Anda di halaman 1dari 42

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)
Sekolah : SMK 1 Koto XI Tarusan
Mata Pelajaran : Penerapan Rangkaian Elektronika
Kelas/Semester : XI/I
Materi Pokok : Sensor rangkaian elektronika
Alokasi Waktu : 1 JP (45 menit)

A. Tujuan Pembelajaran:

1. Pengetahuan:
a. Produk
1) Secara mandiri dan tanpa membuka bahan ajar, siswa dapat menjelaskan
pengertian analisis kerja sensor rangkaian elektronika dengan mengerjakan
soal terkait di LP 3 minimal nilai sama dengan KKM.

2) Secara mandiri dan tanpa membuka bahan ajar, siswa mampu


mengklasifikasikan jenis sensor pada rangkaian elektronika dengan
mengerjakan soal terkait LP 3 minimal nilai sama dengan KKM.

b. Proses
Siswa diharapkan dapat menjelaskan metode pengujian komponen sensor
rangkaian elektronikadengan mengerjakan evaluasi yang terkait dengan LP 4
minimal nilai sama dengan KKM.

2. Keterampilan:
Dengan menggunakan komputer siswa dapat mempraktekkan pengujian
komponen sensor rangkaian elektronika sesuai rincian tugas kinerja di LP 5
minimal nilai sama dengan KKM.

B. Kompetensi Dasar
3.2. Menganalisis kerja sensor rangkaian elektronika
4.2. Menguji komponen sensor rangkaian elektronika

C. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


1. Pengetahuan
a. Produk
3.2.1. Menjelaskan pengertian analisis kerja sensor rangkaian elektronika
3.2.2. Mengklasifikasikan jenis sensor pada rangkaian elektronika

b. Proses
3.2.3. Menjelaskan metode pengujian komponen sensor rangkaian elektronika

2. Keterampilan
Mempraktekkan pengujian komponen sensor rangkaian elektronika

D. Materi Pembelajaran: Sensor rangkaian elektronika


E. Pendekatan, Model dan Metode: Model Pembelajaran Discovery
1
F. Media, Alat/Bahan, dan Sumber Belajar
1. Modul/Buku Sensor rangkaian Elektronika XI/I
2. LKPD
3. Jobsheet
4. Komputer/Software

G. Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan
Penilaian oleh Catatan
Kegiatan Pengamat Pengamat
1 2 3 4
1. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan
fisik untuk mengikuti proses pembelajaran;
2. Memberi motivasi belajar peserta didik
secara kontekstual sesuai manfaat dan
aplikasi mate-ri ajar dalam kehidupan sehari-
hari;
3. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
me-ngaitkan pengetahuan sebelumnya
dengan materi yang akan dipelajari;
4. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kom-
petensi dasar yang akan dicapai;
5. Menyampaikan cakupan materi dan penjelas-
an uraian kegiatan sesuai silabus.

2. Kegiatan Inti
Penilaian oleh Catatan
Kegiatan Pengamat Pengamat
1 2 3 4
Merumuskan pertanyaan
Merumuskan pertanyaan, masalah mengenai
analisis kerja sensor rangkaian elektronika
Merencanakan
Merencanakan prosedur atau langkah-langkah
pengumpulan dan analisis data
Mengumpulkan dan menganalisis data
Kegiatan mengumpulkan informasi, fakta,
maupun data, dilanjutkan dengan kegiatan
menganalisisnya
Menarik simpulan
Menarik simpulan-simpulan (jawaban atau
penjelasan ringkas) mengenai kerja sensor
rangkaian elektronika
Aplikasi dan Tindak lanjut
Menerapkan hasil dan mengeksplorasi
pertanyaan-pertanyaan atau permasalahan

2
lanjutan untuk dicari Jawabnya
3. Kegiatan Penutup
Penilaian oleh
Catatan
Kegiatan Pengamat
Pengamat
1 2 3 4
Guru bersama peserta didik baik secara
individual maupun kelompok melakukan refleksi
untuk mengevaluasi:
1. seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan
hasil-hasil yang diperoleh untuk selanjutnya
secara bersama menemukan manfaat lang-
sung maupun tidak langsung dari hasil pem-
belajaran yang telah berlangsung;
2. memberikan umpan balik terhadap proses
dan hasil pembelajaran;
3. melakukan kegiatan tindak lanjut dalam ben-
tuk pemberian tugas, baik tugas individual
maupun kelompok;
4. menginformasikan rencana kegiatan pembe-
lajaran untuk pertemuan berikutnya.

H. Penilaian Pembelajaran, Remedial dan Pengayaan


1. Teknik penilaian
a. Sikap Prilaku Karakter : Format Penilaian Sikap
b. Sikap Sosial : Format Penilaian Sikap
a. Produk : Ujian Tulis
b. Proses : Format Assessmen Kinerja Proses
c. Keterampilan : Format Assessmen Kinerja Keterampilan

2. Instrumen penilaian
a. LP1 : Sikap Prilaku Karakter
b. LP2 : Sikap Sosial
c. LP3 : Produk dilengkapi kunci LP3
d. LP4 : Proses
e. LP5 : Keterampilan

3. Pembelajaran remedial dan pengayaan

I. Lampiran
1. Materi pembelajaran
2. Rubrik penilaian

Tarusan, Juli 2019,


Mengetahui, Guru Produktif TAV
Kepala SMK Negeri 1 Koto XI Tarusan

Yasrizon, M.Pd Gusrial, S.Pd


NIP. 19690712 199702 1 001 NIP.19810818 201101 1 014

3
Lampiran 1. Materi pembelajaran

BAHAN AJAR
Sekolah : SMK N 1 Koto XI Tarusan
Mata Pelajaran : Penerapan Rangkaian Elektronika
Kelas/Semester : XI/I
Materi Pokok : Sensor rangkaian elektronika
Alokasi Waktu : 1 JP (45 menit)

A. Tujuan Pembelajaran:

1. Pengetahuan:
a. Produk
1) Secara mandiri dan tanpa membuka bahan ajar, siswa dapat menjelaskan
pengertian analisis kerja sensor rangkaian elektronika dengan mengerjakan
soal terkait di LP 3 minimal nilai sama dengan KKM.

2) Secara mandiri dan tanpa membuka bahan ajar, siswa mampu


mengklasifikasikan jenis sensor pada rangkaian elektronika dengan
mengerjakan soal terkait LP 3 minimal nilai sama dengan KKM.

b. Proses
Siswa diharapkan dapat menjelaskan metode pengujian komponen sensor
rangkaian elektronikadengan mengerjakan evaluasi yang terkait dengan LP 4
minimal nilai sama dengan KKM.

2. Keterampilan:
Dengan menggunakan komputer siswa dapat mempraktekkan pengujian
komponen sensor rangkaian elektronika sesuai rincian tugas kinerja di LP 5
minimal nilai sama dengan KKM.

B. Kompetensi Dasar
3.3. Menganalisis kerja sensor rangkaian elektronika
4.3. Menguji komponen sensor rangkaian elektronika

C. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


1. Pengetahuan
a. Produk
3.2.1. Menjelaskan pengertian analisis kerja sensor rangkaian elektronika
3.2.2. Mengklasifikasikan jenis sensor pada rangkaian elektronika

b. Proses
3.2.3. Menjelaskan metode pengujian komponen sensor rangkaian elektronika

2. Keterampilan
Mempraktekkan pengujian komponen sensor rangkaian elektronika

4
D. Uraian Materi Ajar
Penggalan Materi 1

URAIAN MATERI AJAR


1. Pengertian Analisis Kerja Sensor
Sensor adalah detektor yang memiliki kemampuan untuk mengukur
beberapa jenis kualitas fisik yang terjadi, seperti tekanan atau cahaya. Sensor
kemudian akan dapat mengkonversi pengukuran menjadi sinyal bahwa seseorang
akan dapat membaca. Sebagian besar sensor yang digunakan saat ini benar-benar
akan dapat berkomunikasi dengan perangkat elektronik yang akan melakukan
pengukuran dan perekaman.
Kunci utama yang sama untuk semua sensor adalah konversi: sensor, (atau
"detektor"), mendeteksi dan mengukur benda-benda fisik atau kuantitas, yang dapat
beragam seperti kode identifikasi elektronik pada label yang dirancang khusus
dikenal sebagai chip RFID, (di mana RFID kepanjangan dari Radio Frequency
Identification), kuantitas panas dalam suatu objek, cairan atau orang, pergerakan
suatu objek, orang atau hewan ke bidang elektronik dipantau visi, atau jenis
percepatan suatu benda mengalami, seperti free-fall atau rotasi.
Dalam memilih peralatan sensor dan transduser yang tepat dan sesuai dengan
sistem yang akan disensor maka perlu diperhatikan persyaratan umum sensor berikut
ini : (D Sharon, dkk, 1982).

a). Linearitas Sensor


Linier adalah hubungan antara besaran input yang dideteksi menghasilkan
besaran output dengan hubungan berbanding lurus dan dapat digambarkan secara
grafik membentuk garis lurus. Ada banyak sensor yang menghasilkan sinyal
keluaran yang berubah secara kontinyu sebagai tanggapan terhadap masukan yang
berubah secara kontinyu. Misal, sebuah sensor panas dapat menghasilkan
tegangan sesuai dengan panas yang dirasakannya. Dalam kasus seperti ini,
biasanya dapat diketahui secara tepat bagaimana perubahan keluaran
dibandingkan dengan masukannya berupa sebuah grafik. Gambar dibawah
memperlihatkan hubungan dari dua buah sensor panas yang berbeda. Garis lurus
pada gambar (a). memperlihatkan tanggapan linier, sedangkan pada gambar (b).
adalah tanggapan non-linier.

