SPLN Komisioning Peralatan Sekunder
SPLN Komisioning Peralatan Sekunder
002-2-2: 2020
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN (PERSERO) PT PLN (Persero) No. 072.P/DIR/2020
B
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
i
STANDAR SPLN T6.002-2-2: 2020
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN (Persero) No. 072.P/DIR/2020
PT PLN (PERSERO)
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
KOMISIONING GARDU INDUK
Bagian 2-2:
Komisioning Air Insulated Switchgear-
Pengujian Komisioning Peralatan Sekunder
Disusun oleh :
Diterbitkan oleh:
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M - 1/135, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
t
PLN
PT PLN (PERSERO)
TENTANG
sPLN T6.002-2-2
KOMISIONING GARDU INDUK, BAGIAN 2-2:
KOMISIONING AIR INSULATED SWITCHGEAR-
PENGUJIAN KOMISIONING PERALATAN SEKUNDER
l\L lAt
Paraf
*
PLN
5. Peraturan Pemerintah Republik lndonesia Nomor 45
Tahun 2005 tentang Pendirian, Pengurusan, Pengawasan
dan Pembubaran Badan Usaha Milik Negara;
6. Peraturan Pemerintah Republik lndonesia Nomor 14
Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga
Listrik sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Republik lndonesia Nomor 23 Tahun 2014:
7. Peraturan Pemerintah Republik lndonesia Nomor 62
fahun 2012 tentang Usaha Jasa Penunjang Tenaga
Listrik;
8. Anggaran Dasar PT PLN (Persero);
9. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan
(Persero) PT Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-
2111M8U11012015 tentang Pemberhentian dan
Pengangkatan Anggota-Anggota Direksi Perusahaan
Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara;
10. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan
(Persero) PT Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-
1381M8U10712017 tentang Pemberhentian, Perubahan
Nomenklatur Jabatan, Pengalihan Tugas, dan
Pengangkatan Anggota-Anggota Direksi Perusahaan
Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara;
11. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan
(Persero) PT Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-
325|MBU1A2Ug tentang Pemberhentian Anggota
Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan
Listrik Negara;
12. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan
(Persero) PT Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-
1471M8U10512020 tentang Pemberhentian, Perubahan
Nomenklatur Jabatan, Pengalihan Tugas, dan
Pengangkatan Anggota-anggota Direksi Perusahaan
Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara;
''13. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor
304.t(DlR/2009 tentang Batasan Kewenangan
Pengambilan Keputusan di Lingkungan PT PLN (Persero)
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan
Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nomor
0297.PtD1N2016,
14. Keputusan...
Parcl
,l ltl vlL
I 77,
*
PLN
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 20 Oktober 2020
KTUR UTAMA,
\/ \ ,,
I UIRL(SI
p\
LKIFLI ZAINI
Paraf
,t lg u (,frltt
t t
Kelompok Bidang Standardisasi Transmisi
dengan Keputusan General Manager
PT PLN (Persero) Pusat Penelitian dan PengembanganKetenagalistrikan
(Research Institute)
No. 0083.K/GM/2018
Narasumber :
1. Tiar Mita Florina, S.T. 5. Muhammad Said, S.T., M.T.
2. Iwan Setiana, S.T. 6. Anang Hardoyo, S.T.
3. Slamet Sudarsono 7. Suhardika, S.T.
4. Meiwan, S.T.
SPLN T6.002-2-2: 2020
Daftar Isi
i
SPLN T6.002-2-2: 2020
Daftar Tabel
ii
SPLN T6.002-2-2: 2020
Prakata
Standar SPLN T6.002-2-2: 2020 Pengujian komisioning peralatan sekunder adalah salah
satu bagian dari kelompok revisi dari SPLN 69-1 tahun 1986, SPLN 69-2 tahun 1987, dan
SPLN 73 tahun 1987.
Standar ini disusun sebagai tindak lanjut dari Keputusan Direksi No 0079.K/DIR/2016,
tanggal 26 Mei tahun 2016, tentang “Tim Uji Komisioning” dalam hal Penyusunan Pedoman
Komisioning Instalasi Penyaluran Tenaga Listrik di PT PLN (Persero) yang merupakan
bagian dari program kerja Ketua Komite Pekerjaan Pemeliharaan Penyaluran Tenaga
Listrik (P3TL) PT PLN (Persero).
