Anda di halaman 1dari 106

STANDAR SPLN T6.

002-2-2: 2020
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN (PERSERO) PT PLN (Persero) No. 072.P/DIR/2020
B

KOMISIONING GARDU INDUK


Bagian 2-2:
Komisioning Air Insulated Switchgear-
Pengujian Komisioning Peralatan
Sekunder

PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
i
STANDAR SPLN T6.002-2-2: 2020
Lampiran Peraturan Direksi
PT PLN (Persero) No. 072.P/DIR/2020
PT PLN (PERSERO)

KOMISIONING GARDU INDUK


Bagian 2-2:
Komisioning Air Insulated Switchgear-
Pengujian Komisioning Peralatan
Sekunder

PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M-1/135 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
KOMISIONING GARDU INDUK
Bagian 2-2:
Komisioning Air Insulated Switchgear-
Pengujian Komisioning Peralatan Sekunder

Disusun oleh :

Kelompok Bidang Standardisasi Transmisi


dengan Surat Keputusan General Manager
PT PLN (Persero) Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan
(Research Institute)
No. 0083.K/GM/2018

Kelompok Kerja Standardisasi Revisi SPLN 69 dan SPLN 73


dengan Surat Keputusan General Manager
PT PLN (Persero) Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan
(Research Institute)
No. 0083.K/GM/2018

Diterbitkan oleh:
PT PLN (Persero)
Jl. Trunojoyo Blok M - 1/135, Kebayoran Baru
Jakarta Selatan 12160
t
PLN
PT PLN (PERSERO)

PERATURAN DIREKSI PT PLN (PERSERO)

NOMOR: 0072 .PlDlFJ2020

TENTANG

sPLN T6.002-2-2
KOMISIONING GARDU INDUK, BAGIAN 2-2:
KOMISIONING AIR INSULATED SWITCHGEAR-
PENGUJIAN KOMISIONING PERALATAN SEKUNDER

DIREKSI PT PLN (PERSERO)

Menimbang a bahwa dalam rangka memberikan pedoman yang terarah


terkait tata cara pengujian komisioning peralatan sekunder
yang mencakup peralatan pengaman dan relai bantu,
peralatan SCADA/SOGl, peralatan telekomunikasi,
peralatan pengukuran dan sistem kontollinterlock pada
gardu induk berinsulasi udara (air insulated switchgear),
perlu untuk menerbitkan SPLN T6.002-2-2 Komisioning
Gardu lnduk Bagian 2-2: Komisioning Air lnsulated
Switchge ar-P engujian Komisionrng Peralatan Sekunder;
b bahwa setelah melalui pembahasan dan memperoleh
persetujuan Direksi, Drafi Standar Final (DSF) SPLN
T6.002-2-2 yang disusun oleh Kelompok Standardisasi
Bidang Transmisi dipandang telah memenuhi syarat untuk
disahkan menjadi SPLN f6.002-2-2:
c bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan Direksi
PT PLN (Persero) tentang SPLN f6.002-2-2 Komisioning
Gardu lnduk Bagian 2-2: Komisioning Ai lnsulated
Switchge ar-P engujian Komisioning Peralatan Sekunder.

Mengingat 1. Undang-Undang Republik lndonesia Nomor 19 Tahun


2003 tentang Badan Usaha Milik Negara;
2. Undang-Undang Republik lndonesia Nomor 40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas;
3. Undang-Undang Republik lndonesia Nomor 30 Tahun
2009 tentang Ketenagalistrikan;
4. Peraturan Pemerintah Republik lndonesia Nomor 23
Tahun 1994 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan
Umum (Perum) Listrik Negara Menjadi Perusahaan
Perseroan (Persero);
5. Peraturan . ..

l\L lAt
Paraf
*

PLN
5. Peraturan Pemerintah Republik lndonesia Nomor 45
Tahun 2005 tentang Pendirian, Pengurusan, Pengawasan
dan Pembubaran Badan Usaha Milik Negara;
6. Peraturan Pemerintah Republik lndonesia Nomor 14
Tahun 2012 tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga
Listrik sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Republik lndonesia Nomor 23 Tahun 2014:
7. Peraturan Pemerintah Republik lndonesia Nomor 62
fahun 2012 tentang Usaha Jasa Penunjang Tenaga
Listrik;
8. Anggaran Dasar PT PLN (Persero);
9. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan
(Persero) PT Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-
2111M8U11012015 tentang Pemberhentian dan
Pengangkatan Anggota-Anggota Direksi Perusahaan
Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara;
10. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan
(Persero) PT Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-
1381M8U10712017 tentang Pemberhentian, Perubahan
Nomenklatur Jabatan, Pengalihan Tugas, dan
Pengangkatan Anggota-Anggota Direksi Perusahaan
Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara;
11. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan
(Persero) PT Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-
325|MBU1A2Ug tentang Pemberhentian Anggota
Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan
Listrik Negara;
12. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Selaku
Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Perseroan
(Persero) PT Perusahaan Listrik Negara Nomor SK-
1471M8U10512020 tentang Pemberhentian, Perubahan
Nomenklatur Jabatan, Pengalihan Tugas, dan
Pengangkatan Anggota-anggota Direksi Perusahaan
Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara;
''13. Keputusan Direksi PT PLN (Persero) Nomor
304.t(DlR/2009 tentang Batasan Kewenangan
Pengambilan Keputusan di Lingkungan PT PLN (Persero)
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan
Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nomor
0297.PtD1N2016,

14. Keputusan...

Parcl
,l ltl vlL
I 77,
*

PLN

14. Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nomor


0051.P/DlRy2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja PT
PLN (Persero) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nomor
0021.Pto1N2020;
'15. Keputusan Direksi PT PLN
(Persero) Nomor
033.1(DlR/2005 tentang Penetapan PT PLN (Persero)
Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan sebagai
Penanggung Jawab Kegiatan Standardisasi di Lingkungan
PT PLN (Persero).

MEMUTUSKAN

Menetapkan PERATURAN DIREKSI PT PLN (PERSERO) TENTANG SPLN


16.002-2.2 KOMISIONING GARDU INDUK BAGIAN 2-2:
KOMISIONING AIR INSULATED SWITCHGEAR-PENGUJIAN
KOMISIONING PERALATAN SEKUNDER.

PERTAMA Mengesahkan SPLN T6.002-2-2 Komisioning Gardu lnduk


Bagian 2-2: Komisioning Air lnsulated Swttchgear-Pengujian
Komisioning Peralatan Sekunder, sebagaimana tercantum
dalam Lampiran Peraturan ini.

KEDUA SPLN T6.002-2-2 sebagaimana dimaksud dalam Diktum


PERTAMA diberlakukan di lingkungan PT PLN (Persero) dan
Anak Perusahaan PT PLN (Persero) berdasarkan Keputusan
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Anak Perusahaan
atau melalui ratifi kasi.

KETIGA Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, ketentuan-ketentuan lain


yang bertentangan dengan Peraturan ini dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku.

Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal diterbitkan

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 20 Oktober 2020

KTUR UTAMA,

\/ \ ,,
I UIRL(SI

p\
LKIFLI ZAINI

Paraf
,t lg u (,frltt
t t
Kelompok Bidang Standardisasi Transmisi
dengan Keputusan General Manager
PT PLN (Persero) Pusat Penelitian dan PengembanganKetenagalistrikan
(Research Institute)
No. 0083.K/GM/2018

1. Ir. Sumaryadi, M.T. : Sebagai Ketua merangkap Anggota


2. Sriyono, S.T., M.T. : Sebagai Sekretaris merangkap Anggota
3. Ir. Didik Sudarmadi, M.Sc. : Sebagai Anggota
4. Bambang Cahyono, S.T., M.T. : Sebagai Anggota
5. Abdul Salam Nganro, S.T., M.T. : Sebagai Anggota
6. Victor Hadjon, S.T. : Sebagai Anggota
7. Riko Ramadhano B., S.T. : Sebagai Anggota
8. Imam Makhfud, S.T., M.Sc. : Sebagai Anggota
9. Suprayitno, S.T. : Sebagai Anggota
10. Ir. Soni Asmaul Fuadi, M.M. : Sebagai Anggota
11. Munawwar Furqan, S.T., M.T. : Sebagai Anggota
12. Jati Pharmadita, S.T., M.T. : Sebagai Anggota
13. Amiruddin, S.T. : Sebagai Anggota
14. Ir. Suroso Isnandar, M.Sc. : Sebagai Anggota

Susunan Kelompok Kerja Standardisasi


Revisi SPLN 69 dan SPLN 73
dengan Keputusan General Manager
PT PLN (Persero) Pusat Penelitian dan PengembanganKetenagalistrikan
(Research Institute)
No. 0083.K/GM/2018

1. Sriyono, S.T., M.T. : Sebagai Ketua merangkap Anggota


2. Hanung Natendra S., S.T., M.T. : Sebagai Sekretaris merangkap Anggota
3. Yokeu Wibisana, S.T. : Sebagai Anggota
4. Akhmad Fauzan, S.T. : Sebagai Anggota
5. Warsono, S.T. : Sebagai Anggota
6. Ahmad Azhari Kemma, S.T., M.T. : Sebagai Anggota
7. Teguh Kurnianto, S.T. : Sebagai Anggota
8. Tri Wahyudi, S.T., M.M. : Sebagai Anggota
9. Campy Hidayat A., S.T., M.B.A. : Sebagai Anggota

Narasumber :
1. Tiar Mita Florina, S.T. 5. Muhammad Said, S.T., M.T.
2. Iwan Setiana, S.T. 6. Anang Hardoyo, S.T.
3. Slamet Sudarsono 7. Suhardika, S.T.
4. Meiwan, S.T.
SPLN T6.002-2-2: 2020

Daftar Isi

Daftar Isi ............................................................................................................................. i


Daftar Tabel ....................................................................................................................... ii
Prakata ............................................................................................................................. iii
1 Ruang Lingkup ............................................................................................................. 1
2 Tujuan .......................................................................................................................... 1
3 Acuan Normatif ............................................................................................................. 1
4 Istilah dan Definisi ........................................................................................................ 2
5 Pemeriksaan Umum Peralatan ..................................................................................... 3
5.1 Pemeriksaan sifat tampak ................................................................................... 3
5.2 Pemeriksaan pembumian .................................................................................... 3
5.3 Pengujian insulasi ............................................................................................... 3
6 Pengujian Sistem Pengaman........................................................................................ 5
6.1 Pengujian individu ............................................................................................... 5
6.2 Pengujian subsistem ......................................................................................... 30
Uji fungsi pengaman bay penghantar ..................................................... 30
Uji fungsi pengaman bay transformator .................................................. 31
Uji fungsi pengaman bay kopel/section .................................................. 31
Uji fungsi pengaman busbar ................................................................... 31
Uji fungsi relai pengaman CCP & STUB ................................................. 32
Uji fungsi relai pengaman CBF dan SZP/EFP ........................................ 32
Uji fungsi pengaman bay reaktor ............................................................ 32
Uji fungsi pengaman bay kapasitor ......................................................... 33
Uji fungsi relai TCS ................................................................................. 33
7 Pengujian SCADA ...................................................................................................... 39
7.1 Pengujian individu ............................................................................................. 39
7.2 Pengujian subsistem ......................................................................................... 40
8 Pengujian Peralatan Telekomunikasi .......................................................................... 60
8.1 Pengujian individu ............................................................................................. 60
8.2 Pengujian fungsi subsistem ............................................................................... 60
9 Pengujian Pengukuran ............................................................................................... 70
9.1 Pengujian Individu ............................................................................................. 70
Meter Transaksi...................................................................................... 70
Meter Indikasi ......................................................................................... 71
Disturbance Fault Recorder .................................................................... 71
Relai Pengaman ..................................................................................... 71
9.2 Pengujian Subsistem......................................................................................... 74
10 Pengujian Sistem Kontrol dan Interlock ...................................................................... 74

i
SPLN T6.002-2-2: 2020

Daftar Tabel

Tabel 1. Mata uji pemeriksaan umum ................................................................................ 4


Tabel 2. Mata uji individu sistem pengaman ...................................................................... 6
Tabel 3. Mata uji subsistem sistem pengaman ................................................................ 34
Tabel 4. Mata uji individu peralatan SCADA .................................................................... 41
Tabel 5. Mata uji subsistem peralatan SCADA ................................................................ 57
Tabel 6. Mata uji individu peralatan telekomunikasi ......................................................... 61
Tabel 7. Mata uji subsistem peralatan telekomunikasi ..................................................... 66
Tabel 8. Mata uji individu meter transaksi ........................................................................ 72
Tabel 9. Mata uji sistem interlock pada bay transformator konfigurasi double busbar ...... 76
Tabel 10. Mata uji sistem interlock pada konfigurasi double busbar ................................ 78
Tabel 11. Mata uji sistem interlock pada konfigurasi 1,5 PMT ......................................... 82

ii
SPLN T6.002-2-2: 2020

Prakata

Standar SPLN T6.002-2-2: 2020 Pengujian komisioning peralatan sekunder adalah salah
satu bagian dari kelompok revisi dari SPLN 69-1 tahun 1986, SPLN 69-2 tahun 1987, dan
SPLN 73 tahun 1987.

Standar ini disusun sebagai tindak lanjut dari Keputusan Direksi No 0079.K/DIR/2016,
tanggal 26 Mei tahun 2016, tentang “Tim Uji Komisioning” dalam hal Penyusunan Pedoman
Komisioning Instalasi Penyaluran Tenaga Listrik di PT PLN (Persero) yang merupakan
bagian dari program kerja Ketua Komite Pekerjaan Pemeliharaan Penyaluran Tenaga
Listrik (P3TL) PT PLN (Persero).

SPLN ini dikelompokkan dalam beberapa bagian mengikuti urutan penomoran SPLN
berikut:

1. SPLN T6.002-1, Bagian 1: Manajemen komisioning;


2. SPLN T6.002-2, Bagian 2: Komisoning Air Insulated Switchgear;
3. SPLN T6.002-2-1, Bagian 2-1: Pengujian komisoning peralatan primer;
4. SPLN T6.002-2-2, Bagian 2-2: Pengujian komisoning peralatan sekunder;
5. SPLN T6.002-3, Bagian 3: Komisioning Gas Insulated Siwtchgear.

Dengan diterbitkannya SPLN T6.002-2-2: 2020, maka segala aturan yang terkait dengan
komisioning Gardu Induk dalam SPLN 69-1 tahun 1986,SPLN 69-2 tahun 1987, SPLN 73
tahun 1987 dan SPLN S6.002:2014 dinyatakan tidak berlaku lagi.

iii
SPLN T6.002-2-2: 2020

Komisioning Gardu Induk


Bagian 2-2: Komisioning Air Insulated Switchgear-
Pengujian Komisioning Peralatan Sekunder

1 Ruang Lingkup

Standar ini meliputi panduan umum pengujian komisioning peralatan sekunder yang
mencakup peralatan pengaman dan relai bantu, peralatan SCADA/Sogi, peralatan
telekomunikasi, peralatan pengukuran dan sistem kontrol/interlock pada gardu induk
berinsulasi udara.

Standar ini sebagai acuan kepada Pengelola proyek dan Pengelola operasi dan instalasi
untuk memeriksa kepatutan atas pelaksanaan komisioning dalam memberikan tegangan
pertama kali (uji enerjais) kepada semua instalasi baru yang terhubung ke jaringan PLN.

2 Tujuan

Memberikan pedoman yang terarah perihal tata-cara pengujian yang seragam dalam
melakukan komisioning gardu induk yang akan terhubung ke jaringan PLN dan yang
mempengaruhi kinerja operasional PLN.

3 Acuan Normatif

Kecuali ditetapkan secara khusus pada standar ini, persyaratan yang terkait dengan
pengujian komisioning peralatan primer mengikuti ketentuan pada standar-standar di
bawah ini. Dalam hal terjadi revisi, persyaratan dapat mengikuti edisi terakhirnya.

a. Undang-Undang No. 1 tahun 1970, Keselamatan Kerja dan segala peraturan-peraturan


keselamatan kerja;
b. Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2012, tentang Penerapan manajemen SMK3;
c. Peraturan Menteri ESDM 20 tahun 2020, tentang Aturan jaringan sistem tenaga listrik
(gridcode);
d. Peraturan Menteri ESDM 04 tahun 2009, tentang Aturan distribusi tenaga listrik;
e. IEC 60870-2-2: 1996, Telecontrol Equipment and Systems – Part 2: Operating
Conditions – Section 2: Environmental Conditions (Climatic, Mechanical and other non-
electrical influences);
f. ANSI/NETA ATS 2013 Standard for Acceptance Testing Specification for Electrical
Power Equipment and Systems;
g. IEC 60255 series, Measuring relays and protection equipment;
h. IEC 61850 series, Communication Networks and Systems in substation;
i. SNI 04-0225 tahun 2011, Peraturan Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL);

1
SPLN T6.002-2-2: 2020

j. SPLN S3.001-3: 2012, Spesifikasi Remote Station;


k. SPLN S3.001: 2008, Peralatan SCADA Sistem Tenaga Listrik;
l. SPLN S4.001: 2008, Pengujian Sistem SCADA;
m. SPLN S4.005-2: 2014, Konstruksi Peralatan SCADA, Bagian 2: Remote Station;
n. SPLN S3.002-1: 2013, Spesifikasi Telekomunikasi Bagian 1: Media Serat Optik;
o. SPLN S3.002-3: 2013, Spesifikasi Telekomunikasi Bagian 3: Perangkat Multiplexer dan
Interface;
p. SPLN S3.002-4: 2013, Spesifikasi Telekomunikasi Bagian 4: Power Line Carier dan
Teleproteksi Frekuensi Audio IEC SCADA.

4 Istilah dan Definisi

• Pengujian individu

Kegiatan pengujian yang dilakukan terhadap masing-masing peralatan, untuk membuktikan


dan menjamin bahwa karakteristik unjuk kerja peralatan tersebut sesuai desain dan standar
yang berlaku.

• Pengujian subsistem

Kegiatan pengujian terhadap beberapa peralatan individu yang tergabung dalam suatu
subsistem gardu induk untuk memastikan subsistem berfungsi dengan baik sesuai desain
dan standar yang berlaku.

• Pengelola proyek

Pengelola yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan proyek. Dalam hal proyek bukan
terima-jadi (non turn-key), juga bertanggungjawab terhadap pelaksanaan komisioning.

• Pengelola operasi dan instalasi

Pengelola yang bertanggung jawab terhadap operasi peralatan, pemeliharaan instalasi,


dan pengaturan sistem tenaga listrik.

• Pengelola operasi

Pengelola yang bertanggung jawab terhadap pengaturan sistem tenaga listrik.

• Pengelola instalasi

Pengelola yang bertanggung jawab terhadap operasi dan pemeliharaan instalasi sistem
tenaga listrik.

2
SPLN T6.002-2-2: 2020

5 Pemeriksaan Umum Peralatan

5.1 Pemeriksaan sifat tampak

Pemeriksaan sifat tampak mencakup semua panel (panel relai pengaman, panel kontrol,
Marshalling Kiosk/MK, AC Distribution Board, DC Distribution Board, panel AVR, panel
SCADA/SOGI, panel telekomunikasi, panel pengukuran dan panel lainnya), kabel, terminal
kabel, sepatu kabel, penomoran kabel, peralatan pengaman dan relai bantu, peralatan
SCADA/SOGI, peralatan telekomunikasi, peralatan pengukuran, kontrol dan announciator.

Pemeriksaan konstruksi mencakup konstruksi dari peralatan utama dan peralatan bantu
yang antara lain mencakup catu daya bantu, heater, thermostat, hygrostat, anak kunci dan
kelengkapan lainnya.

Pemeriksaan kabel, terminal, dan pengawatan mencakup pemeriksaan penandaan,


pemisahan kabel daya dengan kabel kontrol/data, pengamanan mekanis (contoh pada saat
pintu panel dibuka) dan cable gland, termasuk pemeriksaan kekencangan terminal.

Pemeriksaan sifat tampak mencakup pada pemeriksaan - pemeriksaan sesuai pada Tabel
1.

5.2 Pemeriksaan pembumian

Pemeriksaan pembumian mencakup hantaran pembumian yang terhubung ke ground


mesh, hantaran pembumian utama pada masing-masing panel, maupun hantaran
pembumian pada masing-masing peralatan. Warna pada hantaran pembumian harus
mengacu pada ketentuan yang telah ditetapkan.

5.3 Pengujian insulasi

Pengujian ini dilakukan terhadap semua peralatan baru sebelum kabel terpasang. Kecuali
ditetapkan lain, pengujian ini menggunakan:

a. Untuk sirkit yang terhubung ke sekunder transformator instrumen menggunakan


tegangan 2 kV AC selama 1 menit;
b. Untuk rangkaian kontrol tegangan rendah dan catu daya bantu menggunakan
tegangan 1 kV AC selama 1 menit.