5
b). Sensitivitas Sensor
Sensitivitas akan menunjukan seberapa jauh kepekaan sensor terhadap
kuantitas yang diukur. Sensitivitas sering juga dinyatakan dengan bilangan yang
menunjukan “perubahan keluaran dibandingkan unit perubahan masukan”.
Beberepa sensor panas dapat memiliki kepekaan yang dinyatakan dengan “satu
volt per derajat”, yang berarti perubahan satu derajat pada masukan akan
menghasilkan perubahan satu volt pada keluarannya. Sensor panas lainnya dapat
saja memiliki kepekaan “dua volt per derajat”, yang berarti memiliki kepakaan dua
kali dari sensor yang pertama. Linieritas sensor juga mempengaruhi sensitivitas dari
sensor. Apabila tanggapannya linier, maka sensitivitasnya juga akan sama untuk
jangkauan pengukuran keseluruhan. Sensor dengan tanggapan pada gambar (b)
akan lebih peka pada temperatur yang tinggi dari pada temperatur yang rendah.

c). Tanggapan Waktu Sensor (Respon Time)


Tanggapan waktu pada sensor menunjukan seberapa cepat tanggapannya
terhadap perubahan masukan. Sebagai contoh, instrumen dengan tanggapan
frekuensi yang jelek adalah sebuah termometer merkuri. Masukannya adalah
temperatur dan keluarannya adalah posisi merkuri. Misalkan perubahan temperatur
terjadi sedikit demi sedikit dan kontinyu terhadap waktu, seperti tampak pada
gambar (a) berikut.

Tanggapan Waktu Sensor (Respon Time) Frekuensi adalah jumlah siklus


dalam satu detik dan diberikan dalam satuan hertz (Hz). { 1 hertz berarti 1 siklus per
detik, 1 kilohertz berarti 1000 siklus per detik}. Pada frekuensi rendah, yaitu pada
saat temperatur berubah secara lambat, termometer akan mengikuti perubahan
tersebut dengan “setia”. Tetapi apabila perubahan temperatur sangat cepat lihat
gambar (b) maka tidak diharapkan akan melihat perubahan besar pada termometer
merkuri, karena ia bersifat lamban dan hanya akan menunjukan temperatur rata-
rata.
Ada bermacam cara untuk menyatakan tanggapan frekuensi sebuah sensor.
Misalnya “satu milivolt pada 500 hertz”. Tanggapan frekuensi dapat pula dinyatakan

6
dengan “decibel (db)”, yaitu untuk membandingkan daya keluaran pada frekuensi
tertentu dengan daya keluaran pada frekuensi referensi.
2. Jenis Sensor
a. Sensor Suhu
Sensor Suhu atau Temperature Sensors adalah suatu komponen yang dapat
mengubah besaran panas menjadi besaran listrik sehingga dapat mendeteksi gejala
perubahan suhu pada obyek tertentu. Sensor suhu melakukan pengukuran
terhadap jumlah energi panas/dingin yang dihasilkan oleh suatu obyek sehingga
memungkinkan kita untuk mengetahui atau mendeteksi gejala perubahan-
perubahan suhu tersebut dalam bentuk output Analog maupun Digital. Sensor Suhu
juga merupakan dari keluarga Transduser.
Saat ini, terdapat banyak jenis Sensor Suhu dengan karakteristik yang
berbeda-beda sesuai dengan aplikasinya, sebagai berikut :
Termostat
Thermistor (NTC dan PTC)
Resistive Temperature Detector (RTD)
Thermocouple

1) Termostat (Contact Temperature Sensor)

Termostat adalah suatu perangkat yang dapat memutuskan dan


menyambungkan arus listrik pada saat mendeteksi perubahan suhu di
lingkungan sekitarnya sesuai dengan pengaturan suhu yang ditentukan. Pada
umumnya, Termostat yang digunakan saat ini dapat kita bedakan menjadi dua
jenis utama yaitu Termostat Mekanikal dan Termostat Elektronik. Termostat
Mekanikal pada dasarnya merupakan jenis Sensor suhu Kontak (Contact
Temperature Sensor) yang menggunakan prinsip Electro-Mechanical sedangkan
Termostat Elektronik menggunakan komponen-komponen elektronika untuk
mendeteksi perubahan suhunya.
Thermostat berasal dari istilah bahasa Yunani kuno yaitu Thermo yang
artinya adalah Panas dan Statos memiliki arti sebagai status quo atau tetap
sama. Jika Kedua kata tersebut disatukan maka akan menjadi arti sebagai
“menjaga panas tetap sama”. Jadi pada saat terlalu dingin, maka termostat akan
menyalakan pemanasnya sehingga suhu menjadi tetap hangat. Perangkat
7
pendeteksi suhu ini banyak digunakan di perangkat-perangkat listrik seperti
Oven, Kulkas, Air Conditioner (AC), pengendalian suhu mesin di mobil, water
heater dan Seterika.
Termostat pertama yang ditemukan oleh seorang inovator Belanda yang
bernama Cornelis Drebbel di Inggris pada abad ke-17 adalah Termostat Merkuri
yang digunakan untuk mengatur suhu inkubator ayam. Termostat Modern
pertama yang menggunakan Bi-Metallic ditemukan oleh seorang ahli kimia
Skotlandia yang bernama Andrew Ure pada tahun 1830 untuk mengendalikan
suhu di mesin produksi pabrik tekstil.

Prinsip Kerja Termostat Strip Bimetal (Bimetallic Strips Thermostat)


Sebuah Termostat mekanikal terdiri dari dua jenis logam yang berbeda dan
ditempel bersama sehingga menjadi bentuk yang disebut dengan Bi-Metallic strip
(atau Bi-Metal Strip). Dua Strip tersebut akan berfungsi menjadi jembatan untuk
menghantarkan atau memutuskan arus listrik ke rangkaian sistem pemanas atau
pendinginnya.

Pada saat Normal, Strip yang berfungsi sebagai jembatan tersebut akan
selalu dalam kondisi terhubung dan mengaliri arus listrik, rangkaian yang
terhubungnya akan dalam kondisi ON juga. Ketika Strip tersebut menjadi panas,
salah satu logam diantaranya akan mengembang dan merubah bentuk menjadi
sedikit melekuk dan akan semakin melekuk seiring dengan semakin panasnya
strip tersebut yang pada akhirnya akan memisahkan hubungan strip dengan
rangkaiannya sehingga aliran listrik ke rangkaian sistem pemanas atau pendingin
juga menjadi terputus atau menjadi kondisi OFF. Termostat kemudian berubah
menjadi kondisi OFF (Switch OFF) atau terjadi pemutusan arus listrik ke sistem
pemanas atau pendingin yang terhubung ke Termostat tersebut.
Pada saat kondisi OFF, tidak ada arus listrik yang mengalir melewat strip
Bimetal tersebut. Secara bertahap Strip Bimetal tersebut akan kembali menjadi
dingin. Logam yang melekuk tadi akan mulai berubah bentuk menjadi bentuk
8
semula sehingga terhubung kembali dan arus listrik mulai mengalir melewati strip
bimetal lagi. Kondisi Termostat menjadi ON kembali dan rangkaian sistem
pemanas ataupun pendingin menjadi ON lagi.

Prinsip Kerja Termostat Elektronik (Electronic Thermostat)


Selain Termostat Strip Bimetal yang menggunakan prinsip elektro-mekanikal,
terdapat pula Termostat yang menggunakan komponen-komponen elektronika
untuk mendeteksi perubahaan suhu dan sistem pemutusan dan penyambungan
aliran listriknya juga menggunakan sistem elektronika, Termostat tersebut adalah
Termostat Elektronik.
Prinsip Kerja Termostat Elektronik ini sedikit berbeda dengan Prinsip Kerja
Termostat Bi-Metal yang menggunakan konsep Elektro-Mekanikal . Termostat
Elektronik pada dasarnya berbentuk rangkaian elektronika yang terdiri dari
berbagai komponen-komponen elektronika. Komponen utama untuk mendeteksi
perubahan suhu adalah Thermistor yaitu resistor yang nilai hambatannya dapat
dipengaruhi oleh suhu (Temperature) sekitarnya.
Pada saat Thermistor mendeteksi adanya suhu tinggi, resistansi atau
hambatan Thermistor juga akan berubah sehingga rangkaian elektronikanya
akan memutuskan hubungan listrik ke sistem pemanas ataupun pendingin yang
terhubung tersebut. Pada saat Thermistor menjadi dingin kembali, resistansi
pada thermistor tersebut juga akan berubah menjadi normal kembali sehingga
rangkaian elektronika yang berfungsi sebagai pengendali tersebut akan kembali
menyambung aliran arus listrik ke sistem pemanas dan pendingin sehingga
menjadi ON kembali.
Kelebihan dari Termostat Digital atau Elektronik ini adalah lebih hemat
energi dan mencegah pemborosan pada penggunaan listrik. Termostat jenis ini
dapat diprogram sehingga kita dapat melakukan pengaturan suhu sesuai dengan
periode yang kita inginkan.

