TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sarjana (S1) Pada Jurusan
Teknik Kimia Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Diajukan oleh :
Fitrian 3335082710
Mona Anggraini 3335082728
fr
I)osen Penguji I Dosen Penguji II Dosen Penguji Itr
€
Rudi Hartono.,ST..MT
llIP. 197602062001 12 1001
M
Marta Pramudhita..ST..MT
nrP.19761 1312009122001
Jayanudin..ST..M.Eng
l\rP. 1 97808 I 1200s0 r 1003
Tugas Akhir Ini Telah Diterima Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Teknik
Prfrr Tanggal : IS Juti 2014
10012008011007
ABSTRAK
Kata kunci : Ethylene Bis Stearamide, Angka asam, Spektrofotometer infra merah
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala limpahan nikmat-Nya kepada kita semua sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul “Pengaruh Suhu Dan
Pengadukan Terhadap Reaksi Polimerisasi Ethylen Bistearamid”.
Laporan penelitian ini tidak akan tersusun dengan baik tanpa izin Tuhan
YME kemudian dengan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terimakasih khusus kepada:
1. Bapak Heri Heriyanto,ST.M.Eng., selaku dosen pembimbing satu, atas
segala bantuan, bimbingan, saran, serta waktu yang diberikan selama ini.
2. Ibu Widya Ernayati K,S.SI.M.Si., selaku dosen pembimbing dua, atas
segala bantuan, bimbingan, saran, serta waktu yang diberikan selama ini.
3. Ibu Dhena Ria Barleany,S.ST.M.Eng., selaku koordinator penelitian dan
tugas akhir Jurusan Teknik Kimia Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
4. Bapak Dr-Ing Anton Irawan,ST.MT., selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
5. Bapak Jayanudin,ST.M.Eng., selaku dosen penguji, atas segala bantuan,
bimbingan, saran, serta waktu yang diberikan selama ini.
6. Bapak Rudi Hartono,ST.MT., selaku dosen penguji, atas segala bantuan,
bimbingan, saran, serta waktu yang diberikan selama ini.
7. Ibu Marta Pramuditha,ST.MT., selaku dosen pembimbing satu, atas segala
bantuan, bimbingan, saran, serta waktu yang diberikan selama ini.
8. Bapak Drs. Erizal, selaku Kepala Laboratorium BATAN
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak
terdapat kekurangan, penyusun mengharapkan saran kritik yang membangun
untuk memperbaiki dimasa akan datang. Akhir kata, penulis berharap agar laporan
tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya. Cilegon, Juli 2014
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL LAPORAN TUGAS AKHIR...................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
ABSTRAK….........................................................................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
DAFTAR ISI..........................................................................................................v
DAFTAR TABEL…...........................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................viii
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………..1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………….2
1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………………………….…….2
1.4 Ruang Lingkup ....………………………………………………………….…2
BAB II Tinjauan Pustaka
2.1 Ethylene Bistearamide (EBS) ……………………...…………………………3
2.2 Asam Stearat………………………………………………………………….5
2.3 Ethylenediamin……………………………………………………………......7
2.4 Asam Karboksilat……………………………………………………………..7
2.5 Anhidrida Asam……………………………………………………………….7
2.6 Amina………………………………………………………………………….8
2.7 Reaksi Anhidrida Asam dengan Amina Primer……………………………….8
2.8 Polimer………………………………………………………………………...9
2.8.1 Definisi Polimer………………………………………………………....9
2.8.2 Derajat Polimerisasi………………………...……………………....….11
2.8.3 Klasifikasi Polimer…………………………………………………......11
2.8.3.1 Berdasarkan Asalnya……………………………....…………..11
2.8.3.2 Berdasarkan Jenis Monomer……………………………….…..12
2.8.3.3 Berdasarkan Sifat Terhadap Panas……………………..……...13
2.9 Hubungan Pengaruh Suhu dan Kecepatan Pengadukan Terhadap Nilai Angka
Asam EBS …………………………………………………………………...14
2.10 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Reaksi Polimerisasi………………..15
v
2.11 Spektrofotometer FTIR……………………………………………………..17
BAB III Metodologi Percobaan
3.1 Tahapan Penelitian…………………………………………………………...20
3.2 Prosedur Penelitian..…………………………………….…………………...22
3.3 Alat dan Bahan..……………………………………………………..............23
3.3.1 Alat yang Digunakan..............................................................................23
3.3.2 Bahan yang Digunakan...........................................................................23
3.4 Gambar Alat...................................................................................................23
3.5 Variabel Penelitian.………………………………………….….....................23
3.5.1 Variabel Tetap.........................................................................................23
3.5.2 Variabel Berubah....................................................................................24
3.6 Metode Pengumpulan dan Analisa Data.......…………...…………………..24
BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Perubahan Kecepatan Pengadukan pada Proses Pembuatan EBS…….25
4.2 Profil Perubahan Suhu pada Proses Pembuatan EBS………………………..27
4.3 Hasil Analisa Spektrofotometer Infra Merah………………………………...28
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
viii
viii
BAB I
PENDAHULUAN
etilendiamin menguap. Selain itu, kondisi reactor dijaga dari udara luar yang akan
menyebabkan teroksidasinya etilendiamin oleh oksigen.
