Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEBIDANAN PADA PRANIKAH DAN PRAKONSEPSI

 Pemeriksaan tambahan untuk fertilitas


 penilaian hasil pemeriksaan semen
 lembaran kurva temperatur basa
 intruksi penilaian hasil
 pemeriksaan mukus serviks
 TES FERN
 uji pasca coitus.

DOSEN PENGAMPU: JULIETTA HUTABARAT, SST,M.Keb

Disusun oleh Kelompok 6

1. Devita Natalia Sihombing (P07524419014)


2. Rani Adelina S Sinaga (P07524419030)
3. Valona Br Bangun( P07524419043 )
PRODI D-IV KEBIDANAN
JURUSAN KEBIDANAN
POLTEKKES
KEMENKES MEDAN
T.A 2020-2021
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat, ridho dan hidayah dari Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan
modul kami ini yang berjudul “menganalisis kriteria kelayakan pengguna”

Tak lupa sholawat beriring salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad
SAW, yang telah membawa kita semua ke zaman yang terang benderang seperti
sekarang. Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam penyelesaian modul ini.Terutama kepada dosen pembimbing
kami ibu SURYANI,SST,M.KES Kami menyadari betul bahwa memang modul ini
belum sempurna seutuhnya.Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca guna untuk perbaikan di masa yang akan datang. Terakhir pesan dari kami
semoga makalah ini dapat dipahami dan selanjutnya dapat dimanfaatkan. AMIN...

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i
Daftar Isi ii

Pendahuluan
menganalisis kriteria kelayakan pengguna

Tujuan umum 2
Tujuan khusus 2
Pokok-pokok materi 2
Uraian materi 3
Perkembangan kasus 16
Latihan 18

Rangkuman 19
Tes Fomatif 20
Kunci Jawaban Tes Formatif 22
Daftar Pustaka 23

ii
DESKRIPSI SINGKAT
Modul ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa agar mampu menguraikan
konsep Pemeriksaan tambahan untuk fertilitas, penilaian hasil pemeriksaan semen,
lembaran kurva temperatur basa, intruksi penilaian hasil, pemeriksaan mukus serviks,
TES FERN, uji pasca coitus., mahasiswa mampu menguraikan Pemeriksaan tambahan
untuk fertilitas, penilaian hasil pemeriksaan semen, lembaran kurva temperatur basa,
intruksi penilaian hasil, pemeriksaan mukus serviks, TES FERN, uji pasca coitus. dan

mahasiswa mampu melakukan pendokumentasian Pemeriksaan tambahan untuk


fertilitas, penilaian hasil pemeriksaan semen, lembaran kurva temperatur basa, intruksi
penilaian hasil, pemeriksaan mukus serviks, TES FERN, uji pasca coitus.

RELEVANSI
Mata kuliah ini berhubungan dengan Pemeriksaan tambahan untuk fertilitas, penilaian
hasil pemeriksaan semen, lembaran kurva temperatur basa, intruksi penilaian hasil,
pemeriksaan mukus serviks, TES FERN, uji pasca coitus.

PETUNJUK BELAJAR
1. Baca dahulu tujuan yang ingin dicapai
2. Pelajari uraian materi sampai tuntas
3. Baca rangkuman
4. Kerjakan soal-soal latihan
5. Menjelaskan metode yang digunakan
6. Mencari informasi sumber yang dgunakan.
Agar mahasiswa mampu menguraikan konsep penanganan Pemeriksaan
tambahan untuk fertilitas, penilaian hasil pemeriksaan semen, lembaran kurva
temperatur basa, intruksi penilaian hasil, pemeriksaan mukus serviks, TES FERN, uji
pasca coitus., dan pendokumentasian Pemeriksaan tambahan untuk fertilitas, penilaian
hasil pemeriksaan semen, lembaran kurva temperatur basa, intruksi penilaian hasil,
pemeriksaan mukus serviks, TES FERN, uji pasca coitus..

Agar mahasiswa mampu Pemeriksaan tambahan untuk fertilitas, penilaian hasil


pemeriksaan semen, lembaran kurva temperatur basa, intruksi penilaian hasil,
pemeriksaan mukus serviks, TES FERN, uji pasca coitus., yaitu:

1. Pengkajian Pemeriksaan tambahan untuk fertilitas, penilaian hasil pemeriksaan


semen, lembaran kurva temperatur basa, intruksi penilaian hasil, pemeriksaan
mukus serviks, TES FERN, uji pasca coitus.Diagnosa menganalisis kriteria
kelayakan pengguna
2. Penatalaksanaan Pemeriksaan tambahan untuk fertilitas, penilaian hasil
pemeriksaan semen, lembaran kurva temperatur basa, intruksi penilaian hasil,
pemeriksaan mukus serviks, TES FERN, uji pasca coitus.
3. Pendokumentasian Pemeriksaan tambahan untuk fertilitas, penilaian hasil
pemeriksaan semen, lembaran kurva temperatur basa, intruksi penilaian hasil,
pemeriksaan mukus serviks, TES FERN, uji pasca coitus.

Adapun pokok – pokok materi adalah :

1. Pengkajian Pemeriksaan tambahan untuk fertilitas, penilaian hasil pemeriksaan


semen, lembaran kurva temperatur basa, intruksi penilaian hasil, pemeriksaan
mukus serviks, TES FERN, uji pasca coitus.
2. Diagnosa Pemeriksaan tambahan untuk fertilitas, penilaian hasil pemeriksaan
semen, lembaran kurva temperatur basa, intruksi penilaian hasil, pemeriksaan
mukus serviks, TES FERN, uji pasca coitus.
3. Penatalaksanaan Pemeriksaan tambahan untuk fertilitas, penilaian hasil
pemeriksaan semen, lembaran kurva temperatur basa, intruksi penilaian hasil,
pemeriksaan mukus serviks, TES FERN, uji pasca coitus.
4. Pendokumentasian Pemeriksaan tambahan untuk fertilitas, penilaian hasil
pemeriksaan semen, lembaran kurva temperatur basa, intruksi penilaian hasil,
pemeriksaan mukus serviks, TES FERN, uji pasca coitus.
Pemeriksaan tambahan untuk fertilitas, penilaian hasil pemeriksaan semen, lembaran
kurva temperatur basa, intruksi penilaian hasil, pemeriksaan mukus serviks, TES
FERN, uji pasca coitus.

