Anda di halaman 1dari 7

AGRIKAN

OPEN ACCES Jurnal Agribisnis Perikanan (E-ISSN 2598-8298/P-ISSN 1979-6072)


Vol. 12 No. 2: 284-290 URL: https:https://ejournal.stipwunaraha.ac.id/index.php/AGRIKAN/
Oktober 2019
Peer-Reviewed  DOI: 10.29239/j.agrikan.12.2.284-290

Karakteristik Kimia dan Sensori Produk Stik di Fortifikasi dengan Tepung


Ikan Madidihang

(Characteristic of chemical and sensory of stick product which fortified with


yellowfin tuna flour)
Vanessa Natalie Jane Lekahena1
1 Universitas Muhammadiyah Maluku Utara, Ternate, Indonesia. E-mail: enchalekahena@gmail.com

 Info Artikel: Abstrak. Snack didefinisikan sebagai makanan yang di konsumsi di antara waktu makanan regular yang
Diterima: 10 Sept. 2019 disukai oleh semua kalangan, sehingga menjadi suatu kebiasaan untuk menghilangkan rasa lapar sebelum jam
Disetujui: 05 Nov. 2019
makan utama. Stik adalah kue kering berbentuk pipih panjang, memiliki rasa gurih dan bertekstur renyah,
Dipublikasi: 07 Nov. 2019
dibuat dari campuran tepung, lemak, telur dan air, yang diolah dengan cara digoreng atau dipanggang. Stik
Artikel Penelitian ikan merupakan camilan olahan berbentuk pipih panjang terbuat dari campuran tepung, telur, air, bumbu dan
bahan tambahan lainnya serta daging ikan atau tepung ikan, selanjutnya digoreng hingga berwarna kuning
 Keyword: keemasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kimia dan evaluasi sensori stik ikan yang di
Fortifikasi, karakteristik kimia, fortifikasi dengan tepung ikan madidihang. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap faktor
sensori, stik ikan, sensory, fish tunggal yaitu fortifikasi tepung ikan dengan perlakuan F0 = 0%; F1 = 5%; F2 = 10% dan F3 15%. Hasil dari
stick penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa persentase tepung ikan madidihang yang difortifikasikan pada
produk stik berpengaruh terhadap karakteristik kimia yaitu kadar air (2.76 - 3.63%), abu (2.66 - 5.02%), lemak
 Korespondensi:
Vanessa Natalie Jane Lekahena (16.15 - 22.55%) protein (7.39 - 11.72%), dan karbohidrat (57.94 - 70.17%) produk stik ikan madidihang yang
Universitas Muhammadiyah dihasilkan. Fortifikasi tepung ikan madidihang berpengaruh terhadap karakteristik sensori stik ikan pada
Maluku Utara, Ternate, atribut aroma dan rasa, sementara tidak berpengaruh terhadap atribut kenampakan dan tekstur.
Indonesia
Abstact. Snack is defined as food consumed between regular food times that are liked by all people, so it
Email: becomes a habit to get rid of hunger before the main meal. Fish sticks are long flat-shaped pastries, have a
savory taste and crispy texture, made from a mixture of flour, fat, eggs and water, as well as additional fish
enchalekahena@gmail.com
meat or fish powder which is processed by frying or grilling. This study aims to determine the chemical
characteristics and sensory evaluation of fish sticks fortified with yellowfin fish flour. This study uses a single
Copyright© completely randomized design, which is fish powder fortification with treatment F0 = 0%; F1 = 5%; F2 = 10%
Oktober 2019 AGRIKAN and F3 15%. The results of this study concluded that the percentage of yellowfin tuna flour fortified in stick
products has an effect on chemical characteristics, such as moisture content (2.76 - 3.63%), ash (2.66 - 5.02%),
fat (16.15 - 22.55%) protein (7.39 - 3.63%) 11.72%), and carbohydrates (57.94 - 70.17%) of yellowfin tuna
stick product. Fortification of yellowfin flour has an effected on the sensory characteristics of fish sticks on the
attributes of aroma and taste attributes, while not effected on the appearance and texture attributes.