9
2) Thermistor (NTC dan PTC)
Thermistor adalah salah satu jenis Resistor yang nilai resistansi atau nilai
hambatannya dipengaruhi oleh Suhu (Temperature), atau resistor yang peka
terhadap panas yang biasanya mempunyai koefisien suhu negatif, karena saat
suhu meningkat maka tahanan menurun atau sebaliknya. Jenis ini sangat peka
dengan perubahan tahan 5% per C sehingga mampu mendeteksi perubahan
suhu yang kecil. Thermistor merupakan singkatan dari “Thermal Resistor” yang
artinya adalah Tahanan (Resistor) yang berkaitan dengan Panas (Thermal).
Thermistor terdiri dari 2 jenis, yaitu Thermistor NTC (Negative Temperature
Coefficient) dan Thermistor PTC (Positive Temperature Coefficient).
Komponen Elektronika yang peka dengan suhu ini pertama kali ditemukan
oleh seorang ilmuwan inggris yang bernama Michael Faraday pada 1833.
Thermistor yang ditemukannya tersebut merupakan Thermistor jenis NTC
(Negative Temperature Coefficient). Michael Faraday menemukan adanya
penurunan Resistansi (hambatan) yang signifikan pada bahan Silver Sulfide
ketika suhu dinaikkan. Namun Thermitor komersil pertama yang dapat diproduksi
secara massal adalah Thermistor ditemukan oleh Samuel Ruben (ilmuan
Amerika Serikat) pada tahun 1930.
Seperti namanya, Nilai Resistansi Thermistor NTC akan turun jika suhu di
sekitar Thermistor NTC tersebut tinggi (berbanding terbalik / Negatif). Sedangkan
untuk Thermistor PTC, semakin tinggi suhu disekitarnya, semakin tinggi pula nilai
resistansinya (berbanding lurus / Positif).
Simbol Thermistor secara umum :

Simbol dan Gambar Komponen Thermistor PTC dan NTC:

10
Karaktreristik Thermistor NTC dan PTC
Contoh perubahaan Nilai Resistansi Thermistor NTC saat terjadinya
perubahan suhu disekitarnya, Thermistor NTC tersebut bernilai 10kΩ pada suhu
ruangan (25°C), tetapi akan berubah seiring perubahan suhu disekitarnya. Pada
-40°C nilai resistansinya akan menjadi 197.388kΩ, saat kondisi suhu di 0°C nilai
resistansi NTC akan menurun menjadi 27.445kΩ, pada suhu 100°C akan
menjadi 0.976kΩ dan pada suhu 125°C akan menurun menjadi 0.532kΩ. Jika
digambarkan, maka Karakteristik Thermistor NTC tersebut adalah seperti
dibawah ini :

Pada umumnya Thermistor NTC dan Thermistor PTC adalah Komponen


Elektronika yang berfungsi sebagai sensor pada rangkaian Elektronika yang
berhubungan dengan Suhu (Temperature). Suhu operasional Thermistor
berbeda-beda tergantung pada Produsen Thermistor itu sendiri, tetapi pada
umumnya berkisar diantara -90°C sampai 130°C. Beberapa aplikasi Thermistor
NTC dan PTC di kehidupan kita sehari-hari antara lain sebagai pendeteksi
Kebakaran, Sensor suhu di Engine (Mesin) mobil, Sensor untuk memonitor suhu
Battery Pack (Kamera, Handphone, Laptop) saat Charging, Sensor untuk
memantau suhu Inkubator, Sensor suhu untuk Kulkas, sensor suhu pada
Komputer dan lain sebagainya.
3) Resistive Temperature Detector (RTD)
Resistive Temperature Detector atau disingkat dengan RTD memiliki fungsi
yang sama dengan Thermistor jenis PTC yaitu dapat mengubah energi listrik
menjadi hambatan listrik yang sebanding dengan perubahan suhu. Namun
Resistive Temperature Detector (RTD) lebih presisi dan memiliki keakurasian
yang lebih tinggi jika dibanding dengan Thermistor PTC. Resistive Temperature
Detector  pada umumnya terbuat dari bahan Platinum sehingga disebut juga
dengan Platinum Resistance Thermometer (PRT).

11
Kelebihan Resistance Temperature Detector (RTD)

 Stabilitas kerja yang tinggi


 Memiliki akurasi pengukuran yang tinggi
 Lebih linier jika dibanding dengan Thermistor dan Thermocouple
 Rentang suhu yang luas yaitu dapat beroperasi di suhu -200⁰C hingga
+650⁰C.

Kekurangan Resistance Temperature Detector (RTD)

 Harga RTD mahal


 Memerlukan supply daya
 Resistansi yang rendah
 Tahanan absolut yang rendah
 Mengalami self heating

Karakteristik Resistance Temperature Detector (RTD)

4) Thermocouple (Termokopel)
Thermocouple adalah salah satu jenis sensor suhu yang paling sering
digunakan, hal ini dikarenakan rentang suhu operasional Thermocouple yang
luas yaitu berkisar -200°C hingga lebih dari 2000°C dengan harga yang relatif
rendah. Thermocouple pada dasarnya adalah sensor suhu Thermo-Electric yang
terdiri dari dua persimpangan (junction) logam yang berbeda. Salah satu Logam
di Thermocouple dijaga di suhu yang tetap (konstan) yang berfungsi sebagai
junction referensi sedangkan satunya lagi dikenakan suhu panas yang akan
dideteksi. Dengan adanya perbedaan suhu di dua persimpangan tersebut,
rangkaian akan menghasilkan tegangan listrik tertentu yang nilainya sebanding
dengan suhu sumber panas.

12
Keuntungan Thermocouple adalah sebagai berikut :
 Memiliki rentang suhu yang luas
 Tahan terhadap goncangan dan getaran
 Memberikan respon langsung terhadap perubahan suhu.

Prinsip Kerja Termokopel


Prinsip kerja Termokopel cukup mudah dan sederhana. Pada dasarnya
Termokopel hanya terdiri dari dua kawat logam konduktor yang berbeda jenis
dan digabungkan ujungnya.  Satu jenis logam konduktor yang terdapat pada
Termokopel akan berfungsi sebagai referensi dengan suhu konstan (tetap)
sedangkan yang satunya lagi sebagai logam konduktor yang mendeteksi suhu
panas.

Prinsip kerja Termokopel

Berdasarkan Gambar tersebut, ketika kedua persimpangan atau Junction


memiliki suhu yang sama, maka beda potensial atau tegangan listrik yang
melalui dua persimpangan tersebut adalah “NOL” atau V1 = V2. Akan tetapi,
ketika persimpangan yang terhubung dalam rangkaian diberikan suhu panas
atau dihubungkan ke obyek pengukuran, maka akan terjadi perbedaan suhu
diantara dua persimpangan tersebut yang kemudian menghasilkan tegangan
listrik yang nilainya sebanding dengan suhu panas yang diterimanya atau V1 –
V2. Tegangan Listrik yang ditimbulkan ini pada umumnya sekitar 1 µV – 70µV
pada tiap derajat Celcius. Tegangan tersebut kemudian dikonversikan sesuai
dengan Tabel referensi yang telah ditetapkan sehingga menghasilkan
pengukuran yang dapat dimengerti oleh kita.

13
b) Sensor Cahaya
Sensor cahaya adalah komponen elektronika yang dapat memberikan
perubahan besaran elektrik pada saat terjadi perubahan intensitas cahaya yang
diterima oleh sensor cahaya tersebut. Sensor cahaya dalam kehidupan sehari-hari
dapat kita temui pada penerima remote televisi dan pada lampu penerangan jalan
otomatis.