Pengujian pendahuluan yang menggunakan tegangan DC sebesar 500 Volt dapat


dilakukan sebelum pelaksanaan pengujian insulasi.

3
SPLN T6.002-2-2: 2020

Tabel 1. Mata uji pemeriksaan umum

Pemeriksaan Umum

No Butir Uji Acuan / Referensi/ Metode Uji Kriteria


5.1 Pemeriksaan Umum

5.1.1 Pemeriksaan sifat tampak


5.1.1.1 Pemeriksaan papan nama dan Gambar desain dan spesifikasi Ada, lengkap, jelas, permanen, sesuai
penandaan desain dan spesifikasi

5.1.1.2 Pemeriksaan konstruksi dan Gambar desain, spesifikasi dan uji jenis Kesesuaian dengan gambar,
dimensi spesifikasi dan/atau uji tipe peralatan
5.1.1.3 Pemeriksaan Kabel, Terminal, dan Gambar desain dan spesifikasi Sesuai desain dan spesifikasi
Pengawatan
5.1.1.4 Pemeriksaan Indikasi dan display Gambar desain dan spesifikasi Sesuai desain dan spesifikasi
5.1.1.5 Kebersihan Bersih
5.1.1.6 Peralatan bantu Gambar desain dan spesifikasi Lengkap sesuai gambar dan spesifikasi

5.1.2 Pemeriksaan Pembumian Gambar Sesuai gambar dan terpasang dengan


baik
5.1.3 Pengujian Insulasi Pemberian tegangan pada terminal terhadap Tahan/ tidak terjadi breakdown
ground

4
SPLN T6.002-2-2: 2020

6 Pengujian Sistem Pengaman

Kecuali ditentukan lain, setelan relai pengaman harus menggunakan setelan yang sudah
ditentukan oleh Pengelola operasi dan instalasi.

Pada setiap pengujian, baik individu maupun fungsi, diperlukan pencatatan indikasi pada
relai serta panel kontrol dan/atau human machine interface (HMI).

6.1 Pengujian individu

Pengujian individu dilakukan terhadap relai pengaman yang mencakup elemen pengaman
berbasis impedansi (elemen jarak), elemen pengaman line current differential (LCD),
elemen pengaman directional earth fault (DEF), elemen pengaman arus lebih/gangguan
tanah (OCR/GFR), elemen pengaman tegangan lebih atau kurang (OVR/UVR), elemen
pengaman busbar dengan current differential, elemen pengaman transformer differential,
elemen pengaman restricted earth fault (REF), elemen pengaman circulating current
protection (CCP) dan elemen pengaman circuit breaker failure (CBF).

Pengujian individu relai pengaman dilakukan dengan injeksi arus dan atau tegangan pada
terminal di depan panel (test plug) sekaligus untuk memastikan ketersediaan fasilitas uji
tanpa perlu melepas pengawatan.

Pengujian individu elemen pengaman berbasis impedansi (elemen jarak) mencakup salah
satu fungsi pola permissive underreach transfer trip (PUTT) atau permissive overreach
transfer trip (POTT) atau Blocking. Jika ditentukan lain, pengujian menggunakan pola
tambahan dilakukan sesuai dengan permintaan Pengelola operasi dan instalasi.

Pengujian individu elemen pengaman DEF dengan pola intertrip atau aided DEF dilakukan
baik dengan masukan sinyal permissive/carrier recieve maupun tanpa sinyal
permissive/carrier recieve dan disertai dengan sinyal channel in service (tidak ada
gangguan komunikasi).

Pengujian individu juga dilakukan terhadap relai bantu yang mencakup automatic voltage
regulator (AVR), synchrocheck, autoreclose, trip circuit supervisory (TCS) dan relai lockout.

Pengujian individu autoreclose harus mencakup pemeriksaan masukan dari relai


pengaman utama, perintah close, status pemutus (PMT), dan masukan blocking.

Pada relai yang dilengkapi dengan fasilitas saklar enable/disable (on/off) maka pengujian
harus dilakukan pada kedua kondisi tersebut.

Mata uji pengujian individu dapat dilihat pada Tabel 2.

5
SPLN T6.002-2-2: 2020

Tabel 2. Mata uji individu sistem pengaman

Pengujian Sistem Pengaman


No Butir Uji Acuan / Referensi/ Metode Uji Kriteria Keterangan
6.1 Uji individu
6.1.1 Elemen pengaman berbasis impedansi (elemen jarak)
6.1.1.1 Uji catu daya dan watchdog a Pengukuran besar dan polaritas catudaya a Sesuai manual dan Pengamatan pada HMI,
gambar jika tersedia
b Matikan catudaya relai b Indikasi relai tidak siap
(failed) pada annunciator
/HMI. Tidak ada trip saat
relai dinyalakan kembali
6.1.1.2 Uji metering Pengujian injeksi arus dan tegangan a Nilai metering pada relai Pada relai dengan fasilitas
sesuai dengan nilai injeksi metering
arus dan tegangan atau
nilai injeksi arus dan
tegangan dikali rasio CT
dan VT
b Kesesuaian pembacaan
sudut fasa arus dan
tegangan terhadap nilai
sudut injeksi arus dan
tegangan
6.1.1.3 Uji karakteristik Impedansi dan a Diuji pada sudut sesuai setelan yang telah Jangkauan impedansi dan
waktu kerja disetujui. waktu trip sesuai setelan
dengan toleransi error
b Dilengkapi pengujian karakteristik pada
mengacu spesifikasi
sudut 0-90 derajat dengan step 15 derajat
peralatan
a. Karakteristik impedansi fasa -
fasa

6
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Sistem Pengaman


No Butir Uji Acuan / Referensi/ Metode Uji Kriteria Keterangan
b. Karakteristik impedansi fasa -
tanah
6.1.1.4 Uji Switch On To Fault (SOTF) Pengujian logika SOTF dengan simulasi Sesuai algoritma dan
menggunakan Binary Input dan simulasi setelan peralatan
injeksi tegangan dan arus
6.1.1.5 Uji Power Swing Block (PSB) Pengujian daerah kerja detektor power Sesuai setelan dengan
swing dan simulasi respons relai terhadap toleransi error mengacu
power swing spesifikasi peralatan
6.1.1.6 Uji CVT/VT failed a Pengujian logika VT failed dengan Sesuai algoritma dan
simulasi binary input VT failed dan atau setelan peralatan
simulasi tegangan dan arus
b Pengujian respons relai jarak oleh VT
Failed (block trip /unblock trip)
6.1.1.7 Uji pola teleproteksi relai jarak a Pengujian skema rele jarak dengan a Respon trip, waktu tunda, Diuji pada kondisi
(PUTT/POTT/Blocking/ Zone simulasi binary input serta injeksi dan indikasi pada relai komunikasi normal dan
Acceleration/ Weak End Infeed) tegangan dan arus untuk simulasi sesuai setelan. komunikasi terganggu
gangguan fasa - fasa dan fasa - tanah
pada zona yang diaktifkan
b Pengujian reversal fault current b Respon binary output Pengujian reversal fault
menggunakan sequence test dengan carier send sesuai setelan current dilakukkan pada
simulasi binary input carrier receive skema POTT atau blocking
bernilai logika “1” pada kondisi arus
Relai tidak trip pada saat
gangguan arah reverse kemudian
pengujian reversal fault
berbalik arah menjadi forward yang
current
memenuhi setelan.
6.1.1.8 Uji Fault Locator a Injeksi arus dan tegangan untuk Jika tersedia fasilitas fault
mensimulasikan gangguan. locator

7
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Sistem Pengaman


No Butir Uji Acuan / Referensi/ Metode Uji Kriteria Keterangan
b Pembacaan fault locator pada relai Rasio pembacaan fault
locator terhadap panjang
penghantar proposional
dengan rasio impedansi
gangguan terhadap
impedansi penghantar
6.1.1.9 Uji rekaman gangguan a Pengujian trigger rekaman gangguan Sesuai algoritma dan Jika tersedia
setelan peralatan
b Pembacaan rekaman gangguan.
6.1.2 Line Current Differential
6.1.2.1 Uji catu daya dan watchdog a Pengukuran besar dan polaritas catudaya a Sesuai manual dan Pengamatan pada HMI,
gambar jika tersedia
b Matikan catudaya relai b Indikasi relai tidak siap
(failed) pada annunciator
/HMI. Tidak ada trip saat
relai dinyalakan kembali
6.1.2.2 Uji metering Pengujian injeksi arus a Nilai metering pada relai Pada relai dengan fasilitas
sesuai dengan nilai injeksi metering
arus atau nilai injeksi arus
dikali rasio CT
b Kesesuaian pembacaan
sudut fasa arus terhadap
nilai sudut injeksi arus
6.1.2.3 Uji arus mula/arus kerja minimum Injeksi arus dengan kenaikan bertahap Sesuai setelan dengan
dari 90% arus setelan sampai pick up toleransi error mengacu
spesifikasi peralatan
6.1.2.4 Waktu kerja relai Pengukuran waktu kerja relai dengan Sesuai setelan dengan
injeksi 120% arus setelan toleransi error mengacu
spesifikasi peralatan

8
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Sistem Pengaman


No Butir Uji Acuan / Referensi/ Metode Uji Kriteria Keterangan
6.1.2.5 Uji slope a Injeksi arus sekunder 2 sisi (end to end Sesuai setelan dengan Untuk menghindari
test) dan kenaikan arus bertahap pada toleransi error mengacu kerusakan relai akibat
salah satu sisi. spesifikasi peralatan injeksi arus yang besar
dalam waktu yang lama, uji
b Pengujian dilakukan pada beberapa nilai
slope disarankan
arus untuk mendapatkan karakteristik
menggunakan template
slope pertama dan atau kedua
alat uji.
6.1.2.6 Communication Failure a Simulasi dengan melepas kabel Sesuai manual gambar
komunikasi dari relai. dan setelan
b Simulasi injeksi arus
c Simulasi gangguan zone 1 kondisi
komunikasi normal & failed (jika relai LCD
dilengkapi feature proteksi distance)
6.1.2.7 Uji Switch On To Fault (SOTF) Pengujian logika SOTF dengan simulasi Sesuai algoritma dan Jika tersedia
dengan arus lebih menggunakan Binary Input dan simulasi setelan peralatan
injeksi arus
6.1.2.8 Uji rekaman gangguan a Pengujian trigger rekaman gangguan Sesuai algoritma dan Jika tersedia
setelan peralatan
b Pembacaan rekaman gangguan.
6.1.3 Directional Earth Fault (DEF) /Directional Ground Fault (DGF) dan AIDED DEF (jika diaktifkan)
6.1.3.1 Uji catu daya dan watchdog a Pengukuran besar dan polaritas catudaya a Sesuai manual dan Pengamatan pada HMI,
gambar jika tersedia
b Matikan catudaya relai b Indikasi relai tidak siap
(failed) pada annunciator
/HMI. Tidak ada trip saat
relai dinyalakan kembali

9
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Sistem Pengaman


No Butir Uji Acuan / Referensi/ Metode Uji Kriteria Keterangan
6.1.3.2 Uji metering Pengujian injeksi arus dan tegangan a Nilai metering pada relai Pada relai dengan fasilitas
sesuai dengan nilai injeksi metering
arus dan tegangan atau
nilai injeksi arus &
tegangan dikali rasio CT &
VT
b Kesesuaian pembacaan
sudut fasa arus dan
tegangan terhadap nilai
sudut injeksi arus dan
tegangan
6.1.3.3 Uji arus mula dan reset Pengujian dilakukan pada kondisi tegangan Sesuai setelan dengan Untuk uji aided DEF
urutan nol 120% tegangan setelan pada sudut toleransi error mengacu disertai pemberian logika
kerja sesuai setelan melalui: spesifikasi peralatan “1” pada carrier receive
a Injeksi arus dengan kenaikan bertahap
arus urutan nol dari 90% arus setelan
sampai pick up
b Injeksi arus dengan penurunan bertahap
arus urutan nol dari 110% arus setelan
sampai reset
6.1.3.4 Uji tegangan mula dan reset Pengujian dilakukan pada kondisi arus urutan Sesuai setelan dengan Untuk uji aided DEF
nol 120% arus setelan pada sudut kerja sesuai toleransi error mengacu disertai pemberian logika
setelan melalui: spesifikasi peralatan “1” pada carrier receive
a Injeksi tegangan dengan kenaikan
bertahap tegangan urutan nol dari 90%
tegangan setelan sampai pick up
b Injeksi tegangan dengan penurunan
bertahap tegangan urutan nol dari 110%
tegangan setelan sampai reset

10
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Sistem Pengaman


No Butir Uji Acuan / Referensi/ Metode Uji Kriteria Keterangan
6.1.3.5 Uji sudut kerja Pengujian dilakukan pada kondisi arus Sesuai setelan dengan Untuk uji aided DEF
dan tegangan urutan nol/negatif 120% dari toleransi error mengacu disertai pemberian logika
nilai setelan melalui injeksi tegangan dan spesifikasi peralatan “1” pada carrier receive
arus dengan pengaturan sudut arus
tegangan baik urutan nol maupun urutan
negatif sampai pick up
6.1.3.6 Waktu kerja relai Pengukuran waktu kerja relai dengan Sesuai setelan dengan Untuk uji aided DEF
simulasi arus dan tegangan urutan nol toleransi error mengacu disertai pemberian logika
120% dari nilai setelan spesifikasi peralatan “1” pada carrier receive
6.1.3.7 CVT/VT failed a Pengujian logika VT failed dengan Sesuai algoritma dan Untuk uji aided DEF
simulasi binary Input dan atau simulasi setelan peralatan disertai pemberian logika
tegangan dan arus. “1” pada carrier receive
b Pengujian respons relai DEF oleh VT
failed (block trip /unblock trip).
6.1.3.8 Uji Carrier Send AIDED DEF Pengujian skema AIDED DEF dengan Sesuai setelan
monitoring kerja kontak binary output
carrier send.
6.1.3.9 Reversal Fault Current Pengujian reversal fault current Relai tidak trip pada saat Pada pengujian aided DEF
menggunakan sequence test dengan pengujian reversal fault
simulasi binary input carrier receive current
bernilai logika “1” pada kondisi arus
gangguan arah reverse kemudian
berbalik arah menjadi forward yang
memenuhi setelan
6.1.3.10 Uji rekaman gangguan a Pengujian trigger rekaman gangguan Sesuai algoritma dan Jika tersedia
setelan peralatan
b Pembacaan rekaman gangguan.
6.1.4 Synchrocheck
6.1.4.1 Uji catu daya dan watchdog a Pengukuran besar dan polaritas catudaya a Sesuai manual dan Pengamatan pada HMI,
gambar jika tersedia

11
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Sistem Pengaman


No Butir Uji Acuan / Referensi/ Metode Uji Kriteria Keterangan
b Matikan catudaya relai b Indikasi relai tidak siap
(failed) pada annunciator
/HMI
6.1.4.2 Uji metering Pengujian injeksi tegangan a Nilai metering pada relai Pada relai dengan fasilitas
sesuai dengan nilai injeksi metering
tegangan atau nilai injeksi
tegangan dikali rasio VT
b Kesesuaian pembacaan
sudut fasa tegangan
terhadap nilai sudut injeksi
tegangan
6.1.4.3 Pengujian dead voltage dan live a Injeksi tegangan sebesar 90 % setelan Sesuai setelan dengan
voltage tegangan live voltage kemudian dinaikkan toleransi error mengacu
secara perlahan sampai pick up dan reset spesifikasi peralatan
b Injeksi tegangan sebesar 110 % setelan
tegangan dead voltage kemudian
diturunkan secara perlahan sampai pick
up dan reset
6.1.4.4 Beda tegangan (∆V) Injeksi tegangan nominal pada kedua sisi Sesuai setelan dengan
dengan sudut dan frekuensi kemudian toleransi error mengacu
tegangan pada salah satu sisi spesifikasi peralatan
dinaikkan/diturunkan
6.1.4.5 Beda sudut (∆φ) Injeksi tegangan nominal pada kedua sisi Sesuai setelan dengan
dengan sudut dan frekuensi yang sama toleransi error mengacu
kemudian sudut pada salah satu sisi spesifikasi peralatan
dinaikkan/diturunkan
6.1.4.6 Slip frekuensi (∆f) Injeksi tegangan nominal pada kedua sisi Sesuai setelan dengan Jika memungkinkan untuk
dengan frekuensi dan sudut yang sama toleransi error mengacu dilakukan
kemudian frekuensi pada salah satu sisi spesifikasi peralatan
dinaikkan/diturunkan

12
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Sistem Pengaman


No Butir Uji Acuan / Referensi/ Metode Uji Kriteria Keterangan
6.1.4.7 Waktu kerja sinkron Pengukuran waktu kerja relai sinkron Sesuai setelan dengan
dengan injeksi tegangan pada kedua sisi toleransi error mengacu
yang memenuhi syarat sinkron spesifikasi peralatan
6.1.4.8 Skema cek sinkron Injeksi tegangan pada kedua sisi yang Sesuai setelan
memenuhi:
a Dead Bus Dead Line (DB-DL)
b Dead Bus Live Line (DB-LL)
c Live Bus Dead Line (LB-DL)
d Live Bus Live Line (LB-LL)
kemudian periksa keluaran/indikasi
6.1.5 Auto reclose (dengan replika PMT)
6.1.5.1 Uji catu daya dan watchdog a Pengukuran besar dan polaritas catudaya a Sesuai manual dan Pengamatan pada HMI,
gambar jika tersedia
b Matikan catudaya relai b Indikasi relai tidak siap
(failed) pada annunciator
/HMI. Tidak ada trip saat
relai dinyalakan kembali
6.1.5.2 Pengujian mode AR Injeksi simulasi gangguan dan pengamatan Sesuai setelan Semua fungsi diuji. Sesuai
respons auto reclose terhadap replika PMT dengan pilihan mode yang
pada mode AR yang tersedia pada: tersedia
a Mode AR OFF
b Mode SPAR
c Mode TPAR
d Mode SPAR + TPAR

13
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Sistem Pengaman


No Butir Uji Acuan / Referensi/ Metode Uji Kriteria Keterangan
6.1.5.3 Pengukuran dead time Injeksi simulasi gangguan yang Sesuai setelan dengan
menginisiasi auto reclose kemudian toleransi error mengacu
setelah trip dilakukan pengukuran durasi spesifikasi peralatan
dead time
6.1.5.4 Pengukuran reclaim time Injeksi simulasi gangguan yang Sesuai setelan dengan
menginisiasi auto reclose kemudian toleransi error mengacu
setelah PMT reclose dilakukan spesifikasi peralatan
pengukuran durasi reclaim time
6.1.5.5 Pengujian block auto reclose oleh Injeksi simulasi gangguan yang Sesuai setelan dan
CB Unhealthy menginisiasi auto reclose kemudian manual relai
disimulasikan relai mendeteksi CB
unhealty
6.1.5.6 Pengujian block auto reclose oleh Injeksi simulasi gangguan yang Relai trip tiga fasa dan
binary input “Block Autoreclose” menginisiasi auto reclose dan kondisi relai tidak reclose
mendeteksi “Block Autoreclose” pada
binary input.
6.1.5.7 Pengujian gangguan permanen Injeksi simulasi gangguan saat PMT Sesuai setelan dan
(Relai Jarak, Line Current menutup kembali (reclose) manual relai
Differential, Relai DEF)
6.1.5.8 Pengujian gangguan pada masa Injeksi simulasi gangguan yang Sesuai setelan dan
reclaime time (Relai Jarak, Line menginisiasi auto reclose pada saat manual relai
Current Differential, Relai DEF) reclaim time.
6.1.5.9 Gangguan susulan pada masa Injeksi simulasi gangguan pada fasa yang Sesuai setelan dan
dead time SPAR (Gangguan yang berbeda saat dead time auto reclose satu manual relai
berkembang ke fasa lain pada fasa
masa dead time 1 fasa) Relai jarak
dan Line Current Differential

