PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pada aspek akhirat saja, tetapi juga mengatur aspek dunia. Diskursus
cukup panjang dan kajian atas persoalan ini pasti akan melibatkan
yang dihasilkan oleh para ulama terdahulu menjadi sesuatu yang mutlak
naskah tesebut pun sangat beragam dan diantara tema yang banyak
1
ilmu dan pembuktian ilmiah, tetapi dengan jalan penyaksian esoterik.
tirai dan menangkap hakikat. Dengan hati yang suci, seseorang dapat
memiliki suatu konsepsi tentang jalan menuju Allah (thariqat). Jalan ini
sebagai Ahwal (jamak dari hal) dan Maqamat (jamak dari Maqam).
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
3
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Maqamat
berarti tempat berpijak atau pangkat yang mulia. Sedangkan dalam ilmu
4
sebagaimana tanpa tobat, inabah tidak akan ada; tanpa wara’, zuhud
Maqam yang harus dilewati oleh para pejalan spiritual, yaitu taubat, al
B. Pengertian Ahwal
hal adalah sesuatu yang terjadi secara mendadak yang bertempat pada
hati nurani dan tidak mampu bertahan lama. Sedangkan Harun Nasution
hal adalah makna yang datang pada qalbu tanpa disengaja. Hal diperoleh
tanpa daya dan upaya, baik dengan menari, bersedih hati, bersenang-
senang, rasa tercekam, rasa rindu, rasa gelisah, atau rasa harap. Hal
5
tidak bisa diperoleh lewat cara perjuangan spiritual, ibadah, pelatihan
tetapi hal adalah seperti muraqabah, qurbah, mahabah, khauf, dan lain-
lain. Apabila Maqam diperoleh dengan daya dan upaya, maka hal akan
datang dengan sendirinya. Orang yang meraih Maqam dapat tetap dalam
tingkatannya, sementara orang yang meraih hal justru akan mudah lepas
dari dirinya.
kehadiran hal. Sebaliknya, hal yang telah ditemukan dalam Maqam akan
yang dijalani kaum sufi umumnya terdiri dari tobat, zuhud, faqr, sabar,
a. Tobat
6
kembali dari segala sesuatu yang dicela oleh ilmu (syari’at) untuk
pangkal dosa-dosa, seperti iri, dengki, dan riya. Pada tingkat yang
b. Zuhud
7
Zuhud dapat diartikan sebagai suatu sikap melepaskan diri
membunuh.
karena cinta kepada Allah. Orang yang berada pada tingkat ketiga
8
ini akan memandang segala sesuatu tidak ada arti apa-apa kecuali
Allah.
c. Faqr (Fakir)
telah dipunyai dan merasa puas dengan apa yang sudah dimiliki,
mental faqr merupakan rentetan sikap zuhud. Hanya saja zuhud lebih
9
dengan satu persoalan yang tidak jelas hukumnya atau tidak jelas
adalah sedekah.
d. Sabar
istilah adalah suatu keadaan jiwa yang kokoh, stabil dan konsekuen
10
e. Syukur
f. Rela (Ridha)
11
Menurut Abdul Halim Mahmud, ridha mendorong manusia
untuk berusaha sekuat tenaga mencapai apa yang dicintai Allah dan
g. Tawakal
tingkatan yaitu:
awam.
12
dirinya. Sikap seperti ini merupakan Maqam mutawasith
SAW.
h. Mahabbah
melawan-Nya;
dikasihi.
13
seorang hamba karena ketulusannya dalam merindukan
sering menyebutnya.
Allah.
I. Ma’rifat
ma’rifat, yaitu:
14
Menurut Dzun Nun Al-Mishri dan beberapa sufi-sufi yang
lain, ma’rifah dalam arti yang pertama dan kedua belum merupakan
Tuhannya.
dan muqarrabin atau para sufi, yang sanggup melihat Tuhan dengan
Tuhan; dan sekiranya tidak karena Tuhan, aku tidak akan mengenal
15
Tuhan kepada sufi yang siap dan sanggup menerimanya. Ali abd.
melalui indera.
dijumpai dalam perjalanan kaum sufi. Dibawah ini adalah hal-hal yang
berkaitan erat. Oleh karena itu, ada sufi yang mengupasnya secara
bersamaan. Waspada dan mawas diri merupakan dua sisi dari tugas
16
2. Cinta (al hubb)
mencintai Allah.
17
yakni perasaan senang hati karena menanti sesuatu yang diinginkan
atau khayalan. Khauf menurut ahli sufi adalah suatu sikap mental
pengabdiannya.
4. Rindu (Syauq)
jiwa, rasa rindu hidup dengan subur, yakni rasa rindu ingin segera
18
merupakan bukti cinta yang benar. Lupa kepada Allah lebih
berbahaya dari pada maut. Bagi sufi yang rindu kepada Tuhan, mati
5. Intim (Uns)
sifat uns, ”Ada orang yang merasa sepi dalam keramaian. Ia adalah
6. Thuma’ninah
19
imannya kuat, ilmunya mendalam, dzikirnya jernih dan hakikatnya
tentancap kokoh.
7. Musyahadah
kegaiban yang tidak dijadikan sebagai sesuatu yang terlihat dan tidak
dan tidak berubah. Keyakinan sejati ini tidak lain adalah mukasyafah
20
tidak bisa dibayangkan cara memperolehnya dan tidak bisa
ditentukan.
menghadapi rintangan.
C. Metode Irfani
21
mempunyai fungsi esensial. Qalb merupakan tempat pengetahuan
tersucikan dari berbagai noda atau akhlak buruk yang sering dilakukan
manusia. Karena qalb merupakan bagian dari jiwa, kesucian jiwa sangat
yaitu:
1. Riyadhah
22
ketergantungan terhadap kelezatan duniawi yang fatamorgana, lalu
2. Tafakur
Kulli (jiwa universal) lebih besar dan lebih kuat hasilnya dan lebih besar
sangat penting.
3. Tazkiyat An-Nafs
tahapan takhalli dan tahalli. Para sufi adalah orang yang senantiasa
23
terhadap Tuhannya. Ada lima hal yang menjadi penghalang jiwa dalam
berpikir logis.
4. Dzikrullah
bahwa dzikir kepada Allah merupakan hiasan bagi kaum sufi. Syarat
24
was, dan pembuka kewalian. Dzikir juga berfungsi untuk
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
25
(jamaknya Maqamat) yang dijalani kaum sufi umumnya terdiri dari
ma’rifat.
dua hal yang tidak dapat dipisahkan ibarat dua sisi dalam mata uang.
selanjutnya. Secara garis besar, hal yang dijumpai oleh para sufi
Dzikrullah.
26
DAFTAR PUSTAKA
27
S., Asmaran. Pengantar Studi Tasawuf. Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 1996.
Amiriyah, 1973.
Pustaka, 1989.
28
At Taftazani, Abu al Wafa` al-Ghanimi. Madkh}al Ila al-Tashawwuf
H}alim Mahmud dan Thaha Abd. Baqi Surur. Mesir: Dar al-Kutub
al-Hadithah, 1960.
Nasr, Sayyid Hosein. Tasawuf Dulu dan Sekarang. Terj. Abdul Hadi
Setia, 2007.
2011
Agung, 1990.
http://elzuhriyah.blogspot.co.id/2012/05/maqamat-dan-ahwal-dalam-
kerangka.html
29
30