Anda di halaman 1dari 2

BAB 10

STASIUN EVAPORATOR
Stasiun Evaporator disebut juga stasiun penguapan yang bertujuan mengurangi kadar uap
pada nira jernih/ nira murni yang berasal dari stasiun pemurnian. Kandungan nira jernih itu
adalah : gula yang terlarut, bukan gula yang terlarut dan tidak terlarut dan air yang
melarutkan. Nira jernih masih encer dengan kekentalan 13°brix. Pada stasiun penguapan,
kandungan air pada nira akan dikurangi dengan cara diupakan hingga kekentalan nira 60-
64°brix. Penguapan itu dilaksanakan dengan memanaskan nira jernih dalam bejana tertutup
dengan sistem multi efek evaporasi. Bahan pemanas bejana itu adalah uap panas dari
boiler. Pemanasan berlangsung secara bertahap mulai dari bejana I sd IV. Ada juga bejana
evaporator hingga 5 tahapan.

FLOW CHART

Gbr. Instalasi Evaporator di Pabrik Gula

Vapour/ uap nira

Feed/ nira encer


Nira Kental
64° Brix

Gbr. Satu Unit Bejana Evaporator


Proses penguapan dimulai dengan memanaskan nira pada pemanas pendahuluan dengan
temperature 110°C. Pemanasan ini bertujuan sebagai pemanasan awal sehingga dapat
mengurangi beban pada evaporator selanjutnya. Kemudian nira dialirkan ke bejana III, IV
dan V. Suhu nira pada bejana I dan II di atas 100°C. Oleh karena itu pada evaporator bejana
IV dan V dikondisikan vacum sehingga dapat menurunkan titik didih larutan. Air di dalam
larutan dapat ter-uap-kan dengan cepat. Selain itu juga untuk menjaga aliran tetap kontinyu
dan menjaga nira agar tidak rusak pada suhu tinggi.

Dari bejana V nira keluar sebagai nira kental atau diskap dengan kekentalan 64° Brix atau
32° Be. Nira kental yang keluar dari badan IV selanjutnya dipompa ke bejana sulfitir nira
kental dan di dalam bejana sulfitir ditambahkan gas SO2 Belerang sampai pH 6,5. Tujuan
penambahan gas belerang adalah untuk memucatkan nira agar nantinya diperoleh gula
reduksi yang bermutu bagus dan putih sesuai dengan Icumsa yang diharapkan. Misalnya
Icumsa 250 iu.

Nira kental tersulfutasi ini kemudian ditampung dalam tangki diksap tersulfitasi sebagai tangki
tunggu sebelum digunakan sebagai umpan masakan dalam proses kristalisasi. Uap pemanas
dari masing-masing bejana evaporator dan pemanas pendahuluan akan mengembun sebagai
kondesat. Air kondesat digunakan untuk air imbibisi pada stasiun penggilingan dan air boiler.
Air kondensat itu disemprotan pada vaccum filter dan sebagai pencuci gula pada stasiun
Putaran. Untuk evaporator bejana I atau pemanasan pendahuluan, uap nira hasil penguapannya
digunakan sebagai bleeding, yaitu uap untuk pemanas pada juice heater (stasiun pemurnian).
Peralatan yang digunakan dalam stasiun penguapan ini yaitu evaporator yang terdiri dari
evaporator bejana I, II, III, IV.

Pembuatan vakum pada badan evaporator dilakukan dengan cara menginjeksikan air dari spray
pond ke dalam jet kondensor. Disini air yang diinjeksikan sebaiknya sedini mungkin. Adanya
perbedaan suhu yang makin tinggi antara injeksi dengan uap air nira dari badan terakhir akan
mengakibatkan vacum yang semakin tinggi. Dengan adanya perbedaan suhu akan
mengakibatkan perbedaan tekanan, sehingga akan menarik uap nira dalam badan evaporator.
Pada temperatur ini air injeksi yang masuk sebesar 34 – 37°C sedangkan uap nira yang keluar
sebesar 60 – 62°C.

Tekanan vaccum harus diperhatikan, karena jika tekanan terlalu tinggi maka kandungan air di
dalam nira menjadi lebih sedikit karena banyak yang teruapkan. Hal tersebut akan
menyebabkan larutan menjadi jenuh dan dapat terjadi pengkristalan dini. Sedangkan jika
terlalu rendah maka nira akan semakin banyak mengandung air, karena yang ter-uap-kan
sedikit. Kondisi ini mengakibatkan larutan menjadi encer dan akan memberatkan kerja pan
masakan.
Nira kental hasil kerja stasiun evaporatpr/ penguapan dialirkan ke stasiun masakan/ kristalisasi.

Anda mungkin juga menyukai