14
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Sistem Pengaman


No Butir Uji Acuan / Referensi/ Metode Uji Kriteria Keterangan
6.1.5.10 Auto reclose TPAR kondisi sinkron Injeksi simulasi gangguan fase - fase pada Sesuai setelan dan
& tidak sinkron mode TPAR dengan kondisi sinkron dan manual relai
tidak sinkron saat dead time TPAR
terpenuhi
6.1.6 Elemen pengaman arus lebih/gangguan tanah
6.1.6.1 Uji catu daya dan watchdog a Pengukuran besar dan polaritas catu a Sesuai manual dan Pengamatan pada HMI,
daya gambar jika tersedia
b Matikan catudaya relai b Indikasi relai tidak siap
(failed) pada annunciator
/HMI. Tidak ada trip saat
relai dinyalakan kembali
6.1.6.2 Uji metering Pengujian injeksi arus a Nilai metering pada relai Pada relai dengan fasilitas
sesuai dengan nilai injeksi metering
arus atau nilai injeksi arus
dikali rasio CT
b Kesesuaian pembacaan
sudut fasa arus terhadap
nilai sudut injeksi arus
6.1.6.3 Uji arus mula dan arus reset a injeksi arus kenaikan bertahap dari 90% Sesuai setelan dengan
arus setelan sampai pick up toleransi error mengacu
spesifikasi peralatan
b Injeksi arus penurunan bertahap dari
110% arus setelan sampai reset
6.1.6.4 Waktu kerja relai a pengukuran waktu kerja relai dengan Sesuai setelan dengan
injeksi arus pada 200% arus setelan, dan toleransi error mengacu
bila alat uji memungkinan agar diuji pada spesifikasi peralatan
500% dan 1000% arus setelan untuk
kurva waktu inverse

15
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Sistem Pengaman


No Butir Uji Acuan / Referensi/ Metode Uji Kriteria Keterangan
b pengukuran waktu kerja relai dengan
injeksi arus pada 120% arus setelan untuk
kurva waktu definite.
6.1.6.5 Uji rekaman gangguan a Pengujian trigger rekaman gangguan Sesuai algoritma dan Jika tersedia
setelan peralatan
b Pembacaan rekaman gangguan.
6.1.7 Elemen pengaman tegangan lebih, tegangan kurang, dan tegangan residual lebih
6.1.7.1 Uji catu daya dan watchdog a Pengukuran besar dan polaritas catudaya a Sesuai manual dan Pengamatan pada HMI,
gambar jika tersedia
b Matikan catudaya relai b Indikasi relai tidak siap
(failed) pada annunciator
/HMI. Tidak ada trip saat
relai dinyalakan kembali
6.1.7.2 Uji metering Pengujian injeksi tegangan a Nilai metering pada relai Pada relai dengan fasilitas
sesuai dengan nilai injeksi metering
tegangan atau nilai injeksi
tegangan dikali rasio VT
b Kesesuaian pembacaan
sudut fasa tegangan
terhadap nilai sudut injeksi
tegangan
6.1.7.3 Uji tegangan mula dan tegangan Relai Tegangan Lebih: Sesuai setelan dengan
reset toleransi error mengacu
a Injeksi tegangan kenaikan bertahap dari spesifikasi peralatan
90% tegangan setelan sampai pick up
b Injeksi tegangan penurunan bertahap dari
tegangan mula sampai reset
Relai Tegangan Kurang:

16
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Sistem Pengaman


No Butir Uji Acuan / Referensi/ Metode Uji Kriteria Keterangan
a Injeksi tegangan penurunan bertahap dari
110% tegangan setelan
b Injeksi tegangan kenaikan bertahap dari
tegangan mula
Relai Tegangan Residual Lebih:
a Injeksi tegangan residual kenaikan
bertahap dari 90% tegangan setelan
b Injeksi tegangan residual penurunan
bertahap dari tegangan mula
6.1.7.4 Waktu kerja relai a Relai Tegangan Lebih: Pengukuran waktu Sesuai setelan dengan
kerja relai saat perubahan injeksi toleransi error mengacu
tegangan dari tegangan nominal ke 120% spesifikasi peralatan
tegangan setelan
b Relai tegangan kurang: Pengukuran
waktu kerja relai saat perubahan injeksi
tegangan dari tegangan nominal ke 80%
tegangan setelan
c Relai Tegangan Residual Lebih:
Pengukuran waktu kerja relai saat
perubahan injeksi tegangan residual dari
nol ke 120% tegangan setelan
6.1.7.5 Uji rekaman gangguan a Pengujian trigger rekaman gangguan Sesuai algoritma dan Jika tersedia
setelan peralatan
b Pembacaan rekaman gangguan.
6.1.8 Elemen pengaman frekuensi kurang
6.1.8.1 Uji catu daya dan watchdog a Pengukuran besar dan polaritas catu daya a Sesuai manual dan Pengamatan pada HMI,
gambar jika tersedia

17
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Sistem Pengaman


No Butir Uji Acuan / Referensi/ Metode Uji Kriteria Keterangan
b Matikan catu daya relai b Indikasi relai tidak siap
(failed) pada annunciator
/HMI. Tidak ada trip saat
relai dinyalakan kembali
6.1.8.2 Uji metering Pengujian injeksi tegangan pada frekuensi Nilai metering pada relai Pada relai dengan fasilitas
tertentu sesuai dengan nilai metering
frekuensi yang diinjeksi
6.1.8.3 Uji frekuensi mula dan frekuensi a Injeksi tegangan nominal dengan Sesuai setelan dengan
reset penurunan frekuensi bertahap sampai toleransi error mengacu
pick up. spesifikasi peralatan
b Injeksi tegangan nominal dengan
kenaikan frekuensi bertahap sampai reset.
6.1.8.4 Waktu kerja relai Pengukuran waktu kerja relai saat Sesuai setelan dengan
frekuensi tegangan yang diinjeksi turun toleransi error mengacu
dari rekuensi nominal menjadi 0.1 Hz spesifikasi peralatan
dibawah frekuensi mula (pick up).
6.1.8.5 Under Voltage Blocking Injeksi tegangan sebesar 90% setelan Sesuai setelan dengan JIka tersedia
tegangan blocking dengan frekuensi 0.1 toleransi error mengacu
Hz dibawah frekuensi mula (pick up). spesifikasi peralatan
6.1.8.6 Uji rekaman gangguan a Pengujian trigger rekaman gangguan Sesuai algoritma dan Jika tersedia
setelan peralatan
b Pembacaan rekaman gangguan.
6.1.9 Elemen pengaman busbar dengan current differential
6.1.9.1 Uji catu daya dan watchdog a Pengukuran besar dan polaritas catudaya a Sesuai manual dan Pengamatan pada HMI,
gambar jika tersedia
b Matikan catu daya relai b Indikasi relai tidak siap
(failed) pada annunciator
/HMI. Tidak ada trip saat
relai dinyalakan kembali

18
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Sistem Pengaman


No Butir Uji Acuan / Referensi/ Metode Uji Kriteria Keterangan
6.1.9.2 Uji metering Pengujian injeksi arus dan atau tegangan a Nilai metering pada relai Pada relai dengan fasilitas
sesuai dengan nilai injeksi metering
arus dan tegangan atau
nilai injeksi arus &
tegangan dikali rasio CT &
VT
b Kesesuaian pembacaan
sudut fasa arus dan
tegangan terhadap nilai
sudut injeksi arus dan
tegangan
6.1.9.3 Uji arus mula atau tegangan mula Injeksi arus atau tegangan dengan Sesuai setelan dengan
kenaikan bertahap dari 90% arus atau toleransi error mengacu
tegangan setelan sampai pick up spesifikasi peralatan
6.1.9.4 Uji slope Pengukuran arus diferensial dan arus Sesuai setelan dengan pada jenis low impedance
restrain saat relai bekerja pada beberapa toleransi error mengacu Untuk menghindari
nilai arus untuk mendapatkan karakteristik spesifikasi peralatan kerusakan relai akibat
slope pertama dan atau kedua pada dua injeksi arus yang besar
bay. dalam waktu yang lama, uji
slope disarankan
menggunakan template
alat uji.
6.1.9.5 Pengukuran nilai resistansi (R) Pengukuran nilai resistansi dengan ohm Sesuai setelan pada jenis high impedance
stabilizing meter.
6.1.9.6 Waktu kerja relai Pengukuran waktu kerja relai dengan Sesuai setelan dengan
injeksi 120% arus setelan toleransi error mengacu
spesifikasi peralatan

19
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Sistem Pengaman


No Butir Uji Acuan / Referensi/ Metode Uji Kriteria Keterangan
6.1.9.7 Uji Supervisi rangkaian arus (CT) a Pengukuran arus mula CT supervisi Sesuai setelan dengan
dengan injeksi arus atau tegangan dengan toleransi error mengacu
kenaikan bertahap dari 90% arus atau spesifikasi peralatan
tegangan setelan CT Supervisi sampai
alarm muncul
b Pengukuran waktu alarm CT supervisi
dengan Injeksi arus atau tegangan 120%
arus atau tegangan setelan CT supervisi
hingga indikasi alarm muncul.
c Injeksi arus 120% arus setelan bus zone
dan check zone saat alarm CT supervisi
muncul.
6.1.9.8 Uji supervisi tegangan kurang a Pengujian logika trip dengan Injeksi arus Sesuai setelan Jika tersedia
120% arus setelan dan 90% tegangan
setelan
b Pegujian logika blok trip dengan Injeksi
arus 120% arus setelan dan tegangan
nominal
6.1.9.9 Uji pembacaan status PMS rel & a Pengecekan kesesuaian status binary Sesuai manual dan pada konfigurasi double
PMT kopel dan atau section input pada relai jenis low impedance gambar busbar
b Pengecekan kesesuaian wiring arus
berdasarkan posisi PMS rel & PMT Kopel
dan atau section pada relai jenis high
impedance
6.1.9.10 Communication Failure Injeksi arus nominal pada dua bay, Sesuai manual dan pada jenis Low Impedance-
kemudian komunikasi salah satu bay gambar distributed
dilepas.

20
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Sistem Pengaman


No Butir Uji Acuan / Referensi/ Metode Uji Kriteria Keterangan
6.1.9.11 Uji Enable/Disable Proteksi busbar Injeksi arus 120% arus setelan pada posisi Relai trip pada posisi Jika tersedia
saklar enable & disable switch enable dan tidak
trip pada posisi disable
6.1.9.12 Uji rekaman gangguan a Pengujian trigger rekaman gangguan Sesuai algoritma dan Jika tersedia
setelan peralatan
b Pembacaan rekaman gangguan.
6.1.10 Elemen pengaman pada transformator dengan current differensial
6.1.10.1 Uji catu daya dan watchdog a Pengukuran besar dan polaritas catudaya a Sesuai manual dan Pengamatan pada HMI,
gambar jika tersedia
b Matikan catudaya relai b Indikasi relai tidak siap
(failed) pada annunciator
/HMI. Tidak ada trip saat
relai dinyalakan kembali
6.1.10.2 Uji metering Pengujian injeksi arus a Nilai metering pada relai Pada relai dengan fasilitas
sesuai dengan nilai injeksi metering
arus atau nilai injeksi arus
dikali rasio CT
b Kesesuaian pembacaan
sudut fasa arus terhadap
nilai sudut injeksi arus
6.1.10.3 Uji arus mula Injeksi arus kenaikan bertahap dari 90% Sesuai setelan dengan
arus setelan pada salah satu sisi (sisi yang toleransi error mengacu
lain tanpa arus) sampai pick up spesifikasi peralatan
6.1.10.4 Uji slope Pengukuran arus diferensial dan arus Sesuai setelan dengan Untuk menghindari
restrain saat relai bekerja dengan injeksi toleransi error mengacu kerusakan relai akibat
arus di salah satu sisi dengan kenaikan spesifikasi peralatan injeksi arus yang besar
arus secara bertahap di sisi yang lainnya dalam waktu yang lama, uji
pada beberapa nilai arus untuk slope disarankan
mendapatkan karakteristik slope pertama menggunakan template
dan atau kedua alat uji.

21
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Sistem Pengaman


No Butir Uji Acuan / Referensi/ Metode Uji Kriteria Keterangan
6.1.10.5 Waktu kerja relai Pengukuran waktu kerja relai dengan Sesuai setelan dengan
injeksi 120% arus setelan toleransi error mengacu
spesifikasi peralatan
6.1.10.6 Uji block oleh harmonisa Pengujian respons relai dengan injeksi Sesuai setelan
arus 2 kali arus setelan pada frekuensi 100
Hz (harmonisa kedua). Apabila alat uji
memungkinkan, diuji pada frekuensi 250
Hz (harmonisa kelima).
6.1.10.7 Uji Zero Sequence Filter Pengujian respons relai dengan injeksi Sesuai setelan pada jenis low impedance
arus 2 kali arus setelan dengan besar dan pada belitan Y yang
sudut yang sama pada ketiga fasa pada ditanahkan
salah satu sisi (belitan primer atau belitan
sekunder)
6.1.10.8 Uji rekaman gangguan a Pengujian trigger rekaman gangguan Sesuai algoritma dan Jika tersedia
setelan peralatan
b Pembacaan rekaman gangguan.
6.1.11 Restricted Earth Fault (REF)
6.1.11.1 Uji catu daya dan watchdog a Pengukuran besar dan polaritas catu a Sesuai manual dan Pengamatan pada HMI,
daya gambar jika tersedia
b Matikan catu daya relai b Indikasi relai tidak siap
(failed) pada annunciator
/HMI. Tidak ada trip saat
relai dinyalakan kembali
6.1.11.2 Uji metering Pengujian injeksi arus a Nilai metering pada relai Pada relai dengan fasilitas
sesuai dengan nilai injeksi metering
arus atau nilai injeksi arus
dikali rasio CT
b Kesesuaian pembacaan
sudut fasa arus terhadap
nilai sudut injeksi arus

22
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Sistem Pengaman


No Butir Uji Acuan / Referensi/ Metode Uji Kriteria Keterangan
6.1.11.3 Pengukuran nilai resistansi (R) Pengukuran dengan menggunakan ohm Sesuai setelan Pada jenis high impedance
stabilizing meter
6.1.11.4 Uji arus mula atau tegangan mula Injeksi arus atau tegangan dengan Sesuai setelan dengan
kenaikan bertahap dari 90% arus atau toleransi error mengacu
tegangan setelan sampai pick up spesifikasi peralatan
6.1.11.5 Uji slope Pengukuran arus diferensial dan arus Sesuai setelan dengan Pada jenis low impedance
restrain saat relai bekerja dengan injeksi toleransi error mengacu Untuk menghindari
arus di sisi fasa dan kenaikan arus secara spesifikasi peralatan kerusakan relai akibat
bertahap pada sisi netral pada beberapa injeksi arus yang besar
nilai arus untuk mendapatkan karakteristik dalam waktu yang lama, uji
slope pertama dan atau kedua slope disarankan
menggunakan template
alat uji.
6.1.11.6 Waktu kerja relai Pengukuran waktu kerja relai dengan Sesuai setelan dengan
injeksi 120% arus setelan toleransi error mengacu
spesifikasi peralatan
6.1.11.7 Uji rekaman gangguan a Pengujian trigger rekaman gangguan Sesuai algoritma dan Jika tersedia
setelan peralatan
b Pembacaan rekaman gangguan.
6.1.12 Circulating Current Protection (CCP)
6.1.12.1 Uji catu daya dan watchdog a Pengukuran besar dan polaritas catu daya a Sesuai manual dan Pengamatan pada HMI,
gambar jika tersedia
b Matikan catu daya relai b Indikasi relai tidak siap
(failed) pada annunciator
/HMI. Tidak ada trip saat
relai dinyalakan kembali
6.1.12.2 Uji metering Pengujian injeksi arus a Nilai metering pada relai Pada relai dengan fasilitas
sesuai dengan nilai injeksi metering
arus atau nilai injeksi arus
dikali rasio CT

23
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Sistem Pengaman


No Butir Uji Acuan / Referensi/ Metode Uji Kriteria Keterangan
b Kesesuaian pembacaan
sudut fasa arus terhadap
nilai sudut injeksi arus
6.1.12.3 Pengukuran nilai resistansi (R) Pengukuran dengan menggunakan ohm Sesuai setelan Pada jenis high impedance
stabilizing meter
6.1.12.4 Uji arus mula atau tegangan mula Injeksi arus atau tegangan dengan Sesuai setelan dengan
kenaikan bertahap dari 90% arus atau toleransi error mengacu
tegangan setelan sampai pick up spesifikasi peralatan
6.1.12.5 Uji slope Pengukuran arus diferensial dan arus Sesuai setelan dengan Pada jenis low impedance
restrain saat relai bekerja dengan injeksi toleransi error mengacu Untuk menghindari
arus di salah satu sisi dengan kenaikan spesifikasi peralatan kerusakan relai akibat
arus secara bertahap di salah satu sisi injeksi arus yang besar
yang lainnya pada beberapa nilai arus dalam waktu yang lama, uji
untuk mendapatkan karakteristik slope slope disarankan
pertama dan atau kedua menggunakan template
alat uji.
6.1.12.6 Waktu kerja relai Pengukuran waktu kerja relai dengan Sesuai setelan dengan
injeksi 120% arus atau tegangan setelan toleransi error mengacu
spesifikasi peralatan
6.1.12.7 Uji rekaman gangguan a Pengujian trigger rekaman gangguan Sesuai algoritma dan Jika tersedia
setelan peralatan
b Pembacaan rekaman gangguan.
6.1.12.8 Uji Enable/Disable STUB oleh a Simulasi enable/disable STUB dengan Sesuai manual dan Jika diaktifkan
status PMS line perubahan binary input status PMS Line. gambar
b Injeksi arus 120 % arus setelan
6.1.13 Circuit Breaker Failure (CBF)
6.1.13.1 Uji catu daya dan watchdog a Pengukuran besar dan polaritas catu daya a Sesuai manual dan Pengamatan pada HMI,
gambar jika tersedia

24
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Sistem Pengaman


No Butir Uji Acuan / Referensi/ Metode Uji Kriteria Keterangan
b Matikan catu daya relai b Indikasi relai tidak siap
(failed) pada annunciator
/HMI. Tidak ada trip saat
relai dinyalakan kembali
6.1.13.2 Uji metering Pengujian injeksi arus a Nilai metering pada relai Pada relai dengan fasilitas
sesuai dengan nilai injeksi metering
arus atau nilai injeksi arus
dikali rasio CT
b Kesesuaian pembacaan
sudut fasa arus terhadap
nilai sudut injeksi arus
6.1.13.3 Uji arus mula Simulasi pemberian inisiasi CBF pada Sesuai setelan dengan
binary input disertai injeksi arus kenaikan toleransi error mengacu
bertahap dari 90% arus setelan sampai spesifikasi peralatan
pick up
6.1.13.4 Waktu kerja relai (level 1 dan level Pengukuran waktu kerja dengan simulasi Sesuai setelan dengan
2) pemberian inisiasi CBF pada binary input toleransi error mengacu
dan injeksi arus 120 % arus setelan spesifikasi peralatan
6.1.13.5 Uji binary input a Pengecekan Pembacaan status PMT Sesuai manual dan Uji binary input
pada relai (jika diaktifkan) gambar enable/disable CBF apabila
diaktifkan
b Pemberian tegangan pada binari input
untuk inisiasi CBF
c Pemberian tegangan pada binari input
enable/disable CBF
6.1.13.6 Uji Enable/Disable CBF Simulasi pemberian inisiasi CBF pada Relai trip pada posisi Jika tersedia
binary input dengan injeksi arus 120% saklar enable dan tidak trip
arus setelan posisi saklar enable & disable pada posisi disable
6.1.13.7 Uji rekaman gangguan a Pengujian trigger rekaman gangguan Jika tersedia

25
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Sistem Pengaman


No Butir Uji Acuan / Referensi/ Metode Uji Kriteria Keterangan
b Pembacaan rekaman gangguan. Sesuai algoritma dan
setelan peralatan

6.1.14 Short Zone/End Fault Protection (SZP/EFP)


6.1.14.1 Uji catu daya dan watchdog a Pengukuran besar dan polaritas catu a Sesuai manual dan Pengamatan pada HMI,
daya gambar jika tersedia
b Matikan catu daya relai b Indikasi relai tidak siap
(failed) pada annunciator
/HMI. Tidak ada trip saat
relai dinyalakan kembali
6.1.14.2 Uji metering Pengujian injeksi arus a Nilai metering pada relai Pada relai dengan fasilitas
sesuai dengan nilai injeksi metering
arus atau nilai injeksi arus
dikali rasio CT
b Kesesuaian pembacaan
sudut fasa arus terhadap
nilai sudut injeksi arus
6.1.14.3 Uji arus mula Simulasi kondisi PMT open pada binary Sesuai setelan dengan
input status PMT dan injeksi arus kenaikan toleransi error mengacu
bertahap dari 90% arus setelan spesifikasi peralatan
6.1.14.4 Waktu kerja relai Pengukuran waktu kerja dengan simulasi Sesuai setelan dengan
kondisi PMT open pada binary input status toleransi error mengacu
PMT dan injeksi arus 120 % arus setelan spesifikasi peralatan
6.1.14.5 Uji binary input a Pengecekan Pembacaan status PMT Sesuai manual dan Uji binary input
pada relai gambar enable/disable CBF apabila
diaktifkan
b Pemberian tegangan pada binary input
enable/disable SZP/EFP