Jenis-Jenis Sensor Cahaya


Dilihat dari perubahan output sensor cahaya maka sensor cahaya dapat dibedakan
kedalam 2 tipe yaitu :
 Sensor cahaya tipe fotovoltaik (Photovoltaic)
 Sensor cahaya tipe fotokonduktif

Kemudian apabila dilihat dari cahaya yang diterima sensor cahaya tersebut, maka
sensor cahaya dapat dibagi dalam beberapa tipe sebagai berikut :
 Sensor cahaya infra merah
 Sensor cahaya ultraviolet

 Sensor Cahaya Tipe Fotovoltaik


Sensor cahaya tipe Photovoltaic adalah sensor cahaya yang dapat
memberikan perubahan tegangan pada output sensor cahaya tersebut apabila
sensor tersebut menerima intensitas cahaya. Salah satu contoh sensor cahaya tipe
fotovoltaik adalah solar cell atau sel surya.
Sel Surya atau Solar Cell adalah suatu perangkat atau komponen yang
dapat mengubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik dengan
menggunakan prinsip efek Photovoltaic. Oleh karena itu, Sel Surya atau Solar Cell
sering disebut juga dengan Sel Photovoltaic (PV). Efek Photovoltaic ini ditemukan
oleh Henri Becquerel pada tahun 1839.
Arus listrik timbul karena adanya energi foton cahaya matahari yang
diterimanya berhasil membebaskan ilicon -elektron dalam sambungan
semikonduktor tipe N dan tipe P untuk mengalir. Sama seperti Dioda Foto
(Photodioda), Sel Surya atau Solar Cell ini juga memiliki kaki Positif dan kaki Negatif
yang terhubung ke rangkaian atau perangkat yang memerlukan sumber listrik.
Pada dasarnya, Sel Surya merupakan Dioda Foto (Photodioda) yang
memiliki permukaan yang sangat besar. Permukaan luas Sel Surya tersebut
menjadikan perangkat Sel Surya ini lebih ilicon e terhadap cahaya yang masuk
dan menghasilkan Tegangan dan Arus yang lebih kuat dari Dioda Foto pada
umumnya. Contohnya, sebuah Sel Surya yang terbuat dari bahan semikonduktor

14
ilicon mampu menghasilkan tegangan setinggi 0,5V dan Arus setinggi 0,1A saat
terkena (expose) cahaya matahari.
Saat ini, telah banyak yang mengaplikasikan perangkat Sel Surya ini ke
berbagai macam penggunaan. Mulai dari sumber listrik untuk Kalkulator, Mainan,
pengisi baterai hingga ke pembangkit listrik dan bahkan sebagai sumber listrik untuk
menggerakan Satelit yang mengorbit Bumi kita.

Struktur Dasar dan Simbol Sel Surya (Solar Cell)

Prinsip Kerja Sel Surya (Solar Cell)


Sinar Matahari terdiri dari partikel sangat kecil yang disebut dengan Foton.
Ketika terkena sinar Matahari, Foton yang merupakan partikel sinar Matahari
tersebut meghantam atom semikonduktor silikon Sel Surya sehingga menimbulkan
energi yang cukup besar untuk memisahkan elektron dari struktur atomnya.
Elektron yang terpisah dan bermuatan Negatif (-) tersebut akan bebas bergerak
pada daerah pita konduksi dari material semikonduktor. Atom yang kehilangan
Elektron tersebut akan terjadi kekosongan pada strukturnya, kekosongan tersebut
dinamakan dengan “hole” dengan muatan Positif (+).
Daerah Semikonduktor dengan elektron bebas ini bersifat negatif dan
bertindak sebagai Pendonor elektron, daerah semikonduktor ini disebut dengan
Semikonduktor tipe N (N-type). Sedangkan daerah semikonduktor dengan Hole
bersifat Positif dan bertindak sebagai Penerima (Acceptor) elektron yang dinamakan
dengan Semikonduktor tipe P (P-type).
Di persimpangan daerah Positif dan Negatif (PN Junction), akan
menimbulkan energi yang mendorong elektron dan hole untuk bergerak ke arah
yang berlawanan. Elektron akan bergerak menjauhi daerah Negatif sedangkan Hole
akan bergerak menjauhi daerah Positif. Ketika diberikan sebuah beban berupa
lampu maupun perangkat listrik lainnya di Persimpangan Positif dan Negatif (PN
Junction) ini, maka akan menimbulkan Arus Listrik.

15
Rangkaian Seri dan Paralel Sel Surya (Solar Cell)
Seperti Baterai, Sel Surya juga dapat dirangkai secara Seri maupun Paralel. Pada
umumnya, setiap Sel Surya menghasilkan Tegangan sebesar 0,45 ~ 0,5V dan arus
listrik sebesar 0,1A pada saat menerima sinar cahaya yang terang. Sama halnya
dengan Baterai, Sel Surya yang dirangkai secara Seri akan meningkatkan
Tegangan (Voltage) sedangkan Sel Surya yang dirangkai secara Paralel akan
meningkatkan Arus (Current).

 Sensor cahaya tipe fotokonduktif


Sensor cahaya tipe fotokonduktif akan memberikan perubahan resistansi
pada terminal outputnya sesuai dengan perubahan intensitas cahaya yang
diterimanya. Sensor cahaya tipe fotovoltaik ini ada beberapa jenis diantaranya
adalah :
 LDR (Light Depending Resistor)
 Photo Transistor
 Photo Dioda

1) LDR (Light Depending Resistor)


LDR adalah jenis Resistor yang nilai hambatan atau nilai resistansinya
tergantung pada intensitas cahaya yang diterimanya. Nilai Hambatan LDR akan
menurun pada saat cahaya terang dan nilai Hambatannya akan menjadi tinggi jika
dalam kondisi gelap. Dengan kata lain, fungsi LDR (Light Dependent Resistor)
adalah untuk menghantarkan arus listrik jika menerima sejumlah intensitas cahaya
(Kondisi Terang) dan menghambat arus listrik dalam kondisi gelap.
Naik turunnya nilai Hambatan akan sebanding dengan jumlah cahaya yang
diterimanya. Pada umumnya, Nilai Hambatan LDR akan mencapai 200 Kilo Ohm
(kΩ) pada kondisi gelap dan menurun menjadi 500 Ohm (Ω) pada Kondisi Cahaya
Terang.
LDR (Light Dependent Resistor) yang merupakan Komponen Elektronika peka
cahaya ini sering digunakan atau diaplikasikan dalam Rangkaian Elektronika sebagai
sensor pada Lampu Penerang Jalan, Lampu Kamar Tidur, Rangkaian Anti Maling,
Shutter Kamera, Alarm dan lain sebagainya.

16
Bentuk dan Simbol LDR

2) Photo Transistor
Photo Transistor adalah
Transistor yang dapat
mengubah energi cahaya
menjadi listrik dan memiliki
penguat (gain) Internal. Penguat Internal yang terintegrasi ini menjadikan
sensitivitas atau kepekaan Photo Transistor terhadap cahaya jauh lebih baik dari
komponen pendeteksi cahaya lainnya seperti Photo Diode ataupun Photo
Resistor. Cahaya yang diterima oleh Photo Transistor akan menimbulkan arus
pada daerah basis-nya dan menghasilkan penguatan arus hingga ratusan kali
bahkan beberapa ribu kali.  Photo Transistor juga merupakan komponen
elektronika yang digolongkan sebagai Transduser.

Stuktur Photo Transistor


Photo Transistor dirancang khusus untuk aplikasi pendeteksian cahaya
sehingga memiliki Wilayah Basis dan Kolektor yang lebih besar dibanding
dengan Transistor normal umumnya. Bahan Dasar Photo Transistor pada
awalnya terbuat dari bahan semikonduktor seperti Silikon dan Germanium yang
membentuk struktur Homo-junction.
Namun seiring dengan perkembangannya, Photo Transistor saat ini lebih
banyak menggunakan bahan semikonduktor seperti Galium Arsenide yang
tergolong dalam kelompok Semikonduktor III-V sehingga membentuk struktur
Hetero-junction yang memberikan efisiensi konversi lebih tinggi. Yang dimaksud
dengan Hetero-junction atau Heterostructure adalah Struktur yang menggunakan
bahan yang berbeda pada kedua sisi persimpangan PN.

Bentuk dan Simbol Photo Transistor


Photo Transistor pada umumnya dikemas dalam bentuk transparan pada area
dimana Photo Transistor tersebut menerima cahaya.

17
Prinsip Kerja Photo Transistor
Cara kerja Photo Transistor atau Transistor Foto hampir sama dengan
Transistor normal pada umumnya, dimana arus pada Basis Transistor dikalikan
untuk memberikan arus pada Kolektor. Namun khusus untuk Photo Transistor,
arus Basis dikendalikan oleh jumlah cahaya atau inframerah yang diterimanya.
Oleh karena itu, pada umumnya secara fisik Photo Transistor hanya memiliki dua
kaki yaitu Kolektor dan Emitor sedangkan terminal Basisnya berbentuk lensa
yang berfungsi sebagai sensor pendeteksi cahaya.

Pada prinsipnya, apabila Terminal Basis pada Photo Transistor menerima


intensitas cahaya yang tinggi, maka arus yang mengalir dari Kolektor ke Emitor
akan semakin besar.

Kelebihan Photo Transistor


 Photo Transistor menghasilkan arus yang lebih tinggi jika dibandingkan
dengan Photo Diode.
 Photo Transistor relatif lebih murah, lebih sederhana dan lebih kecil sehingga
mudah untuk diintegrasikan ke berbagai rangkaian elektronika.
 Photo Transistor memiliki respon yang cepat dan mampu menghasilkan
Output yang hampir mendekati instan.
 Photo Transistor dapat menghasilkan Tegangan, sedangkan Photoresistor
tidak bisa.

Kelemahan Photo Transistor


 Photo Transistor yang terbuat dari Silikon tidak dapat menangani tegangan
yang melebihi 1000 Volt

18
 Photo Transistor sangat rentan terhadap lonjakan listrik yang mendadak
(electric surge).
 Photo Transistor tidak memungkin elektron bergerak sebebas perangkat
lainnya (contoh: Tabung Elektron).

3) Photo Dioda
Photo dioda atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Dioda Foto
adalah komponen Elektronika yang dapat mengubah cahaya menjadi arus listrik.
Dioda Foto merupakan komponen aktif yang terbuat dari bahan semikonduktor
dan tergolong dalam keluarga Dioda. Seperti Dioda pada umumnya, Photodioda
atau Dioda Foto ini memiliki dua kaki terminal yaitu kaki terminal Katoda dan kaki
terminal Anoda, namun Dioda Foto memiliki Lensa dan Filter Optik yang
terpasang dipermukaannya sebagai pendeteksi cahaya.
Cahaya yang dapat dideteksi oleh Dioda Foto diantaranya seperti Cahaya
Matahari, Cahaya Tampak, Sinar Inframerah, Sinar Ultra-violet hingga sinar X.
Oleh karena itu, Photodioda atau Dioda Foto yang dapat mendeteksi berbagai
Cahaya ini telah banyak diaplikasikan ke berbagai perangkat Elektronika dan
listrik seperti Penghitung Kendaraan, Sensor Cahaya Kamera, Alat-alat medis,
Scanner Barcode dan peralatan keamanan.

Bahan-bahan Semikonduktor untuk Photodioda (Dioda Foto)


Bahan Semikonduktor yang biasanya digunakan sebagai bahan dasar
Photodioda yaitu :
 Silikon (Si) : Arus Gelap rendah, berkecepatan tinggi, kepekaan (sensitivitas)
baik di jarak sekitar 400nm hingga 1000nm (terbaik di jarak 800nm – 900nm)
 Germanium (Ge) : Arus Gelap lebih tinggi, berkecepatan rendah, kepekaan
(sensitivitas) baik di jarak sekitar 900nm – 1600nm (terbaik di jarak 1400nm –
1500nm)
 Indium gallium arsenide phosphide (InGaAsP) : Mahal, arus gelap rendah,
berkecepatan tinggi, kepekaan (sensitivitas) baik di jarak sekitar 1000nm –
1350nm (terbaik di jarak 1100nm – 1300nm)
 Indium gallium arsenide (InGaAs) : Mahal, arus gelap rendah, berkecepatan
tinggi, kepekaan (sensitivitas) baik di jarak sekitar 900nm – 1700nm (terbaik di
jarak 1300nm – 1600nm)

Bentuk dan Simbol Photodioda (Dioda Foto)

19
Prinsip Kerja Photodioda (Dioda Foto)
Photodioda terdiri dari satu lapisan tipis semikonduktor tipe-N yang
memiliki kebanyakan elektron dan satu lapisan tebal semikonduktor tipe-P yang
memiliki kebanyakan hole. Lapisan semikonduktor tipe-N adalah Katoda
sedangkan lapisan semikonduktor tipe-P adalah Anoda.
Saat Photodioda terkena cahaya, Foton yang merupakan partikel terkecil
cahaya akan  menembus lapisan semikonduktor tipe-N dan memasuki lapisan
semikonduktor tipe-P. Foton-foton tersebut kemudian akan bertabrakan dengan
elektron-elektron yang terikat sehingga elektron tersebut terpisah dari intinya dan
menyebabkan terjadinya hole. Elektron terpisah akibat tabrakan dan berada
dekat persimpangan PN (PN junction) akan menyeberangi persimpangan
tersebut ke wilayah semikonduktor tipe-N. Hasilnya, Elektron akan bertambah di
sisi semikonduktor N sedangkan sisi semikonduktor P akan kelebihan Hole.
Pemisahan muatan positif dan negatif ini menyebabkan perbedaan potensial
pada persimpangan PN. Ketika kita hubungkan sebuah beban ataupun kabel ke
Katoda (sisi semikonduktor N) dan Anoda (sisi semikonduktor P), Elektron akan
mengalir melalui beban atau kabel tersebut dari Katoda ke Anoda atau biasanya
kita sebut sebagai aliran arus listrik.

Model Pengoperasian Photodioda (Dioda Foto)


Terdapat dua model pengoperasian pada Photodioda, yaitu dengan model
Photovoltaic dan model Photoconductive.
1. Model Photovoltaic
2. Model Photoconductive

c) Sensor Proximity

20
Proximity sensor merupakan sensor yang digunakan untuk mendeteksi suatu
obyek benda berdasarkan jarak benda tersebut terhadap sensor. Proximity sensor
ini akan mendeteksi obyek benda dengan jarak yang cukup dekat berkisar 1 mm
sampai beberapa centimeter dari sensor. Sensor ini sering diimplementasikan pada
industry pabrik, perkantoran, dunia robot dan lain-lain. Berdasarkan penggunaanya,
sensor proximity merupakan sensor yang mampu mendeteksi keberadaan suatu
obyek logam maupun non logam tanpa menggunakan konak fisik.

Jenis-jenis Proximity sensor.


Sensor proximity ini memiliki 3 jenis sensor sesuai dengan kebutuhan sebagai
berikut:
1) Proximity Inductive
Jenis sensor ini digunakan untuk mendeteksi adanya sebuah logam.
Sensor ini akan bekerja apabila terdapat suatu tegangan sumber, dan isolator
pada sensor akan membangkitkan sebuah medan magnet dengan frekuensi
tinggi. Dengan proses ini, apabila terdapat sebuah bahan logam yang terdeteksi
oleh permukaan sensor maka medan magnet yang di hasilkan akan berubah dan
perubahan ini yang akan membuat sensor memberikan sinyal.

2) Proximity Capacitive
Sensor ini sedikit berbeda dengan sensor inductive, sensor ini tidak hanya
dapat mendeteksi benda logam saja tetapi juga bisa mendeteksi benda non
logam dengan mengukur perbedaan kapasitansi medan listrik pada kapasitor.
Penggunaan sensor ini biasanya digunakan pada bagian belakang mobil untuk
memudahkan mengatur posisi parker sebuah kendaraan.

3) Proximity Optic Sensor


Sensor proximity optik ini mendeteksi keberadaan suatu obyek dengan
cahaya biasnya atau pantulan cayaha(refleksi) yaitu infra red. Bila terdapat
benda dengan jarak yang cukup dekat dengan sensor, maka cahaya yang
terdapat pada sensor akan memantul kembali pada penerima(receptor) sehingga
penerima akan menangkap sinyal tersebut sebagai tanda bahwa ada obyek yang
melewati sensor. Salah satu implementasi sensor proximity optik ini yang paling

21
dekat dengan keseharian kita adalah pada penggunaan touch screen pada
ponsel.
Cara Kerja Proximity Sensor
Seperti apa yang sudah dijelaskan diatas, sensor ini bekerja berdasarkan
jarak obyek terhadap sensor. Ketika ada suatu obyek logam maupun non logam
mendekat pada sensor dengan jarak yang cukup dekat maka sensor akan
mendeteksi obyek dan menangkap sinyal sebagai tanda bahwa ada obyek yang
melewati sensor.

Jarak Diteksi

Ad alah jarak dari posisi yang terbaca dan tidak terbaca


sensor untuk operasi kerjanya. Mengatur jarak dari
permukaan sensor memungkinkan sensor lebih stabil
dalam pengoperasiannya. Posisi objek sensing transit
ini adalah sekitar 70% – 80% dari jarak normal sensing.

d) Sensor Ultrasonik

Sensor ultrasonik bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang suara,


dimana sensor ini menghasilkan gelombang suara yang kemudian menangkapnya
kembali dengan perbedaan waktu sebagai dasar penginderaannya. Perbedaan
waktu antara gelombang suara dipancarkan dengan ditangkapnya kembali
gelombang suara tersebut adalah berbanding lurus dengan jarak atau tinggi objek
yang memantulkannya. Jenis objek yang dapat diindera diantaranya adalah: objek
padat, cair, butiran maupun tekstil.

Prinsip Kerja Sensor Ultrasonik


22
     Sinyal dipancarkan oleh pemancar ultrasonik dengan frekuensi tertentu dan
dengan durasi waktu tertentu. Sinyal tersebut berfrekuensi diatas 20kHz. Untuk
mengukur jarak benda (sensor jarak), frekuensi yang umum digunakan adalah
40kHz.
     Sinyal yang dipancarkan akan merambat sebagai gelombang bunyi dengan
kecepatan sekitar 340 m/s. Ketika menumbuk suatu benda, maka sinyal tersebut
akan dipantulkan oleh benda tersebut.
     Setelah gelombang pantulan sampai di alat penerima, maka sinyal tersebut akan
diproses untuk menghitung jarak benda tersebut. Jarak benda dihitung
berdasarkan rumus :
S = 340.t/2
Keterangan :
S = Jarak antara sensor ultrasonik dengan benda (bidang pantul)
t = Selisih antara waktu pemancaran gelombang oleh transmitter dan waktu
ketika gelombang pantul diterima receiver.

e) Sensor Tekanan

Sensor Tekanan adalah sensor untuk mengukur tekanan suatu zat. Sensor
ini memiliki transduser yang mengukur ketegangan kawat, dimana mengubah
tegangan mekanis menjadi sinyal listrik. Dasar penginderaannya pada
23
perubahan tahanan pengantar (transduser) yang berubah akibat perubahan
panjang dan luas penampangnya.

