Nama : Ny.
Ny. A

 Umur : 61 tahun

 Jeni
Jeniss K
Kela
elamin
min : Per
Perem
empu
puan
an

 Agama : Islam

 Pekerjaan : IRT

 Alamat : Entrop

 Pendidikan : SMP

 Suku
Suku / ban
bangs
gsaa : Jawa
Jawa/I
/Ind
ndon
ones
esia
ia

 Status : Menikah

 b. Penanggung Jawab


  Nama : Ny.
Ny. S

 Pekerjaan : PNS

 Alamat : Entrop

 Hubungan dengan Klien : Anak  


 

1. Keluhan Utama
Klien mengatak sering pusing hingga kadang terjatuh.
Disertai : lemas, mual muntah dan tidak nafsu makan.

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Klien mengatakan sudah merasa


merasa sering pusing sudah dari beberapa bulan terkhir
namun klien hanya beristirahat untuk mengurangi pusing yang klien rasakan namun
klien merasa klien masih pusing dan badan terasa lemas dan sudah 3 hari berturut-
turut klien pusing hingga terkadang hamper jatuh jatuh.

3. Riwayat Kesehatan Dahulu


Klien pernah dirawarat dengan sakit malaria.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga


a. Penyakit keturunan : Klien tidak memiliki penyakit keturunan
 b. Penyakit menular : klien tidak
t idak memiliki penyakit menulaer.

c. Genogram

d.

Keterangan :
= Perempuan
= Laki-Laki
= Pasien

= Meninggal

= Tinggal dalam satu rumah

5. Keadaan lingkungan yang mempengaruhi timbulnya penyakit.


a. Kea
Keadaa
daan
n rumah:
rumah: vent
ventila
ilasi,
si, lantai
lantai
 

 b. Pembuangan sampah : Jauh dari rumah


c. Halam
Halaman
an : klien memliki
memliki halaman yang
yang hanya cukup
cukup untuk memarki
memarkirr 2 motor 
d. Kamar ma
mandi/w
ndi/wcc : Klien memiliki
memiliki satu kamar
kamar mandi
mandi di dalam rumah
rumah
e. Kon
Konsum
sumsi
si air
air dari
dari : Ga
Galon
lon

6. Pola Fungsi Kesehatan


a. Pola persepsi dan tata laksana kesehatan
Klien mengatakan saat sakit klien hanya menahannya.

7. Pola
Pola Fun
Fungs
gsii Kese
Keseha
hata
tan
n
 Pola persepsi dan tata laksana kesehatan : klien menyadari dengan kondisi
kesehatannya saat ini dikarena usianya yang sudah lanjut usia
 Pola nutrisi dan metabolisme :
1) Makan
Makan : klien
klien mengata
mengatakan
kan makan
makan 3xseha
3xsehari
ri namun
namun hanya
hanya dihabisk
dihabiskan
an ½
 posri, klien musl muntsh saat makan.
2) Minum
Minum : klien
klien menga
mengataka
takan
n minum
minum 3 gelas
gelas sehari
sehari,, ttidak
idak ada masala
masalah
h
 Pola eliminasi (bab/bak) :
1) BAB : klien
klien mengat
mengataka
akan
n 1xsehar
1xsehari,
i, tidak
tidak ada masalah
masalah
2) BAK : klien
klien mengata
mengatakan
kan 5-6
5-6 x sehari
sehari buang
buang air kecil
kecil
 Pola aktivitas dan latihan : klien mengatakan kesulitan untuk beraktivitas,dan
membutuhkan bantuan orang lain untuk berdiri ataupun ke kamar kecil.
 Pola istirahat dan tidur : klien mengatakan bahwa klien susah tidur siang jika
tidur siang biasanya ±2 jam dan tidur malam 6 jam
 Pola perceptual (fisik dan fungsi)
 Penglihatan
Penglihatan : pasien
pasien mengatakan
mengatakan sudah mulai kabur
 Pendengaran : pasien masih dapat mendengar dengan baik 
 Pengecap : pasien mengatakan masih dapat merasakan makanan dengan baik 
 Sensasi : pasien mengatakan dapat merasakan sentuhan
 b. Pola kognitif dan persepsi sensori
- Status mental : sadar
- Pasien dapat berbicara dengan baik 