26
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Sistem Pengaman


No Butir Uji Acuan / Referensi/ Metode Uji Kriteria Keterangan
6.1.14.6 Uji Enable/Disable SZP/EFP Simulasi kondisi PMT open pada binary Relai trip pada posisi
input status PMT dan injeksi arus 120% saklar enable dan tidak trip
arus setelan posisi saklar enable & disable pada posisi disable
6.1.14.7 Uji rekaman gangguan a Pengujian trigger rekaman gangguan Sesuai algoritma dan jika tersedia
setelan peralatan
b Pengecekan comtrade gangguan.
6.1.15 Automatic Voltage Regulator (AVR)
6.1.15.1 Uji catu daya dan watchdog a Pengukuran besar dan polaritas catu daya a Sesuai manual dan Pengamatan pada HMI,
gambar jika tersedia
b Matikan catu daya relai b Indikasi relai tidak siap
(failed) pada annunciator
/HMI
6.1.15.2 Uji metering Pengujian injeksi arus dan tegangan a Nilai metering pada relai Pada relai dengan fasilitas
sesuai dengan nilai injeksi metering
arus dan tegangan atau
nilai injeksi arus &
tegangan dikali rasio CT &
VT
b Kesesuaian pembacaan
sudut fasa arus dan
tegangan terhadap nilai
sudut injeksi arus dan
tegangan
6.1.15.3 Uji tegangan bandwidth Injeksi tegangan yang diinginkan dengan Sesuai setelan dengan
kenaikan dan penurunan bertahap hingga toleransi error mengacu
kontak naik/turun tap bekerja spesifikasi peralatan
6.1.15.4 Waktu kerja relai Pengukuran waktu kerja saat perubahan Sesuai setelan dengan
tegangan injeksi dari tegangan yang toleransi error mengacu
diinginkan menjadi 90% bandwidth batas spesifikasi peralatan
bawah dan 110 % bandwidth batas atas

27
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Sistem Pengaman


No Butir Uji Acuan / Referensi/ Metode Uji Kriteria Keterangan
6.1.15.5 Uji block oleh arus lebih Pengujian respon AVR dengan injeksi Kontak naik/turun tap AVR
tegangan 95% bandwidth batas bawah tidak bekerja
disertai injeksi arus 120% setelan arus
blocking.
6.1.15.6 Uji block oleh tegangan Pengujian respon AVR dengan injeksi Kontak naik/turun tap AVR
tegangan 95% setelan tegangan blocking tidak bekerja
6.1.15.7 Uji Waktu Intertap Pengukuran waktu jeda antara perintah Sesuai setelan Jika tersedia
perubahan tap pertama dan kedua
dengan injeksi tegangan 90% bandwidth
batas bawah secara kontinu
6.1.15.8 Uji pembacaan posisi tap Pembandingan pembacaan posisi tap Sesuai posisi tap dan Jika tersedia
pada AVR dengan posisi tap di OLTC pembacaan pada AVR
6.1.15.9 Uji blocking lower dan upper tap Pengujian respon AVR dengan injeksi Sesuai manual dan Jika tersedia
limit tegangan 105% bandwidth batas atas dan gambar
95% bandwidth batas bawah pada saat
tap OLTC pada posisi minimum dan
maksimum
6.1.15.10 Uji intertap discrepency Pengaturan kondisi tap yang berbeda Alarm dan block Untuk AVR 3 banks
pada salah satu fasa. perubahan tap secara transformer
auto
6.1.15.11 Uji Mode Control (Manual/Auto) Pengujian respon AVR dengan injeksi Pada mode control
tegangan 105% bandwidth batas atas dan manual kontak naik/turun
95% bandwidth batas bawah pada mode tap AVR tidak bekerja dan
control manual dan auto. Pada mode control auto
kontak naik/turun tap AVR
bekerja

28
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Sistem Pengaman


No Butir Uji Acuan / Referensi/ Metode Uji Kriteria Keterangan
6.1.15 Trip Circuit Supervisory (TCS)
6.1.15.1 Uji tegangan mula dan tegangan a Injeksi tegangan DC dengan kenaikan Sesuai manual dan
reset bertahap dari 90% tegangan kerja pada gambar
spesifikasi peralatan sampai alarm reset
b Injeksi tegangan DC dengan penurunan
bertahap dari 110% tegangan kerja pada
spesifikasi peralatan sampai alarm pick up
6.1.15.2 Pengukuran nilai resistans deret Pengukuran dengan menggunakan ohm Sesuai manual
meter
6.1.16 Lock Out / Master Trip
6.1.16.1 Uji tegangan mula Injeksi tegangan DC pada koil dengan Sesuai manual dan
kenaikan bertahap sampai relai kerja gambar
6.1.16.2 Pengecekan kontak output Pengujian kerja kontak output dengan Sesuai manual dan
injeksi tegangan DC sebesar 100% gambar
tegangan nominal pada input coil
6.1.16.3 Waktu kerja relai Pengukuran waktu kerja kontak output Sesuai manual
saat injeksi tegangan DC sebesar 100%
tegangan nominal pada input coil

29
SPLN T6.002-2-2: 2020

6.2 Pengujian subsistem

Pengujian subsistem sistem pengaman mencakup uji fungsi pengaman bay penghantar, uji
fungsi pengaman bay transformator, uji fungsi pengaman bay kopel/section, uji fungsi
pengaman busbar, uji fungsi pengaman CCP dan STUB, uji fungsi pengaman CBF dan
SZP/EFP, uji fungsi pengaman bay reaktor, uji fungsi pengaman bay kapasitor dan uji
fungsi TCS.

Pengujian fungsi trip pengaman dilakukan dengan injeksi arus dan atau tegangan pada
terminal arus dan atau tegangan di dalam panel.

Pengujian fungsi intertrip pola pengaman dan DTT dilakukan dengan injeksi dan/atau
simulasi hingga panel teleproteksi.

Pengujian fungsi trip PMT dari pengaman yang memerintahkan buka kontak PMT satu fase
perlu diamati secara fisik perubahan posisi kontak utama PMT dan penunjukan counter
pada saat pengujian.

Pengujian fungsi close PMT, secara manual maupun autoreclose tiga fasa, dilakukan
melalui fasilitas relai cek sinkron internal maupun eksternal.

Pada pengujian fungsi stablilitas pengaman, dilakukan dengan mengalirkan arus di sisi
primer pada gangguan luar untuk mendapatkan pembacaaan kondisi rangkaian arus stabil
dan tidak stabil (dengan membalik polaritas sekunder CT pada salah satu sisi).

Pengujian fungsi subsistem sistem pengaman secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 3.

Uji fungsi pengaman bay penghantar

Pengujian fungsi dilakukan dengan cara mensimulasikan gangguan pada bay penghantar
untuk memastikan fungsi pengaman dapat mengisolir gangguan dengan memutus PMT
penghantar baik gangguan temporer maupun permanen yang mungkin terjadi pada
penghantar tersebut.

Pada pengujian intertrip pengaman jarak dan pengujian fungsi relai LCD, peralatan uji yang
digunakan berhadapan pada kedua sisi sebaiknya dilengkapi dengan fasilitas penyinkron
waktu atau GPS.

Pada bay penghantar yang menggunakan sistem pengaman redundant, maka:

a. Pada saat pelaksanaan pengujian trip PMT, untuk memastikan catu daya bantu dan
tripping coil maka sistem pengaman beserta catu daya bantu yang sedang tidak diuji
dinonaktifkan;
b. Pada saat pelaksanaan pengujian intertrip, untuk memastikan kanal telekomunikasi
maka sistem pengaman beserta sistem komunikasi yang sedang tidak diuji (termasuk
catu daya bantu) dinonaktifkan.

30
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian fungsi intertrip relai jarak dengan pola yang digunakan diijinkan untuk dilakukan
menggunakan saluran telekomunikasi non dedicated line. Namun, pengujian sistem baru
bisa dilakukan setelah pengujian intertrip dengan saluran komunikasi dedicated line
dilakukan. Pengujian fungsi intertrip pola pengaman dan DTT dilakukan dengan injeksi
dan/atau simulasi hingga gardu dan pengaman yang berhadapan.

Uji fungsi pengaman bay transformator

Pengujian stabilitas pengaman dilakukan dengan cara mensimulasikan arus gangguan


pada bay transformator untuk memastikan polaritas dan penjumlahan vektor arus
pengaman mampu untuk membedakan gangguan internal maupun eksternal.

Pengujian fungsi proteksi bay transformator dilakukan dengan cara mensimulasikan


gangguan pada pengaman transformator, relai elektris maupun relai internal untuk
memastikan pengaman bekerja dan mentripkan PMT bay trasnformator sisi HV dan/atau
LV. Relai lockout hanya bekerja ketika terjadi gangguan internal.

Pada pengujian trip PMT oleh pengaman internal transformator, perintah trip dilakukan
dengan menggerakkan kontak bantu dari pengaman internal yang dimaksud.

Pada pengujian fungsi relai AVR yang mengakibatkan perubahan posisi sadapan pada
OLTC, perlu dilakukan pengamatan perubahan posisi sadapan pada OLTC dan perubahan
counter.

Uji fungsi pengaman bay kopel/section

Pengujian fungsi dilakukan dengan cara mensimulasikan gangguan pada bay kopel atau
bay bus section untuk memastikan pengaman mampu untuk mengamankan gangguan
temporer dan gangguan permanen yang terjadi pada bay kopel atau bay bus section
tersebut atau pada salah satu bus agar tidak meluas.

Ketika bay kopel tertutup seluruhnya maka bay kopel mengirimkan sinyal enable onload
transfer. Pada saat pelaksanaan operasi onload transfer, PMT bus kopel diblok untuk
dibuka oleh sistem.

Uji fungsi pengaman busbar

Pengujian fungsi dilakukan dengan cara mensimulasikan gangguan pada Busbar untuk
memastikan pengaman mampu untuk mengamankan gangguan permanen yang terjadi
pada Busbar tersebut agar tidak meluas pada bus yang lain

Pengujian stabilitas pengaman dilakukan pada semua bay. Pengujian stabilitas pengaman
seluruh zona dilakukan dengan menggunakan salah satu bay sebagai acuan injeksi
pengujian.

31
SPLN T6.002-2-2: 2020

Jika instalasi dilengkapi dengan bus kopel dan/atau bus section maka seluruh PMT yang
terhubung pada bus yang gangguan harus trip sesuai dengan konfigurasi bus kopel
dan/atau bus section.

Uji fungsi relai pengaman CCP & STUB

Pengujian stabilitas pengaman dilakukan dengan cara mensimulasikan arus gangguan


pada zona pengamanan CCP untuk memastikan polaritas dan penjumlahan vektor arus
pengaman mampu untuk membedakan gangguan internal maupun eksternal. Pengujian
stabilitas dilakukan bergantian untuk memastikan kesesuaian polaritas rangkaian arus dari
ketiga CT.

Pada pengujian fungsi CCP, PMT diameter (PMT rel dan PMT tengah) di GI yang diuji dan
PMT yang berhadapan di GI lawan dalam posisi masuk untuk memastikan kesesuaian
target trip baik pada PMT diameter di GI yang diuji maupun target trip (direct transfer
trip/DTT) di GI lawan.

Sedangkan pada pengujian fungsi STUB, PMS Line dalam posisi buka, PMT diameter di
GI yang diuji dan PMT yang berhadapan di GI lawan dalam posisi masuk untuk memastikan
kesesuaian target trip hanya pada PMT diameter di GI yang diuji.

Uji fungsi relai pengaman CBF dan SZP/EFP

Pengujian fungsi pengaman CBF dilakukan dengan cara mensimulasikan gangguan ke


relai CBF dengan kondisi PMT close untuk memastikan pengaman mampu untuk
mengamankan beban di busbar Gardu Induk apabila terjadi kegagalan pemutusan
PMT dengan men-tripkan semua PMT yang terhubung pada busbar yang sama serta
mencegah gangguan meluas ke GI lawan dengan dengan mengirim sinyal DTT ke PMT
yang berhadapan di GI lawan.

Sedangkan pada pengujian fungsi pengaman SZP/EFP dilakukan dengan melakukan


simulasi injeksi gangguan ke relai SZP/EFP pada kondisi PMT open dengan pengamatan
pada PMT target trip.

Pengujian fungsi dilakukan dengan keadaan seluruh PMT tertutup pada GI yang diuji dan
PMT yang berhadapan pada GI lawan yang merupakan target DTT.

Pada GI double busbar, posisi PMS pada Bus A dan Bus B secara proporsional termasuk
PMT & PMS Bus pada bay kopel, pelaksanaan pengujian dilakukan secara bergantian
konfigurasi bay pada Bus A dan Bus B.

Uji fungsi pengaman bay reaktor

Pengujian fungsi proteksi bay reaktor dilakukan dengan cara mensimulasikan gangguan
pada pengaman reaktor, relai elektris maupun relai internal untuk memastikan pengaman
bekerja dan mentripkan PMT reaktor.

32
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian stabilitas pengaman dilakukan dengan cara mensimulasikan arus gangguan


pada bay reaktor untuk memastikan polaritas dan penjumlahan vektor arus pengaman
mampu untuk membedakan gangguan internal maupun eksternal.

Uji fungsi pengaman bay kapasitor

Pengujian fungsi pengaman dilakukan dengan cara mensimulasikan gangguan pada bay
kapasitor untuk memastikan pengaman mampu untuk mengamankan kapasitor dari
gangguan internal maupun eksternal dengan mentripkan PMT kapasitor.

Pada pengujian controller switching autosync dengan alat perekam grafik sinyal digital yang
terhubung dengan kontak PMT. Pengujian fungsi close PMT dengan ijin peralatan auto
sync harus dibuktikan waktu close masing-masing fasa PMT untuk pemenuhan sesuai
spesifikasi.

Uji fungsi relai TCS

Pengujian fungsi dilakukan dengan simulasi gangguan trip coil putus untuk memastikan
relai mampu untuk memberi alarm dan merintangi operasi close PMT jika terdapat
permasalahan pada rangkaian trip.

33
SPLN T6.002-2-2: 2020

Tabel 3. Mata uji subsistem sistem pengaman

Pengujian Sistem Pengaman


No Butir uji Acuan / Referensi/ Metode uji Kriteria Keterangan
6.2 Uji Subsistem
6.2.1 Uji Fungsi Pengaman Bay Penghantar
6.2.1.1 Uji kesesuaian fasa trip dan Injeksi arus dan tegangan untuk Kesesuaian fase yang terganggu
single phase autoreclose mensimulasikan gangguan satu fase dengan fase PMT yang trip
(SPAR) pada mode SPAR dan mode SPAR+
three phase autoreclose (TPAR).
Pengamatan dilakukan pada PMT.
6.2.1.2 Uji fungsi three phase Injeksi arus dan tegangan untuk Sesuai manual dan setelan
autoreclose (TPAR) mensimulasikan gangguan fase - fase
pada mode TPAR dan mode
SPAR+TPAR
6.2.1.3 Uji fungsi monitor kesiapan Simulasi dengan mengkondisikan kondisi kesiapan PMT terbaca pada
PMT PMT tidak siap dari sisi penggerak & relai
media isolasi.
6.2.1.4 Uji fungsi block auto reclose a Injeksi arus dan tegangan untuk Sesuai manual dan setelan
mensimulasi gangguan satu fase
fungsi backup proteksi (zone 2, zone 3
atau basic DEF) pada mode SPAR
dan SPAR+TPAR
b Injeksi arus dan tegangan untuk
mensimulasi gangguan fase-fase
fungsi backup proteksi (zone 2 atau
zone 3) pada mode TPAR dan
SPAR+TPAR

34
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Sistem Pengaman


No Butir uji Acuan / Referensi/ Metode uji Kriteria Keterangan
6.2.1.5 Uji intertrip relai jarak Injeksi arus dan tegangan untuk Trip sesuai pola pengaman termasuk kesesuaian
mensimulasi gangguan satu fase atau jalur komunikasinya
dua fase pada dua sisi secara
bersamaan termasuk fungsi
autoreclose
6.2.1.6 Uji Intertrip Relai DEF Injeksi arus dan tegangan untuk Trip sesuai pola pengaman Jika diaktifkan
mensimulasi gangguan satu fase pada
dua sisi secara bersamaan termasuk
fungsi autoreclose
6.2.1.7 Uji Trip PMT dari proteksi Injeksi simulasi gangguan pada relai Trip sesuai pola pengaman
cadangan (OCR/GFR/DGR) proteksi cadangan lokal
6.2.1.8 Uji stabilitas relai Line Current Injeksi arus primer pada penghantar Pengaman stabil untuk gangguan luar
Differential dalam kondisi rangkaian stabil dan
tidak stabil
6.2.2 Uji Fungsi Pengaman Bay Transformator
6.2.2.1 Uji Trip PMT a Simulasi gangguan atau simulasi Kesesuaian trip pada PMT dan indikasi
kontak trip bekerja pada peralatan status PMT dan alarm pada panel
proteksi kontrol/HMI/Scada
b Mengamati kesesuaian dengan
indikasi pada panel kontrol/HMI/Scada
a Dari proteksi utama (Relai
Differential, Relai REF, dan
Proteksi Internal Trafo)
b Dari proteksi cadangan
(OCR/GFR HV & LV dan Relai
Tegangan Lebih)

35
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Sistem Pengaman


No Butir uji Acuan / Referensi/ Metode uji Kriteria Keterangan
c Dari Proteksi Standby Earth jika tersedia
Fault (SBEF) pada NGR
dan/atau dari proteksi Neutral
Voltage Displacement Relay
(NVDR)
6.2.2.2 Uji stabilitas relai Differential Injeksi tegangan 220/380 V atau arus Sesuai manual pada sistem 500kV,
dan Relai REF HV & LV primer dalam kondisi rangkaian stabil injeksi sekunder
dan tidak stabil sebaiknya dilakukan
pada sisi 150kV
6.2.2.3 Uji Naik turun tap trafo secara Simulasi naik turun tap secara auto Sesuai manual dan gambar
manual dan otomatis dengan injeksi tegangan sekunder dan
secara manual serta monitor posisi tap
6.2.2.4 Uji rangkaian blocking OLTC Simulasi naik turun tap baik secara OLTC dalam keadaan block hanya pada
manual atau auto pada saat posisi tap transformator fasa
pada salah satu fasa tidak sama tunggal
dengan fasa yang lain
Simulasi tegangan diturunkan OLTC dalam keadaan block
dibawah batas bawah tegangan yang
diinginkan kemudian injeksi arus
melebihi setelah arus lebih pada
setelan AVR
6.2.3 Uji Fungsi Pengaman Bay Kopel atau Bay Bus Section
6.2.3.1 Uji Trip PMT dari OCR dan Simulasi gangguan pada relai OCR & Kesesuaian trip output relai
GFR GFR
6.2.3.2 Uji On Load Transfer untuk Simulasi kondisi PMS Bus A & B posisi Block trip PMT kopel/section
Block Fungsi Open dan Trip masuk disertai uji buka PMT
PMT Kopel/Section Kopel/Section secara manual maupun
perintah trip relai
6.2.4 Uji Fungsi Pengaman Busbar

36
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Sistem Pengaman


No Butir uji Acuan / Referensi/ Metode uji Kriteria Keterangan
6.2.4.1 Uji stabilitas Relai Buspro Injeksi arus primer pada dua bay dan Sesuai manual
kopel/section disertai pengamatan
arus/tegangan differensial kondisi
rangkaian stabil dan tidak stabil.
Pengujian dilakukan pada semua bay
bergantian
6.2.4.2 Uji target trip PMT dari proteksi Simulasi gangguan busbar A dan B Kesesuaian trip output relai dengan
busbar disertai pengamatan semua target target trip
PMT yang trip
6.2.4.3 Uji simulasi gangguan antara Injeksi arus primer simulasi gangguan
CT kopel dan PMT kopel antara CT kopel dan PMT kopel
kondisi PMT Kopel open kondisi PMT Kopel open
6.2.5 Uji Fungsi Relai Pengaman CCP & STUB
6.2.5.1 Uji Stabilitas Relai CCP & Injeksi arus primer pada dua CT dalam Sesuai manual
STUB kondisi rangkaian stabil dan tidak
stabil
6.2.5.2 Uji trip PMT dari proteksi CCP, Simulasi gangguan busbar A dan B Kesesuaian trip output relai dengan
STUB, dan DTT disertai pengamatan PMT yang trip target trip
6.2.6 Uji Fungsi Relai Pengaman CBF dan SZP/EFP
6.2.6.1 Uji trip PMT dari proteksi CBF Simulasi injeksi gangguan secara Kesesuaian trip output relai dengan
level 1 bersamaan ke relai CBF dan relai target trip
proteksi yang didesain menginisiasi
CBF dengan memutus rangkaian trip
ke semua target PMT dari relai
proteksi selain CBF

37
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Sistem Pengaman


No Butir uji Acuan / Referensi/ Metode uji Kriteria Keterangan
6.2.6.2 Uji target trip PMT dari proteksi Simulasi injeksi gangguan secara Kesesuaian trip output relai dengan
CBF level 2 dan DTT bersamaan ke relai CBF dan relai target trip
proteksi yang didesain menginisiasi
CBF dengan memutus semua
rangkaian trip ke semua target PMT
bay tersebut .
6.2.6.3 Uji target trip PMT dari proteksi Simulasi injeksi gangguan ke relai Kesesuaian trip output relai dengan
SZP/EFP & DTT SZP/EFP dan kondisi PMT open target trip
6.2.7 Uji Fungsi Pengaman Bay Reaktor
6.2.7.1 Uji trip PMT dari proteksi utama a Simulasi gangguan pada setiap relai Kesesuaian trip output relai
(Relai Differential & proteksi proteksi
internal reaktor dan proteksi
b Simulasi kontrak trip bekerja pada
cadangan (OCR/GFR))
proteksi internal reactor
6.2.7.2 Uji Stabilitas Relai Differential Injeksi tegangan atau arus dalam Sesuai manual
kondisi rangkaian stabil dan tidak
stabil
6.2.8 Uji Fungsi Pengaman Bay Kapasitor
6.2.8.1 Uji trip PMT dari proteksi OCR/ Simulasi gangguan pada setiap relai Kesesuaian trip output relai
GFR, Over/Under Voltage & proteksi
Unbalanced Voltage/Current)
6.2.8.2 Uji controller switching Simulasi close PMT kapasitor dengan
autosync peralatan switching autosync yang
diinjeksi tegangan sekunder tiga fasa
6.2.9 Uji Fungsi Relai TCS
6.2.9.1 Uji fungsi Lepas rangkaian trip pada saat kondisi Sesuai manual dan gambar
PMT open & close
Uji fungsi blok close PMT dalam
kondisi TCS alarm

38
SPLN T6.002-2-2: 2020

7 Pengujian SCADA

Fungsi SCADA terdiri dari gabungan peralatan yang berfungsi secara individu maupun
sebagai suatu sistem. Pengujian peralatan SCADA harus dilakukan terlebih dahulu melalui
pengujian peralatan individu yang mencakup pengujian Remote Terminal Unit (RTU) dan
pengujian Sistem Otomasi Gardu Induk (SOGI), kemudian dilanjutkan pengujian fungsi
subsistem.

