Anda di halaman 1dari 45

By:

Nimas Mayang Sabrina S., STP, MP, MSc


Outline

-> Sejarah

-> Mikroba Lingkungan

-> Bioremediasi
2800 SM India, Kepulauan Orkney (Scotland), Pulau
Crete dan Lembah Eufrat telah membuat
saluran pembuangan limbah cair rumah
tangga.
Awal Masehi Roma membangun tandon air bersih dengan
saluran dari pipa timah.
Awal abad 4M Roma telah didirikan jamban umum di pusat-pusat
aktivitas penduduk.
Abad 6 M Kertas toilet (tisu) sudah digunakan di Cina.
2500 SM Pipa berbahan logam digunakan di Mesir dan 2000 SM
di istana Knossos Crete.
• 1665 Robert Hooke menggunakan lensa sederhana untuk
melihat sel mati dari tutup botol (gabus).
• 1676 Anthony van Leuwenhoeck mampu melihat benda
menggunakan mikroskop sederhana hingga perbesaran
~300-500.
• 1841 Ignaz Semmelweis (Austria) memulai karir untuk
dokter rumah sakit bersalin, dan menyadari kematian ibu
dan anak setelah persalinan 18% berasal dari infeksi darah
oleh streptococcus. ---pelopor sanitasi.
• 1859 Louis Pasteur menggunakan tabung gelas leher
angsa yang menghubungkan udara luar dengan bejana
berisi kaldu yang sudah direbus.
1970-an, dikenalkan mikrobiologi lingkungan dengan
pokok tinjauan pada kesehatan masyarakat dan
lingkungan dan terus berkembang hingga mencakup
bidang yang luas dan berkait dengan bidang ilmu lainnya.

Hurst et al. (1997) mendefinisikan bahwa mikrobiologi


lingkungan merupakan studi tentang keberadaan mikroba
pada lingkungan alami maupun buatan.

Maier et al. (1999) mikrobiologi lingkungan didefinisikan


sebagai ilmu yang mempelajari pengaruh penerapan mikroba
pada lingkungan, aktivitas, kesehatan dan kesejahteraan
manusia.
Ekologi Mikroba

Bidang yang erat terkait dan seringkali dipersepsikan sama
dengan mikrobiologi lingkungan yaitu: EKOLOGI MIKROBA

Ekologi mikroba yaitu ilmu yang mempelajari interrelasi


atau interaksi antara mikroba dengan lingkungannya baik
lingkungan biotik maupun abiotik.
Outline

-> Sejarah

-> Mikroba Lingkungan

-> Bioremediasi
Mikroba yang paling
banyak berperan dalam
lingkungan
Mikroba Lingkungan
1. Archaea
merupakan bakteri yang dapat hidup pada
kondisi yang ekstrim
A. Mikroba Termofilik
•Organisme prokariot (bakteri, alga hijau-biru)
lebih toleran terhadap temperatur tinggi
dibanding eukariot
•Termofil: organisme yg tumbuh pd >55o C
•Termofil ekstrim : Tumbuh di atas 75o C
•Termofil moderat : temp 55 - 75o C
Mikroba Lingkungan
B. Mikroba Barofilik
 Lingk tekanan hidrostatik tinggi umumnya ditemukan di
perairan dalam dan di pengeboran sumur dalam
 Di lingkungan akuatik, tekanan meningkat +1 atm untuk
setiap 10 m kedalaman
 Pd bbrp sumur minyak bumi, tekanan mencapai 400 atm dan
temp 60 – 105o C
 Mikroba barofilik : mikroba yg hidup di lingk dgn tekanan tinggi
* tekanan 400 – 500 atm : barofilik
* tekanan 1 - < 400 atm : eurybaric / baroduric
(barotolerant)
 Pseudomonas bathycetes mampu mentoleransi tekanan 1.000
atm
Mikroba Lingkungan
C. Mikroba Xerofilik
• Mikroba : bakteri, yeast, fungi, alga selain mikroba
halofilik ekstrim
• Laju pertumb mikroba xerofilik biasanya lebih
lambat dan waktu germinasi spora lebih pendek
drpd mikroba non-xerofilik
• Torulopsis halonitratophila yg diisolasi dr fermentasi
kecap mrpk yeast halofilik , obligat pd 30o C tetapi
dia juga ditemukan halotolerant pd 20o C
• Jadi sifat2 mikroba spt ini bervariasi dlm temp dan
aw
Mikroba Lingkungan
D. Mikroba Halofilik Ekstrim
 Contoh bakteri halofilik ekstrem yg tumbuh dalam NaCl
jenuh adl archaebacteria Gram-- Halobacterium dan
Halococcus. Konsentrasi NaCl minimum 2,5 – 3.0 M dan
optimal 4 – 5 M NaCl
 Kedua bakteri diatas tidak autolisis meskipun pd
medium dgn konsentrasi garam rendah atau dalam
akuades. Struktur permukaan sel yang kaku dan tebal
mengandung polisakarida dgn rasio 1/3 sampai ½ drpd
struktur
 Polisakarida tersusun dr asam uronat dari glukosamin
dan galaktosamin, dan asam uronat diduga memiliki fungsi
yg sama dengan asam muramat dalam dinding sel
eubacteria
Mikroba Lingkungan
2. Fungi
• Cendawan : organisma berfilamen, non-fotosintetik,
merupakan organisma heterotrofik, eukaryotik.
Struktur satuan selulernya berupa hifa yang
merupakan bentukan seperti benang tubular,
tunggal.
• Dinding sel cendawan tersusun oleh khitin mikrofibril
semikristalin yang terpadu dengan mathriks amorf -
glukan, mungkin juga protein
• Secara umum talus cendawan terdiri dari 2 bagian
yaitu miselium dan spora. Sebagaimana diutarakan
di atas bahwa miselium tersusun oleh jalinan hifa.
• Dalam lingkungan berfungsi sebagai dekomposer
Kerusakan buah strawberry akibat fungi
Mikroba Lingkungan
3. Simbiosis antara:
Jamur
Bakteri
Organisme tingkat tinggi
Interaksi bakteri-tumbuhan,
infeksi
Agrobacterium tumefaciens (kiri),
pembentukan bintil akar akibat
interaksi Rhizobium-tumbuhan
(tengah dan kanan).
Koloni mikroba dari
tanah pada perakaran
tumbuhan yang berbeda
Interaksi tumbuhan Rhododendron dengan lichene
Lichene pada permukaan batuan
Lichene pada permukaan batuan
Outline