Prinsip Kerja Sensor Tekanan :


Perubahan tekanan pada kantung menyebabkan perubahan posisi inti
kumparan sehingga mengakibatkan perubahan induksi magnetik pada
kumparan. Kumparan yang digunakan adalah kumparan CT (center tap),
dengan demikian apabila inti mengalami pergeseran maka induktansi pada
salah satu kumparan bertambah sementara induktansi pada kumparan yang
lain berkurang. Kemudian pengubah sinyal berfungsi untuk mengubah
induktansi magnetik yang timbul pada kumparan menjadi tegangan yang
sebanding.
Jenis-jenis Sensor Tekanan :
Tabung Bourdon
LVDT (Linear Variabel differential Transformer)
Sensor Tekanan MPX4100ap

Aplikasi Sensor Tekanan pada :


 Motor bensin
 Pesawat terbang
 Pengukur tekanan ban
 Pengukur tinggi suatu cairan
 ketinggian, pesawat terbang, roket, satelit, balon udara, dll.

f) Sensor Kecepatan (RPM)


Sensor kecepatan atau velocity sensor merupakan suatu sensor yang digunakan untuk
mendeteksi kecepatan gerak benda untuk selanjutnya diubah kedalam bentuk sinyal
elektrik. Dalam prakteknya ada beberapa sensor yang digunakan untuk berbagai
keperluan ini, sensor-sensor tersebut diantaranya:
Tachometer dan Stroboscope
Kabel Piezoelectric
Muzzle velocity
Encoder Meter

Cara Kerja Sensor Kecepatan


Proses penginderaan sensor kecepatan merupakan proses kebalikan dari
suatu motor, dimana suatu poros/object yang berputar pada suatui generator akan
menghasilkan suatu tegangan yang sebanding dengan kecepatan putaran object.
24
Kecepatan putar sering pula diukur dengan menggunakan sensor yang
mengindera pulsa magnetis (induksi) yang timbul saat medan magnetis terjadi.
Lalu tegangan ini di kirim ke ECM.

Tarusan, Juli 2019,


Mengetahui, Guru Produktif TAV
Kepala SMK Negeri 1 Koto XI Tarusan

Yasrizon, M.Pd Gusrial, S.Pd


NIP. 19690712 199702 1 001 NIP.19810818 201101 1 014

Penggalan Materi 2

25
Cara Mengukur Sensor Menggunakan Multimeter

a) Mengukur Sensor Suhu Thermistor

Cara Mengukur Thermistor PTC (Positive Temperature Coefficient)


1. Atur Posisi Saklar Multimeter pada posisi Ohm (Ω)
2. Hubungkan Probe pada Kaki Thermistor (Thermistor tidak memiliki
Polaritas)
3. Dekatkan Mata Solder (Soldering Tip) yang panas ke Thermistor (pastikan
jangan menyentuh Thermistor, karena akan merusak bungkusan
Thermistor).
4. Perhatikan Display Multimeter, nilai Resistansinya akan naik sebanding
dengan suhu tinggi disekitarnya.
* Kita juga dapat menggunakan Hair Dryer , solder atau pemanas lainnya
untuk menaikkan suhu disekitar Thermistor.

Cara Mengukur Thermistor NTC (Negative Temperature Coefficient)


1. Atur Posisi Saklar Multimeter pada posisi Ohm (Ω)
2. Hubungkan Probe pada Kaki Thermistor (Thermistor tidak memiliki
Polaritas)
3. Dekatkan Mata Solder (Soldering Tip) yang panas ke Thermistor (pastikan
jangan menyentuh Thermistor, karena akan merusak bungkusan
Thermistor).
4. Perhatikan Display pada Multimeter, nilai Resistansi akan turun sebanding
dengan suhu tinggi disekitarnya.
* Kita juga dapat menggunakan Hair Dryer , solder atau pemanas lainnya
untuk menaikkan suhu disekitar Thermistor.

26
Thermistor dinyatakan Rusak atau tidak dapat berfungsi sebagai mestinya
apabila saat pengukurannya terjadi kondisi seperti dibawah ini :
 Nilai pada Multimeter selalu berada di posisi “0” saat diukur, hal ini artinya
Thermistor tersebut “Short” atau terjadi “hubungan singkat”. Nilai pada
Multimeter selalu berada di posisi “Tak terhingga / infinity” saat diukur, hal
ini artinya Thermistor tersebut “Open” atau “Putus”.
 Nilai pada Multimeter tidak stabil atau menunjukan pada nilai tertentu tetapi
tidak turun ataupun naik maka Thermistor tersebut juga dalam kondisi
Rusak.
Jika kita ingin mengetahui apakah jenis Thermistor yang diukur tersebut
adalah jenis Thermistor PTC atau NTC,  maka kita dapat mengetahuinya
dengan cara membaca nilai resistansi Thermistor yang bersangkutan pada
saat diukur. Jika nilai resistansinya naik pada suhu panas, maka Thermistor
yang diukur tersebut adalah Thermistor jenis PTC. Sedangkan jika nilai
resitansinya menurun ketika suhu disekitarnya tinggi (panas) maka jenis
Thermistor tersebut adalah NTC.

27
Penggalan Materi 3
Siswa disuruh mempraktekkan sesuai dengan urutan langkah kerja

E. Rujukan
Syaiful Karim. 2013. Sensor Dan Aktuator, Kelas XI Semester 1. Jakarta:
Kementerian Pendidikan & Kebudayaan.

Tarusan, Juli 2019,


Mengetahui, Guru Produktif TAV
Kepala SMK Negeri 1 Koto XI Tarusan

Yasrizon, M.Pd Gusrial, S.Pd


NIP. 19690712 199702 1 001 NIP.19810818 201101 1 014

28
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Sensor Rangkaian Elektronika

Nama Kelompok : ......................................................................................................


Nama Siswa : ......................................................................................................
Kelas : ...................................................................................................
A. Tujuan Pembelajaran:

1. Pengetahuan:
a. Produk
1) Secara mandiri dan tanpa membuka bahan ajar, siswa dapat menjelaskan
pengertian analisis kerja sensor rangkaian elektronika dengan mengerjakan
soal terkait di LP 3 minimal nilai sama dengan KKM.

2) Secara mandiri dan tanpa membuka bahan ajar, siswa mampu


mengklasifikasikan jenis sensor pada rangkaian elektronika dengan
mengerjakan soal terkait LP 3 minimal nilai sama dengan KKM.

b. Proses
Siswa diharapkan dapat menjelaskan metode pengujian komponen sensor
rangkaian elektronikadengan mengerjakan evaluasi yang terkait dengan LP 4
minimal nilai sama dengan KKM.

2. Keterampilan:
Dengan menggunakan komputer siswa dapat mempraktekkan pengujian
komponen sensor rangkaian elektronika sesuai rincian tugas kinerja di LP 5
minimal nilai sama dengan KKM.

B. Kompetensi Dasar
3.3. Menganalisis kerja sensor rangkaian elektronika
4.3. Menguji komponen sensor rangkaian elektronika

C. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


1. Pengetahuan
a. Produk
3.2.1. Menjelaskan pengertian analisis kerja sensor rangkaian elektronika
3.2.2. Mengklasifikasikan jenis sensor pada rangkaian elektronika

b. Proses
3.2.3. Menjelaskan metode pengujian komponen sensor rangkaian elektronika

2. Keterampilan
Mempraktekkan pengujian komponen sensor rangkaian elektronika

29
D. Langkah Pembelajaran
Identifikasikan jenis-jenis sensor rangkaian elektronika, kemudian kerjakan soal
berikut ini dengan menuliskan fungsi dari masing-masing sensor.

Nama Sensor Pengertian sensor dan Jenisnya

Sensor Suhu

Sensor Cahaya

Sensor Proximity

Sensor Ultrasonik

Sensor Tekanan

E. Diskusi
Membahas berbagai macam sensor adalah suatu hal yang sangat menarik. Seiring
dengan perkembangan teknologi yang semakin maju, semakin banyaknya
penggunaan sensor dalam peralatan elektronik disekitar kita.
Buatlah kelompok dengan anggota 3 – 4 orang, diskusikan cara mengukur
perubahan nilai resistansi sensor LDR (Light Dependent Resistor) pada saat kondisi
terang dan saat kondisi gelap dengan menggunakan Multimeter.

F. Peta Konsep

Pengertian analisis kerja sensor

Sensor Rangkaian Mengklasifikasikan jenis sensor


Elekronika

Menguji komponen sensor rangkaian


elektronika

G. Daftar Pustaka
Syaiful Karim. 2013. Sensor Dan Aktuator, Kelas XI Semester 1. Jakarta:
Kementerian Pendidikan & Kebudayaan.
30
KUNCI JAWABAN LKPD

Sensor Rangkaian
Elektronika
1. Identifikasikan jenis-jenis sensor rangkaian elektronika, kemudian kerjakan soal
berikut ini dengan menuliskan fungsi dari masing-masing sensor.

Nama Sensor Fungsi Sensor

Adalah suatu komponen yang dapat mengubah besaran


panas menjadi besaran listrik sehingga dapat mendeteksi
gejala perubahan suhu pada obyek tertentu.
Jenisnya :
Sensor Suhu Termostat
Thermistor (NTC dan PTC)
Resistive Temperature Detector (RTD)
Thermocouple
Adalah komponen elektronika yang dapat memberikan
perubahan besaran elektrik pada saat terjadi perubahan
intensitas cahaya yang diterima oleh sensor cahaya tersebut.
Jenis-Jenis Sensor Cahaya
Berdasarkan perubahan output sensor cahaya :
Sensor Cahaya
 Sensor cahaya tipe fotovoltaik (Photovoltaic)
 Sensor cahaya tipe fotokonduktif
Berdasarkan cahaya yang diterima sensor cahaya :
 Sensor cahaya infra merah
 Sensor cahaya ultraviolet
Merupakan sensor yang digunakan untuk mendeteksi suatu
obyek benda berdasarkan jarak benda tersebut terhadap
sensor.
Sensor Proximity Jenis Sensor Proximity :
 Proximity Inductive
 Proximity Capacitive
 Proximity Optik Sensor
Bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang suara,
dimana sensor ini menghasilkan gelombang suara yang
Sensor Ultrasonik
kemudian menangkapnya kembali dengan perbedaan waktu
sebagai dasar penginderaannya.

31
Adalah sensor untuk mengukur tekanan suatu zat. Sensor
ini memiliki transduser yang mengukur ketegangan kawat,
dimana mengubah tegangan mekanis menjadi sinyal listrik.
Sensor Tekanan Jenis-jenis Sensor Tekanan :
Tabung Bourdon
LVDT (Linear Variabel differential Transformer)
Sensor Tekanan MPX4100ap

3. Hasil diskusi cara pengujkuran perubahan nilai resistansi sensor LDR (Light
Dependent Resistor) pada saat kondisi terang dan saat kondisi gelap dengan
menggunakan Multimeter.

a) Mengukur LDR pada Kondisi Terang

1. Atur posisi skala selektor Multimeter pada


posisi Ohm
2.
2.
2.
2.
2.
2.
2.
Hubungkan Probe Merah dan Probe Hitam
Multimeter pada kedua kaki LDR (tidak
ada polaritas)
3. Berikan cahaya terang pada LDR
4. Baca nilai resistansi pada Display
Multimeter. Nilai Resistansi LDR pada
kondisi terang akan berkisar sekitar 500
Ohm.

b) Mengukur LDR pada Kondisi Terang

32
1. Atur posisi skala selektor Multimeter
pada posisi Ohm
2. Hubungkan Probe Merah dan Probe
Hitam Multimeter pada kedua kaki LDR
(tidak ada polaritas)
3. Tutup bagian permukaan LDR atau
pastikan LDR tidak mendapatkan
cahaya
4. Baca nilai resistansi pada Display
Multimeter. Nilai Resistansi LDR di
kondisi gelap akan berkisar sekitar 200
Kohm.

Lampiran 2. Rubrik penilaian


33
Tabel Spesifikasi Lembar Penilaian

Indikator LP dan Butir Soal Kunci LP dan Butir


Soal
Sikap Prilaku Karakter LP1 Deskripsi
Sikap Sosial LP2
Produk: LP 3 Produk Kunci LP 1 Produk
Butir 1, 2, 3, 4, 5 Butir 1, 2, 3, 4, 5
1. Menjelaskan pengertian analisis kerja
sensor rangkaian elektronika Butir 6, 7, 8, 9 Butir 6, 7, 8, 9
2. Mengklasifikasikan jenis sensor pada
rangkaian elektronika
Proses:
LP 4 Proses: RTK Dipercayakan
Menjelaskan metode pengujian
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, kepada judgement
komponen sensor rangkaian elektronika 9, 10 Penilai / Guru
Keterampilan:
LP 5 Keterampilan: Dipercayakan
Mempraktekkan pengujian komponen
RTK 1, 2, 3, 4, 5, 6, kepada judgement
sensor rangkaian elektronika
7, 8, 9 dan 10 Penilai / Guru

Siswa: Kelas: Tanggal:

34
LP 1: Format Penilaian Sikap Prilaku Karakter

Petunjuk:

Untuk setiap sikap berikut ini, beri penilaian atas siswa siswa dengan mengguna-
kan skala berikut ini:

Aspek Sikap /ranah Non-instruksional/ Skor Perolehan


(Attitude) Believe (B) Evaluation (E)
(Preferensi oleh (Oleh Guru/
No
(Standar Isi Kompetensi Inti SMK berdasarkan Peserta didik mentor)
Lampiran Permendikbud No.21 Tahun 2016, ybs.)
halaman 11) 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 Kedisiplinan
2 Kejujuran
3 Kerja sama (Peduli)
4 Responsif terhadap informasi
5 Tanggung jawab
6 Memecahkan masalah
7 Kemandirian (Pro-aktif)
8 Ketekunan (berkesinambungan)

Nilai Attitude( NAt )=


∑ (Bn + E n) × S
max
(5+ 5)×n max

Keterangan:
Bn dan En skor B dan E pada aspek sikap ke n
n max= banyaknya aspek sikap = 8
Smax = Skor maksimum 100 atau sesuai dengan ketetapan tertentu
Peserta didik dapat mengisi skor diri sendiri terlebih dahulu, kemudian diserahkan kepada
guru/mentor untuk diisi dan diolah nilai NAt

Tarusan, 2019
Pengamat,

( )

DESKRIPSI PENETAPAN SKOR SIKAP (ATTITUDE)

35
Deskripsi Skor
No Komponen
5 4 3 2 1
1 Kedisiplinan Mentaati Mentaati semua Mentaati Peraturan kerja Peraturan
semua pe-raturan kerja semua kadang-kadang kerja sering
peraturan secara konsisten peraturan dilanggar meski- dilanggar
kerja secara dengan sedikit kerja dengan pun diawasi meskipun
konsisten pengawasan dari penga-wasan diawasi
tanpa guru guru
instruksi dan
pengawasan
guru
2 Kejujuran Selalu jujur Jujur selama Kadang- Kadang-kadang Sering tidak
diawasi kadang jujur tidak jujur jujur
walaupun diawasi walaupun
diawasi
3 Kerja sama (Peduli) Dapat Bisa bekerjasama Dapat Hanya dapat Tidak dapat
bekerjasama dengan group bekerjasa- bekerjasama bekerjasama
dengan tertentu tanpa ma dalam dengan guru
semua pihak pengawasan group kerja
(sesama selama
teman diawasi guru
maupun
guru,
pegawai)
4 Responsif terhadap Respon Respon terhadap Kadang- Respon terhadap Kurang
informasi terhadap akses informasi kadang akses informasi mampu
akses tapi kurang respon baru tetapi mengakses
informasi memanfaatkannya dalam terlambat informasi
dan mencari baru
memanfaat- informasi
kannya baru
5 Tanggung jawab Dapat Bertanggungjawab Kadang Bertanggungjawab Kurang
bertanggung tetapi hanya kadang selama bertanggung-
jawab dalam sebagian saja bertanggung- menguntungkan jawab pada
segala jawab jika dan diawasi kewajibannya
kewajiban diawasi
6 Memecahkan Dapat Dapat Dapat Dapat Semua
masalah memecahka memecahkan memecahkan memecahkan masalah
n masalah masalah dengan sebagian sebagian masalah diselesaikan
dengan baik baik atas besar walau tanpa selalu
tanpa bimbingan masalah bimbingan dengan
bimbingan tanpa bimbingan
Semua bimbingan
7 Kemandirian (Pro- Dapat belajar Dapat belajar Kadang Kadang kadang Kurang
aktif) sendiri tanpa sendiri dengan kadang mandiri jika mampu
pengawasan pengawasan guru dapat belajar diawasi bekerja
guru mandiri mandiri
8 Ketekunan Tekun tanpa Tekun selama Kadang Kadang kadang Kurang tekun
(berkesinambungan) harus dibimbing kadang tekun kurang tekun walau
dibimbing walau dibimbing dibimbing

Siswa: Kelas: Tanggal:

36
LP 2 : Format Pengamatan Sikap Sosial

Petunjuk:
Untuk setiap keterampilan sosial berikut ini, beri penilaian atas keterampilan sosial
siswa dengan menggunakan skala berikut ini:

Format Pengamatan Keterampilan Sosial

Rincian Tugas Memerlukan Menunjukkan Memuaskan Sangat baik


No
Kinerja (RTK) perbaikan (D) kemajuan (C) (B) (A)

1 Bertanya

Menyumbang ide atau


2
pendapat

Menjadi pendengar
3
yang baik

4 Berkomunikasi

Keterangan;
D = Memerlukan perbaikan
C = Menunjukkan kemajuan
B = Memuaskan
A = Sangat Baik

Tarusan, 2019
Pengamat,

( )

37
Nama : NIS : Tanggal :

LP3 : Produk

1. Jelaskan secara tertulis pengertian sensor


..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
............................................................................................................................

