Anda di halaman 1dari 12

BUNGAN BANK DI SULAWESI SELATAN (MUHAMMADIYAH DAN NU)

Fakhruddin Mansyur1, Hasanuddin2


1
Dosen Prodi Hukum Ekonomi Syariah FAI Unismuh Makassar
1
Dosen Prodi Hukum Ekonomi Syariah FAI Unismuh Makassar
Abstrak
Tujuan peneitian ini adalah untuk menggambarkan atau menjelaskan bagaimana
pandangan Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah tentang penerapan hukum
bunga bank di sulawesi selatan. metode penelitian yang dimalai dari 1) Rancangan
Penelitian, 2) Data Dan Sumber Data, 3) Teknik Pengumpulan Data, 4) Teknis
Analisis Data hasil penelitian bahwa NU sulawesi selatan menggunkan bank syariah
itu belum sepenuhnya dan belum ada intruksi khusus dari pusat untuk
menggunakan bank syariah, hal ini berbeda dari hasil muktamar NU yang sudah
jelas-jelas mengharamkan bunga bank itu artinya ini merupakan intruksi khusus
kepada kader NU untuk menggunkan bank syariah. sedangkan Muhammadiyah
wilayah sulawesi selatan maka disimpulkan bahwa Muhammadiyah sangat
memegan teguh putusan yang telah ditetapkan dan setiap amal usaha dan orton
harus mengikuti keputusan pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Kata Kunci: Bunga Bank, NU, Muhammadiyah

Abstract

The purpose of this study is to describe or explain how the views of Nahdatul Ulama
(NU) and Muhammadiyah about the application of bank interest law in south
Sulawesi. the research methods are resolved from 1) Research Design, 2) Data and
Data Source, 3) Data Collection Technique, 4) Technical Analysis Data research
results that NU South Sulawesi used sharia banks is not fully and there is no special
instructions from the center to use the bank sharia, this is different from the results of
the NU congress that has clearly prohibited the interest of the bank it means this is a
special instruction to NU cadres to use Islamic banks. while Muhammadiyah region of
south sulawesi it is concluded that Muhammadiyah very memegan teguh decision
that has been established and every business and ortonal deed must follow the
decision of Muhammadiyah Central leadership.
Kay Word: Flower Bank, Nu, Muhammadiyah.

A. PENDAHULUAN satu pihak, bunga bank (interest bank)


Kegiatan ekonomi dari masa ke terperangkap dalam kriteria riba, di sisi
masa terus mengalami perkembangan, lain, bank mempunyai fungsi sosial yang
yang dahulu ada kini tidak ada, atau besar, bahkan dapat dikatakan tanpa
sebaliknya.Dulu institusi pemodal bank suatu negara akan hancur.
seperti bank tidak dikenal dan sekarang (Muhammad Juhri: 2002)
ada.Maka persoalan baru dalam fiqh Tidak dapat dipungkiri lagi
muamalah muncul ketika pengertian riba bahwa tujuan dari suatu bank adalah
dihadapkan pada persoalan bank. Di mencari keuntungan dan keuntungan