Secara umum, jenis pekerjaan pada proyek gardu induk dapat dikelompokkan sebagai
berikut:

a. Instalasi berupa GI Konvensional dengan RTU (kolom A pada Tabel 4 dan Tabel 5),
baik GI baru maupun perluasan;
b. Instalasi baru berupa GI yang dilengkapi dengan SOGI (kolom B pada Tabel 4 dan
Tabel 5) termasuk migrasi GI konvensional tanpa RTU menjadi GI yang dilengkapi
SOGI;
c. Perluasan GI pada GI yang telah dilengkapi dengan SOGI (kolom C pada Tabel 4 dan
Tabel 5);
d. Migrasi GI konvensional dengan RTU menjadi GI yang dilengkapi SOGI (kolom D pada
Tabel 4 dan Tabel 5);
e. Instalasi GI yang dilengkapi dengan SOGI dan Bay Control Mimic (BCM) (kolom E
pada Tabel 4 dan Tabel 5);

CATATAN:
1. Pada perluasan GI dengan bay control unit (BCU) dan intelligent electronic device (IED)
pada GI dengan RTU, pengujian yang dilakukan mengacu pada pengujian pada jenis
pekerjaan instalasi baru yang dilengkapi dengan SOGI (kolom B pada Tabel 4 dan
Tabel 5) dengan pengecualian tidak adanya peralatan GPS, gateway, server dan HMI.
2. Untuk GI yang menggunakan CT/VT digital, pengujiannya disesuaikan dengan manual dari
pabrikan.

7.1 Pengujian individu

Pengujian individu peralatan SCADA meliputi RTU dan SOGI mengacu pada Tabel 4.

39
SPLN T6.002-2-2: 2020

7.2 Pengujian subsistem

Pengujian fungsi subsistem pada GI dengan RTU dilaksanakan setelah pemeriksaan yang
mencakup:

a. Pemeriksaan pengawatan dari peralatan ke interface RTU untuk melihat kesesuaian


dengan gambar desain;
b. Pemeriksaan pengawatan dan konfigurasi dari interface RTU ke RTU untuk melihat
kesesuaian dengan gambar desain dan konfigurasi;
c. Pemeriksaan pengawatan dan konfigurasi dari peralaan ke RTU dengan pengujian
kesesuaian sinyal dari peralatan switchyard ke RTU untuk memeriksa konfigurasi RTU
dan HMI (bila dilengkapi) telah sesuai dengan desain Gardu Induk.

Pengujian fungsi subsistem pada GI dengan SOGI dilaksanakan setelah pemeriksaan yang
mencakup:

a. Pemeriksaan pengawatan dan konfigurasi dari terminal ke IED/BCU untuk melihat


kesesuaian dengan gambar desain;
b. Pemeriksaan pengawatan dan konfigurasi dari peralatan ke IED/BCU dengan pengujian
kesesuaian sinyal dari peralatan switchyard ke IED/BCU untuk memeriksa konfigurasi
IED/BCU telah sesuai dengan desain Gardu Induk;
c. Pemeriksaan pengawatan dan konfigurasi dari peralatan ke HMI dengan pengujian
kesesuaian sinyal dari peralatan switchyard ke HMI untuk memeriksa konfigurasi HMI
telah sesuai dengan desain Gardu Induk. Semua sinyal yang ada di Gardu Induk harus
masuk ke lokal HMI.

Pengujian fungsi subsistem pada perluasan GI yang telah dilengkapi BCU dan IED pada
GI dengan RTU eksisting dilaksanakan setelah pemeriksaan yang mencakup:

a. Pemeriksaan pengawatan dan konfigurasi dari terminal ke IED/BCU untuk melihat


kesesuaian dengan gambar desain;
b. Pemeriksaan pengawatan dan konfigurasi dari peralatan ke IED/BCU dengan pengujian
kesesuaian sinyal dari peralatan switchyard ke IED/BCU untuk memeriksa konfigurasi
IED/BCU telah sesuai dengan desain Gardu Induk;
c. Pemeriksaan pengawatan dan konfigurasi dari peralaan ke RTU dengan pengujian
kesesuaian sinyal dari peralatan switchyard ke RTU untuk memeriksa konfigurasi RTU
dan HMI (bila dilengkapi) telah sesuai dengan desain Gardu Induk.

Pengujian subsistem SCADA adalah untuk memeriksa kesesuaian sinyal sesuai desain
Gardu Induk hingga control center dan lokal HMI. Item pengujian sub sistem meliputi Tabel
5.

40
SPLN T6.002-2-2: 2020

Tabel 4. Mata uji individu peralatan SCADA

Pengujian Peralatan Scada


Peruntukan
No Butir Uji Acuan / Referensi/ Metode Uji Kriteria
A B C D E

7 Pengujian SCADA Remote Station


7.1 Pengujian Individu - SCADA Remote Station
7.1.1 Pengujian Individu RTU
7.1.1.1 Catu daya
Pemeriksaan modul Cek indikator operasi dan alarm Modul catudaya RTU beroperasi normal dan     
catu daya indikator alarm tidak menyala
Pemeriksaan instalasi a Cek kapasitas dan jenis MCB Harus mempergunakan MCB DC dengan     
catu daya kapasitas MCB memenuhi 2x arus konsumsi
b Cek arus beban dengan tang ampere DC
RTU serta range tegangan memenuhi
c Cek tegangan pada terminal catu daya spesifikasi kerja peralatan sesuai manual
RTU
Pemeriksaan polaritas Cek polaritas suplai Polaritas instalasi catu daya sesuai dan     
terbalik
    
    
7.1.1.2 Central Processing
Unit (CPU)
Pemeriksaan modul Cek indikator operasi dan alarm Modul CPU RTU beroperasi normal dan     
CPU indikator alarm tidak menyala
Pemeriksaan database a Periksa versi firmware RTU dan software konfigurator Sesuaikan database dengan versi firmware     
konfigurasi sesuai atau kompatible sesuai manual book pada card yg terpasang, sesuai dengan tools
configurator, sesuai dengan versi aplikasi,
b Periksa lisensi firmware RTU dan software konfigurator
lisensi dan kapasitas maksimal RTU
memenuhi kebutuhan saat implementasi

41
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Peralatan Scada


Peruntukan
No Butir Uji Acuan / Referensi/ Metode Uji Kriteria
A B C D E
c Periksa database awal untuk inisialisasi RTU telah
dapat membaca seluruh card pada kapasitas
terpasang dan kapasitas maksimal RTU
Pemeriksaan upload Lakukan prosedur upload dan download database Database berhasil diupload dan didownload     
download database
Pemeriksaan a Buat perubahan status dan alarm pada masukan RTU, Pengujian log dan history event pada     
perekaman event lihat pada event log aplikasi konfigurasi RTU bahwa tampilan atau mempergunakan aplikasi
event telah diterima dan dikonfigurasi konfigurator RTU dan akan dikirimkan
sesegera mungkin setelah komunikasi ke
b Saat komunikasi ke control center normal, semua control center terhubung kembali tanpa ada
event terkirim ke control center sesegera mungkin event yang hilang
c Saat komunikasi ke control center terganggu, event
disimpan di buffer dengan mekanisme FIFO, event
dapat dibaca di software konfigurator dan dikirim
sebagai SOE (Sequence of Event) setelah komunikasi
ke control center normal
Pemeriksaan Hubungkan dengan control center dan beri perintah Waktu RTU mengikuti dengan waktu control     
sinkronisasi waktu sinkronisasi waktu. center dan dapat dilihat pada tampilan
konfigurator RTU
Pengujian protokol Konfigurasi RTU dengan protokol sesuai permintaan RTU berhasil komunikasi dan bertukar data     
komunikasi ke master control center, uji fungsi untuk sampling telesinyal tunggal, ke control center
telesinyal ganda, pengukuran, remote control dan
sinkronisasi waktu.
Pengujian komunikasi RTU dikonfigurasi untuk dapat berkomunikasi dan RTU berhasil komunikasi dan bertukar data     
dual master mengirimkan data ke minimal 2 control center secara minimal dua control center.
paralel dengan minimal 2 protokol yang sama atau Data dikirim bersamaan ke minimal ke kedua
berbeda. Untuk komunikasi ethernet, pengiriman data control center dengan nilai dan timetag yang
mempergunakan port ethernet yang sama sama

42
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Peralatan Scada


Peruntukan
No Butir Uji Acuan / Referensi/ Metode Uji Kriteria
A B C D E
Pengujian protokol Komunikasikan RTU dengan IED meter atau IED proteksi RTU berhasil komunikasi dan menerima data     
komunikasi ke IED mempergunakan protokol yang telah disepakati dari IED meter dan proteksi dengan melihat
meter dan proteksi pada software konfigurator atau telah terkirim
ke control center
Redundant link RTU dapat berkomunikasi dengan control center dengan RTU dapat melakukan failover dengan normal     
dua link redundant dan dapat melakukan failover ke
channel yang nomal apabila salah satu channel gangguan
    
    
7.1.1.3 Telesinyal
Pemeriksaan modul a Cek indikator operasi dan alarm Modul digital input beroperasi normal,     
digital input indikator alarm tidak menyala dan dapat
b Simulasikan masukan/data pada digital input. menerima data dari RTU yang dilihat
menggunakan software konfigurator tanpa
ada error
Pengujian auxillary Periksa kondisi relay bantu Auxillary relay berfungsi normal sesuai     
relay tegangan kerja sistem RTU
Pemeriksaan Memastikan wiring sesuai dengan desain dan pelabelan a Wiring telah sesuai dengan dokumen     
perkabelan / wiring desain dan as built drawing
b Label telah lengkap untuk semua
terminal, kabel dan konektor
    
    
7.1.1.4 Telekontrol Sesuai gambar dan Standard Operating
Procedure
Pemeriksaan modul a Cek indikator operasi dan alarm Modul beroperasi normal dan indikator alarm     
digital output tidak menyala serta data diterima di RTU
b Simulasikan remote control. yang dilihat mempergunakan software
konfigurator tanpa ada error

43
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Peralatan Scada


Peruntukan
No Butir Uji Acuan / Referensi/ Metode Uji Kriteria
A B C D E
Pemeriksaan auxillary Periksa kondisi relay bantu Auxillary relay berfungsi normal sesuai     
relay control tegangan kerja sistem kontrol RTU
Pengujian intelock Kirim perintah remote control pada peralatan yang dalam Perintah control di block     
kontrol status local
Pemeriksaan Memastikan wiring dan pelabelan a Wiring telah sesuai dengan dokumen     
perkabelan / wiring desain dan as built drawing
b Label telah lengkap untuk semua
terminal, kabel dan konektor
Pengujian check a Kirim perintah remote control close ke CB Memastikan perintah control mengoperasikan     
syncro relai sinkro saat perintah close CB
b Perintah remote control menggerakkan relai sinkro CB
bersamaan dengan perintah close CB
    
7.1.1.5 Telemetering
Pemeriksaan modul a Pemeriksaan indikator operasi dan alarm Indikator operasi normal dan alarm tidak     
analog input menyala
b Pengujian akurasi dengan injeksi arus, Arus terbaca pada tampilan konfigurator RTU
c Pengujian arah arus sesuai konfigurasi database
Arah arus sesuai dengan arah injeksi arus
(tidak terbalik), ketelitian pembacaan sesuai
SPLN S3.001:2012
Pengujian transducer a Pengujian fungsi transducer Fungsi transducer sesuai konfigurasi,     
nilai pengukuran sesuai injeksi arus,
b Pengujian ketelitian, tegangan dan sudut fasa dengan
c Pengujian kesesuaian rasio CT dan VT, kesesuaian memperhitungkan rasio CT dan VT dilihat
sudut fasa dan kesesuaian konversi dengan pada konfigurator dan pembacaan keluaran
mempergunakan alat uji 3 fasa arus
Pengujian power meter a Pengujian fungsi power meter, a Fungsi power meter sesuai konfigurasi,     

44
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Peralatan Scada


Peruntukan
No Butir Uji Acuan / Referensi/ Metode Uji Kriteria
A B C D E
b Pengujian ketelitian, b Kelas ketelitian sesuai dengan SPLN
S3.001:2012
c Pengujian kesesuaian rasio CT dan VT, kesesuaian c Nilai pengukuran sesuai injeksi arus,
sudut fasa dan kesesuaian konversi dilihat pada tegangan dan sudut fasa dengan
tampilan power meter dengan mempergunakan alat uji memperhitungkan rasio CT dan VT
3 fasa dilihat pada konfigurator dan tampilan
power meter
Pengujian modul Periksa komunikasi RTU ke power meter dan pengiriman Pembacaan power meter diterima dan sama     
komunikasi power data ke RTU dengan nilai pada konfigurator RTU maupun
meter control center
Pemeriksaan Wiring Pastikan CT tertutup sempurna, pemeriksaan labelling, Rangkaian arus telah tertutup sempurna     
CT / VT pemeriksaan ukuran kabel sesuai SPLN wiring dan label kabel sesuai dengan
dokumen desain dan as built drawing
ukuran kabel yang dipergunakan sesuai
dengan standar (minimal 4mm2 untuk CT dan
2,5mm2 untuk VT)
    
7.1.1.6 Remote control analog     
Pemeriksaan dan a Pemeriksaan indikator operasi dan alarm Indikator operasi normal dan alarm tidak     
pengujian modul menyala
analog output b Pengujian akurasi dengan mengirimkan nilai dari Arus keluaran pada tampilan konfigurator
control center, RTU sesuai konfigurasi database dan set
c Pengujian arah arus dan burden arus point dari control center
Arah arus sesuai dengan nilai dari control
center arus (tidak terbalik)
Ketelitian pembacaan sesuai SPLN
S3.001:2012

45
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Peralatan Scada


Peruntukan
No Butir Uji Acuan / Referensi/ Metode Uji Kriteria
A B C D E
Pemeriksaan Memastikan wiring sesuai dengan desain, pemeriksaan a Wiring telah sesuai dengan dokumen     
perkabelan / wiring labeling desain dan as built drawing
b Label telah lengkap untuk semua
terminal, kabel dan konektor
    
7.1.1.7 Tap changer     
Pemeriksaan modul a Cek indikator operasi dan alarm Modul digital output beroperasi dan indikator     
digital output alarm tidak menyala
b Simulasikan remote control.
Data diterima di RTU dengan
mempergunakan software konfigurator tanpa
ada error dan relai beroperasi normal
Pemeriksaan auxillary Periksa kondisi relay bantu Auxillary relay berfungsi normal sesuai     
relay control tegangan kerja sistem kontrol RTU
Pengujian interlock Kirim perintah remote control pada peralatan yang dalam Memastikan perintah control di block     
kontrol status lokal
Pemeriksaan Memastikan wiring dan pelabelan sesuai dengan desain a Wiring telah sesuai dengan dokumen     
perkabelan / wiring desain dan as built drawing
b Label telah lengkap untuk semua
terminal, kabel dan konektor
Pemeriksaan posisi Simulasikan perintah raise/lower posisi tap Posisi terakhir sesuai perintah raise/low     
akhir tap
    

46
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Peralatan Scada


Peruntukan
No Butir Uji Acuan / Referensi/ Metode Uji Kriteria
A B C D E
7.1.1.8 Panel RTU     
Pemeriksaan heater Memeriksa fungsi heater, mengukur suhu dan kelembaban Heater berfungsi normal, suhu dan     
dalam panel kelembaban di dalam panel tidak
menyebabkan pengembunan
Pemeriksaan kabel Memeriksa kabel gland tertutup sempurna Tidak ada lobang yang terbuka dan     
gland memungkinkan serangga atau pengerat
masuk ke dalam panel
Pemeriksaan Memeriksa fungsi penerangan panel dan fungsi stop Penerangan normal, stop kontak beroperasi     
Penerangan panel dan kontak pemeliharaan
stop kontak
pemeliharaan
    
7.1.2 Pengujian Individu Peralatan SOGI     
7.1.2.1 Bay Control Unit (BCU)     
Catu daya BCU a Cek kapasitas dan jenis MCB Harus mempergunakan MCB DC dengan    
kapasitas MCB memenuhi 2x arus konsumsi
b Cek arus beban dengan tang ampere DC, bandingkan
BCU,
dengan kapasitas MCB
Range tegangan memenuhi spesifikasi kerja
c Cek tegangan pada terminal catu daya, bandingkan peralatan sesuai manual BCU
dengan manual book dan sumber catudaya DC
Digital input a Cek indikator operasi dan alarm Modul digital input beroperasi dan indikator    
alarm tidak menyala,
b Simulasikan masukan pada digital input.
Data diterima di BCU dengan
mempergunakan software konfigurator
maupun HMI tanpa ada error
Digital output a Cek indikator operasi dan alarm    

47
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Peralatan Scada


Peruntukan
No Butir Uji Acuan / Referensi/ Metode Uji Kriteria
A B C D E
b Simulasikan perintah remote control dari BCU dengan Modul digital output beroperasi normal dan
mempergunakan software konfigurator maupun HMI tidak ada alarm menyala
Kontak digital output berfungsi tanpa ada
error
Analog input a Pengujian fungsi meter, a Fungsi meter sesuai konfigurasi    
b Pengujian ketelitian, b Kelas ketelitian sesuai dengan SPLN
S3.001:2012
c Pengujian kesesuaian rasio CT dan VT, kesesuaian c Nilai pengukuran sesuai injeksi arus,
sudut fasa dan kesesuaian konversi dilihat pada tegangan dan sudut fasa dengan
tampilan power meter dengan mempergunakan alat uji memperhitungkan rasio CT dan VT
3 fasa dilihat pada konfigurator dan tampilan
HMI
Auxilarry relay Periksa kondisi relay bantu Auxillary relay berfungsi normal sesuai    
tegangan kerja sistem wiring BCU baik fungsi
status maupun kontrol
Instalasi CT/PT Pemeriksaan pengkawatan CT, pelabelan dan Rangkaian arus telah tertutup sempurna    
ukuran kabel sesuai SPLN wiring dan label kabel sesuai dengan
dokumen desain dan as built drawing
ukuran kabel yang dipergunakan sesuai
dengan standar (minimal 4mm2 untuk CT dan
2,5mm2 untuk VT)
Intalasi input/output Memastikan wiring dan pelabelan sesuai dengan desain a Wiring telah sesuai dengan dokumen    
desain dan as built drawing
b Label telah lengkap untuk semua
terminal, kabel dan konektor

48
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Peralatan Scada


Peruntukan
No Butir Uji Acuan / Referensi/ Metode Uji Kriteria
A B C D E
Komunikasi IEC 61850 Simulasi sinkronisasi waktu dengan NTP server (bisa Sinkronisasi waktu pada tampilan HMI lokal    
dengan mengubah jam pada BCU) dan software konfigurator sesuai
Data perubahan dan atau remote control
Melakukan simulasi perubahan status dan simulasi remote terkirim
control
Database konfigurasi a Periksa versi firmware BCU dan software konfigurator Versi dan lisensi software gateway dan    
software konfigurator harus kompatible atau
b Periksa lisensi firmware BCU dan software konfigurator
sesuai manual book
memenuhi kebutuhan saat implementasi
Database telah dapat membaca seluruh
c Periksa database awal untuk inisialisasi BCU perangkat keras SOGI terpasang dan
kapasitas maksimal
Interlock Memastikan perintah control di block saat posisi local dan Interlock dipenuhi sesuai desain    
diteruskan saat remote
HMI Display Cek konfigurasi bay yang disupervisi meliputi status, HMI menampilkan bay yang disupervisi    
pengukuran, remote control, event dan alarm meliputi status, pengukuran, remote control,
event dan alarm
Local remote Menguji fungsi remote control saat fungsi local dan remote Remote control lewat HMI hanya diizinkan    
saat BCU posisi lokal
Perekaman event a Menguji fungsi perekaman event untuk status dan a Event terekam dengan benar sesuai    
alarm masukan BCU status dan alarm masukan pada BCU
b Event dibuat saat komunikasi dilepas dan dikirimkan b Event terekam
sesegera mungkin setelah komunikasi ke station unit
normal
Timetag event Memeriksa timetag pada event BCU Timetag pada BCU terbaca sama dengan    
pada HMI SOGI dan control center
Sychrocheck Menguji fungsi syncrochek saat perintah manual lewat Syncrocheck dijalankan saat perintah control    
BCU close PMT

49
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Peralatan Scada


Peruntukan
No Butir Uji Acuan / Referensi/ Metode Uji Kriteria
A B C D E
    
7.1.2.2 Bay Control Mimic     
(BCM)
Catu daya BCM a Cek kapasitas dan jenis MCB Harus mempergunakan MCB DC dengan     
kapasitas MCB memenuhi 2x arus konsumsi
b Cek arus beban dengan tang ampere DC, bandingkan BCM,
dengan kapasitas MCB
Range tegangan memenuhi spesifikasi kerja
c Cek tegangan pada terminal catu daya, bandingkan peralatan sesuai manual BCM
dengan sumber catudaya DC
Discrepancy switch a Cek relay dan kontak bantu Relai dan kontak bantu normal     
b Posisikan open/close secara bergantian Mekanik discrepancy switch normal
Discrepancy lamp a Cek rating tegangan lampu Rating tegangan lampu sesuai catudaya     
b Posisikan open dan close secara bergantian, cek Kondisi lampu normal, lampu menyala sesuai
kondisi lampu posisi switch
Selector switch a Cek relay dan kontak bantu a Relai dan kontak bantu normal     
b Posisikan selector switch pada berbagai pilihan yang b Mekanik selector switch normal
tersedia secara bergantian
Interlock Memastikan perintah control di block saat posisi local dan Interlock dipenuhi sesuai standar     
diteruskan saat remote, fungsi interlock antara CB dan DS,
fungsi interlock on load transfer
Indikasi Cek wiring dan lakukan simulasi di discrepancy switch dan Indikasi posisi dan fungsi di BCM sama     
selector switch dengan HMI
Local remote Menguji fungsi remote control saat fungsi local dan remote remote control hanya diizinkan saat BCM     
posisi lokal

50
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Peralatan Scada


Peruntukan
No Butir Uji Acuan / Referensi/ Metode Uji Kriteria
A B C D E
Sychrocheck Menguji fungsi synchrocheck saat perintah manual lewat Synchrocheck dijalankan saat perintah     
BCM control close PMT
    
7.1.2.3 Switch     
Catu daya a Cek kapasitas dan jenis MCB Harus mempergunakan MCB DC dengan    
kapasitas MCB memenuhi 2x arus konsumsi
b Cek arus beban dengan tang ampere DC, bandingkan switch
dengan kapasitas MCB
Range tegangan memenuhi spesifikasi kerja
c Cek tegangan pada terminal catu daya, bandingkan peralatan sesuai manual switch
dengan manual book dan sumber catudaya DC
Port Komunikasi Periksa port komunikasi pada switch yang terpakai, Komunikasi ke BCU normal, data dapat    
apakah normal operasi, mati atau alarm terkirim ke server atau gateway
Konfigurasi switch Periksa konfigurasi switch sesuai desain Konfigurasi network sesuai topologi    
Redudancy network Putuskan salah satu penghubung ring, tidak boleh ada Komunikasi tetap normal    
gangguan komunikasi pada SOGI
    
7.1.2.4 GPS     
Catudaya a Cek kapasitas dan jenis MCB Harus mempergunakan MCB DC dengan    
kapasitas MCB memenuhi 2x arus konsumsi
b Cek arus beban dengan tang ampere DC, bandingkan
GPS
dengan kapasitas MCB
Range tegangan memenuhi spesifikasi kerja
c Cek tegangan pada terminal catu daya, bandingkan peralatan sesuai manual GPS
dengan manual book dan sumber catudaya DC
Intalasi antena Memastikan wiring dan pelabelan sesuai dengan desain, Wiring dan pelabelan sesuai dengan desain,    
pemeriksaan posisi antena agar mendapatkan sinyal Posisi antena dalam kondisi line of sight
maksimal (LOS)

51
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Peralatan Scada


Peruntukan
No Butir Uji Acuan / Referensi/ Metode Uji Kriteria
A B C D E
Fungsi sinkronisasi Periksa wiring GPS GPS tersinkron ke satelit, data sinkronisasi    
waktu Periksa data NTP yang dikirim oleh GPS menggunakan waktu dapat diakses oleh client lewat NTP
aplikasi dan diamati menggunakan protokol analyzer
Periksa jam client sesuai dengan tampilan GPS atau pada tampilan client NTP

    
7.1.2.5 Server dan HMI     
Catu daya a Cek kapasitas dan jenis MCB Harus mempergunakan MCB dengan    
kapasitas MCB memenuhi 2x arus konsumsi
b Cek arus beban dengan tang ampere, bandingkan
server dan HMI, range tegangan memenuhi
dengan kapasitas MCB
spesifikasi kerja peralatan sesuai manual
c Cek tegangan pada terminal catu daya, bandingkan
dengan manual book dan sumber catudaya
Fungsi tampilan HMI Cek konfigurasi bay yg disupervisi meliputi status, HMI menampilkan bay yang disupervisi    
pengukuran, remote control, event dan alarm meliputi status, pengukuran, remote control,
event dan alarm
Database Konfigurasi a Periksa versi software server, HMI dan software Versi dan lisensi software gateway dan    
konfigurator software konfigurator harus kompatible atau
sesuai manual book
b Periksa lisensi software server, HMI dan software
konfigurator memenuhi kebutuhan saat implementasi Database telah dapat membaca seluruh
perangkat keras SOGI terpasang dan
c Periksa database awal untuk inisialisasi server kapasitas maksimal
Fungsi perekaman a Menguji fungsi perekaman event untuk status dan Kesesuaian perekaman event    
event alarm masukan dari BCU atau IED lain yang terhubung
ke SOGI
b Event diambil sesegera mungkin setelah komunikasi
ke BCU atau IED terhubung setelah terjadi gangguan
Fungsi annunciator Cek fungsi pendefinisian alarm sistem SOGI Menampilkan alarm untuk event proteksi    

52
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Peralatan Scada


Peruntukan
No Butir Uji Acuan / Referensi/ Metode Uji Kriteria
A B C D E
Fungsi remote control Uji fungsi remote control semua peralatan yang memiliki Fungsi remote control untuk semua bay yang    
fungsi remote control disupervisi dapat berfungsi
Komunikasi IEC 61850 Uji komunikasi 61850 dan uji sinkronisasi ke GPS memastikan data 61850 terkirim dan    
sinkronisasi waktu berdasar 61850
Fungsi annunciator Uji alarm yang membunyikan horn Alarm (hoirn) untuk kejadian yang telah    
alarm dan horn didefinisikan berbunyi, misalnya PMT trip
    
7.1.2.6 Gateway     
Catu daya a Cek kapasitas dan jenis MCB Harus mempergunakan MCB DC dengan    
kapasitas MCB memenuhi 2x arus konsumsi
b Cek arus beban dengan tang ampere, bandingkan
gateway dan jenis MCB sesuai spesifikasi
dengan kapasitas MCB
Range tegangan memenuhi spesifikasi kerja
c Cek tegangan pada terminal catu daya, bandingkan peralatan sesuai manual
dengan manual book dan sumber catudaya
Komunikasi IEC 61850 Uji komunikasi 61850 Data 61850 terkirim    
Komunikasi dengan Uji komunikasi ke control center mempergunakan protokol Gateway dapat berkomunikasi dengan control    
control center sesuai kebutuhan center sesuai kebutuhan
Konfigurasi database a Periksa versi software gateway dan software Versi dan lisensi software gateway dan    
konfigurator software konfigurator harus kompatible atau
sesuai manual book
b Periksa lisensi software gateway dan software
konfigurator memenuhi kebutuhan saat implementasi Database telah dapat membaca seluruh
perangkat keras SOGI terpasang dan
c Periksa database awal untuk inisialisasi server kapasitas maksimal
Sinkronisasi waktu Periksa jam di gateway dan jika perlu lakukan perubahan Gateway tersinkronisasi ke GPS atau ke    
jam di gateway control center

53
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Peralatan Scada


Peruntukan
No Butir Uji Acuan / Referensi/ Metode Uji Kriteria
A B C D E
Fungsi pengelolaan a Buat perubahan status dan alarm pada masukan BCU, Log dan history event diterima pada BCU    
event lihat pada event log aplikasi konfigurasi BCU bahwa yang dapat dilihat pada tampilan atau
event telah diterima dan dikonfigurasi mempergunakan aplikasi konfigurator BCU
b Saat komunikasi ke control center normal, semua Event dikirimkan sesegera mungkin setelah
event terkirim ke control center sesegera mungkin (<1 komunikasi ke control center terhubung
detik sesuai SPLN S3.001-3:2012) kembali tanpa ada event yang hilang

c Saat komunikasi ke control center terganggu, event


disimpan di buffer dengan mekanisme FIFO, event
dapat dibaca di software konfigurator dan dikirim
sebagai SOE (Sequence of Event) setelah komunikasi
ke control center normal
Pengujian komunikasi Gateway dikonfigurasi untuk dapat berkomunikasi dan Gateway mampu komunikasi ke dual master    
dual master mengirimkan data ke 2 control center secara paralel station secara bersamaan dengan
dengan protokol yang sama. Untuk komunikasi ethernet, menggunakan dua protocol tester pada satu
pengiriman data mempergunakan port ethernet yang sama port komunikasi (ethernet)
Pengujian protokol Komunikasikan gateway dengan IED meter atau IED Gateway dapat berkomunikasi dengan IED    
komunikasi ke IED proteksi mempergunakan protokol 61850, meter dan proteksi dengan melihat pada
meter dan proteksi software konfigurator atau telah terkirim ke
control center
    
    
7.1.2.7 Inverter
Modul inverter a Cek kapasitas dan jenis MCB Jenis dan kapasitas MCB sesuai spesifikasi    
b Cek arus beban dengan tang ampere, bandingkan Tegangan memenuhi spesifikasi kerja
dengan kapasitas MCB peralatan sesuai manual

c Cek tegangan pada terminal catu daya, bandingkan


dengan manual book dan sumber catudaya

54
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Peralatan Scada


Peruntukan
No Butir Uji Acuan / Referensi/ Metode Uji Kriteria
A B C D E
Konfigurasi inverter Uji fungsi pembebanan normal dan bypass Inverter berfungsi normal dan fungsi bypass    
jika ada berfungsi normal
Pengujian kapasitas Uji kapasitas 100% dan bebani hingga trip Inverter dibebani sesuai dengan kapasitas    
dan dinaikkan sampai alarm dan trip
Pengujian keluaran Gunakan oscilloscope dan PQ meter untuk melihat bentuk Bentuk gelombang keluaran inverter berupa    
inverter keluaran serta nilai harmonisa keluaran inverter sinus murni dengan harmonisa < 4%
    
    
7.1.2.8 Pentanahan
Instalasi pentanahan Periksa gambar desain dan spesifikasi Instalasi grounding terpasang dan    
gedung tersambung sempurna ke grounding bar
peralatan
Impedansi pentanahan Ukur pentanahan rod, mesh dan gedung Impedansi pentahanan panel kurang dari 0,5    
Ohm atau sesuai spesifikasi
Lightning arrester Periksa kelengkapan arrester untuk peralatan yang peka Kelengkapan arrester pada peralatan yang    
terhadap impulse tegangan peka terhadap impulse tegangan (server,
HMI, switch, inverter, GPS, dll) sesuai
spesifikasi
    
    
7.1.2.9 Panel
Pemeriksaan Heater Memeriksa fungsi heater, mengukur suhu dan kelembaban Heater berfungsi normal, suhu dan    
dalam panel kelembaban di dalam panel tidak
menyebabkan pengembunan
Pemeriksaan Fan / Memeriksa fungsi fan / exhaus fan Fan / exhaus fan berfungsi normal    
exhaus fan

55
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Peralatan Scada


Peruntukan
No Butir Uji Acuan / Referensi/ Metode Uji Kriteria
A B C D E
Pemeriksaan Kabel Memeriksa pemasangan kabel gland Tidak ada lubang yang terbuka dan    
gland memungkinkan serangga atau pengerat
masuk ke dalam panel
Pemeriksaan lampu Memeriksa fungsi penerangan panel dan fungsi stop Penerangan normal, stop kontak beroperasi    
dan stop kontak kontak pemeliharaan
pemeliharaan

56
SPLN T6.002-2-2: 2020

Tabel 5. Mata uji subsistem peralatan SCADA

Pengujian Peralatan SCADA


Peruntukan
No Butir Uji Acuan / Referensi/ Metode Uji Kriteria
A B C D E

7 Pengujian SCADA Remote Station


7.2 Pengujian Subsistem - SCADA Remote Station
7.2.1 Pengujian Fungsi Subsistem RTU
7.2.1.1 Uji availability Sesuai SPLN S4.001: 2008 untuk dilakukan minimal 400 Sesuai SPLN S4.001: 2008 sebesar 99,75%     
jam
7.2.1.2 Uji pengembangan Diuji dengan menambahkan modul atau IED, dapat Minimal 2x kapasitas tidak ada penurunan     
dikembangkan minimal 2x kapasitas yang ada kinerja peralatan
7.2.1.3 Point to point sinyal Konfigurasi database mengacu pada konfigurasi GI sesuai a Untuk semua telesinyal tunggal dan     
SPLN S5.001:2008 Teleinformasi data untuk operasi telesinyal ganda, dikirimkan maksimal 3
jaringan tenaga listrik atau SPLN S5.002:2008 detik setelah kejadian
Teleinformasi data untuk pemeliharaan jaringan tenaga
listrik; untuk semua sinyal, meter, status, remote control CB b Remote control CB dan LFC/AGC
maupun sinyal LFC/AGC. Performa sesuai dengan (SPLN diimplementasikan paling lambat CB 6
detik dan LFC/AGC 4 detik hingga
S3.001: 2008, Peralatan SCADA Sistem Tenaga Listrik dan
perubahan status diperoleh
SPLN S4.001: 2008, Pengujian sistem SCADA)
c Pengukuran minimal dikirim setiap 10
detik atau bila ada perubahan sesuai
deadband
d Tap changer dikirimkan maksimal 20
detik setelah perubahan
e Timetag di RTU dan control center harus
sama persis

57
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Peralatan SCADA


Peruntukan
No Butir Uji Acuan / Referensi/ Metode Uji Kriteria
A B C D E
7.2.1.4 Konfigurasi ekstention Dilakukan satu perubahan konfigurasi pada salah satu card Ekstension rack merupakan satu kesatuan     
rack I/O di setiap extention rack dan dilakukan loading ulang dengan main rack, konfigurasi dan loading
database konfigurasi database hanya sekali untuk semua rack
dengan database yang sama
    
7.2.2 Pengujian Subsistem SOGI     
7.2.2.1 Uji point to point Konfigurasi database mengacu pada konfigurasi GI sesuai a Untuk semua telesinyal tunggal dan     
SPLN S5.001:2008 Teleinformasi data untuk operasi telesinyal ganda, dikirimkan maksimal 3
jaringan tenaga listrik atau SPLN S5.002:2008 detik setelah kejadian
Teleinformasi data untuk pemeliharaan jaringan tenaga
ke Server lokal/HMI listrik; untuk semua sinyal, meter, status, remote control CB b Remote control CB dan LFC/AGC
maupun sinyal LFC/AGC. Performa sesuai dengan (SPLN diimplementasikan paling lambat CB 6
detik dan LFC/AGC 4 detik hingga
S3.001: 2008, Peralatan SCADA Sistem Tenaga Listrik dan
perubahan status diperoleh
SPLN S4.001: 2008, Pengujian sistem SCADA)
ke gateway dan control c Pengukuran minimal dikirim setiap 10
center detik atau bila ada perubahan sesuai
deadband
d Tap changer dikirimkan maksimal 20
detik setelah perubahan
e Timetag di RTU dan control center harus
sama persis
7.2.2.2 Uji fail-over link Menguji gangguan kabel komunikasi (broken loop), Saat gangguan salah satu jalur komunikasi     
komunikasi menguji ganguan switch menguji ganguan link komunikasi baik ke control center maupun ke IED, tidak
ke control center boleh ada data yang hilang
7.2.2.3 Uji watchdog peralatan Menguji gangguan peralatan BCU, relai dan peralatan IED Gangguan peralatan BCU, relai dan     
yang menggunakan yang menggunakan protokol 61850 termonitor sebagai peralatan IED yang menggunakan protokol
protokol 61850 alarm 61850 termonitor sebagai alarm di HMI dan
control center

58
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Peralatan SCADA


Peruntukan
No Butir Uji Acuan / Referensi/ Metode Uji Kriteria
A B C D E
7.2.2.4 Uji redundancy server Menguji gangguan salah satu server Gangguan salah satu server tanpa     
kehilangan data di HMI dan event log
7.2.2.5 Uji redundancy HMI Menguji gangguan salah satu HMI Gangguan salah satu HMI tanpa     
mengganggu fungsi HMI lainnya
7.2.2.6 Change over catu daya Menguji change over antara input DC dan AC dengan cara Change over antara input DC dan AC tanpa     
inverter mematikan salah satu sumber bergantian ada gangguan server
7.2.2.7 Uji paralel inverter Menguji fungsi inverter dengan mematikan salah satu Inverter 1 dan 2 pada SOGI berfungsi     
inverter secara bergantian normal
7.2.2.8 Interlock terhadap bay Menguji fungsi interlock DS terhadap bay kopel dengan DS interlock saat transfer busbar (on load     
kopel melakukan remote control DS saat transfer busbar (on load transfer test)
transfer test)
7.2.2.9 Interlock antara HMI Menguji fungsi remote control dari control center saat posisi Perintah control block jika switch supervisory     
dan control center switch supervisory di HMI tidak sesuai dengan perintah remote control
Menguji fungsi remote control dari HMI saat posisi switch
supervisory di HMI
Menguji fungsi remote control dari control center saat posisi
switch supervisory di control center

59
SPLN T6.002-2-2: 2020

8 Pengujian Peralatan Telekomunikasi

Pengujian peralatan telekomunikasi harus dilakukan terlebih dahulu melalui pengujian


peralatan individu yang mencakup pengujian power line carrier (PLC), pengujian fiber optik,
pengujian teleproteksi, pengujian radio, dan pengujian PABX.

8.1 Pengujian individu

Pengujian individu peralatan telekomunikasi mengacu pada Tabel 6.

8.2 Pengujian fungsi subsistem

Pengujian subsistem telekomunikasi mengacu pada Tabel 7.