SPLN ini dikelompokkan dalam beberapa bagian mengikuti urutan penomoran SPLN
berikut:
Dengan diterbitkannya SPLN T6.002-2-2: 2020, maka segala aturan yang terkait dengan
komisioning Gardu Induk dalam SPLN 69-1 tahun 1986,SPLN 69-2 tahun 1987, SPLN 73
tahun 1987 dan SPLN S6.002:2014 dinyatakan tidak berlaku lagi.
iii
SPLN T6.002-2-2: 2020
1 Ruang Lingkup
Standar ini meliputi panduan umum pengujian komisioning peralatan sekunder yang
mencakup peralatan pengaman dan relai bantu, peralatan SCADA/Sogi, peralatan
telekomunikasi, peralatan pengukuran dan sistem kontrol/interlock pada gardu induk
berinsulasi udara.
Standar ini sebagai acuan kepada Pengelola proyek dan Pengelola operasi dan instalasi
untuk memeriksa kepatutan atas pelaksanaan komisioning dalam memberikan tegangan
pertama kali (uji enerjais) kepada semua instalasi baru yang terhubung ke jaringan PLN.
2 Tujuan
Memberikan pedoman yang terarah perihal tata-cara pengujian yang seragam dalam
melakukan komisioning gardu induk yang akan terhubung ke jaringan PLN dan yang
mempengaruhi kinerja operasional PLN.
3 Acuan Normatif
Kecuali ditetapkan secara khusus pada standar ini, persyaratan yang terkait dengan
pengujian komisioning peralatan primer mengikuti ketentuan pada standar-standar di
bawah ini. Dalam hal terjadi revisi, persyaratan dapat mengikuti edisi terakhirnya.
1
SPLN T6.002-2-2: 2020
• Pengujian individu
• Pengujian subsistem
Kegiatan pengujian terhadap beberapa peralatan individu yang tergabung dalam suatu
subsistem gardu induk untuk memastikan subsistem berfungsi dengan baik sesuai desain
dan standar yang berlaku.
• Pengelola proyek
Pengelola yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan proyek. Dalam hal proyek bukan
terima-jadi (non turn-key), juga bertanggungjawab terhadap pelaksanaan komisioning.
• Pengelola operasi
• Pengelola instalasi
Pengelola yang bertanggung jawab terhadap operasi dan pemeliharaan instalasi sistem
tenaga listrik.
2
SPLN T6.002-2-2: 2020
Pemeriksaan sifat tampak mencakup semua panel (panel relai pengaman, panel kontrol,
Marshalling Kiosk/MK, AC Distribution Board, DC Distribution Board, panel AVR, panel
SCADA/SOGI, panel telekomunikasi, panel pengukuran dan panel lainnya), kabel, terminal
kabel, sepatu kabel, penomoran kabel, peralatan pengaman dan relai bantu, peralatan
SCADA/SOGI, peralatan telekomunikasi, peralatan pengukuran, kontrol dan announciator.
Pemeriksaan konstruksi mencakup konstruksi dari peralatan utama dan peralatan bantu
yang antara lain mencakup catu daya bantu, heater, thermostat, hygrostat, anak kunci dan
kelengkapan lainnya.
Pemeriksaan sifat tampak mencakup pada pemeriksaan - pemeriksaan sesuai pada Tabel
1.
Pengujian ini dilakukan terhadap semua peralatan baru sebelum kabel terpasang. Kecuali
ditetapkan lain, pengujian ini menggunakan:
3
SPLN T6.002-2-2: 2020
Pemeriksaan Umum
5.1.1.2 Pemeriksaan konstruksi dan Gambar desain, spesifikasi dan uji jenis Kesesuaian dengan gambar,
dimensi spesifikasi dan/atau uji tipe peralatan
5.1.1.3 Pemeriksaan Kabel, Terminal, dan Gambar desain dan spesifikasi Sesuai desain dan spesifikasi
Pengawatan
5.1.1.4 Pemeriksaan Indikasi dan display Gambar desain dan spesifikasi Sesuai desain dan spesifikasi
5.1.1.5 Kebersihan Bersih
5.1.1.6 Peralatan bantu Gambar desain dan spesifikasi Lengkap sesuai gambar dan spesifikasi
4
SPLN T6.002-2-2: 2020
Kecuali ditentukan lain, setelan relai pengaman harus menggunakan setelan yang sudah
ditentukan oleh Pengelola operasi dan instalasi.
Pada setiap pengujian, baik individu maupun fungsi, diperlukan pencatatan indikasi pada
relai serta panel kontrol dan/atau human machine interface (HMI).
Pengujian individu dilakukan terhadap relai pengaman yang mencakup elemen pengaman
berbasis impedansi (elemen jarak), elemen pengaman line current differential (LCD),
elemen pengaman directional earth fault (DEF), elemen pengaman arus lebih/gangguan
tanah (OCR/GFR), elemen pengaman tegangan lebih atau kurang (OVR/UVR), elemen
pengaman busbar dengan current differential, elemen pengaman transformer differential,
elemen pengaman restricted earth fault (REF), elemen pengaman circulating current
protection (CCP) dan elemen pengaman circuit breaker failure (CBF).