123
itu dicapai dengan berniaga kredit. Bank kelembagaan, dengan sistem
mendapat kredit dari orang luar dengan bunga.(Djejen Dkk: 1996)
membayar bunga. Sebaliknya bank Bunga bank telah menimbulkan
memberikan kredit dari kepada orang pro dan kontra di kalangan umat Islam,
luar dengan memungut bunga yang khususnya di Indonesia.
lebih besar dari pada yang Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama
dibayarkannya. Jadi sedikit penjelasan (NU), dua organisasi Islam terbesar di
di atas, maka yang disebut bunga bank Indonesia, pada awal tidak menyatakan
adalah tambahan yang harus keharaman bunga bank secara
dibayarkan oleh orang yang berhutang langsung. Muhammadiyah dalam
kepada bank atau keuntungan yang Keputusan Majlis Tarjihnya pada tahun
diberikan pihak bank kepada orang yang 1968, 1972, 1976 dan 1989, tidak
menyimpan uang di bank dengan berhasil menetapkan secara tegas
besar-kecil sesuai dengan ketentuan keharaman bunga bank. Walaupun
yang berlaku di bank tersebut. Jadi menyatakan bahwa bank dengan
selisih bunga itulah keuntungan bank. system riba itu haram, tetapi majelis
Sehingga bunga merupakan suatu berpandangan bahwa bunga yang
masalah yang tidak dapat dilepaskan diberikan oleh bank-bank milik negara
dari perusahan bank dunia (umum). kepada para nasabahnya atau
Kasmir (2008 :25) dalam sebaliknya yang selama ini berlaku
bukunya “bank dan lembaga keuangan termasuk perkara musytabihat (tidak
lainnya” menjelaskan bahwa yang tentu halal-haramnya). Hal ini
dimaksud dengan bank adalah berkebalikan dengan hasil rapat komisi
perusahaan yang bergerak dalam VI dalam Musyawarah Nasional (Munas)
bidang keuangan, artinya aktivitas selalu ke-27 Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah
berkaitan dalam bidang keuangan. di Universitas Muhammadiyah Malang
Ada yang mendefinisikan bank (UMM) yang menetapkan bahwa
merupakan sebuah lembagakeuangan bunga perbankan termasuk riba
yang bergerak menghimpun dana dari sehingga diharamkan. Fatwa
masyarakat dan kemudian dana Muhammadiyah tentang haramnya
tersebut disalurkan kepada yang bunga bank pada Sabtu 3 April 2010
memerlukan, baik perorangan maupun tersebut disambut positif oleh Majelis
Ulama Indonesia (MUI), karena MUI

124
sudah lebih dulu mengeluarkan hukum nya, dengan titik tekan pada
haram bunga bank sejak tahun 2003 permasalahan dasar yang melatar
lalu. belakangi dari perbedaan tersebut
Berbeda dengan MUI dan mengenai bunga bank adalah melalui
Muhammadiyah, NU justru menilai metode pengambilan keputasan
bunga bank belum sepenuhnya hukumnya yang diambil dari segi kajian
diharamkan, karena masih ada yang fiqhnya.
khilaf (beda pendapat) soal penetapan Berdasarkan latar belakang
hukum haram itu. Dalam Musyawarah masalah di atas, penyusun perlu
Nasional alim ulama NU pada 1992 di membatasi rumusan pokok masalah
Lampung, para ulama NU tidak yang diteliti agar mengfokus dan tidak
memutus hukum bunga bank haram meluas, sehingga menjadi jelas.
mutlak. Memang ada beberapa ulama Bagaimana pandangan Nahdlatul Ulama
yang mengharamkan, tetapi ada juga (NU) dan Muhammadiyah tentang
yang membolehkan karena alasan penerapan hukum bunga bank di
darurat dan alasan-alasan lain. sulawesi selatan.
Dariatas nampak bahwa kedua Memahami Nahdlatul Ulama
organisasi tersebut mempunyai konsep (NU) sebagai sebuah organisasi sosial
yang berbeda bahkan berseberangan. keagamaan, secara komprehensip dan
Namun, keduanya mempunyai sisi proporsional, maka tidak dapat
kesamaan yaitu demi kemaslahatan mengesampingkan aspek-aspek historis
umat manusia, meskipun implimentasi- (aspek sejarah), yaitu peristiwa-
nya juga berbeda. Perbedaan tersebut peristiwa yang melatar belakangi dan
terjadi karena adanya sudut pandang mendorong lahirnya Nahdlatul Ulama.
yang mempenagruhinya dalam Gafar Karim (1995 : 47)dalam
menetapkan hukum tersebut. bukunya “Metamorfosis: NU dan
Oleh karena itu penyusun Politisasi Islam Indonesia” Jauh
tertarik untuk mencoba meneliti dan sebelum lahir sebagai organisasi , NU
menelusuri kembali permasalahan- telah ada dalam bentuk komunitas
permasalahan hukum bunga bank (jama’ah) yang diikat oleh aktivitas
tersebut menurut pendapat Nahdlatul sosial keagamaan yang mempunyai
Ulama melalui Bahsul Masail-nya dan karekter Ahlu as-Sunnah Wa al-
Muhammadiyah dengan Majlis Tarjih- Jama’ah.Wujudnya sebagai organisasi