- Pasien mengatakan sering merasa pusing

c. Pola hubungan peran


- Hubungan pasien dengan keluarga, teman, tetangga maupun petugas kesehatan baik.
 

d. Pola fungsi seksual


- Setelah pasien menopause pasien
pasien sudah jarang melakukan hubungan suami istri.

e. Pola mekanisme koping


- Pasien mengatakan kalau sakit pasien mempunyai masalah pasien cerita ke anaknya.

f. Pola nilai dan kepercayaan

- Pasien mengatkan saat sakit pasien berzikir.


8.  Pemeriksaan Fisik 
a. St
Stat
atus
us Kes
Keseh
ehat
atan
an Um
Umum
um
  Keadaan /penampilan Umum : sakit sedang
  Kesadaran : CM
  BB sebelum sakit : 45 kg
  BB saat ini : 44 kg
TB : 160 cm
IMT : 17,57 (kurus)
  Tanda-tanda vital
 TD : 90/70 mmhg

  Nadi : 79 x/m

 SB : 36,9˚C

 RR : 20x/m

 b. Kepala
a) Inspeksi
1. Bentuk : normacepalus
2. Warna rambut :H
Hiitam d
daan putih

3. Kebers
Kebersiha
ihann rambut
rambut : Terd
Terdapa
apatt sedikit
sedikit ketomb
ketombee
4. Peny
Penyeb
ebar
aran
an rram
ambu
butt : Hitam
Hitam put
putihih
  b). Palpasi
  1. benjolan : Tidak ada
  2. nyeri : Tidak ada

  c. Muka
  a). Inspeksi
1. Si
Sime
mert
rtis
is : ta
tamp
mpak
ak si
sime
metr
tris
is
2. Eksp
Ekspre
resi
si : Men
Menah
ahan
an saki
sakitt

  b). Palpasi
  1. benjolan : Tidak ada
 

  2. Nyeri : Tidak ada

  d. Mata
  a). Inspeksi
  1. simetris : Simetris antara kanan dan kiri
  2. sklera : Putih
  3. Konjungtiva : Anemis
  4. Pupil : Isokor
5. Refleks cahaya : Mengecil saat diberikan cahaya
  6. Pakai alat bantu : Tidak da
  7.Penglihatan : Sedikit kabur 

  e. Hidung
  a) Inspeksi
  1. Bentuk : Simetris antara kanan dan kiri

  2. Polip : Tidak ada


  3. Sekret : Terdapat sedikit secret
  4. Tanda radang : Tidak ada

  b) Palpasi
  1. Benjolan : Tidak ada
  2. Nyeri : Tidak ada

  f. Telinga
  a). Inspeksi

  1. Bentuk :Simetris antara kanan dan kiri


  2. Serumen : Terdapat sedikit serumen
  3. Cairan,Warna,
Cairan,Warna, bau : Tidak ada
  4. Alat bantu dengar : Tidak ada
  b) Palpasi
  1. Bentuk : Tidak ada
  2. Nyeri : Tidak ada
  3. Tekstur
Tekstur daun telinga : Lembek 

  g. Mulut

  a) Inspeksi
  1. jumlah gigi : 22
 

  2. Karang gigi : Te
Terdapat
rdapat karang gigi
  3. Gigi berlobang : Terdapat 3 gigi brlubang
  4. warna gusi : Merah muda
  5. lidah : Merah
  6. Bibir : Kering/pucat
  7.palatum : Menonjol
  8. Tonsil : Normal
  b) Palpasi
  1. Nyeri : Tidak ada
  2.Benjolan : Tidak ada
 
h. Leher 
  a). Inspeksi
  1. Pembesaran : Tidak ada
  2. Kaku kuduk : Tidak ada

  b) Palpasi
1.kelenjar : Tidak ada

  i. Thoraks dan Perhafasan


  a) Inspeksi
  1. Bentuk : normalcest,
  3. Benjolan pada payudara : tidak ada
  4. Irama Pernafasan : teratur 
 