Pengujian individu relai pengaman dilakukan dengan injeksi arus dan atau tegangan pada
terminal di depan panel (test plug) sekaligus untuk memastikan ketersediaan fasilitas uji
tanpa perlu melepas pengawatan.
Pengujian individu elemen pengaman berbasis impedansi (elemen jarak) mencakup salah
satu fungsi pola permissive underreach transfer trip (PUTT) atau permissive overreach
transfer trip (POTT) atau Blocking. Jika ditentukan lain, pengujian menggunakan pola
tambahan dilakukan sesuai dengan permintaan Pengelola operasi dan instalasi.
Pengujian individu elemen pengaman DEF dengan pola intertrip atau aided DEF dilakukan
baik dengan masukan sinyal permissive/carrier recieve maupun tanpa sinyal
permissive/carrier recieve dan disertai dengan sinyal channel in service (tidak ada
gangguan komunikasi).
Pengujian individu juga dilakukan terhadap relai bantu yang mencakup automatic voltage
regulator (AVR), synchrocheck, autoreclose, trip circuit supervisory (TCS) dan relai lockout.
Pada relai yang dilengkapi dengan fasilitas saklar enable/disable (on/off) maka pengujian
harus dilakukan pada kedua kondisi tersebut.
5
SPLN T6.002-2-2: 2020
6
SPLN T6.002-2-2: 2020
7
SPLN T6.002-2-2: 2020
8
SPLN T6.002-2-2: 2020
9
SPLN T6.002-2-2: 2020
10
SPLN T6.002-2-2: 2020
11
SPLN T6.002-2-2: 2020
12
SPLN T6.002-2-2: 2020
13
SPLN T6.002-2-2: 2020
14
SPLN T6.002-2-2: 2020
15
SPLN T6.002-2-2: 2020
16
SPLN T6.002-2-2: 2020
17
SPLN T6.002-2-2: 2020
18
SPLN T6.002-2-2: 2020
19
SPLN T6.002-2-2: 2020
20
SPLN T6.002-2-2: 2020
21
SPLN T6.002-2-2: 2020
22
SPLN T6.002-2-2: 2020
23
SPLN T6.002-2-2: 2020
24
SPLN T6.002-2-2: 2020
25
SPLN T6.002-2-2: 2020
26
SPLN T6.002-2-2: 2020
27
SPLN T6.002-2-2: 2020
28
SPLN T6.002-2-2: 2020
29
SPLN T6.002-2-2: 2020
Pengujian subsistem sistem pengaman mencakup uji fungsi pengaman bay penghantar, uji
fungsi pengaman bay transformator, uji fungsi pengaman bay kopel/section, uji fungsi
pengaman busbar, uji fungsi pengaman CCP dan STUB, uji fungsi pengaman CBF dan
SZP/EFP, uji fungsi pengaman bay reaktor, uji fungsi pengaman bay kapasitor dan uji
fungsi TCS.
Pengujian fungsi trip pengaman dilakukan dengan injeksi arus dan atau tegangan pada
terminal arus dan atau tegangan di dalam panel.
Pengujian fungsi intertrip pola pengaman dan DTT dilakukan dengan injeksi dan/atau
simulasi hingga panel teleproteksi.
Pengujian fungsi trip PMT dari pengaman yang memerintahkan buka kontak PMT satu fase
perlu diamati secara fisik perubahan posisi kontak utama PMT dan penunjukan counter
pada saat pengujian.
Pengujian fungsi close PMT, secara manual maupun autoreclose tiga fasa, dilakukan
melalui fasilitas relai cek sinkron internal maupun eksternal.
Pada pengujian fungsi stablilitas pengaman, dilakukan dengan mengalirkan arus di sisi
primer pada gangguan luar untuk mendapatkan pembacaaan kondisi rangkaian arus stabil
dan tidak stabil (dengan membalik polaritas sekunder CT pada salah satu sisi).
Pengujian fungsi subsistem sistem pengaman secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 3.
Pengujian fungsi dilakukan dengan cara mensimulasikan gangguan pada bay penghantar
untuk memastikan fungsi pengaman dapat mengisolir gangguan dengan memutus PMT
penghantar baik gangguan temporer maupun permanen yang mungkin terjadi pada
penghantar tersebut.