125
tidak lain adalah “penegasan formal dari munazarah diikuti oleh para ulama dari
mekanisme informal para ulama berbagai daerah, sebagian di bawah
sepaham”. Arti penting dibentuknya kepimimpinan KH. Abdul Wahab
organisasi ini tidak lepas dari konteks Hasbullah, sebagian di bawah naungan
waktu itu, terutama berkaitan dengan KH. Mas Mansur, dan sebagian lagi
upaya menjaga eksistensi jama‟ah dipimpin oleh Sorkati. Dalam munazarah
tradisional berhadapan dengan arus ini Kyai Wahab tetap mempertahankan
paham pembaharuan Islam, yang ketika adanya bermazhab, sementara pihak
itu telah terlembagakan, antara lain lain menentangnya dengan gencar,
dalam Muhammadiyah. bahkan membid‟ah-bid‟ahkan masalah-
Andree Feillard (1995 : 9) dalam masalah semacam ziarah kubur, sholat
bukunya “NU vis-à-vis Negara” tarawih 20 rakaat, pembacaan qunut
menjelaskan Perdebatan antara kaum pada saat sholat shubuh dan lain
tradisionalis dengan kaum reformis sebagainya, selalu dipertahankan oleh
menjadi semakin seru pada tahun dua Kyai Wahab sementara yang lainnya
puluhan. Sehingga dalam beberapa masih tetap menentangnya.
diskusi, termasuk di forum Sarekat Islam
Pada tahun 1911 KH. Ahmad
(SI), KH. Wahab berhadapan dengan
Dahlan mendirikan “Sekolah
Ahmad Soerkati. Seorang guru besar
Muhammadiyah”. Dalam sekolah
dari Sudan, Afrika Timur, pendiri
tersebut, dimasukkan pula beberapa
gerakan reformasi al-Irsyad. Demikian
pelajaran yang lazim diajarkan di
pula dengan Ahmad Dahlan, seorang
sekolah model Barat, seperti ilmu bumi,
pendiri Muhammadiyah.
ilmu alam, ilmu hayat, dan sebagainya.
Ali As‟ad (1981 : 91) dalam
Begitu pula diperkenalkan cara-cara
bukunya “ke-NU-an” menjelaskan pada
baru dalam pengajaran ilmu-ilmu
tahun 1924-an merupakan masa-masa
keagamaan sehingga lebih menarik dan
ramainya perdebatan masalah khilafiyah
menyerap.Dengan murid yang tidak
dalam Islam; mengenai bid‟ah,
begitu banyak, jadilah “Sekolah
mengenai ijtihad, mengenai madzhab
Muhammadiyah” tersebut sebagai
dan masalah-masalah fiqhiyah lainnya.
tempat persemaian bibit-bibit
Berkali-kali telah diadakan munazarah
pembaharu dalam Islam di Indonesia.
(perdebetan sehat) untuk menyelesai-
kan masalah ini. Di Surabaya,