 b) Palpasi

  1. Nyeri : Tidak ada


  2. Benjolan/massa : Tidak ada
  c). Auskultasi
  1. suara nafas : fesikuler 
  d). Perkusi
  1. terdengar suara : Sonor 

  j. Jantung
  a) Inspeksi
  1. Iktus cordis :

  b) Perkusi
  1. pembesaran jantung : Tidak ada
 

  c). Auskultasi
  1. bunyi jantung : Redup

  k. Abdomen
  a) Inspeksi
  1. Buncit : Tidak 
  2. Benjolan : Tidak ada
  3. Luka/ jaringan parut : Tidak ada
  4. Pembuluh darah vena :
  5, Stria :
  b)auskultasi
  1. Peristaltik usus 15 x/menit
  c)Palpasi
  1. Nyeri tekan : Tidak ada
 

d) Perkusi
  1. bunyi : Pekak

l. Genetalia dan Anus


  a). Inspeksi
  1. Perdarahan : Tidak ada
  2.luka : Tidak ada
  3. bengkak : Tidak ada
  4. Terpasang kateter : Tidak ada

  m. Ekstremitas
  1) Atas
  1. Kekuatan otot : 5/5
  2. Akral teraba : Teraba hangat
  3. Koordinasi gerakan : sedikit lemas
  4. ROM
  5. CRT
CRT : < 2 detik 
  2) Bawah
  1. Kekuatan Otot :5/5

  2. Akral teraba : Hangat


  3. Koordinasi gerak 
 

  4. ROM
  5. CRT

  n. Pengkajian Gerontik 
  1.Menguji Aspek2
Aspek2 Kognitif dan Fungsi Mental

 Nilai Pasien Pertanyaan


Maksimu
m
  Orientasi

5 Tanggal (tahun)(musim)(tanggal) (bulan apa sekarang?)


21 sep
2020
5 Jayapura Dimana kita: (Negara bagian) (Wilayah) (Kota)
, rumah (Rumah sakit) (lantai)
sakit
  Registrasi
3 3 Sebutkan nama 3 objek :
1 detik utk mengatakan masing2, Beri 1 poin utk setiap
 jawaban yg benar 
  Perhatian dan Kalkulasi
5 5 Seri 7’s 1 poin utk setiap kebenaran
Berhenti setelah 5 jawaban
Berganti eja “kata” ke belakang
  Mengingat
3 2 Meminta utk mengulang ketiga objek diatas
Berikan 1 poin utk setiap kebenaran
  Bahasa
9 8 Nama pensil dan melihat (2poin)
Mengulang hal berikut: tidak ada jika, dan atau tetapi
(1poin)
 Nilai Total
Total
  Ket: Nilai 30-22 normal
   Nilai < 22 ada kerusakan kognitif yg memerlukan
memerlukan pengamatan lanjut

  2. Penilaian ini untuk mengetahui fungsi intelektual lansia

Skore No Pertanyaan Jawaban

+ _ 
 

1 Tanggal berapa hari ini ? 21 sep


2020
2 Hari apa sekarang ? Senin
3 Apa nama tempat ini ? RS
marthen
indey

4 Berapa nomor telepon anda ? Tidak


Dimana alamat anda ? ada hp
( tanyakan bila tidak memiliki telepon)
5 Berapa umur anda ? 60 th t hn
6 Kapan anda lahir ? Th an
1960
7 Siapa nama presidan sekarang ? Widodo
8 Siapa nama presiden sebelumnya ? Tidak
tau
9 Siapa nama ibu anda ? Siti
10 20 – 3 berapa ? 17
( begitu seterusnya sampai bilangan terkecil)

  Ket : 1. Kesalahan 0-2 : Fungsi Utuh


  2. Kesalahan 3-4 : Kerusakan Intelektual Ringan
3. Kesalahan 5-7 : Kerusakan Intelektual Sedang
  4. Kesalahan 8-10 : Kerusakan Intelektual Berat.

  3.Pengkajian Skore Norton

 No Keadaan pasien Skore


1 Kondisi umum:
Baik  4
Lumayan

Buruk 
Sangat buruk 
2 Kesadaran:
Compos mentis 4
Apatis
Confise/ Sopor 
Coma
3 Aktivitas:
Ambulan
Ambulan dengan bantuan 3
Hanya bisa duduk 
Tiduran
4 Mobilitas:
 

Bergerak bebas
Sedikit bergerak  3
Sangat terbatas
Tidak bisa bergerak 
5 Inkontinensia:
Tidak ada 4
Kadang-kadang
Sering inkontinensia alvi
Inkontinensia alvi dan urine

  Skore 20 : normal
  Skore 15-19 : kerusakan ringan
  Skore 10-14 : ,, sedang
  Skore 4-9 : ,, berat

4. Pengkajian ADL dgn Indeks Barthel (IB) dan Indeks Katz (IK)


1) Inde
Indeks
ks Bart
Barthe
hell

 N Item yg Skore Nilai


o dinilai
1 Makan 0= tidak mampu 1
( Feeding) 1= butuh bantuan memotong, mengoles mentega dll
2= mandiri
2 Mandi 0= tergantung orang lain 0
( Bathing) 1= mandiri
3 Perawatan 0= membutuhkan orang lain 0
diri 1= mandiri dlm perawatan muka, rambut, gigi, bercukur 
(Grooming
)
4 Berpakaian 0= Tergantung orang lain 1
(Dressing) 1= Sebagian dibantu ( mis mengancing baju)
5 Buang air 0= Inkontinensia/pakai kateter dan tdk terkontrol 2
kecil 1= Kadang inkontinensia ( maks 1x24jam)
(Bladder) 2=Kontinensia (teratur utk lebih dari 7 hari)
6 Buang air 0= Inkontinensia (tidak teratur atau perlu enema) 2
 besar  1=kadang inkontinensia ( sekali seminggu)
(Bowel) 2= Kontinensia (teratur)
7 Penggunaa 0=tergantung bantuan orang lain 1
n toilet 1=membutuhkan bantuan, tapi dpt melakukan beberapa hal
sendiri
2=mandiri
 

8 Tranfer 0=tidak mampu 2


1=butuh bantuan utk bisa duduk(2 orang)
2=bentuan kecil(1 orang)
3=mandiri
9 Mobi
Mobili
lita
tass 0=
0=im
immo
mobi
bile
le(t
(tdk
dk mamp
mampu)
u) 2
1=menggunakan kursi roda

2=berjalan dgn bantuan 1 orang


3=mandiri( meskipun menggunakan alat bantu seperti tongkat)
10 Naik turun 0=tidak mampu 1
tangga 1=membutuhkan bantuan
2=mandiri
  Ket: hasil: 20= Mandiri
  12-19= ketergantungan ringan
  9-1= ketergantungan sedang
5-8 = ketergantungan berat
  0-4 = ketergantungan total

2)Penilaian Indeks Katz

Skor    Kriteria
e
A Kema
Kemand
ndir
iria
ian
n dlm
dlm hal
hal maka
makan,
n, ko
kont
ntin
inen
en(B
(BAB
AB/B
/BAK
AK),
), be
berp
rpin
inda
dah,
h, ke
keka
kama
marr ke
keci
cill
mandi dan berpakaian
B Kema
Kemand
ndir
iria
ian
n dlm
dlm semu
semuaa hal
hal kec
ecua
uali
li 1 d
daari fun
ungs
gsii tsb
tsb
C Kema
Kemand
ndir
iria
ian
n dlm
dlm semu
semuaa hal
hal kecu
kecual
alii m
man
andi
di dari
dari 1 fun
fungs
gsii tam
tamba
baha
han
n
D Kema
Kemand
ndir
iria
ian
n dlm
dlm sem
semua
ua hal
hal k
kec
ecua
uali
li mman
andi
di dar
darii ber
berpa
paka
kaiaian
n dan
dan 1 fu
fung
ngsi
si
tambahan
E Kema
Kemand
ndir
iria
ian
n dlm
dlm sem
semua
ua ha
hall kec
kecua
uali
li mandi
mandi,, be
berp
rpak
akai
aian
an,, k
kek
ekam
amar
ar ke
keci
cill dan
dan 1

dari f ungsi tambahan


F Kema
Kemand ndir
iria
ian
n dlm
dlm semu
semuaa hal
hal kecu
kecual
alii mand
mandii dan
dan berp
berpak
akai
aian
an,, keka
kekama
marr keci
kecil,
l,
 berpindah dan 1 fungsi tambahan
tambahan
G Kete
Keterrgan
antu
tung
ngan
an pada
ada ke ena
enam fungs
ungsii te
ters
rseb
ebut
ut
Lain- Tergantung pada sedikitnya  2 fungsi, tetapi tdk dapat diklasifikasikan
lain sebagai C, D, E, F

Scor
Scoree klie
klien
n : G kete
keterrgant
gantun
unga
gan
n pada
pada ke enam
enam fung
fungsi
si ters
terseb
ebut
ut
 

  5. Tabel Modifikasi
Modifikas i Indeks Katz

 No Aktivitas Mandiri Bergantung


 Nilai (1)  Nilai (0)
1 Mand
Mandii d
dik
ikam
amar
ar ma
mand
ndi(
i(me
meng
nggo
goso
sok,
k, me
memb
mber
ersi
sihk
hkan
an 0
dan mengeringkan badan
2 Menyiap
iapkan pa
pakaian, me
membuka, da
dan 0
menggunakannya
3 Memakan makanan yg telah disajikan 1
4 Meme
Memeli
liha
hara
ra kebe
kebers
rsih
ihan
an diri
diri utk
utk pen
penam
ampi
pila
lan
n dir
dirii 0
(menyisir rambut, mencuci rambut, menggosok gigi,
mencukur kumis)
5 Buan
uang aair
ir besa
besarr di
di W
WC
C (me
(memb
mber
ersi
sihk
hkan
an dan 0
mengeringkan bokong)
6 Dapat mengontrol pengeluaran feses 1
7 BAK di k
kam
amaar ma
man
ndi (me
(member
mbersi
sihk
hkan
an dan 0
mengeringkan kemaluan
8 Dapat mengontrol pengeluaran air kemih 1
9 Berj
Berjal
alan
an dili
diling
ngku
kung
ngan
an temp
tempat
at ti
ting
ngga
gall ata
atau
ukkel
elua
uarr 1
ruangan tanpa alat bantu, seperti tongkat
10 Menj
Menjal
alan
anka
kan
n agam
agamaa sesu
sesuai
ai aaga
gama
ma dan
dan k
kep
eper
erca
caya
yaan
an 1
yg dianut
11 Mela
Melaku
kuka
kann pek
peker
erjaa
jaan
n rum
rumah
ah,, sepe
sepert
rtii mera
merapi
pika
kan
n 1
tempat tidur, mencuci pakaian, memasak, dan

12 membersihkan
Berbelanja utk ruangan
kebutuhan sendiri atau keluarga 0
13 Meng
Mengelo
elola
la keu
keuan
anga
gan
n (me
(meny
nyimp
impan
an// meng
menggu
guna
naka
kan
n 1
uang sendiri)
14 Meng
Menggu
guna
naka
kann sar
saran
anaa tra
transp
nspor
ortas
tasii umu
umum
m utk
utk 0
 bepergian
15 Meny
Menyiap
iapka
kan
n oba
obatt dan
dan min
minum
um ob
obat
at sesu
sesuai
ai ta
taka
kara
ran
n 1
(takaran, waktu minum obat tepat)
16 Mere
Merenc
ncan
anak
akan
an da
dan
n meng
mengam
ambi
bill kep
keput
utus
usan
an ut
utk
k 1
kepentingan keluarga dlm hal penggunaan uang,
aktivitas sosial yg dilakukan dan kebutuhan akan
 pelayanan kesehatan
17 Melakukan aktivitas di waktu luang (kegiatan 1
keagamaan, sosial, rekreasi, olahraga dan

Anda mungkin juga menyukai