Pada pengujian intertrip pengaman jarak dan pengujian fungsi relai LCD, peralatan uji yang
digunakan berhadapan pada kedua sisi sebaiknya dilengkapi dengan fasilitas penyinkron
waktu atau GPS.
a. Pada saat pelaksanaan pengujian trip PMT, untuk memastikan catu daya bantu dan
tripping coil maka sistem pengaman beserta catu daya bantu yang sedang tidak diuji
dinonaktifkan;
b. Pada saat pelaksanaan pengujian intertrip, untuk memastikan kanal telekomunikasi
maka sistem pengaman beserta sistem komunikasi yang sedang tidak diuji (termasuk
catu daya bantu) dinonaktifkan.
30
SPLN T6.002-2-2: 2020
Pengujian fungsi intertrip relai jarak dengan pola yang digunakan diijinkan untuk dilakukan
menggunakan saluran telekomunikasi non dedicated line. Namun, pengujian sistem baru
bisa dilakukan setelah pengujian intertrip dengan saluran komunikasi dedicated line
dilakukan. Pengujian fungsi intertrip pola pengaman dan DTT dilakukan dengan injeksi
dan/atau simulasi hingga gardu dan pengaman yang berhadapan.
Pada pengujian trip PMT oleh pengaman internal transformator, perintah trip dilakukan
dengan menggerakkan kontak bantu dari pengaman internal yang dimaksud.
Pada pengujian fungsi relai AVR yang mengakibatkan perubahan posisi sadapan pada
OLTC, perlu dilakukan pengamatan perubahan posisi sadapan pada OLTC dan perubahan
counter.
Pengujian fungsi dilakukan dengan cara mensimulasikan gangguan pada bay kopel atau
bay bus section untuk memastikan pengaman mampu untuk mengamankan gangguan
temporer dan gangguan permanen yang terjadi pada bay kopel atau bay bus section
tersebut atau pada salah satu bus agar tidak meluas.
Ketika bay kopel tertutup seluruhnya maka bay kopel mengirimkan sinyal enable onload
transfer. Pada saat pelaksanaan operasi onload transfer, PMT bus kopel diblok untuk
dibuka oleh sistem.
Pengujian fungsi dilakukan dengan cara mensimulasikan gangguan pada Busbar untuk
memastikan pengaman mampu untuk mengamankan gangguan permanen yang terjadi
pada Busbar tersebut agar tidak meluas pada bus yang lain
Pengujian stabilitas pengaman dilakukan pada semua bay. Pengujian stabilitas pengaman
seluruh zona dilakukan dengan menggunakan salah satu bay sebagai acuan injeksi
pengujian.
31
SPLN T6.002-2-2: 2020
Jika instalasi dilengkapi dengan bus kopel dan/atau bus section maka seluruh PMT yang
terhubung pada bus yang gangguan harus trip sesuai dengan konfigurasi bus kopel
dan/atau bus section.
Pada pengujian fungsi CCP, PMT diameter (PMT rel dan PMT tengah) di GI yang diuji dan
PMT yang berhadapan di GI lawan dalam posisi masuk untuk memastikan kesesuaian
target trip baik pada PMT diameter di GI yang diuji maupun target trip (direct transfer
trip/DTT) di GI lawan.
Sedangkan pada pengujian fungsi STUB, PMS Line dalam posisi buka, PMT diameter di
GI yang diuji dan PMT yang berhadapan di GI lawan dalam posisi masuk untuk memastikan
kesesuaian target trip hanya pada PMT diameter di GI yang diuji.
Pengujian fungsi dilakukan dengan keadaan seluruh PMT tertutup pada GI yang diuji dan
PMT yang berhadapan pada GI lawan yang merupakan target DTT.
Pada GI double busbar, posisi PMS pada Bus A dan Bus B secara proporsional termasuk
PMT & PMS Bus pada bay kopel, pelaksanaan pengujian dilakukan secara bergantian
konfigurasi bay pada Bus A dan Bus B.
Pengujian fungsi proteksi bay reaktor dilakukan dengan cara mensimulasikan gangguan
pada pengaman reaktor, relai elektris maupun relai internal untuk memastikan pengaman
bekerja dan mentripkan PMT reaktor.
32
SPLN T6.002-2-2: 2020
Pengujian fungsi pengaman dilakukan dengan cara mensimulasikan gangguan pada bay
kapasitor untuk memastikan pengaman mampu untuk mengamankan kapasitor dari
gangguan internal maupun eksternal dengan mentripkan PMT kapasitor.
Pada pengujian controller switching autosync dengan alat perekam grafik sinyal digital yang
terhubung dengan kontak PMT. Pengujian fungsi close PMT dengan ijin peralatan auto
sync harus dibuktikan waktu close masing-masing fasa PMT untuk pemenuhan sesuai
spesifikasi.