126
Dalam Islam sebagai wahana untuk Karena penelitian ini adalah
menjembatani dan menyelamatkan penelitian lapangan, maka pengumpulan
ajaran Islam dari adanya pengaruh data adalah dengan wawancara.
obyektif yang bersifat internal maupun Sementara data sekunder diambil dari
yang bersifat eksternal bagi buku-buku yang dikarang oleh tokoh-
perkembangan Islam selanjutnya di tokoh lain yang dapat mendukung
Indonesia. Maka pada tanggal 8 pendalaman dan ketajaman dalam
Dzulhijjah 1330 yang bertepatan dengan analisis penelitian ini.
tanggal 18 November 1912 Jam‟iyah Dalam menganalisis dan
Muhammadiyah berdiri yang di dalam menginterpretasikan data yang telah
anggaran dasarnya pertama kalinya terkumpul. Penyusun menggunakan
bertujuan: “Menyebarkan Pengajaran cara berfikir komparasi. Komparasi,
Kanjeng Nabi Muhammad SAW. kepada yaitu yakni membandingkan sebuah
penduduk bumi-putera, di dalam pendapat dengan pendapat yang lain
residensi Yogyakarta” serta “Memajukan tentang hal yang sama (hukum bunga
perihal agama Islam kepada sekutu- bank), baik yang memiliki nuansa
sekutunya”. pemikiran yang hampir sama atau
bahkan yang sangat bertentangan
B. METODE PENELITIAN (Anton Bakker, dkk.1992:71)
Dalam penulisan ini, penulis Dalam penelitian ini, Pendapat
menggunakan pokok-pokok bahasan NU dikomparasikan dengan pendapat
secara sistematis yang terdiri dari lima Muhammadiyah, sehingga dapat
bab dan pada tiap-tiap bab terdiri dari diketahui persamaan maupun
sub-sub sebagai perinciannya. perbedaan pendapat keduanya dan
Sifat dari penelitian ini adalah dapat ditarik suatu kesimpulan yang
deskriptif, analitik dan komparatif. (Lexy konkrit tentang persoalan yang diteliti.
J. Moleong, 2000:6). Penelitian ini
C. HASIL PENELITIAN
berusaha memaparkan tentang hukum
1. NU dan Bunga Bank
bunga bank secara umum sebelum
Persoalan bank dan bunganya
akhirnya akan mendeskripsikan
dalam pandangan Nahdlatul Ulama(NU)
kerangka pendapat dua organisasi yang
telahmenjadipersoalanyang signifikan,
diteliti yaitu NU dan Muhammadiyah,
sehinggaperlu mendapatperhatian yang

127
cukupbesar dari paraulama NU. .‫اوﺎﻣاﺮﻘﻟضﺮﺸﺑطﺮﻘﻤﻟﻊﻔﻧﺮﺟضﻓﻔﺎﺳﺪ‬
Kaitannya dengan masalah bunga bank, Adapun hokum menitipkan uang
NU melalui forum kajian Bahsul dibank, demi keamanan saja, NU
Masailnya telah mengaharamkannya, menyatakan makruh kalau meyakinkan
hal ini dikarenakan bunga bank bahwa uangnya tersebut akan
disamakan dengan gadai yang digunakan untuk kegiatan yang
digunakan pada zaman jahiliyah,jika melanggar norma-norma agama. Dalam
pemilikbarang gadai tidak bisa keputusan lain juga telah ditetapkan:
membayar uang pada waktunya, maka “Mengigat bahwa dalam bank, pihak
barang gadaiannya lepas dari debitur memiliki dan bertanggungjawab
pemiliknya dan menjadi milik penggadai penuh atas uang yang dipinjamkan dan
dan hal ini telah ditetapkan hokumnya bunganya ditentukan atas dasar untung
dalam Mu‟tamar NUke-2 Tahun 1927 di rugi atau besar kecilnya keuntungan dari
Surabaya. hasil usahanya, maka transaksi bank
Dalam masalahini, terdapat tiga tersebut termasuk dalam akad qard dan
pendapat dari para ahli hokum Islam dengan sendirinya bunga bank
(jumhur ulama): termasuk riba qard. Dilihat dari sudut ini
Haram:Karenatermasuk barang bahwa besar kecilnya bunga tergantung
yang dipungut manfaatnya(rente). pada lama atau sebentarnya tempo
Halal :Sebab tidakada syarat pengambilan bunga bank cenderung
pada waktu akad, sebab menurut para masuk dalam riba nasi‟ah yang berlipat
ahli hukum terkenal, bahwa adat yang ganda”.
berlaku itu tidak termasuk menjadi Meskipun telah diambil
syarat kesepakatan tentang hukum bunga
Syubhat: Tidak tentu halal- bank, tampaknya para muktamirin masih
haramnya. berbeda pendapat, terutama dalam
Sedangkan mu‟tamar memutus- Munas„Alim Ulamadi Bandar Lampung,
kan, bahwa yang lebih hati-hati adalah 21-25 Januari 1992, khususnya
pendapat mu‟tamirin yang pertama mengenai hokum bunga bank
yakni mengaharamkan adanya bunga konvensional. Diantaranya sebagai
dalam dunia perbankan. Sikap NU ini berikut:
didasari dengan mengambil hujjah dari Ada pendapat yang mem-
kitab mu‟tabar yaitu: persamakan antara bunga bank dengan

128
riba secara mutlak, sehingga hukumnya bank syariah tetapi memakai
cara-cara konvensional ada
adalah haram.
buganya dan ujung-ujungnya
Ada pendapat yang tidak ada ribanya”
Kemudian NU mengemukakan bahwa
mempersamakan bunga bank dengan
“ masih ada yang berbeda
riba, sehingga hukumnya adalah boleh.
pendapat tentang bunga bank
Ada pendapat yang mengatakan namun sudah sebagian besar
ortom NU sudah menggunakan
bunga bank hukumya syubhat (tidak
bank syariah, dan NU masih
identik dengan riba). Meski begitu, tergantung dari pribadi masing-
masing ingin memakai bank apa
Munas memutuskan, pilihan yang lebih
saja, karena sejauh ini belum
berhati-hati adalah bunga bank haram. ada intruksi yang mengharus-
kan untuk memakai bank
Lebihlanjut, NU mengungkapkan
syariah”
bahwa bunga yang diambil oleh Selanjutnya NU mengemukakan
penabung di bank adalah riba yang bahwa:
diharamkan. Artinya, apa yang diambil “ortom-ortom NU belum
sepenuhnya menggunakan
seseorang tanpa melalui usaha
bank syariah NU sebagai induk
perdagangan dan tanpa bersusah payah membawahi ortom-ortom seperti
muslimah, ibnu patayat, dan
sebagai tambahan pokok hartanya,
ansor. Itu tergantung masing-
maka yang demikian ituter masuk riba. masing lembaga tersebut
karena belum ada intruksi
NU kemudian menguatkan
khusus dari pusat tentang
pendapatnya, bahwa pengambilan penggunaan bank syariah”
Menurut salah satu Kader NU
bunga bank oleh nasabah yang
mengatakan bahwa:
menyimpan uangnya dibank adalah
“Bank syariah hanya sebatas
haram. Dalam hal ini NU lebih tegas
nama saja secara realitas
dalam menetapkan keharaman bunga prakteknya masih sama bank
konvensional yang jadi
bank yaitu apabila pihak bank
pembeda hanyalah jumlah
menggunakannya untuk perbuatan yang ribanya yang lebih sedikit di
bank syariah”
telah dilarang agama.
Kesimpulan dari pendapat NU bahwa:
Dari hasil wawancara pengurus
“ sampai hari juga para ulama
NU sulawesi selatang tentang bunga masih berbeda pendapat bahwa
ada yang melarang, ada yang
bank bahwa:
ditengah-tengah, dan ada yang
“NU berpendapat bahwa bank membolehkan, selagi belum ada
konvensional itu sama saja hukum yang mengharamkan
yang membedakan hanya maka sah-sah saja untuk
persoalan nama saja didalam dilakukan, apalagi dizaman

129
sekarang banyak yang 1) Bahwa bank dalam sistem
membutuhkan peran bank
ekonomi-pertukaran adalah
dalam kehidupan sehari-hari
maka jika tidak ada solusi lain mempunyai fungsi yang vital
maka tidak ada larangan untuk
dalam perekonomian pada masa
melakukanya”
Berdasarkan hasil wawancara sekarang
dengan pengurus NU sulawesi selatan 2) Bahwa bank dalam wujudnya
maka dapat dipahami bahwa sekarang bukan merupakan
menggunkan bank syariah itu belum lembaga yang lahir dari cita-cita
sepenuhnya dan belum ada intruksi sosial ekonomi Islam.
khusus dari pusat untuk menggunakan 3) Bunga adalah sendi dari sistem
bank syariah, hal ini berbeda dari hasil perbankan yang berlaku selama
muktamar NU yang sudah jelas-jelas ini.
mengharamkan bunga bank itu artinya 4) Bahwa umat Islam sebagai umat
ini merupakan intruksi khusus kepada pada dewasa ini tidak dapat
kader NU untuk menggunkan bank melepaskan diri daripada
syariah. pengaruh perbankan yang secara
langsung atau tidak langsung telah
2. Muhammadiyah dan Bunga menguasai perekonomian umat
Bank Islam.
Dalam buku Himpunan Putusan Mengingat:
Majlis Tarjih, (1972: 304-305) a. Bahwa nash-nash al-Qur‟an dan as-
menjelaskan bahwa dalam Mu‟tamar Sunnah dengan jelas mengharamkan
Majlis Tarjih Muhammadiyah setelah riba.
mempelajari: b. Bahwa fungsi bank dalam
a. Uraian tentang masalah bunga bank perekonomian modern sekarang ini
dalam segala seginya yang bukan hanya menjadi sumber
disampaikan oleh Nandang Komar, penghasilan bagi bank, melainkan
Direktur Bank Negara Indonesia Unit juga berfungsi sebagai alat politik
1 Cabang Surabaya. perekonomian Negara untuk
b. Pembahasan dari para Mu‟tamirin kesejahteraan umat (stabilisasi
Dengan bertawakkal kepada Allah SWT. ekonomi).
Menyadari: c. Bahwa adanya undang-undang yang
mengatur besar kecilnya bunga

130
adalah untuk mencegah kemungkin- ُ‫ُوأ َ ۡك ِه ِه ۡم ُأ َ ۡم ٰ َى َل‬ َ ُ ‫َوأ َ ۡخ ِذهِمُ ُٱ ِنربَ ٰىاُ ُ َوقَ ۡد ُنهىا‬
َ ‫ع ۡنه‬
an terjadinya penghisapan pihak ُ‫عذَابًا‬ َ ُ ‫ُم ۡنه ۡم‬ ِ َ‫م ُ َوأ َ ۡعت َۡدنَا ُ ِن ۡه ٰ َك ِف ِرين‬
ُِ ‫اس ُُِبٲ ۡن ٰبَ ِط‬
ُ ِ َّ‫ٱنن‬
yang kuat terhadap pihak yang lemah ُ ُ١٦١ُ‫أ َ ِن ٗيما‬
Terjemahnya:
di samping untuk melindungi Dan disebabkan mereka
berlangsungnya kehidupan bank itu memakan riba, padahal
Sesungguhnya mereka Telah
sendiri. dilarang daripadanya, dan
d. Bahwa hingga saat ini belum ada Karena mereka memakan harta
benda orang dengan jalan yang
konsepsi sistem perekonomian yang batil. kami Telah menyediakan
disusun dan dilaksanakan dengan untuk orang-orang yang kafir di
antara mereka itu siksa yang
kaidah Islam. pedih.(Q.S, An-nisa: 161)
Menimbang:
b) Bank dengan sistem riba hukumnya
1) Bahwa nas-nas al-Qur‟an dan as-
haram dan bank tanpa riba
Sunnah tentang haramnya riba
hukumnya halal.
mengesankan adanya „illat
c) Bunga bank yang diberikan oleh
terjadinya penghisapan oleh pihak
Bank-bank milik Negara kepada para
yang kuat terhadap yang lemah.
nasabahnya atau sebaliknya yang
2) Bahwa perbankan adalah suatu
selama ini berlaku, termasuk perkara
sistem lembaga perekonomian
Musytabihat.
yang belum pernah dialami umat
d) Menyarankan kepada PP.
Islam pada masa Rasulullah SAW.
Muhammadiyah untuk
3) Bahwa hasil keuntungan Bank-
mengusahakan terwujudnya konsepsi
bank milik Negara pada akhirnya
sistem perekonomian khususnya
akan kembali untuk kemaslahatan
lembaga perbankan yang sesuai
umat.
dengan kaidah Islam.
4) Bahwa termasuk atau tidaknya
Dari hasil wawancara dengan
bunga bank ke dalam pengertian
pengurus Muhammadiyah wilayah
riba Syar‟i dirasa belum mencapai
sulawesi selatan dikemukakan bahwa:
bentuk yang meyakinka
Memutuskan: “Pandangan Muhammadiyah
bank itu sendiri baik itu bank
a) Riba hukumnya haram, dengan nas syariah maupun bank
sarih al-Qur‟an dan as-Sunnah. konvensional. Jadi, pada
Muhammadiyah sendiri ada
badan Majelis Tarjih yang
kemudian membantu dan

131
berfungsi untuk pencerahan “Terkait bunga bank itu pernah
dalam memahami agama dan diputuskan pada muktamar ke
praktek dalam beragama baik 27 di Sidoarjo disebutkan terkait
untuk pimpinan pusat, wilayah status hukum bunga bank dari
maupun cabang yang bank konvensional dan juga
membahas persoalan aqidah koperasi simpan pinjam. Nah
dan juga muamalah. Nah, dalam dalam bank konvensional secara
hal muamalah itu termasuk umum dikatakan hukumnya
didalamnya adalah sistem mustabihaq (perkara yang masih
perekonomian, ini tentu tidak samar-samar) karena terdapat
luputdari perhatian badan majelis unsur riba walaupun didalamnya
tajih dan tajdid terkait bank, terdapat unsur kemaslahatan
Muhammadiyah dalam hal ini sehingga dalam putusan itu
tidak menanggapi secara disampaikan pada muktamar di
personal melaningkan secara Malang juga. Putusan
kelembagaan fatwanya bersifat Muhammadiyah 1) riba hukum-
kolektif, dan hasil dari nya haram dengan nash Al-
pemahaman Muhammadiyah itu Qur’an dan as-sunnah itu sudah
sendiri biasanya dihasilkan dari jelas sekali, 2) bank dengan
musyawarah (Munas, sistem riba itu hukumnya haram
Musyawarah Tarjih, Musywil dan bank tanpa riba hukumnya
tarjih, dan musyawarah daerah halal 3) bunga yang diberikan
tarjih). Terkait bank ini pernah oleh bank milik negara terhadap
diputuskan /dimusyawarakan nasabahnya atau sebaliknya
pada muktamar majelis tarjih, yang selama ini berlaku
terfokus pada bank termasuk perkara mustahiq. Jadi
konvensional. Perbedaan jelas, segala sesuatu yang ada
pemahaman Muhammadiyah riba hukumnya haram, bank
terkait bank syariah maupun apapun itu.”
bank konvensional itu terletak Muhammadiyah selalu memutus-
pada penerapanya secara islami,
kan sesuatu dengan musyawarah
baik dari segi pengumpulan dana
ataupun pengaturan dana dan termasuk hal muamalah (bank yang ada
pelayanan dana harus sesuai
jangkauan muhammadiyah):
dengan hukum islam. Prinsip-
prinsip syariah ini harus dijaga
untuknya mUhammadiyah “dalam putusan Muhammadiyah
sangat mengapresiasi hadirnya berangkat dari pemahaman
bank syariah karena prinsip- agama, ketika sudah menjadi
prinsip yang digunakan adalah putusan maka mutlak bagi warga
hukum islam, seperti yang kita Muhammadiyah mengamalkan
ketahui bahwa Muhammadiyah dan mengimplementasikan hasil
ini adalah gerakan islam, berarti putusan itu setelah putusan itu
amal usahanya harus sesuai hasilnya akan disosialisasikan
islam.” keseluruh warga Muhammadiyah
Kemudian ditambahkan tentang untuk dipraktekkan atau di
implementasikan sehingga itu
diputuskannya bunga bank: menjadi upaya-upaya mem-
bangun perekonomian yang

132
syar’i karena Muhammadiyah sangat memegan teguh putusan yang
belum punya bank sendiri dan itu
telah ditetapkan dan setiap amal usaha
salah satu impian juga walaupun
sudah ada koperasi simpan dan orton harus mengikuti keputusan
pinjam yang sesuai syar’i.”
pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Berdasarkan putusan muktamar
mengarahkan dan menyarankan
kepada pimpinan pusat D. KESIMPULAN
Muhammadiyah untuk meng- Keduan organisasi Islam ini
upayakan, mengusahakan ter-
wujudnya konsep syar’i dalam antara NU dan Muhammadiyah sama-
sistem perekonomian khususnya sama telah mengeluarkan Fatwa
dilembaga perbankan syariah
(sesuai dengan kaidah islam) tentang keharaman bunga bank yang
sehingga diharapkan amal usaha dipersamakan dengan riba, sehingga
menggunakan bank syariah, baik
itu penyimpanan dana maupun kedua organisasi besar ini menyerukan
dalam hal pengambilan dana untuk menggunakan bank yang sesuai
dan jasa bank dengan bank
syariah” dengan konsep syariah, hal ini bank
Selanjutnya Muhammadiyah sangat yang sesuai dengan konsep keuangan
menjunjung tinggi hasil putusan: dalam islam adalah bank syariah. dalam
penerapan fatwanya di daerah sulawesi
“Putusan tarji dan prinsip
Muhammadiyah adalah selatan masih ada perbedaan antara NU
konsisten terhadap putusan-
dan Muhammadiyah yakni pada
putusan itu, sehingga dapat
diyakini semua ortom penggunaan bank, jika NU masih
Muhammadiyah Menggunakan
sebagian ortomnya yang menggunkan
bank yang menggunkan konsep
syariah” bank syariah berbeda dengan
Berdasrkan hasil wawancara
Muhammadiyah yang mengupakan
dengan pengurus Muhammadiyah
semua amal usaha dan ortom
wilayah sulawesi selatan maka
menggunakan bank syariah.
disimpulkan bahwa Muhammadiyah

DAFTAR PUSTAKA

Al-qur,an dan terjemahannya “lajnah pentashih mushaf al-


qur,an”(departemenagama republik indonesia)
Ahmad Sukarja. “Riba bunga bank” 1995 A. Wahid Jaini “dunia pemikiran kaum
santri (Yogyakarta : LKPSM :)
Anwar Ahmad Ashar Basyir, Hukum Islam tentang Riba , Utang-piutang, Gadai,
(Bandung: PT. Al-Ma‟arif,1983)

133
Nasution, Tinjauan Ekonomi atas dampak Paket regulasi tahun 1988 pada sistem
Keuangan Indonesia PAU Ekonomi –UI PT Gramedia 199
Antonio, M. Syafe,i. 2001. Bank syariah : dari teorike praktek . Gema Insani Pres.
Arif salams Abdul,1968 ilmu ushul fiqh, Kairo: Dar-al kuwaitiyyah.
Abbas anwar , 2003 hukum bungan bank konfensional, pengurus pusat
Muhammadiyah
Dahlan siamat, manajemen lembaga keuangan, intermedia 1995
Djamil , Faturrahman. 1995.Metode Majelis Tarjih Muhammadiyah.Jakarta Logos
Publishing House
Djejen DKK.1996 “Fiqh” Semarang: Toha Putra
Huosen Ibrahim 1990 “ kajian tentang bunga bank menurut hukum islam”. Paper di
presentasikan pada worshop on bank and banking insterest, disponsori oleh
majlis ulama indoesian, safari garden hotel, cisarua, bogor
Hendi Suhendi, M.Si 1997 “fiqh muamalah” Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Hajar Ibnu Al- Asqalani 2001 “bulugul Al-maram”Surabaya Al- Hidayah
Muhammad 2008 “meteodologi penelitian ekonomi islam” Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada
Mansur, Kahar. 1990, beberapa pendapat tentang riba .Jakarta : Kalam Mulia
“Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah”.jakarta: suara
muhammadiyah
Muhammad Zuhri 1996 “Riba dalam al-Qur’an dan Masalah Perbankan: sebuah
Tilikan Antisipatif”Jakarta: Raja Grafindo,
Soekamti soejono 1980 “pokok-pokok sosiologi hokum” Rajawali press
Syihab Muhammad Quraisy.2003 “membumikan Al-Qur,an: fungsih dan peranwahyu
dalam kehidupan masyarakat” bandung : Al-ma,arif.
Sabiq, Sayyid. 1996. Fikih Sunnah, alih bahasa Kamaluddin A. Marzuki. Bandung:
PT. Al-Ma‟arif.
Yasin As,ad. 1996 “fatwa-fatwa kontenporer” Jakarta: Gema Insane Prees.
Zaini Wahid.1996 “dunia pemikiran kaum santri”Yogyakarta: LPKSM
Zuhri Muhammad 1996 “riba dalam al-Qur’an dan masalah dalam perbankan:
sebuah tilikan antisipatif” Jakarta: Raja Grafindo

134

Anda mungkin juga menyukai