-> Sejarah

-> Mikroba Lingkungan

-> Bioremediasi
Limbah pencemar di lingkungan
Berbagai metode penanggulangan
limbah pencemar

• Secara fisik
• Secara kimiawi
• Secara biologi
– Bioteknologi pengolahan limbah
pencemar (Bioremediasi)
Bioremidiasi

Bioremediasi merupakan suatu upaya


pemulihan kondisi lingkungan dengan
menggunakan aktivitas biologis untuk
mendegradasi dan/atau menurunkan toksisitas
dari berbagai senyawa pencemar.
Mikroorganisme dari kelompok bakteri,
khamir, dan kapang merupakan kelompok
utama yang berperan penting dalam
bioremediasi limbah pencemar di lingkungan
This Powerpoint is hosted on www.worldofteaching.com
Please visit for 1000+ free powerpoints
Bioremidiasi
 Teknologi bioremediasi oleh mikroba merupakan hasil
pemikiran yang sistematik dari integrasi berbagai bidang
ilmu, antara lain mikrobiologi, ekologi, fisiologi, biokimia,
dan genetika yang dipadukan dengan menggunakan
prinsip rekayasa untuk memaksimumkan reaksi metabolik
mikroba yang diinginkan dalam pemulihan lingkungan
yang tercemar.
 Pemahaman tentang mikrobiologi dan lingkungannya
merupakan faktor penting dalam perkembangan teknologi
biodegradasi.
 Kunci utama penentu keberhasilan pengolahan limbah
pencemar di lingkungan secara biologi adalah mengetahui
faktor-faktor yang berinteraksi dalam biodegradasi itu
sendiri.
Advantages of bioremediation

• Can be done on site


• Keeps site disruption to a minimum
• Eliminates transportation cost and liabilities
• Eliminates waste permanently
• Eliminates long term liability
• Biological systems, often less expensive, are used
• Can be coupled with other treatment techniques
into a treatment train
Bioremediasi didasarkan pada suatu
pemahaman atas tiga prinsip utama yaitu:

(1) pengetahuan tentang fisiologi mikroba meliputi proses


metabolisme yang mengarah pada detoksifikasi senyawa
berbahaya dan pengendalian genetik mikroba yang
mengontrol fungsi-fungsi tersebut;

(2) pengetahuan tentang ekologi mikroba yang meliputi


struktur dan fungsi dari komunitas mikroba di alam;

(3) pengetahun tentang kerekayasaan (engineering) yaitu cara-


cara aplikasi proses-proses metabolisme mikroba di alam
sesuai dengan yang diinginkan.
Bioremediasi mempunyai dua tujuan yaitu

 menstimulasi pertumbuhan mikroba baik yang indigenus


yaitu mikroba asli maupun non indigenus non indigenus
atau mikroba yang sengaja dimasukkan dari luar ke
daerah yang terkontaminasi, dan

 menciptakan kondisi lingkungan yang sesuai untuk


meningkatkan intensitas kontak langsung antara mikroba
dengan senyawa kontaminan di lingkungan baik yang
terlarut maupun yang terikat oleh partikel untuk
mengalami biotransformasi, biodegradasi, bahkan sampai
biomineralisasi.
Keberhasilan bioremediasi bergantung
pada banyak faktor diantaranya

• karakteristik substrat pencemar yang akan


didegradasi oleh mikroba.
• keanekaragaman mikroba indigenus dan non
indigenus potensial pendegradasi limbah pencemar,
• faktor biotik dan abiotik lingkungan yang
mempengaruhi aktivitas biodegradasi limbah
pencemar
Aplikasi kajian mikroba dalam bioremediasi
limbah pencemar di lingkungan meliputi :

• Eksplorasi mikroba potensial dari lingkungan alami


terutama dari kawasan tercemar.
• Isolasi, karakterisasi, dan identifikasi mikroba potensial
pendegradasi limbah pencemar.
• Uji aktivitas mikroba dalam mendegradasi limbah
pencemar.
• Pengukuran faktor-faktor yang memengaruhi proses
degradasi oleh mikroba
• Studi mekanisme interaksi mikroba dengan substrat
pencemar
• Pencarian kondisi optimum yang dibutuhkan oleh mikroba
dalam mendegradasi limbah pencemar.
Aplikasi kajian mikroba dalam bioremediasi
limbah pencemar di lingkungan meliputi :

• Deteksi hasil metabolisme dari proses biodegradasi.


• Eksplorasi gen-gen yang bertanggung jawab dalam proses
biodegradasi.
• Pengembangan metode pembuatan konsorsium mikroba
potensial pendegradasi limbah pencemar
• Pengembangan metode inokulasi mikroba potensial ke
lingkungan tercemar.
• Monitoring viabilitas dan aktivitas mikroba (indigenus dan
non indigenus) dalam mendegradasi limbah pencemar.
Hasil penelitian

Aplikasi metode bioremediasi dalam


penanggulangan pencemaran memberikan hasil
yang bervariasi
– Memacu
– Menghambat ???
– Tidak berpengaruh ???

Bioremediasi tetap merupakan alternatif yang paling aman


meskipun membutuhkan biaya yang mahal
Bioremediation technologies can be
broadly classified as :
– Ex situ technique
• Are those treatment modalities which involve the physical
removal of the contaminated material to another area
(possibly within the site) for treatment
• Examples : Bioreactors, land farming, composting, some
form of solid phase treatment
– In situ technique
• Involve treatment of the contaminated material in place
• Examples : Bioventing for the treatment of contaminated
soils and biostimulation of indigenous aquifer
microorganism
Bioremediation treatment technologies
Treatments Definition
Bioaugmentation Addition of bacterial cultures to a
contaminated medium; frequently used in
bioreactors and ex situ systems
Biofilters Use of microbial stripping columns to treat
air emission
Biostimulation Stimulation of indigenous microbial
populations in soils and/ or ground water;
may be done in situ or ex situ
Bioreactors Biodegradation in a container or reactor;
may be used to treat liquids or slurries
Bioventing Methods of treating contaminated soils by
drawing oxygen through the soil to
stimulate microbial growth and activity
Bioremediation treatment technologies
Treatments Definition

Composting Aerobic, thermophilic treatment


process in which contaminated
materials is mixed with a bulking
agent; can be done using static piles,
aerated piles, or continuously fed
reactor
Land farming Solid-phase treatment systems for
contaminated soils; may be done in
situ or in a constructed soil treatment
cell
Pencemaran di lingkungan

Bioremediasi

Biodegradasi

Mikroorganisme Jenis substrat

Faktor lingkungan yang menjamin


Survival mikroba dan interaksinya

Monitoring
Metode bioremediasi
Metode bioremediasi in situ
Tahapan bioremediasi tanah
Tahapan bioremediasi tanah
Eksplorasi mikroba potensial

• Eksplorasi mikroba potensial yang dapat


digunakan sebagai agen dalam bioremediasi
umumnya dilakukan pada lingkungan yang
terkontaminasi oleh limbah pencemar baik di
tanah maupun di perairan.
• Kegiatan tersebut diarahkan selain untuk
mendapatkan koleksi isolat mikroba indigenus juga
untuk mengurangi kemungkinan terjadinya
interaksi negatif ketika dilakukan penambahan
mikroba potensial tersebut ke suatu lingkungan
tercemar.

Anda mungkin juga menyukai