Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

RESIKO JATUH PADA LANSIA

Pokok Bahasan :Resiko Jatuh Pada Lansia


Sub Pokok Bahasan :Cara Pencegahan Jatuh Pada Lansia
Sasaran : Klien Nenek H Di Bengkong Nusantara
Hari/Tanggal :Senin, 02 juli 2018
Jam : 09.00 – 09.20 WIB
Waktu Pertemuan : 1 x 15 Menit
Tempat : Rumah Kediaman Nenek .H

I. LATAR BELAKANG
Menua atau menjadi tua adalah suatu proses menghilangnya secara
perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti
dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan
terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Proses menua
merupakan proses yang terus menerus secara alamiah. Dimulai sejak lahir
dan umumnya dialami pada semua makhluk hidup. Semua orang akan
mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan masa hidup
manusia yang terakhir, yang pada masa ini seseorang mengalami
kemunduran fisik, mental, dan sosial sedikit demi sedikit sampai tidak
dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi sehingga bagi kebanyakan
orang, masa tua merupakan masa yang kurang menyenangkan (Nugroho,
2000).
Kemunduran fisik dapat menyebabkan resiko jatuh pada lansia.
Jatuh adalah salah satu peristiwa yang sering dialami oleh seorang lansia.
Jatuh berkaitan dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas serta
penurunan fungsi dan kemandirian. Jatuh menjadi salah satu insiden yang
paling sering terjadi pada orang lanjut usia (lansia) yang mengakibatkan
trauma serius, seperti nyeri, kelumpuhan bahkan kematian. Hal ini

1
menimbulkan rasa takut dan hilangnya rasa percaya diri sehingga mereka
membatasi aktivitasnya sehari-hari yang menyebabkan menurunnya mutu
kehidupan pada lansia yang mengalaminya dan juga berpengaruh pada
anggota keluarganya.
Di Poslansia Argorejo, Sedayu, Bantul, Daerah Istimewa
Yogyakarta terdapat 36 orang lansia yang berusia diatas 65 tahun. Yang
sebagian besar memiliki resiko jatuh karena mengalami kemunduran fisik.
Oleh karena itu, penting bagi lansia untuk mengetahui cara menghindari
resiko jatuh agar para lansia mampu melakukan pencegahan jatuh terhadap
dirinya sendiri.Berdasarkan hal tersebut penyuluh berminat memberikan
penyuluhan mengenai cara pencegahan jatuh pada lansia, dengan cara
mengunjungi langsung ke rumah masing-masing lansia tersebut untuk
dapat diberikan pendidikan kesehatan mengenai pencegahanjatuh pada
lansia.

II. TUJUAN
A. Umum
Pada akhir proses penyuluhan pendidikan kesehatan tentang
pencegahan jatuh pada lansia selama 8 menit, diharapkan klien mampu
memahami dan selanjutnya melaksanakan cara menghindari resiko
jatuhdan melakukanpencegahan jatuh.
B. Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan pencegahan jatuh lansia
selama 1 x 8 menit diharapkan sasaran mampu :

a. Menjelaskan pengertian jatuh.


b. Menyebutkan faktor resiko penyebab jatuh.
c. Menyebutkan akibat jatuh.
d. Menyebutkan cara pencegahan jatuh.
e. Melakukan pencegahan jatuh.
III. METODE
a. Ceramah
b. Tanya jawab

IV. MEDIA
a. Leaflet
b. Poster

V. SETTING TEMPAT
1) Peserta (klien) duduk di kursi ruangan tamu.
2) Penyuluh duduk di kursi ruangan tamudi hadapannya.

VI. KEGIATAN PENYULUHAN

No WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN


KLIEN
1. 1 Pembukaan :
Menit  Membuka kegiatan dengan mengucapkan  Menjawab
salam salam
 Memperkenalkan diri  Mendengarkan
 Menjelaskan tujuan dari penyuluhan  Memperhatikan
 Menyebutkan materi yang akan diberikan  Memperhatikan
2. 5 Pelaksanaan :

Menit  Menjelaskan pengertianjatuh  Memperhatikan


 Menjelaskan faktor resiko penyebab jatuh  Memperhatikan
 Menjelaskan akibat dari jatuh  Memperhatikan
 Menjelaskan cara pencegahan jatuh  Memperhatikan
 Mendemonstrasikan cara pencegahan  Memperhatikan
jatuh
3. 2 Evaluasi :
Menit  Menanyakan kepada klien tentang materi  Menjawab
yang telah diberikan pertanyaan
 Memberikan reinforcement kepada klien
jika dapat menjawab pertanyaan  Memperhatikan

4. 2 Terminasi :
Menit  Menyimpulkan materi penyuluhan  Mendengarkan
bersama peserta
 Mengucapkan salam penutup  Menjawab salam

Total
10 menit

VII. EVALUASI

1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan klien terlaksana dengan baik berupa kontrak waktu, topik,
dan tempat
b. Persiapan alat bantu dan media yang digunakan untuk pendidikan
kesehatan

