Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

ALLAH TRITUNGGAL

Dosen Pengampu : Tangdi Sion S.PAK

Disusun oleh:
DESY ASTRIANI
210512501062
KELAS B

PROGRAM STUDI SASTRA INGGRIS


FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus yang telah membimbing dan
menyertai penulis di dalam menyelesaikan makalah ini. Atas berkat dan kebaikan-Nya serta
usaha yang penulis lakukan, akhirnya tugas makalah mata kuliah Pendidikan Agama Kristen
dengan judul materi Allah Tritunggal dapat diselesaikan dengan tanpa kendala dan tepat
waktu.
Dalam menulis dan menyusun makalah ini, penulis menggunakan berbagai sumber
relevan yang berhubungan dengan materi di dalam makalah ini dan penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna, karena itu sangat diharapkan umpan balik serta kritik
dan saran dari pembaca agar kedepannya penulis dapat menyempurnakan isi makalah
berikutnya.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna dan menjadi berkat untuk membantu
pembaca dalam memahami konsep Allah Tritunggal. Kiranya kasih dan damai sejahtera dari
Yesus Kristus melimpahi kita sekalian.

Mangkutana, 11 Desember 2021

Desy Astriani
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL 1
KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB I 4

PENDAHULUAN 4

A. LATAR BELAKANG 4
B. RUMUSAN MASALAH 4
C. TUJUAN PENULISAN 4

BAB II 5

PEMBAHASAN 5

1. ALLAH BAPA 5
2. ALLAH ANAK 6
3. ROH KUDUS 7

BAB III 8

PENUTUP 8

KESIMPULAN 8
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bukan hanya mengenal dan memahami Allah secara rohani, namun penting bagi kita
untuk memahami Allah secara teoritis agar kita lebih mengetahui dan mengenal Allah lebih
luas lagi. Konsep Allah Tritunggal adalah pengajaran yang memudahkan kita untuk
memahami keberadaan Allah yang satu. Tidak dapat dipungkiri konsep ini merupakan konsep
yang sulit dipahami oleh orang-orang yang bukan Kristen, bahkan orang kristen sendiri pun
kesulitan untuk mengetahui apa sebenarnya Allah Tritunggal itu dan bagaimana konsepnya,
hal ini pula yang membuat orang kristen sendiri juga merasa sulit menerima Allah dan
menganggap bahwa agama kristen rumit dan menyesatkan. Orang kristen dituntut untuk
menjadi berkat dan membantu orang lain untuk mengenal siapa itu Allah, ketika orang kristen
sendiri tidak mengenal siapa itu Allah Tritunggal, maka orang-orang akan makin meragukan
konsep Allah Tritunggal. Konsep Allah Tritunggal memang tidak akan dapat dimengerti
secara keseluruhan, namun bukan berarti konsep ini tidak akan bisa dipahami sama sekali.
Mempelajari konsep Allah Tritunggal akan membantu kita untuk mengenal Allah yang
menciptakan kita dan akan membuat kita semakin menghormati dan mengasihi-Nya dengan
hati yang tulus.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Allah Bapa?
2. Apa itu Allah Anak?
3. Apa itu Roh Kudus?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari makalah ini ditulis ialah ;
1. Untuk mengetahui apa itu konsep Allah Bapa
2. Untuk mengetahui apa itu konsep Allah Anak
3. Untuk mengetahui apa itu konsep Allah Roh Kudus
BAB II

PEMBAHASAN

1. Allah Bapa
Orang-orang seringkali bertanya-tanya mengapa orang kristen merujuk kepada
Tuhan mereka dengan sebutan Bapa dan menganggap bahwa hal itu tidak sopan dan
tidak masuk akal. Allah disebut Bapa karena hal itu seperti menggambarkan
hubungan biologis manusia, yakni anak dan orangtua yang begitu dekat dan sayang
pada anaknya. Namun, bukan berarti itu mengurangi hakikat-Nya sebagai Allah yang
mahakuasa, Dia masih lah Allah kita, hanya kita memanggil-Nya ‘Bapa’ agar kita
merasa dekat dengan Dia dan karena Ia senantiasa memelihara kehidupan kita
(Mazmur 68:5).
Kebapaan Allah dalam Perjanjian Lama mengungkapkan sifat Tuhan dan
memberikan landasan bagi kesinambungan dan perluasan dalam Perjanjian Baru.
Tuhan melihat dirinya sendiri dan menyatakan dirinya sebagai Bapa Israel. Di dalam
Perjanjian Lama, banyak sekali tertulis bahwa orang Israel seringkali melanggar
perintah Tuhan dan berbalik melawan-Nya dan itu membuat hati kebapakan Tuhan
sangat berduka dan bahkan menderita. Namun kebapaan Tuhan tidak berhenti karena
itu adalah keabadian-Nya. Karena kasih kebapakan Tuhan yang sejati, ada janji yang
dan perjanjian yang baru serta hubungan ayah-anak yang baru. Allah akan selamanya
menjadi ayah bagi umat-Nya dan umat-Nya akan selalu menjadi anak-Nya.
Kebapaan Allah tidak hanya berhenti pada Perjanjian Lama, namun terus
berlanjut hingga ke Perjanjian Baru dan akan selalu berlanjut hingga akhir zaman.
Dalam Perjanjian Lama, kebapaan dari Allah awalnya tidak bersifat universal, tetapi
hanya berlaku untuk mereka yang diselamatkan. Namun itu semua berubah di dalam
Perjanjian Baru, karena Kristus hadir dan menjadi perantara dari semua berkat itu.
Kerinduan Allah di Perjanjian Lama untuk berada dalam keintiman hubungan
ayah-anak dengan umat-Nya yang Ia berkati dan yang mencintai-Nya dan
menaatinya, digenapi dalam Perjanjian Baru, melalui pekerjaan Yesus Kristus dan
Roh Kudus, menciptakan umat baru dengan semangat baru, merujuk kepada Allah
sebagai Bapa mereka.
2. Allah Anak
Sebelum Allah berfirman untuk menciptakan penebusan dosa antara manusia
dan Allah, Sang Anak yakni Yesus Kristus telah terlebih dulu ada di dalam Allah.
Meskipun Allah Bapa juga merujuk pada umat-Nya dengan sebutan anak, namun
kedudukan Yesus lebih tinggi dari semua, karena Ia adalah Anak Allah yang
Mahatinggi (Lukas 1:32). Gelar "Anak Allah" bukan berarti menunjukkan bahwa
Yesus adalah keturunan secara harfiah dari Bapa-Nya. Sebaliknya, Alkitab berbicara
tentang Yesus yang sesungguhnya telah ada sebagai Allah sejak dahulu kala.
Istilah "Anak Allah" berbicara tentang keilahian Yesus. Yesus berbicara
dengan jelas bahwa Dia dan Bapa adalah sama dalam sifat dan esensi (Yohanes 10:30;
Yohanes 14:11). Yesus tidak menjadi Anak Allah pada saat kelahiran-Nya di bumi.
Alkitab menggambarkan Dia sebagai Anak Allah yang sudah ada sebelumnya yang
diutus Bapa ke dunia (Yohanes 3:17; Yohanes 11:27). Yohanes 1:3 menyatakan bahwa
Yesus adalah pencipta segala sesuatu dan “tanpa Dia tidak ada sesuatu pun yang telah
dijadikan”. Frasa ini dengan jelas menunjuk Yesus sebagai makhluk yang tidak
diciptakan, karena semua makhluk diciptakan melalui Yesus.
Yesus hadir untuk memulihkan hubungan manusia dengan Allah,
menyelamatkan mereka dari dosa-dosa mereka sendiri dan menjadikan semua orang
di dunia sebagai anak-anak-Nya. Kembali lagi pada sifat Allah Bapa, karena Yesus
adalah Allah Bapa sendiri, maka Yesus berasal dari Allah dan memiliki pikiran yang
serupa dengan Allah namun tidak lebih tinggi, yakni pemikiran untuk menyelamatkan
manusia dan membangun relasi ayah dan anak yang lebih intim dan menyatakan kasih
setianya kepada semua orang.
3. Roh Kudus
Roh Kudus tidak memiliki tubuh fisik, melainkan Roh Kudus digambarkan
melalui kualitas, karakteristik, dan tindakan. Roh Kudus memiliki pikiran, keinginan,
perasaan, dan berdiam di dalam orang percaya. Sama seperti Yesus, Roh Allah juga
telah ada sejak Bumi ini pertama kali diciptakan (Kejadian 1:2). Pekerjaan Roh Kudus
adalah untuk memuliakan Kristus dan menjadikan Dia nyata dalam kehidupan
sehari-hari bagi setiap orang percaya. Roh Kudus akan selalu menjadi penolong yang
kekal dan selalu hadir bagi umat Allah. Kehadirannya adalah jaminan penebusan
terakhir orang percaya dan warisan abadi di surga. Manusia mampu untuk berjalan
setiap hari bersama Tuhan karena pekerjaan Roh Kudus yang berdiam di dalam hati
manusia, sebagai pribadi trinitas yang ketiga, Roh Kudus hadir dan ada untuk
mewakili kehadiran Tuhan yang sebenarnya dalam kehidupan orang percaya.
Dalam Perjanjian Lama, Roh Kudus hanya bersandar pada satu atau beberapa
individu, namun dalam Perjanjian Baru, Roh Kudus telah ada di dalam semua orang
percaya. Interaksi antara Roh Kudus dan individu-individu dalam Perjanjian Lama
seringkali untuk tujuan tertentu dan hanya mendiami seseorang untuk jangka waktu
tertentu. Tidak ada jaminan bahwa Roh Kudus akan terus mendiami seseorang setelah
tujuan yang dimaksudkan telah selesai. Roh Kudus di Perjanjian Lama juga hadir
untuk menceritakan sebuah nubuat.
Dalam Perjanjian Baru juga menulis tentang identitas dan tujuan Roh Kudus,
yakni sebagai penolong orang percaya untuk selama-lamanya dan mengajari serta
menuntun orang percaya bagaimana cara untuk menjalani kehidupan mereka dengan
penuh rasa takut akan Tuhan. Roh Kudus bukan hanya diam serta menjaga orang
percaya dari dosa, namun Roh Kudus juga memaksa mereka berjalan menuju
kebenaran dan kebaikan. Ketika orang percaya belajar berjalan menurut Roh, mereka
akan menikmati manfaat dari hadirat Tuhan yang menyertai mereka di dalam hidup.
Roh Kudus, pribadi ketiga dari Trinitas, telah diutus dari Allah, oleh Anak, untuk
menghuni manusia. Roh-Nya, menjadi bagian integral dari Trinitas, mewakili
kehadiran Tuhan yang sebenarnya dalam kehidupan manusia.
` BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Allah Tritunggal merupakan konsep yang mutlak yang ada dan tidak dapat
dibagi secara terpisah. Penting bagi orang percaya untuk mengetahui apa itu Allah
Tritunggal, karena itu merupakan bentuk penghormatan orang percaya kepada Allah.
Memiliki kesadaran akan peran berbeda yang dimiliki setiap Pribadi Tritunggal dalam
keselamatan kita dapat memberikan kenyamanan dan penghargaan yang lebih besar
kepada Allah, membantu kita dalam mengucapkan dan menaikkan doa-doa kita, serta
menuntun kita di dalam menjalani hari-hari yang penuh tantangan agar kita senantiasa
berada di jalan Allah dan takut akan Dia. Memahami konsep trinitas juga akan
membuat hubungan kita dengan Allah menjadi akrab dan mencintai hadirat-Nya
senantiasa.

Anda mungkin juga menyukai