Pengujian fungsi dilakukan dengan simulasi gangguan trip coil putus untuk memastikan
relai mampu untuk memberi alarm dan merintangi operasi close PMT jika terdapat
permasalahan pada rangkaian trip.
33
SPLN T6.002-2-2: 2020
34
SPLN T6.002-2-2: 2020
35
SPLN T6.002-2-2: 2020
36
SPLN T6.002-2-2: 2020
37
SPLN T6.002-2-2: 2020
38
SPLN T6.002-2-2: 2020
7 Pengujian SCADA
Fungsi SCADA terdiri dari gabungan peralatan yang berfungsi secara individu maupun
sebagai suatu sistem. Pengujian peralatan SCADA harus dilakukan terlebih dahulu melalui
pengujian peralatan individu yang mencakup pengujian Remote Terminal Unit (RTU) dan
pengujian Sistem Otomasi Gardu Induk (SOGI), kemudian dilanjutkan pengujian fungsi
subsistem.
Secara umum, jenis pekerjaan pada proyek gardu induk dapat dikelompokkan sebagai
berikut:
a. Instalasi berupa GI Konvensional dengan RTU (kolom A pada Tabel 4 dan Tabel 5),
baik GI baru maupun perluasan;
b. Instalasi baru berupa GI yang dilengkapi dengan SOGI (kolom B pada Tabel 4 dan
Tabel 5) termasuk migrasi GI konvensional tanpa RTU menjadi GI yang dilengkapi
SOGI;
c. Perluasan GI pada GI yang telah dilengkapi dengan SOGI (kolom C pada Tabel 4 dan
Tabel 5);
d. Migrasi GI konvensional dengan RTU menjadi GI yang dilengkapi SOGI (kolom D pada
Tabel 4 dan Tabel 5);
e. Instalasi GI yang dilengkapi dengan SOGI dan Bay Control Mimic (BCM) (kolom E
pada Tabel 4 dan Tabel 5);
CATATAN:
1. Pada perluasan GI dengan bay control unit (BCU) dan intelligent electronic device (IED)
pada GI dengan RTU, pengujian yang dilakukan mengacu pada pengujian pada jenis
pekerjaan instalasi baru yang dilengkapi dengan SOGI (kolom B pada Tabel 4 dan
Tabel 5) dengan pengecualian tidak adanya peralatan GPS, gateway, server dan HMI.
2. Untuk GI yang menggunakan CT/VT digital, pengujiannya disesuaikan dengan manual dari
pabrikan.
Pengujian individu peralatan SCADA meliputi RTU dan SOGI mengacu pada Tabel 4.
39
SPLN T6.002-2-2: 2020
Pengujian fungsi subsistem pada GI dengan RTU dilaksanakan setelah pemeriksaan yang
mencakup:
Pengujian fungsi subsistem pada GI dengan SOGI dilaksanakan setelah pemeriksaan yang
mencakup:
Pengujian fungsi subsistem pada perluasan GI yang telah dilengkapi BCU dan IED pada
GI dengan RTU eksisting dilaksanakan setelah pemeriksaan yang mencakup:
Pengujian subsistem SCADA adalah untuk memeriksa kesesuaian sinyal sesuai desain
Gardu Induk hingga control center dan lokal HMI. Item pengujian sub sistem meliputi Tabel
5.