I. PENDAHULUAN kebiasaan untuk menghilangkan rasa lapar


Snack didefinisikan sebagai makanan yang sebelum jam makan utama.
di konsumsi di antarawaktumakanan reguler, Namun, beberapa camilan dapat menjadi
makanan ringan yang cocok buat ngemil (Lusas, sumber lemak, gula, dan garam yang berlebihan
2002). Hasil penelitian Chaplin dan Smith, (2011) sehingga memberi efek negatif bagi tubuh, untuk
menyatakan bahwa mayoritas panelis itu perlu dihasilkan camilan sehat dengan
mendefenisikan snack adalah makanan dan kandungan zat gizi. Camilan sehat adalah
minuman yang dimakan di antara waktu makan makanan sumber energi untuk aktivitas harian
utama. Di Indonesia snack biasanya dikenal dan memberi nutrisi yang bermanfaat seperti
sebagai camilan atau makanan ringan yaitu vitamin, mineral, protein dan serat. Konsumsi
makanan yang bukan merupakan menu utama dan camilan sehat dapat memberi rasa kenyang
biasanya digunakan untuk menghilangkan sehingga mencegah konsumsi makanan
rasa lapar sementara waktu dan memiliki flavor berlebihan pada jam makan tertentu. Produk
tertentu. Snack atau camilan disukai oleh semua camilan yang beredar di pasaran saat ini dalam
kalangan baik anak-anak maupun orang dewasa, bentuk energy bar, biscuit, cracker dan bentuk
sehingga pola konsumsi camilan menjadi suatu olahan lainnya, salah satunya adalah stik.

284
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 12 Nomor 2 (Oktober 2019)

Stik adalah kue kering berbentuk pipih green, methyl reddan NaOH-Na2S2O3, serta larutan
panjang, memiliki rasa gurih dan bertekstur lainnya sesuai dengan prosedur analisis yang
renyah, dibuat dari campuran tepung, lemak, telur ditetapkan.
dan air, yang diolah dengan cara digoreng atau Tahapan awal penelitian adalah pembuatan
dipanggang. Stik umumnya berbahan utama tepung ikan madidihang yaitu ikan dicuci
tepung terigu, tapioka dan bahan sumber pati kemudiandibuang insang, isi perut, kepala, sisik
lainnya dengan kandungan karbohidart yang dan sirip selanjutnyadilakukan pengusapan kulit,
tinggi, tetapi rendah zat gizi lainnya sehingga difillet, pemisahan daging merah dan dicuci
perlu ditambahkan atau difortifikasikan zat gizi kembali. Daging ikan yang sudah bersih
sumber energi lainnya seperti makanan sumber ditambahkan ekstrak jeruk dan garam selanjutnya
lemak, protein, vitamin dan mineral. dikukus pada suhu 100 C selama 30 menit hingga
Tepung ikan madidihang merupakan salah matang, kemudian diangkat, didinginkan, digiling
satu produk olahan yang memiliki komposisi gizi dengan grinder dan dikeringkan menggunakan
lengkap berupa kadar air 8.19% protein 53.40%, oven selama 12 jam, selanjutnya dihancurkan
abu 13.72%, dan lemak total 7.92%, serta serat menggunakan blender hingga menjadi tepung
2.93% (Handoyo dan Assadad, 2016), hingga dapat ikan kasar.
digunakan sebagai bahan fortifikan untuk Pembuatan adonan stik ikan untuk setiap
menghasikan stik dan produk camilan sehat. perlakuan menggunakan bahan tambahan berupa
Stik ikan merupakan camilan olahan terbuat bawang putih 10 g, merica 2 g, seledri 5, garam 20
dari campuran tepung, bumbu, margarin, telur dan g, gula 10 g, margarin cair 30 g dan telur 2 butir,
air serta tambahan daging ikan atau tepung yang dicampur menggunakan blender selama 5
ikan,selanjutnyadicetak bentuk pipih dengan menit (campuran A). Tepung terigu 250 g dan
panjang ± 6-7 cm, digoreng dalam minyak panas ketan 250 g dicampur menjadi satu, kemudian
pada suhu 170 C hingga berwarna kuning difortifikasi dengan tepung ikan madidihang
keemasan. Stik ikan digemari oleh hampir semua sesuai dengan perlakuan (F0 = 0%; F1 = 5%; F2 =
kalangan karena rasanya gurih dan enak serta 10% dan F3 15%) dari berat campuran tepung
renyah. terigu dan ketan (campuran B). Selanjutnya,
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui campuran A dimasukkan ke dalam campuran B,
karakteristik kimia dan evaluasi sensori stik ikan diaduk dan ditambahkan 200 ml air es sambil terus
yang di fortifikasi dengan tepung ikan diaduk hingga adonan merata, kalis dan tidak
madidihang. Manfaat dari penelitian ini sebagai lengket ditangan. Adonan dicetak menggunakan
bahan referensi dalampengolahan produk stik cetakan pasta, digoreng, ditiriskan, dan
sehingga menghasilkan camilan yang enak, sehat didinginkan kemudian di kemas menggunakan
dan bergizi. kemasan yang bersih untuk menjaga mutu produk
stik ikan yang dihasilkan.
II. METODE PENELITIAN Karakterisasi stik ikan meliputi
Peralatan yang digunakan pada penelitian karakteristik kimia dan evaluasi sensori.
ini yaitu kompor, pisau, timbangan, blender, Karakteristik kimia menggunakan analisis
grinder, baskom, wajan, tapisan, molen mie, proksimat lengkap meliputi kadar air (SNI 01-
spatula, termometer, timer, kemasan dan 2354.2-2006) menggunakan metode gravimetik;
penyaring, sedangkan peralatan untuk analisis kadar abu (SNI 01-2354.1-2006); protein metode
proksimat seperti cawan porselen, desikator, mikro abu Kjeldahl (SNI 01-2354.4-2006) dan kadar
timbangan analitik, oven vakum, oven furnace, lemak total metode lemak shoxlet (SNI 01-
alat destruksi, destilasi dan titrasi, labu lemak, dan 2354.3.2006) dan Karbohidrat berdasarkan metode
extractor soxhlet. by difference, sedangkan evaluasi sensori
Bahan-bahan yang digunakan dalam menggunakan uji mutu hedonik meliputi atribut:
penelitian ini terdiri dari bahan utama, bahan kenampakan, aroma, tekstur, dan
tambahan dan bahan penolong yaitu tepung rasamenggunakan lembaran uji sensori kerupuk
terigu, tepung ketan, margarin, telur, tepung ikan ikan (SNI 01-2346-2006).
tuna, garam, gula, bawang putih, daun bawang, Rancangan dalam penelitian ini adalah
seledri, merica, es dan minyak nabati. Sementara, Rancangan Acak Lengkap (RAL) atau Anova Single
bahan kimia untuk analisis proksimat Factor (Steel dan Torrie, 1980) dengan 3 kali
sepertiK2SO4, H2SO4, H2O2, H3BO3, bromcherosol ulangan pada setiap perlakuan dan Apabila

285
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 12 Nomor 2 (Oktober 2019)

terdapat beda nyata yang signifikan antar 3.63%, abu 2.66-5.02%, lemak 16.15-22.55%), protein
perlakuan dilakukan uji denganDuncan Multiple 7.39-11.72% dan karbohidrat 57.94-70.17%.
Range Test (DMRT), sedangkan untuk evaluasi Hasil analisis sidik ragam menunjukkan
sensori dianalisis menggunakan statistik non fortifikasi tepung ikan madidihang dalam
parametrik uji Kruskal Wallis. pembuatan produk stik berpengaruh terhadap
kadar air, abu, lemak, protein dan karbohidrat
III. HASIL DAN PEMBAHASAN produk stik ikan pada ≤ 0.05, sehingga
3.1. Karakteristik Kimia Stik Ikan Madidihang disimpulkan bahwa pengaruh fortifikasi tepung
Karakteristik kimia produk stik ikan yang ikan madidihang berbeda nyata atau sangat nyata
difortifikasikan dengan tepung ikan madidihang terhadap kadar air, abu, protein, lemak dan
seperti pada Tabel 1. Hasilnya menunjukkan karbohidrat produk stik ikan dengan bertambah
komposisi gizi produk stik yaitu kadar air 2.76- persentase tepung ikan yang fortifikasikan.

Tabel 1. Karakteristik Kimia Stik Ikan Madidihang (g/100 g sampel, %)


Karakteristik kimia F0 F1 F2 F3
Kadar Air 3.63 c 3.33 bc 3.13 ab 2.76a
Kadar Abu 2.66a 3.58b 4.31bc 5.02c
Kadar Lemak 16.15a 19.07b 20.42c 22.55d
Kadar Protein 7.39 a 8.15 a 9.28 b 11.72c
Karbohidrat 70.17d 65.86c 62.85b 57.94a
Ket. Angka dengan huruf dan pada baris yang sama, tidak berbeda pada α = 0.05
F0 = 0%; F1 = 5%; F2 = 10% dan F3 = 15% fortifikasi tepung ikan

Makin besar persentase tepung ikan yang camilan(SNI 01-2886-2015) maksimal sebesar 4%,
difortifikasikan pada produk stik, mengakibatkan maka kadar air stik ikan madidihang pada
penurunan kadar air stik ikan madidihang penelitian ini telah memenuhi syarat standar
(Gambar 1), hasil ini menunjukkan tren yang sama mutu.
dengan penelitian Peranginangin dan Nurhayati,
(2011) yang menunjukkan kandungan kadar air
camilan ikan tuna 2.91-3.75%. Kadar air produk

25.00 80.00
70.17 22.56
65.86 20.42
20.00
19.08 60.00
Presentase Nilai Gizi

62.85
16.15 57.94
15.00
11.72 40.00
10.00 9.29
8.15
7.39
5.02 20.00
5.00 3.63 4.31
3.58
3.33 3.13 2.76
2.66
0.00 0.00
F0 F1 F2 F3
Formulasi Penambahan Tepung Ikan Cakalang

Air Abu Lemak Protein Karbohidrat

Gambar 1. Karakteristik Kimia Ikan Ikan Madidihang

Kadar abu yang diperlihatkan oleh grafik besar persentase tepung ikan yang
pada Gambar 1. menunjukkan tren peningkatan difortifikasikan. Hal ini menunjukkan bahwa
kadar abu produk stik seiring dengan semakin tepung ikan memiliki kandungan mineral tertentu,

286
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 12 Nomor 2 (Oktober 2019)