A. PEMERIKSAAN TAMBAHAN UNTUK FERTILITAS

1. Tes Kesuburan pada Wanita dan Pemeriksaan Organ reproduksi  

Untuk bisa hamil, organ reproduksi wanita harus berfungsi secara optimal. Bilamana
kehamilan tidak kunjung datang meski sudah berhubungan seks rutin, beberapa prosedur ini
bisa digunakan sebagai alat tes kesuburan untuk memeriksakan kesehatan organ-organ
reproduksi wanita.

Beberapa organ wanita yang terlibat secara langsung dan harus memiliki kinerja baik
dalam sistem reproduksi, adalah rahim, tuba fallopi, dan ovarium (indung telur). Ketika salah
satu organ reproduksi tidak bekerja secara optimal, maka dibutuhkan tes kesuburan untuk
mengetahui kondisi dan gangguan yang terjadi pada masing-masing organ tersebut.

Dokter akan melakukan beberapa tes kesuburan untuk mengidentifikasi beragam masalah
yang mungkin menjadi penyebab infertilitas. Selain pemeriksaan organ-organ reproduksi,
dokter juga akan melakukan tes fungsi ovulasi dan pemeriksaan hormon untuk memastikan
penyebab ketidaksuburan.
2. Prosedur Pemeriksaan Organ Reproduksi

Berikut beberapa metode pemeriksaan organ reproduksi wanita, di antaranya:

 Histerosalfingografi atau HSG


Prosedur pertama yang bisa digunakan untuk memeriksa kondisi organ reproduksi
wanita adalah histerosalfingografi (HSG). Tes kesuburan ini menggunakan foto
Rontgen untuk mengambil gambar bagian dalam rahim, tuba fallopi, dan daerah
sekitarnya. Sebelum prosedur ini dilakukan, terlebih dahulu akan disuntikkan cairan
kontras ke dalam rahim. Prosedur ini bertujuan untuk memastikan bahwa rahim dan
tuba fallopi dalam kondisi normal. Selain itu, prosedur ini juga bisa digunakan untuk
mengetahui adanya masalah dalam rahim yang mungkin mengh2ambat terjadinya
pembuahan, seperti struktur abnormal di rahim dan penyumbatan pada tuba fallopi.
 USG transvagina
Cara lain yang bisa digunakan untuk mengetahui kondisi organ reproduksi wanita
adalah USG transvagina. Prosedur ini adalah pengambilan gambar organ reproduksi
menggunakan alat USG melalui vagina. Organ yang bisa diketahui kondisinya
melalui alat ini adalah rahim, tuba fallopi, indung telur, leher rahim, dan vagina.
Selain untuk alasan infertilitas, tes USG transvagina juga bisa digunakan bagi wanita
yang mengalami perdarahan pada vagina, kehamilan ektopik, nyeri panggul, dan
memeriksa posisi alat kontrasepsi dalam rahim. Prosedur ini juga dapat membantu
mendiagnosis kanker pada organ reproduksi, kista, keguguran, plasenta previa, dan
cacat lahir pada janin.
 Histereskopi
Untuk mengetahui kondisi bagian dalam dari organ reproduksi wanita, bisa juga
dilakukan prosedur histeroskopi. Prosedur ini biasanya dijalankan dengan alat berupa
selang tipis dan fleksibel dengan kamera di ujungnya yang dimasukkan ke rahim. Alat
ini akan melihat kondisi bagian dalam dari rahim dan mengambil contoh jaringan jika
dibutuhkan. Prosedur histeroskopi juga dianggap tepat untuk mengetahui penyebab
terjadinya pendarahan tidak normal yang dialami rahim. Perdarahan hebat yang
terjadi saat mengalami menstruasi atau perdarahan setelah mengalami menopause
juga bisa diperiksa penyebabnya melalui metode ini. Histeroskopi juga bisa
mendeteksi adanya fibroid, polip, atau kelainan bentuk rahim.
 Laparoskopi
Selain ketiga prosedur di atas, prosedur lain yang bisa digunakan adalah laparoskopi.
Prosedur ini dijalani dengan memasukkan kamera kecil ke perut melalui sayatan kecil
yang dibuat di bagian perut. Gunanya untuk melihat seluruh bagian panggul sehingga
bisa mengetahui apa penyebab infertilitas. Beberapa penyebab ketidaksuburan, seperti
endometriosis, kista ovarium, dan perlengketan yang disebabkan oleh penyakit di
ovarium dan tuba falopi bisa dilihat sekaligus ditangani. Laparoskopi juga bisa
digunakan untuk mendiagnosis kondisi penyakit radang panggul.

3. Pemeriksaan Fungsi Ovulasi dan Kadar Hormon

Sebelum menjalani tes kesuburan untuk memeriksa organ-organ reproduksi wanita, periksa
juga fungsi ovulasi dan hormon Anda. Ovulasi sendiri adalah fase di dalam siklus menstruasi
wanita terkait pelepasan sel telur. Pembuahan terjadi jika sel telur ini bertemu dengan sperma
selama perjalanannya dari tuba falopi menuju rahim.

