ABSTRACT
Rainfed lowland agricultural land only relies on water from rainfall because it does not get water
supply from irrigation. So that it can cause crop failure if the rice fields experience prolonged drought. This
research is located in Tanjung Ali Village, Jejawi District, Ogan Komering Ilir Regency.
The purpose of this study is to determine whether the amount of rainwater is able to meet the needs of
rainfed lowland water in Tanjung Ali village. For the planting season which is carried out in Tanjung Ali village
twice a year.
Base on the results of the calculation of the cropping pattern twice a year, it can still be fulfilled.
However, from the results of the water balance, it is found that the water balance value for the availability of
water for land preparation during the second planting season in October has a water deficit, namely 1.544
m3/sec for a rice field area of 415 Ha due to the availability of water from effective rainfall which is not
sufficient for water needs.
1. Pendahuluan
Latar Belakang
Pada musim kemarau kebutuhan air kebutuhan air sawah, maka dari itu tujuan
tersebut, sangat harus dilakukan suatu efektif di Desa Tanjung Ali. Desa Tanjung
Tinjauan Pustaka
Sawah tadah hujan adalah sawah hujan. Di musim kering sawah ini
yang sistem pengairannya sangat dibiarkan tidak diolah karena air sulit
mengandalkan curah hujan. Jenis sawah ini didapat atau tidak ada sama sekali.
1
Proses Terjadinya Siklus Hidrologi
transformasi air dari cair ke fase gas akan mendekati satu sama lain dan bersatu
ketika bergerak dari tanah atau badan air hingga membentuk sebuah awan.
Untuk padi:
Re padi = (R80 x 0,7) / periode pengamatan (2.1)
Dimana:
Re = curah hujan efektif (mm/hari)
R80 = curah hujan dengan kemungkinan sebesar 80%
Setelah didapat data curah hujan yang di rangking kemudian dihitung memakai angka
2
R 80 % Januari−R 80 % Desember
AP. I Januari=R 80 % Januari− (2.2)
4
R 80 % Januari−R 80 % Februari
AP. II Januari=R 80 % Januari− (2.3)
4
R 80 % Desember−R 80 % November
AP. I Desember=R 80 % Desember− (2.4)
4
R 80 % Desember−R 80 % Januari
AP. II Desember=R 80 % Desember− (2.5)
4
1 AP . I
R 80 % Januarike−1= x R 80 Januari (2.6)
2 AP . I + AP . II
1 AP . II
R 80 % Januarike−2= x R 80 Januari (2.7)
2 AP . I + AP . II
1
R 80 % bulan Januari ke−1
2 (2.8)
ℜ padike−1= x 0,70
15
1
R 80 % bulan Januari ke−2
2 (2.9)
ℜ padike−2= x 0,70
15
Dengan :
ETo = evapotranspirasi potensial (mm/hari)
C = faktor koreksi akibat iklim siang dan malam
W = faktor bobot tergantung dari suhu udara dan ketinggian tempat
Rn = radiasi netto ekuivalen dengan evapotranspirasi (mm/hari) = Rns-
rn)
Rns = gelombang pendek radiasi yang masuk (1–a) x Rs
Rs = gelombang panjang radiasi netto
f(t) x f(ed) x f (n/N)
3
N = lama maksimum penyinaran matahari
1-w = faktor bobot tergantung temperature udara
f(u) = fungsi kecepatan angin = 0,25(1+u/100)
f(ed) = efek tekanan uap pada radiasi gelombang panjang
f(n/N) = efek lama penyinaran matahari pada radiasi gelombang panjang
f(T) = efek temperatur pada radiasi gelombang panjang
ea = tekanan uap jenuh tergantung pada temperature
ed = e a x Rh /100
RC = curah hujan efektif
Metode Mock dalam direktorat jendral pengairan (1986) menggambarkan secara singkat dan
2. METODELOGI PENELITIAN
4
Sumber: BMKG kelas I Kenten, Kota Palembang
5
Tabel 4. Rekapitulasi perhitungan Evapotranspirasi di Desa Tanjung Ali
6
5 225, 356, 693, 357, 363, 203, 162, 158, 216, 266, 377, 518,
0 0 5 0 0 5 0 5 0 8 5 0
Tabel 7. Rekapitulasi Curah Hujan Efektif Untuk Padi (Re padi) (mm)
Periode I II I II I II I II I II I II
AP 217,5 178,25 162,75 188,75 256,25 275,5 237,5 195,75 147,25 118,75 110,25 93,25
Re padi 4,77 3,90 3,34 3,88 6,55 6,97 5,62 4,63 3,17 2,56 2,67 2,26
Periode I II I II I II I II I II I II
AP 67,75 53,25 49,75 38,5 19,5 18,5 33,5 83,75 230,25 163,25 291,0 280,5
R80 (1/2
40,87 24,20 27,05 20,94 5,13 4,86 13,09 30,90 118,78 84,21 170,33 155,13
bulan)
Re padi 1,90 1,12 1,28 0,97 0,23 0,22 0,61 1,44 5,54 3,92 8,43 7,94
7
Rekapitulasi Ketersediaan air sawah dengan metode FJ Mock
Tabel 10. Water Balance Ketersediaan air sawah dengan Kebutuhan Air Sawah
(m3/det)
8
Desember 2,237 0,253 1,984 415 Cukup
Dengan perhitungan “Water Balance” ini Dengan pola tanam musim pertama yang
untuk pola tanam yang dipakai akan mencukupi, sedangkan musim tanam
dibandingkan dengan debit andalan untuk kedua yang dilakukan pada bulan
tiap periode (1/2 bulan) dan luas lahan November-Februari untuk pengolahan
yang dapat dialiri. Dengan demikian lahan yang dilakukan pada bulan Oktober
9
September periode kedua dengan penyuluhan dan sosialisasi kepada
DAFTAR PUSTAKA
Mock, F.J. 1973. Land Capability Appraisal Indonesia, Water Availability Apprasial. Bogor:
UNDPFAO
Purba Ghon Hardy. 2011. Kebutuhan Dan Cara Pemberian Air Irigasi Untuk Tanaman Padi
Sawah (Oryza sativa L.). Widyatech Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 10 No. 3 Hal 145-
155
Hansen, V.E, D.W. Israelsen., dan G.E. Stringham. 1992. Dasar-dasar dan Praktek Irigasi.
Jakarta: Erlangga.
10