2. Evaluasi Proses
a. Klien mampu mengikuti pendidikan kesehatan dengan baik sampai
selesai
b. Klien kooperatif dalam mengikuti pendidikan kesehatan
c. Klien dapat bekerjasama dengan perawat
d. Media dan alat bantu dapat digunakan dengan baik
e. Lingkungan mendukung dalam pelaksanaan pendidikan kesehatan
3. Evaluasi Hasil
a. Evaluasi Kognitif
Menanyakan kepada pasien dan keluarga klien :
1) Coba jelaskan pengertian jatuh?
2) Sebutkan faktor resiko penyebab jatuh?
3) Sebutkan akibat dari jatuh?
4) Sebutkan cara mencegah jatuh?
PENILAIAN
No Keterampilan Skor

0 1 2

1 Menjelaskan pengertian jatuh

2 Menyebutkan faktor resiko penyebab jatuh

3 Menyebutkan akibat dari jatuh

4 Menyebutkan cara mencegah jatuh

Keterangan :
0 : tidak dilakukan
1 : dilakukan tapi tidak sempurna
2 : dilakukan dengan sempurna
MATERI

1. Definisi

Jatuh adalah suatu kejadian yang di laporkan penderita atau saksi mata
yang melibatkan seseorang mendadak terbaring/terduduk di lantai /tempat yang
lebih rendah atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka (Reuben). Jatuh dapat
menimbulkan terjadinya Cidera pada lansia. Kejadian jatuh sering terjadi atau
dialami oleh usia lanjut . Banyak faktor berperan di dalamnya ,kelemahan otot
ekstremitas bawah kekakuan sendi ,sinkope dan dizzines ,serta faktor ekstrinsik
sertai lantai yang licin dan tidak rata tersandung benda-benda ,pengelihatan
kurang terang dan sebagainya. Tidak mengejutkan bahwa jatuh merupakan
kejadian yang mempercepat patah tulang pada orang dengan kepadatan mineral
tulang Bone Mineral Density (BMD) rendah.

Jatuh dapat dicegah sehingga akan mengurangi risiko patah tulang. Jatuh
adalah penyebab terbesar untuk patah tulang pinggul dan berkaitan dengan
meningkatnya risiko yang berarti terhadap berbagai patah tulang meliputi
punggung, pergelangan tangan, pinggul, lengan bagian atas.Jatuh dapat
disebabkan oleh banyak faktor, sehingga strategi pencegahan harus meliputi
berbagai komponen agar sukses. Aktivitas fisik meliputi pola gerakan yang
beragam seperti latihan kekuatan atau kelas aerobik dapat meningkatkan massa
tulang sehingga tulang lebih padat dan dapat menurunkan risiko jatuh.

Mengurangi Risiko JatuhBanyak hal yang dapat dilakukan untuk


mengurangi risiko jatuh dan meminimalisir dampak dari jatuh yang terjadi.
Pedoman yang dikeluarkan oleh American Geriatrics Society, British
Geriatrics Society, dan American Academy of Orthopedi Surgeons pada
pencegahan jatuh pencegahan jatuh meliputi beberapa rekomendasi untuk
orang tua (AGS et al.2001)
2. Faktor penyebab Cidera akibat Jatuh

Faktor penyebab jatuh pada lansia dapat dibagi dalam 2 golongan besar,

yaitu:

a. Faktor Intrinsik
Faktor instrinsik dapat disebabkan oleh proses penuaan dan berbagai
penyakit sepertiStroke dan TIA yang mengakibatkankelemahan tubuh
sesisi , Parkinson yang mengakibatkan kekakuan alat gerak, maupun
Depresi yang menyebabkan lansia tidak terlalu perhatian saat berjalan .
Gangguan penglihatan pun seperti misalnya katarak meningkatkan risiko
jatuh pada lansia. Gangguan sistem kardiovaskuler akan menyebabkan
syncope, syncope lah yang sering menyebabkan jatuh padalansia.Jatuh
dapat juga disebabkan oleh dehidrasi. Dehidrasi bisa disebabkan oleh diare,
demam, asupan cairan yang kurang atau penggunaan diuretik yang
berlebihan.
b. Faktor Ekstrinsik
Alat-alat atau perlengkapan rumah tangga yang sudah tua atau tergeletak di
bawah,tempat tidur tidak stabil atau kamar mandi yang rendah dan tempat
berpegangan yang tidak kuat atau tidak mudah dipegang, lantai tidak datar,
licin atau menurun, karpet yang tidak dilem dengan baik, keset yang
tebal/menekuk pinggirnya, dan bendabenda alas lantai yang licin atau
mudah tergeser,lantai licin atau basah, penerangan yang tidak baik (kurang
atau menyilaukan), alat bantu jalan yang tidak tepat ukuran, berat, maupun
cara penggunaannya

3. Pencegahan

Pencegahan dilakukan berdasar atas faktor resiko apa yang dapat menyebabkan
jatuh seperti faktor neuromuskular, muskuloskeletal, penyakit yang sedang
diderita, pengobatan yang sedang dijalani, gangguan keseimbangan dan gaya
berjalan, gangguan visual, ataupun faktor lingkungan.dibawah ini akan di
uraikan beberapa metode pencegahan
jatuh pada orang tua :

a. Latihan fisik
Latihan fisik diharapkan mengurangi resiko jatuh dengan meningkatkan
kekuatan tungkai dan tangan, memperbaiki keseimbangan, koordinasi, dan
meningkatkan reaksi terhadap bahaya lingkungan, latihan fisik juga bisa
mengurangi kebutuhan obat-obatan sedatif. Latihan fisik yang dianjurkan
yang melatihkekuatan tungkai, tidak terlalu berat dan semampunya, salah
satunya adalah berjalan kaki.
b. Manajemen obat-obatan
Gunakan dosis terkecil yang efektif dan spesifik diantaranya:

1) Perhatikan terhadap efek samping dan interaksi obat

2) Gunakan alat bantu berjalan jika memang di perlukan selama pengobatan

3) Kurangi pemberian obat-obatan yang sifatnya untuk waktu lama terutam


sedatif dan tranquilisers

4) Hindari pemberian obat multiple (lebih dari empat macam) kecuali atas
indikasi klinis kuat

5) Menghentikan obat yang tidak terlalu diperlukan

c. Modifikasi lingkungan

Atur suhu ruangan supaya tidak terlalu panas atau dingin untuk menghindari
pusing akibat suhu di antaranya:

1) Taruhlah barang-barang yang memang seringkali diperlukan

berada dalam jangkauan tanpa harus berjalan dulu

2) Gunakan karpet antislip di kamar mandi.

3) Perhatikan kualitas penerangan di rumah.

4) Jangan sampai ada kabel listrik pada lantai yang biasa untuk
melintas.

5) Pasang pegangan tangan pada tangga, bila perlu pasang

lampu tambahan untuk daerah tangga.

6) Singkirkan barang-barang yang bisa membuat terpeleset dari

jalan yang biasa untuk melintas.

7) Gunakan lantai yang tidak licin.

8) Atur letak furnitur supaya jalan untuk melintas

mudah, menghindari tersandung.

9) Pasang pegangan tangan ditempat yang di perlukan

seperti misalnya di kamar mandi.

d. Memperbaiki kebiasaan pasien lansia, misalnya :

1) Berdiri dari posisi duduk atau jangkok jangan terlalu cepat.

2) Jangan mengangkat barang yang berat sekaligus.

3) Mengambil barang dengan cara yang benar dari lantai.

4) Hindari olahraga berlebihan.

5) Alas kaki

Perhatikan pada saat orang tua memakai alas kaki :

- Hindari sepatu berhak tinggi, pakai sepatu berhak lebar

- Jangan berjalan hanya dengan kaus kaki karena sulit untuk

menjaga keseimbangan

- Pakai sepatu yang antislip


e. Alat bantu jalan

Terapi untuk pasien dengan gangguan berjalan dan keseimbangan


difokuskan untuk mengatasi atau mengeliminasi penyebabnya atau faktor yang
mendasarinya.

1) Penggunaannya alat bantu jalan memang membantu meingkatkan


keseimbangan, namun di sisi lain menyebabkan langkah yang terputus dan
kecenderungan tubuh untuk membungkuk, terlebih jika alat bantu tidak
menggunakan roda., karena itu penggunaan alat bantu ini haruslah
direkomendasikan secara individual.

2) Apabila pada lansia yang kasus gangguan berjalannya tidak dapat ditangani
dengan obat-obatan maupun pembedahan. Oleh karena itu, penanganannya
adalah dengan alat bantu jalan seperti cane (tongkat), crutch (tongkat ketiak)
dan walker. (Jika hanya 1 ekstremitas atas yang digunakan, pasien dianjurkan
pakai cane. Pemilihan cane type apa yang digunakan, ditentukan oleh
kebutuhan dan frekuensi menunjang berat badan. Jika ke-2 ekstremitas atas
diperlukan untuk

mempertahankan keseimbangan dan tidak perlu menunjang berat badan, alat


yang paling cocok adalah four-wheeled walker. Jika kedua ekstremitas atas
diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan dan menunjang berat badan,
maka pemilihan alat ditentukan oleh frekuensi yang diperlukan dalam
menunjang berat badan.

f. Periksa fungsi penglihatan dan pendengaran

g. Hip protektor : terbukti mengurangi risiko fraktur pelvis

h. Memelihara kekuatan tulang

1) Suplemen nutrisi terutama kalsium dan vitamin D terbukti

meningkatkan densitas tulang dan mengurangi resiko fraktur


akibat terjatuh pada orang tua

2) Berhenti merokok

3) Hindari konsumsi alkohol

4) Latihan fisik

5) Anti-resorbsi seperti biophosphonates dan modulator reseptor

estrogen

6) Suplementasi hormon estrogen / terapi hormon pengganti.

VIII. SUMBER / REFRENSI

Anonim. 2012. Mudah Jatuh pada Lansia.http://http://pinadepin.blogspot.com


. Diakses tanggal 27 Juni 2018.
Turana, Yuda. 2009. Menghindari Resiko Jatuh Pada Lansia.
http://http://www.medikaholistik.com . Diakses tanggal 27 juni 2018.

Anda mungkin juga menyukai