Anda di halaman 1dari 10

MAQAM-MAQOM DALAM TASAWUF, RELEVANSINYA DENGAN

KEILMUAN DAN ETOS KERJA

Dian Ardiyani
Fasilitator Baitul Arqom Universitas Muhammadiyah Surakarta
Email: ardialchemys1@gmail.com

ABSTRAK
Tasawuf adalah ilmu untuk mengetahui bagaimana cara mensucikan
jiwa, menjernihkan akhlaq, membangun dhahir dan batin serta
untuk memperoleh kebahagiaan yang abadi. Tasawuf pada mulanya
merupakan gerakan zuhud (menjauhi duniawi) dalam Islam. Seiring
berkembangnya ilmu pengetahuan dan pemahaman yang mendalam
akan al-qur’an, tasawuf membekali seseorang bahwa segala sesuatu
harus dilakukan karena dan hanya untuk Allah. Dalam ilmu tasawuf,
ada maqom-maqom yang harus dilalui oleh seorang yang belajar
tasawuf. Maqom adalah tingkatan seorang hamba di hadapan Allah.
Maqom ini dapat diraih melalui berbagai usaha atau latihan dari
seorang hamba. Dalam kehidupan modern, maqom dapat dipahami
sebagi usaha atau latihan yang dilakukan seorang hamba yang ingin
memiliki kedekatan dengan Allah. Usaha-uasaha yang dilakukan dapat
juga mengikuti apa yang telah dirumuskan oleh para sufi terdahulu
seperti Taubat, Wara’, Sabar, Faqir, Zuhud, Tawakkal, Mahabbah,
Ma’rifah, dan Ridha namun dengan reinterpretasi kembali agar dapat
relevan dengan keilmuan dan etos kerja secara kekinian.

Keywords: Tasawuf, maqom, keilmuan, etos kerja.

Pendahuluan manusia mulia bersama kaum yang


Sebelum kita masuk dalam mulia. Syekh Abdul jabir al-Jilani
pemahaman tentang maqom-maqom berpendapat bahwa tasawuf adalah
dalam tasawuf kita awali dahulu mensucikan hati dan melepaskan
mengenai pembahasan tentang nafsu dari pangkalnya dengan
pengertian tasawuf. Menurut kholwat, riyadah dan terus menerus
Muhammad bin Ali-Qasab, tasawuf berdzikir dengan dilandasi iman yang
adalah akhlak mulia yang nampak benar, mahabbah, taubah dan ikhlas.
di zaman yang mulia dari seorang Jika seorang muslim duduk dalam

168 SUHUF, Vol. 30, No. 2, November 2018 : 168-177


khalwat dengan taubat dan talqin dan dan istiqomah. Sedangkan ahwal
memenuhi syarat-syarat yang telah bentuk mufrad dari “hal” adalah
ditentukan, maka Allah memurnikan kondisi yang dialami oleh seorang
amalnya, menyinari hatinya, sufi dalam dirinya atau batinnya. Jika
menghaluskan kulitnya, mensucikan maqom merupakan usaha seorang
lisannya, memadukan anggota sufi untuk berada dalam tingkatan
badannya lahir batin, mengangkat tertentu sedangkan ahwal adalah
amalnya ke haribaan-Nya dan Allah suatu pemberian Allah yang diberikan
mendengar permohonannya. Allah kepada seseorang sebagai hasil
Dengan demikian, tasawuf dapat usahanya dalam maqom tersebut.2
diartikan ilmu untuk mengetahui Seorang sufi dalam menempuh
keadaan jiwa manusia, terpuji perjalanan menuju Allah memiliki
atau tercela, bagaimana cara-cara pengalaman ahwal yang berbeda-
menyucikan jiwa dari berbagai sifat beda. Demikian juga maqom yang
yang tercela dan menghiasinya dengan mereka tempuh juga berbeda. Abu
sifat-sifat terpuji dan bagaimana cara Nasr as-Sarraj dalam kitabnya yang
mencapai jalan menuju Allah.1 Proses berjudul al-Luma menyebutkan ada
menepuh jalan rohani menuju Tuhan tujuh maqom yang harus ditempuh
taqarrub ilallah (mendekatkan diri oleh seorang salik untuk dekat dengan
kepada Allah), ada stasiun-stasiun Allah. Diantaranya adalah dengan
(al-Maqomat) yang mesti ditempuh jalan attaubah, al-Wara’, az-Zuhud,
oleh seorang salik (pelaku tasawuf). al-Faqir, As-Sabr, at-Tawakkal, ar-
Makalah ini akan membahas Ridha. Sedangkan ibrahim Basyuni
mengenai maqom-maqom yang ada berpendapat ada lima maqom
di dalam tasawuf dan bagaimana diantaranya adalah at-Taubah, az-
implementasinya di dalam keilmuan Zuhud, ar-Ridha, at-Tawakkal, al-
modern serta etos kerja bagi seorang Khalwah, dan az-Dzikr.3
muslim. Demikian juga dengan ahwal,
pada umumnya para sufi menuliskan
Pengertian Maqomat Dalam Dunia sepuluh tingkatan diantaranya al-
Tasawuf Muraqabah, al-Qurb, al-Mahabbah,
Maqom adalah kedudukan al-Khauf, ar-Raja’, as-Syauq, al-Uns,
atau tahapan seorang sufi berada. at-Tumakninah dan al-Yaqin.
Kedudukan ini hanya akan didapat Tingkatan maqom secara umum
oleh seorang sufi atas usahanya yang sering dilakukan oleh seorang
sendiri dengan penuh kesungguhan sufi dianaranya adalah:

1
Amin al-Kurdi, Tanwur al-Qulub, Indonesia: al-Haramain, tth, hlm 406
2
Ahmad Daudi. Kuliah Ilmu Tasawuf. (Jakarta: Bulan Bintang) hlm.40
3
Ibrahim Basyuni. Nasyat at-Tasawwuf al-Islami. (Mesir:Dar al-Ma’arif) Tth. hlm.157

Maqam-Maqam dalam...(Dian Ardiyani) 169


1. Taubah kalangan sufi memiliki pengertian
Taubah merupakan maqom bahwa seseorang harus menjauhi
pertama yag harus dilalui oleh dan meninggalkan segala hal
seorang salik (pelaku tasawuf). yang belum jelas haram halalnya
Pengertian taubat secara (syubhat). Dalam konteks
etimologis atau bahasa artinya kekinian, wara’ dapat menjadikan
kembali hal ini searti dengan seseorang sangat berhati-hati
kata Raja’a. Sedangkan secara dalam kehidupannya, berusaha
termonologi atau istilah taubah mencari rizki yang halal serta tidak
berarti kembali dari segala menggunakan metode spekulasi
sesuatu yang dicela oleh Allah dalam berbisnis sehingga
menuju ke arah yang dipuji oleh- semuanya harus jelas, terukur
Nya.4 dan tidak lepas dari norma-norma
Menurut Mzakkir, taubat dapat kemanusiaan dan ketuhanan.
dipahami bahwa manusia Melatih untuk senantiasa bersih
senantiasa berusaha untuk tidak dalam kehidupan baik lahir
melakukan kesalahan baik yang maupun batin,
berhubungan dengan Allah 3. Az-Zuhud
swt, maupun dengan sesame Menurut bahasa artinya
manusia. Dalam konsisi tersebut menentang keinginan atau
nilai dan makna taubat jika kesenangan. Secara istilah
diimplementesaikan dalam adalah berpaling dari mencintai
kehidupan sehari-hari seseorang sesuatu menuju suatu yang lebih
akan lebih waspada dalam baik. Menurut Al-Qosyani,
setiap pekerjaan yang dilakukan, zuhud orang awam adalah
menumbuhkan kerendahan hati membersihkan diri dari berbagai
yang tulus, dan dengan istigfar syubhat setelah meninggalkan
seseorang akan didik dan hal-hal yang diharamkan karena
dituntun untuk tidak sombong takut mendapat cela. Sedangkan
dan angkuh.5 zuhud seorang salik adalah
2. Al-Wara’ membersihkan diri dari kelebihan
Secara bahasa wara’ artinya hati- dengan cara meninggalkan hal
hati. Secara istilah adalah sikap yang melebihi kadar kebutuhan
menahan diri agar hati tidak pokok lalu menghiasi diri
menyimpang sekejap pun dari dengan pakain para nabi dan
mengingat Allah.6 Wara’ pada kaum sufi. menurut pandangan
4
Sayyid Abi Bakar Ibnu Muhammad Syatha. Misi Suci Para Sufi. (Yogyakarta: Mitra Pustaka). Hlm. 42
5
Muzakkir, Relevansi Ajaran Tasawuf Pada Masa Modern, diakses pada 26 April 2016.
6
Al-Kalabazi, at-Ta’arruf li Mazhab ahl at-Tasawwuf. (Cairo: Maktabah al-Kulliyyah al-Azhariyyah
,1980). hlm.111

170 SUHUF, Vol. 30, No. 2, November 2018 : 168-177


sufi, pada dasarnya adalah tidak tetapi juga mampu menahan
tamak atau tidak ingin dan tidak terhadap penyakit fisik. Sabar
mengutamakan kesenangan juga dapat dipahami sebagai sikap
duniawi. Dalam kehidupan tabah, tekun dan tangguh dalam
dapat dipahami sebagai hidup menghadapi dan menyelesaikan
sederhana, tidak berlebihan berbagai problema hidup. Tidak
dan tidak pula kekurangan. ada orang yang sukses tanpa
Kesederhanaan merupakan kesungguhan dan keuletan serta
prinsip hidup Islami. Sebab, ketangguhan untuk meraihnya.
segala sesuatu jika berlebihan Dengan sikap sabar, seseorang
menjadi tidak normal dan tidak tidak mudah putus asa, tidak
baik. cepat menyerah ketika belum
4. Al-Faqr berhasil. Bahkan seorang yang
Faqr adalah sikap hidup yang memiliki sikap sabar tidak larut
tidak “ngoyo” atau memaksa dalam kesedihan ketika terkena
diri untuk mendapatkan sesuatu. musibah, ia akan cepat bangkit
Tidak menuntut lebih dari untuk menatap masa depan yang
apa yang telah dimiliki atau lebih cerah.
melebihi dari kebutuhan primer. 6. As-Syukr
Dalam kehidupan modern, dapat Rasa syukur berasal dari rasa
diwujudkan dalam pengertian kita berterimakasih atas apa yang kita
tidak meminta sesuatu yang diluar miliki berasal dari karunia Allah.
apa yang kita lakukan. Kita harus Dengan rasa syukur ini seseorang
menyadari bahwa setiap sesuatu akan merasakan begitu besar
ada batasnya, dengan demikian, karunia yang diberikan Allah
kita tidak memaksa diri untuk kepada hambanya, sehingga akan
melakukan di luar kesanggupan senantiasa besyukur atas nikmat
kita. Karena kekayaan sering yang diberikan Allah kepadanya.
menjadikan manusia untuk 7. At-Tawakkal
melakukan kemaksiatan sehingga Dapat diartikan berserah diri
jauh dengan Allah. kepada Allah. Secara sufistik
5. As-Sabr tawakal adalah menyerahkan
Sabar berarti tabah dalam diri kepada ketentuan Allah.
menghadapi segala kesulitan Kata sebagian sufi tawakal
tanpa ada rasa kesal dan adalah rahasia antara seorang
menyerah dalam diri. Dalam abdi dengan Tuhannya.7 Tawakal
hal ini tidak hanya mengekang juga dapat diartikan dengan
keinginan nafsu dan amarah pasrah dan mempercayakan

Al-kalabazi, At-Ta’arruf li Mazhab ahl at-Tasawwuf. hlm.121


7

Maqam-Maqam dalam...(Dian Ardiyani) 171


secara bulat kepada Allah dunia. Ketiga, golongan yang
setelah melaksanakan suatu ridha atas musibah dan itulah
rencana dan usaha. Manusia cobaan yang beragam. Keempat,
hanya merencanakan dan golongan orang yang ridha atas
mengusahakan, tetapi Allah yang keterpilihan, itulah Mahabbah.8
menentukan hasilnya. Dalam 9. Al-Makrifat
kehidupan modern ini, tawakkal, Makrifat artinya mengenal atau
merupakan sikap optimis dan melihat, yang dimaksud disini
percaya diri, bahwa segala hal adalah melihat Tuhan dengan
ada yang mengatur segala sesuatu mata hati. Dzunnun al-Misri
di alam ini adalah Allah. Bila kita membagi makrifat menjadi
mengikuti aturan-Nya, yakni tiga bagian. Makrifat mukmin,
sunnatullah, maka kita akan makrifat ahli kalam, dan makrifat
sukses, baik di dunia maupun di Auliya Muqarrabin.
akhirat. Dengan sikap optimis
kita akan kreatif, namun tidak Korelasi Pencapain Maqom-
takabbur atau sombong, sebab Maqom Dalam Tasawuf Dengan
kita meyakini sepenuhnya yang Keilmuan
memberi keputusan hasil baik Terlepas dari pencapaian
atau tidak adalah yang memiliki maqom-maqom dalam tasawuf
aturan sunatullah itu sendiri cita-cita seorang sufi adalah
yakni Allah swt. mengkombinasikan kehidupan
8. Ar-Ridha spiritual dan duniawi sehingga cahaya
Menurut al-Muhasibi, “ridha spiritual memotifasi dan bersinar
adalah tentramnya hati dibawah melalui aktivitas duniawi. Amalan
naungan hukum. Sementara dalam tasawuf dapat membantu dalam
Dzun Nun Al-Misri menyatakan mempertahankan keseimbangan
ridha adalah senangnya hati spiritual. Tasawuf memulihkan
dengan berjalannya ketentuan pandangan dunia yang utuh dengan
Allah. Menerima ketentuan menawarkan pengalaman mistis yang
hukum Tuhan engan senang tidak berkonflik dengan sain modern.
hati. Menurut an-Najjar, ahli Korelasi ilmu tasawuf dengan
ridha terbagi menjadi empat keilmuan terletak pada proses
tipe. Pertama golongan orang pengetahuan yang dimiliki sufi. Di
yang ridha atas segala pemberian mana sufi dalam mengembangkan
Al-Haq dan inilah makrifat. spiritual melalui proses riyadhah
Kedua, golongan orang yang atau yang disebut olah batin/spiritual
ridha atas segala nikmat, itulah dengan tujuan untuk mendekatkan

Amir-Annajar, Psikoterapi Sufistik dalam Kehidupan Modern, hlm. 87.


8

172 SUHUF, Vol. 30, No. 2, November 2018 : 168-177


diri dan mengenal secara mendalam Taubah merupakan pintu yang
hakikat Tuhannya. Dalam proses pertama untuk seorang ahli tasawuf
riyadhah tersebut terjadi proses dalam mencapai maqom-maqom
transendensi, yaitu upaya seorang berikutnya. Begitu juga seseorang
sufi meningkatkan kualitas spiritual yang ingin mencari ilmu menjauhkan
untuk mencapai maqom tertinggi diri dari maksiat(taubah) merupakan
yang disebut ma’rifat. Dalam istilah kunci utama untuk dapat membuka
lain disebut ma’rifatullah yang pikiran manusia dalam menyerap
berarti mengenal Allah. Pada maqom pengetahuan.
ma’rifat inilah pengetahuan sufi Kemudian dalam suatu hadis
akan tersingkap sehingga mampu juga dituliskan (“Man ‘arofa
memahami pengetahuan yang nafsahu faqod ‘arofa Robbahu”.
bersifat khusus yang tidak dimiliki Barang siapa yang mengenal dirinya
oleh manusia biasa. Kemudian, maka akan mengenal Tuhannya).
dilakukanlah imanensi yaitu Sederetan intelektual muslim juga
mengejawantahkan pengetahuan banyak mengkaji tentang jiwa dan
Tuhan ke dalam kehidupan riil. roh diantaranya adalah Al-Kindi, Al-
Sebagai contoh sederhana, Farabi, Ibnu Sina, dan Al-Ghazali.
pesan imam al-Waqi’ kepada imam Menurut sebagian ahli tasawuf nafs
Syafi’i “Syakautu ila al-Waqi’ su’a (jiwa) adalah roh dan jasad. Pengaruh
al-hifdzi fa arsyadani ila tarki al- ini akhirnya memunculkan kebutuhan
ma’asyi wa akhbarani bianna ilmu jasad yang dibangun oleh roh jika jasad
nur wa nurullah la yuhda li al-asyi” tidak memiliki tuntutan tuntutan yang
(aku telah mengadu kepada al- tidak sehat dan disitu tidak terdapat
Waqi’ mengenai buruknya hafalanku kerja pengekangan nafsu, sedangkan
maka beliau menasehatiku agar qolbu (hati) tetap sehat, tuntutan jiwa
meninggalkan ma’siat. Ilmu adalah terus berkembang, sedangkan jasad
cahaya, sedangkan cahaya Allah menjadi binasa karena melayani
tidak akan diberikan kepada ahli hawa nafsu. Berdasarkan pemahaman
ma’siat). Dengan demikian ilmu tersebut akan muncul Psikologi
akan dengan mudah didapat jika yang mempelajari permasalahan
seseorang menjauhi perbuatan- mengenai jiwa.9 Psikologi Islam
perbuatan maksiat. Dalam kaitannya juga membahas bagaimana tingkah
dengan ilmu tasawuf yaitu taubah. laku manusia menjadi positif dan
9
Jiwa dalam pandanan para filosof adalah suatu permasalahan awal yang benyak dibicarakan. Jiwa yang
dalam bahasa Inggris adalah soul, istilah ini mengacu kepada pelaku pengendali, pusat pengaturan atau
prinsip vital pada manusia, Lorens Bagus, Kamus Filsafat. Hal, 379. Seperti halnya Plato, yang membagi
jiwa dalam 3 macam jiwa dalam diri manusia. Jiwa petama dia sebut jiwa rasional dan ketuhanan. Yang
kedua adalah jiwa hewani yang mengandung kemarahan, dan jiwa yang ketiga adalah jiwa nabati dan
nafsu. Lihat Muhammad bin Zakaria al-Razi. 2002. Pengobatan Rohani. (terj. M.S. Nasrullah & Dedi
M. Hilman). Jakarta. Penerbit Hikmah. Hal. 51-52.

Maqam-Maqam dalam...(Dian Ardiyani) 173


dekat dengan Tuhan. Sehingga antara mencapai pengetahuan diri dan
psikologi dengan tasawuf sangat hakikat wujud tertinggi, melalui
erat hubungannya. Para psikolog tahap yang disebut jalan cinta dan
banyak menerapkan sistem tasawuf penyucian diri. Cinta yang dimaksud
dalam mengatasi permasalahan jiwa. para sufi adalah kecenderungan
Karena didalam tasawuf, para sufi kuat dari kalbu kepada Yang
mencoba memberikan latihan dengan Satu, kerena pengetahuan tentang
amalan-amalan yang diterapkan hakikat ketuhanan hanya dicapai
untuk kesehatan batin dan jasad. Hati tersingkapnya cahaya penglihatan
adalah tempat bercokolnya keimanan. batin (kasyf) dari dalam kalbu
Dengan demikian wirid dan zikir manusia.10
tidak bisa lepas dari sarana sebagai Penyucian jiwa merupakan ajaran
pendidikan dalam permasalahan tasawuf yang sangat penting. Abdul
spiritual. Muhaya mengemukakan bahwa
Setelah melewati persinggahan penyucian jiwa dapat dilakukan
dalam (maqomat) dan rasa kebatinan melalui pengalaman seperti taubah,
yang begitu dalam, banyak tokoh wara’, zuhud, tawakkal, dan ridha.
tasawuf berharap untuk bersatu Disampin ajaran tersebut para sufi juga
dengan Tuhan. Mereka berusaha menggunakan musik indah sebagai
mendapatkan kesejatian diri, alat purifikasi, kegiatan ini disebut
kesejatian alam, dan kesejatian Tuhan. sebagai kegiatan al-sama’. Dalam hal
Pesona indah kalimat yang diucapkan ini Abdul Muhaya mengutip pendapat
para sufi mengharap pancaran Illahi Ahmad Al-Ghazali bahwa mendengar
menyelam kedalam hati, berbeda musik dapat menghilangkan tabir
dengan pengalaman pahit yang hati, menggelorakan rasa cinta Ilahi,
mereka alami. Dalam persinggahan mengantarkan seorang sufi kederajat
tersebut muncul keindahan bahasa kesempurnaan dan menjadikannya
yang luar biasa. Dalam kesustraan mencapai ke tingkat musyahadah.
Islam, karya-karya paling universal Konsep tatanan semesta yang
termasuk ladang garapan tasawuf. tersirat mirip dengan visi mistik
Semangatnya yang membangkitkan tentang spirit Ilahi yang hadir di
kesusteraan Arab dan persia, mulai mana-mana dan maha meliputi
dari lirik-lirik lokal dan sajak-sajak yang mengungkapkan dirinya, atau
epiknya sampai kepada karya-karya menyingkapkan dirinya, dalam dunia
didaktik dan mistik yang dimensinya ciptaan yang kasatmata, dan dengan
sangat universal. cara ini menciptakan keragaman
Secara keseluruhan jalan tasawuf dari kesatun. Konsep ini senada
merupakan metode-metode untuk dengan konsep wahdat al-wujud Ibn
Abu al-Wafa Al-Taftazani. Sufi dari Zaman ke Zaman, alih bahasa A. Rofi’ Utsmani, Bandung: Pustaka.
10

hlm. 56.