60
SPLN T6.002-2-2: 2020

Tabel 6. Mata uji individu peralatan telekomunikasi

Pengujian Peralatan Telekomunikasi

No Butir Uji Acuan / Referensi/ Metode Uji Kriteria

8 Pengujian Peralatan Telekomunikasi


8.1. Pengujian Individu
8.1.1 PLC
8.1.1.1 Terminal PLC
Modul power supply Cek wiring power supply, ukur tegangan di terminal, lalu hidupkan Berfungsi Normal, Sesuai Manual
terminal PLC. Cek indikasi di modul dan ukur output power supply
Modul CPU Cek indikasi modul CPU. Cek status CPU dengan menggunakan Berfungsi Normal, Sesuai Manual
software maintenance
Modul amplifier Nyalakan PLC, sambungkan ke attenuator. Ukur output gain (dB) Berfungsi Normal, Sesuai Manual
dengan level meter
Modul TX/RX Cek indikasi modul TX/RX. Cek fungsionalitasnya dengan Berfungsi Normal, Sesuai Manual
software maintenance bila perlu
Modul interface aplikasi Cek indikasi modul interface/extension sesuai fungsinya masing- Berfungsi Normal, Sesuai Manual
dan/atau extension masing. Cek fungsionalitasnya dengan software maintenance
lisensi PLC Fungsi data, voice dan Teleproteksi beroperasi normal Sesuai kontrak

8.1.1.2 LMU
Cek mode operasi link PLC Cek mode operasi link PLC dan jumlah LMU, menyesuaikan Jumlah LMU dan kelengkapannya sesuai
konfigurasi: phase-ground, inter-phase dan inter-circuit mode operasi PLC
Grounding Cek mekanisme grounding dan safety factor Berfungsi Normal, Sesuai Manual

61
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Peralatan Telekomunikasi

No Butir Uji Acuan / Referensi/ Metode Uji Kriteria

Uji filter LMU Lakukan injeksi sinyal dengan frekuensi kerja LMU di sisi masukan Kurva response frekuensi dan kuat sinyal
dari PLC dan di sisi masukan dari transmisi secara bergantian. masih masuk standar / manual peralatan
Sesuaikan impedansi injektor dengan impedansi LMU. Gunakan
decade resistor dan decade capasitor jika diperlukan. Cek kurva
respons frekuensi dan kuat sinyal di dua posisi pengujian

8.1.1.3 Line trap


Cek range frekuensi Lakukan injeksi sinyal untuk melihat kurva respon frekuensi sesuai Berfungsi Normal, Sesuai Manual
manual

8.1.1.4 Modem data


Modul power supply Cek wiring power supply. Cek indikasi di modul power supply. Ukur Berfungsi Normal, Sesuai Manual
tegangan di terminal.
Modul CPU Cek indikasi modul CPU. Cek status CPU dengan menggunakan Berfungsi Normal, Sesuai Manual
software maintenance
Modul interface data Cek indikasi modul interface/extension sesuai fungsinya masing- Berfungsi Normal, Sesuai Manual
masing. Cek fungsionalitasnya dengan software maintenance

8.1.2 Fiber Optic


8.1.2.1 Kabel fiber optic
Cek mode transmisi, single Cek spesifikasi peralatan dan interface yang digunakan Kabel FO sesuai mode transmisi
mode atau multi mode
Instalasi kabel fiber optik Cek instalasi fiber optik Kondisi instalasi rapi, diberi label dan
pelindung kabel FO yang kuat

62
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Peralatan Telekomunikasi

No Butir Uji Acuan / Referensi/ Metode Uji Kriteria

8.1.2.2 Multiplexer
Modul power supply Cek wiring power supply. Cek indikasi di modul power supply. Ukur Berfungsi Normal, Sesuai Manual
tegangan di terminal.
Modul CPU Cek indikasi modul CPU. Cek status CPU dengan menggunakan Berfungsi Normal, Sesuai Manual
software maintenance
Modul interface FO Cek indikasi modul interface FO. Cek fungsionalitasnya dengan Berfungsi Normal, Sesuai Manual
software maintenance
Modul tributary/interface Cek indikasi modul tributary/interface aplikasi/extension sesuai Berfungsi Normal, Sesuai Manual
aplikasi dan extension fungsinya masing-masing. Cek fungsionalitasnya dengan software
maintenance
Modul amplifier/booster Cek fungsionalitas dengan injeksi sinyal dan ukur outputnya Berfungsi Normal, Sesuai Manual
(jika ada) dengan level meter
Modul SFP Tipe SFP sesuai dengan tipe kabel FO dan jarak antar mux Sesuai kebutuhan (jarak antar mux)
Jenis metode transport SDH STM1/STM4/STM16 atau PDH Sesuai kontrak

8.1.3 Radio
8.1.3.1 Radio data
Modul power supply Cek wiring power supply. Cek indikasi di modul power supply. Ukur Berfungsi Normal, Sesuai Manual
tegangan di terminal.
Modul CPU Cek indikasi modul CPU. Cek status CPU dengan menggunakan Berfungsi Normal, Sesuai Manual
software maintenance
Modul TX/RX Cek indikasi modul TX/RX. Cek fungsionalitasnya dengan Berfungsi Normal, Sesuai Manual
software maintenance bila perlu

63
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Peralatan Telekomunikasi

No Butir Uji Acuan / Referensi/ Metode Uji Kriteria

Modul interface aplikasi Cek indikasi modul interface aplikasi/extension sesuai fungsinya Berfungsi Normal, Sesuai Manual
dan extension masing-masing. Cek fungsionalitasnya dengan software
maintenance
Modul amplifier Nyalakan radio (instalasi antena sudah selesai). Ukur output gain Berfungsi Normal, Sesuai Manual
(dB) dengan level meter
Instalasi antena, kabel, Cek instalasi antena (tipe, posisi dan arah antena), instalasi kabel, Terpasang dan berfungsi baik
arrester dan grounding arrester dan grounding
Mempunyai ijin frekuensi Cek sertifikat ISR dari DEPKOMINFO Disesuaikan dengan regulasi dari
dari DEPKOMINFO DEPKOMINFO

8.1.3.2 Radio voice


Modul base station Cek frekuensi, indikasi power, fungsionalitas radio Berfungsi Normal, Sesuai Manual
Microphone Cek fungsionalitas microphone Berfungsi Normal, Sesuai Manual
Instalasi antena, kabel, Cek instalasi antena (tipe, posisi dan arah antena), instalasi kabel, Terpasang dan berfungsi baik
power supply, arrester dan arrester dan grounding
grounding
Mempunyai ijin frekuensi Cek sertifikat ISR dari DEPKOMINFO Disesuaikan dengan regulasi dari
dari DEPKOMINFO DEPKOMINFO

8.1.4 Teleproteksi
Modul power supply Cek wiring power supply. Cek indikasi di modul power supply. Ukur Berfungsi Normal, Sesuai Manual
tegangan di terminal.
Modul CPU Cek indikasi modul CPU. Cek status CPU dengan menggunakan Berfungsi Normal, Sesuai Manual
software maintenance

64
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Peralatan Telekomunikasi

No Butir Uji Acuan / Referensi/ Metode Uji Kriteria

Modul interface komunikasi Cek jenis interface, apakah model analog (4W) atau digital (E1, Berfungsi Normal, Sesuai Manual
FO). Lakukan simulasi TX/RX. Cek indikasi modul komunikasi.
Modul kontak trip Lakukan/simulasikan injeksi gangguan. Cek indikasi Berfungsi Normal, Sesuai Manual
modul digital input Lakukan/simulasikan tegangan input. Cek indikasi Berfungsi Normal, Sesuai Manual
Wiring koneksi antara teleproteksi ke relai proteksi mempergunakan sesuai desain dan spesifikasi
common ground dan kabel dilengkapi dengan shielding
eventlog dilengkapi eventlog untuk semua kejadian masukan dan keluaran manual book dan spesifikasi
semua event tersimpan di memory dan terhapus dengan
mekanisme fifo. tidak di izinkan menghapus salah satu baris dari
event tersebut

8.1.4 PABX
Modul power supply Cek wiring power supply. Cek indikasi di modul power supply. Ukur Berfungsi Normal, Sesuai Manual
tegangan di terminal.
Modul CPU Cek indikasi modul CPU. Cek status CPU dengan menggunakan Berfungsi Normal, Sesuai Manual
software maintenance (bila ada)
Modul extension Simulasikan panggilan telpon melalui modul extension. Cek Berfungsi Normal, Sesuai Manual
indikasi di modul extension
Modul trunk Simulasikan panggilan telpon melalui modul trunk. Cek indikasi di Berfungsi Normal, Sesuai Manual
modul trunk
Modul interface Cek jenis interface, apakah model analog (4W-EM), digital (E1, Berfungsi Normal, Sesuai Manual
telekomunikasi Ethernet), atau VOIP. Lakukan simulasi TX/RX. Cek indikasi
modul komunikasi.
Lisensi PABX Fungsi data dan voice beroperasi normal Sesuai kontrak

65
SPLN T6.002-2-2: 2020

Tabel 7. Mata uji subsistem peralatan telekomunikasi

Pengujian Peralatan Telekomunikasi

No Butir Uji Acuan / Referensi/ Metode Uji Kriteria

8 Pengujian Peralatan Telekomunikasi

8.2 Pengujian Fungsi Subsistem - Telekomunikasi


8.2.1 Uji Fungsi PLC
8.2.1.1 Terminal PLC
Uji frekuensi dan redaman Posisikan satu link PLC berhadapan secara lokal, lengkapi dengan Frekuensi sesuai setting dan level
antar PLC attenuator untuk keperluan pengujian. Cek frekuensi RX/TX dan kuat redaman masih masuk range sensitivitas
sinyal yang diterima dan dikirim oleh masing-masing PLC peralatan
Uji signal data (BER test) Pasang null modem di sisi PLC lawan. Lakukan injeksi data di PLC di sisi hasil uji/error rate di bawah 10 ^-6
user, sesuai waktu yang disepakati. Cek hasil uji/jumlah error
Uji signal voice dan/atau Lakukan/simulasikan injeksi di kanal voice dan/atau teleproteksi. Cek Level signal audio dan teleproteksi masuk
teleproteksi hasilnya di level meter dalam range sensitivitas peralatan
Cek pembagian kanal PLC Cek pembagian kanal di software maintenance atau modul dip switch Sesuai setting
PLC
Cek konfigurasi IP (bila ada) Cek konfigurasi di software maintenance Sesuai setting
Running check software PLC Cek versi firmware dan fungsionalitas Software normal dan firmware sesuai

8.2.1.2 LMU
Uji line loss measurement Sambungkan LMU di sisi user ke signal generator. Sambungkan LMU di Nilai penerimaan yang mendekati
sisi lawan ke level meter. Lakukan injeksi 0 dB dengan increment sending 0 dB akan dijadikan frekuensi
frekuensi 5 kHz interval 10 detik sesuai range frekuensi. Lakukan terminal PLC
sebaliknya. Catat hasil pengujian

66
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Peralatan Telekomunikasi

No Butir Uji Acuan / Referensi/ Metode Uji Kriteria

Uji adaptasi line Hubungkan LMU ke Decade Capasitor dan Decade Resistor yang Line matching impedance mendekati 0
diparalel. Siapkan level meter. Lakukan injeksi frekuensi PLC hasil line dB
loss measurement ke LMU. Atur jumper atau dip switch di LMU sampai
nilai nya mendekati 0 dB
8.2.1.3 Modem data
Uji signal data (BER test) Pasang null modem di sisi modem lawan. Lakukan injeksi data di modem hasil uji di bawah 10 ^-6
di sisi user, sesuai waktu yang disepakati. Cek hasil uji/jumlah error
Cek modulasi, data speed, Atur setting modulasi, data speed, bandwidth dan carrier frequency bila Sesuai setting
bandwidth dan carrier ada. Cek status koneksi dengan modem lawan
frequency (bila ada)

8.2.2 Uji Fungsi Fiber Optik


8.2.2.1 Kabel fiber optik
Signal loss test Lakukan injeksi LED/laser sesuai panjang gelombang dengan alat Hasil OTDR normal, tidak ada core yang
OTDR. Cek pembacaan OTDR putus. Redaman di sambungan core fiber
optic masih dalam batas normal
Signal attenuation test Lakukan injeksi signal LED/laser sesuai panjang gelombang sebesar 0 Redaman masih dalam batas sensitivitas
dB. Cek pembacaan level sinyal terima di sisi lawan dengan level meter peralatan

8.2.2.2 Multiplexer
Cek konfigurasi IP Cek konfigurasi di software maintenance Sesuai setting
Running check software Cek versi firmware dan fungsionalitas Software normal dan firmware sesuai
multiplexer
Fungsi NMS (jika ada) Memantau dan menkonfigurasi sistem mux secara remote Sesuai kontrak

67
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Peralatan Telekomunikasi

No Butir Uji Acuan / Referensi/ Metode Uji Kriteria

Cek digital cross connect Pastikan setiap channel dialokasikan sesuai fungsi dan terkoneksi end- Sesuai setting
to-end
Uji fungsi data (ke peralatan Lakukan koneksi dari mux ke peralatan lain, sesuai jenis interface nya. Data normal, kualitas data baik
telekomunikasi lain, SCADA Lakukan pengukuran level sinyal (analog) atau BER-test (digital). Cek
atau proteksi) indikasi di mux dan peralatan lain
Uji fungsi voice (direct atau Lakukan koneksi dengan telepon (direct) atau PABX. Cek status modul Kualitas suara baik, tidak sering putus
lewat PABX) FXO/FXS/4W-EM. Cek indikasi di mux dan PABX atau telpon
Mempunyai Ijin dari Cek sertifikat dari DEPKOMINFO Disesuaikan dengan regulasi dari
DEPKOMINFO DEPKOMINFO

8.2.3 Uji Fungsi Radio


8.2.3.1 Radio data
Cek range frekuensi, Cek frekuensi RX/TX, modulasi, bandwidth dan kuat sinyal yang diterima Sesuai setting dan regulasi
modulasi, power transmit dan dikirim oleh masing-masing radio. Gunakan software maintenance
dan bandwidth bila diperlukan
Running check software Cek versi firmware dan fungsionalitas Software normal dan firmware sesuai
radio
Cek pembagian kanal dan Pastikan setiap channel dialokasikan sesuai fungsi dan terkoneksi end- Sesuai setting
digital cross connect (jika to-end
ada)
Uji fungsi data (ke peralatan Lakukan koneksi dari radio data ke peralatan lain, sesuai jenis interface Data normal, kualitas data baik
telekomunikasi lain, SCADA nya. Lakukan pengukuran level sinyal (analog) atau BER-test (digital).
atau proteksi) Cek indikasi di mux dan peralatan lain
Uji SWR (Standing Wave Lakukan injeksi sinyal ke antena. Cek hasil pengukuran di SWR-meter Nilai SWR mendekati 1
ratio)

68
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Peralatan Telekomunikasi

No Butir Uji Acuan / Referensi/ Metode Uji Kriteria

8.2.3.2 Radio voice


Cek range frekuensi, Cek frekuensi RX/TX, modulasi, bandwidth dan kuat sinyal yang diterima Sesuai setting dan Regulasi
modulasi, power transmit, dan dikirim oleh masing-masing radio. Gunakan software maintenance
level dan kualitas receive bila diperlukan
Uji fungsi voice Lakukan komunikasi dengan stasiun radio lain Kualitas suara baik
Uji SWR (Standing Wave Lakukan injeksi sinyal ke antena. Cek hasil pengukuran di SWR-meter Nilai SWR mendekati 1
ratio)

8.2.4 Uji Fungsi Teleproteksi


Uji koneksi antar teleproteksi Lakukan injeksi sinyal di sisi user. Pasang loop di input output peralatan Koneksi normal, waktu tempuh signal di
(watchdog dan waktu sisi lawan. Cek waktu hasil pengujian bawah 10 ms
tempuh signal)
Uji fungsi kontak trip antar Lakukan/simulasikan injeksi gangguan bergantian antara 2 sisi. Cek Berfungsi normal
teleproteksi indikasi

8.2.5 Uji Fungsi PABX


Uji fungsi koneksi antar Lakukan panggilan telepon melalui jalur trunk yang berbeda. Simulasikan Koneksi antar PABX berfungsi normal
PABX (trunk) dengan melewati masing-masing trunk. Lakukan proses enable atau
disable trunk untuk memudahkan pengujian trunk secara bergantian
Uji fungsi extension (lokal Lakukan panggilan telepon melalui peralatan telekomunikasi yang lain Fungsi extension normal
atau lewat multiplexer atau (mux/PLC/ethernet/E1)
PLC atau ethernet atau E1)
Cek konfigurasi IP (bila ada) Cek konfigurasi di software maintenance sesuai setting
Cek konfigurasi VOIP (bila Cek konfigurasi di software maintenance sesuai setting
ada)

69
SPLN T6.002-2-2: 2020

9 Pengujian Pengukuran

Pengukuran yang terdapat pada GI meliputi meter transaksi, meter indikasi, disturbance
fault recorder (DFR), dan relai pengaman. Khusus pada pengujian meter transaksi harus
telah memenuhi semua SPLN yang ada, telah dipasang segel pengaman dan telah
disetting sesuai kebutuhan PLN.

Pembacaan meter dari control center harus diperiksa dan berita acaranya dibuat serta
disetujui oleh para pihak

9.1 Pengujian Individu

Meter Transaksi

Tujuan dari pengujian fungsi meter transaksi adalah memastikan fungsi setiap peralatan
meter transaksi yang dipasang di gardu induk dapat memenuhi kebutuhan transaksi antara
dua pihak dan mempunyai kinerja sesuai dengan spesifikasi yang telah dituliskan dalam
SPLN terkait.

Pengujian individu meter transaksi secara detil pada Tabel 8 yang mencakup:

a. Pemeriksaaan catu daya bantu untuk meter dan modem.


Pengukuran polaritas dan tegangan catu daya bantu ac/dc pada terminal peralatan.
b. Pemeriksaan spesifikasi dan kelas ketelitian CT/PT dan meter.
Mencakup pemeriksaan sertifikat kalibrasi, skematik diagram, pemeriksaan sifat
tampak termasuk papan nama, konstruksi terminal, pengawatan dan burden.
c. Pemeriksaan panel meter.
Mencakup pemeriksaan urutan fasa pengawatan arus, urutan fasa pengawatan
tegangan, segel dan test terminal kWh meter untuk fungsi kalibrasi onload.
d. Pengujian meter.
Mencakup pengujian kapasitas rekaman Load Profile, pencacahan tarif, end of billing,
tampilan layar, security, metode komunikasi serta pemeriksaan kekencangan di
terminal arus dan tegangan, fasilitas segel serta konektivitas pisau-pisau pada kWh
meter withdrawable module.
e. Kalibrasi meter (dan atau tera/tera ulang jika diperlukan).
Meter ini hanya dapat dikalibrasi oleh lembaga kalibrasi yang telah terakreditasi.
Kalibrasi disaksikan oleh para pihak dan berita acara pemeriksaan ditandatangani oleh
para pihak.

70
SPLN T6.002-2-2: 2020

Meter Indikasi

Meter indikasi merupakan meter penunjuk parameter arus, tegangan, frekuensi, daya aktif
dan daya reaktif. Pada sistem otomasi gardu induk (SOGI) meter indikasi bisa didapat dari
IED BCU.

Disturbance Fault Recorder

Pemeriksaan masukan analog (arus dan tegangan) dan masukan digital (indikasi relai dan
indikasi peralatan primer) pada DFR untuk mengetahui kesesuaian pengukuran dan
indikasi sesuai dengan setelan yang terpasang.

Relai Pengaman

Fungsi pengukuran pada relai pengaman harus memenuhi pengujian pada pasal 6.1

71
SPLN T6.002-2-2: 2020

Tabel 8. Mata uji individu meter transaksi

No Butir Uji Acuan / Referensi/ Metode Uji Kriteria


9.1 Pengujian Individu
9.1.1 Pengujian individu meter transaksi
9.1.1.1 Catu daya
Catu daya a. Cek kapasitas dan jenis MCB Harus mempergunakan MCB DC dengan kapasitas MCB
memenuhi 2x arus konsumsi meter
b. Cek arus beban dengan tang ampere DC,
bandingkan dengan kapasitas MCB
c. Cek tegangan pada terminal catu daya, Range tegangan memenuhi spesifikasi kerja peralatan
bandingkan dengan manual book dan sesuai manual, polaritas sesuai
sumber catu daya DC
9.1.1.2 Pemeriksaan spesifikasi dan kelas ketelitian CT/PT dan meter
Tipe pengawatan Gambar desain dan spesifikasi 3 fase 4 kawat
Kelas ketelitian IEC 62053-22 atau ANSI C12.20 atau IEC 1268 a. kelas 0,2 untuk kWh atau sesuai spesifikasi
atau SPLN D5.001 atau sesuai spesifikasi
b. kelas 2 untuk kVARh atau sesuai spesifikasi
Panel kWh Gambar desain dan spesifikasi Dapat disegel, dilengkapi grounding, dilengkapi heater,
lampu penerangan dan stop kontak pemeliharaan
9.1.1.3 Pengujian meter
Gambar desain dan spesifikasi Menampilkan rekaman load profile per 30 menit atau
Kapasitas rekaman sesuai kebutuhan untuk minimal 120 hari sebelumnya
load profile
Konfigurasi tarif sesuai kebutuhan dan periksa Menampilkan data untuk minimal 3 tarif (LWBP, WBP1,
Tarif hasilnya dan WBP2)

End of biling Uji data end of billing dengan seolah-olah Menampilkan data end of billng (freeze register) tanggal 1
perekaman hampir hingga lewat periode billing jam 10:00 untuk semua tarif
(tanggal 1 jam 10:00 setiap bulan)

72
SPLN T6.002-2-2: 2020

No Butir Uji Acuan / Referensi/ Metode Uji Kriteria


Tampilan layar Periksa tampilan LCD KWH Minimal menampilkan 8 digit karakter angka
Security Uji pengamanan KWH Terdapat hardware lock dan multi level software user
(administrator dan user)
Metode komunikasi Uji setting dan download bersamaan Multi tasking, multi user
Segel Gambar desain dan spesifikasi Segel terpasang pada KWH dan semua terminasi di
terminal CT dan VT yang terhubung ke KWH baik di
switchyard maupun KWH
Kalibrasi Dokumen manual book dan sertifikat kalibrasi KWH terpasang telah lulus kalibrasi oleh pihak yang
berwenang yang dibuktikan dengan sertifikat kalibrasi
(PLN yang berwenang/Metrologi)

73
SPLN T6.002-2-2: 2020

9.2 Pengujian Subsistem

Pengujian subsistem pengukuran mencakup terminal sekunder CT, VT dan peralatan


pengukuran (meter indikasi, meter proteksi dan meter transaksi) dan termasuk peralatan
yang menampilkan nilai besaran primer/ sekunder seperti IED, relai proteksi, meter
transaksi dan disturbance fault recorder.

Pengujian subsistem pengukuran arus mencakup pemeriksaan polaritas, pengawatan dan


peralatan yang terhubung ke sekunder CT. Pengujian dilakukan dengan injeksi sekunder
arus satu fase:

1. Untuk memeriksa urutan fasa


2. Untuk memeriksa rangkaian pengukuran
3. Untuk memeriksa beban rangkaian (burden)
4. Pemeriksaan pembumian rangkaian arus (kecuali ditentukan lain, dibumikan hanya
pada satu titik)

Pengujian subsistem pengukuran tegangan mencakup pemeriksaan polaritas, pengawatan


dan peralatan yang terhubung ke sekunder VT. Pengujian dilakukan dengan injeksi
sekunder tegangan tiga fase:

1. Untuk memeriksa urutan fasa


2. Untuk memeriksa rangkaian pengukuran
3. Untuk memeriksa rangkaian voltage selection
4. Untuk memeriksa rangkaian sinkron
5. Untuk memeriksa beban rangkaian (burden)
6. Pemeriksaan pembumian rangkaian tegangan (kecuali ditentukan lain, dibumikan
hanya pada satu titik)

Pengujian yang dilakukan dengan injeksi primer pada CT dan VT dengan pembacaan
besaran sekunder dan tampilan besaran primer pada IED, relai proteksi, meter transaksi
dan disturbance fault recorder harus dilakukan.

10 Pengujian Sistem Kontrol dan Interlock

Pengujian sistem kontrol dan interlock dilakukan mengacu pada desain interlock yang telah
disetujui oleh desain engineering PLN. Pengujian sistem interlock dilakukan dengan
mengacu pada desain interlock GI yang akan diuji (Tabel 9 dan Tabel 10 merupakan contoh
pengujian interlock). Dalam hal desain interlock sudah diatur pada SPLN yang lain, maka
pengujian sistem kontrol dan interlock dapat disesuaikan dengan desain tersebut.

74
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian dilakukan secara bertahap dimulai dari kontrol peralatan di switchyard, kontrol
peralatan di MK, kontrol peralatan di BCM, kontrol peralatan di BCU dan kontrol peralatan
di HMI secara berurutan. Jika BCU dan HMI belum ada, maka pengujian hanya sampai
pada mimic panel kontrol (BCM).

75
SPLN T6.002-2-2: 2020

Tabel 9. Mata uji sistem interlock pada bay transformator konfigurasi double busbar

Pengujian Sistem Kontrol dan Interlock


Acuan / Referensi/
NO Butir Uji Kriteria IBT Non IBT
Metode Uji
10.1 Bay transformator pada konfigurasi double
busbar
10.1.1 Pengoperasian PMT sisi primer Close/Open Gambar Sesuai gambar dan Standard Operating
Procedure
Interlock oleh PMS bus sisi primer dan sekunder 
Interlock oleh PMS bus sisi primer 
Interlock oleh TCS  
Interlock oleh relai lock out  
Interlock by Pass Operasi PMT Disarankan tidak digunakan lagi
Interlock oleh CB Unhealty (Low Spring  
Charge/SF6 Low/ Antipumping)
Interlock dengan PMT Incoming dan Rack in/out 
Interlock oleh kondisi PMT Sekunder  
Interlock oleh PMS ground sisi sekunder  
Interlock dengan supervisi catu daya motor PMT  
10.1.2 Pengoperasian PMS bus close/open HV & LV Gambar Sesuai gambar dan Standard Operating
Procedure
Interlock antar PMS bus 1 (A) dan Bus 2 (B)  
Interlock oleh PMT  
Interlock dengan supervisi catu daya motor PMS  
Bus

76
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Sistem Kontrol dan Interlock


Acuan / Referensi/
NO Butir Uji Kriteria IBT Non IBT
Metode Uji
10.1.3 Pengoperasian PMS ground sisi sekunder Gambar Sesuai gambar dan Standard Operating
close/open Procedure
Interlock oleh PMT dan PMS Line sisi sekunder 
Interlock oleh PMT sisi sekunder 
Interlock oleh seluruh PMS Bus (jika dilengkapi) 
10.1.4 Pengoperasian PMS Line sisi sekunder Gambar Sesuai gambar dan Standard Operating
close/open Procedure
Interlock oleh PMT dan PMS Ground sisi 
sekunder
Interlock dengan supervisi catu daya motor PMS  
Line
10.1.5 Pengoperasian PMT sisi sekunder Close/Open Gambar Sesuai gambar dan Standard Operating
Procedure
Interlock oleh PMS bus sisi sekunder  
Interlock oleh TCS (Jika dilengkapi)  
Interlock oleh relai lock out (Jika dilengkapi)  
Interlock by Pass Operasi PMT Disarankan tidak digunakan lagi
Interlock oleh CB Unhealty (Low Spring  
Charge/SF6 Low/ Antipumping)
Interlock oleh kondisi PMT Primer  
Interlock oleh PMS Line dan PMS Ground 
Interlock oleh kondisi tidak sinkron 
Interlock oleh PMS ground sisi sekunder  

77
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Sistem Kontrol dan Interlock


Acuan / Referensi/
NO Butir Uji Kriteria IBT Non IBT
Metode Uji
Interlock dengan supervisi catu daya motor PMT  
sisi sekunder

Tabel 10. Mata uji sistem interlock pada konfigurasi double busbar

Pengujian Sistem Interlock Pada Konfigurasi Double Busbar


Acuan / Referensi/
No Butir Uji Kriteria
Metode Uji

10.2 Bay Penghantar


10.2.1 Pengoperasian PMT Close/Open Gambar Sesuai gambar dan Standard Operating
Procedure
Interlock oleh PMS bus
Interlock oleh PMS Line
Interlock oleh TCS
Interlock oleh relai lock out
Interlock oleh CB Unhealty (Low Spring Charge/SF6 Low/ Antipumping)
Interlock oleh kondisi tidak sinkron
Interlock dengan supervisi catu daya motor PMT
10.2.2 Pengoperasian PMS bus Gambar Sesuai gambar dan Standard Operating
Procedure
Interlock antar PMS bus 1 (A) dan Bus 2 (B)

78
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Sistem Interlock Pada Konfigurasi Double Busbar


Acuan / Referensi/
No Butir Uji Kriteria
Metode Uji
Interlock oleh PMT dan bay kopel
Interlock dengan supervisi catu daya motor PMS Bus
10.2.3 Pengoperasian PMS Line Gambar Sesuai gambar dan Standard Operating
Procedure
Interlock oleh PMT
Interlock oleh PMS Ground
Interlock dengan supervisi catu daya motor PMS Line
10.2.4 Pengoperasian PMS Ground Gambar Sesuai gambar dan Standard Operating
Procedure
Interlock oleh tegangan line (PT sekunder) (jika dilengkapi)
Interlock oleh PMS Line
10.3 Bay Kopel /Section
10.3.1 Pengoperasian PMT Close/Open Gambar Sesuai gambar dan Standard Operating
Procedure
Interlock oleh PMS bus
Interlock oleh TCS
Interlock oleh relai lock out
Interlock oleh CB Unhealty (Low Spring Charge/SF6 Low/ Antipumping)
Interlock oleh kondisi tidak sinkron Jika dilengkapi saklar by pass sinkron,
maka dilakukan pengujian pada kondisi
saklar on/off
Interlock PMT open saat on load transfer
Interlock dengan supervisi catu daya motor PMT

79
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Sistem Interlock Pada Konfigurasi Double Busbar


Acuan / Referensi/
No Butir Uji Kriteria
Metode Uji
10.3.2 Pengoperasian PMS bus Gambar Sesuai gambar dan Standard Operating
Procedure
Interlock antar PMS bus 1 (A) dan Bus 2 (B)
Interlock oleh PMT
Interlock dengan supervisi catu daya motor PMS Bus
10.3.3 Uji on load transfer di bay yang lain Gambar Sesuai gambar dan Standard Operating
Procedure

10.4 Bay Kapasitor/Reaktor busbar


10.4.1 Pengoperasian PMT Close Gambar Sesuai gambar dan Standard Operating
Procedure
Interlock oleh PMS bus
Interlock oleh PMS Line
Interlock oleh TCS
Interlock oleh relai lock out
Interlock oleh CB Unhealty (Low Spring Charge/SF6 Low/ Antipumping)
Interlock oleh auto switch sync
Interlock dengan supervisi catu daya motor PMT
10.4.2 Pengoperasian PMS bus Gambar Sesuai gambar dan Standard Operating
Procedure
Interlock antar PMS bus 1 (A) dan Bus 2 (B)
Interlock oleh PMT dan bay kopel
Interlock dengan supervisi catu daya motor PMS Bus

80
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Sistem Interlock Pada Konfigurasi Double Busbar


Acuan / Referensi/
No Butir Uji Kriteria
Metode Uji
10.4.3 Pengoperasian PMS Line Gambar Sesuai gambar dan Standard Operating
Procedure
Interlock oleh PMT
Interlock oleh PMS Ground
Interlock dengan supervisi catu daya motor PMS Line
10.4.4 Pengoperasian PMS Ground Gambar Sesuai gambar dan Standard Operating
Procedure
Interlock oleh tegangan line (PT sekunder) (jika dilengkapi)
interlock oleh PMS Line

81
SPLN T6.002-2-2: 2020

Tabel 11. Mata uji sistem interlock pada konfigurasi 1,5 PMT

Pengujian Sistem Interlock Pada Konfirugasi 1.5 PMT/Breaker


Acuan / Referensi/
No Butir Uji Kriteria
Metode Uji
10.5 Bay Penghantar
10.5.1 Pengoperasian PMT Rel Close/Open (Cut off Rel) Gambar Sesuai gambar dan Standard Operating
Procedure
Interlock oleh kedua PMS Pengapit PMT Rel
Interlock oleh TCS
Interlock oleh relai lock out
Interlock oleh CB Unhealty (Low Spring Charge/SF6 Low/
Antipumping)
Interlock oleh kondisi tidak sinkron
Interlock dengan supervisi catu daya motor PMT Rel
10.5.2 Pengoperasian PMT Tengah Close/Open (Cut off tengah) Gambar Sesuai gambar dan Standard Operating
Procedure
Interlock oleh kedua PMS Pengapit Tengah
Interlock oleh TCS
Interlock oleh relai lock out
Interlock oleh CB Unhealty (Low Spring Charge/SF6 Low/
Antipumping)
Interlock oleh kondisi tidak sinkron
Interlock dengan supervisi catu daya motor PMT Tengah
10.5.3 Pengoperasian PMS Cut off Rel Close/Open Gambar Sesuai gambar dan Standard Operating
Procedure

82
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Sistem Interlock Pada Konfirugasi 1.5 PMT/Breaker


Acuan / Referensi/
No Butir Uji Kriteria
Metode Uji
Interlock oleh PMT Rel
Interlock oleh PMS Tanah Rel
Interlock dengan supervisi catu daya motor PMS Cut off Rel
10.5.4 Pengoperasian PMS Pengapit PMT Rel Close/Open Gambar Sesuai gambar dan Standard Operating
Procedure
Interlock oleh PMT Rel
Interlock dengan supervisi catu daya motor PMS Pengapit PMT Rel
10.5.5 Pengoperasian PMS Line Gambar Sesuai gambar dan Standard Operating
Procedure
Interlock oleh PMS tanah line
Interlock oleh PMT tengah
Interlock oleh PMT rel
Interlock dengan supervisi catu daya motor PMS Line
10.5.6 Pengoperasian PMS Tanah Line Gambar Sesuai gambar dan Standard Operating
Procedure
Interlock oleh PMS Line
Interlock oleh tegangan line (PT sekunder) (jika dilengkapi)

10.6 Bay Transformator


10.6.1 Peralatan Sisi belitan Primer
10.6.1.1 Pengoperasian PMT Rel Close/Open Gambar Sesuai gambar dan Standard Operating
Procedure
Interlock oleh kedua PMS Pengapit PMT Rel

83
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Sistem Interlock Pada Konfirugasi 1.5 PMT/Breaker


Acuan / Referensi/
No Butir Uji Kriteria
Metode Uji
Interlock oleh TCS
Interlock oleh relai lock out
Interlock oleh CB Unhealty (Low Spring Charge/SF6 Low/
Antipumping)
Interlock oleh kondisi tidak sinkron
Interlock dengan supervisi catu daya motor PMT Rel
10.6.1.2 Pengoperasian PMT Tengah Close/Open
Interlock oleh kedua PMS Pengapit Tengah
Interlock oleh TCS
Interlock oleh relai lock out
Interlock oleh CB Unhealty (Low Spring Charge/SF6 Low/
Antipumping)
Interlock oleh kondisi tidak sinkron
Interlock dengan supervisi catu daya motor PMT Tengah
10.6.1.3 Pengoperasian PMS Cut off Rel Close/Open
Interlock oleh PMT Rel
Interlock oleh PMS Tanah Rel
Interlock dengan supervisi catu daya motor PMS Cut off Rel
10.6.1.4 Pengoperasian PMS Pengapit PMT Rel Close/Open Gambar Sesuai gambar dan Standard Operating
Procedure
Interlock oleh PMT Rel
Interlock dengan supervisi catu daya motor PMS Pengapit PMT Rel

84
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Sistem Interlock Pada Konfirugasi 1.5 PMT/Breaker


Acuan / Referensi/
No Butir Uji Kriteria
Metode Uji
10.6.1.5 Pengoperasian PMS Pengapit PMT Tengah Close/Open
Interlock oleh PMT Tengah
Interlock dengan supervisi catu daya motor PMS Pengapit PMT
Tengah
10.6.1.6 Pengoperasian PMS Line
Interlock oleh PMS tanah line
Interlock oleh PMT tengah Gambar Sesuai gambar dan Standard Operating
Procedure
Interlock oleh PMT rel
10.6.1.7 Pengoperasian PMS Tanah Line Gambar Sesuai gambar dan Standard Operating
Procedure
Interlock oleh PMS Line
Interlock oleh tegangan line (PT sekunder) (jika dilengkapi)
Interlock dengan supervisi catu daya motor PMS Tanah Line
10.6.1.9 Pengoperasian PMS Pengapit PMT Tengah Close/Open Gambar Sesuai gambar dan Standard Operating
Procedure
Interlock oleh PMT Tengah
Interlock dengan supervisi catu daya motor PMS Pengapit PMT
Tengah
10.6.1.10 Pengoperasian PMS Line Gambar Sesuai gambar dan Standard Operating
Procedure
Interlock oleh PMS tanah line
Interlock oleh PMT tengah

85
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Sistem Interlock Pada Konfirugasi 1.5 PMT/Breaker


Acuan / Referensi/
No Butir Uji Kriteria
Metode Uji
Interlock oleh PMT rel
Interlock dengan supervisi catu daya motor PMS Line
10.6.1.11 Pengoperasian PMS Tanah Line Gambar Sesuai gambar dan Standard Operating
Procedure
Interlock oleh PMS Line
Interlock oleh tegangan line (jika dilengkapi)
10.6.2 Peralatan Sisi Belitan Sekunder dengan Konfigurasi Double Busbar
10.6.2.1 Pengoperasian PMT sisi sekunder Gambar Sesuai gambar dan Standard Operating
Procedure
Interlock oleh PMS bus sisi sekunder
Interlock oleh TCS
Interlock oleh relai lock out
Interlock oleh CB Unhealty (Low Spring Charge/SF6 Low/
Antipumping)
Interlock oleh kondisi PMT Primer
Interlock oleh PMS Line dan PMS Ground
Interlock oleh kondisi tidak sinkron
Interlock oleh PMS ground sisi sekunder
Interlock dengan supervisi catu daya motor PMT sisi sekunder
10.6.2.2 Pengoperasian PMS bus Gambar Sesuai gambar dan Standard Operating
Procedure
Interlock antar PMS bus 1 (A) dan Bus 2 (B)
Interlock oleh PMT dan bay kopel

86
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Sistem Interlock Pada Konfirugasi 1.5 PMT/Breaker


Acuan / Referensi/
No Butir Uji Kriteria
Metode Uji
Interlock dengan supervisi catu daya motor PMS Bus
10.6.2.3 Pengoperasian PMS Line Gambar Sesuai gambar dan Standard Operating
Procedure
Interlock oleh PMT
Interlock oleh PMS Ground
Interlock dengan supervisi catu daya motor PMS Line
10.6.2.4 Pengoperasian PMS Ground Gambar Sesuai gambar dan Standard Operating
Procedure
Interlock oleh tegangan line (PT sekunder) (jika dilengkapi)
Interlock oleh PMS Line

10.7 Bay Reaktor


10.7.1 Pengoperasian PMT Rel Close/Open (Cut off Rel) Gambar Sesuai gambar dan Standard Operating
Procedure
Interlock oleh kedua PMS Pengapit PMT Rel
Interlock oleh TCS
Interlock oleh relai lock out
Interlock oleh CB Unhealty (Low Spring Charge/SF6 Low/
Antipumping)
Interlock oleh kondisi tidak sinkron
Interlock dengan supervisi catu daya motor PMT Rel
10.7.2 Pengoperasian PMT Tengah Close/Open (Cut off tengah) Gambar Sesuai gambar dan Standard Operating
Procedure

87
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Sistem Interlock Pada Konfirugasi 1.5 PMT/Breaker


Acuan / Referensi/
No Butir Uji Kriteria
Metode Uji
Interlock oleh kedua PMS Pengapit Tengah
Interlock oleh TCS
Interlock oleh relai lock out
Interlock oleh CB Unhealty (Low Spring Charge/SF6 Low/
Antipumping)
Interlock oleh kondisi tidak sinkron
Interlock dengan supervisi catu daya motor PMT Tengah
10.7.3 Pengoperasian PMS Pengapit PMT Rel Close/Open Gambar Sesuai gambar dan Standard Operating
Procedure
Interlock oleh PMT Rel
Interlock dengan supervisi catu daya motor PMS Pengapit PMT Rel
10.7.4 Pengoperasian PMS Pengapit PMT Tengah Close/Open Gambar Sesuai gambar dan Standard Operating
Procedure
Interlock oleh PMT Tengah
Interlock dengan supervisi catu daya motor PMS Pengapit PMT
Tengah
10.7.5 Pengoperasian PMS Line Gambar Sesuai gambar dan Standard Operating
Procedure
Interlock oleh PMS tanah line
Interlock oleh PMT tengah
Interlock oleh PMT rel
Interlock dengan supervisi catu daya motor PMS Line

88
SPLN T6.002-2-2: 2020

Pengujian Sistem Interlock Pada Konfirugasi 1.5 PMT/Breaker


Acuan / Referensi/
No Butir Uji Kriteria
Metode Uji
10.7.6 Pengoperasian PMS Tanah Line Gambar Sesuai gambar dan Standard Operating
Procedure
Interlock oleh PMS Line
Interlock oleh tegangan line (PT sekunder) (jika dilengkapi)
Interlock dengan supervisi catu daya motor PMS Tanah Line

89
Pengelola Standardisasi:

PT PLN (Persero) Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan


Jl. Duren Tiga, Jakarta 12760, Telp. 021-7973774, Fax. 021-7991762,
www.pln-litbang.co.id
Pengelola Standardisasi:

PT PLN (Persero) Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan


Jl. Duren Tiga, Jakarta 12760, Telp. 021-7973774, Fax. 021-7991762,
www.pln-litbang.co.id

Anda mungkin juga menyukai