sehingga semakin besar tepung ikan yang ditambahkan daging dan tulang ikan kembung
ditambahkan pada saat pembuatan adonan stik yaitu 47.22 - 54.30% (Siswanti et al., 2017). Kadar
ikan meningkatkan kadar abu produk yang karbohidrat ditentukan menggunakan metode by
dihasilkan. Kadar abu produk stik ikan difference sehingga dipengaruhi oleh komponen
madidihang menunjukkan tren yang sama dengan nilai gizi lainnya, semakin rendah komponen nilai
penelitian Siswanti et al., (2017) untuk produk gizi lainnya akan mengakibatkan kadar
camilan stik yang memanfaatkan daging dan karbohidrat produk semakin tinggi, dan begitu
tulang ikan kembung sebagai bahan tambahan pula sebaliknya (Fatkurahman et al., 2012).
yaitu berkisar 2.48-5.52%. Kadar lemak stik ikan Penentuan kadar karbohidrat menggunakan
madidihang mengalami peningkatan seiring metode by difference dapat diterima jika untuk
peningkatan persentase tepung ikan yang keperluan evaluasi energi bahan pangan tetapi
difortifikasikan (Gambar 1). Tinggi kadar lemak, untuk produk pangan baru dan pangan rendah
akibat semakin besar persentase tepung ikan yang energi analisisnya dilakukan menggunakan
difortifikasikan disebabkan kandungan lemak metode analisis karbohidrat terstandar.
dari daging ikan madidihang yang cukup tinggi
dan akibat proses pengorengan. Kadar lemak 3.2. Karakteristik Sensori Stik Ikan Madidihang
camilan menurut SNI 01-2886-2015, dalam produk Karakteristik sensori adalah hasil pengujian
dengan proses penggorengan maksimal sebesar berupa reaksi subjektif terhadap sifat-sifat benda
38%, sehingga kadar lemak stik ikan madidihang karena rangsangan yang diterima dari benda
masih memenuhi persyaratan standar mutu yang tersebut oleh pancaindra (proses fisio-psikologis).
ditetapkan. Kadar lemak stik ikan madidihang Setiap individu akan memberi respon yang
lebih rendah dibandingkan dengan produk berbeda-beda terhadap rangsangan yang sama
camilan stik yang memanfaatkan daging dan disebabkan adanya perbedaan sensasi yang
tulang ikan kembung sebagai bahan tambahan diterima karena tingkat sensitivitasi organ
yaitu 28.11 - 36.16% (Siswanti et al., 2017). pengindraanya (Setyahningsih et al., 2010).
Kadar protein stik ikan madidihang Pengujian sensori pada praktiknya adalah
mengalami peningkatan seiring peningkatan membandingkan antara produk dengan suatu
persentase tepung ikan yang difortifikasikan produk standar (benchmark) atau produk itu
(Gambar 1). Hasil ini sejalan dengan penelitian sendiri tergantung dari memori dan variasi
Listiana (2016) yang menunjukkan bahwa semakin presepsi panelis, terutama pada atribut rasa (Actia,
tinggi subsitusi tepung ikan tongkol maka 2001), selanjutnya dikatakan bahwa reaksi
semakin tinggi kadar protein biskuit dengan nilai diberikan terbagi dalam 3 dimensi yaitu presepsi
rerata yaitu 11.47-15.17%. Kadar protein stik ikan kualitatif, presepsi kuantitatif dan reaksi hedonik.
madidihang memiliki tren yang mendekati kadar Respon evaluasi sensori stik ikan
protein biskuit yang di subsitusi menggunakan madidihang seperti pada Tabel 2, yang
tepung daging ikan kembung yaitu 8.16 - 11.37% menunjukkan nilai atribut kenampakan 6.95-7.40;
(Fitri dan Purwani, 2017), dan camilan stik yang tekstur 6.40-7.15; dan aroma 6.49-7.613 serta rasa
ditambahkan daging dan tulang ikan kembung 6.03-6.88 dengan sebaran datanya seperti terlihat
yaitu 8.52 - 12.30% (Siswanti et al., 2017). pada Gambar 2. Analisis statistik menunjukkan
Kadar karbohidrat stik ikan madidihang fortifikasi tepung ikan madidihang dalam
mengalami penurunan ketika persentase tepung pembuatan produk stik tidak berpengaruh
ikan yang difortifikasikan semakin besar (Gambar terhadap atribut kenampakan dan tekstur, tetapi
1). Kadar kabohidrat stik ikan madidihang berpengaruh terhadap atribut aroma dan rasa stik
memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan kadar ikan madidihang.
karbohidrat produk camilan stik yang

Tabel 2. Evaluasi Sensori Stik Ikan Madidihang


Perlakuan F0 F1 F2 F3
Kenampakan 7.24a 7.40a 6.95a 7.03a
Tekstur 6.83a 7.15a 6.40a 7.07a
Aroma 6.49a 7.24b 7.11b 7.61b
Rasa 6.03a 6.43ab 6.77b 6.88b
Ket. Angka dengan huruf dan pada baris yang sama tidak berbeda pada α = 0.05
F0 = 0%; F1 = 5%; F2 = 10% dan F3 = 15% fortifikasi tepung ikan

287
Kenampakan dan tekstur merupakan atribut memiliki kenampakan dan tekstur yang utuh, rapi,
utama, selain rasa dan aroma dalam menentukan ketebalan rata, dan warna coklat kekuningan, serta
kualitas sensori pangan. Satu-satunya cara untuk sedikit berpori ketika difortifikasikan dengan
menentukan kualitas sensori pangan yang tepung ikan madidihang.Akan tetapi secara
mempengaruhi daya terima konsumen terhadap keseluruhan, semakin tinggi persentase tepung
produk (Barbosa-Canovas, 2009). Tekstur produk ikan madidihang yang difortifikasikan pada
snack berhubungan dengan faktor kerenyahan, produk stik memiliki kenampakan dan tekstur
kompak, dan kering, sehingga mempengaruhi yang tidak berbeda dengan produk stik kontrol.
kenampakan produk. Stik ikan madidihang

Kenampakan

F0
F1
F2
F3

Rasa Aroma

Tekstur

Gambar 2. Karakteristik Sensori Stik Ikan Madidihang

Aroma makanan dapat menentukan penggunaan bahan campuran dapat


kelezatan dari makanan itu sendiri dan menjadi mempengaruhi cita rasa stik yang dihasilkan.
daya tarik dalam menentukan rasa enak dari Penambahan garam, bumbu-bumbu dan rasa khas
produk makanan (Soekarto 1985). Makin tinggi yang dimiliki oleh daging ikan sebagai bahan
persentase tepung ikan yang difortifikasikan tambahan utama menciptakan suatu cita rasa khas
meningkatnya aroma stik yang dihasilkan. Aroma yang disukai oleh panelis. Senyawa sulfur yang
pada produk disebabkan adanya senyawa- terdapat pada bawang akan menimbulkan aroma
senyawa pemberi aroma antara lain adalah bila jaringan sel bawang mengalami kerusakan
senyawa-senyawa aldehid, keton dan alkohol sehingga terjadi kontak antara enzim dalam bahan
(Hadiwiyoto 1993). Selama proses penggorengan dengan substrat. Pembentukan furfural dan maltol
akan terbentuk senyawa volatil akibat degradasi pada reaksi Maillard menimbulkan aroma atau
bahan pangan oleh panas. Adanya aroma khas bau yang kuat (Winarno 2008).
produk stik diduga disebabkan oleh kandungan
protein yang terurai menjadi asam amino IV. PENUTUP
khususnya asam glutamat akan menimbulkan rasa Hasil penelitian ini, dapat disimpulkan
dan aroma yang lezat. bahwa persentase tepung ikan madidihang yang
Rasa dinilai dengan adanya tanggapan difortifikasikan pada produk stik berpengaruh
rangsangan kimiawi oleh indera pencicip (lidah), terhadap karakteristik kadar air, abu, lemak,
dimana kesatuan interaksi antara sifat-sifat aroma, protein,dan karbohidrat produk stik ikan
rasa dan tekstur merupakan keseluruhan rasa atau madidihang yang dihasilkan. Fortifikasi tepung
flavour makanan yang dinilai (Nasution 1980). ikan madidihang berpengaruh terhadap
Penelitian Amrullah (2015), proses pengolahan dan karakteristik sensori stik ikan pada atribut aroma

288
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 12 Nomor 2 (Oktober 2019)

dan rasa, sementara tidak berpengaruh terhadap dilakukan sehingga dapat dikembangkan menjadi
atribut kenampakan dan tekstur. suatu usaha kewirausahaan dengan memanfaatkan
Penelitian lanjutan tentang umur simpan produk perikanan sebagai bahan dasarnya atau
dan analisis usaha produk stik ikan perlu bahan tambahan.

Daftar Pustaka

Actia. 2001. Sensory Evaluation - Guide of Good Practise. Actia and Actia Centre. Paris. France.

Amrullah WS. 2015. Mutu Organoleptik dan Kimiawi Stik Rumput Laut Kappaphycus alvarezii dengan
Fortifikasi Tepung Udang Rebon (Mysis sp.). [artikel jurnal]. Gorontalo (ID): Jurusan Teknologi
Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Negeri Gorontalo.

Barbosa-Canovas GV. 2009. Food Engineering Vol. II. Food Texture-Sensory Evaluation Costell E, Duran
L. Encyclopedia of Life Support System. EOLLS Publisher co. Ltd. Oxford UK.

Chaplin K, Smith AP. 2011. Defenitions and Preception of Snacking.Current Topics in Nutraceutical
Research.Vol. 9 (1) p. 53-59.

Fatkurahman R, Atmaka W, Basito. 2012. Karakteristik Sensoris dan Sifat Fisikokimia Cookies dengan
Subtitusi Bekatul Beras Hitam (Oryza sativa L.) dan tepung Jagung (Zea mays L.). Jurnal
Teknosains Pangan 1(1) p. 49 –

Fitri N, Purwani E. 2017. Pengaruh Subtitusi Tepung Ikan Kembung (Rastrelliger brachysoma) Terhadap
Kadar Protein dan Daya Terima Biskuit. Seminar Nasional Gizi 2017 Program Studi Ilmu Gizi
UMS “Strategi Optimasi Tumbuh Kembang Anak” p. 139-151.

Hadiwiyoto S. 1993. Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan. Fakultas Teknologi Pertanian. Yogyakarta
(ID): UGM.

Handoyo WT, Assadad L. 2016. Karakteristik Proses Produksi dan Kualitas Tepung Ikan di Beberapa
Pengolahan Ikan Skala Kecil.Seminar Nasional Tahun XIII Hasil Penelitian Perikanan dan
Kelautan. Semnas UGM Pasca Panen (pPB-Q3) p. 197-204

Listiana L. 2016. Pengaruh Subsitusi Tepung Ikan Tongkol Terhadap Kadar Protein, Kekerasan dan Daya
Terima Biskuit. Skripsi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah
Surakarta.

Lusas ED. 2002. Snack Food Processing: Chapter 1. Overview.By.Lusas RW and Rooney LW.Boca Raton
London New York Washington DC. p. 3-27

Nasution A. 1980. Metode Penilaian Cita Rasa I. Bogor (ID): Departemen Ilmu Kesejahteraan
Keluarga,Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Peranginangin R, Nurhayati. Penelitian Fortifikasi Kalsium Yang Diekstraksi Dari Tulang Ikan Tuna
Dalam Produk Camilan Ikan. Prosiding seminar nasional inovasi teknologi : pengolahan
produk dan bioteknologi kelautan dan perikanan III. Kementerian Kelautan dan Perikanan
Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi KP. p. 97-104 ISBN 978-602-96199-6-6
Jakarta

289
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 12 Nomor 2 (Oktober 2019)

Setyaningsih D, Apriyantono A, Sari MP. 2010. Analisa Sensori Industri Pangan dan Agro. IPB Press,
Bogor

Siswanti, Agnesia PY, Katri A RB. 2017. Pemanfaatan Daging dan Tulang Ikan Kembung (Rastrelliger
kanagurta) dalam Pembuatan Camilan Stik.Jurnal Teknologi Hasil Pertanian.Vol. X (1) p. 40-49.

SNI. 2000. SNI 01-2886-2015. Makanan Ringan Ekstrudat. ICS.67.180.20 Badan Standar Nasional
Indonesia. Penebar Swadaya Jakarta.

SNI. 2006. SNI 01-2346-2006 Petunjuk Pengujian Organoleptik dan Sensorik. Badan Standar Nasional
Indonesia. Penebar Swadaya Jakarta.

SNI. 2006. SNI: 01-2354.1-2006. Cara Uji Kimia Bagian 1: Penentuan Kadar Abu Pada Produk Perikanan.
ICS. 67.120.30 Badan Standar Nasional Indonesia. Jakarta.

SNI. 2006. SNI: 01-2354.2-2006. Cara Uji Kimia Bagian 2: Penentuan Kadar Air Pada Produk Perikanan.
ICS. 67.120.30 Badan Standar Nasional Indonesia. Jakarta.

SNI. 2006. SNI: 01-2354.3-2006. Cara Uji Kimia Bagian 3: Penentuan Kadar Lemak Total Pada Produk
Perikanan. ICS. 67.120.30 Badan Standar Nasional Indonesia. Jakarta.

SNI. 2006. SNI: 01-2354.4-2006. Cara Uji Kimia Bagian 4: Penentuan Kadar Proteindengan Metode Total
Nitrogen Pada Produk Perikanan. ICS. 67.120.30 Badan Standar Nasional Indonesia. Jakarta.

Soekarto ST. 1985. Penilaian Organoleptik Untuk Industry Pangan dan hasil Pertanian. Penebar Swadaya
Jakarta.

Steel RGD, Torrie JH. 1980. Principles and Procedures of Statistics. (With special Reference to the
Biological Sciences.) McGraw‐Hill Book Company. New York, Toronto, London

Winarno FG. 2008. Kimia Pangan dan Gizi. Bogor (ID): PT Embrio Biotekindo.

290

Anda mungkin juga menyukai