2. Jelaskan secara tertulis fungsi utama chip RFID


..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
............................................................................................................................

3. Jelaskan secara tertulis persyaratan umum sensor dalam hal linearitas sensor
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
............................................................................................................................

4. Jelaskan secara tertulis sensitifitas sensor


..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
............................................................................................................................

5. Jelaskan secara tertulis respons time frekuensi


..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
............................................................................................................................

6. Jelaskan secara tertulis perbedaan thermostat mekanikal dengan thermostat


elektronik beserta prinsip kerja nya
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
............................................................................................................................

7. Jelaskan secara tertulis pembagian sensor cahaya secara spesifik


..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................

8. Jelaskan secara tertulis fungsi sensor proximity dan pembagiannya


..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................

9. Jelaskan secara tertulis prinsip sensor ultrasonik


..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................

38
Kunci LP3 : Produk

1. Pengertian Sensor:
Sensor adalah detektor yang memiliki kemampuan untuk mengukur beberapa
jenis kualitas fisik yang terjadi, seperti tekanan atau cahaya

2. Fungsi utama Chip RFID:


Untuk mendeteksi dan mengukur benda-benda fisik atau kuantitas, yang dapat
beragam seperti kode identifikasi elektronik pada label yang dirancang khusus

3. Penjelasan Linearitas sensor


Merupakan hubungan antara besaran input yang dideteksi menghasilkan besaran output
dengan hubungan berbanding lurus dan dapat digambarkan secara grafik membentuk
garis lurus.

4. Penjelasan Sensitivitas sensor


Sensitivitas akan menunjukan seberapa jauh kepekaan sensor terhadap kuantitas
yang diukur. Sensitivitas sering juga dinyatakan dengan bilangan yang menunjukan
“perubahan keluaran dibandingkan unit perubahan masukan”.

5. Penjelasan respons time frekuensi


Adalah jumlah siklus dalam satu detik dan diberikan dalam satuan hertz (Hz). { 1 hertz
berarti 1 siklus per detik, 1 kilohertz berarti 1000 siklus per detik}. Pada frekuensi
rendah, yaitu pada saat temperatur berubah secara lambat, termometer akan
mengikuti perubahan tersebut dengan “setia”.

6. Perbedaan thermostat mekanikal dengan thermostat elektronik beserta prinsip


kerja nya
Termostat Mekanikal pada dasarnya merupakan jenis Sensor suhu Kontak (Contact
Temperature Sensor) yang menggunakan prinsip Electro-Mechanical
Prinsip Kerjanya : Sebuah Termostat mekanikal terdiri dari dua jenis logam yang
berbeda dan ditempel bersama sehingga menjadi bentuk yang
disebut dengan Bi-Metallic strip (atau Bi-Metal Strip). Dua Strip
tersebut akan berfungsi menjadi jembatan untuk menghantarkan
atau memutuskan arus listrik ke rangkaian sistem pemanas atau
pendinginnya.

Termostat Elektronik menggunakan komponen-komponen elektronika untuk


mendeteksi perubahan suhunya.
Prinsip Kerjanya : Thermostat menggunakan komponen utamanya yaitu thermistor.
Pada saat Thermistor mendeteksi adanya suhu tinggi, resistansi
atau hambatan Thermistor juga akan berubah sehingga rangkaian
elektronikanya akan memutuskan hubungan listrik ke sistem
pemanas ataupun pendingin yang terhubung tersebut. Pada saat
Thermistor menjadi dingin kembali, resistansi pada thermistor
tersebut juga akan berubah menjadi normal kembali sehingga
rangkaian elektronika yang berfungsi sebagai pengendali tersebut
akan kembali menyambung aliran arus listrik ke sistem pemanas
dan pendingin sehingga menjadi ON kembali.

39
7. Pembagian sensor cahaya secara spesifik
1) Berdasarkan perubahan output sensor cahaya :
 Sensor cahaya tipe fotovoltaik (Photovoltaic)
Merupakan Sensor cahaya tipe Photovoltaic adalah sensor cahaya yang dapat
memberikan perubahan tegangan pada output sensor cahaya tersebut apabila
sensor tersebut menerima intensitas cahaya.
 Sensor cahaya tipe fotokonduktif
Memberikan perubahan resistansi pada terminal outputnya sesuai dengan
perubahan intensitas cahaya yang diterimanya. Sensor cahaya tipe fotovoltaik
ini ada beberapa jenis diantaranya adalah :
 LDR (Light Depending Resistor)
 Photo Transistor
 Photo Dioda
2) Berdasarkan dari cahaya yang diterima sensor cahaya tersebut :
 Sensor cahaya infra merah
 Sensor cahaya ultraviolet

8. Fungsi sensor proximity dan pembagiannya


Proximity sensor merupakan sensor yang berfungsi untuk mendeteksi suatu obyek
benda baik logam maupun non logam berdasarkan jarak benda tersebut terhadap
sensor.
1) Proximity Inductive
Jenis sensor ini berfungsi untuk mendeteksi adanya sebuah logam
2) Proximity Capacitiive
Sensor yang berfungsi untuk mendeteksi benda logam benda non logam dengan
mengukur perbedaan kapasitansi medan listrik pada kapasitor.
3) Proximity Optic Sensor
Berfungsi untuk mendeteksi keberadaan suatu obyek dengan cahaya biasnya atau
pantulan cayaha(refleksi) yaitu infra red.

9. Penjelasan Prinsip Sensor Ultrasonik


Sensor ultrasonik bekerja berdasarkan prinsip pantulan gelombang suara, dimana
sensor ini menghasilkan gelombang suara yang kemudian menangkapnya kembali
dengan perbedaan waktu sebagai dasar penginderaannya.

40
Nama : NIS : Tanggal :

LP4 : Proses

Prosedur:
1. Guru meminta siswa menyebutkan langkah-langkah penggunaan multimeter
2. Penentuan skor kinerja siswa mengacu pada Format Assessmen Kinerja pada
tabel
3. Berikan format ini kepada siswa sebelum assessmen dimulai
4. Siswa diijinkan mengakses kinerja mereka sendiri dengan menggunakan
format yang tersedia

Format Assessmen Kinerja Proses


Skor Assesmen
Skor Oleh
No Rincian Tugas Kinerja
Maksimum Siswa Oleh Guru
Sendiri
Langkah kinerja proses pengukuran
sensor suhu Thermistor
1 Siswa menyebutkan langkah mengkalibrasi 20
multimeter.
2 Siswa menyebutkan langkah menghubungkan 20
probe pada kaki thermistor
3 Siswa menyebutkan langkah menggunakan 20
solder untuk memberi efek panas pada
thermistor
4 Siswa menyebutkan langkah membaca 20
perubahan nilai resistansi thermistor
5 Siswa menyebutkan perbedaan Thermsitor tipe 20
PTC dengan NTC

Tarusan, Juli 2019,


Mengetahui, Guru Produktif TAV
Kepala SMK Negeri 1 Koto XI Tarusan

Yasrizon, M.Pd Gusrial, S.Pd


NIP. 19690712 199702 1 001 NIP.19810818 201101 1 014

41
Nama : NIS : Tanggal :

LP5 : Keterampilan

Prosedur:
1. Siapkan Multimeter
2. Tugasi siswa mengkalibrasi multimeter dengan benar
3. Penentuan skor kinerja siswa mengacu pada Format Assessmen Kinerja pada
tabel
4. Berikan format ini kepada siswa sebelum assessmen dilakukan
5. Siswa diijinkan mengakses kinerja mereka sendiri dengan menggunakan
format ini

Format Assessmen Kinerja Keterampilan


Skor Assesmen
Skor Oleh
No Rincian Tugas Kinerja
Maksimum Siswa Oleh Guru
Sendiri
Langkah kinerja proses pengukuran
sensor Thermistor
1 Melakukan kalibrasi multimeter 20
2 Menghubungkan probe pada kaki Thermistor 20
3 Mendekatkan solder (Efek Panas) pada
Thermistor 20

4 Membaca nilai pengukuran pada Multimeter 20


5 Membandingkan hasil pengukuran
Thermistor tipe PTC dengan NTC 20

Skor Total 100

Tarusan, Juli 2019,


Mengetahui, Guru Produktif TAV
Kepala SMK Negeri 1 Koto XI Tarusan

Yasrizon, M.Pd Gusrial, S.Pd


NIP. 19690712 199702 1 001 NIP.19810818 201101 1 014

42

Anda mungkin juga menyukai