174 SUHUF, Vol. 30, No. 2, November 2018 : 168-177


‘Arabi yang menyatakan bahwa “ untuk melakukan pekerjaan dengan
semua fenomena di alam semesta sebaik-baiknya dan penuh rasa
ini adalah nisbah (kaitan) hukum- tanggung jawab. Sehingga jelaslah
hukum berbagai mumkinat terhadap bahwa etos kerja identik dengan
substansi Yang Haq. Sedangkan orientasi duniawi.
yang disebut nisbah bukanlan a’ayan Seorang muslim yang memiliki
bahkan bukanlah perkara yang etos kerja adalah mereka yang selalu
perlu diperhitungkan, ia hanyalan ingin berbuat suatu yang bermanfaat
merupakan perkara-perkara yang tidak (shalih) bagi dirinya dan sekitarnya.
ada (‘adam) ditinjau dari segi hakikat Dengan demikian sudut pandang kita
hubungan. Apabila dalam wujud ini dalam melaksanakan suatu pekerjaan
tidak ada suatu kecuali Dia, maka harus didasarkan pada tiga dimensi
tidak ada baginya yang menyerupai kesadaran,11 diantaranya:
sebab yang menyerupai tidak ada  Aku tahu (makrifat, alamat,
disana. ‘Ain al-mumkinat tidak ada Epistimologi)
selain Zat al-Haq, sebab mustahil ada  Aku berharap (hakikat, ilmu,
sesuatu yang menambahi yang bukan religiusitas)
al-Haq yang memberinya.”Dengan  Aku berbuat (syariat, amal, etis)
demikian wujud hanyalah satu. Itulah
makna wahdat al-wujud. Alam dan Harapan didalam bahasa
segala fenomena yang ada hanyalah inggris disebut HOPE seakan-
sebagai gambaran atau cerminan bagi akan merupakan sebuah singkatan
Yang Mutlaq. Makhluk atau yang dari Honorable Person (pribadi
dijadikan, wujudnya bergantung pada terhormat). Dalam hal ini al-insanul
wujud Tuhan yang bersifat wajib. kamil yang mengerahkan seluruh
potensi dirinya. Dia isi mata batinnya
Korelasi Maqom-Maqom dalam (use your hart) tidak pernah diam
Tasawuf dengan Etos Kerja dalam mengisi ilmu pengetahuan (use
Antara tasawuf dan etos kerja your head) dan akhirnya dia buktikan
dapat dikorelasikan sehingga dalam bentuk tindakan yang nyata
keduanya tidak dikotomis. Dalam (use your hand).
pengalaman maqomat seseorang Di satu sisi tasawuf sering
dapat menyeimbangkan orientasi dianggap mengandung ajaran yang
ukhrowi dan duniawi. Sehingga melemahkan etos kerja. Contoh,
dapat merasakan kenikmatan dalam didalam tasawuf ada ajaran tentang
membangun etos kerjanya. Etos kerja wara’ (menjauhi perbuatan dosa),
adalah semangat kerja yang menjadi zuhud (hidup sederhana), qona’ah
ciri khas dan keyakinan seseorang (merasa puas dengan apa yang

Toto Tasmara. Membudayakan Etos Kerja Islam. Hlm.6


11

Maqam-Maqam dalam...(Dian Ardiyani) 175


dimiliki) Faqr (kemiskinan). Selain terhindar dari perbuatan maksiat
itu tasawuf juga memiliki kebiasaan dan tidak menghalalkan berbagai
membaca wirid, zikir, dan doa yang cara untuk mendapatkan hasil yang
menyita banyak waktu, sehingga maksimal.
dapat mengurangi kesempatan Jika dikorelasikan dalam
untuk mencari uang. Namun dengan kehidupan modern saat ini nilai-nilai
ajaran tersebut tidak dimaksudkan tasawuf ini menjadi sangat sakral dan
seseorang untuk menjadi malas, tidak dibutuhkan. Nilai akhlaq, moral dan
disiplin bahkan tidak mau bekerja etika seseorang sudah mulai memudar
keras. Ajaran tasawuf bertujuan agar seiring dengan perkembang ilmu
manusia tidak mencari uang dengan pengetahuan dan teknologi. Pemimpin
cara yang haram, menyalahi aturan sudah tidak lagi mengutamakan
agama setelah kaya atau ingkar kepentingan rakyat, seolah-olah
terhadap tuhan ketika hidup miskin. memerankan aji mumpung akhirnya
muncullah korupsi besar-besaran,
Refleksi kekinian sehingga rakyatlah yang menjadi
Bersadarkan penjelasan diatas korban.Ini menjadi refleksi bagi
didapat pemahaman bahwa ketika kita, jika seseorang tidak ada
seseorang sudah mencapai tingkatan upaya untuk mendekatkan dirinya
makrifat, akan bertambahlah ilmunya. dengan Tuhan dalam kehidupannya
Tidak hanya ilmu tentang mencapai maka yang muncul hanyalah nafsu
kedekatan dengan Tuhan tetapi juga belaka, ketamakan, kerakusan dan
akan tersingkap ilmu-ilmu Alloh penindasan. Hanya kembali kepada
yang ada di alam semesta. Dengan Tuhanlah obat yang paling mujarab.
demikian akan muncul semangat
untuk tholabul ilmi dan menggali Penutup
terus ilmu pengetahuan dan teknologi. Berdasarkan pembahasan diatas
Seorang sufi modern selalu memiliki tentang perjalanan maqom-maqom
inovasi dalam mengembangkan dalam tasawuf ternyata memiliki
ilmu pengetahuan dengan bijaksana, pengaruh yang besar terhadap
sehingga ilmu baru yang akan perkembangan ilmu yang lain. Ilmu
didapatkan bisa dimanfaatkan dengan tasawuf bukanlah ilmu yang berdiri
bijaksana pula. sendiri. Dengan ilmu tasawuf akan
Begitu juga dalam muncul ilmu-ilmu lain yang saling
mengembangkan etos kerja, berkaitan. Perjalanan - perjalanan
seorang neosufisme selalu memiliki maqom dalam tasawuf memberi
etos kerja yang luar biasa. Selalu pengalaman yang luar biasa sehingga
mengedepankan ketauhidan dalam tersingkaplan seluruh ilmu Allah
menjalankan pekerjaannya, sehingga yang maha Tinggi.

176 SUHUF, Vol. 30, No. 2, November 2018 : 168-177


Kaitannya dengan etos kerja Inilah ruh dari insan kamil yang
seseorang, tasawuf ibarat ruh akan terpancar dalam jiwa manusia,
yang memberikan semangat bagi sehingga dalam segala perbuatannya
seseorang untuk lebih giat dalam selalu mengedepankan nilai-nilai
bekerja, mencari rizki yang halal ketauhidan dan semata mendapatkan
dan tidak menghalalkan segala cara. ridho dari Allah semata.

Daftar Pustaka

Abdul Qadir Jailani, as-Syaikh. 2009. Tafsir Al-Jilani. Istambul. Markaz al-
Jilanin li al-Buhus al-Ilmiyyah.
Annajar, Amir. 2004. Psikoterapi Sufistik dalam Kehidupan Modern. Bandung.
Hikmah.
Amin Kurdi, Muhammad. Tanwur al-Qulub, Indonesia. Al-Haramain.
Al-Kalabazi. 1980. at-Ta’arruf li Mazhab ahl at-Tasawwuf. Cairo: Maktabah
al-Kulliyyah al-Azhariyyah.
Al-Razi, Muhammad bin Zakaria. 2002. Pengobatan Rohani. (terj. M.S.
Nasrullah & Dedi M. Hilman). Jakarta. Penerbit Hikmah. Hal. 51-52.
Al-Taftazani, Abu al-Wafa. Sufi dari Zaman ke Zaman. alih bahasa A. Rofi’
Utsmani. Bandung: Pustaka.
Bagus, Lorens. 2000. Kamus Filsafat, (cet.Kedua). Jakarta, Gramedia.
Basyuni, Ibrahim . Nasyat at-Tasawwuf al-Islami. Mesir:Dar al-Ma’arif.
Daudi, Ahmad. 1998. Kuliah Ilmu Tasawuf. Jakarta: Bulan Bintang.
Hamka.1983. Tasawuf Perkembangan dan Pemurniannya. Jakarta: Pustaka
panjimas.
Muhaya, Abdul. 2003. Bersufi Melalui Musik: Sebuah Pembelaan Musik Sufi
oleh Ahmad Al-Ghazali. Yogyakarta: Gama Media
Muhammad Mustaghfirin Amin. https://satuislam.org/nasional/tasawuf-
sebagai-cara-membangun-etos-kerja/.
Muzakkir, 2016. Relevansi Ajaran Tasawuf Pada Masa Modern, diakses pada
26 April.
Syatha, Sayyid Abi Bakar Ibnu Muhammad. 2000. Misi Suci Para Sufi.
yogyakarta: Mitra Pustaka.
Tasmara, Toto. 2002. Membudayakan Etos Kerja Islam. Jakarta. Gema Insani
Witteveen. 2003. Tasawuf Inacion. Jakarta. Serambi Ilmu Semesta.

Maqam-Maqam dalam...(Dian Ardiyani) 177

Anda mungkin juga menyukai