6 Warna Putih
O
NH2
RCOH + H2N
R C OH
NH2
H N
O O
NH2
R C OH2 R C NH
NH2
NH
O
O
NH2 HO C R
R C NH
O
OH C R
O
NH2
R C HN
O
NH
R C NH
OH2 C R
O
O
NH C R
R C NH
lebur asam stearat 69.6 °C dan titik didihnya 361 °C. Reduksi asam stearat
menghasilkan stearil alkohol. Zat padat keras mengkilat menunjukkan susunan
hablur; putih atau kuning pucat; mirip lemak lilin. Sangat sedikit larut dalam air;
larut dalam alkohol; benzena kloroform; aseton; karbon tetraklorida; karbon
disulfida; amil asetat dan toluen (Merck, 1976).
Asam stearat merupakan senyawa lemak nabati. Kandungan asam stearat
pada kelapa sawit sebesar 3,6 – 4,7 %. Asam stearat mempunyai potensi untuk
bahan baku pembuatan surfaktan nonionic. Melalui proses esterifikasi antara asam
stearat dan gliserol akan diperoleh gliserol monostearat yang merupakan surfaktan
nonionic yang banyak digunakan pada shampoo dan cream.
Sifat – sifat fisik asam stearat antara lain:
1. Zat padat keras dan mengkilap; putih atau kuning pucat; mirip lemak
lilin
2. Titik lebur 70 oC
3. Titik didih 361 oC
4. Kelarutan sangat sedikit larut dalam air; larut dalam alkohol; benzene;
kloroform; aseton; karbon tetraklorida; amil asetat dan toluene
( Merck,1976)
Tabel 2.2 Komposisi Asam Lemak Kelapa Sawit
AsamLemak Jumlah (%)
Asam Kaprilat -
Asam Kaproat -
Asam Palmitat 40 – 46
Asam Oleat 30 – 45
Asam Laurat -
Linoleat 7 – 11
8
(a)
(b)
Gambar 3 Struktur Molekul EBS (a) satu dimensi; (b) tiga dimensi
2.3 Etilendiamin
Etilendiamin merupakan suatu senyawa kimia yang mempunyai rumus
kimia C2H4(NH2)2 mempunyai warna seperti amoniak dan bersifat dasar seperti
amine. Senyawa ini dapat berkontakkan dengan kelembaban udara. Senyawa ini
banyak digunakan dalam kimia sintetis dengan jumlah penggunanaan sebanyak
500 juta kg pada tahun 1998. Senyawa ini terbentuk dari 1,2-dichloroethane dan
amonia pada suhu dibawah 1800C.
melalui perpaduan antara gugus karbonil dengan gugus hidroksil yang terpaut
dalam satu karbon. Turunan asam karboksilat yaitu ester, anhidrida asam
karboksilat, dan amida. Amida adalah turunan asam karboksilat, dimana gugus -
OH diganti dengan -NH2 atau amoniak, dimana 1 H diganti dengan asli.
Reaksi pada amida yaitu hidrolisis amida dimana Amida sangat kuat/tahan
terhadap hidrolisis. Tetapi dengan adanya asam atau basa pekat, hidrolisis dapat
terjadi menghasilkan asam karboksilat.
CH2-C
OH
Asam etanoat
Jika dua molekul asam etanoat dan menghilangkan sebuah molekul air
diantara kedua molekul tersebut (lihat gambar berikut) maka akan diperoleh
anhidrida asam, yakni anhidrida etanoat (nama lama : anhidrida asetat)
2.6 Amina
Amina merupakan senyawa organik dan gugus fungsional yang isinya
terdiri dari senyawa nitrogen atom dengan pasangan sendiri. Amina merupakan
senyawa organik yang mengandung atom-atom nitrogen trivalen, yang terikat
pada satu atom karbon atau lebih. Semua senyawa amina bersifat basa lemah.
Jenis-jenis amina :
10
Pada reaksi ini, produk pertama disebut sebagai amida yang tersubstitusi-
N. Senyawa ini adalah N-metiletanamida. "N" menunjukkan bahwa substitusi
terjadi pada atom nitrogen, dan bukan pada unsur lain dalam molekul tersebut.
Persamaannya biasa dituliskan sebagai berikut:
(CH3CO)2O + CH3NH2 CH3CONHCH3 + CH3COOH
N-metiletanamida
Jika amonia adalah basa dan membentuk sebuah garam dengan asam
etanoat, maka metilamin yang berlebih juga akan mengalami hal yang sama.
Reaksinya sebagai berikut:
CH3COOH + CH3NH2 CH3COO- +NH3CH3
metilamonium etanoat
Garam yang terbentuk disebut metilamonium etanoat. Garam ini sama
persis seperti amonium etanoat, kecuali bahwa salah satu hidrogen telah
digantikan oleh sebuah gugus metil.
11
2.8 Polimer
2.8.1 Definisi Polimer
Polimer adalah salah satu bahan rekayasa bukan logam yang penting.
Saat ini bahan polimer telah banyak digunakan sebagai bahan substitusi untuk
logam terutama karena sifat – sifatnya yang ringan, tahan korosi dan kimia,
serta murah, khususnya untuk aplikasi – aplikasi pada temperatur rendah. Hal
lain yang banyak menjadi pertimbangan adalah daya hantar listrik dan panas
yang rendah, kemampuan untuk meredam kebisingan, warna dantingkat
transparansi yang bervariasi, sesuai dengan dedain dan manufaktur.
Istilah polimer digunakan untuk menggambarkan bentuk molekul
raksasa atau rantai yang sangat panjang yang terdiri dari unit – unit terkecil
yang berulang – ulang atau mer atau merossebagai blok penyusunnya.
Molekul – molekul (tunggal) penyusun polimer dikenal dengan istilah
monomer. Polimer polietilen, misalnya adalah salah satu jenis bahan polimer
dengan rantai linear yang sangat panjang yang tersusun atas unit – unit terkecil
yang berulang yang berasal dari monomer molekul etilen. Monomer memiliki
ikatan kovalen tak jenuh (ikatan ganda) sedangkan pada mer ikatan tersebut
aktif atau ikatan kovalen terbuka dengan elektron tak berpasangan.
Proses pembentukkan rantai molekul raksasa polimer dari unit – unit
molekul terkecilnya melibatkan reaksi yang kompleks. Proses polimerisasi
tersebut secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua jenis reaksi, yaitu:
1) Polimerisasi adisi
Polimerisasi adisi adalah yang terjadi pada pembentukkan makro
molekul polietilen dari molekul – molekul etilen, berlangsung
secara cepat tanpa produk samping sehingga sering disebut dengan
12
2) Polimerisasi Kondensasi
Polimerisasi kondensasi adalah yang terjadi pada pembentukkan
bakelit dari dua buah mer yang berbeda, berlangsung tahap demi
tahap dengan menghasilkan produk samoing, misalnya air yang
dikondensasikan keluar.
= …………… (3)
rasio mol formiat dan etanol sebesar 1:6,31. Pada penelitian ini diperoleh
konversi maksimum sebesar 75,81% dalam waktu 2 jam. Altiokka dan
Citak (2003) memaparkan bahwa kecepatan reaksi awal akan meningkat
secar linier dengan meningkatnya rasio alkohol terhadap asam, pada
konsentrasi alkohol rendah. Tetapi pada konsentrasi alkohol tinggi,
penambahan alkohol tidak berpengaruh terhadap kecepatan reaksi.
Perbandingan jumlah mol berpengaruh terhadap kecepatan reaksi
pembentukan rantai. Semakin tinggi kandungan gliserol (gugus OH-) akan
menyebabkan reaksi semakin cepat. Pada polimerisasi ini, untuk
menggeser reaksi ke kanan maka air harus diambil. Untuk tujuan tersebut
reaksi dijalankan dalam keadaan vakum. Kondisi vakum berfungsi untuk
mengusir H2O dari sistem sehingga produk samping air dianggap menguap
sempurna (Sandler, 1994).
c) Waktu
Pada umumnya konversi reaksiakan meningkat sebagai fungsi
waktu sampai dicapai keadaan setimbang. Semakin lama waktu reaksi,
kesempatan molekul – molekul untuk saling bertumbukan juga semakin
besar. Reaksi alkoholisis antara gliserol dan trigliserida termasuk reaksi
lambat, sehingga memerlukan waktu yang cukup lama untuk mencapai
konversi yang tinggi. Umumnya konversi minyak metil ester mencapai
98% setelah reaksi berjalan 1 jam (Freedman, dkk., 1984; Swern, 1982)
d) Kecepatan pengadukan
Pada reaksi alkoholisis, reaktan-reaktan awalnya membentuk suatu
sistem cairan 2 phasa yaitu gliserol dan minyak. Pengadukan bertujuan
untuk menambah jumlah tumbukan antara molekul-molekul reaktan,
sehingga kemungkinan terjadinya reaksi semakin besar (Prousnitz dkk.,
1999). Ditinjau dari sisi transfer massa, kecepatan pengadukan sangat
penting untuk menurunkan hambatan transfer massa. Koefisien transfer
massa (kc) didefinisikan sebagai rasio antara difusivitas (DAB) terhadap
tebal lapisan film( ). Berdasarkan definisi tersebut, terlihat bahwa
berkurangnya tebal lapisan film cairan akan memperbesar nilai koefisien
19
Analisa sampel
Dipanaskan hingga
mendidih dan dikocok
Ditambahkan indicator
pp sebanyak 2 – 3 tetes
Dititrasi menggunakan
larutan NaOH 0,05 M
Dipanaskan
sampai mendidih
dan dikocok
Disaring menggunakan
penyaring vakum dan
kertas saring
3.4 GambarAlat
7
6
5
4
150,750
angka asam
3
150,800
2
1
0
240 270 300 330 360
10
8
angka asam
6 160,700
4 160,750
160,800
2
0
240 270 300 330 360
7
6
5
angka asam
4 170,700
3 170,750
2 170,800
1
0
240 270 300 330 360
Hal ini dapat disebabkan oleh karena jika kecepatan pengadukan dinaikkan,
maka jumlah tumbukan antara molekul-molekul reaktan semakin sering sehingga
kemungkinan terjadinya reaksi semakin besar. Transfer massa yang besar terlihat
dari fase reaktan di dalam reaktor yang semakin seragam, reaktor EBS termasuk
kedalam reaktor heterogen karena perbedaan fasa antara EDA yang berupa cairan
dan asam stearat yang berupa minyak atau lipid. Pada dasarnya minyak dan cairan
akan membentuk dua lapisan fasa yang dibatasi oleh lapisan pemisah, proses
pengadukan di dalam reaktor diharapkan bisa merubah fasa reaktan menjadi
homogen. Fasa homogen memudahkan reaktan untuk bereaksi dan menyebabkan
reaksi terjadi dengan sempurna.
4.2 Profil Perubahan Suhu Pada Proses Pembuatan Ethylene Bis Stearamide
6
angka asam
4 700,160
2 700,170
700,180
0
240 270 300 330 360
Gambar 11 Profil Perubahan Suhu Operasi Terhadap Nilai Angka Asam EBS
pada 700 rpm dan pengadukan (160;170;180) C
10
angka asam
750,150
5
750,160
750,170
0
240 270 300 330 360
Gambar 12 Profil Perubahan Suhu Operasi Terhadap Nilai Angka Asam EBS
pada 750 rpm dan pengadukan (150;160;170) C
30
Gambar 13 Profil Perubahan Suhu Operasi Terhadap Nilai Angka Asam EBS
pada 800 rpm dan pengadukan (150;160;170) C
120
%T
100
80
60
40
20
4000 3500 3000 2500 2000 1750 1500 1250 1000 750 500
B 1/cm
90
%T
75
60
1121.65
948.05
45
3083.34
1256.68
30
1461.14
1557.59
2851.88
1634.74
3298.42
15
2917.46
0
4000 3500 3000 2500 2000 1750 1500 1250 1000 750 500
EBS-1 1/cm
Gambar 15 Spektrofotometer EBS produk pada suhu T=180 0C; 700 rpm
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
kondisi optimum untuk menghasilkan produk EBS yang sesuai dengan SNI,
adalah pada suhu 180 0C dan kecepatan pengadukan 700 rpm.
5.2 Saran
Beradasarkan penelitian yang telah dilakukan penulis dan hasil kesimpulan
yang telah ditarik, maka penulis menyarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Suhu polimerisasi diharapkan tidak terlalu tinggi, sehingga asam
stearat tidak gosong atau berubah warna karena panas berlebih
2. Pengadukan diharapkan lebih merata sehingga transfer massa yang
terjadi lebih optimal
DAFTAR PUSTAKA
Gambar a
Gambar b Gambar c
Ket :
Ket :
d. Sampel EBS yang sudah dihaluskan dan dilarutkan dengan etanol sebelum analisa angka
asam
e. Hasil analisa bilangan asam dengan metode titrasi asam basa
Gambar f Gambar g
Gambar h Gambar i
Gambar j Gambar k
Gambar l Gambar m
Gambar n
Ket :
%T
75
60
1121.65
948.05
45
3083.34
1256.68
30
1461.14
1557.59
2851.88
1634.74
3298.42
15
2917.46
0
4000 3500 3000 2500 2000 1750 1500 1250 1000 750 500
EBS-1 1/cm
Gambar o
75
%T
60
1067.65
45
1122.62
30
3085.27
15
1256.68
1462.11
1557.59
3301.31
1638.60
2921.32
4000 3500 3000 2500 2000 1750 1500 1250 1000 750 500
EBS-2 1/cm
Gambar p
Gambar q
105
%T
90
75
1122.62
60
45
1387.84
3085.27
1252.82
30
1458.25
1557.59
1633.78
3298.42
15 2916.49
4000 3500 3000 2500 2000 1750 1500 1250 1000 750 500
EBS-4 1/cm
Gambar r
105
%T
90
75
60
1116.83
45
1382.06
3071.77
1253.78
30
1424.49
1468.86
1556.62
1637.64
3298.42
15
2917.46
4000 3500 3000 2500 2000 1750 1500 1250 1000 750 500
EBS-5 1/cm
Gambar s
100
%T
80
1069.57
60
1122.62
40
3085.27
1381.09
1254.75
1463.07
1557.59
20
1635.71
3299.38
2918.42
0
4000 3500 3000 2500 2000 1750 1500 1250 1000 750 500
EBS-6 1/cm
Gambar t
90
%T
75
60
1068.61
45
1122.62
30
3084.31
1381.09
1254.75
1463.07
15
1557.59
1634.74
3299.38
2919.39
4000 3500 3000 2500 2000 1750 1500 1250 1000 750 500
EBS-7 1/cm
Gambar u
90
%T
75
60
45
1119.73
30
3077.56
1382.06
1254.75
15
1466.93
1637.64
1557.59
3299.38
2920.35
0
4000 3500 3000 2500 2000 1750 1500 1250 1000 750 500
EBS-8 1/cm
Gambar v
125
%T
100
75
1068.61
50
1122.62
25
3084.31
1382.06
1254.75
1462.11
1557.59
1635.71
3300.35
2919.39
4000 3500 3000 2500 2000 1750 1500 1250 1000 750 500
EBS-9 1/cm
Gambar w
Ket :
120
%T
100
80
60
40
20
4000 3500 3000 2500 2000 1750 1500 1250 1000 750 500
B 1/cm
Gambar x
90
%T
75
60
45
30
15
4000 3500 3000 2500 2000 1750 1500 1250 1000 750 500
A 1/cm
Gambar y
Ket :
,
Angka Asam = mg NaOH/g sampel
Keterangan :
V = volume titran (ml)
N = normalitas titran (N)
m = berat sampel (gram)
BLANGKO PERCOBAAN