40
SPLN T6.002-2-2: 2020
41
SPLN T6.002-2-2: 2020
42
SPLN T6.002-2-2: 2020
43
SPLN T6.002-2-2: 2020
44
SPLN T6.002-2-2: 2020
45
SPLN T6.002-2-2: 2020
46
SPLN T6.002-2-2: 2020
47
SPLN T6.002-2-2: 2020
48
SPLN T6.002-2-2: 2020
49
SPLN T6.002-2-2: 2020
50
SPLN T6.002-2-2: 2020
51
SPLN T6.002-2-2: 2020
7.1.2.5 Server dan HMI
Catu daya a Cek kapasitas dan jenis MCB Harus mempergunakan MCB dengan
kapasitas MCB memenuhi 2x arus konsumsi
b Cek arus beban dengan tang ampere, bandingkan
server dan HMI, range tegangan memenuhi
dengan kapasitas MCB
spesifikasi kerja peralatan sesuai manual
c Cek tegangan pada terminal catu daya, bandingkan
dengan manual book dan sumber catudaya
Fungsi tampilan HMI Cek konfigurasi bay yg disupervisi meliputi status, HMI menampilkan bay yang disupervisi
pengukuran, remote control, event dan alarm meliputi status, pengukuran, remote control,
event dan alarm
Database Konfigurasi a Periksa versi software server, HMI dan software Versi dan lisensi software gateway dan
konfigurator software konfigurator harus kompatible atau
sesuai manual book
b Periksa lisensi software server, HMI dan software
konfigurator memenuhi kebutuhan saat implementasi Database telah dapat membaca seluruh
perangkat keras SOGI terpasang dan
c Periksa database awal untuk inisialisasi server kapasitas maksimal
Fungsi perekaman a Menguji fungsi perekaman event untuk status dan Kesesuaian perekaman event
event alarm masukan dari BCU atau IED lain yang terhubung
ke SOGI
b Event diambil sesegera mungkin setelah komunikasi
ke BCU atau IED terhubung setelah terjadi gangguan
Fungsi annunciator Cek fungsi pendefinisian alarm sistem SOGI Menampilkan alarm untuk event proteksi
52
SPLN T6.002-2-2: 2020
53
SPLN T6.002-2-2: 2020
54
SPLN T6.002-2-2: 2020
55
SPLN T6.002-2-2: 2020
56
SPLN T6.002-2-2: 2020
57
SPLN T6.002-2-2: 2020
58
SPLN T6.002-2-2: 2020
59
SPLN T6.002-2-2: 2020
60
SPLN T6.002-2-2: 2020
8.1.1.2 LMU
Cek mode operasi link PLC Cek mode operasi link PLC dan jumlah LMU, menyesuaikan Jumlah LMU dan kelengkapannya sesuai
konfigurasi: phase-ground, inter-phase dan inter-circuit mode operasi PLC
Grounding Cek mekanisme grounding dan safety factor Berfungsi Normal, Sesuai Manual
61
SPLN T6.002-2-2: 2020
Uji filter LMU Lakukan injeksi sinyal dengan frekuensi kerja LMU di sisi masukan Kurva response frekuensi dan kuat sinyal
dari PLC dan di sisi masukan dari transmisi secara bergantian. masih masuk standar / manual peralatan
Sesuaikan impedansi injektor dengan impedansi LMU. Gunakan
decade resistor dan decade capasitor jika diperlukan. Cek kurva
respons frekuensi dan kuat sinyal di dua posisi pengujian
62
SPLN T6.002-2-2: 2020
8.1.2.2 Multiplexer
Modul power supply Cek wiring power supply. Cek indikasi di modul power supply. Ukur Berfungsi Normal, Sesuai Manual
tegangan di terminal.
Modul CPU Cek indikasi modul CPU. Cek status CPU dengan menggunakan Berfungsi Normal, Sesuai Manual
software maintenance
Modul interface FO Cek indikasi modul interface FO. Cek fungsionalitasnya dengan Berfungsi Normal, Sesuai Manual
software maintenance
Modul tributary/interface Cek indikasi modul tributary/interface aplikasi/extension sesuai Berfungsi Normal, Sesuai Manual
aplikasi dan extension fungsinya masing-masing. Cek fungsionalitasnya dengan software
maintenance
Modul amplifier/booster Cek fungsionalitas dengan injeksi sinyal dan ukur outputnya Berfungsi Normal, Sesuai Manual
(jika ada) dengan level meter
Modul SFP Tipe SFP sesuai dengan tipe kabel FO dan jarak antar mux Sesuai kebutuhan (jarak antar mux)
Jenis metode transport SDH STM1/STM4/STM16 atau PDH Sesuai kontrak
8.1.3 Radio
8.1.3.1 Radio data
Modul power supply Cek wiring power supply. Cek indikasi di modul power supply. Ukur Berfungsi Normal, Sesuai Manual
tegangan di terminal.
Modul CPU Cek indikasi modul CPU. Cek status CPU dengan menggunakan Berfungsi Normal, Sesuai Manual
software maintenance
Modul TX/RX Cek indikasi modul TX/RX. Cek fungsionalitasnya dengan Berfungsi Normal, Sesuai Manual
software maintenance bila perlu
63
SPLN T6.002-2-2: 2020
Modul interface aplikasi Cek indikasi modul interface aplikasi/extension sesuai fungsinya Berfungsi Normal, Sesuai Manual
dan extension masing-masing. Cek fungsionalitasnya dengan software
maintenance
Modul amplifier Nyalakan radio (instalasi antena sudah selesai). Ukur output gain Berfungsi Normal, Sesuai Manual
(dB) dengan level meter
Instalasi antena, kabel, Cek instalasi antena (tipe, posisi dan arah antena), instalasi kabel, Terpasang dan berfungsi baik
arrester dan grounding arrester dan grounding
Mempunyai ijin frekuensi Cek sertifikat ISR dari DEPKOMINFO Disesuaikan dengan regulasi dari
dari DEPKOMINFO DEPKOMINFO
8.1.4 Teleproteksi
Modul power supply Cek wiring power supply. Cek indikasi di modul power supply. Ukur Berfungsi Normal, Sesuai Manual
tegangan di terminal.
Modul CPU Cek indikasi modul CPU. Cek status CPU dengan menggunakan Berfungsi Normal, Sesuai Manual
software maintenance
64
SPLN T6.002-2-2: 2020
Modul interface komunikasi Cek jenis interface, apakah model analog (4W) atau digital (E1, Berfungsi Normal, Sesuai Manual
FO). Lakukan simulasi TX/RX. Cek indikasi modul komunikasi.
Modul kontak trip Lakukan/simulasikan injeksi gangguan. Cek indikasi Berfungsi Normal, Sesuai Manual
modul digital input Lakukan/simulasikan tegangan input. Cek indikasi Berfungsi Normal, Sesuai Manual
Wiring koneksi antara teleproteksi ke relai proteksi mempergunakan sesuai desain dan spesifikasi
common ground dan kabel dilengkapi dengan shielding
eventlog dilengkapi eventlog untuk semua kejadian masukan dan keluaran manual book dan spesifikasi
semua event tersimpan di memory dan terhapus dengan
mekanisme fifo. tidak di izinkan menghapus salah satu baris dari
event tersebut
8.1.4 PABX
Modul power supply Cek wiring power supply. Cek indikasi di modul power supply. Ukur Berfungsi Normal, Sesuai Manual
tegangan di terminal.
Modul CPU Cek indikasi modul CPU. Cek status CPU dengan menggunakan Berfungsi Normal, Sesuai Manual
software maintenance (bila ada)
Modul extension Simulasikan panggilan telpon melalui modul extension. Cek Berfungsi Normal, Sesuai Manual
indikasi di modul extension
Modul trunk Simulasikan panggilan telpon melalui modul trunk. Cek indikasi di Berfungsi Normal, Sesuai Manual
modul trunk
Modul interface Cek jenis interface, apakah model analog (4W-EM), digital (E1, Berfungsi Normal, Sesuai Manual
telekomunikasi Ethernet), atau VOIP. Lakukan simulasi TX/RX. Cek indikasi
modul komunikasi.
Lisensi PABX Fungsi data dan voice beroperasi normal Sesuai kontrak
65
SPLN T6.002-2-2: 2020
8.2.1.2 LMU
Uji line loss measurement Sambungkan LMU di sisi user ke signal generator. Sambungkan LMU di Nilai penerimaan yang mendekati
sisi lawan ke level meter. Lakukan injeksi 0 dB dengan increment sending 0 dB akan dijadikan frekuensi
frekuensi 5 kHz interval 10 detik sesuai range frekuensi. Lakukan terminal PLC
sebaliknya. Catat hasil pengujian
66
SPLN T6.002-2-2: 2020
Uji adaptasi line Hubungkan LMU ke Decade Capasitor dan Decade Resistor yang Line matching impedance mendekati 0
diparalel. Siapkan level meter. Lakukan injeksi frekuensi PLC hasil line dB
loss measurement ke LMU. Atur jumper atau dip switch di LMU sampai
nilai nya mendekati 0 dB
8.2.1.3 Modem data
Uji signal data (BER test) Pasang null modem di sisi modem lawan. Lakukan injeksi data di modem hasil uji di bawah 10 ^-6
di sisi user, sesuai waktu yang disepakati. Cek hasil uji/jumlah error
Cek modulasi, data speed, Atur setting modulasi, data speed, bandwidth dan carrier frequency bila Sesuai setting
bandwidth dan carrier ada. Cek status koneksi dengan modem lawan
frequency (bila ada)
8.2.2.2 Multiplexer
Cek konfigurasi IP Cek konfigurasi di software maintenance Sesuai setting
Running check software Cek versi firmware dan fungsionalitas Software normal dan firmware sesuai
multiplexer
Fungsi NMS (jika ada) Memantau dan menkonfigurasi sistem mux secara remote Sesuai kontrak
67
SPLN T6.002-2-2: 2020
Cek digital cross connect Pastikan setiap channel dialokasikan sesuai fungsi dan terkoneksi end- Sesuai setting
to-end
Uji fungsi data (ke peralatan Lakukan koneksi dari mux ke peralatan lain, sesuai jenis interface nya. Data normal, kualitas data baik
telekomunikasi lain, SCADA Lakukan pengukuran level sinyal (analog) atau BER-test (digital). Cek
atau proteksi) indikasi di mux dan peralatan lain
Uji fungsi voice (direct atau Lakukan koneksi dengan telepon (direct) atau PABX. Cek status modul Kualitas suara baik, tidak sering putus
lewat PABX) FXO/FXS/4W-EM. Cek indikasi di mux dan PABX atau telpon
Mempunyai Ijin dari Cek sertifikat dari DEPKOMINFO Disesuaikan dengan regulasi dari
DEPKOMINFO DEPKOMINFO
68
SPLN T6.002-2-2: 2020
69
SPLN T6.002-2-2: 2020
9 Pengujian Pengukuran
Pengukuran yang terdapat pada GI meliputi meter transaksi, meter indikasi, disturbance
fault recorder (DFR), dan relai pengaman. Khusus pada pengujian meter transaksi harus
telah memenuhi semua SPLN yang ada, telah dipasang segel pengaman dan telah
disetting sesuai kebutuhan PLN.
Pembacaan meter dari control center harus diperiksa dan berita acaranya dibuat serta
disetujui oleh para pihak
Meter Transaksi
Tujuan dari pengujian fungsi meter transaksi adalah memastikan fungsi setiap peralatan
meter transaksi yang dipasang di gardu induk dapat memenuhi kebutuhan transaksi antara
dua pihak dan mempunyai kinerja sesuai dengan spesifikasi yang telah dituliskan dalam
SPLN terkait.
Pengujian individu meter transaksi secara detil pada Tabel 8 yang mencakup:
70
SPLN T6.002-2-2: 2020
Meter Indikasi
Meter indikasi merupakan meter penunjuk parameter arus, tegangan, frekuensi, daya aktif
dan daya reaktif. Pada sistem otomasi gardu induk (SOGI) meter indikasi bisa didapat dari
IED BCU.
Pemeriksaan masukan analog (arus dan tegangan) dan masukan digital (indikasi relai dan
indikasi peralatan primer) pada DFR untuk mengetahui kesesuaian pengukuran dan
indikasi sesuai dengan setelan yang terpasang.
Relai Pengaman
Fungsi pengukuran pada relai pengaman harus memenuhi pengujian pada pasal 6.1
71
SPLN T6.002-2-2: 2020
End of biling Uji data end of billing dengan seolah-olah Menampilkan data end of billng (freeze register) tanggal 1
perekaman hampir hingga lewat periode billing jam 10:00 untuk semua tarif
(tanggal 1 jam 10:00 setiap bulan)
72
SPLN T6.002-2-2: 2020
73
SPLN T6.002-2-2: 2020
Pengujian yang dilakukan dengan injeksi primer pada CT dan VT dengan pembacaan
besaran sekunder dan tampilan besaran primer pada IED, relai proteksi, meter transaksi
dan disturbance fault recorder harus dilakukan.
Pengujian sistem kontrol dan interlock dilakukan mengacu pada desain interlock yang telah
disetujui oleh desain engineering PLN. Pengujian sistem interlock dilakukan dengan
mengacu pada desain interlock GI yang akan diuji (Tabel 9 dan Tabel 10 merupakan contoh
pengujian interlock). Dalam hal desain interlock sudah diatur pada SPLN yang lain, maka
pengujian sistem kontrol dan interlock dapat disesuaikan dengan desain tersebut.
74
SPLN T6.002-2-2: 2020
Pengujian dilakukan secara bertahap dimulai dari kontrol peralatan di switchyard, kontrol
peralatan di MK, kontrol peralatan di BCM, kontrol peralatan di BCU dan kontrol peralatan
di HMI secara berurutan. Jika BCU dan HMI belum ada, maka pengujian hanya sampai
pada mimic panel kontrol (BCM).
75
SPLN T6.002-2-2: 2020
Tabel 9. Mata uji sistem interlock pada bay transformator konfigurasi double busbar
76
SPLN T6.002-2-2: 2020
77
SPLN T6.002-2-2: 2020
Tabel 10. Mata uji sistem interlock pada konfigurasi double busbar
78
SPLN T6.002-2-2: 2020
79
SPLN T6.002-2-2: 2020
80
SPLN T6.002-2-2: 2020
81
SPLN T6.002-2-2: 2020
Tabel 11. Mata uji sistem interlock pada konfigurasi 1,5 PMT
82
SPLN T6.002-2-2: 2020
83
SPLN T6.002-2-2: 2020
84
SPLN T6.002-2-2: 2020
85
SPLN T6.002-2-2: 2020
86
SPLN T6.002-2-2: 2020
87
SPLN T6.002-2-2: 2020
88
SPLN T6.002-2-2: 2020
89
Pengelola Standardisasi: