Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KEGIATAN

TRAINING AWARENESS
SNI ISO/IEC 17025:2017

Surabaya, 24 Maret 2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, bahwa kami berhasil
melaksanakan kegiatan Training Awareness SNI ISO/IEC 17025:2017 yang bertempat di
Balai Teknologi Sanitasi, Surabaya, pada hari Rabu tanggal 24 Maret 2021.

Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan agar pegawai Balai Teknologi Sanitasi dapat
memahami akan pentingnya penerapan SNI ISO/IEC 17025:2017 di Laboratorium terutama
di Laboratorium Pengujian Balai Teknologi Sanitasi.

Demikian yang dapat kami sampaikan, apabila ada kekurangan kami mohon maaf. Kami
harapkan adanya masukan, kritik, dan saran demi kesempurnaan kegiatan tersebut diatas.

Surabaya, Maret 2021


Kepala Balai,

Ir. Dwi Kuryanto, MT


NIP. 19660411 199603 1 001
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Standard ISO memegang peranan penting dalam mengukur bagaimana
kredibilitas perusahaan yang ingin bersaing secara global dan juga adalah salah satu
cara untuk meningkatkan sistem manajemen mutunya. Salah satu sistem
manajemen mutu ISO yang dikenal adalah Sistem Manajemen Mutu ISO 17025.
ISO/IEC 17025 merupakan perpaduan antara persyaratan manajemen dan
persyaratan teknis yang harus dipenuhi oleh laboratorium pengujian dan
laboratorium kalibrasi. Penerapan standar ISO/IEC 17025 pada umumnya
dihubungkan dengan proses akreditasi yang dilakukan oleh laboratorium untuk
berbagai kepentingan.  Indonesia sendiri, melalui Badan Standardisasi Nasional
(BSN) telah mengadopsi ISO/IEC 17025:2017, dan telah menetapkan persyaratan
umum kompetensi laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi dalam SNI
ISO/IEC 17025:2017 sebagai acuan dalam melakukan akreditasi laboratorium di
Indonesia. Komite Akreditasi Nasional (KAN) sebagai satu-satunya lembaga
akreditasi di Indonesia yang ditunjuk pemerintah untuk melakukan akreditasi
terhadap laboratorium dan badan sertifikasi di Indonesia telah memiliki
perjanjian saling pengakuan (Mutual Recognition Agreements) dengan kebanyakan
negara di Asia Pasific.
ISO/IEC 17025 adalah standar utama persyaratan kompetensi untuk
laboratorium pengujian dan kalibrasi. Persyaratan-persyaratan yang diminta bersifat
umum untuk berbagai jenis dan ukuran organisasi yang melakukan pengujian
dan/atau kalibrasi.
Standard ISO/IEC 17025 mulai banyak diterapkan pada beberapa instansi
yang memiliki laboratorium pengujian maupun laboratorium kalibrasi. Dalam rangka
memberikan pemahaman mengenai jalannya sistem ISO/IEC 17025 serta
meningkatkan pengetahuan tentang sistem ISO/IEC 17025 yang terbaru versi 2017
oleh karena itu Balai Teknologi Sanitasi melaksanakan Training Awareness SNI
ISO/IEC 17025:2017.
1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud dan kegiatan Training Awareness SNI ISO/IEC 17025:2017 yaitu agar
pegawai Balai Teknologi Sanitasi dapat memahami akan pentingnya penerapan SNI
ISO/IEC 17025:2017 di Laboratorium terutama di Laboratorium Pengujian Balai
Teknologi Sanitasi yang nantinya akan menjadi laboratorium komersil.

1.3. Manfaat
Manfaat kegiatan ini adalah:
1. Memahami persyaratan kompetensi laboratorium penguji/kalibrasi berdasarkan
SNI ISO/IEC 17025:2017 dan interpretasinya
2. Memahami prinsip dokumentasi mutu laboratorium yang memenuhi kompetensi
laboratoium penguji/kalibrasi berdasarkan SNI ISO/IEC 17025:2017

1.4. Organisasi dan Penanggung Jawab Pelaksana Kegiatan


Organisasi pelaksana kegiatan Training awareness SNI ISO/IEC 17025:2017 adalah
Balai Teknologi Sanitasi, dengan penanggung jawab kegiatan adalah Kepala Balai
Teknologi Sanitasi.
BAB II
LINGKUP KEGIATAN

2.1. Tahapan Pekerjaan


Tahapan kegiatan Training Awareness SNI ISO/IEC 17025:2017 ini sebagai
berikut:
1. Tahap Persiapan antara lain mempersiapkan segala kebutuhan pelaksanaan
kegiatan baik administrasi maupun teknis pelaksanaan;
2. Tahap Pelaksanaan adalah pelaksanaan Training awareness SNI ISO/IEC
17025:2017;
3. Tahap Evaluasi adalah hasil evaluasi berdasarkan kesimpulan dan saran dari
pelaksanaan Training awareness SNI ISO/IEC 17025:2017.

2.2. Persiapan
Dalam tahap persiapan ini dilakukan pembagian tugas untuk masing-masing
anggota serta kesiapan kebutuhan pelaksanaan kegiatan. Persiapan kebutuhan yang
akan digunakan dalam pelaksanaan kegiatan meliputi:
1. Pembuatan, pengiriman undangan untuk narasumber dan peserta Training
Awareness SNI ISO/IEC 17025:2017;
2. Persiapan prasarana dan sarana, meliputi:
a. Tempat pelaksanaan yaitu Ruang Kelas A Balai Teknologi Sanitasi
b. Spanduk;
c. Akomodasi dan penjemputan untuk para narasumber;
d. Konsumsi untuk narasumber, peserta, dan panitia.
Adapun yang menjadi Narasumber adalah Ibu Dewi Ayu T., ST.

2.3. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan Training Awareness SNI ISO/IEC 17025:2017
dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 24 Maret 2021 di Ruang Kelas A Balai Teknologi
Sanitasi dengan jadwal pelaksanaan sebagaimana dalam tabel 1.

2.4. Pelaporan
Pelaporan kegiatan Training awareness SNI ISO/IEC 17025:2017 yang harus
disampaikan adalah Laporan Pelaksanaan Kegiatan Training Awareness SNI ISO/IEC
17025:2017.
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1 Dasar Pelaksanaan Kegiatan


Dasar pelaksanaan kegiatan Training Awareness SNI ISO/IEC 17025:2017 ini adalah:
1. Peraturan Menteri PUPR No 16 tahun 29020 tentang organisasi dan tata kerja unit
pelaksana teknis di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
2. SNI ISO/IEC 17025:2017 mengenai persyaratan umum kompetensi laboratorium
pengujian dan laboratorium kalibrasi.

3.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan


Kegiatan Training Awareness SNI ISO/IEC 17025:2017 dilaksanakan pada hari Rabu
tanggal 24 Maret 2021 di Ruang Kelas A Balai Teknologi Sanitasi.

3.3 Ringkasan Kegiatan


Ringkasan kegiatan Training awareness SNI ISO/IEC 17025:2017 dapat dilihat pada
jadwal pelaksanaan Training dibawah ini :
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Training Awareness SNI ISO/IEC 17025:2017

Waktu Materi Narasumber Peserta

Penjelasan materi SNI Pegawai ASN


09.00 – 12.00 Dewi Ayu T., ST.
ISO/IEC 17025:2017 dan non ASN

12.00 – 13.00 Ishoma

Narasumber dan peserta


menuju Laboratorium Balai
Pegawai ASN
13.00 – 15.00 Teknologi Sanitasi untuk Dewi Ayu T., ST
dan non ASN
melihat kondisi laboratorium
serta diskusi.

15.00 – 15.15 Coffee Break

Kesimpulan dari Training


Pegawai ASN
15.15 – 15.45 awareness SNI ISO/IEC Dewi Ayu T., ST
dan non ASN
17025:2017

Secara umum Ibu Dewi Ayu T., ST menyampaikan dalam paparannya mengenai seberapa
penting SNI ISO/IEC 17025 bagi laboratorium. Beberapa keuntungan apabila laboratorium
menerapkan SNI ISO/IEC 17025:2017 diantaranya adalah :
1. Mendapatkan pengakuan national maupun international
2. Sound management system
3. Pencegahan kecacatan dalam sistem laboratorium
4. Meningkatkan akurasi
5. Penghematan biaya
6. Mengurangi limbah
Terdapat beberapa perubahan mengenai Standar ISO/IEC 17025:2005 dengan ISO/IEC
17025 : 2017 diantaranya adalah :
1. Standar terbaru ISO/IEC 17025:2017 menekankan pada hasil sebuah proses, bukan
deskripsi terperinci tentang tugas dan langkahnya
2. Fokus yang lebih kuat pada teknologi informasi (menggabungkan penggunaan
sistem komputer, rekama, dan laporan hasil secara elektrik)
3. Pemikiran berbasis resiko
4. Terminologi telah diperbarui agar lebih sesuai dengan perkembangan saat ini (hard
file manual rekaman dsb perlahan diganti sesuai versi elektronik)
5. Ruang lingkup telah direvisi, mencakup semua kegiatan laboratorium termasuk
pengujian, kalibrasi, dan pengambilan sampel terkait dengan kalibrasi dan pengujian
selanjutnya.
Terdapat lima persyaratan yang terdapat pada ISO/IEC 17025:2017 yaitu :
1. Persyaratan umum
4.1 Ketidakberpihakan
Ketidakberpihakan adalah adanya objektivitas yang mampu meniadakan
benturan kepentingan, bersifat netralisasi, keterbukaan pemikiran. Resiko
ketidakberpihakan diidentifikasi, hal ini dibutuhkan untuk memelihara
independensi dan profesionalitas laboratorium. Penerapan ketidakberpihakan
dilakukan dengan cara seluruh personil laboratorium pengujian Balai Teknologi
Sanitasi wajib untuk menandatangani “Code of conduct” atau kesepakatan
pengaturan tata etika personel laboratorium.
4.2 Kerahasiaan
Rahasia adalah suatu hal yang tidak boleh untuk diketahui oleh pihak yang tidak
berkepentingan. Perlindungan bukan hanya terhadap hasil data pengujian, tetapi
termasuk perlindungan terkait sampel.
2. Persyaratan Struktural
Laboratorium harus mennetukan Struktur Organisasi dalam laboratorium, tanggung
jawab, wewenang, dan mendokumentasikannya.
3. Persyaratan Sumber Daya
6.1 Umum
6.2 Personel
 Lab merumuskan sasarna pendidikan, pelatihan dan keterampilan
 Menentukan syarat kompetensi dan identifikasi pelatihan
 Menyusun prosedur dan penyimpanan rekamannya terkait personil
 Pemilihan penyedia pelatihan
 Mengevaluasi hasil pelatihan
6.3 Fasilitas dan kondisi lingkungan
 Kondisi fasilitas dan lingkungan harus sesuai. Salah satu persyaratan
mengenai kondisi fasilitas dan lingkungan terdapat pada PermenLHK
23/2020
 Menentukan dan menyusun syarat akomodasi lingkungan serta
penjadwalan pemantauannya.
6.4 Peralatan
 Menyusun prosedur penanganan, pengangkutan, penyimpanan,
penggunaan, dan pemeliharaan
 Memverifikasi kesesuain alat terhadap persyaratan yang ditentukan
 Peralatan harus mampu mencapai ketelitian pengukuran dan/atau
ketidakpastian pengukuran untuk memberikan hasil yang sah.
 Mengkalibrasi peralatan untuk menetapkan ketertelusuran metrologi.
6.5 Ketertelusuran Metrologi
 Mengaitkan angka secara empiris dan objektif sehingga angka yang
diperoleh dapat memberikan gambaran yang jelas dan tertelusur
 Hasil pengukuran dengan tingkat akurasi yang tinggi dapat dijamin
kebenarannya
 Ketertulusuran tidak hanya pada alat, sedangkan ketertelusuran juga
diperlukan dalam bahan acuan/bahan standar yang tersertifikat.
 Lab harus memiliki prosedur pengelolaan standar acuan dan bahan
acuan
6.6 Produk dan jasa yang disediakan eksternal
 Lab melakukan evaluasi pendahuluan terhadap pemasok
(rekomendasi/pemasok tersertifikasi ISO 9001)
 Melakukan inspeksi ke pemasok bila pemasok belum tersertifikasi oleh
badan independen. (penilaian mencakup jaminan mutu produk, ketepatan
pengiriman, pelayanan purna jual, dll)
4. Persyaratan Proses
7.1 Kaji ulang permintaan tender dan Kontrak
Laboratorium melakukan evaluasi pendahuluan terhadap pemasok atau
Melakukan inspeksi ke pemasok bila Pemasok belum tersertifikasi oleh badan
independen
7.2 Pemilihan, Verifikasi, dan Validasi Metode
Dalam melaksanakan mandat kegiatan laboratorium, salah satu faktor yang
memengaruhi hasil pengujian atau kalibrasi adalah seleksi, verifikasi dan validasi
metode. Sebelum melakukan pengujian, laboratorium harus melakukan
pemilihan metode pengujian yang akan digunakan. Setiap metode yang
digunakan diperlukan verifikasi atau validasi metode.
7.3 Pengambilan Sampel
 Tidak semua laboratorium melakukan kegiatan pengambilan contoh di
lapangan. Kegiatan sampling bersifat opsional. Beberapa laboratorium
hanya menerima contoh dari pelanggan.
 Jika laboratorium pengujian atau kalibrasi tidak melakukan sampling
dalam implementasi SNI ISO/IEC 17025:2017, maka keputusan
(ketetapan) ini dinyatakan saja dalam kebijakan laboratorium, sehingga
persyaratan tentang sampling tidak perlu dipenuhi.
 Jika laboratorium melakukan sampling, maka harus mempunyai program
dan cara pengambilan sampel yang harus tersedia di lokasi saat
sampling.
7.4 Penanganan barang yang diuji/dikalibrasi
Untuk penanganan barang yang diuji atau dikalibrasi, laboratorium memiliki
prosedur untuk pengangkutan, penerimaan, penanganan, perlindungan,
penyimpanan, dan pembuangan atau pengembalian barang yang diuji atau
dikalibrasi, termasuk semua persyaratan yang diperlukan untuk melindungi
integritas barang yang diuji atau dikalibrasi, dan untuk melindungi kepentingan
laboratorium dan pelanggan
7.5 Rekaman teknis
Rekaman merupakan bukti otentik bahwa suatu pekerjaan telah dilakukan.
Laboratorium harus memastikan bahwa rekaman teknis untuk setiap aktivitas
laboratorium memuat hasil, laporan dan informasi yang cukup untuk
memfasilitasi, jika mungkin, identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
pengukuran dan ketidakpastian pengukuran terkait dan memungkinkan
pengulangan kegiatan laboratorium dalam kondisi yang sedekat mungkin dengan
yang aslinya.
7.6 Evaluasi ketidakpastian pengukuran
Laboratorium secara umum harus mengidentifikasi kontribusi terhadap
ketidakpastian pengukuran. Ketika mengevaluasi ketidakpastian pengukuran,
semua kontribusi yang signifikan, termasuk yang timbul dari pengambilan
sampel, harus diperhitungkan dengan menggunakan metode analisis yang tepat.
7.7 Pemastian keabsahan hasil
Selain data yang bermutu, hal yang sama pentingnya adalah bagaimana cara