Ovulasi dikendalikan oleh berbagai hormon. Untuk mendeteksi apakah seorang wanita
berovulasi dapat dilakukan dengan cara mendeteksi kadar progesteron, hormon yang
mengindikasikan terjadinya ovulasi. Pemeriksaan kadar hormon LH (luteinizing hormone)
juga mungkin diperlukan karena hormon ini meningkat sesaat sebelum ovulasi. Selain itu,
suhu basal tubuh juga dapat membantu. Pemeriksaan hormon lainnya, termasuk hormon
tiroid, mungkin perlu dilakukan untuk memeriksa kondisi medis lain terkait ketidaksuburan.

Kadar hormon FSH (Follicle-stimulating hormone) yang tinggi juga dapat berpengaruh
kesuburan wanita. Selain memeriksakan kadarnya melalui tes darah, tes CCCT dengan obat
clomiphene (clomiphene citrate challenge testing) juga dapat dilakukan.

Tes kesuburan pada umumnya disarankan oleh dokter bagi wanita yang ingin memastikan
sekaligus mengatasi penyebab dari ketidaksuburan dan gangguan organ reproduksinya. Tes
kesuburan sendiri berbeda dengan tes masa subur.

Tes masa subur berfungsi untuk mengetahui kapan seorang wanita berada pada masa subur
dalam siklus haidnya. Hal ini perlu diketahui karena waktu tersebut adalah waktu yang paling
tepat untuk melakukan hubungan seksual bagi pasangan yang ingin mendapatkan
keturunan. Selain itu, masih ada faktor lain yang bisa memengaruhi kesuburan wanita,
misalnya infeksi menular seksual seperti chlamydia dan trikomoniasis. Anda bisa
berkonsultasi ke dokter spesialis kandungan untuk menjalani berbagai tes kesuburan di atas
sesuai kondisi Anda.

B. PENILAIAN HASIL PEMERIKSAAN SEMEN

1. Pentingnya Pemeriksaan Analisis Semen pada Pria

Null Gangguan kesuburan atau infertilitas telah menjadi hal yang penting dan
signifikan saat ini. Bahkan angka kejadian gangguan kesuburan mencapai 12-15% pada
pasangan yang aktif secara seksual di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri tingkat gangguan
kesuburan mencapai 10-15% pada penduduk dengan usia reproduksi (15-49 tahun). Dari
seluruh kasus gangguan kesuburan, faktor pria berperan hingga 50%, dan 15% di antaranya
menunjukan gambaran hasil pemeriksaan analisis semen yang tidak normal.

2. Gangguan Kesuburan pada Pria

Gangguan kesuburan pada pria disebabkan oleh atau kombinasi dari:

 Konsentrasi sperma yang rendah


 Motilitas (pergerakan) sperma yang buruk
 Morfologi (bentuk) yang tidak normal

Menanggapi hal di atas, pemeriksaan analisis semen pada pria dengan gangguan kesuburan


merupakan penilaian awal yang harus dilakukan.

Berdasarkan World Health Organization Laboratory Manual for the Examination and


Processing of Human Semen; sebelum pengumpulan sampel dimulai, petugas medis
memberikan informasi secara lisan dan tertulis mengenai proses pengumpulan sampel pada
pasien. Pengambilan sampel dilakukan dengan ‘puasa’ dari ejakulasi selama 2-7 hari.
Kemudian, sampel tersebut dikumpulkan melalui masturbasi dan ejakulasi ke wadah yang
bersih, bermulut lebar, terbuat dari kaca, plastik, atau dari bahan yang aman untuk sperma.
Selanjutnya sampel dibawa ke laboratorium dalam waktu kurang dari 1 jam pada suhu 20° C-
37° C dan dilakukan proses analisis semen.

3. Nilai Normal Hasil Pemeriksaan Analisis Semen

Setelah proses tersebut dilakukan, hasil analisis semen diklasifikasikan berdasarkan nilai
referensi normal untuk parameter semen dari Badan Kesehatan Dunia tahun 2010.

Berikut adalah referensi normal hasil pemeriksaan semen:

 Volume: 1,5 ml (±= 1,4-1,7)


 Konsentrasi sperma: 15 juta spermatozoa/ml (±= 12-16)
 Total jumlah sperma: 39 juta spermatozoa per ejakulasi (±= 33-46)
 Morfologi: 4% dari bentuk yang normal (±= 3-4)
 Viabilitas: 58% hidup (±= 55-63)
 Motilitas progresif: 32% (±= 31-34)
 Jumlah (progresif + motilitas non progresif): 40% (±= 38-42)

Jika terdapat hasil yang tidak normal dari analisis semen, sebaiknya Anda berkonsultasi
dengan dokter spesialis kandungan dan kebidanan untuk mengetahui tatalaksana yang tepat,
terutama jika Anda menginginkan untuk segera memiliki momongan.

PENILAIAN SEMEN/SPERMA

1. Lakukan dengan singkat setelah penampungan


2. Hal-hal yang harus diperhatikan saat menilai sperma adalah vb harus
bersih, saat penampungan jangan sampai tercampur dengan kotoran/selsel
tanggal, segmenpraeputii, air, urin.

3. Adanya darah dan srum akanmerusak sperma

4. Pemanasan dan pendinginan yang terlalu cepat akan mematikan


spermatozoa

5. Penggoyangan atau pengocokan yang terlalu keras dapat merusak


spermatozoa

6. Penyinaran matahari secara langsung harus dihindari

Maksud penilaian segmes


1. Untuk mendapatkan informasi berapa kali segmen harus diencerkan
2. Informasi kesuburan pejantan

Alat:
Mikroskop pembesar 10 kali 10 dan 45 kali 10, pipet berbagai ukuran, objec glass dan cover
glass, tabungreaksi, kertas laksmu, spectrofotometer, dsb.
C. LEMBARAN KURVA TEMPERATUR BASA
1. Suhu

Suhu basal adalah suhu tubuh yang didapat ketika Anda benar-benar beristirahat dalam
keadaan tidur. Pengukuran suhu ini dilakukan di pagi hari segera setelah bangun untuk
mengetahui masa ovulasi.

2. Mencatat suhu basal tubuh harus dilakukan secara konsisten selama 3-4 bulan

Adanya kehadiran seorang anak tentu diinginkan oleh setiap pasangan. Agar kehamilan
berhasil, maka wanita harus mengetahui masa suburnya. Mengukur suhu basal tubuh
pun dapat membantu memahami kesuburan Anda sendiri. 

Ovulasi adalah proses ketika sel telur yang sudah matang dikeluarkan dari ovarium ke
tuba falopi dan siap untuk dibuahi. Dengan mengukur suhu basal, Anda dapat
memprediksi masa ovulasi dengan lebih baik dan mengetahui kapan Anda memiliki
peluang yang besar untuk hamil. Tak hanya itu, mengukur suhu basal tubuh juga dapat
membantu Anda mendeteksi masalah kesuburan.

3. Apa itu suhu basal tubuh?


Suhu basal adalah suhu tubuh yang didapat ketika Anda benar-benar beristirahat (dalam
keadaan tidur). Suhu ini diukur ketika Anda bangun tidur di pagi hari dan belum
melakukan kegiatan apa pun. Pengukuran suhu basal tubuh bertujuan untuk
memberitahu Anda jika ovulasi sudah terjadi.Ketika tak berovulasi, umumnya suhu
tubuh wanita berkisar antara 35,5-36 derajat Celcius. Akan tetapi, saat
berovulasi hormon progesteron menyebabkan suhu tubuh meningkat kurang lebih 37-
38 derajat Celcius. Hormon tersebut bekerja penuh dalam mempersiapkan
kehamilan.Sekitar 3-4 hari setelah ovulasi, suhu basal pun tetap tinggi dan kemudian
akan turun kembali sekitar 2 derajat. Menjelang menstruasi, hormon progesteron
mengalami penurunan yang membuat suhu basal tubuh kembali normal. Namun, jika
Anda hamil hormon tersebut akan lebih tinggi sehingga suhu basal juga tetap
tinggi.Karena perbedaan temperatur tubuh saat masa subur sangatlah kecil, maka
sebaiknya gunakanlah termometer yang dirancang khusus untuk mengukur suhu basal
tubuh. Termometer basal ini kemungkinan akan memberi hasil yang lebih akurat
daripada termometer biasa.

4. Mengukur suhu basal tubuh


Butuh beberapa bulan dalam mengukur suhu basal tubuh agar muncul sebuah pola yang
bisa membuat Anda memperkirakan masa subur lebih tepat. Anda harus konsisten
dalam melakukan pengukuran suhu basal kurang lebih selama 3-4 bulan. Jika Anda
ingin mengukur suhu basal tubuh, lakukan langkah-langkah berikut:

 Lakukan di pagi hari


Pengukuran suhu basal dilakukan setiap pagi hari pada waktu yang sama sebelum Anda
bangun dari tempat tidur. Jangan duduk, berjalan-jalan atau pergi ke kamar mandi
terlebih dahulu karena dapat menyebabkan kenaikan temperatur sehingga membuatnya
tidak akurat.

 Masukkan termometer ke dalam mulut


Segera setelah Anda bangun tidur, Anda harus memasukkan termometer ke dalam
mulut. Agar mendapat hasil yang akurat, gunakanlah termometer yang sama di
sepanjang siklus. Pastikan juga bahwa Anda sudah tidur setidaknya selama 3-4 jam di
malam hari tanpa terbangun. 

 Mencatat suhu basal


Catat suhu basal tubuh harian Anda dan buatlah grafik atau Anda juga dapat
memperoleh kertas grafik dari dokter kandungan. Umumnya, suhu rata-rata sebelum
ovulasi lebih rendah daripada setelah ovulasi. Jadi, ketika Anda melihat suhu sedikit
lebih tinggi dan tetap stabil selama tiga hari atau lebih, maka kemungkinan besar
ovulasi telah terjadi.Perlu Anda ketahui bahwa wanita berada dalam kondisi paling
subur sekitar dua hari sebelum suhu basalnya naik. Namun, sperma bisa hidup hingga
lima hari di saluran reproduksi. Oleh sebab itu, jika Anda mengharapkan kehamilan,
maka ini menjadi waktu yang baik untuk berhubungan seks. Setelah pola terbentuk,
usahakan untuk berhubungan seks saat masa subur.Akan tetapi, suhu basal juga dapat
dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain sakit atau demam, stres, siklus tidur
terganggu, minum alkohol, perbedaan zona waktu, gangguan ginekologis maupun obat-
obatan tertentu. Bahkan beberapa wanita juga mengalami ovulasi tanpa adanya
kenaikan suhu tubuh yang jelas. Namun, Anda juga dapat mengetahui masa subur dari
keluarnya lendir serviks. 

5. Tanda-tanda tidak berovulasi


Dengan melakukan pengukuran suhu basal tubuh, Anda dapat melihat apakah diri Anda
berovulasi atau tidak. Sebab beberapa wanita mungkin tidak mengalami ovulasi yang
dapat ditandai dengan:

 Siklus menstruasi yang tidak teratur


 Siklus menstruasi yang abnormal (terlalu panjang atau terlalu pendek)
 Fase luteal terlalu singkat, yakni kurang dari 9 hari padahal umumnya 14 hari
 Tidak ada lendir serviks

Wanita yang tidak berovulasi tentu tak akan bisa hamil. Sementara, jika Anda
berovulasi secara tidak teratur, maka hal tersebut dapat mengindikasikan risiko
infertilitas atau ketidaksuburan. Kurangnya ovulasi atau disebut juga anovulasi
biasanya diatasi dengan obat-obatan kesuburan yang akan memicu terjadinya ovulasi
sehingga dapat membantu mendapatkan kehamilan. Oleh sebab itu, jangan ragu untuk
berkonsultasi pada dokter bila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut.

D. INTRUKSI PENILAIAN HASIL


1. Instrumen Penilaian dalam Pembelajaran Daring
Diperlukan fleksibilitas dalam menentukan dan merancang sistem penilaian saat lingkungan
pembelajaran berubah.

Kemajuan teknologi digital sangat membantu pembelajaran ketika harus dilakukan secara
daring seperti sekarang ini. Tapi bagaimana melakukan penilaian dan evaluasi pembelajaran
ketika proses belajar mengajar harus dilakukan jarak jauh? Guru dapat menggunakan
instrumen-instrumen berikut ini.

1. Tugas ini

Sama seperti kelas tatap muka seperti biasa, tugas merupakan salah satu sumber penilaian
guru. Namun dengan skema pembelajaran daring, perlu dilakukan beberapa penyesuaian.
Misalnya, instruksi tertulis yang detail, tapi cukup ringkas, akan sangat membantu siswa
dalam memahami apa saja yang harus dikerjakan.

Selain itu, ketentuan tanggal dan jam pengumpulan tugas yang jelas memberi kerangka waktu
yang pasti agar sirkulasi pengerjaan dan penilaian tugas dapat berjalan rapi. Dalam
pembelajaran secara daring, tugas dapat berfungsi sebagai sumber nilai utama bagi siswa
alih-alih ujian.

2. Ujian

Bukan berarti ujian dapat ditinggalkan setelah diperoleh nilai dari tugas. Ujian tetap
dibutuhkan sebagai evaluasi proses pembelajaran yang telah dikerjakan.

Guru tak dapat mengawasi bagaimana siswa mengerjakan ujian di rumah, sehingga
diperlukan penyesuaian peraturan ujian. Misalnya, materi ujian disusun agar dapat dikerjakan
secara open book. Atau pada sistem daring yang lebih terintegrasi, ujian dapat dikerjakan
oleh siswa dari rumah secara real time sesuai jadwal yang telah ditetapkan.

3. Entry Jurnal
Bila tugas dan ujian berfungsi sebagai sumber evaluasi, entry jurnal yang dilakukan secara
periodik dapat digunakan sebagai sumber asesmen. Akan tetapi, perlu dicatat
bahwa entry jurnal memang tak upbisa digunakan untuk seluruh matapelajaran dan seluruh
siswa.

Bila siswa sudah terbiasa menulis dalam kegiatan pembelajaran tatap muka di
kelas, entry jurnal secara daring hanya mengubah cara yang ditempuh. Disisi lain, bila benar-
benar dijalankan secara intensif, entry jurnal mampu merefleksikan proses pembelajaran
sehari-hari secara daring – ketika guru tidak dapat memberikan pengawasan secara langsung.

4. Forum Diskusi

Pembelajaran yang terpisah jarak tak harus membuat komunikasi yang biasa terjalin di ruang
kelas menjadi terhambat. Ruang kelas bisa berganti menjadi ruang maya dimana forum
diskusi antar siswa dan antara siswa-guru dapat terus berlangsung.

Forum diskusi bisa dilakukan melalui aplikasi chatting atau fitur chat pada website kelas.


Diperlukan fleksibilitas yang baik dalam membangun ruang diskusi maya agar setiap siswa
dan guru dapat terlibat dan berpartisipasi aktif.

Berubahnya kebiasaan dari kelas tradisional menjadi kelas maya memang bukan hal yang
mudah untuk dijalani bagi siswa dan guru. Namun fleksibilitas dalam memilih instrumen
yang tepat dapat membantu mempermudah penilaian pembelajaran yang harus dilakukan
guru.

E. PEMERIKSAAN MUKUS SERVIKS


Ada beberapa jenis pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mengevaluasi kesuburan seorang
wanita, contohnya pemeriksaan yang Anda sebutkan. Untuk mendapat penjelasan terkait
prosedur pemeriksaan-pemeriksaan ini, tentu lebih tepat bila Anda bertanya langsung pada
dokter atau dokter kandungan yang memeriksa Anda, sebab beliaulah yang paling
mengetahui kondisi kesehatan Anda secara umum. Namun, berikut kami jelaskan beberapa
poin terkait pemeriksaan tersebut secara singkat:

 Pemeriksaan lendir (mukus) serviks


o Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil sampel jaringan dari lendir
serviks menggunakan alat swab khusus, lalu kemudian diperiksa lebih lanjut
komponen penyusunnya secara mikroskopik di laboratorium.
o Fern test (tes pakis) dan postcoital test (uji pasca senggama) termasuk di
antara jenis pemeriksaan ini
o Ferning, yang diamati dalam fern test, adalah pembentukan struktur
menyerupai daun pakis oleh lendir serviks saat dikeringkan di atas permukaan
kaca obyek. Ferning terjadi karena adanya kadar NaCl dalam lendir serviks.
Biasanya kadar NaCl tertinggi pada lendir serviks didapati saat mendekati
ovulasi, karena dipengaruhi oleh aktifitas hormon estrogen yang tinggi.
o Uji pasca senggama dilakukan dengan memeriksa kadar sel sperma pada
lendir serviks (tepatnya di forniks posterior vagina, ektoserviks, dan
endoserviks) dalam 8 hingga 10 jam setelah pasangan suami istri bersenggama
di masa subur. Dari sini, bisa dievaluasi bagaimana kualitas dan kuantitas sel
sperma, serta interaksinya dengan sel-sel di sekitar serviks.
 Histerosalfingografi (HSG) adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan
memanfaatkan sinar X untuk mengevaluasi kondisi rahim dan area sekitarnya, seperti
tuba falopii dan ovarium. Pemeriksaan ini dilakukan dengan posisi pasien berbaring di
kursi pemeriksaan khusus dengan lutut ditekuk dan kaki terbuka lebar (posisi
litotomi). Selanjutnya, dokter akan memasukkan spekulum ke dalam vagina Anda,
lantas memberikan anestesi lokal guna meminimalisasi rada tidak nyaman. Lalu,
selang kecil berujung kamera yang fleksibel dimasukkan ke dalam vagina hingga
mencapai rahim. Dengan pemeriksaan ini, bisa dievaluasi kemungkinan adanya
masalah pada rahim (seperti bentuk yang tidak normal, adanya benda asing, miom,
polip), tuba falopii (misalnya radang, sumbatan), dan beragam penyebab infertilitas
lainnya.
 Hidrotubasi adalah suatu prosedur histerosalfingografi yang dilakukan dengan
memasukkan zat warna kontras ke dalam selang fleksibel, sehingga bisa mengalir ke
saluran telur lalu masuk ke rongga perut hingga nantinya akan diserat oleh tubuh.
Dengan metode seperti ini, maka evaluasi organ reproduksi akan bisa dilakukan
dengan lebih jelas, sebab jika terdapat sumbatan, maka zat warna tersebut tentu tidak
akan dapat mengalir, dan hal ini bisa diamati dengan jelas di monitor hasil
pmeriksaan.

F. TES FERN

1. Mengecek lendir serviks, metode mudah supaya cepat hamil

Jika anda sampai saat ini belum hamil, mengenali lendir serviks atau lendir masa subur dapat
membantu meningkatkan kemungkinan hamil. Dengan mengecek lendir tersebut, akan
membuat anda tahu kapan masa subur terjadi, sehingga memudahkan untuk merencanakan
kehamilan. Cari tahu disini cara mengecek dan membedakan lendir serviks pada masa subur
dengan tidak subur.

2. Apa itu lendir serviks?

Sebelum anda mempelajari bagaimana cara mengecek lendir serviks pada masa subur agar
anda bisa cepat hamil, anda bisa memahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan lendir
serviks. Sesuai dengan namanya, lendir serviks adalah cairan kental yang diproduksi oleh
kelenjar di leher rahim atau serviks.
Lendir ini berperan sebagai pelumas alami saat seks dan membantu memudahkan perjalanan
sperma menuju sel telur atau ovum. Tidak hanya itu, lendir ini juga dapat dikenali sebagai
lendir masa subur untuk mengetahui masa subur wanita.

Anda dapat mengetahui seorang wanita sedang berada dalam masa subur atau tidak dari
tekstur dan banyaknya lendir yang keluar.

Cara paling akurat untuk menentukan perubahan adalah dengan mengumpulkan dan
mengamati sampelnya setiap hari. Ada beberapa metode yang dapat dilakukan untuk
mengecek lendir ini, mulai dari menggunakan tangan, tisu atau melihat dari celana dalam.

Apapun cara yang anda gunakan, pastikan anda konsisten menggunakan metode yang sama
setiap hari guna dapat melihat perbedaanya.

3. Perubahan ciri lendir serviks

Lendir serviks memiliki ciri khas sendiri dari waktu ke waktu. Perbedaan tekstur dan bau dari
lendir ini biasanya bergantung pada masa ovulasi anda. Berikut adalah tekstur dan jumlah
lendir yang keluar dari leher rahim ini berdasarkan waktu ovulasi:

4. Selama masa menstruasi

Selama anda mengalami menstruasi, saat itu produksi lendir dari leher rahim anda berada
pada titik terendah atau sangat sedikit. Bahkan, ada pula wanita yang tidak memproduksi
lendir sama sekali di leher rahminya, hingga mengalami “kekeringan” selama masa
menstruasi.

Sekalipun anda memproduksi lendir serviks pada masa ini, namun mungkin akan tertutupi
atau tercampur dengan darah menstruasi. Dengan begitu, meskipun anda memproduksinya,
anda mungkin tidak menyadari keberadaannya.

Pada masa ini, tekstur lendir umumnya lebih lengket, kental, tebal, dan padat. Hal ini
menyebabkan sel sperma menjadi semakin sulit berenang ke dalam rahim. Oleh karenanya,
hal tersebut menunjukkan bahwa anda sedang dalam kondisi yang kurang subur.
5. Setelah masa menstruasi

Setelah masa menstruasi berakhir, akan terjadi perubahan pada teskstur serta jumlah dari
lendir yang diproduksi oleh mulut rahim. Dari warna dan teksturnya, lendir menunjukkan
bahwa anda masih belum memasuki masa subur. Bahkan, pada masa ini, anda mungkin tidak
memproduksi lendir serviks sama sekali.

Akan tetapi, umumnya lendir serviks pada masa ini memiliki tekstur yang agak lengket dan
licin ketika disentuh, dan kemungkinan akan berwarna kuning, abu-abu, atau berwarna putih.

6. Saat mendekati masa ovulasi

Saat mendekati masa ovulasi, jumlah lendir yang keluar mungkin akan lebih banyak. Selain
itu, lendir yang dikeluarkan umumnya akan lebih basah. Di samping itu, teskturnya menjadi
semakin sedikit kental dan cenderung cair seperti putih telur.

Lendir biasanya akan berwarna kuning, putih, atau abu-abu. Saat ini, lendir serviks
memudahkan sperma bergerak lebih kencang menuju sel telur.

7. Tepat sebelum ovulasi

Tepat sebelum anda mengalami ovulasi, kadar hormon estrogen akan meningkat. Lendir
serviks yang anda produksi saat ini mungkin akan memiliki tesktur yang lebih cair namun
licin, dan warnanya lebih terang.

8. Saat masa ovulasi

Saat anda memasuki masa ovulasi, tandanya lendir yang anda produksi adalah lendir masa
subur. Saat ini, indung telur atau ovarium akan mengeluarkan sel telur, sehingga produksi
lendir dari leher rahim akan semakin banyak. Pada saat ini, lendir yang dihasilkan mencapai
jumlah tertinggi dibanding pada masa lainnya.

Sementara itu, tesktur dari lendir yang dihasilkan masih sama dengan sebelumnya. Pada saat
ini, tekstur dari lendir serviks yang dihasilkan adalah transparan dan lengket. Selain itu,
tekstur serta ph dari lendir ini akan melindungi sperma. Artinya, lendir ini menandakan anda
telah memasuki masa subur.
Ini adalah waktu yang tepat untuk berhubungan seks dengan pasangan jika anda ingin segera
hamil. Saat ini, melakukan hubungan seksual dengan pasangan ketika masa ini akan
meningkatkan peluang kehamilan.

9. Setelah ovulasi

Setelah masa subur, jumlah lendir serviks akan menurun dan teksturnya menjadi lebih kental.
Lendir tidak lagi basah atau licin, sehingga warna lendir berubah menjadi putih atau kuning
krem.

Tekstur lendir yang kental dan tebal, mirip seperti losion yang bisa dioleskan di permukaan
tubuh. Lendir serviks dengan tekstur krim ini dianggap tidak subur karena menghambat
pergerakan sperma.

10. Cara memeriksa lendir serviks

Agar mengetahui anda sedang berada di dalam masa subur atau tidak, anda bisa memeriksa
lendir yang keluar dari leher rahim ini dengan beberapa cara. Berdasarkan sebuah artikel
yang dimuat pada healthline, anda bisa memeriksa dengan cara berikut ini.

11. Cek tekstur lendir serviks dengan jari

Anda bisa mencari tahu lendir serviks secara manual dengan memasukkan satu atau dua jari
anda ke dalam vagina, ke dekat leher rahim. Setelah itu, keluarkan kedua jari anda.
Perhatikan warna dari lendir pada tangan anda, untuk mengetahui apakah lendir menunjukkan
anda sedang dalam masa subur atau tidak.

12. Gunakan tisu toilet

Selain cara manual, anda juga bisa memeriksa lendir dari leher rahim ini menggunakan tisu
toilet. Coba lap mulut vagina anda menggunakan tisu toilet berwarna putih. Anda bisa
melakukan ini saat sedang buang air ke kamar mandi. Lalu, periksa lendir yang terlihat pada
tisu toilet yang anda gunakan. Amati warna dan juga tesktur dari lendir tersebut untuk
mengetahui anda sedang dalam masa subur atau tidak.
13. Periksa celana dalam

 Anda juga bisa memeriksa lendir serviks dengan melihat bagian dalam celana. Anda
juga bisa menggunakan panty liner agar bisa melihat tesktur dan warna dengan lebih
jelas. Namun, jika dibandingkan dengan cara lain, sebenarnya cara ini termasuk cara
yang kurang akurat. Apalagi jika anda menggunakan warna celana dalam yang
menyulitkan anda melihat dengan jelas warna dan teksturnya.

G. UJI PASCA COITUS

Uji pasca senggama dilakukan dengan memeriksa kadar sel sperma pada lendir
serviks (tepatnya di forniks posterior vagina, ektoserviks, dan endoserviks) dalam 8
hingga 10 jam setelah pasangan suami istri bersenggama di masa subur. Dari sini, bisa
dievaluasi bagaimana kualitas dan kuantitas sel sperma, serta interaksinya dengan sel-
sel di sekitar serviks.
RANGKUMAN

A. PEMERIKSAAN TAMBAHAN UNTUK FERTILITAS

Tes Kesuburan pada Wanita dan Pemeriksaan Organ reproduksi    

Untuk bisa hamil, organ reproduksi wanita harus berfungsi secara optimal. Bilamana kehamilan tidak
kunjung datang meski sudah berhubungan seks rutin, beberapa prosedur ini bisa digunakan sebagai
alat tes kesuburan untuk memeriksakan kesehatan organ-organ reproduksi wanita.

Beberapa organ wanita yang terlibat secara langsung dan harus memiliki kinerja baik dalam sistem
reproduksi, adalah rahim, tuba fallopi, dan ovarium (indung telur). Ketika salah satu organ reproduksi
tidak bekerja secara optimal, maka dibutuhkan tes kesuburan untuk mengetahui kondisi dan gangguan
yang terjadi pada masing-masing organ tersebut.

B. PENILAIAN HASIL PEMERIKSAAN SEMEN

4. Pentingnya Pemeriksaan Analisis Semen pada Pria

Null Gangguan kesuburan atau infertilitas telah menjadi hal yang penting dan signifikan saat
ini. Bahkan angka kejadian gangguan kesuburan mencapai 12-15% pada pasangan yang aktif secara
seksual di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri tingkat gangguan kesuburan mencapai 10-15% pada
penduduk dengan usia reproduksi (15-49 tahun). Dari seluruh kasus gangguan kesuburan, faktor pria
berperan hingga 50%, dan 15% di antaranya menunjukan gambaran hasil pemeriksaan analisis
semen yang tidak normal.

C. LEMBARAN KURVA TEMPERATUR BASA


1. Suhu

Suhu basal adalah suhu tubuh yang didapat ketika Anda benar-benar beristirahat dalam keadaan
tidur. Pengukuran suhu ini dilakukan di pagi hari segera setelah bangun untuk mengetahui masa
ovulasi.

2. Mencatat suhu basal tubuh harus dilakukan secara konsisten selama 3-4 bulan

Adanya kehadiran seorang anak tentu diinginkan oleh setiap pasangan. Agar kehamilan
berhasil, maka wanita harus mengetahui masa suburnya. Mengukur suhu basal tubuh pun dapat
membantu memahami kesuburan Anda sendiri. 
D. INTRUKSI PENILAIAN HASIL

Instrumen Penilaian dalam Pembelajaran Daring


Diperlukan fleksibilitas dalam menentukan dan merancang sistem penilaian saat lingkungan
pembelajaran berubah.

Kemajuan teknologi digital sangat membantu pembelajaran ketika harus dilakukan secara daring
seperti sekarang ini. Tapi bagaimana melakukan penilaian dan evaluasi pembelajaran ketika proses
belajar mengajar harus dilakukan jarak jauh? Guru dapat menggunakan instrumen-instrumen berikut
ini.

E. PEMERIKSAAN MUKUS SERVIKS

Ada beberapa jenis pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mengevaluasi kesuburan seorang wanita,
contohnya pemeriksaan yang Anda sebutkan. Untuk mendapat penjelasan terkait prosedur
pemeriksaan-pemeriksaan ini, tentu lebih tepat bila Anda bertanya langsung pada dokter atau dokter
kandungan yang memeriksa Anda, sebab beliaulah yang paling mengetahui kondisi kesehatan Anda
secara umum. Namun, berikut kami jelaskan beberapa poin terkait pemeriksaan tersebut secara
singkat:

H. TES FERN

14. Mengecek lendir serviks, metode mudah supaya cepat hamil

Jika anda sampai saat ini belum hamil, mengenali lendir serviks atau lendir masa subur dapat
membantu meningkatkan kemungkinan hamil. Dengan mengecek lendir tersebut, akan membuat anda
tahu kapan masa subur terjadi, sehingga memudahkan untuk merencanakan kehamilan. Cari tahu
disini cara mengecek dan membedakan lendir serviks pada masa subur dengan tidak subur.

A. UJI PASCA COITUS

Uji pasca senggama dilakukan dengan memeriksa kadar sel sperma pada lendir serviks
(tepatnya di forniks posterior vagina, ektoserviks, dan endoserviks) dalam 8 hingga 10 jam
setelah pasangan suami istri bersenggama di masa subur. Dari sini, bisa dievaluasi bagaimana
kualitas dan kuantitas sel sperma, serta interaksinya dengan sel-sel di sekitar serviks.
1. Beberapa organ wanita yang terlibat secara langsung dan harus memiliki kinerja
baik dalam sistem reproduksi, adalah kecuali?
A. Rahim
B. tuba fallopi
C. ovarium (indung telur)
D. anus
2. Null Gangguan kesuburan atau infertilitas telah menjadi hal yang penting dan
signifikan saat ini. Bahkan angka kejadian gangguan kesuburan mencapai?
A. 12-15% pada pasangan yang aktif secara seksual di seluruh dunia
B. 12-17% pada pasangan yang aktif secara seksual di seluruh dunia
C. 12-20% pada pasangan yang aktif secara seksual di seluruh dunia
D. 12-23% pada pasangan yang aktif secara seksual di seluruh dunia
3. Suhu basal adalah suhu tubuh yang didapat ketika Anda benar-benar beristirahat
dalam keadaan?
A. Tidur
B. Bangun
C. Berdiri
D. Memejamkan mata
4. Kemajuan teknologi digital sangat membantu pembelajaran ketika harus
dilakukan secara daring seperti sekarang ini. Tapi bagaimana melakukan
penilaian dan evaluasi pembelajaran ketika proses belajar mengajar harus
dilakukan jarak jauh, kecuali?
A. Tugas sekolah
B. Ujian
C. Forum diskusi
D. Dari pesan

5. Pemeriksaan lendir (mukus) serviks?


A. Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil sampel jaringan
dari lendir serviks menggunakan alat swab khusus, lalu kemudian
diperiksa lebih lanjut komponen penyusunnya secara mikroskopik
di laboratorium.
B. Fern test (tes pakis) dan postcoital test (uji pasca senggama) termasuk
di antara jenis pemeriksaan ini
C. Ferning, yang diamati dalam fern test, adalah pembentukan struktur
menyerupai daun pakis oleh lendir serviks saat dikeringkan di atas
permukaan kaca obyek.
D. Uji pasca senggama dilakukan dengan memeriksa kadar sel sperma
pada lendir serviks (tepatnya di forniks posterior vagina, ektoserviks,
dan endoserviks) dalam 8 hingga 10 jam setelah pasangan suami istri
bersenggama di masa subur.

6. Sesuai dengan namanya, lendir serviks adalah cairan kental yang diproduksi oleh
kelenjar di?

A. leher rahim atau serviks

B. anus

C. saluran kemih

D. anus dan kantung kemih


https://www.sehatq.com/artikel/sedang-merencanakan-kehamilan-
pahami-suhu-basal-tubuh

https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/4-instrumen-penilaian-dalam-
pembelajaran-daring

https://hellosehat.com/kehamilan/kesuburan/apa-itu-lendir-serviks-cepat-hamil/

https://www.alodokter.com/komunitas/topic/analisis-pemeriksaan-
tambahan-untuk-fertilitas

Anda mungkin juga menyukai