laboratorium memelihara konsistensi keabsahan mutu data yang dihasilkan dari
waktu ke waktu, sehingga harus ada sistem penjaminan keabsahan mutu. Agar
sistem penjaminan mutu bisavdilakukan secara kontinyu, laboratorium harus
menetapkan prosedur penjaminan keabsahan hasil pengukuran melalui proses
pengendalian mutu yang harus diikuti oleh seluruh personel di bagian yang
terlibat dalam kegiatan penjaminan mutu.
7.8 Pelaporan hasil
Laboratorium termasuk lembaga penilai kesesuaian yang memberikan pelayanan
jasa pengujian atau kalibrasi, outputnya adalah data hasil uji atau hasil kalibrasi.
Pelaporan hasil pengujian atau kalibrasi menjadi penting untuk diperhatikan,
karena terkadang terjadi kesalahan dalam pemindahaan data asli ke sertifikasi
hasil pengujian atau kalibrasi. Pelaporan hasil harus dikaji ulang dan disahkan
sebelum diterbitkan.
7.9 Pengaduan
Laboratorium harus memiliki proses terdokumentasi untuk menerima,
mengevaluasi dan membuat keputusan tentang pengaduan. Uraian proses
penanganan pengaduan harus tersedia bagi pihak yang berkepentingan
berdasarkan permintaan. Setelah menerima keluhan, laboratorium
mengkonfirmasi apakah keluhan tersebut berkaitan dengan kegiatan
laboratorium dan, jika demikian, laboratorium harus mengatasinya. Laboratorium
bertanggung jawab atas semua keputusan di semua tingkat proses penanganan
pengaduan.
7.10 Pekerjaan yang tidak sesuai
Laboratorium harus memiliki prosedur yang harus dilaksanakan bila ada kegiatan
laboratorium atau hasilnya yang tidak sesuai dengan prosedur laboratorium atau
persyaratan yang disepakati pelanggan.
7.11 Pengendalian data dan manajemen informasi
Laboratorium harus memiliki akses terhadap data dan informasi yang dibutuhkan
untuk melakukan kegiatan. Sistem manajemen informasi laboratorium untuk
pengumpulan, pengolahan, pencatatan, pelaporan, penyimpanan atau
pengambilan data harus divalidasi sebelum digunakan. Tiap perubahan,
termasuk konfigurasi perangkat lunak laboratorium atau modifikasi perangkat
lunak off-the-shelf komersial, harus disahkan, didokumentasikan dan divalidasi
sebelum diimplementasikan.
5. Persyaratan Manajemen
a. Dokumentasi sistem manajemen
Dokumentasi sistem manajemen adalah proses menata dan mengolah,
menyimpan, mencari kembali, mendistribusikan, mengumpulkan,
memutakhirkan, dan memusnahkan informasi terkait sistem manajemen.
Tujuannya adalah memberikan jaminan dan menumbuhkan kepercayaan bagi
pihak pelanggan dan pemangku kepentingan lainnya bahwa laboratorium
konsisten dalam menghasilkan data uji.
b. Pengendalian rekaman
Laboratorium harus membuat dan menyimpan rekaman yang dapat dibaca untuk
menunjukkan pemenuhan persyaratan terhadap SNI ISO/IEC 17025:2017.
c. Tindakan mengatasi resiko dan peluang
Laboratorium harus mempertimbangkan risiko dan peluang terkait dengan
kegiatan laboratorium. Laboratorium juga harus merencanakan tindakan untuk
mengatasi risiko dan memanfaatkan peluang, serta bagaimana mengintegrasikan
dan menerapkan tindakan ini ke dalam sistem manajemen.
d. Peningkatan
Dalam organisasi laboratorium, peningkatan merupakan hal yang penting karena
dapat digunakan untuk memelihara kinerja dan untuk bereaksi terhadap
perubahan kondisi internal dan eksternal serta dapat mencipatkan peluang baru.
Peluang peningkatan juga dapat diperoleh dari umpan balik, baik positif maupun
negatif dari pelanggan, sehingga laboratorium harus mencari dan berupaya
memperoleh hal tersebut, misalnya melalui survei kepuasan pelanggan,
e. Tindakan perbaikan
Prinsip perbaikan berkesinambungan adalah memulai dengan rencana yang
SMART (specific, measurable, achievable, realistic dan time-oriented) kemudian
dilaksanakan sesegera mungkin, dimonitor dan diperiksa secara berkala apakah
apa yang dilaksanakan itu sesuai dengan rencana, jika tidak maka segera
dilakukan tindakan perbaikan. Tindakan perbaikan adalah kunci keberhasilan
atau kegagalan suatu program peningkatan berkesinambungan.
f. Pengendalian dokumen sistem manajemen
Seluruh dokumen laboratorium (internal dan eksternal) yang berkaitan dengan
pemenuhan persyaratan SNI ISO/IEC 17025:2017 harus dikendalikan.
g. Audit internal
Tujuan audit internal adalah Identifikasi ketidaksesuaian, akar
penyebab,kesempatan peningkatan, jaminan manajemen laboratorium. Serta
manfaatnya adalah Memeriksa penerapan sistem manajemen, menilai kesiapan
lab menghadapi audit eksternal, melindungi investasi yang dikeluarkan
penyusunan sismut, mencegah biaya terkait kegagalan sistem mutu.
h. Kaji Ulang Manajemen
Kegiatan kaji ulang manajemen merupakan kegiatan yang penting dan dapat
dijadikan sebagai barometer dalam mengukur kesesuaian, kecukupan dan
keefektifan sistem manajemen di laboratorium. Manajemen laboratorium harus
mengkaji ulang sistem manajemennya pada interval yang direncanakan, untuk
memastikan kesesuaian, kecukupan dan efektivitas yang berkelanjutan,
termasuk kebijakan dan tujuan yang terkait dengan pemenuhan SNI ISO/IEC
17025:2017.
Setelah pemaparan materi, narasumber dan peserta melakukan kunjungan langsung ke
Laboratorium Balai Teknologi Sanitasi untuk melihat secara langsung dan diskusi. Pada
kunjungan tersebut, narasumber juga memberikan beberapa saran dan masukan untuk
peningkatan fasilitas dan kondisi laboratorium, serta diskusi untuk beberapa persyaratan
teknis.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan kegiatan Training Awareness SNI ISO/IEC 17025:2017 sebagai
berikut:
Bahwa training ini memberikan gambaran yang jelas bagi pegawai Balai
Teknologi Sanitasi mengenai sistem manajemen mutu laboratorium yang
berdasarkan ISO/IEC 17025:2017.
Pelaksanaan training ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan
kompetensi pegawai dalam pelaksanaan penerapan ISO/IEC 17025:2017 di
Laboratorium Balai Teknologi Sanitasi.

4.2 Saran dan Masukan


Saran dan masukan atas kegiatan ini antara lain:
1. Agar dapat dilakukan training lainnya sebagai upaya pemahaman mendalam
terkait teknis dalam ISO/IEC 17025:2017 ;
DOKUMENTASI
Training Awareness SNI ISO/IEC 17025:2017
Surabaya, 24 Maret 2021

Gambar 1 Pembukaan Oleh Bapak Sabbath Marchend

Gambar 2 Penyampaian Materi SNI ISO/IEC 17025:2017


oleh Ibu Dewi Ayu T., ST
Gambar 3 Sesi Tanya Jawab Materi SNI ISO/IEC 17025:2017

Gambar 4 Kunjungan ke Laboratorium Kimia Fisika


Gambar 5 Kunjungan ke Laboratorium Mikrobiologi

Gambar 6 Pemaparan hasil tinjauan kunjungan ke laboratorium dan kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai